Anda di halaman 1dari 17

KEBIJAKAN PEMERINTAH ACEH

DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan


memenuhi syarat-syarat guna memperoleh
Nilai mata kuliah yang baik

Oleh:

M. FARHAN
1910104010104

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
NOVEMBER, 2022
DAFTAR IS

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................3

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................4

1.3 Tujuan...............................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................5

2.1 Faktor yang mempengaruhi peningkatan mutu pendidikan..............................................5

2.2 Kendala penerapan kebijakan pemerintah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan
di Aceh.........................................................................................................................................7

2.3 Upaya kebijakan pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan di Aceh...............10

BAB III SIMPULAN DAN SARAN...........................................................................................16

3.1 Simpulan.........................................................................................................................16

3.2 Saran................................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan merupakan pondasi manusia karena dengan pendidikan yang baik akan
membentuk moral dan karatkter yang baik dimana ini dapat di terapkan dalam kehidupan sehari-
hari seperti dalam bersosialisasi serta dunia kerja. Pendidikan yang baik dapat meningkatkan
wawasan serta pengetahuan dimana manusia dapat memposisikan diri di dalam berbagai keadaan
dan dapat memilah mana yang baik dan yang buruk. Pada hakikatnya manusia adalah makhluk
yang berakal serta bisa berpikir kritis dan inovatif dengan bantuan pendidikan yang baik dan
bermutu tinggi akan melahirkan ide-ide yang bisa memberikan dampak positif bagi dirinya dan
lingkungan selain itu juga dapat memberikan stabilitas dalam kehidupan karena pendidikan yang
baik akan meningkatkan peluang karir yang baik juga.

Jepang di kenal sebagai negara pencetak sumber daya manusia yang berkualitas dalam
sektor teknologi dan industri hal ini disebabkan oleh mutu pendidikan Jepang yang sangat baik
Faktor utama yang menjadikan kualitas pendidikan paling disorot yaitu karna jepang
mengedepankan pendidikan etika dan moral serta tidak adanya kesenjangan sosial di lingkungan
tempat mereka menimba ilmu dan kita bisa melihat Jepang di masa lalu saat terjadinya Perang
Dunia ke-2 dimana Jepang diserang oleh Amerika Serikat yang meyebabkan kehancuran kota
serta menimbulkan korban jiwa yang tidak sedikit. Kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah
Jepang saat itu adalah kekaisaran Jepang memastikan jumlah guru atau tenaga pendidik yang
masih selamat. Kaisar Jepang tidak bertanya jumlah tenaga kesehatan atau tentara yang selamat,
akan tetapi beliau memikirkan tentang pendidikan untuk rakyatnya. Hal tersebut membuktikan
bahwa negara Jepang sadar akan keteratasan sumber daya alamnya sehingga pemerintah
memfokuskan untuk meningkatkan sumber daya manusia negaranya. Jika dilihat dari segi
populasi dan geografinya, Jepang hanya memiliki 127 juta jiwa dan luas wilayahnya hanya
sekitar 962 km (kilometer). Negara Jepang jauh lebih kecil dari Indonesia di mana jumlah
penduduk Indonesia mencapai 250 juta jiwa dan dengan luas wilayah 377,962 km (kilometer)
dari data di atas dapat di simpulkan bahwa mutu pendidikan yang baik sangatlah penting untuk
mendongkrak perekonomian sebuah negara maupun untuk mengubah negara tersebuh dari
negara berkembang menjadi negara yang maju

Pendidikan di Indonesia memiliki keunikan atau karaktersitik yang berbeda dibandingkan


dengan negara lain. Pendidikan Indonesia terbentuk dari proses sejarah panjang yang unik.
Sistem pendidikan di Tanah Air digali dari budaya dan masyarakat Indonesia. Hal ini yang
membedakan sistem di Indonesia dengan negara lainnya, kita beda dengan negara maju lainnya
dan beda dengan negara yang serumpun seperti seperti Malaysia timbulnya sistem pendidikan di
dalam negeri berasal dari akar rumput masyarakat. “Pendidikan Indonesia itu adalah tumbuh dari
bawah, sehingga begitu slogan pendidikan kita itu digagas tokoh nasional kita, salah satunya Ki
Hadjar Dewantara,” contohnya Satu di antaranya adalah merdeka belajar

1.1 Rumusan Masalah

1. Apa saja faktor penting yang mampu meningkatkan mutu pendidikan di Aceh?
2. Apa saja kendala yang menghambat penerapan kebijakan dalam rangka peningkatan
mutu pendidikan di Aceh?
3. Bagaimana upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan Aceh?

1.1 Tujuan

1. Mengetahui faktor apa saja yang mendukung peningkatan mutu pendidikan di Aceh.
2. Mengetahui kendala-kendala yang menghambat penerapan kebijakan pemerintah dalam
rangka peningkatan mutu pendidikan di Aceh.
3. Mengetahui upaya yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan di
Aceh.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Faktor yang mempengaruhi peningkatan mutu pendidikan

a) Peran guru dan kualitasnya dalam pendidikan

Guru berperan sebagai tenaga pendidik yang memiliki kompetensi dan keahlian dan
bertanggung jawab dalam menuntun dan mendidik siswanya dalam proses pembelajaran. Tanpa
adanya guru dan tenaga pendidik lainnya proses pembelajaran tidak dapat berlangsung dengan
baik. Oleh karena itu, kualitas seorang guru dan tenaga pendidik harus diperhatikan. Rendahnya
kualitas guru atau tenaga pendidik dapat mneyebabkan penurunan mutu pembelajaran dan
pendidikan nasional. Menurut Utami (2019), rendahnya kualitas guru dilihat dari cara pandang
guru terhadap profesinya. Sebaik apapun kurikulum yang diterapkan oleh pemerintah jika guru
tersebut tidak menjaga dan tidak meningkatkan kualitas dirinya sebagai guru serta tidak
berorientasi pada keberhasilan proses pembelajaran, maka hasil pembelajaran yang diterima
siswa akan sia-sia. Selain itu, kualifikasi guru yang belum sarjana juga mempengaruhi kualitas
guru. Hal ini disebabkan oleh faktor ketidaklayakan guru sebagai tenaga pendidik sehingga
standar keilmuan yang dimiliki oleh guru tersebut tidak memadai untuk mengajarkan bidang
studi tertentu. Faktor lainnya yaitu program peningkatan keprofesian dan penelitian guru yang
masih rendah. Hal ini menyebabkan guru tidak dapat mengembangkan diri untuk meningkatkan
pengetahuan serta kompetensinya sebagai guru. Sehingga, guru menjadi kurang kreatif dan
kurang inovatif dalam pelaksanaan proses pembelajaran terhadap siswanya.

b) Program (Kurikulum) Pendidikan

Program pendidikan atau biasa disebut kurikulum menjadi penyangga utama dalam
sebuah proses pembelajaran. Menurut Asri (2017), makna kurkulum secara terminologis dalam
pendidikan yaitu sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh dan diselesaikan siswa untuk
memperoleh hasil pembelajaran yang memuaskan dan terlampir dalam bentuk ijazah. Kurikulum
dalam pendidikan di Indonesia selalu berkembang dan berubah-ubah sesuai dengan
perkembangan zaman mulai dari kurikulum Rencana Pelajaran 1974 hingga kurikulum
pendidikan terakhir yaitu Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 (Kurtilas) yang hingga saat ini
diterapkan bertujuan menghasilkan generasi muda Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif,
dan efektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan ilmu pengetahuan yang terintegrasi.
Perbedaan yang jelas dari penerapan kurtilas dengan kurikulum sebelumnya (Kurikulum 2006)
yaitu terletak pada standar proses, isi, dan penilaian. Kurtilas menitikberatkan mata pelajaran
yang dikembangkan dari kompetensi siswa dimana penerapan kurikulum ini, siswa harus
memiliki keseimbangan antara soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi, sikap,
keterampilan, dan pengetahuan. Siswa cenderung didorong untuk lebih aktif dalam proses
pembelajaran seperti aktif dalam mengamati, bertanya, mengolah informasi, menalar,
menyajikan, menyimpulkan, dan menciptakan. Hasil dari studi menjelaskan bahwa 5% siswa
Indonesia hanya mampu mengerjakan soal penalaran berkategori tinggi dan sisanya hanya
mampu menjawab soal hafalan berkategori. Hal ini menunjukkan bahwa hasil dari proses
pembelajaran kurtilas belum cukup berhasil mencetak siswa yang mampu bersaing dan
pencapaian prestasi siswa bangsa Indonesia masih jauh tertinggal dengan negara-negara lain.
Oleh karena itu, perbaikan serta perubahan kurikulum perlu diperhatikan oleh pemerintah.

c) Manajemen dan supervisi pendidikan (pemimpin)

Pemerintah daerah dalam melaksanakan peningkatan mutu pendidikan daerahnya


memiliki kewenangan atas aspek pembiayaan, sumber daya manusia, dan sarana prasarana
pendidikan. Aspek-aspek spesifik seperti kegiatan belajar mengajar, evaluasi dan pengukuran,
alokasi dana dan anggaran, metode pengajaran, dan lainnya menjadi kewenangan sekolah.
Berdasarkan undang-undang otoritas pengembangan inovasi, pengembangan kebijakan kegiatan
pembelajaran, alokasi dana dan anggaran diberikan langsung kepada sekolah. Salah satu tokoh
penting di lingkungan sekolah yang bertanggung jawab penuh atas kegiatan belajar mengajar
siswa di sekolah yaitu kepala sekolah. Kepala sekolah memegang peran penting dalam
manajerial serta pelaksanaan kurikulum disekolahnya. Menurut Fitrah (2017), ujung tombak
perkembangan dan kemajuan sekolah dan peningkatan akuntabilitas keberhasila siswa serta
program yaitu kepala sekolah. Penentu terwujudnya pendidikan yang bermutu menurut
Townsend dan Butterworth (1992) dalam Fitrah (2017) antara lain keefektifan kepemimpinan
kepala sekolah, partisipasi aktif dan rasa tanggung jawab guru dan karyawan sekolah,
keberlangsungan proses pembelajaran yang efektif, penerapan kurikulum yang relevan,
pelaksanaan visi dan misi yang terarah, iklim sekolah yang kondusif, serta keterlibatan orang tua
dan masyarakat dalam perkembangan belajar siswa. Kepemimpinan di sekolah terlihat dari
pemahaman dan pengartikulasian visi misi, dan strategi sekolah, meyakinkan bahwa sekolah
merupakan tempat belajar, mempengaruhi, memeberdayakan, membimbing, membentuk budaya,
menjaga integritas, dan memotivasi oleh pemimpin sekolah. Pencapaian tujuan pendidikan
nasional sangat bergantung pada kompetensi kepemimpinan kepala sekolah sebagai pejabat
professional dalam organisasi sekolah yang mengatur semua organisasi sekolah dan bekerjasama
dengan tenaga pengajar dalam mendidik siswa.

d) Sarana dan prasarana pendidikan

Sarana dan prasarana merupakan salah satu penunjang dalam rangka peningkatan mutu
pendidikan. Sarana dan prasarana penunjang pendidikan berkaitan erat dengan aktivitas
pengadaan, pendistribusian, penggunaan, pemeliharaan, inventarisasi, serta penghapusan sarana
dan prasarana pendidikan. Menurut Suranto, Ibrahim, & Alfiyanto (2022), sarana dan prasarana
menjadi bagian penting dari keseluruhan kegiatan pembelajaran di satuan pendidikan agar
tercapai kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum pendidikan. Sarana artinya alat
langsung utnuk mencapai tujuan pendidikan contohnya ruang belajar, buku, perpustakaan,
laboratorium, dan sebagainya, sedangkan prasarana artinya alat tidak langsung untuk mencapai
tujuan pendidikan contohnya lokasi/tempat, bangunan, lapangan olahraga, anggaran, dan lainnya.
Sarana dan prasarana di sekolah harus dikelola dengan baik supaya dapat digunakan secara
optimal. Kepala sekolah dan petugas bagian sarana dan prasarana sekolah harus bekerjasama
untuk mengelola dan memelihara sarana dan prasarana sekolah. Sarana dan prasarana yang
memadai bagi siswa dapat mendukung siswa meraih prestasi, lebih terampil, dan memahami
pembelajaran dengan baik.

2.1 Kendala penerapan kebijakan pemerintah dalam rangka meningkatkan mutu


pendidikan di Aceh

Mutu pendidikan di setiap kabupaten Aceh masih belum merata. Hal ini ditunjukkan dari
beberapa hasil penelitian bahwa beberapa kabupaten di Aceh masih menghadapi masalah di
bidang pendidikan. Daerah Kabupaten Aceh Barat menjadi salah satu kabupaten yang masih
tertinggal pendidikannya. Menurut Safrida dan Muhammad (2021), hasil observasi yang
dilakukan masih terdapat tiga kendala utama dalam implementasi kebijakan peningkatan kualitas
pendidikan diantaranya kendala sumber daya manusia, kendala anggaran, dan kendala lokasi.
Wilayah Kabupaten Aceh Barat masih termasuk ke dalam wilayah terpencil, sehingga kualitas
dan kuantitas tenaga kompeten masih kurang. Selain itu, keterbatasan dana anggaran dalam
melaksanakan program peningkatan pendidikan telah banyak digunakan untuk kebutuhan gaji
pegawai, tunjangan, dan lainnya sehingga anggaran yang tersisa untuk program tidak maksimal.
Wilayah yang terpencil juga mengakibatkan keterbatasan akses pendidikan yang tidak
menyeluruh.

Kendala peningkatan mutu pendidikan juga masih terjadi di daerah Pulau Nasi
Kabupaten Aceh Besar. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Adlim, Gusti, dan Zulfadli
(2016), menyatakan bahwa sekitar 45% siswa di salah satu Sekolah Menengah Atas (SMA)
Pulau Nasi tidak memiliki buku pegangan materi sekolah. Selain itu, kegiatan belajar mengajar
tidak sesuai jadwal dikarenakan guru tidak hadir pada jam mengajar sehingga para siswa serin
belajar mandiri di perpustakaan atau pulang lebih awal. Ketidakhadiran guru pada jam pelajaran
mengakibatkan pelaksanaan ujian tidak teratur. Guru yang mengajar ada sekitar 44% yang
mengajar tidak sesuai keahliannya sebagai contoh bidang Teknologi, Informasi dan Komunikasi
(TIK) diajarkan oleh guru Ekonomi dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) diajarkan oleh
guru Bahasa Inggris. Hal ini menunjukkan, bahwa kualitas guru dan kuantitas guru pada bidang
tertentu sangat rendah dan kurang memadai. Faktor ekonomi masyarakat lokal juga menjadi
alasan mengapa masyarakat Kabupaten Aceh Besar tidak mampu menyekolahkan anaknya ke
wilayah yang pendidikannya lebih baik.

Tabel 1 Kendala peningkatan mutu pendidikan di Pulo Nasi, Kabupaten Aceh Besar (Adlim,
Gusti, dan Zulfadli (2016))
Rasio antara siswa dan guru harus seimbang tidak boleh siswa terlalu banyak karena
dapat mengganggu dan mengurangi efektivitas proses pembelajaran. Kapasitas siswa di dalam
sebuah kelas atau ruangan yang terlalu banyak atau terlalu sedikit pasti menyebabkan proses
pembelajaran tidak akan terkontrol dengan baik. Contoh kasus terdapat siswa sibuk sendiri di
bangku belakang berbicara, tidak fokus kepada materi yang diberikan gurunya, serta guru tidak
bisa mengontrol siswanya sehingga butuh yang suatu keseimbangan. Contohnya satu guru hanya
efektif mengajar 20 siswa itu masih dapat di katakan kondusif dan kebanyakan fakta di lapangan
seperti di sekolah yang tertinggal atau di daerah terpencil masih banyak kita jumpai satu kelas itu
siswanya lebih dari 20 orang. Penyebab lainnya adalah sistem zonasi sekolah yang baru-baru ini
diterapkan. Bagaimana jika pemerataan penduduk tidak seimbang tentu desa satu dengan desa
lainnya berbeda angka kelahirannya, maka akan menciptakan kelas dengan kapasitas berlebih
sehingga pembelajaran tidak efektif. Berikut adalah data statistik rasio guru dan siswa di Aceh
pada tingkat sekolah dasar. (TABEL DIBAWAH BELOM DIJELASIN YA BUB)

Gambar 1 Data civitas akademika tingkat Sekolah Dasar (SD) di Kabupates/Kota Provinsi Aceh
Tahun 2016/2017 - 2018/2019 (Badan Pusat Statistik Aceh Tahun 2020)
Pengalaman mengajar tenaga pendidik ialah masa kerja atau lama jabatan dalam
melakukan tugas sebagi tenaga didik pada satuan satuan Pendidikan tertentu sesuai perintah dan
penempatan dari negara atau atasan semakin lama tenaga pendidik menjabatan maka seharusnya
semakin professional dia dan mendapatkan ilmu atau metode-metode pembelajran baru yang
nantinya akan meingkatkan mutu Pendidikan serta dapat memberi rekomendasi tertentu untuk
siswanya dan bentuk pengalaman mengajar adalah sebagai berikut (a) lama menjadi tenaga
pengajar, (b) pengalaman penataran, (c) mengikuti pendidikan lanjutan dan pelatihan, (d)seminar
Pengalaman mengajar merupakan salah satu faktor penting untuk meningkatkan mutu
Pendidikan apabila guru yang baru bersertifikasi dibandingkan dengan tenaga didik yang sudah
lebih dulu mendapatkan sertifikasi tentu kompetensi dan ilmunya berbeda jauh apalagi dengan
pengalamannya yang sudah lama.

Sarana dan prasarana menjadi faktor penting dalam meningkatkan mutu Pendidikan
karena dengan sarana dan prasarana yang baik akan menciptakan kenyamanan dalam melakukan
pembelajaran belum lagi kemajuan teknologi yang begitu cepat harus memaksa tenaga pendidik
maupun siswa untuk dapat menggunakan teknologi tersebut sebagi alat pembatu dalam
pembelajaran namun dengan banyaknya anggaran yang di berikan pemerintah untuk sekolah itu
belum dikelola secara maksimal. Sebagai contoh sendiri di tempat saya berkuliah sangat sering
kelas yang kami pakai mengalami kerusakan sehingga mengganggu pembelajaran karena di
kelas terasa panas dan tidak adanya sirkulasi udara dan pemerintah juga mengeluarkan peraturan
sebagai berikut (Permendiknas No. 24/2007). Dalam Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan, Bab VII Pasal 42 Ketentuan Umum menyatakan sarana
dan prasarana sudah bagus dan baik bukaan berarti bisa di gunakan begitu saja tanpa melakukan
pemeliharaan karna saran dan prasarana memiliki waktu hidup atau jam pemakaian apabila tidak
di lakukan pemeliharaan rutin sarana dan prasarana itu akan memiliki umur pakai yang lebih
sedikit segingga keefektifan sarana dan prasarana juga akan menurun kedepan juga butuh di
tingkatkan kesadaran untuk semua instate untuk melakukan pemeliharaaan agar dana atau
keungan tidak membeli hal-hal yang itu saja namun dapat di alokasikan ke tempat lain sehingga
efektivitas penggunaan dapat maksimal.

2.1 Upaya kebijakan pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan di Aceh

Adanya kendala dalam peningkatan mutu pendidikan di Aceh mnegharuskan pemerintah


melakukan upaya perbaikan dan pengendalian kendala-kendala tersebut. Mayoritas kendala yang
masih menjadi perhatian dalam mutu pendidikan Aceh yaitu berasal dari kualitas dan kinerja
guru serta tenaga pengajar lainnya. Dalam ipaya peningkatan kualitas dan kinerja guru di Aceh,
pemerintah Aceh membuat kebijakan pengadaan sertifikasi bagi guru-guru di Aceh. Berdasarkan
penelitian Aruni & Faisal (2021), pemerintah mengadakan sertifikasi dengan tujuan untuk
menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai tenaga pengajar dalam
rangka meningkatkan mutu pendidikan nasional, serta mutu proses dan hasil pendidikan. Selain
itu, sertifikasi juga bertujuan dalam meningkatkan martabat guru dan profesionalisme guru. Hasil
yang diperoleh dari penerapan kebijakan ini memberikan dampak positif bagi para tenaga
pengajar. Hal ynag paling terlihat signifikan yaitu terlihat dari cara mengajar guru yang lebih
modern dengan menggunakan berbagai teknik pengajaran yang berbeda dari sebelumya. Selain
itu, kesejahteraan ekonomi guru di Aceh menjadi lebih baik dengan diberikannya tunjangan
sertifikasi untuk meningkatkan skill dan kompetensi guru secara mandiri. Harapan kedepannya
dengan diberikannya tunjangan serta sertifikasi ini dapat meningkatkan motivasi guru dan tenaga
pendidik lainnya dalam proses pembelajaran.

Upaya lainnya yang dilakukan pemerintah yaitu pelaksanaan misi Aceh Carong atau
dikenal sebagai Aceh Pintar. Menurut Farhas (2021), kebijakan Aceh Carong merupakan
gagasan mantan Gubernur Aceh Bapak Irwandi. Aceh Carong ini diharapkan dapat membuat
mutu pendidikan menjadi lebih baik kedepannya. Adapun kebijakan yang dilaksanakan, antara
lain:

1. Peningkatan keterampilan bagi peserta didik dalam vokasional baik formal dan non-
formal.
2. Penyediaan fasilitas pendidikan yang bagus.
3. Pemerataan rasio guru untuk seluruh sekolah di Aceh di utamakan daerah yang tertinggal.
4. Peningkatan kemampuan guru dalam segala bidang termasuk teknologi.
5. Penyediaan beasiswa bagi masyarakat kurang mampu mulai dari sekolah dasar hingga
universitas bahkan sampai ke luar negeri.
6. Mengirim siswa terbaik Aceh untuk mendapatkan pendidikan di universitas-universitas
yang memiliki tingkat kualitas tinggi dan di tingkat internasional dengan harapan setelah
mendapat pendidikan yang bagus akan kembali ke Aceh untuk membangun Aceh yang
lebih baik.

Tujuan program dari Aceh Carong adalah mencerdaskan serta meningkatkan sumber daya
mansuia sehingga kedepannya dapat membangun Aceh agar lebih maju. Tujuan tersebut di
dukung penuh oleh pemerintah Aceh salah satu upaya yang di lakukan adalah dengan
menggunakan anggaran APBA sebesar 20% agar rencana tersebut berjalan pemerintah Aceh
sangat berharap dengan adanya kebijakan ini mampu mengatasi kelangkaan sumber daya
manusia yang berkualitas karena dari 34 provinsi di Indonesia Aceh hanya menduduki peringkat
ke 27 dari sektor pendidikan.

Aceh Carong adalah pogram unggulan provinsi Aceh dibawah pemerintahan Gubernur
Irwandi-Nova periode 2017-2022. Tujuan utamanya adalah sebagai bentuk akselerasi dalam
memuwujudkan cita-cita negara yang tertuang dalam amanah pembukaan UUD 1945, yaitu ikut
serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa

1. Penguatan keterampilan
Efisiensi dalam meningkatkan keterampilan dapat dilihat dari usaha yang telah
dilakukan oleh pemerintah Aceh dalam mengatasi masalah tersebut pendidikan. Pelatihan
keterampilan merupakan salah satu hal penting yang harus dilakukan untuk mengembangkan
sumber daya manusia muda Aceh yang lebih kompeten. Pelatihan umumnya dilakukan
menurut prosedur yang teratur dan sistematis serta dibuat seperti proses pendidikan yang
sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan dunia kerja secara global. Dengan peningkatan
keterampilan pelatihan kemudian siswa dapat mengembangkan keterampilan, dan
keterampilan teknis itu diperlukan.
2. Peningkatan kompetensi guru
Selain pemerataan guru hingga pelosok Aceh, pelaksanaan Aceh Carong juga berupaya
meningkatkan kompetensi guru. Tujuannya adalah menjadi guru profesional, yaitu guru yang
mampu mengajar manfaatkan sistem pembelajaran digital atau digitalisasi pendidikan
mendalam bidang studi yang diajarkan secara merata di seluruh Aceh. Peningkatan
kompetensi guru menjadi acuan kinerja mereka dalam mewujudkan Aceh Carong. Guru
bukan hanya pemegang gelar sarjana, tapi mereka harus dilatih untuk menjadi guru yang
terampil dalam praktik pembelajaran mengajar. Pada akhirnya guru yang kompeten akan
melakukannya menghasilkan siswa yang giat belajar karena menyukai proses belajar dan
memahami maknanya untuk masa depan. Dengan kata lain, indikator berupa kecukupan
sangat jelas terlihat dengan adanya peningkatan kompetensi guru. Arah kebijakan Aceh
Carong dalam meningkatkan kompetensi guru merupakan langkah efektif untuk
meningkatkan mutu pendidikan di Aceh. Karena pentingnya peningkatan kompetensi guru,
program Aceh Carong emberikan pelatihan keterampilan bagi para guru, sehingga arah
pendidikan pada Aceh berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Era digitalisasi
juga akan dating mempengaruhi model pendidikan. Proses pembelajaran lebih variatif tidak
hanya menggunakan media pembelajaran dalam bentuk abstrak tetapi juga berupa video
pembelajaran yang dapat diunduh di internet. Penyediaan fasilitas bagi santri di Dayah juga
sebagai bentuk pemerataan, artinya pemerintah Aceh ikut serta membantu semua sektor
pendidikan di Aceh.

Wawancara pihak yang bersangkutan

Nama:Rizkita Amanda

Status:Mahasiswa Unsyiah FISIP

Mutu Pendidikan aceh saat ini dari segi finansial baik karena masyarakatnya di beri gratis
dalam melakukan masa Pendidikan di mulai dari sekolah dasar, sekolah menengah pertama
dan sekolah menengah atas serta saat melakukan Pendidikan pun ada beberapa bantuan bagi
masyarakt yang kurang mampu dan ada juga beasiswa untuk siswa yang memiliki
kemampuang di atas rata-rata baik di bidang akademis maupun non akademis dan
kemudahan lainya dari pemerintah kita di aceh adalah tidak perlunya membeli buku paket
yang tentunya tidak memberatkan wali murit ada beberapa tidak geratis seperti sekolah yang
bersistem boarding school perguruan tinggi dari segi mutu kurang karena tidak semua
sekolah di aceh memiliki kualitas yang bagus dan sama terutama di pedesaan atau daerah
yang tertingal seperti di tempat kelahiran saya di lamno itu saat masuk lab banyak alat
praktek yang sudah tak layak pakai serta kualitasnya yang rendah seperti

Faktor utama adalam kualitas tenaga didik

Persoalan rendahnya mutu Pendidikan di Indonesia adlah tanggung jawab dari kita semua tidak
serta merta pemerintah yang harus menyelesaikan permasalahan yang berkepanjangan ini dan
dengan banyaknya anggaran Pendidikan di Indonesia tidak menjamin bisa memberi kualitas
yang baik juga serta kurikulum yang hampir setiap beberapa tahun di ubah sekalipun tidak akan
mampu mendongkrak mutu Pendidikan kita lalu apa jawaban dan faktor yang mendongkrak
kualitas Pendidikan kita ini hanya bisa dijawab dengan meningkatkan kualitas tenaga pendidik
Hal tesrsebut sesuai dengan

pasal 4 UU No 14 tahun 2005, yang berbunyi kedudukan guru sebagai tenaga profesional
sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 (ayat 1) berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran
guru sebagai agen pembelajaran yang berfungsi untuk meningkatkan mutu Pendidikan apabila
tidak dilakukan pembenahan atau peningkatan kualitas tenaga pendidik maka tidak aka ada
perubahan mutu Pendidikan yang signifikat yang di tegaskan dalam undang-undang sekolah
harus memberikan kelas yang layak dan nyaman serta mendapat akses air bersih dan ruang
penyimpanan serta lapangan olahraga dan bisa memanfaatkan prasarana sebaik mungkin tidak
harus fokus di kelas

Pemerintah pun sudah mulai mempersiapkan fasilitas dan informasi yang mempuni bagi tenaga
pendidik seperti mengadakan acara forum, sosialisasi dan pengenalan tekknologi serta di beri
kursus bagi tenaga pendidik yang tidak bisa atau mampu menguasi laptop dengan baik tujuan
pemerintah melakukan ituu karena kita harus mmampu bertahan dan bersaing dalam kemajuan
teknologi yaitu revolusi industri 4.0 walaupun dengan perkembangan jaman yang sudah maju
namun hakikatnya tenaga pendidik harus mampu membimbimng dan megarahkan siswa serta
menanamkan prinsip-prinsip kejujuran

Kondisi pendidik dan kulitas guru di negara lain di survey oleh PISA Program International for
Student Assessment dan di lakukan setiap 3 tahun sekali dan negara dengan system Pendidikan
yang baik adalah Jepang, Singapura, Findlandia

Faktor selanjunya pembangunan yang tidak merata

Pembangunan bukanlah hanya dibangunya jalan tol, bandara, pelabuhan dan lain lain. Karna
pembangunan tersebut adalah hasil kerjasama pemerintah dengan BUMN atau swasta. Lalu, apa
pembangunan yang di maksud? Yang di maksud adalah pembangunan fasilitas seperti listrik, air,
dan fasilitas lainnya yang sudah dapat di nikmati oleh masyarakat di kota kota besar, kepada
wilayah wilayah terpencil.

Aceh salah satunya yang masih banyak tempat terpencil dan dengan akses jaln yang sulit tentu
saja itu akan berdampak dalam faktor ppeningkatan mutu Pendidikan jalan yang mudah di lalui
puun tidak bisa dirasakan apalgi dengan fasilitas lainya masih banyak sekolah-sekolah di aceh
yang jauh dari kata layak contohnya seperti ruang kelas yang bocor ketidak sediaan buku paket
dan akses air yang bersih tentu saja ini menjadi masalh bagi kita semua bagai mana kita bisa
mendongkrak mutu Pendidikan apabila kondisi dan fakta di lapanganya seperti ini
BAB III

SIMPULAN DAN SARAN


3.1 Simpulan
Pendidikan merupakan pondasi manusia karena dengan pendidikan yang baik akan membentuk
moral dan karatkter yang baik dimana ini dapat di terapkan dalam kehidupan sehari-hari seperti
dalam bersosialisasi serta dunia kerja. Pendidikan yang baik dapat meningkatkan wawasan serta
pengetahuan dimana manusia dapat memposisikan diri di dalam berbagai keadaan dan dapat
memilah mana yang baik dan yang buruk.Pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang berakal
serta bisa berpikir kritis dan inovatif dengan bantuan pendidikan yang baik dan bermutu tinggi
akan melahirkan ide-ide yang bisa memberikan dampak positif bagi dirinya dan lingkungan
selain itu juga dapat memberikan stabilitas dalam kehidupan karena pendidikan yang baik akan
meningkatkan peluang karir yang baik juga. Jepang di kenal sebagai negara pencetak sumber
daya manusia yang berkualitas dalam sektor teknologi dan industri hal ini disebabkan oleh mutu
pendidikan Jepang yang sangat baik Faktor utama yang menjadikan kualitas pendidikan paling
disorot yaitu karna jepang mengedepankan pendidikan etika dan moral serta tidak adanya
kesenjangan sosial di lingkungan tempat mereka menimba ilmu dan kita bisa melihat Jepang di
masa lalu saat terjadinya Perang Dunia ke-2 dimana Jepang diserang oleh Amerika Serikat yang
meyebabkan kehancuran kota serta menimbulkan korban jiwa yang tidak sedikit Negara Jepang
jauh lebih kecil dari Indonesia di mana jumlah penduduk Indonesia mencapai 250 juta jiwa dan
dengan luas wilayah 377,962 km (kilometer) dari data di atas dapat di simpulkan bahwa mutu
pendidikan yang baik sangatlah penting untuk mendongkrak perekonomian sebuah negara
maupun untuk mengubah negara tersebuh dari negara berkembang menjadi negara yang maju
Pendidikan di Indonesia memiliki keunikan atau karaktersitik yang berbeda dibandingkan
dengan negara lain. Hal ini yang membedakan sistem di Indonesia dengan negara lainnya, kita
beda dengan negara maju lainnya dan beda dengan negara yang serumpun seperti seperti
Malaysia timbulnya sistem pendidikan di dalam negeri berasal dari akar rumput
masyarakat.“Pendidikan Indonesia itu adalah tumbuh dari bawah, sehingga begitu slogan
pendidikan kita itu digagas tokoh nasional kita, salah satunya Ki Hadjar Dewantara,” contohnya
Satu di antaranya adalah merdeka belajar Faktor yang mempengaruhi peningkatan mutu
Pendidikan Peran guru dan kualitasnya dalam pendidikan Guru berperan sebagai tenaga pendidik
yang memiliki kompetensi dan keahlian dan bertanggung jawab dalam menuntun dan mendidik
siswanya dalam proses pembelajaran. Penentu terwujudnya pendidikan yang bermutu menurut
Townsend dan Butterworth (1992) dalam Fitrah (2017) antara lain keefektifan kepemimpinan
kepala sekolah, partisipasi aktif dan rasa tanggung jawab guru dan karyawan sekolah,
keberlangsungan proses pembelajaran yang efektif, penerapan kurikulum yang relevan,
pelaksanaan visi dan misi yang terarah, iklim sekolah yang kondusif, serta keterlibatan orang tua
dan masyarakat dalam perkembangan belajar siswa. Kepala sekolah dan petugas bagian sarana
dan prasarana sekolah harus bekerjasama untuk mengelola dan memelihara sarana dan prasarana
sekolah.
3.1 Saran
Kepada pemerintah aceh harus lebih teliti dalam pemberian beasiswa aceh carong karna masih
banyak kita temukan orang yang tidak layak mendapatkan beasiswa tersebut karena ia masih
mampu secara finansial tapi karena adanya kekuatan sanak saudara yang bekerja di pemerintahan
maka orang tersebut mendapatkan beasiswa yang seharusnya di prioritaskan kepada siswa yang
betul-betul membutuhkanya
Pemerintah juga harus gencar melakukan pelatihan sebagai bentuk peningkatan diri dari tenaga
pendidik serta adanya ide atau gagasan baru yang bisa di implementasikann dalam program
pembelajaranya
Pengiriman putra-putri terbaik ke luar negeri harus diseleksi dengan profesionalitas dan
transparan

DAFTAR PUSTAKA

Farhas, L. 2021. Pelaksanaan Kebijakan Aceh Carong dalam Mewujudkan Pendidikan


Berkualitas di Provinsi Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM), Vol 6(3): 1-30.
Adlim, Gusti, H., Zulfadli. 2016. Permasalahan dan Solusi Pendidikan di Daerah Kepulauan.
Jurnal Pencerahan, Vol. 10(1): 48-61.
Safrida, Safrida, N., Muhammad. 2021. Implementasi Kebijakan Pemerintah dalam
Meningkatkan Kualitas Pendidikan di Aceh Barat. Jurnal Ilmu Administrasi Publik
(PUBLIKAUMA), Vol. 9(2): 71-80.
Asri, M. 2017. Dinamika Kurikulum di Indonesia. Jurnal Program Studi PGMI, Vol. 4(2): 192-
202.
Fitrah, M. 2017. Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan. Jurnal
Penjaminan Mutu, Vol. 3(1): 31-43.
Aruni, F., Faisal. 2021. Efektivitas Kebijakan Sertifikasi dalam Meningkatkan Profesionalisme
Guru (Studi pada SMP Negeri 1 Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara). Jurnal Pendidikan
EDUMASPUL, Vol. 5(2): 42-48.
Utami, S. 2019. Meningkatkan Mutu Pendidikan Indonesia melalui Peningkatan Kualitas
Personal, Profesional, dan Strategi Rekrutmen Guru. Prosiding Seminar Nasional
Pendidikan FKIP, Vol. 2(1): 518-527.
Suranto, D. I., Ibrahim, S. A., Alfiyanto, A. 2022. Pentingnya Manajemen Sarana dan
Prasarana dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan. Jurnal Kiprah Pendidikan, Vol 1(2): 59-
66.

Anda mungkin juga menyukai