OLEH :
DWI SAPUTRI
NIM : 19.015
Diajukan Guna Melengkapi Sebagai Syarat dalam Mencapai Gelar Ahli Mulya
Keperawatan(A.Md.Kep)
OLEH :
DWI SAPUTRI
NIM : 19.015
Pembimbing
Ellya Qolina, S.Kep., M.Kep., Ns, Sp. Kep. J
KTI ini merupakan karya sendiri dan belum pernah dikumpulkan oleh orang lain untuk
memperoleh gelar akademik
Dwi Saputri
PERNYATAAN ORISINILITAS
KTI ini saya buat sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya
nyatakan benar.
Dwi Saputri
LEMBAR PERSETUJUAN
Proposal Karya Tulis Ilmiah ini telah dipertahankan pada uji sidang KTI tanggal 30
September 2021
Pembimbing I
Mengesahkan
Pembimbing I
Mengesahkan
Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa penelitian saya yang berjudul ” Asuhan
keperawatan pada pasien skizofrenia dengan masalah keperawatan harga diri rendah kronis
focus intervensi promosi harga diri”. Bebas dari plagiarisme dan bukan hasil karya orang
lain.
Apabila dikemudian hari diketemukan seluruh atau sebagian dari proposal penelitian dan
karya ilmiah dari hasil penelitian tersebut terdapat indikasi plagiarisme, saya akan bersedia
menerima sanksi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Demikian pernyataan ini dibuat dalam keadaan sadar dan tanpa unsur paksaan siapapun.
Dibuat di Tangerang
Pada 30 September 2021
( ) ( )
Proposal Karya Tulis Ilmiah
Asuhan keperawatan pada pasien skizofrenia dengan masalah keperawatan harga diri rendah
kronis focus intervensi promosi harga diri
Oleh :
Dwi Saputri
19.014
Dibawah bimbingan,
Pembimbing I
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Karena dengan pertolongan- Nya kami
dapat menyelesaikan Proposal Penelitian yang berjudul “Asuhan keperawatan pada pasien
skizofrenia dengan masalah keperawatan harga diri rendah kronis focus intervensi promosi
harga diri”. Meskipun banyak rintangan dan hambatan serta waktu yang cukup padat, penulis
dapat menyelesaikan Proposal Penelitian ini dengan baik berkat bantuan dari berbagai pihak,
oleh karena itu, penulis terimakasih kepada :
1. Sudrajat, S.Kep., M.Kep Selaku Direktur Akper Islamic Village Tangerang
2. Ellya Qolina, S.Kep., M.Kep., Ns, Sp. Kep. J selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penyusun
3. Desmon Wirawati, S.Kep., M.Kep., Ns. Sp.Kep. Kom Selaku dosen pembimbing
yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada
penyusun
4. Kedua orang tua tercinta (Ayahanda Suroso dan Ibunda Yati ) yang telah memberikan
doa serta dukungan semangat dan berkorban dari segi moril dan materi
Penyusun menyadari masih banyak terdapat kesalahan dalam pembuatan proposal penelitian
ini. Untuk itu, penulis mohon saran dan kritik yang membangun agar kedepannya menjadi
lebih baik. Semoga proposal penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER LUAR
COVER DALAM
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI
PERNYATAAN ORISINILITAS
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
LAMPIRAN
BAB I_PENDAHULUAN
Latar belakang
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Tujuan Utama
Tujuan khusus
Manfaat Penulisan
Manfaat Teoritis
Manfaat Praktis
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gangguan jiwa yaitu suatu perubahan pada fungsi jiwa yang menyebabkan
adanya gangguan pada fungsi jiwa, yang menimbulkan penderitaan pada individu atau
hambatan dalam melaksanakan peran sosial (Keliat dkk, 2011). Individu yang sehat
jiwa meliputi menyadari sepenuhnya kemampuan dirinya, mampu menghadapi stres
kehidupan yang wajar, mampu bekerja produktif dan memenuhi kebutuhan hidupnya,
dapat berperan serta dalam lingkungan hidup, menerima dengan baik apa yang ada
pada dirinya dan merasa nyaman bersama dengan orang lain (Keliat dkk, 2011).
Harga diri rendah merupakan perasaan tidak berharga, tidak berharga, tidak
berarti, rendah diri, yang menjadikan evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan
kemampuan diri (Keliat, 2011).
Institusi Pendidikan : Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan dan
referensi untuk meningkatkan kualitas pendidikan keperawatan pada klien dengan
gangguan harga diri rendah kronis.
Bagi Peneliti Selanjutnya : Asuhan keperawatan ini dapat dijadikan dasar
informasi dan pertimbangan peneliti selanjutnya untuk menambah pengetahuan
tentang asuhan keperawatan harga diri rendah kronis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gangguan jiwa kadang-kadang hadir dalam gangguan jiwa lain, seperti depresi
dengan psikotif, episode manic dari gangguan bipolar, gangguan stress pasca
trauma, delirium, dan gangguan mental (Stuart, 2016)
Skizofrenia biasanya terdiagnosis pada masa remaja akhir dan dewasa awal.
Skizofrenia jarang terjadi pada masa kanak-kanak. Insiden pucak awitannya ialah
15 sampai 25 tahun untuk pria dan 25 tahun untuk wanita (DSM-IV-TR 2000).
Prevelensi skizofrenia diperkirakan sekitar 1% dari seluruh penduduk. Di Amerika
Serikat angka tersebut menggambarkan bahwa hamper tiga juta penduduk yang
sedang, telah, atau akan terkena penyakit tersebut. Insiden dan prevalensi seumur
hidupsecara kasar sama diseluruh dunia (Buchanan & Cerpenter, 2000).
Skizofrenia tidak adapat diterangkan sebagai satu penyakit saja. Lebih tepat
apabila skizofrenia dianggap sebagai suatu sindrom atau suatu proses penyakit
dengan macam macam variasi dan gejala. Skizofrenia juga menimbulkan distorsi
pikiran itu menjadi sangat aneh (bizar), juga distorsi persepsi, emosi, dan tingkah
laku (Baradero, 2016).
Biasanya skizofrenia diketahui dan didiagnosa pada masa remaja dan masa
dewasa muda. Jarang sekali gejala skizofrenia timbul pada masa kanak-kanak.
Puncak awitangnya adalah umur 15-20 tahun untuk pria dan 25 tahun untuk
wanita (Baradero, 2016)
Skizofrenia tipe disorganisasi, ditandai dengan Afek yang tidak tepat atau afek
datar, bicara tidak jelas (inkhoheran). Ketiga, skizofrenia tipe katatonik, ditandai
dengan, gangguan psikomotor yang hebat, klien kaku dan tidak bergerak sama
sekali (imobilitas) atau ada gerakan motoris yang berlebihan, gerakan motoris
yang berlebihan ini tidak bertujuan dan tidak dipengaruhi oleh stimulasi luar, ciri
ciri yang lain adalah negativism yang berlebihan, mutisme, ekololia (mengulang
ulang tanpa disadari kata-kata yang diungkapkan orang lain dan ekopraksis
(meniru gerak-gerik orang yang dilihatnya tanpa tujuan) (Baradero, 2016).
Gejala yang lazim terdapat pada gejala positif adalah delusi, halusinasi,
kekacauan yang mecolok dalam berpikir, berbicara dan tingkah laku, sedangkan
yang lazim pada gejala negatif adalah afek datar (emosi atau mood tidak nampak
pada wajah); tidak nyaman dengan orang-orang lain dan menarik diri; tidak ada
kemauan atau ambisi, atau dorongan untuk menyelesaikan pekerjaan (Baradero,
2016) .
2.1.3 Etiologi
Ada beberapa teori penyebab yang dikaitkan dengan skizofrenia yaitu: teori
bioligik, faktor genetik, faktor neuro-anatomik dan neuro-kimia, faktor imuno-
virologik. Yang pertama teori biologik, Teori penyebab biologik skizofrenia
berfokus pada faktor genetik, faktor neurokimia, stuktur dan fungsi otak, respon
imuno-virologi atu respons tubuh terhadap kontak dengan virus. Kedua faktor
genetik ,Fokus dari penelitian ini adalah anggota keluarga terdekat seperti ayah,
ibu, anak-anak, dan saudara sekandung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
apakah skizofrenia diperoleh lewat keturunan/genetik. Penelitian terhadap
skizofrenia, sedangkan fraternal twins 15%. Hasil penelitian ini menunjukkan
adanya indikasi skizofrenia sebagian diperoleh melalui genetik. Penelitian lain
yang juga berkaitan dengan teori genetik menunjukkan risiko 15% bagi anak-anak
dari salah satu orang tua yang menderita skizofrenia, dan risiko meningkat 35%
apabila kedua orang tua menderita skizofrenia. Sekalipun demikian, para ahli
menegaskan bahwa ada faktor lain ynag juga terkait untuk timbulnya penyakit
skizofrenia (Baradero, 2016).
Ketiga faktor neuro-anatomik dan neuro-kimia, Dengan perkembangan
pemeriksaan non-invasif seperti CT scan, magnetic resonance imaging (MRI), dan
positron emission tomography (PET), para ilmuwan dapat mempelajari struktur
otak (neuro-anatomi) serta kegiatan otak (neuro-kimia) dari individu skizofrenia.
Penelitian ini memperlihatkan bahwa individu skizofrenia relatif mempunyai
jaringan otak yang lebih kecil, dan cairan serebrospinal yang lebih sedikit
ibandingkan dengan yang tidak menderita skizofrenia. Hal ini dapat terjadi karena
yang tidak menderita skizofrenia (Baradero, 2016).
Rentang respon adaptif adalah respon yang masih dapat diterima oleh norma-norma
sosial budaya yang berlaku. Dan individu tersebut dalam batas normal jika menghadapi
sesuatu masalah akan dapat memecahkan masalah tersebut (Stuart, 2016).
Berpikir logis adalah pikiran yang mengarah pada kenyataan. Persepsi akurat adalah
pandangan yang tepat pada kenyataan. Emosi konsisten dengan pengalaman yaitu
perasaan yang timbul dari hati sesuai dengan pengalaman. Perilaku sesuai adalah sikap
dan tingkah laku yang masih dalam batas kewajaran. Berhubungan sosial adalah proses
suatu interaksi dengan orang lain dan lingkungan (Stuart, 2016).
Respon psikososial, antara lain: Proses pikir terganggu adalah proses pikir yang
menimbulkan kekacauan /mengalami gangguan. Ilusi adalah interprestasi atau penilaian
yang salah tentang penerapan yang sungguh terjadi (objek nyata), karena rangsangan
panca indra. Emosi berlebihan atau berkurang. Perilaku tidak biasa adalah sikap dan
tingkah laku yang melebihi batas kewajaran. Menarik diri yaitu percobaan untuk
menghindari interaksi dengan orang lain atau hubungan dengan orang lain (Stuart,
2016).
Kelainan pikiran adalah keyakinan yang secara kokoh dipertahankan walaupun tidak
diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan kenyataan sosial. Halusinasi
merupakan persepsi sensori yang salah atau persepsi eksternal yang tidak realita atau
tidak ada. Kerusakan proses emosi ialah perubahan sesuatu yang timbul dari hati
(Stuart, 2016).
Perilaku tidak terorganisir merupakan suatu perilaku yang tidak teratur. Isolasi sosial
adalah kondisi kesendirian yang dialami oleh individu dan diterima sebagai ketentuan
oleh orang lain dan sebagai suatu keadaan yang negatif mengancam (Stuart, 2016).
Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa harga diri rendah yaitu dimana
individu mengalami gangguan dalam penilaian terhadap dirinya sendiri
dan kemampuan yang dimiliki, yang menjadikan hilangnya rasa
kepercayaan diri akibat evaluasi negatif yang berlangsung dalam waktu
yang lama karena merasa gagal dalam mencapai keinginan.
Awalnya individu berada pada suatu situasi yang penuh dengan stressor
(krisis), individu berusaha menyelesaikan krisis tetapi tidak mampu atau merasa
gagal menjalankan fungsi dan peran. Penilaian individu terhadap diri sendiri
karena kegagalan menjalankan fungsi dan peran adalah kondisi harga diri rendah
situasional, jika lingkungan tidak memberi dukungan positif atau justru
menyalahkan individu dan terjadi secara terus menerus akan mengakibatkan
individu mengalami harga diri rendah kronis.
Gambar 2.1. rentang Respon adaptif dan maladaptif Sumber : Keliat dalam Ade
Herman (2011)
Keterangan :
Respon adaptif terhadap konsep diri meliputi:
1. Aktualisasi diri
Pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan latar belakang
pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima individu dapat
mengapresiasikan kemampuan yang dimilikinya.
2. Konsep diri positif
Apabila individu mempunyai pengalaman positif dalam beraktualisasi diri
dan menyadari hal-hal positif maupun yang negatif dari dirinya. Individu
dapat mengidentifikasi kemampuan dan kelemahannya secara jujur dalam
menilai suatu masalah individu berfikir secara positif dan realistis.
2.2.6 Psikodinamika
Gambar 2.2 Proses Terjadinya Harga Diri Rendah (Stuart, 2013)
Harga diri rendah merupakan perasaan tidak berharga, tidak berarti, dan
rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi diri negatif terhadap diri sendiri,
penurunan harga rendah ini dapat bersifat situasional maupun kronis atau menahun
(Keliat dkk, 2011).
Studi dokumentasi adalah pengambilan data dimulai dari klien masik sampai
klien pulang, berasal dari dokumen perkembangan klien atau data yang berasal
langsung dari klien (Yati, 2014).
Penyajian data yaitu data yang sudah terangkum dijabarkan dan di jelaskan
untuk menggambarkan proses asuhan keperawatan pada pasien skizofrenia dengan
masalah keperawatan harga diri rendah kronis fokus intervensi promosi harga diri.
Penyajian data yang sudah dijabarkan dan dijelaskan berbentuk uraian teks atau
bersifat naratif.
Anoimity (tanpa nama) yaitu identitas partisipan yang ikut studi kasus jangan
diperlihatkan dan jangan disebutkan pada saat dipembahasan atau dipublikasi hasil
penelitian, termasuk foto partisipan. Jika identitas partisipan mungkin tersebutkan
selama penelitian, peneliti harus mendapatkan persetujuan partisispan untuk
mendapatkan informasi yang didapat dari partisispan tersebut.
Dalami, E. 2009. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Jiwa. Jakarta: Trans Info Medika.
Direja, Ade Herman Surya. 2017. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha
Medika
Erlinafsiah. 2012. Modal perawat dalam praktek keperawatan jiwa. Jakarta: Trans Info Media
Lestari W.2009. Asuhan keperawatan klien dengan gangguan jiwa. Jakarta: Tim Trans Info
Media.
Prabowo, Eko. 2017. Konsep dan Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha
Medika
Saam, Zulfan. 2017. Psikologi Keperawatan. Depok: Rajawali Pers
Simamora, Roymond H. 2008. Peran Manajer Dalam Pembinaan Etika Perawat Pelaksana
Dalam Peningkatan Kualitas Pelayanan Asuhan Keperawatan.
Yusuf, Ah, Fitryasari, Risky, & Nihayati, Hanik Endang. 2015. Buku Ajar Keperawatan
Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika
Stredling, G & Scott, J. (2001). Counseling for Post Traumatik Stress Dissorder. London:
Sage Publications
Dermawan, D. 2013. Keperawatan Jiwa, Konsep dan Kerangka Kerja Asuhan Keperawatan
Jiwa. Yogyakarta: Pustaka Biru
Direja, Ade Herman Surya. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha
Medika
Friedman, Marilyn m, dkk. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori, dan Praktik.
Jakarta : EGC.
Suerni, Titik, dkk. 2013. Penerapan Terapi Kognitif dan Psikoedukasi Keluarga Pada Klien
Dengan Harga Diri Rendah di Ruang Yudistira Rumah SakitDr. H. Marzoeki Mahdi. Bogor
[diunduh pada 21 November 2017 pukul 15.45]
Suhron, Muhammad. 2017. Asuhan Keperawatan Jiwa Konsep Self Esteem. Jakarta: Mitra
Wacana Media