3
4
2.3.2 Personalia
Kewajiban industri farmasi dalam menyediakan personil yang memiliki
kualifikasi serta jumlah yang memadai dalam pelaksanakan tanggung jawab serta
peran masing-masing berbeda sesuai dengan porsinya. Tugas khusus serta
wewenang dari personil yang menjabat sebagai penanggungjawab sebaiknya
dicantumkan pada rincian tugas yang ditulis, Semua personilia sebaiknya paham
mengenai aspek CPOB wajib diberi training. Cakupan key person (personil kunci)
adalah pemimpin departemen Produksi, pemimpin departemen Pengawasan Mutu
dan pemimpin departemenManajemen Mutu (Pemastian Mutu). Struktur
organisasi pabrikasi obat sebaiknya terbentuk dari bagian produksi, manajemen
mutu (pemastian mutu), dan pengawasan mutu. Ketiga departemen tersebut tidak
dikepalai oleh hanya satu orang tetapi dengan pemimpin yang berbeda, sehingga
memiliki ranah kewajiban masing - masing. Tiap personil sebaiknya diberikan
kewenangan serta fasilitas yang cukup agar tugas dilaksanakan dengan baik.
Specific training sebaiknya disediakan untuk karyawan yang melaksanakan kerja
pada bagian cemaran yang berbahaya,
2.3.3 Bangunan dan Fasilitas
1. Area penimbangan
2. Area produksi
3. Area Penyimpanan
5. Sarana Pendukung
2.3.4 Peralatan
Peralatan yang dipakai untuk produksi obat harus memiliki konstruksi dan
struktur yang benar, skala dan posisi penempatan yang sesuai, serta memenuhi
syarat untuk memastikan bahwa mutu obat terjamin sesuai dengan keseragaman
desain dan batch, serta mudah dibersihkan dan dirawat.
3. Perawatan
Aapek yang tercakup dalam sanitasi dan higiene yaitu personel, sarana dan
prasarana, peralatan dan perlengkapan, bahan produksi dan wadah, serta zat apapun
yang dapat menyebabkan kontaminasi produk. Setiap prosedur sanitasi harus
ditulis.
Fasilitas toilet harus memiliki saluran udara yang baik dan area
pembersihan, yang nyaman untuk dikunjungi oleh karyawan dari area produksi,
dan pakaian serta loker personel harus disimpan dengan benar di lokasi yang
sesuai. Penyiapan, penyimpanan dan konsumsi makanan dan minuman
sebaiknya dibatasi pada area khusus, seperti kantin. Fasilitas ini harus memenuhi
standar sanitasi dan dan tidak ada penumpukan sampah.
Tabel II. 1 Rekomendasi sistem tata udara untuk tiap kelas kebersihan
Kelas Ventilasi
kebers bagian Kelambapan Efesiensi Saringan Udara
ihan suhu Nisbi
Keterangan
ruangan akhir
- Pengolahan dan
pengisian aseptis
dibawah - Pengisian salep mata
aliran steril
A udara
16-25 45-55 99,995% - Pengisian bubuk
laminer steril
- Pengisian suspensi
steril
Lingkungan latar
ruang belakang zona kelas A
B steril
16-25 45-55 99,995% untuk pengolahan dan
pengisian aseptis
- Pembuatan larutan
ruang
C steril
16-25 45-55 99,95% bila ada risiko di luar
kebiasaan
11
- Pengisian produk
yang akan mengalami
sterilisasi akhir
- Pembuatan larutan
yang akan disaring
kemudian pengisian
secara aseptis
dilakukan di kelas A
dengan latar belakang
kelas B
75% atau 90% Bila
menggunakan sistemsingle
pass (100 % fresh air) Pembuatan obat steril
D bersih 20-27 40-60 99,95 % Bila menggunakan dengan sterilisasi
sistem resirkulasi ditambah akhir
make - up air (10 - 20 %
fresh air )
75% atau 90% Bila
menggunakan sistemsingle Ruang pengolahan
pass (100 % fresh air) dan pengemasan
E umum 20-27 Maks 70 99,95 % Bila menggunakan primer obat nonsteril,
sistem resirkulasi ditambah pembuatan salep
make - up air (10 - 20 % kecuali salep mata
fresh air )
75% atau 90% Bila
menggunakan system single
pass (100 % fresh air)
Pengolahan bahan
khusus 20-27 Maks 40 99,95 % Bila menggunakan
higroskopis
sistem resirkulasi ditambah
make - up air (10 - 20 %
fresh air )
Pengemas
an 20-28 TD TD
sekunder
F
ruang
suhu
masuk
kamar
TP TP
karyawan
suhu
gudang
kamar
TP TP
ruang suhu
ganti kamar
TP TP
ruang suhu
istirahat kamar
TD TD
G suhu
kantin
kamar
TP TP
kamar suhu
mandi kamar
TP TP
suhu
toilet
kamar
TP TP
dsb
*TD: Tidak Diklasifikasikan
*TP: Tidak perlu
2.3.7 Pengawasan Mutu
12
Quality Control adalah area yang khusus dari CPOB agar pemastian obat
dihasilkan selalu memiliki kualitas yang sesuai dengan tujuan penggunaan.
Keterlibatan dan komitmen semua pihak yang berkepentingan dalam seluruh
rangkaian pembuatan adalah mutlak untuk mencapai sasaran mutu yang ditetapkan
mulai dari awal pembuatan sampai distribusi obat jadi. Pengawasan Mutu
mencakup pengambilan sampel, spesifikasi, pengujian serta 13 termasuk
pengaturan, dokumentasi dan prosedur pelulusan yang memastikan bahwa semua
pengujian yang relevan telah dilakukan, dan bahan tidak diluluskan untuk dipakai
atau produk diluluskan untuk dijual, sampai mutunya telah dibuktikan memenuhi
persyaratan. Pengendalian kualitas tidak hanya pada kegiatan pengujian, tetapi juga
harus ikut serta dalam semua keputusan yang berkaitan dengan mutu produk.
Kontrol kualitas harus mencakup semua aktivitas analitis. Ketidaktergantungan
Pengawasan Mutu dari Produksi dianggap hal yang fundamental agar Pengawasan
Mutu dapat melakukan kegiatan dengan memuaskan.
2. Personil
Personel kendali mutu harus telah penuhi ketentuan umum yang diuraikan
dalam Bab 2 "Personel". Setiap petugas kendali mutu juga hendaknya terkualifikasi
yang tercakup pada penjelasan tugas masing pihak.
3. Peralatan
5. Baku Pembanding
Baku pembanding harus menjadi tanggung jawab personel yang ditunjuk. Baku
pembanding harus digunakan sesuai dengan uraian dalam monograf yang relevan.
Setelah melakukan pengujian yang sesuai dan inspeksi rutin untuk mengoreksi
penyimpangan dan memastikan keakuratan hasil, baku pembanding sekunder atau
baku pembanding kerja dapat disiapkan dan digunakan. Semua baku pembanding
harus disimpan dan ditangani dengan benar agar tidak mempengaruhi kualitasnya.
Jika perlu, kadar, tanggal pembuatan, tanggal kedaluwarsa, dan tanggal pembukaan
tutup wadah untuk pertama kalinya harus dicantumkan pada label bahan acuan.
6. Penandaan
Tanggal penerimaan setiap bahan (seperti reagen dan bahan pembanding) yang
digunakan untuk kegiatan pengujian harus dicantumkan pada wadah. Penggunaan
dan instruksi penyimpanan harus diikuti. Dalam beberapa kasus, perlu dilakukan
uji identifikasi dan / atau uji lain pada reagen setelah diterima atau sebelum
digunakan.
14
7. Hewan Pengujian
Jika diperlukan, hewan yang dipakai untuk menguji komponen, bahan atau
produk harus diisolasi sebelum digunakan. Hewan seperti itu harus disimpan dan
dikendalikan dengan cara yang memastikan kesesuaian untuk tujuan
penggunaannya. Hewan harus diidentifikasi dan catatan yang memadai harus
disimpan dan dipelihara untuk membuktikan sejarah penggunaan.
Hendaknya ada ketentuan untuk seluruh bahan awal, bahan pengemas, produk
antara, produk curah serta produk jadi, termasuk spesifikasi dan prosedur pengujian
untuk identitas, kemurnian, kualitas dan grade / potensi.
Program Stabilitas
2.3.8 Inspeksi Diri, Audit Mutu, dan Audit & Persetujuan Pemasok
2.3.10 Dokumentasi
Suatu hal penting dari sistem jaminan kualitas serta kiat agar memenuhi
persyaratan CPOB yaitu pendokumentasi yang sahih. Bermacam dokumentasi serta
hal lain yang dipakai harus seluruhnya ditentukan didalam manajemen mutu.
Bentuk dokumen bisa bermacam-macam, termasuk lembar kertas, elektronik atau
media fotografi. Tujuan utama dari sistem dokumen yang digunakan adalah untuk
menetapkan, mengontrol, memeriksa, serta menulis semua aktivitas secara direct
maupun indirectly mempengaruhi seluruh aspek mutu produk. Manajemen mutu
perusahaan obat harus menjelaskan secara detail tentang pengertian dasar
ketentuan, dan menyediakan catatan proses dan evaluasi yang memadai dari setiap
hasil pengamatan sehingga penerapan persyaratan secara terus menerus dapat
ditunjukkan. Untuk referensi lain tentang penerapan praktik pendokumentasian
yang apik, agar dapat memastikan kepercayaan pada dokumen serta tulisan,
merujuk ke "Guidance on Good Data and Record Management Practices" WHO
atau standar internasional lain yang relevan.
Salah satu hal yang berpengaruh dalam sistem jaminan kualitas terdaftar pada
ketentuan dalam CPOB untuk perusahaan obat yaitu kualifikasi dan validasi. Pada
CPOB mewajibkan perusahaan obat agar menentukan validasi dibutuhkan untuk
membuktikan pengendalian atas aspek-aspek kunci dari proses telah dilaksanakan.
Fasilitas utama, peralatan serta perubahan kegiatan yang bisamempengaruhi
kualitas obat harus diverifikasi. Metode evaluasi risiko hendaknya diaplikasikan
agar bisa mengetahui ruang lingkup bvalidaso. Semua kegiatan vharus
direncanakan. Isi utama dari rencana validasi harus didefinisikan dengan jelas dan
dicatat dalam rencana validasi induk (RIV) atau dokumen yang setara. RIV harus
merupakan dokumen yang ringkas, akurat dan jelas. RIV hendaklah mencakup
sekurangkurangnya data sebagai berikut: kebijakan validasi; struktur organisasi
kegiatanvalidasi; ringkasan fasilitas, sistem, peralatan dan proses yang akan
divalidasi; format dokumen: format protokol dan laporan validasi, perencanaan dan
jadwal pelaksanaan pengendalian perubahan; dan acuan dokumen yang digunakan.
17
berkembang dan pada tahun 1946, Otsuka mulai memproduksi dan menjual set
infus. Setahun kemudian, Masahito Otsuka, putra tertua Busaburo, memimpin
perusahaan.
Kemudian pada Tahun 1974 PT. Otsuka Indonesia didirikan sebagai joint
venture (perusaan patungan) yang berkiprah di perusahaan obat antara Otsuka
Pharmaceutical Co, Jepang dengan pihak Indonesia, perusahaan ini didirikan di
tanah sebesar 40.000 M² tepatnya di kecamatan Lawang, daerah Jawa Timur,
Perusahaan tersebut mempabrikasi serta menjual empat macam sediaan farmasi,
yakni: sediaan bentuk oral, inhaler, sediaan nutrisi dan cairan intravena (infus),
peralatan medik, dan peralatan IV Set.
Produk cair berhasil memasuki pasar farmasi dan menikmati reputasi terbaik
di Indonesia. Keberhasilan ini mendorong PT. Otsuka Indonesia semakin
berkembang pada perusahaan obat ini melalui produksi sediaan nutrisi, obat
teurapetik, serta peralatan medis. Setelah sukses perusahaan berhasil memperoleh
sertifikat ISO 22000: food safety / HACCP untuk produk nutrisi klinis, ISO 13485
untuk produk alat kesehatan, dan sertifikasi CPOB / cGMP yaitu standarisasi proses
manufaktur yang baik.
20
Bentuk lingkaran besar pada logo Otsuka melambangkan langit yang berarti
keterbukaan, kebebasan, dan kepandaian serta masa depan. Sedangkan lingkaran
kecil melambangkan fokus pada energi, dan sumber mata air. Bentuk dari dua
lingkaran yang diposisikan seimbang dan jenis tulisan yang ramah dan terbuka, dari
secara keseluruhan logo Otsuka memberikan makna bahwa Otsuka memiliki
komitmen untuk menyebarkan kebahagiaan dengan meningkatkan kesehatan di
kalangan masyarakat.
Logistic
Recr. & Train, Dev; IR Accounting
HR Alignment (Fact&HO) IT
Tabel II.2 Jenis produk yang diproduksi oleh PT. Otsuka Indonesia
Plastic bottle
No Nama Produk
1 Otsu-NS (100, 500, 1000mL)
2 Otsu-D5 (100, 500mL)
3 Otsu-D10 (500mL)
4 Otsu-D2.5,1/2NS (500mL)
5 Otsu-D5,1/4NS (500mL)
6 Otsu-D5,1/2NS (500mL)
7 Otsu-D10,1/2NS (500mL)
8 KA-EN 1B (500mL)
9 KA-EN 3A (500mL)
10 KA-EN 3B (500mL)
11 KA-EN 4A (500mL)
12 KA-EN MG3 (500mL)
13 Otsu-Salin3 (500mL)
14 Otsu-RS (500mL)
15 Otsu-RLD5 (500mL)
16 Asering (500mL)
17 Asering5 (500mL)
18 Otsutran70 (500mL)
19 Otsutran40 (500mL)
20 Martos-10 (500mL)
21 Potacol-R (500mL)
22 Otsu-manito20 (250, 500mL)
23 Sterile Water For Irrigation USP (1000mL)
Ampoule
No Nama Produk
1 Plastic ampoule
2 Otsu-NS (25mL)
25
3 Otsu-WI (25mL)
4 Otsu-D40 (25mL)
5 Otsu-KCL7.46 (25mL)
6 Otsu-MGSO4 (25mL)
7 Meylon84 (25mL)
Soft bag
No Nama Produk
1 Aminoleban INJ (500mL)
2 Aminovel 600 (500mL)
3 Amiparen INJ (500mL)
4 Kidmin (200, 500mL)
5 Pan Amin G (500mL)
6 Asering (500mL)
7 KA-EN 1B (500mL)
8 KA-EN 3A (500mL)
9 KA-EN 3B (500mL)
10 Aminofluid (500, 1000mL)
Therapeutic Drug Product Rang
No Nama Produk
1 Abilify
2 Acuatim
3 Futaful
4 Pletaal (tab)
5 Mucosta (tab)
6 Meptin (tab, Syrup, SH)
7 Meptin & Obucort Swinghaler
Enteral Nutrition
No Nama Produk
1 Proten
2 Pan-Enteral
3 Neo-Mune
26
4 Aminoleban oral
Medical Devices
No Nama Produk
1 Firebird
2 Firebird-2
3 Tango
4 Mustang
5 Jesper Coil
IV Set
No Nama Produk
1 Bloodset
2 OtsuCath