Anda di halaman 1dari 28

Pengawasan Mutu (QC)

Bahan Baku Obat

1
Mutu
(Kualitas)
• Setiap obat dan produk farmasi yang akan digunakan dan
diedarkan untuk dijual harus memenuhi syarat : khasiat,
keamanan dan kualitasnya (UU 36/2009, pasal 98 ayat 1)
• Kualitas didefinisikan sebagai kumpulan dari karakteristik
suatu produk/jasa yang menunjang kemampuannya untuk
memuaskan kebutuhan yang ditetapkan (ISO 9000:2000)
• Kualitas suatu produk/jasa berorientasi kepada kepuasan
konsumen.
• Sehingga mutu perlu di manajemen (direncanakan,
dilaksanakan dan dievaluasi) secara berkelanjutan, yang
dikenal dengan istilah Sistem Manajemen Mutu (SMM).
• ISO 9000 adalah suatu standar dalam pelaksanaan SMM. 2
Pengertian Mutu Obat
• Keseuaian dengan manfaat dan tujuan produk (JURAN)
• Kesesuaian dengan spesifikasi atau persyaratan sehingga dihasilkan
produk tanpa cacat (PHILIP CROSBY)
• Produk yang bebas dari kontaminasi dan selalu memberikan
manfaat terapetik yang tepat ulang sesuai dengan yang dijanjikan
pada label kepada konsumen (WOODCOCK)
• Kesesuaian senyawa obat atau produk obat dengan kegunaan yang
telah ditetapkan, meliputi karakteristik kualitas, yaitu identitas,
kemurnian dan kadar (ICH)
• Ketepatan obat terhadap tujuan penggunaannya ang ditentukan
oleh : (a) perbandingan khasiat dan keamanan obat terhadap
pengobatan yang sesuai dengan pernyataan dalam label atau
sebagaimana yang dipromosikan atau dipublikasikan, dan (b)
kesesuaian obat terhadap spesifikasi dalam hal identitas, kekuatan, 3
kemurnian dan karakteristik lainnya (WHO)
Pengujian Mutu
• Pengujian mutu adalah berbagai kegiatan meliputi
pengukuran, penentuan dan penetapan berbagai sifat dari
suatu bahan serta evaluasi kesesuaiannya terhadap sifat
baku (standard) yang telah ditentukan.
• Uji kualitas obat dilakukan di suatu laboratorium pengujian
kualitas/mutu (industri, pemerintahan atau universitas).
• Secara garis besar, Pengawasan Mutu (Quality Control / QC)
dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :
1. Raw Material, dilakukan sebelum proses produksi, meliputi
pengujian mutu bahan baku, bahan tambahan dan
kemasan
2. In Process Control, dilakukan pada saat proses produksi
4
3. Produk, dilakukan setelah proses produksi atau barang di
gudang.
Pengujian Mutu
Bahan Baku Obat
1. Pengujian mutu bahan baku obat, meliputi : identitas,
atribut mutu, kemurnian dan kadar.
2. Pengujian mutu sediaan farmasi, meliputi : identifikasi,
kemurnian (bila perlu), penetapan kadar, penetapan kinerja
(disolusi, pelepasan obat, dll)
3. Cara : menggunakan metode, prosedur dan instrumen yang
tercantum dalam Farmakope.
Kalau tidak tercantum dalam FI, maka dapat digunakan
persyaratan dari Farmakope lainnya seperti USP, BP, JP, EP, P
Int, dll

5
Jenis Uji Syarat Baku Sifat Uji Prinsip Jenis Uji

Identifikasi Syarat Identitas Kualitatif Peka • Reaksi kimia,


Bahan Khas • Spektroskopi UV
dan IR,
• Kromatografi

Atribut mutu Syarat mutu Tetapan fisika Khas dan • Suhu & jarak lebur
akurat • Titik didih
• Rotasi optik & jenis

Uji Kemurnian Syarat Kemurnian Toleransi Peka • Uji batas


Uji Batas Semi Kuantitatif • Kadar air
• Susut pengeringan
• Sisa pemijaran
• Kemurnian
kromatografi
• Senyawa asing dan
sejenis
Penetapan Kadar Syarat Kadar Kuantitatif Khas, • Metode absolut 6
/ Potensi akurat & • Metode instrumen
presisi
7
1. Identifikasi
• Identifikasi adalah suatu cara untuk mengungkap identitas dan
membuktikan bahwa bahan yang diperiksa mempunyai
identitas yang sesuai dengan senyawa yang tertera pada
etiketnya.
• Syarat identitas atau identitas baku adalah pernyataan
kualitatif yang harus dipenuhi untuk membuktikan kebenaran,
kesesuaian identitas dan keotentikan senyawa aktif seperti
yang tertera pada etiketnya sehingga dapat dibedakan dengan
senyawa/bahan yang lain.

8
9
Beberapa teknik/cara identifikasi :
• Cara metode kimiawi
• Cara fisikokimia
• Cara kromatografi
• Cara fisika

10
A. Cara Kimia
(Reaksi Kimia)
Reaksi kimia yang dapat digunakan dalam identifikasi adalah:
• hasil reaksi harus dapat diobservasi oleh indra seperti warna,
bau, endapan, dll.
• Reaksi harus cepat dan spesifik
• Reaksi harus dapat diulang (reproducible) dengan hasil yang
sama baik dilakukan oleh penguji lain atau pada waktu yang
berlainan.

11
B. Cara Fisikokimia
• Cara ini mempunyai beberapa keuntungan yaitu hasil yang
diperoleh lebih nyata dan dalam beberapa hal bahan tidak
mengalami kerusakan atau penguraian yang berarti.
• Salah satu kelemahannya adalah cara ini memerlukan
instrumen yang canggih dan bahan baku pembanding serta
keterampilan khusus untuk melaksanakannya. Kadang-kadang
memerlukan bahan yang murni dan biaya yang cukup mahal.
• Cara yang direkomendasikan Farmakope adalah cara
Spektrofotometri (UV dan IR), serta cara Kromatografi (KLT,
KCKT dan KG).

12
Contoh spektra UV

13
Contoh spektra IR

14
Contoh KLT

15
2. Atribut Mutu
• Atribut mutu (standard quality attributes) adalah besaran
angka, nilai atau rentang angka tetapan fisika yang harus
dipunyai bahan kimia.
• Tetapan fisika merupakan tetapan yang khas untuk senyawa
murni, sehingga dapat digunakan sebagai kriteria identifikasi.
• Akan tetapi dengan adanya senyawa asing atau cemaran
dalam senyawa akan mempengaruhi tetapan fisika yang
terukur (Hukum Roult). Oleh karenanya tetapan fisika dapat
digunakan sebagai kriteria kemurnian.

16
Contoh Atribut Mutu
• Suhu lebur lebih kurang 225° disertai peruraian.
• Rotasi jenis -239° sampai-258°, dihitung terhadap zat yang
telah dikeringkan menggunakan larutan dalam asam klorida
0,01N.
• Jarak lebur antara 110° dan 112°.
• Indeks bias 1,526 sampai 1,537
• Bobot per ml 0,90 sampai 0,923
• Bobot jenis antara 0,882 dan 0,886, lakukan penetapan pada
suhu 25°

17
3. Uji Kemurnian
• Kemurnian baku (standard of purity) merupakan ungkapan
yang menyatakan senyawa (bahan baku) bebas dari senyawa
asing atau batas toleransi maksimum terhadap
cemaran/senyawa asing yang masih diperbolehkan
• Senyawa dikatakan murni, bila senyawa tersebut bebas dari
senyawa asing atau mengandung senyawa asing dalam batas
yang diperbolehkan
• Kemurnian senyawa obat erat kaitannya dengan khasiat dan
keamanan penggunaannya.

18
Contoh
• Senyawa sejenis. Lakukan penetapan dengan cara
kromatografi lapis tipis, dst.
• Cemaran secara kromatografi. Cemaran total tidak lebih dari
2,0% dan cemaran masing-masing tidak lebih dari 0,5%.
• Air, Metode I, Tidak lebih dari 2,0%.
• Susut pengeringan. Tidak lebih dari 3,0%, lakukan pengeringan
pada suhu 105° selama 2 jam.
• Sisa pemijaran. Tidak lebih dari 0,1%.
• Logam berat, Metode III. Tidak lebih dari 20 bpj.
• Cemaran senyawa organik mudah menguap. Metode V,
Memenuhi syarat.
19
• Selenium. Tidak lebih dari 30 bpj
4. Penetapan Kadar / Potensi
• Penetapan kadar dilakukan sesuai dengan yang tertera dalam
masing-masing monografinya.
• Prosedur lain yang tidak tercantum dalam monografi, dapat
digunakan asalkan dapat dibuktikan ketelitian dan
ketepatannya paling sedikit sama dengan prosedur dalam
monografi.
• Syarat kadar/potensi atau kadar/potensi baku adalah
pernyataan kadar atau potensi senyawa aktif dalam bahan
baku obat yang harus dipenuhi oleh bahan agar dapat
digunakan untuk pengobatan.

20
Contoh Pernyataan kadar bahan baku
• Alopurinol mengandung tidak kurang dari 98,0%dan tidak
lebih dari 101,0% C5H4N4O dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan.
• Alfa Tokoferol Asetat adalah semua bentuk rasemat α-
tokoferol asetat. Mengandung tidak kurang dari 96,0% dan
tidak lebih dari 102,0% C31H52O3.
• Amikasin mempunyai potensi tidak kurang dari 900 μg
C22H43H5O13 per mg, dihitung terhadap zat anhidrat.
• Aminofilin adalah senyawa anhidrat atau mengandung tidak
lebih dari 2 molekul hidrat. Mengandung tidak kurang 84,0%
dan tidak lebih dari 87,4% teofilin anhidrat, C7H8N4O2, dihitung
terhadap zat anhidrat.
• Amoksilin mengandung tidak kurang dari 90,0% C16H19N3O5S,
dihitung terhadap zat anhidrat. Mempunyai potensi setara 21
dengan tidak kurang dari 900 μg dan tidak lebih dari 1050 μg
per mg C16H19N3O5S, dihitung terhadap zat anhidrat.
Metdoe Penetapan kadar
• Gravimetri
• Volumetri/titrasi
• Spektrofotometri
• Kromatografi
• Mikrobioliolgi
• Radiokimia dan radioimun
• Metode lainnya

22
Pemilihan Metode
1. Metode/prosedur yang sudah ada/digunakan sebelumnya
2. Metode/prosedur lain yang dapat diperkirakan dari unsur
penyusun, gugus fungsi dan ikatan
3. Bahan pembantu/matriks yang digunakan
• tidak mengganggu
• mengganggu metode analisis
Bila mengganggu, perlu pengembangan pemisahan yang
memadai atau memilih metode yang separatif
4. Kadar senyawa aktif dalam sampel
• Kecil  pilih metode yang kepekaannya tinggi
• Besar  pilih metode umum/klasik
5. Persyaratan hasil analisis yang harus digunakan (kepekaan, 23
ketelitian, ketepatan, dll)
Pustaka yang dapat digunakan
1. Farmakope Indonesia, United States Pharmacopeia, British
Pharmacopeia, European Pharmacopeia, etc.
2. Merck Index of Chemicals and Drugs
3. Handbook of Chemistry and Physic
4. Analytical Profiles of Drug Substances
5. Official Methods of Analysis (AOAC)
6. Analysis of Drugs and Poisson
7. Hand Book atau Text Book tentang Analisis Kimia dan
Analisis Farmasi
8. Jurnal Ilmiah Kefarmasian (PUBMED)
24
Note : GUNAKAN PUSTAKA 10 TAHUN TERAKHIR
BAHAN
BAKU

Tidak ada Tidak ada


Tercantum dalam FI Lihat Farmakope lain

Ada
Prosedur/metode/
pereaksi terdapat di
laboratorium
Ada

Tidak Metode sudah Laksanakan pengujian


dikuasai/familiar bahan baku
Tidak

Prosedur lain yang Ada


setara dengan FI
Tidak ada
Lakukan Validasi Metode Analisis
pengembangan 25
metode/prosedur
analisis
SEDIAAN
JADI

Tidak ada Tidak ada


Tercantum dalam FI Lihat Farmakope lain

Ada
Prosedur/metode/
pereaksi terdapat di
laboratorium
Ada

Tidak Metode sudah dikuasai Laksanakan pengujian


Matriks tidak mengganggu Sediaan Jadi
Tidak

Prosedur lain lengkap Ada


dengan penyiapan sampel

Tidak ada
Lakukan Validasi Metode Analisis
pengembangan 26
metode/prosedur
analisis
Ringkasan
• Pengujian dan pengawasan mutu bahan baku maupun sediaan
farmasi sangat diperlukan dalam rangka pemenuhan kepuasan
konsumen.
• Pengujian dan pengawasan dilakukan terhadap bahan baku
dan sediaan jadi, serta pada saat proses produksi berlangsung.
• Pengujian mutu bahan baku obat, meliputi : identitas, atribut
mutu, kemurnian dan kadar.
• Pengujian mutu sediaan farmasi, meliputi : identifikasi,
kemurnian (bila perlu), penetapan kadar, penetapan kinerja
(disolusi, pelepasan obat, dll). (Bersambung ke mata kuliah
yang lain)
27
28

Anda mungkin juga menyukai