Anda di halaman 1dari 11

DIKSI ATAU PILIHAN KATA

A. PENGANTAR

Materi perkuliahan ini meliputi penjelasan tentang pengertian diksi serta syarat
ketepatan diksi. Tujuan pemberian materi perkuliahan ini adalah agar mahasiswa mampu
memilih kata yang tepat dalam kegiatan komunikasi atapun dalam menulis karangan ilmiah.

B. MATERI
1. Pengertian Diksi
Diksi adalah pilihan kata yang tepat dan selaras dalam penggunaannya untuk
mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan oleh
penutur atau penulis.

2. Syarat Ketepatan Diksi

Setiap kata terdiri atas dua aspek, yaitu bentuk dan makna (Sofyan, 2007: 30).
Bentuk merupakan sesuatu yang dapat diinderai, dilihat, atau didengar. Makna merupakan
sesuatu yang dapat menimbulkan reaksi dalam pikiran karena rangsangan bentuk. Misalnya,
apabila ada seseorang berteriak banjir dalam pikiran kita timbul reaksi karena kita
mengetahui arti kata tersebut. Seseorang yang mengetahui bentuk atau rupa suatu benda
belum tentu mengetahui namanya; demikian pula, seseorang yang mengetahui namanya
belum tentu mengetahui bentuk atau rupa benda itu. Oleh sebab itu, pemahaman terhadap
bentuk dan makna kata merupakan syarat bagi pemahaman terhadap kata (Sofyan, 2007:
30).
a. Ketepatan Pilihan Kata
Bahasa sebagai alat komunikasi berfungsi menyampaikan gagasan atau ide kepada
pendengar atau pembaca. Pendengar atau pembaca akan menerima gagasan atau ide tersebut
dengan mudah apabila pilihan katanya tepat. Sebaliknya, jika pilihan kata pembicara/penulis
tidak tepat, dapat terjadi hambatan dalam proses penerimaan gagasan atau ide tersebut.
Sehubungan dengan itu, perlu dipelajari hal–hal sebagai berikut: a. kata bermakna denotatif

1
dan konotatif; b. kata bersinonim; c. kata umum dan kata khusus; dan kata yang mengalami
perubahan makna.

1) Makna Denotatif dan Makna Konotatif


Makna denotatif adalah makna yang menunjukkan adanya hubungan konsep dengan
kenyataan. Makna ini merupakan makna yang lugas, makna apa adanya. Makna ini bukan
makna kiasan atau perumpamaan. Sebaliknya, makna konotatif atau asosiatif muncul akibat
asosiasi perasaan atau pengalaman seseorang terhadap apa yang diucapkan atau apa yang
didengar.

2) Kata Bersinonim

Kata bersinonim adalah kata yang memiliki makna yang sama atau hampir sama.
Banyak kata bersinonim yang berdenotasi sama tetapi konotasinya berbeda sehingga kata–
kata yang bersinonim itu dalam pemakaiannya tidak sepenuhnya dapat saling menggantikan.
Misalnya: kata-kata mati, meninggal, wafat, gugur, mangkat, mampus, dan berpulang
memiliki makna denotasi yang sama, yaitu nyawa terlepas dari raga, tetapi makna
konotasinya berbeda.

3) Kata Bermakna Umum dan Bermakna Khusus

Kata bermakna umum mencakup kata bermakna khusus. Kata bermakna umum dapat
menjadi kata bermakna khusus jika dibatasi. Kata bermakna umum digunakan
mengungkapkan gagasan yang bersifat umum, sedangkan kata bermakna khusus digunakan
menyatakan gagasan yang bersifat khusus atau terbatas.
Contoh: kata-kata kendaraan, mobil, dan sedan memiliki kedudukan yang berbeda.
Kata sedan lebih khusus daripada kata mobil; kata mobil lebih khusus daripada kata
kendaraan. Demikian pula halnya dalam rangkaian kata berikut ini: hewan, hewan
peliharaan, kucing.

4) Kata yang Mengalami Perubahan Makna

2
Dalam bahasa Indonesia, juga dalam bahasa lain, terdapat kata yang mengalami
penyempitan makna maupun perluasan makna. Hal ini terjadi seiring dengan perkembangan
kehidupan manusia.
Contoh kata Indonesia yang mengalami penyempitan makna adalah sarjana dan
pendeta. Kata sarjana semula digunakan untuk menyebut semua cendekiawan; kini kata
tersebut digunakan untuk menyebut cendekiawan lulusan perguruan tinggi saja. Kata
pendeta semula memiliki arti orang yang berilmu, kini hanya digunakan untuk menyebut
guru atau pemuka agama Kristen.
Contoh kata yang mengalami peluasan makna adalah kata berlayar, bapak, ibu,
saudara, dan putra–putri. Kata berlayar semula digunakan dengan makna ‘bergerak di laut
menggunakan perahu layar’. Kini maknanya meluas, yaitu ‘bepergian lewat laut, baik
memakai perahu layar maupun alat transportasi jenis lain’. Kata bapak, ibu, dan saudara
semula digunakan hanya dalam hubungan kekerabatan; kini ketiga kata tersebut digunakan
juga untuk menyebut orang yang bukan anggota keluarga. Kata putra dan putri semula
digunakan hanya untuk menyebut anak raja; kini anak siapa pun disebut putra dan putri.

5) Kesesuaian Pilihan Kata


Kesesuaian pilihan kata berkaitan dengan situasi bicara dan kondisi pendengar atau
pembaca (Sofyan, 2007:33). Misalnya, dalam pembicaraan bersifat resmi atau formal
hendaknya digunakan kata–kata baku; sebaliknya, dalam pembicaraan tidak resmi atau
santai tidak ada keharusan itu.
Faktor kepada siapa kita berbicara atau kita menulis perlu diperhatikan agar kata–
kata yang digunakan benar-benar tepat dan dapat dipahami. Pada saat berkomunikasi dengan
masyarakat dari golongan awam, misalnya, sebaiknya digunakan kata–kata umum atau
populer.
Sehubungan dengan itu, dalam berbicara atau menulis perlu diperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
1. Dalam situasi resmi digunakan kata-kata baku.
2. Dalam situasi umum digunakan kata-kata umum.
3. Dalam situasi khusus digunakan kata-kata khusus.

1) Kata Baku dan Takbaku


Kata baku adalah kata yang tidak bercirikan bahasa daerah atau bahasa asing. Baik
dalam hal penulisan maupun dalam pengucapan kata baku bercirikan bahasa Indonesia.
3
Contoh:

Kata Baku Kata Takbaku

pikir, paham fikir, faham


nasihat nasehat
ijazah ijasah
jadwal jadual
kualitas, kuantitas kwalitas, kwantitas
karier karir
pasien pasen
imbau himbau
utang, isap hutang, hisap
hakikat hakekat
lewat liwat
mengapa kenapa
asas azas
energi enerji
hipotesis hipotesa
kategori katagori
sistem sistim
metode metoda
teknik tehnik
tim team
subunit sub unit
pascapanen pasca panen
antarbagian antar bagian
semifinal semi final
asusila a susila
caturbidang catur bidang
ekabahasa eka bahasa
monoloyalitas mono loyalitas
supranatural supra natural
ekstrakurikuler ekstra kurikuler

4
silakan silahkan
terampil trampil
cokelat coklat
menaati mentaati
memengaruhi mempengaruhi
memutuskan memputuskan

2) Kata Ilmiah dan Kata Populer


Kata ilmiah adalah kata yang biasa digunakan dalam lingkungan ilmuwan atau
institusi pendidikan; kata populer banyak digunakan oleh masyarakat umum.
Sehubungan dengan itu, dalam pembicaraan di depan umum sebaiknya digunakan
kata–kata populer agar pesan atau gagasan dapat dipahami dengan baik dan mudah.

Contoh:

Kata Ilmiah Kata Populer

dampak akibat
koma sekarat
kendala hambatan
formasi susunan
frustrasi kecewa
volume isi
pasien orang sakit

3) Kata Percakapan
Kata percakapan biasanya digunakan dalam bahasa lisan. Pada umumnya, kata jenis
ini memiliki kaidah sendiri yang berbeda dengan bahasa ragam tulis.
Beberapa ciri kata–kata percakapan adalah: a. memiliki corak kedaerahan; b. tidak
ajeg menggunakan kaidah bentukan kata; c. sering menyingkat kata. Contoh: kata nggak,
ngerti, dapet, sikon, gini, dan gitu.

5
Kata–kata percakapan sebaiknya dihindari dalam tulisan atau pembicaraan resmi.

6) Unsur Serapan
Dari luar bahasa Indonesia terbentuk kata-kata melalui pungutan kata, baik bahasa daerah
maupun bahasa asing. Kata-kata pungut ada yang diambil tanpa diubah, tetapi ada juga yang
diubah ejaannya. Kata-kata pungut yang sudah disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia
disebut bentuk serapan.
Bentuk-bentuk serapan ada empat macam.
1. Kita mengambil kata yang sudah sesuai dengan ejaan bahasa Indonesia. Yang
termasuk kata-kata itu ialah bank. opname, dan golf.
2. Kita mengambil kata dan menyesuaikan kata itu dengan ejaan bahasa Indonesia.
Yang termasuk kata-kata itu ialah subject subjek
apotheek apotek
standard standar/standardisasi
university universitas
risk risiko
system sistem
technique, techiek teknik

technologie

teknologi
method metode
frequency

frekuensi

practical, practisch praktik


kuitantie kuitansi
percentage persentase
conduit konduite
foto copy fotokopi
management manajemen
legalization legalisasi
coordination koordinasi

6
analysis analisis
efficient efisien
patient pasien
hypothesis hipotesis

activity, activiteit aktif,


aktivitas

7
quality, qualiteit

kualitas
survey survei
carier karier
ambulance ambulans
complex kompleks
psychology psikologi
taxi taksi
February Februari
November November
presidential presidensial
mass media media massa
3. Kita menerjemahkan dan memadankan istilah-istilah asing ke dalam bahasa
Indonesia. Yang termasuk ke dalam bentuk ini ialah
starting point titik tolak
meet the press jumpa pers
up to date mutakhir
briefing taklimat
hearing dengar pendapat
list senarai
pavilion anjungan
editing penyuntingan
take off lepas landas
image citra
supervision penyelia
domain ranah
full time purnawaktu
customer pelanggan
gap kesenjangan
established mapan
airport bandara
upload unggah
download unduh
8
online daring

9
4. Kita mengamnil istilah yang tetap seperti aslinya karena sifat keuniversalannya.
Yang termasuk golongan ini ialah de facto, status quo, cum laude, dan ad hoc.

7) Pembentukan Kata
Pembentukan kata dalam bahasa Indonesia sebenarnya mengikuti pola yang rapi dan
konsisten. Perhatikan keteraturan pembentukan kata berikut.
Verba Dasar Verba Aktif Pelaku Proses Hasil/yang di
Tulis menulis penulis penulisan tulisan
Pukul memukul pemukul pemukulan pukulan
Putus memutuskan pemutus pemutusan putusan
Simpul menyimpulkan penyimpul penyimpulan simpulan
Bawa membawa pembawa pembawaan bawaan
Pilih memilih pemilih pemilihan pilihan
Pakai memakai pemakai pemakaian pakaian
Mukim memukimkan pemukim pemukiman --------

Ada lagi pembentukan kata yang mengikuti pola berikut


Verba Dasar Verba Aktif Pelaku Hal/Tempat
Tani bertani petani pertanian
Mukim bermukim pemukim permukiman
Tinju bertinju petinju pertinjuan
Silat bersilat pesilat persilatan

Kelompok kata di bawah ini mengikuti cara yang lain


Satu bersatu mempersatukan pemersatu persatuan
Oleh beroleh memperoleh peroleh perolehan
Solek bersolek mempersolek pemersolek persolekan

8) Penggunaan Kata yang Hemat


Boros Hemat
1. Sejak dari 1. sejak atau dari
2. agar supaya 2. agar atau supaya
3. demi untuk 3. demi atau untuk
4. adalah merupakan 4. adalah atau merupakan

1
0
5. misalnya … dan lain-lain 5. misalnya atau dan lain-lain
6. Namun demikian, 6. Namun, tanpa demikian
7. Apabila …, maka 7. Apabila …, tanpa kata hubung maka
8. berbagai faktor-faktor 8. berbagai faktor
9. para hadirin 9. hadirin
10. data-data 10. data

9) Ungkapan Idiomatik
Ungkapan idiomatik adalah konstruksi yang khas pada suatu bahasa yang salah satu
unsurnya tidak dapat dihilangkan atau diganti.
Contoh yang tidak dapat dihilangkan
Sehubungan dengan

Berhubungan dengan

Sesuai dengan

Bertepatan dengan

Sejalan dengan

Bertemu dengan
Ungkapan idiomatik lain yang perlu diperhatikan ialah sebagai berikut.
Salah Benar
Terdiri terdiri atas; terdiri dari
Terjadi atas terjadi dari
Disebabkan karena disebabkan oleh
Membicarakan tentang berbicara tentang
Tergantung kepada bergantung pada
Baik … ataupun baik … maupun
Antara … dengan antara … dan
Bukan … tetapi bukan …, melainkan
Tidak … melainkan tidak …, tetapi
Menemui kesalahan menemukan kesalahan
Menjalankan hukuman menjalani hukuman

1
1

Anda mungkin juga menyukai