BAB IV
Belakang dan samping kanan terdiri dari rumah warga, sebelah kiri terdapat
ruang penyuluh.
45
46
a. Visi
b. Misi
2. Kondisi Geografis
kabupaten Bone adalah salah satu dari 27 kecamatan yang berada diwilayah
Kabupaten Bone dengan jarak Ibu Kota Kabupaten adalah kurang lebih 17
Bone Provinsi Sulawesi Selatan. Berdasarkan data statistik luas wilayah Kec.
Tellu Siattinge 159,3 Km². Kecamatan Tellu Siattinge terletak pada koordinat
4 ̊24'8,52" LSdan 120 ̊15'56,50" BT. Batas-batas wilayah Kec. Tellu Siattinge
sebagai berikut:
1
Visi dan Misi Kantor Urusan Agama Kecamatan Tellu Siattinge.
47
3. Kondisi Demografisnya
a. Jumlah Penduduk2
2
Katalog BPS, Kecamatan Tellu Siattinge Dalam Angka 2019 (Badan Pusat
StatistikKabupaten Bone), h. 7.
48
PENGHULU
H. SIRAJUDDIN, S.Ag
JFU JFT
JUMIATI
NIP:196906082014112001
ADMINISTRASI
penelitian ini yaitu pegawai KUA Kecematan Tellu Siatinge, dan masyarakat
50
dirincikan mulai dari usia, pendidikan terakhir, dan alamat. Berikut gambaran
Tabel 3.1
1 15 – 17 Tahun 18 36%
2 20 – 25 Tahun 15 30%
3 28 – 46 Tahun 8 16%
4 47 – 54 Tahun 6 12%
5 >55 Tahun 3 6%
Jumlah 50 100%
Pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa usia responden yang paling banyak
adalah usia 15-17 tahun yaitu sebanyak 18 orang responden dengan persentase
sebesar 36% dan untuk responden dengan jumlah paling sedikit adalah yang
berusia >55 tahun yaitu sebanyak 3 orang responden dengan persentase 6%.
Tabel 3.4
1 Otting 11 22%
2 Waji 26 52%
3 Tokaseng 6 12%
4 Lappae 7 14%
Jumlah 50 100%
Siattinge
hanya di izinkan jika pihak pria sudah 19 (Sembilan belas) tahun dan pihak
dini apabila salah satu atau kedua calon mempelai berusia di bawah 19 atau 16
tahun, pernikahan di bawah umur ini di bolehkan oleh Negara dengan syarat dan
ketentuan tertentu. Pernikahan usia muda atau pernikahan di bawah umur dapat
diartikan menikah dengan usia yang masih sangat muda yaitu sangat di awal
waktu tertentu, dalam artian masih dalam kadaan kehidupanya yang belum mapan
secara sikis dan psikologi. Bahwa dalam masyarakat yang majemuk yang tingkat
52
sebagian besar masyarakat masih berpegang pada tradisi, kebiasaan lama oleh
anaknya.3
pengadilan, dizinkan atau tidaknya tergantung pada hati nurani hakim yang
untuk membangun keluarga atau rumah tangga yang harmonis atau sakinah
mawadah dan rahmah, untuk bisa menciptkan semua itu perlu banyak factor
pendukung dalam pernikahan salah satunya adalah usia, dimana usia juga ikut
pernikahan harus siap baik dari sikis dan psikis, Batas usia dalam melaksanakan
3
Abdi Koro, Perlindungan Anak Di Bawah Umur Dalam Perkawinan Usia Muda Dan
Perkawinan Siri(Cet. I; Bandung: PT Alumni, 2012), h. 72.
4
Mardani, Hukum Perkawinan Islam di Dunia Modern (Cet. I; Yogyakarta, Graha Ilmu,
2011), h. 113.
53
jawab dalam kehidupan berumah tangga. Perkawinan yang sukses sering ditandai
bahwa calon suami istri itu harus telah masak jiwa raganya untuk dapat
baik tanpa berahir perceraian dam mempunyai keturunan yang sehat. Selain
yang mengahruskan setiap orang pria wanita yang belum mencapai umur 21 (dua
puluh satu) tahun, mendapatkan izin kedua orang tua untuk melangsungkan
pernikahan, apabila izin tidak dapat diperoleh oleh orang tua, pengadilan dapat
Pernikahan yang dilakuan diusia muda atau seorang remaja secara teori
sangat rawan dengan permaslahan karena dalam diri remaja masih sangat labil
dalam bertindak, karena emosi dalam diri remaja belum terbentuk sempurna
Selain dari sudut pandang emosional dari sudut pandang kesehatan pun juga
5
Ahmad Rofiq, Hukum Perdata Islam di Indonesia, h. 89.
6
Abdi Koro, Perlindungan Anak di Bawah Umur Dalam Perkawinan Usia Muda Dan
Perkawinan Siri, h. 65.
54
yang menjadi masalah pokok karena memiliki resiko tinggi saat melahirkan,
antara lain masa vital 0-2 tahun, masa kanak-kanak 2-6, masa sekolah 6-12, masa
remaja 12-18 tahun, masa dewasa 21-24 tahun. Jadi secra teori orang bisa
dianggap dewasa minimal berusia 21 tahun karena dalam diri orang dewasa
masyarakat.7
perkawinan dibawah umur dianggap sah apabila sudah akil baligh, adanya
dalam pasal 7 ayat (1) tentang perkawinan izinkan apabila laki-laki sudah
mencapai umur 19 tahun dan wanita sudah mencapai umur 16 tahun, apabila
karena adanya alasan penting seperti halnya telah hamil duluan dan
7
Ahmad Muzakir dan Joko Sutrisno, Psikologi Pendidikan(Cet. I; Bandung: Pustaka Setia,
1997), h. 91.
55
Tingkat pernikahan dibawah umur pada wilayah KUA Kec. Tellu Siattinge
utama dari faktor pribadi biasanya adalah karena kenakalan remaja (seks
bebas) yang mengakibatkan hamil diluar nikah, faktor keluarga adalah satu
jalan yang dipikirkan keluarga yaitu menikahkan pasangan yang remaja di usia
jika seorang perempuan menolak lamaran maka akan menjadi perawan tua,
mencukupi sehingga orang tua menikahkan anaknya pada usia dini agar
mengurangi beban orang tua, dan faktor hukum yaitu negara mengabaikan
56
mencapai 50%, sedangkan pada tahun 2020 hanya sampai 36% karena
anak seringkali membawa dampak negatif bagi calon pengantin baik secara
bahwa ada dampak yang ditimbulkan akibat perkawinan di bawah umur yaitu
8
Thaib, Siskawati. "Perkawinan Dibawah Umur (Ditinjau Dari Hukum Islam Dan Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 1974)." Lex Privatum 5.9 (2017).
9
Bastomi, Hasan. "Pernikahan Dini Dan Dampaknya (Tinjauan Batas Umur
Perkawinanmenurut Hukum Islam Dan Hukum Perkawinan Indonesia)." YUDISIA: Jurnal Pemikiran
Hukum dan Hukum Islam 7.2 (2016): 354-384.
57
tua dan pergaulan bebas, adapun upaya untuk menurunkan angka perkawinan
baik bagi mereka. siapa yang ambil, lalu sosialisasikan batasan usia nikah,
kualitas hidupnya.10
Islam merupakan agama yang diturunkan oleh Allah swt dan sebagai
secara lengkap mengenai kehidupan sosial manusia dan masalah ibadah yang
dijelaskan di dalam al-Quran dan hadist. Salah satu contoh kehidupan sosial
manusia yang tidak dapat dipisahkan oleh setiap individu yaitu pernikahan.
pihak, dengan dasar sukarela dan keridhaan kedua belah pihak untuk
10
Millatussa'adiyyah, Ade, and Susilawati Susilawati. "Upaya Menurunkan Tingkat
Perkawinan Dibawah Umur Terhadap Hak Pendidikan Formal Anak." Ajudikasi: Jurnal Ilmu
Hukum 3.2 (2019): 107-120.
11
Syarifuddin Latif, Status Hukum Pernikahan Wanita Hamil diluar Nikah dan Anaknya
Perspektif Hukum Aadat dan Hukum islam(Cet. I; Yogyakarta: Trust Media Publishing, 2012), h. 2.
58
jasmani dan rohani dalam ikatan pernikahan yang sah secara syariat dan
keturunan yang sehat tentu merupakan cita-cita untuk semua pasangan suami
laki akan memilih istri yang mampu melahirkan keturunan yang sehat dan
cerdas.
pengikatan sebab akibat. Semua lafaz nikah yang disebutkan dalam al-Qur’an
berarti akad.12
yang dengannya menjadi halal hubungan seksual antara pria dengan wanita.
Menurut Imam Hanafi nikah (kawin) yaitu akad (perjanjian) yang menjadikan
halal hubungan seksual sebagai suami istri antara seorang pria dengan seorang
wanita. Menurut Imam Malik nikah adalah akad yang mengandung ketentuan
menikmati apa yang ada pada diri seorang wanita yang boleh nikah dengannya.
Menurut Imam Hanafi, nikah adalah akad dengan menggunakan lafaz nikah
12
Mardani. Hukum Islam Kumpulan Peraturan tentang Hukum Islam di Indonesia. (Cet. III;
Jakarta: Kencana, 2016), h. 24.
59
An nisa ayat 21
karena adanya:
a. Cara mengadakan ikatan telah diatur terlebih dahulu yaitu dengan akad
penting. Dalam agama, perkawinan itu dianggap suatu lembaga yang penting.
Dalam agama, perkawinan itu dianggap suatu lembaga yang suci. Upacara
13
Mardani, Hukum Islam Kumpulan Peraturan tentang Hukum Islam di Indonesia, h. 25.
60
nama Allah. Memilih pasangan hidup dalam Islam telah memberikan petunjuk
cara memilih pasangan hidup untuk menciptakan keturunan yang sehat dan
saleh sejak periode prakonsepsi bahkan sejak pranikah, untuk memilih calon
istri atau suami. Adapaun calon istri yang baik adalah yang mempunyai ciri-
ciri antara lain taat beragama, berakhlak mulia, postur tubuh dan wajah
menarik, mudah melahirkan, berasal dari keluarga baik, serta bukan keluarga
lingkungan.14
14
Ahsin W. Alhafidz, Fiqh Kesehatan h. 257.
15
Sahruddin, KUA Kec. Tellu Siattinge, Kabupaten Bone, Wawancara di Ruang Kepala
KUA Kec. Tellusiattinge.
16
H. Sirajuddin, Penghulu Kec. Tellu Siattinge, Kabupaten Bone, Wawancara di Ruang
Penghulu Kec. Tellusiattinge.
61
1. Dampak Psikologi
dilakukan di bawah umur 18 tahun. Definisi ini tidak terbatas pada masalah
perbedaan budaya, benua ataupun area. Terlepas dari faktor apapun yang
yang akan digali secara mendalam. Untuk memungkinkan analisis data antar
subjek, maka subjek penelitian akan berjumlah dua subjek dari masing-masing
daerah. Total jumlah subjek adalah enam orang yang tersebar. Teknik
sampling yang digunakan adalah pengambilan sampel bola salju agar dapat
rumah tangga bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
memandang pada profesi, agama, suku bangsa, miskin atau kaya, tinggal di
17
Setyawan, Jefri, et al. "Dampak psikologis pada perkawinan remaja di Jawa
Timur." Jurnal penelitian psikologi 7.2 (2016): 15-39.
62
Banyak faktor yang harus mereka fikirkan mulai dari kesehatan perempuan,
kesiapan mental kedua belah pihak, sosial masyarakat juga dalam hal agama.
kematian ibu dan bayi yang cukup tinggi. Tujuan untuk memberikan
pengetahuan atau informasi terkait apa saja dampak yang akan ditimbulkan
2. Dampak Pendidikan
18
Yulianti, Rina. "Dampak yang ditimbulkan akibat perkawinan usia dini." Pamator
Journal 3.1 (2010).
19
Shufiyah, Fauziatu. "Pernikahan Dini Menurut Hadis dan Dampaknya." Jurnal Living
Hadis 3.1 (2018): 47-70.
20
Octaviani, Fachria, and Nunung Nurwati. "Dampak Pernikahan Usia Dini Terhadap
Perceraian Di Indonesia." Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial HUMANITAS 2.2 (2020): 33-52.
63
menjadikan anak yang tumbuh dengan penuh kasih sayang, percaya akan diri
memerlukan bimbingan dari orang tua terutama orang tua yang kurang
dalam memberikan kasih sayang terhadap anak, Selain itu ekonomi orang
c. Upaya orang tua dalam mendidik anak dalam keluarga yang menikah dini
Orang tua yang Menikah dini telah berupaya dalam mendidik anak-anaknya
Selatan adalah 2483 orang dengan jumlah perkawinan dini mencapai 18% dari
total jumlah remaja usia 14-16 tahun. Sebuah tugas yang berat bagi kita semua
21
Ikhsanudin, Muhammad, and Siti Nurjanah. "Dampak Pernikahan Dini Terhadap
Pendidikan Anak Dalam keluarga." Al-I'tibar: Jurnal Pendidikan Islam 5.1 (2018): 38-44.
22
Salmah, Syarifah. "Pernikahan dini ditinjau dari sudut pandang sosial dan pendidikan." Al-
Hiwar: Jurnal Ilmu dan Teknik Dakwah 4.6 (2017).
64
haram menjadi halal dengan syarat sah sebuah pernikahan telah terpenuhi,
tetapi yang menjadi fenomena di Indonesia tingginya angka pernikahan dini
yang terjadi. Hal itu dikarenakan ada sebagian pemikiran dari masyarakat
bahwa menikahkan anaknya dengan segera maka dia tidak perlu lagi mengurus
nafkah untuk anak tersebut, melepaskan tanggung jawabnya sebagai orang tua
apa bila anaknya adalah perempuan”.
3. Dampak Ekonomi
23
Djamilah, Djamilah, and Reni Kartikawati. "Dampak perkawinan anak di
Indonesia." Jurnal Studi Pemuda 3.1 (2014): 1-16.
65
salah satu faktor yang sering terjadi di tanah air, baik pernikahan dini yang
faktor pergaulan bebas (free sex) yang sering menimbulkan kehamilan diluar
nikah, kedua, faktor kemauan sendiri bukan karena paksaan orang tua untuk
segera menikahkan anak, ketiga, faktor orang tua atau perjodohan, keempat,
faktor ekonomi.
tua, sedangkan dampak negatif dari pernikahan dini yaitu masalah yang
dirasakan oleh kedua belah pihak maupun orang sekitar karena usia yang masih
a. Pernikahan dini memang tidak dilarang secara agama, tetapi akan lebih
bijaksana jika menikah di usia matang yang secara fisik dan mental sudah
b. Sebaiknya kepada orang tua agar lebih mengawasi lagi anaknya yang sudah
Dan perlu adanya pelajaran sex education, agar bagi anak muda yang ingin
proses perjalanan hidupnya. Untuk menikah ada 2 hal yang perlu diperhatikan
yaitu kesiapan fisik dan kesiapan mental. Kesiapan fisik seseorang dilihat dari
kemampuan ekonomi, sedangkan kesiapan mental dilihat dari faktor usia. Akan
timbul permasalahan jika pernikahan dilakukan di usia yang sangat muda yaitu
menikah dini yang secara fisik dan mental memanga belum siap.
masyarakat desa, yang telah berlangsund sejak dulu dan masih bertahan sampai
sekarang. Bagi masyarakat sekarang pernikahan usia dini terjadi tidak hanya
karena faktor ekonomi semata, tetapi ada faktor yang terbawa oleh zaman yaitu
pergaulan bebas yang berakibat terjadinya hamil di luar nikah yang lebih
24
Izzah, Nurul. Dampak Sosial Pernikahan Dini di Kelurahan Samalewa Kecamatan
Bungoro Kabupaten Pangkajenne dan Kepulauan. Diss. Unifversitas Islam Negeri Makassar, 2016.
67
itu penulis juga ingin mengetahui faktor penyebab pernikahan usia dini
dikalangan anak muda, dampak apa yang mereka rasakan serta usaha-usaha apa
yang mereka lakukan untuk tetap bertahan hidup dan berumah tangga.
pernikahan usia dini disebabkan mereka hanyalah lulusan Sekolah Dasar dan
sekali.
yaitu; ekonomi, MBA dan takut maksiat. Namun yang paling dominan adalah
faktor ekonomi. Dalam pemenuhan kebutuhan mereka ada yang bekerja sebagai
buruh muat pasir dan ada juga untuk perempuan sebagai buruh garment, yang
negara-negara lain. Badan Pusat Statistik mencatat bahwa angka kejadian atau
prevalensi pernikahan dini lebih banyak terjadi di pedesaan dengan angka 27,11
pernikahan dini terdapat 81 pernikahan usia muda dari 384 pernikahan .Tujuan
25
Ahmad, Zulkifli. "Dampak sosial pernikahan usia dini studi kasus di desa Gunung sindur-
Bogor." (2011).
68
yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah menganalisis faktor penyebab dan
dampak pernikahan.
perceraian tinggi, dan taraf kehidupan yang rendah akibat dari ketidak
positif yang ditimbulkan adalah menghindari zina, mengurangi beban orang tua.
Saran bagi masyarakat, orang tua, dan sekolah diharapkan mendukung anak-
salah satu faktor yang sering terjadi di tanah air, baik pernikahan dini yang
kesederhanaan pola pikir masyarakat sehingga masalah ini akan terjadi secara
26
Yanti, Yanti, Hamidah Hamidah, and Wiwita Wiwita. "Analisis faktor penyebab dan
dampak pernikahan dini di kecamatan kandis kabupaten siak." Jurnal Ibu dan Anak 6.2 (2018): 96-
103.
69
yang akan dirasakan oleh mereka yang melakukannya serta keluarga yang
dilakukan karena akan mempengaruhi pola pikir serta tingkah laku pasangan
muda mudi ini. Kondisi emosional mereka yang dinilai masih labil akan
tangga. selain perceraian, pasangan pernikahan usia muda juga akan mengalami
resiko kematian ibu dan bayi yang cukup tinggi. Tulisan ini dibuat dengan tujuan
untuk memberikan pengetahuan atau informasi terkait apa saja dampak yang akan
kepedulian dalam menghentikan praktek pernikahan usia dini. Salah satu kegiatan
27
Octaviani, Fachria, and Nunung Nurwati. "Dampak Pernikahan Usia Dini Terhadap
Perceraian Di Indonesia." Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial HUMANITAS 2.2 (2020): 33-52.
70
mereka dapat mengulang kembali materi yang telah disampaikan dan mereka
28
Maya, RA Aminah, Rezah Andriani, and Eka Priyanti. "Pendidikan kesehatan tentang
dampak pernikahan dini terhadap kehamilan remaja di sma negeri 14 palembang." Khidmah 2.1
(2019): 10-18.