Anda di halaman 1dari 24

TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

“Pengembangan Sistem Informasi”


Dosen Pengampu: Yananto Mihadi Putra, S.E., M.Si., CMA.

Disusun Oleh :
Fitri Hariyati
43218110096

FAKULTAS EKONOMI BISNIS JURUSAN AKUNTANSI


MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
UNIVERSITAS MERCU BUANA
A. Sistem Informasi
Sistem adalah satu kesatuan komponen yang saling terhubung dengan batasan
yang jelas bekerja bersama-sama untuk mencapai seperangkat tujuan (O’Brien
dan Marakas 2009). Sistem informasi dalam suatu pemahaman yang sederhana
dapat didefinisikan sebagai satu sistem berbasis komputer yang menyediakan
informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang serupa (Sutono,
2007). Sistem informasi adalah kombinasi dari people, hardware, software,
jaringan komunikasi, sumber-sumber data, prosedur dan kebijakan yang
terorganisasi dengan baik yang dapat menyimpan, mengadakan lagi,
menyimpan, dan menyebarluaskan informasi dalam suatu organisasi (O’Brien
dan Marakas 2009).Sistem informasi mengandung tiga aktivitas dasar di
dalamnya, yaitu: aktivitas masukan (input), pemrosesan (processing), dan
keluaran (output). Tiga aktivitas dasar ini menghasilkan informasi yang
dibutuhkan organisasi untuk pengambilan keputusan, pengendalian operasi,
analisis permasalahan, dan menciptakan produk atau jasa baru.
Masukanberperan di dalam pengumpulan bahan mentah (raw data), baik yang
diperoleh dari dalam maupun dari lingkungan sekitar organisasi. Pemrosesan
berperan untuk mengkonversi bahan mentah menjadi bentuk yang lebih memiliki
arti. Sedangkan, keluaran dimaksudkan untuk mentransfer informasi yang
diproses kepada pihak-pihak atau aktivitas aktivitas yang akan menggunakan.
Sistem informasi juga membutuhkan umpan balik (feedback), yaitu untuk dasar
evaluasi dan perbaikan ditahap input berikutnya (Sutono, 2007).
Definisi sebuah sistem informasi manajemen, istilah yang umum dikenal orang
adalah sebuah sistem manusia atau mesin yang terpadu (intregated) untuk
menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan
pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. Sistem ini menggunakan
perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) komputer, prosedur
pedoman, model manajemen dan keputusan, dan sebuah “data base”.

B.   Sistem Informasi Manajemen


Menurut O’Brien dan Marakas (2009), tujuan dari sistem informasi
manajemen adalah: 1) menyediakan informasi yang dipergunakan di dalam
perhitungan harga pokok jasa, produk, dan tujuan lain yang diinginkan
manajemen, 2) menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan,
pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan, 3) menyediakan
informasi untuk pengambilan keputusan. Ketiga tujuan tersebut menunjukkan
bahwa user perlu memiliki akses ke informasi akuntansi manajemen dan
mengetahui bagaimana cara menggunakannya. Informasi akuntansi manajemen
dapat membantu mereka mengidentifikasi suatu masalah, menyelesaikan
masalah, dan mengevaluasi kinerja (informasi akuntansi dibutuhkan dan
dipergunakan dalam semua tahap manajemen, termasuk perencanaan,
pengendalian dan pengambilan keputusan).

C.             Perkembangan Sistem Informasi Manajemen (SIM)


Konsep sistem informasi telah ada sebelum munculnya komputer. Sebelum
pertengahan abad ke-20, pada masa itu masih digunakan kartu punch,
pemakaian komputer terbatas pada aplikasi akuntansi yang kemudian dikenal
sebagai sistem informasi akuntansi. Pada tahun 1964, komputer generasi baru
memperkenalkan prosesor baru yang menggunakan silicon chip circuitry dengan
kemampuan pemrosesan yang lebih baik. Untuk mempromosikan generasi
komputer tersebut, para produsen memperkenalkan konsep sistem informasi
manajemen dengan tujuan utama yaitu aplikasi komputer adalah untuk
menghasilkan informasi bagi manajemen. Konsep SIM ini dengan sangat cepat
diterima oleh beberapa perusahaan dan institusi pemerintah dengan skala besar.
Perkembangan konsep ini masih belum mulus dan banyak organisasi mengalami
kegagalan dalam aplikasinya karena adanya beberapa hambatan, misalnya:
a.      Kekurang pahaman para pemakai tentang komputer
b.      Kekurang pahaman para spesialis bidang informasi tentang bisnis
c.       peran manajemen
d.      relatif mahalnya harga perangkat komputer
e.      terlalu berambisinya para pengguna yang terlalu yakin dapat membangun
sistem informasi secara lengkap sehingga dapat mendukung semua lapisan
manajer
Sementara konsep SIM terus berkembang, Morton, Gorry, dan Keendari
Massachussets Institute of Technology (MIT) mengenalkan konsep baru yang
diberi nama Sistem Pendukung Keputusan (Decision SupportSystems – DSS).
DSS adalah sistem yang menghasilkan informasi yang ditujukan pada masalah
tertentu yang harus dipecahkan atau keputusan yang harus dibuat oleh
manajer.Perkembangan yang lain adalah munculnya aplikasi lain, yaitu
otomatisasi Kantor (office automation – OA), yang memberikan fasilitas untuk
meningkatkan komunikasi dan produktivitas paramanajer.Belakangan timbul
konsep baru yang dikenal dengan namaArtificial Intelligence (AI), sebuah konsep
dengan ide bahwa komputer bisadiprogram untuk melakukan proses lojik
menyerupai otak manusia. Suatu jenis dari AI yang banyak mendapat perhatian
adalah ExpertSystems (ES), yaitu suatu aplikasi yang mempunyai fungsi
sebagaispesialis dalam area tertentu. Semua konsep di atas, baik PDE, SM, OA,
DSS, EIS, maupun AI merupakan aplikasi pemrosesan informasi dengan
menggunakan komputer dan bertujuan menyediakan informasi untuk pemecahan
masalah dan pengambilan keputusan (Sutono, 2007)

D. Tahap-tahap Pengembangan Sistem


1. Tahap Perencanaan
Tahap ini merupakan suatu rangkaian kegiatan sejak ide pertama yang
melatarbelakangi pelaksanaan pengembangan sistem tersebut dilontarkan. Dalam
tahap perencanaan pengembangan sistem harus mendapatkan perhatian yang
sama besarnya dengan merencanakan
proyek-proyek besar lainnya, seperti perencanaan pengadaan perangkat jaringan
teknologi informasi (TI), rencana membangun gedung kantor 15 tingkat.
Keuntungan-keuntungan yang diperoleh jika proyek pengembangan sistem
informasi direncanakan secara matang, mencakup
o Ruang lingkup proyek dapat ditentukan secara jelas dan tegas. Unit organisasi,
kegiatan ataun sistem yang mana yang akan dilibatkan dalam pengembangan
ini? unit mana yang tidak dilibatkan? Informasi ini memberikan perkiraan awal
besarnya sumber daya yang diperlukan.
o Dapat mengidentifikasi wilayah/area permasalahan potensial. Perencanaan
akan menunjukkan hal-hal yang mungkin bisa terjadi suatu kesalahan,
sehingga hal-hal demikian dapat dicegah sejak awal.
o Dapat mengatur urutan kegiatan. Banyak sekali tugas-tugas terpisah dan harus
berjalan secara bersamaan/paralel yang diperlukan untuk pengembangan
sistem. Tugas-tugas ini diatur dalam urutan logis berdasarkan prioritas
informasi dan kebutuhan untuk efisiensi.
o Tersedianya sarana pengendalian. Tingkat pengukuran kinerja harus
dipertegas sejak awal.

2. Tahap Analisis
Ada dua aspek yang menjadi fokus tahap ini, yaitu aspek bisnis atau manajemen
dan aspek teknologi. Analisis aspek bisnis mempelajari karakteristik organisasi
yang bersangkutan. Tujuan dilakukannya langkah ini adalah untuk mengetahui
posisi atau peranan teknologi informasi yang paling sesuai dan relevan di
organisasi dan mempelajari fungsi-fungsi manajemen dan aspek-aspek bisnis
terkait yang akan berpengaruh atau memiliki dampak tertentu terhadap proses
desain, konstruksi, dan implementasi.
Selama tahap analisis, sistem analis terus bekerjasama dengan manajer, dan
komite pengarah SIM terlibat dalam titik-titik yang penting mencakup kegiatan
sebagai berikut:
Menetapkan rencana penelitian system
o Mengorganisasikan tim proyek
o Mendefinisikan kebutuhan informasi
o Mendefinisikan kriteria kinerja system
o Menyiapkan usulan rancangan system
o Menyetujui atau menolak rancangan proyek pengembangan system
Keluaran dari proses analisis di kedua aspek ini adalah masalahmasalah penting
yang harus segera ditangani, analisis penyebab dan dampak permasalahan bagi
organisasi, beberapa kemungkinan skenario pemecahan masalah dengan
kemungkinan dan dampak risiko serta potensinya, dan pilihan alternatif solusi yang
direkomendasikan.

3. Tahap Perancangan/Desain
Pada tahap ini, tim teknologi informasi bekerja sama dengan tim bisnis atau
manajemen melakukan perancangan komponen-komponen sistem terkait. Tim
teknologi informasi akan melakukan perancangan teknis dari teknologi informasi
yang akan dibangun, seperti system basis data, jaringan komputer, teknik koversi
data, metode migrasi sistem, dan sebagainya.
Sementara itu, secara paralel dan bersama-sama tim bisnis atau manajemen, dan
tim teknologi informasi akan melakukan perancangan terhadap komponen-
komponen organisasi yang terkait, seperti: yang akan berpengaruh atau memiliki
dampak tertentu terhadap proses desain, konstruksi, dan implementasi. Selama
tahap analisis, sistem analis terus bekerjasama dengan manajer, dan komite
pengarah SIM terlibat dalam titik-titik yang penting mencakup kegiatan sebagai
berikut:
Menetapkan rencana penelitian system
o Mengorganisasikan tim proyek
o Mendefinisikan kebutuhan informasi
o Mendefinisikan kriteria kinerja system 
o Menyiapkan usulan rancangan system
o Menyetujui atau menolak rancangan proyek pengembangan system 

Keluaran dari proses analisis di kedua aspek ini adalah masalah-masalah penting
yang harus segera ditangani, analisis penyebab dan dampak permasalahan bagi
organisasi, beberapa kemungkinan skenario pemecahan masalah dengan
kemungkinan dan dampak risiko serta potensinya, dan pilihan alternatif solusi yang
direkomendasikan.
4. Tahap Pembangunan Fisik/Konstruksi
Berdasarkan desain yang telah dibuat, konstruksi atau pengembangan sistem
yang sesungguhnya (secara fisik) dibangun. Tim teknis merupakan tulang
punggung pelaksanaan tahap ini, mengingat semua hal yang bersifat konseptual
harus diwujudkan dalam suatu konstruksi teknologi informasi dalam skala yang
lebih detail.
Dari semua tahapan yang ada, tahap konstruksi inilah yang biasanya paling
banyak melihatkan sumber daya terbesar, terutama dalam hal penggunaan SDM,
biaya, dan waktu. Pengendalian terhadap manajemen proyek pada tahap
konstruksi harus diperketat agar penggunaan sumber daya dapat efektif dan
efisien. Bagaimanapun, hal ini akan berdampak terhadap keberhasilan proyek
sistem informasi yang diselesaikan secara tepat waktu. Akhir dari tahap konstruksi
biasanya berupa uji coba atas sistem informasi yang baru dikembangkan.

5. Tahap Implementasi
Tahap implementasi merupakan tahap yang paling kritis karena untuk pertarna
kalinya sistem informasi akan dipergunakan di dalam organisasi. Ada berbagai
pendekatan untuk implementasi sistem yang baru didesain. Pekerjaan utama
dalam implementasi sistem biasanya mencakup hal-hal sebagai berikut:
o Merencanakan waktu yang tepat untuk implementasi
o Mengumumkan rencana implementasi
o Mendapatkan sumberdaya perangkat keras dan lunak
o Menyiapkan database
o Menyiapkan fasilitas fisik
o Memberikan pelatihan dan workshop
o  Menyiapkan saat yang tepat untuk cutover (peralihan sistem)
o  Penggunaan sistem baru

Pemberian pelatihan (training) harus diberikan kepada semua pihak yang terlibat
sebelum tahap implementasi dimulai. Selain untuk mengurangi risiko kegagalan,
pemberian pelatihan juga berguna untuk menanamkan rasa memiliki terhadap
sistem baru yang akan diterapkan. Dengan cara ini, seluruh jajaran pengguna
akan dengan mudah menerima sistem tersebut dan memeliharanya dengan baik di
masa-masa mendatang.

6. Tahap Pasca Implementasi


Pengembangan sistem informasi biasanya diakhiri setelah tahap implementasi
dilakukan. Namun, ada satu tahapan lagi yang harus dijaga dan diperhatikan oleh
manajemen, yaitu tahap pasca implementasi. Kegiatan yang dilakukan di tahap
pasca implementasi adalah bagaimana pemeliharaan sistem akan dikelola. Seperti
halnya sumber daya yang lain, sistem informasi akan mengalami perkembangan di
kemudian hari. Hal-hal seperti modifikasi sistem, berpedoman ke sistem lain,
perubahan hak akses sistem, penanganan terhadap fasilitas pada sistem yang
rusak, merupakan contoh dari kasus-kasus yang biasanya timbul dalam
pemeliharaan sistem. Disinilah diperlukan dokumentasi yang memadai dan
pemindahan pengetahuan dari pihak penyusun sistem ke pengguna untuk
menjamin terkelolanya dengan baik proses-proses pemeliharaan sistem. Dari
perspektif manajemen, tahap pasca-implementasi adalah berupa suatu aktivitas di
mana harus ada personil atau divisi yang dapat melakukan perubahan atau
modifikasi terhadap sistem informasi sejalan dengan perubahan kebutuhan bisnis
yang dinamis.

E. Pendekatan Pengembangan Sistem Informasi

Dilakukan dengan menggunakan metodologi (suatu proses standar yang diikuti


oleh organisasi untuk melaksanakan seluruh langkah yang diperlukan untuk
menganalisa, merancang, mengimplementasikan, dan memelihara sistem
informasi). Metodologi klasik yang digunakan dikenal dengan istilah SDLC (System
Development Life Cycle).
1) Pendekatan Konvensional
Pemahaman masalah didasarka pada pelaksanaan prosedur kerja.
Pelaksanaan pengembangan kerja diawali dengan melihat alur dokumen dari satu
bagian organisasi ke bagian organisasi lainnya, selanjutnya ditentukan proses-
proses pengolahan datanya. Secara historis, digunakan untuk mengembangkan
sistem pengolahan transaksi yang ada di sistem fisik.

2) Pendekatan Fungsional
Dekomposisi permasalahan dilakukan berdasarkan fungsi atau proses secara
hirarki, mulai dari konteks sampai proses-proses paling kecil (top down).
Pengembangan dilaksanakan denga melihat fungsi atau proses yang harus
dilaksanakan oleh sistem, data yang menjadi masukan atau keluaran, sumber dan
tujuan data, serta tempat penyimpanan data

3) Pendekatan Struktur Data


Sudut pandang pengembangan adalah struktur data dari dokumen
masukan/keluaran yang digunakan dalam system Struktur tersebut kemudian
dinyatakan secara hirarki dengan menggunakan konstruksi sequence, selection,
dan repetition sampai terlihat proses pembentukannya

4) Information Engineering
Sistem dibangun berdasarkan kebutuhan informasi enterprise Pelaksanaan
pengembangan perlu diawali dengan proses perencanaan strategis informasi dan
wilayah bisnis Cakupan pengembangan adalah seluruh enterprise (enterprise-wide
basis) Mengaplikasikan teknik terstruktur dan automated tools

5) Pendekatan Objek
Sudut pandang pengembangan sistem dilakukan berdasarkan objek-objek yang
ada dalam system Sistem dipandang sebagai kumpulan objek yang mempunyai
atribut (data) dan operasi (layanan) yang saling berinteraksi satu dengan yang
lainnya
Setiap objek dalam sistem dapat menerima pewarisan (inheritance) dari objek
lainnya Setiap objek dapat mempunyai kemampuan poliforisme

F. Faktor-faktor yang dijadikan ukuran keberhasilan penerapan


suatu sistem menurut Laudon yaitu:

1.      Sistem tersebut tingkat penggunaannya relatif tinggi yang diukur melalui polling
terhadap pengguna, pemanfaatan kuesioner, atau monitor parameter seperti volume
transaksi on-line.
2.      Kepuasan pengguna terhadap sistem yang diukur melalui kuesioner atau
interview.
3.      Sikap yang menguntungkan para pengguna terhadap sistem informasi dan staff
dari sistem informasi.
4.      Tujuan yang dicapai.
5.      Timbal balik keuangan untuk organisasi baik melalui pengurangan biaya atau
peningkatan penjualan dan profit.
Kegagalan dari sistem informasi bukan hanya pada bagian-bagiannya saja,
tetapi pada keseluruhan sistem yang tidak dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Pengguna harus memahami sistem informasi dan mengembangkan prosedur
manual paralel untuk membuat sistem bekerja secara sempurna. Terdapat faktor
penyebab munculnya masalah pada sistem informasi, faktor tersebut dapat bersifat
teknis dan nonteknis. Faktor-faktor tersebut yaitu:
1.      Desain
2.      Data
3.      Biaya
4.      Operasi
G. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesukesan penerapan sistem
informasi
antara lain adanya dukungan dari manajemen eksekutif, keterlibatan end
user(pemakai akhir), penggunaan kebutuhan perusahaan yang jelas, perencanaan
yang matang, dan harapan perusahaan yang nyata. Sementara alasan kegagalan
penerapan sistem informasi  antara lain:

1.      Kurangnya dukungan dari pihak eksekutif atau manajemen


Persetujuan dari semua level manajemen terhadap suatu proyek sistem informasi
membuat proyek tersebut akan dipersepsikan positif oleh pengguna dan staf
pelayanan teknis informasi. Dukungan tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk
penghargaan terhadap waktu dan tenaga yang telah dicurahkan pada proyek
tersebut.
Keterlibatan dalam desain dan operasi sistem informasi mempunyai beberapa hasil
yang positif. Pertama, jika pengguna terlibat secara mendalam dalam desain sistem,
ia akan memiliki kesempatan untuk mengadopsi sistem menurut prioritas dan
kebutuhan bisnis, dan lebih banyak kesempatan untuk mengontrol hasil. Kedua,
pengguna berkecenderungan untuk lebih bereaksi positif terhadap sistem karena
mereka merupakan partisipan aktif dalam proses perubahan itu sendiri.
Kesenjangan komunikasi antara pengguna dan perancang sistem informasi terjadi
karena pengguna dan spesialis sistem informasi cenderung memiliki perbedaan
dalam latar belakang, kepentingan dan prioritas. Inilah yang sering dikatakan
sebagai kesenjangan komunikasi antara pengguna dan desainer(user-designer
communication gap).

2.      Tidak Memiliki Perencanaan Memadai


Sistem informasi sebaiknya harus ditentukan maksud dan tujuannya. Setelah itu,
menambahkan komponen-komponen yang sesuai dengan tujuan utama dari sistem
informasi tersebut. Perencanaan sistem informasi sebaiknya sejalan dengan tujuan
dan komponen-komponen yang telah ditentukan sehingga tidak keluar dari jalur
utama yang telah ditetapkan. Sistem informasi yang tidak sesuai dengan kebutuhan
akan menghambat tujuan dari perusahaan tersebut.
Pengembangan dan penerapan sistem informasi yang tidak didukung dengan
perencanaan yang matang tidak akan mampu menjembatani keinginan dan
kepentingan berbagai pihak di perusahaan. Hal ini dikarenakan sistem yang
dijalankan tidak sesuai dengan arah dan tujuan perusahaan. Oleh karena itu,
perusahaan yang tidak memiliki kompetensi inti dalam bidang teknologi informasi
sebaiknya menjadi tidak memaksakan untuk menjadi leader dalam investasi
teknologi informasi.
Sebagian besar penyedia jasa teknologi informasi kurang sensitif  terhadap
manajemen perusahaan, tetapi hanya fokus pada tools yang akan dikembangkan.
Kelemahan inilah yang mengharuskan perusahaan untuk mengidentifikasi secara
jelas kebutuhan dan spesifikasi sistem informasi yang akan diterapkan berikut
manfaatnya terhadap perusahaan. Kemauan perusahaan dalam merancang
penerapan sistem informasi berdasarkan sumberdaya yang dimiliki diyakini dapat
meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan.

3.      Inkompetensi secara Teknologi


Kesuksesan pengembangan sistem informasi tidak hanya bergantung pada
penggunaan alat atau teknologinya saja, tetapi juga manusia sebagai perancang
dan penggunanya. Sistem informasi yang tidak disosialisasikan akan menyebabkan
karyawan tidak dapat menggunakan sistem informasi tersebut. Hal ini akan
berdampak pada menurunnya kinerja perusahaan dan kegagalan sistem informasi
sehingga sistem informasi yang telah dirancang akan sia-sia serta menyebabkan
kerugian materi yang cukup besar. Selain itu, waktu sosialisasi yang singkat dapat
menjadi kendala dalam hal penerapan sistem informasi. Karyawan kurang
mempelajari mengenai sistem informasi yang mereka gunakan sehingga
kemampuan mereka terbatas. Menurut Pambudi (2003) harus ada
penyesuaian tertentu dalam menerapkan sistem informasi. Penyesuaian terhadap
strategi penerapan sistem yang baru harus disosialisasikan dengan jelas kepada
karyawan.
Sistem informasi harus dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
pengguna. Kompleksitas sistem bukanlah merupakan jaminan perbaikan kinerja,
bahkan menjadi kontraproduktif jika tidak didukung oleh kesiapan sumberdaya
manusia dalam tahapan implementasinya. Hal ini sering terjadi terutama pada
perusahaan yang pengetahuan teknologi informasinya rendah. Jika pengembangan
sistem informasi diserahkan pada sumberdaya yang kurang memiliki kompetensi
dibidangnya akan berakibat fatal bagi perusahaan ketika sistem tersebut telah
diterapkan. Pengembangan sistem informasi sebagai salah satu sarana pencapaian
tujuan perusahaan, sehingga keduanya harus relevan, serta perlu disiapkan dengan
baik dan matang. Selain itu, perusahaan harus memiliki harapan yang nyata, yaitu
yang ingin dicapai dan berusaha dalam meraihnya, sehingga efektivitas dari
pengembangan atau penerapan sistem informasi dapat terjadi

4.   Komunikasi Antara Pengguna dengan Perancang Sistem Informasi


Hubungan antara konsultan dengan klien secara tradisional merupakan bidang
masalah dalam upaya sistem informasi. Pengguna dan specialist sistem informasi
cenderung mempunyai perbedaan dalam latar belakang, kepentingan dan prioritas.
Inilah yang sering dikatakan sebagai kesenjangan komunikasi antara pengguna dan
desainer. Perbedaan ini akan menyebabkan adanya perbedaan loyalitas organisasi,
pendekatan dalam pemecahan masalah, dan referensi.

5.      Tingkat Kompleksitas dan Resiko


Terdapat kecenderungan gagal pada Beberapa proyek pengembangan sistem
karena sistem-sistem tersebut mengandung tingkat resiko yang tinggi dibandingkan
yang lain. Para peneliti telah mengidentifikasikan tiga faktor kunci yang
memengaruuhi tingkat resiko proyek.
Sistem pengembangan proyek tanpa manajemen yang tepat besar kemungkinan
akan membawa konsekuensi kerugian sebagai berikut:
1.      Biaya yang berlebih sehingga melampaui anggaran.
2.      Melampaui waktu yang telah diperkirakan.
3.      Kelemahan teknis yang berakibat pada kinerja yang berada dibawah tingkat
dari yang diperkirakan.
4.      Gagal dalam memperoleh manfaat yang diperkirakan.

H. Penerapan Pendekatan Sistem


Inti dari prosedur-prosedur yang sering kali diusulkan dalam menerapkan pendekatan
sistem di dalam tahapan-tahpan metode ilmiahnya sebagai berikut:
1.Tahap Pertama (pernyataan tujuan)
Ketika kita menentukan tujuan, kita sebenarnya menentukan sasaran yang
ingin dicapai, untuk menentukan apakah output yang dihasilkan sesuai dengan output
yang diharapkan. Maka tujuan harus dinyatakan dalam bentuk yang dapat diukur dan
harus ditentukan kriteria kinerja.
2.Tahap kedua ( sintesa)
Mengkombinasikan bagian-baigian atau elemen untuk membentuk suatu
kesatuan. Sintesa dimulai dengan mengidetifikasi komponen-komponen suatu sistem
tertentu untuk dipilih kaitannya dan keterbatasan yang dimiliki baik oleh lingkungan atau
sistem itu sendiri.
3.Tahap ketiga (evaluasi)
Menilai setiap alternative sistem terasa terperinci untuk menilai kinerja dan
menentukan sejauh mana sistem tersebut dapat memenuhi target yang ditentukan.
4.Tahap empat (pemilihan)
Kita melaksanakan pemilihan terakhir dari beberapa alternative sisitem dari
bersarkan sistem hasil penilaian kita. Suatu hal yang perlu disadari dari proses
pemilihan adalah bahwa suatu sistem apapun akan menjadi sempurna dalam berbagai
pertimbangan dan ini hal yang tidak dikehendaki.

I. Peranan Fungsi Sistem Informasi Manajemen Pada Organisasi


Bisnis dalam Perekonomian
1.              Mendukung Operasi Bisnis.
Mulai dari akuntansi sampai dengan penelusuran pesanan pelanggan, sistem
informasi menyediakan dukungan bagi manajemen dalam operasi/kegiatan bisnis
sehari-hari. Ketika tanggapan/respon yang cepat menjadi penting, maka kemampuan
Sistem Informasi untuk dapat mengumpulkan dan mengintegrasikan informasi
keberbagai fungsi bisnis menjadi kritis/penting.

2.              Mendukung Pengambilan Keputusan Managerial.


Sistem informasi dapat mengkombinasikan informasi untuk membantu manager
menjalankan menjalankan bisnis dengan lebih baik, informasi yang sama dapat
membantu para manajer mengidentifikasikan kecenderungan dan untuk mengevaluasi
hasil dari keputusan sebelumnya. Sistem Informasi akan membantu para manajer
membuat keputusan yang lebih baik, lebih cepat, dan lebih bermakna.

3.              Mendukung Keunggulan Strategis.


Sistem informasi yang dirancang untuk membantu pencapaian sasaran strategis
perusahaan dapat men-ciptakan keunggulan bersaing di pasar.

J. Cara Mengembangkan Sistem Informasi


Ada banyak cara dalam mengembangkan sistem informasi,
seperti insourcing,prototyping, pemakai paket perangkat lunak.

1. Insourcing
Merupakan pekerjaan yang dilakukan dengan memanfaatkan spesialis yang ada dalam
perusahaan tersebut. Contohnya adalah usaha pengembangan ICT dalam perusahaan,
dengan membentuk divisi khusus yang berkompeten di bidangnya, seperti departemen
EDP (Electronic Data Processing). Pada umumnya, alasan utama dari penerapan in-
sourcing adalah faktor biaya.

Keuntungan pengembangan sistem informasi melalui pendekatan in-sourcing


1) Perusahaan dapat mengontrol sistem informasinya sendiri.
2) Biaya untuk pekerja dalam perusahaan biasanya lebih
3) Mengurangi biaya operasional perusahaan, seperti transport dan lain-lain.
4) Kedekatan departemen IT dan end user akan mempermudah komunikasi dalam
pengembangan sistem.
5) Pengembangan sistem dilakukan oleh orang IT, sehingga
penerapan software/hardware relatif lebih sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
6) Biaya yang lebih murah karena tidak ada kontrak.
7) Respon yang cepat ketika terjadi masalah dalam sistem karena yang menangani
masih dalam perusahaan yang sama .
8) Fleksibel, karena perusahaan dapat meminta perubahan sistem pada karyawannya
sendiri tanpa harus mengeluarkan biaya tambahan.

Kelemahan Penggunakan in-sourcing
1) Perusahaan perlu memperhatikan masalah investasi dari pengembangan sistem
informasi, jangan sampai pengembangan memakan waktu terlalu lama yang akan
memangkas biaya lebih lagi.
2) Mengurangi fleksibilitas strategi.
3) Supplier yang berpotensi memberikan produk dan layanan yang mahal.
4) Kinerja karyawan cenderung menurun ketika sudah menjadi pegawai tetap, karena
faktor kenyamanan yang dimiliki pegawai tetap.
5) Tidak ada batasan biaya dan waktu yang jelas, karena tidak ada target.
6) Kebocoran data yang dilakukan oleh karyawan IT, dikarenakan tidak
ada reward dan punishment yang jelas.
7) End user tidak terlibat secara langsung, sehingga terdapat kemungkinan hasil
implementasi sistem tidak sesuai dengan kebutuhan end user.

2. Prototyping
Merupakan suatu pendekatan yang membuat suatu model yang memperlihatkan fitur-
fitur suatu produk, layanan, atau sistem usulan. Modelnya dikenal dengan
sebutan prototipe. Keuntungan pengembangan sistem informasi melalui
pendekatan Prototyping :
1) End user dapat berpartisipasi aktif
2) Penentuan kebutuhan lebih mudah diwujudkan
3) Mempersingkat waktu pengembangan SI
4) Adanya komunikasi yang baik antara pengembang dan pelanggan
5) Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan pelanggan
6) Pelanggan berperan aktif dalam pengembangan sistem
7) Lebih menghemat waktu dalam pengembangan sistem
8) Penerapan menjadi lebih mudah karena pemakai mengetahui apa yang
diharapkannya.
Kelemahan penggunaan prototyping
1) Proses analisis dan perancangan terlalu singkat
2) Mengesampingkan alternatif pemecahan masalah
3) Bisanya kurang fleksible dalam mengahadapi perubahan
4) Prototype yang dihasilkan tidak selamanya mudah dirubah

3. Pemakai paket perangkat lunak


Pada prakteknya, sebuah paket perangkat lunak seringkali belum sesuai dengan
semua kebutuhan perusahaan. Namun, adakalanya kemampuan yang ditawarkan
sebuah paket perangkat lunak jauh melebihi dari kebutuhan. Oleh karena itu, diperlukan
pula tindakan untuk mengidentifikasi perbedaan antara kemampuan yang ditawarkan
paket perangkat lunak dengan kebutuhan perusahaan. Pada keadaan seperti ini, tentu
saja modul-modul yang sekiranya belum diperlukan dapat tidak dibeli.

Keuntungan pengembangan sistem informasi melalui pemakaian perangkat lunak


1) Menurangi kerja untuk perancangan, pemprograman, installasi dan pemeliharaan
2) Dapat menghemat waktu dan biaya jika yang dikembangkan adalah aplikasi bisnis
yang umum
3) Mengurangi kebutuhan sumber daya internal bidang sistem informasi
Kelemahan
1) Kemungkinan tidak cocok dengan kebutuhan organisasi yang bersifat unik
2) Kemungkinan tidak dapat melakukan beberapa fungsi bisnis dengan baik
3) Pencocokan dengan kebutuhan menaikan biaya pengembangan

4. Selfsourcing
Merupakan suatu model pengembangan dan dukungan sistem teknologi informasi yang
dilakukan oleh para pekerja pada suatu area fungsional dalam organisasi dengan
sedikit bantuan dari pihak spesialis sistem informasi atau tanpa sama sekali. Model ini
juga dikenal dengan end-user computing atau end-user development.

Keuntungan
1) Pemakai mengendalikan pembuatan sistem
2) Menghemat waktu dan biaya pengembangan
3) Mengurangi ketertinggalan aplikasi yang dikehendaki

Kelemahan
1) Dapat membuat sistem informasi berkembang biak tanpa dapat dikendalikan
2) Sistem tidak selalu memenuhi dengan standar jaminan mutu

5. Outsourcing
Pelimpahan suatu proses bisnis kepada pihak di luar organisasi yang dianggap mahir
dibidang tersebut. Perusahaan mengambil pendekatan ini untuk lebih fokus
meningkatkan performa “core competency” perusahaan. Misalnya perusahaan
konsultan keuangan dengan 100 karyawan, yang menyerahkan urusan terkait IT,
termasuk penyewaan, pemeliharaan komputer, pembuatan program dan sebagai,
kepada suatu perusahaan outsource IT, sedangkan pekerjaan penunjang diserahkan
kepada pihak lain.

Keuntungan perusahaan yang menggunakan pendekatan outsource dalam


mengembangkan sistem informasinya adalah :
1) Perusahaan dapat lebih fokus pada bisnis intinya.
2) Dapat melakukan alih skill dan kepandaian yang berasal dari perusahaan atau
organisasi lain dalam mengembangkan produk yang diinginkan.
3) Dapat memprediksi biaya yang dikeluarkan di masa datang
4) Sistem yang dibangun perusahaan outsource biasanya merupakan teknologi yang
terbaru,sehingga dapat menjadi competitive advantage bagi perusahaan pengguna.
5) Dapat disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan
6) Bahasa pemrograman dan database disesuaikan dengan software yang sudah ada,
sehingga menjadi seragam
7) Dapat diintegrasikan dengan software yang telah ada, karena staff IT
mengetahui source codenya. Dengan tambahan keuntungan yaitu ditangani oleh tim
yang lebih profesional di bidangnya, sehingga software yang dikembangkan lebih bagus
kualitasnya.
8) Secara keseluruhan pendekatan outsourcing termasuk pendekatan dengan biaya
yang rendah dibandingkan dengan insourcing, karena risiko kegagalan dapat
diminimalisir

Kelemahan perusahaan yang menggunakan pendekatan outsource antara lain :


1) Biayanya lebih mahal dibandingkan mengembangkan sendiri
2) Kurangnya perusahaan dalam mengerti teknik sistem informasi agar bisa
dikembangkan di masa yang akn datang
3) Menurunkan kontrol perusahaan terhadap SI yang dikembangkan.
4) Informasi-informasi yang berhubungan dengan perusahaan kadang diperlukan oleh
pihak pengembang aplikasi, dan kadang informasi penting juga perlu diberikan, hal ini
akan menjadi ancaman bagi perusahaan bila bertemu dengan pihak pengembang yang
nakal.
5) Ketergantungan dengan perusahaan lain yaitu perusahaan pengembang sistem
informasi akan terbentuk

K. Pemecahan Masalah Pada Sistem Informasi Manajemen


      Pemecahan Masalah merupakan suatu aktivitas untuk menyelesaikan
masalah. Sedangkan masalah adalah suatu kondisi yang merugikan atau memiliki
potensi merugikan bagi sebuah perusahaan atau yang menguntungkan atau memiliki
potensi untuk menghasilkan keuntungan. Adapun Tahap Pemecahan Masalah meliputi :
o Aktivitas Intelijen
o Aktivitas Perancangan
o Aktivitasn Pemilihan
o Aktivitas Peninjauan

Aktivitas Pemecahan Masalah sangat erat kaitanya dengan Pengambilan


Keputusan. Pengambilan Keputusan adalah suatu kegiatan untuk menyelesaikan
masalah yang dipilih untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

L. Solusi dalam Usaha Pemecahan Masalah

            Pentingnya pemecahan masalah bukan didasarkan pada jumlah waktu yang


dihabiskan tetapi pada konsekuensinya. Pengambilan keputusan dan pemecahan
masalah. Pengambilan keputusan adalah tindakan memilih strategi/ aksi yang diyakini
manajer akan memberikan solusi terbaik atas masalah tersebut. Salah satunya kunci
pemecahan masalah adalah mengidentifikasikan berbagai alternatif keputusan.
Setelah masalah didefinisikan, manajer mengidentifikasi berbagai solusi alternatif,
mngevaluasinya, memilih dan menerapkan satu yang tampaknya terbaik, dan membuat
tindak lanjut untuk memastikan bahwa solusi itu efektif.

Mengidentifikasi berbagai alternatif solusi


Manajer mengidentifikasi bermacam-macam cara untuk memecahkan permasalahan
yang sama. Hal ini lebih mudah bag manajer berpengalaman, yang dapat menerapkan
solusi-solusi yang telah berhasil dimasa lalu, tetapi kreaifitas dan intuisi juga berpera
penting.
Sebgai contoh bagaimana berbagai solusi diidentifikasi, anggaplah permasalahannya
adalah komputer yang tidak dapat menangani volume aktivitas  perusahaan yang
semakin meningkat. Ada 3 solusi alternatif:

o Menambah lebih banyak peralatan pada komputer yang ada utuk meningkatkan
kapasitas dan kecepatannya.
o Menggantika komputer yang ada dengan komputer yang lebih besar.
Mengganti komputer yang ada dengan jaringan komputer lokal (local area network)
dari komputer-komputer yang lebih kecil.
o Mengevaluasi berbagai alternatif solusi

Setelah mengevaluasi berbagai alternatif, selanjutnya perlu memilih satu alternatif yang
tampak terbaik. Henry Mintzberg, seorang ahli teori manajemen, mengidentifikasi 3 cara
yang manajer lakukan dalam memiih alternatif terbaik, yaitu:

Analisis
Suatu evaluasi sistematis atas pilihan-pilihan, mempertimbangkan konsekuensi pilihan
tersebut pada tujuan organisasi. Contohnya para anggota sesi JAD(joint application
design atau rancangan apikasi bersama) memutuskan pendekatn yang akan diambil
dalam menerapkna sistm informasi eksekutif.

Penilaian
Proses mental dari seorang manajer. Misalnya manajer perusahaan manufaktur
mnerapkan penalamna dan intuisi dalam mengevaluasi taat letak pabrik baru yang
disusulkan oleh model matematika.

Tawar menawar
Negoisasi antara beberapa manajer. Contohny adalah perundingan diantara para
anggota komite eksekutif mengenai sistem informasi fungsional yag mana akan
diterapkan.
Menerapkan Solusi
Masalah tidak terpecahkan haya dengan memilih solusi terbaik. Solusi ituperlu
diterapakn peralatan komputer juga harus dipasang.
Membuat tindak lanjut untuk memastikan bahwa solusi itu efektif
Manajer harus tetap mengatasi situasi untuk memastikan bahwa solusi mencapai
kinerja yang direncanakan. Jik solusi kurang dari yang diharapka, tahap-tahap
pemecahan masalah perlu ditelusuri ulang untuk menentukan apa yang salah lalu
dicoba sekali lagi, proses ini diulangi hingga manajer puas bahwa masalah tersebut
telah terpecahkan. 

M. Contoh Masalah dalam Perusahaan dan Analisisnya

Masalah yang terjadi pada PT Bima Nusantara antara lain:

 Langganan mengeluh.
 Banyak Piutan tidak tertagih.
 Pengendalian Manajemen kurang efektif

Dari subyek-subyek masalah terjadi, analisis sistem harus dapat mengidentifikasikan


kemungkinan-kemungkinan penyebab terjadinya masalah-masalah ini.

 Masalah yang terjadi adalah langganan mengeluh, dapat diidentifikasikan yang


menyebabkan masalah ini adalah karena 2 hal, yaitu:
 Pelayanan yang kurang baik pada pelanggan.
 Barang yang dikirim sering tidak sesuai.
 Masalah yang terjadi adalah banyak piutang tidak tertagih. Masalah ini dapat
diidentifikasikan karena beberapa sebab, yaitu:
 Evaluasi pemberian kredit yang kurang benar
 Penagihan piutang yang kurang efektif
 Masalah yang terjadi adalah pengendalian manajemen kurang efektif.
Masalah ini dapat diidentifikasikan karena disebabkan oleh kurang
tersedianya laporan yang berkualitas.

DAFTAR PUSTAKA

Putra, Y. M., (2018). Pengembangan Sistem Informasi. Modul Kuliah Sistem Informasi Manajemen. FEB-
Universitas Mercu Buana: Jakarta

       http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/04/hal-mendasar-dalam-pengembangan-
sistem/

 http://abdee-joy.blogspot.jp/2010/12/pengembangan-sistem-informasi.html

http://cheesterzone.blogspot.com/2012/10/konsep-pengembangan-sistem-
informasi.html

 http://febianalfarizi69.blogspot.jp/2014/12/makalah-pengembangan-sistem-
informasi.html

http://ario28wibowo.wordpress.com/2012/06/11/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-
pengembangan-sistem-informasi/

O’Brien JA, Marakas G. 2005. Management Information sistem.Ninth


edition. Boston: MGraw Hill, Inc

O’Brien, JA . Marakas, george. 2009. Management Information system. N


edition.Mc Graw Hill. Inc Boston Universitas Gunadarma
http://tutiyalieve.blogspot.com/2012/10/masalah-dalam-sistim-informasi-
manajemen.html

Anda mungkin juga menyukai