Anda di halaman 1dari 11

358 Jurnal Prodi Biologi Vol 6 No 6 Tahun 2017

KEMELIMPAHAN DAN KEANEKARAGAMAN ZOOPLANKTON DI PADANG


LAMUN PESISIR PANTAI PANCURAN TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA
Abundance and Diversity of Zooplankton in the Seagrass Beds at Pancuran Beach Karimunjawa
National Park

Oleh: gendra devi putra achir1 , sudarsono2 , tien aminatun3 , biologi FMIPA UNY.
gendra.achir@gmail.com, tienaminatun@uny.ac.id
1
mahasiswa biologi UNY
2,3
dosen pendidikan biologi UNY

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis zooplankton, mengetahui kemelimpahan
zooplankton, dan mengetahui nilai indeks keanekaragaman zooplankton di padang lamun Pantai Pancuran
Taman Nasional Karimunjawa. Jenis Penelitian ini adalah deksriptif ekploratif. Penentuan daerah sampel
dilakukan secara Stratified Random Sampling. Titik-titik pengambilan sampel ditentukan dengan kaedah
standar yaitu lapisan permukaan 0,2 D; lapisan tengah 0,4 D, 0,6 D; dan lapisan dalam 0,8 D. Ditetapkan
delapan titik sampel dan dilakukan pengulangan sebanyak dua kali pengambilan sampel air untuk setiap
titik sampel. Pengambilan sampel air menggunakan plankton net ukuran 25 dengan volume air sebanyak
50 liter. Terdapat 24 genus, nematoda, rhizopoda, polychaeta, hirudinea dan larva. Nilai kemelimpahan
zooplankton disemua titik sampel berkisar antara 2.895-8.299 ind/L. Nilai tertinggi ditemukan pada
stasiun B pada kedalaman 0,2 D, sedangkan nilai terendah ditemukan pada stasiun G pada kedalaman 0,8
D. Nilai indeks keanekaragaman zooplankton disemua titik sampel berkisar antara 0,154-0,24. Nilai
tertinggi ditemukan pada titik sampel E pada kedalaman 0,6 D, sedangkan nilai terendah ditemukan pada
titik sampel B pada kedalaman 0,2 D. Indeks keanekaragaman zooplankton pada semua titik sampel
merupakan indeks yang tergolong rendah.

Kata kunci: zooplankton, pantai pancuran, taman nasional karimunjawa

Abstract
This aims of the study is to see kind, abundance, and zooplankton diversity index in the seagrass beds of
Pancuran Beach Karimunjawa National Park. This research is descriptive explorative. Sampling technique by
Stratified Random Sampling. Sampling points are determind by the standard method of surface layer 0.2 D; Middle
layer 0.4 D, 0.6 D; And an inner layer of 0.8 D. There were eight sample points and repeated two samples of water
for each sample point. Water sampling using plankton net size 25 with water volume of 50 liters. There are 24
genera, nematodes, rhizopods, polychaeta, hirudinea and larvae. The abundance of zooplankton in all sample
points ranged from 2,895-8,299 ind / L. The highest was found at B station in a depth of 0.2 D, while the lowest
was found at G station in a depth of 0.8 D. The zooplankton diversity index in all samples ranged from 0.154-0.24.
The highest was found at the E sample point in a depth of 0.6 D, while the lowest was found at the B sample point
in a depth of 0.2 D. The zooplankton diversity index at all sample points was a relatively low index.

Keywords: zooplankton, pancuran beach, karimunjawa national park

PENDAHULUAN pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan


Taman Nasional Karimunjawa adalah rekreasi. Lingkungan di Karimunjawa terbagi atas
salah satu kawasan pelestarian alam di Kabupaten lima tipe ekosistem yaitu hutan hujan tropis
Jepara, Propinsi Jawa Tengah yang memiliki dataran rendah, hutan pantai, hutan mangrove,
ekosistem asli. Taman nasional ini dikelola ekosistem lamun dan ekosistem terumbu karang.
Dengan segala potensi yang ada di dalamnya,
dengan sistem zonasi yang dapat dimanfaatkan
untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, wilayah tersebut telah dijadikan penyangga
kehidupan bagi 8.842 penduduk yang selama ini
Kemelimpahan dan Keanekaragaman zooplankton ( Gendra Devi Putra Achir) 359

berinteraksi dengan ekosistem di sekelilingnya. berfungsi sebagai daerah untuk mencari makan
(Balai Taman Nasional Karimunjawa, 2004:1). (feeding ground) dan berlindung (shelter).
Kawasan ekosistem pantai di Kepulauan Komunitas padang lamun bersifat
Karimunjawa sebagai Taman Nasional Laut dinamis, yaitu mudah berubah. Perubahan
merupakan kawasan yang telah lama diketahui tersebut antara lain: perubahan biomassa tanpa
menyimpan permasalahan yang cukup serius bagi disertai perubahan area, area atau luasan,
kelangsungan hidup manusia yang komposisi jenis, pertumbuhan dan produktivitas,
memanfaatkannya. Ekosistem pantai tersebut fungsi sebagai sumber bibit, flora dan fauna yang
mencakup ekosistem terumbu karang, hutan berasosiasi, atau kombinasi dari beberapa
mangrove dan padang lamun yang berperan perubahan tersebut (McKenzie et al., 2003).
penting bagi keberlanjutan hidup, baik manusia Perubahan komunitas padang lamun akan
sendiri maupun lingkungannya secara berpengaruh terhadap biota laut yang hidup di
keseluruhan. dalamnya dan biota laut yang sering menjadikan
Pesisir merupakan wilayah peralihan dan lamun untuk mencari makanan. Sebaliknya,
interaksi antara ekosistem darat dan ekosistem kepadatan padang lamun akan meningkatkan
laut. Pesisir dipengaruhi oleh gelombang air laut. kemelimpahan organisme yang hidup di
Pesisir juga merupakan zona yang menjadi dalamnya karena semakin bertambahnya sarana
tempat pengendapan hasil pengikisan air laut dan fisik yang berfungsi sebagai tempat hidupnya,
merupakan bagian dari pantai, oleh karenanya banyaknya ragam habitat mikro, sedimen yang
rawan terhadap proses abrasi serta kerusakan stabil, sumber bahan makanan, dan sarana
yang ditimbulkan oleh manusia di daratan. bersembunyi dari serangan pemangsa. Salah satu
Karena begitu pentingnya air laut dan pesisir biota laut yang juga hidup pada padang lamun
pantai bagi kehidupan manusia, maka kewajiban ialah zooplankton.
manusia untuk tetap menjaganya. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian
Pantai Pancuran adalah salah satu lokasi mengenai studi kemelimpahan dan
konservasi pesisir pantai di Taman Nasional keanekaragaman zooplankton di padang lamun
Karimunjawa dengan ekosistem padang lamun. pesisir Pantai Pancuran Taman Nasional
Salah satu peran penting padang lamun adalah Karimunjawa perlu dilakukan untuk mengetahui
sebagai produsen primer pada struktur tingkatan zooplankton yang dapat hidup di padang lamun
trofik yang menghasilkan bahan organik melalui serta informasi mengenai keseimbangan
proses fotosintesis. Padang lamun juga berfungsi ekosistem padang lamun pesisir Pantai Pancuran
sebagai tempat berlindung biota laut dan tempat Taman Nasional Karimunjawa.
mencari makan (alimentasi) biota laut. Padang
lamun memiliki peran penting di perairan, METODE PENELITIAN
sehingga kelestariannya perlu dijaga. Ekosistem Jenis Penelitian
padang lamun merupakan penunjang bagi Jenis penelitian ini adalah penelitian
kehidupan laut dangkal, jika ekosistem ini rusak deskriptif eksploratif.
maka produktivitas perairan akan menurun.
Padang lamun memiliki keanekaragaman hayati
Waktu dan Tempat Penelitian
yang tinggi. Padang lamun juga merupakan salah Penelitian dilakukan pada 10 Maret – 7
satu ekosistem perairan pantai yang mempunyai
April 2017. Sebelum dilakukan penelitian, telah
peranan sangat penting dalam menunjang dilakukan survei awal dan diskusi yang dimulai
kelangsungan hidup berbagai populasi biota laut, pada tanggal 28 Oktober 2016. Pengambilan
hal ini disebabkan oleh peran padang lamun yang sampel air dilakukan di Pantai Pancuran Taman
Nasional Karimunjawa. Kemudian tempat
360 Jurnal Prodi Biologi Vol 6 No 6 Tahun 2017
pengamatan sampel air dilakukan di net dibawa ke titik pengambilan sampel.
Laboratorium Green House, Kebun Biologi, Sebanyak 50 liter air yang diambil
Laboratorium Biologi, Universitas Negeri menggunakan ember ukuran 10 liter
Yogyakarta. disaring ke dalam plankton net dengan
Target/Subjek Penelitian mengenai jaring plankton net.
b) Sampel air yang tersaring jaring
Populasi : Zooplankton di ekosistem padang
plankton net yang pada ujungnya
lamun Pantai Pancuran Taman Nasional
Karimunjawa. dipasang botol penampung,
kemudian dimasukkan ke dalam
Sampel : Air sebanyak 50 liter yang tersaring botol flakon, ditetesi
plankton net ukuran 25 dengan teknik Stratified gliserin+alkohol 70% sebanyak 10
Random Sampling. tetes, kemudian flakon ditutup rapat
Prosedur dan diberi label. Selanjutnya flakon
yang berisi sampel diletakkan dalam
a. Penelitian lapangan
ice box yang berisi es batu.
1) Penelitian lapangan ini diawali dengan
c) Dengan cara yang sama,
survei awal untuk menentukan pengambilan
pengambilan sampel dilakukan pada
titik sampel.
titik sampel pada stasiun berikutnya.
2) Melakukan pengukuran klimatik di
b. Penelitian laboratorium
lapangan, seperti pengukuran suhu,
1) Identifikasi zooplankton
salinitas, pH, kekeruhan air, DO dan
a) Menghomogenkan sampel dalam botol
kecepatan arus perairan.
flakon dengan cara mengocok botol
a) Termometer ditenggelamkan pada
flakon kemudian mengambil dua tetes
kedalaman air dari bagian ujung skala,
air sampel kemudian diteteskan diatas
ditunggu selama 5 menit dan pembacaan
gelas obyek dan ditutup dengan cover
skala dilakukan ketika ujung termometer
glass.
berada di dalam air.
b) Zooplankton diamati dengan
b) Pengukuran salinitas menggunakan
menggunakan mikroskop binokuler dan
refraktometer dengan cara meneteskan
dilakukan pemotretan zooplankton yang
beberapa tetes air pada prisma kemudian
ditemukan dengan menggunakan opti lab
menutup pelat dengan hati-hati.
dan kamera digital.
Pembacaan ukuran salinitas pada garis
c) Menentukan kode zooplankton
pertemuan bagian putih dan biru.
berdasarkan kode hasil pemotretan.
c) Pengukuran pH dengan menggunakan
d) Menghitung kemelimpahan dan jenis
pH stick.
zooplankton dan memasukkan ke dalam
d) Pengukuran kekeruhan air dengan
tabel pengamatan.
menggunakan turbidimeter.
e) Pengamatan zooplankton dilakukan dari
e) Pengukuran oksigen terlarut
satu sisi kanan atas dilanjutkan ke bawah
menggunakan DO meter.
kemudian ke atas lagi dan seterusnya.
f) Pengukuran kecepatan arus secara
f) Pengamatan diulang sebanyak 1 ml tiap
manual dengan menggunakan gabus
botol flakon (20 tetes pipet).
yang diletakkan pada permukaan air laut.
g) Identifikasi dengan menggunakan buku
Kemudian menghitung waktu yang
referensi.
dibutuhkan gabus untuk menempuh
1. A Guide to The Study of Fresh-Water
jarak 1 meter.
Biology
3) Sampling plankton
2. Fresh-Water Biology Second Edition
a) Plankton net terlebih dahulu dicuci
dengan air bersih, kemudian plankton
Kemelimpahan dan Keanekaragaman zooplankton ( Gendra Devi Putra Achir) 361

3. Ilustrations of The Fresh Water Indeks Kemerataan dihitung


Plankton of Japan dengan menggunakan rumus
4. Planktonologi “Evenness Indeks” (Odum, 1971)
5. Zooplankton of The Atlantic sebagai berikut :
and Gulf Coasts (A Guide to
Their Identification and
Ecology) Keterangan :
2) Perhitungan e : Indeks kemerataan
a) Kemelimpahan plankton H’ : Indeks Shanon-Winner
Metode yang digunakan untuk S : Jumlah seluruh spesies
perhitungan jumlah atau d) Indeks Dominansi
kemelimpahan plankton adalah Indeks ini digunakan untuk
metode Lackey Droup Microtransect melihat dominansi suatu spesies di
Counting (APHA, 2005). Dihitung dalam suatu komunitas. Dengan
dengan rumus : demikian dapat diketahui spesies
mana yang mendominasi suatu
komunitas tersebut, rumus yang
digunakan adalah sebagai berikut :
Keterangan : D = (Pi)2 atau D = Ʃ (ni/N)2
N : Jumlah plankton per liter Keterangan :
n : Jumlah rataan total individu per D : Indeks dominansi
lapang pandang Pi : Jumlah individu genus ke -1
A : Luas gelas penutup (484 mm2) ni : Jumlah individu masing-masing
B : Luas lapang pandang (2,405 N : Jumlah total individu
mm2)
C : Volume air konsentrasi (25 ml) Teknik Pengumpulan Data
D : Volume air dua tetes pipet (0,1 Pengambilan sampel dilakukan sebanyak
ml) dibawah gelas penutup dua kali dalam sehari pada pukul 3 sampai
E : Volume air yang disaring dengan pukul 5 pagi (sebelum matahari terbit)
dan pada pukul 7 sampai pukul 8 malam.
b) Indeks Keanekaragaman Penentuan daerah sampel dilakukan secara
Dihitung menggunakan rumus Stratified Random Sampling. Titik-titik
indeks keanekaragaman Shanon- pengambilan sampel ditentukan dengan kaedah
Winner (Odum, 1993), yaitu : standar yaitu lapisan permukaan 0,2 D; lapisan
tengah 0,4 D, 0,6 D dan lapisan dalam 0,8 D.
atau Ditetapkan delapan titik sampel dan dilakukan
pengulangan sebanyak dua kali pengambilan
sampel air untuk setiap titik sampel. Pengukuran
Keterangan :
parameter fisik dan kimiawi yaitu intensitas
Pi : Peluang kepentingan untuk tiap
cahaya, kecepatan arus, suhu, kekeruhan,
jenis (ni/N)
salinitas, pH dan oksigen terlarut (Dissolved
ni : Jumlah individu tiap jenis
Oxygen/DO).
N : Jumlah total individu seluruh
jenis Gambar 1. Peta lokasi sampling
c) Indeks kemerataan
362 Jurnal Prodi Biologi Vol 6 No 6 Tahun 2017
terpengaruh oleh berbagai aktivitas di pulau
tersebut (BTNKJ, 2012).
Sifat fisik dan kimia juga berpengaruh
terhadap kondisi perairan, kehidupan biota laut,
termasuk plankton. Sifat fisik yang
mempengaruhi kehidupan plankton yakni
kekeruhan, suhu, dan kecepatan arus. Sifat
kimiawi perairannya adalah salinitas, pH dan
oksigen terlarut (Dissolved Oxygen/DO). Berikut
adalah hasil pengukuran sifat fisik dan kimiawi
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN yang terukur pada perairan pesisir pantai
Pancuran Taman Nasional Karimunjawa.
A. Gambaran umum lokasi penelitian dan sifat
fisik kimiawi perairan 1. Salinitas
Taman Nasional Karimunjawa menurut Kisaran salinitas rata-rata yang terdapat
Keputusan Menteri Kehutanan No. 161/ Kpts-II/ pada perairan pantai Pancuran Taman Nasional
1986 tanggal 9 April 1986 dikukuhkan sebagai Karimunjawa berada dalam kisaran salinitas yang
Cagar Alam dan keputusan Menteri Kehutanan normal. Menurut Pescod (1973) bahwa pada
No. 78/ Kpts-II/1999 tanggal 22 Februari 1999 perairan samudra memiliki kisaran salinitas
ditetapkan perubahan fungsi Cagar Alam antara 34 – 35‰, sedangkan untuk perairan
Karimunjawa menjadi Taman Nasional pantai memiliki kisaran salinitas normal antara 28
Karimunjawa. Tahun 2001 sebagian luas kawasan - 32‰. Untuk kisaran salinitas yang terdapat di
Taman Nasional Karimunjawa seluas 110.117,30 perairan pantai Pancuran Taman Nasional
Ha ditetapkan sebagai Kawasan Pelestarian Alam Karimunjawa memungkinkan zooplankton untuk
Perairan dengan keputusan Menhut No. 74/Kpts- dapat berkembang biak dengan baik. Menurut
II/2001. Taman Nasional Karimunjawa secara Sachlan (1972), plankton laut dapat hidup pada
administratif termasuk wilayah Kabupaten Jepara, kisaran salinitas yang lebih besar dari 20 ‰.
Provinsi Jawa Tengah yang memiliki letak
2. Kekeruhan
geografis 50 42’ - 60 00’ LS dan 1100 07’ - 1100
Kekeruhan optimum menurut Salwiyah
37’ BT dengan luas keseluruhan 111. 625 Ha dan
(2010: 54) berkisar 5-30 NTU. Kekeruhan rata-
temperatur udara sekitar 23° - 32° C dengan
rata yang terukur dalam penelitian ini berkisar
ketinggian tempat 0 – 605 meter dpl yang
25,9 NTU yang berarti perairan di pantai
meliputi 22 pulau yang mempunyai ekosistem
Pancuran Taman Nasional Karimunjawa berada
asli dengan keanekaragaman hayati yang tinggi
pada kisaran optimum untuk pertumbuhan
mulai dari daratan hingga perairannya yang perlu
plankton.
dipertahankan dan dimanfaatkan secara lestari
dan bijaksana (BTNKJ, 2012). 3. Suhu Perairan
Pulau Karimunjawa merupakan salah satu Suhu perairan rata-rata pantai Pancuran Taman
pulau besar yang terletak pada koordinat 50 Nasional Karimunjawa yang terukur 28,35°C
50’08” - 5053’ 25 ’ LS dan 1100 26’15” - 1100 artinya biota masih dalam keadaan layak untuk
26’55” BT dengan luas daratan 4302,5 Ha. Pulau hidup di perairan pantai Pancuran Taman
ini beriklim tropis yang dipengaruhi oleh angin Nasional Karimunjawa. Menurut Effendi (2003:
laut yang bertiup sepanjang hari dengan suhu 75) suhu optimum yang digunakan untuk
rata-rata 26 – 30 °C. Sebagai pulau besar yang pertumbuhan plankton ialah sebesar 20-30°C.
berpenghuni, banyak aktivitas kompleks yang Menurut Handayani (2009) suhu air merupakan
sangat memungkinkan terganggunya kondisi salah satu faktor fisika yang penting yang banyak
perairan disekitar pulau Karimunjawa mempengaruhi kehidupan hewan dan tumbuhan
air salah satunya adalah plankton. Pada perairan
Kemelimpahan dan Keanekaragaman zooplankton ( Gendra Devi Putra Achir) 363

dangkal lapisan suhu air bersifat homogen menentukan kecepatan metabolisme dan respirasi
berlanjut sampai kedasar, sedangkan pada serta sangat penting bagi kelangsungan dan
perairan laut yang lebih dalam terjadi perbedaan pertumbuhan organisme air. Kandungan oksigen
suhu antar kedalaman perairan sehingga terlarut akan berkurang dengan naiknya suhu dan
mempengaruhi kelimpahan serta komposisinya di salinitas (Nybakken, 1988). Sanusi (2004) dalam
perairan. Yazwar (2008) mengatakan bahwa nilai oksigen
terlarut yang berkisar antara 5,45-7,00 mg/l
4. Kecepatan Arus
Kecepatan arus rata-rata yang terukur cukup baik bagi proses biota perairan. Menurut
sebesar 0,082 m/s. Menurut Wijayanti (2007) Barus (2001) dalam Yazwar (2008) menegaskan
Arus kurang dari 0,1 m/s termasuk kecepatan arus bahwa nilai oksigen terlarut diperairan sebaiknya
yang sangat lemah, sedangkan kecepatan arus berkisar antara 6,3 mg/l. Makin rendah nilai
sebesar 0,1-1 m/s tergolong kecepatan arus yang oksigen terlarut maka makin tinggi tingkat
sedang, kecepatan arus 1 m/s tergolong pencemaran suatu ekosistem perairan tersebut.
kecapatan arus yang kuat. Dengan demikian Plankton dapat hidup dengan baik pada
kecepatan arus perairan pantai Pancuran Taman konsentrasi lebih dari 3 mg/l. Oksigen terlarut
merupakan kebutuhan yang vital bagi
Nasional Karimunjawa tergolong ke dalam
kecepata arus yang lemah. Menurut pernyataan kelangsungan hidup organisme suatu perairan.
Odum (1971) Arus merupakan faktor utama yang Oksigen terlarut diambil oleh organisme perairan
melalui respirasi untuk pertumbuhan, reproduksi,
membatasi penyebaran biota dalam perairan.
Arus laut dapat membawa larva planktonik jauh dan kesuburan. Menurunnya kadar oksigen
dari habitat induknya menuju ke tempat mereka terlarut dapat mengurangi efisien pengambilan
menetap dan berkembang. Arus mempunyai arti oksigen oleh biota laut, sehingga dapat
penting dalam menentukan pergerakan dan menurunkan kemampuan untuk hidup normal
distribusi plankton pada suatu perairan. Arus dalam lingkungan hidupnya (Hutabarat dan
merupakan sarana transportasi baku untuk Evans, 1985).
makanan maupun oksigen bagi suatu organisme Berdasarkan pengukuran parameter
air (Hawkes, 1978). Menurut Hutabarat dan lingkungan fisika maupun kimia perairan
Evans (1986) Pergerakan zooplankton terjadi menunjukkan bahwa perairan Pantai Pancuran
secara vertikal pada beberapa lapisan perairan, Taman Nasional Karimunjawa menunjukkan
tetapi kekuatan berenangnya sangat kecil kondisi yang optimum untuk pertumbuhan
zooplankton.
dibandingkan dengan kekuatan arus tersebut.
5. pH B. Komposisi jenis zooplankton
pH atu derajat keasaman yang terukur Komposisi jenis zooplakton pada daerah
dalam penelitian ini berkisar pada 7-8. Menurut pengamatan yang ditemukan di perairan Pantai
Raymont (1963) pH dapat mempengaruhi Pancuran Taman Nasional Karimunjawa di
plankton dalam proses perubahan dalam reaksi kedelapan titik sampel selama analisis di
fisiologis dari berbagai jaringan maupun pada laboratorium ditemukan Nematoda, Polychaeta,
reaksi enzim. Menurut Odum (1971: 516) pH Hirudinea, Larva, Rhizopoda dan 24 genera yaitu
optimum yang digunakan untuk kehidupan Cyclops, Corycaeus, Naupli Copepode, Naupli
plankton berkisar 6-9. Pseudodiaptomus, Microsetella, Macrosetella,
6. Oksigen Terlarut (Dissolved Oxygen/DO) Longipedia, Pseudodiaptomus, Euterpina,
Oksigen terlarut rata-rata yang terukur Lymnocalanus, Bryocamptus, Herpaticoide,
dalam penelitian ini sebesar 3,40 mg/l. Ditinjau Acartia, Tortanus, Naupli Balanus, Balanus,
dari segi ekosistem, kadar oksigen terlarut Diaptomus, Daphnia, Simocephalus,
364 Jurnal Prodi Biologi Vol 6 No 6 Tahun 2017
Camptocercus, Eurycerus, Hydracarina, Crustacea. Menurut Nybakken (1992: 41) kelas
Difflugia dan Favella. Crustacea termasuk golongan zooplankton yang
1. Komposisi jenis zooplankton titik sampel A sangat penting sebagai mata rantai produksi
primer dengan para karnivora besar ataupun kecil
Komposisi jenis zooplankton yang
ditemukan yaitu 5 kelas, Nematoda, Polychaeta sehingga kelas Crustacea mendominasi di semua
perairan laut. Dari kelas Crustacea yang
dan larva. Kelas yang ditemukan yaitu Crustacea,
mendominasi kemelimpahan zooplankton di
Maxillopoda, Branchiopoda, Rhizopoda dan
Arachnida. Komposisi jenis zooplankton dari padang lamun kerapatan tinggi yaitu dari genus
yang tertinggi sampai terkecil yaitu Crustacea Cyclops. Hal ini dikarenakan Cyclops memiliki
97,7%, Maxillopoda 0,5%, Branchiopoda 0,43%, badan yang bersendi-sendi, sehingga mudah
untuk berjalan dan berenang dengan cepat. Di
Nematoda 0,43%, Rhizopoda 0,28%, Larva 0,2%,
Polychaeta 0,14% dan Arachnida 0,14%. samping itu karena adanya kulit yang keras,
Kemelimpahan tertinggi pada kelas Crustacea. berduri dan tebal sehingga tidak begitu disukai
oleh ikan (Sudarsono, 2016). Menurut Nybakken
Menurut Nybakken (1992: 41) kelas Crustacea
termasuk golongan zooplankton yang sangat (1992) holoplankton yang paling umum
ditemukan di laut adalah Copepoda. Copepoda
penting sebagai mata rantai produksi primer
dengan para karnivora besar ataupun kecil merupakan zooplankton yang mendominasi di
semua laut dan samudera, serta merupakan
sehingga kelas Crustacea mendominasi di semua
herbivora utama dalam perairan-perairan bahari
perairan laut. Dari kelas Crustacea yang
mendominasi kemelimpahan zooplankton di dan memiliki kemampuan menentukan bentuk
padang lamun kerapatan tinggi yaitu dari genus kurva populasi fitoplankton. Copepoda berperan
Cyclops. Hal ini dikarenakan Cyclops memiliki sebagai mata rantai yang amat penting antara
produksi primer fitoplankton dengan para
badan yang bersendi-sendi, sehingga mudah
untuk berjalan dan berenang dengan cepat. Di karnivora besar dan kecil.
samping itu karena adanya kulit yang keras, 3. Komposisi jenis zooplankton titik sampel C
berduri dan tebal sehingga tidak begitu disukai Komposisi jenis zooplankton yang
oleh ikan (Sudarsono, 2016). Menurut Nybakken ditemukan yaitu 2 kelas dan Larva. Kelas yang
(1992) holoplankton yang paling umum ditemukan yaitu Crustacea dan Branchiopoda.
ditemukan di laut adalah Copepoda. Copepoda Komposisi jenis zooplankton dari yang tertinggi
merupakan zooplankton yang mendominasi di sampai terkecil yaitu Crustacea 98,7%, Larva
semua laut dan samudera, serta merupakan 0,96 %, Branchiopoda 0,16%. Kemelimpahan
herbivora utama dalam perairan-perairan bahari tertinggi pada kelas Crustacea. Dari kelas
dan memiliki kemampuan menentukan bentuk Crustacea yang mendominasi yaitu Cyclops dan
kurva populasi fitoplankton. Copepoda berperan Naupli Cyclops (Copepode).
sebagai mata rantai yang amat penting antara 4. Komposisi jenis zooplankton titik sampel D
produksi primer fitoplankton dengan para
Komposisi jenis zooplankton yang
karnivora besar dan kecil. ditemukan yaitu 3 kelas, Nematoda, Polychaeta
2. Komposisi jenis zooplankton titik B dan Larva. Kelas yang ditemukan yaitu
Komposisi jenis zooplankton ditemukan Crustacea, Maxillopoda dan Arachnida.
yaitu 4 kelas, Nematoda, Polychaeta dan larva. Komposisi jenis zooplankton dari yang tertinggi
Kelas yang ditemukan yaitu Crustacea, sampai terkecil yaitu Crustacea 96,9%, Larva 1,6
Maxillopoda, Rhizopoda dan Arachnida. %, Nematoda 0,45%, Polychaeta 0,35%
Komposisi jenis zooplankton dari yang tertinggi Maxillopoda 0,3% dan Arachnida 0,3%.
sampai terkecil yaitu Crustacea 97,2%, Larva 1%, Kemelimpahan tertinggi pada kelas Crustacea.
Nematoda 0,37%, Rhizopoda 0,37%, Polychaeta Dari kelas Crustacea yang mendominasi yaitu
0,25%, Maxillopoda 0,12% dan Arachnida Cyclops dan Naupli Cyclops (Copepode).
0,12%. Kemelimpahan tertinggi pada kelas
Kemelimpahan dan Keanekaragaman zooplankton ( Gendra Devi Putra Achir) 365

5. Komposisi jenis zooplankton titik sampel E Rhizopoda 0,31%, Arachnida 0,31% dan
Komposisi jenis zooplankton yang Polychaeta 0,31%. Kemelimpahan tertinggi pada
ditemukan yaitu 5 kelas, Nematoda, Polychaeta, kelas Crustacea. Kemelimpahan tertinggi pada
Hirudinea dan Larva. Kelas yang ditemukan yaitu kelas Crustacea. Dari kelas Crustacea yang
Crustacea, Maxillopoda, Rhizopoda, Arachnida mendominasi yaitu Naupli Cyclops (Copepode)
dan Tubulinea. Komposisi jenis zooplankton dari dan Pseudodiaptomus.
yang tertinggi sampai terendah yaitu Crustacea Berdasarkan komposisi jenis zooplankton
95,1%, Rhizopoda 1,4%, Nematoda 0,96%, kelas Crustacea, Arachnida dan Polychaeta
Tubulinea 0,96%, Polychaeta 0,48%, Arachnida ditemukan pada semua titik sampel. Sedangkan
0,2%, Maxillopoda 0,2%, Hirudinea 0,2% dan kelas yang mendominasi semua titik sampel ialah
Larva 0,2%. Kemelimpahan tertinggi pada kelas Crustacea dari genus Cyclops. Hal ini
Crustacea. Dari kelas Crustacea yang dikarenakan toleransi Cyclops yang luas dan
mendominasi yaitu Cyclops dan Naupli Cyclops Cyclops tidak begitu disukai oleh ikan. Sehingga,
(Copepode). Cyclops dapat mendominasi kompetisi dalam
6. Komposisi jenis zooplankton titik sampel F mencari makanan pada semua titik sampel.
Komposisi jenis zooplankton yang
C. Kemelimpahan zooplankton setiap titik
ditemukan yaitu 4 kelas, Nematoda dan
sampel
Polychaeta. Kelas yang ditemukan yaitu
Crustacea, Branchiopoda, Rhizopoda dan Kemelimpahan
Arachnida. Komposisi jenis zooplankton dari 10000
yang tertinggi sampai terendah yaitu Crustacea
5000
96,9%, Rhizopoda 0,95%, Nematoda 0,95%,
Branchiopoda 0,57%, Polychaeta 0,38% dan 0
Arachnida 0,19%. Kemelimpahan tertinggi pada A B C D E F G H
kelas Crustacea. Dari kelas Crustacea yang Titik Sampel
mendominasi yaitu Cyclops dan Naupli Cyclops
(Copepode).
7. Komposisi jenis zooplankton titik sampel G
Grafik 1. Kemelimpahan zooplankton setiap
Komposisi jenis zooplankton yang
titik sampel
ditemukan yaitu Crustacea dan Maxillopoda.
Komposisi jenis zooplankton dari yang tertinggi Kemelimpahan merupakan parameter atau
sampai terkecil yaitu Crustacea 99,6%, indikator kesuburan suatu perairan, selain
Maxillopoda 0,4%. Kemelimpahan tertinggi pada digunakan untuk mengetahui banyaknya jumlah
kelas Crustacea. Kemelimpahan tertinggi pada individu pada suatu perairan. Kemelimpahan
kelas Crustacea. Dari kelas Crustacea yang zooplankton antara setiap titik sampel
mendominasi yaitu Naupli Cyclops (Copepode) mempunyai nilai yang bervariasi dengan kisaran
dan Pseudodiaptomus. antara 2.895 – 8.299 ind/L. Nilai tertinggi
ditemukan pada stasiun B pada kedalaman 0,2 D,
8. Komposisi jenis zooplankton titik sampel H
sedangkan nilai terendah ditemukan pada stasiun
Komposisi jenis zooplankton yang
G pada kedalaman 0,8 D. Dalam penelitian ini,
ditemukan yaitu 4 Kelas dan Polychaeta. Kelas
migrasi zooplankton dipengaruhi oleh arus
yang ditemukan Crustacea, Maxillopoda,
terutama pasang surut. Kondisi habitat lamun
Rhizopoda dan Arachnida. Komposisi jenis
yang menjadi tempat hidup bagi organisme
zooplankton dari yang tertinggi sampai terkecil
tersebut, juga menjadi faktor yang mempengaruhi
yaitu Crustacea 98,3%, Maxillopoda 0,95%,
kemelimpahan zooplankton. Menurut Arshad et
366 Jurnal Prodi Biologi Vol 6 No 6 Tahun 2017
al. (2010) diantara semua parameter lingkungan, tinggi menggambarkan hampir merata jumlah
arus pasang surut merupakan salah satu faktor individu pada setiap spesies jika keanekaragaman
utama yang mengendalikan spesies, distribusi dan rendah menggambarkan tidak meratanya jumlah
kemelimpahan dari banyak organisme. individu setiap spesies atau komunitas didominasi
Disinggung juga bahwa sebagai habitat penting, oleh satu atau sejumlah kecil spesies dengan
lamun menawarkan area makanan (feeding kelimpahan tinggi. Keanekaragaman genus dan
ground), tempat tinggal dan pemijahan jenis plankton tergantung pada habitat yang ada,
(spawning). perbedaan tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor
lingkungan seperti kekeruhan, arus, sifat fisik dan
D. Indeks Keanekaragaman
Indeks keanekaragaman digunakan untuk kimiawi perairan.
mengetahui kestabilan komunitas suatu perairan E. Indeks Kemerataan
yang memiliki hubungan erat dengan kestabilan Nilai indeks kemeratan zooplankton pada
kondisi lingkungan. Indeks keanekaragaman perairan Pantai Pancuran Taman Nasional
menggambarkan bahwa struktur komunitas yang Karimunjawa berkisar antara 0,061-0,12. Nilai
normal dapat berubah karena adanya perubahan tertinggi ditemukan pada titik sampel G pada
lingkungan dan daya dukung lingkungan serta kedalaman 0,8 D, sedangkan nilai terendah
tingkat perubahannya dimungkinkan dapat ditemukan pada titik sampel B pada kedalaman
digunakan untuk memperkirakan intensitas 0,2 D.
tekanan pada suatu lingkungan (Kurniawan,
2011: 23). Indeks Kemerataan
0,15
Indeks Keankekaragaman 0,1
0,3
0,05
0,2
0
0,1
A B C D E F G H
0
Titik Sampel
A B C D E F G H
Titik Sampel

Grafik 2. Indeks keanekaragaman zooplankton Grafik 3. Indeks kemerataan zooplankton setiap


setiap titik sampel titik sampel

Indeks keanekaragaman setiap titik Dari semua titik sampel menunjukkan


sampel memiliki nilai yang bervariasi dengan hasil kemerataan jenis yang rendah. Menurut
kisaran antara 0,154 – 0,24. Nilai tertinggi Magurran (1988) menyatakan kategori nilai indek
ditemukan pada titik sampel E pada kedalaman kemerataan (e) yaitu apabila besaran e 0,3
0,6 D, sedangkan nilai terendah ditemukan pada menunjukkan kemerataan jenis tergolong rendah,
titik sampel B pada kedalaman 0,2 D. Meskipun e = 0,3-0,6 kemerataan jenis tergolong sedang
terjadi variasi pada nilai indeks keanekaragaman dan e 0,6 maka kemerataan jenis tergolong
pada semua titik sampel, akan tetapi indeks tinggi. Indeks kemerataan yang rendah disemua
keanekaragaman disemua titik sampel 2,302 titik sampel disebabkan karena adanya dominasi
menunjukkan bahwa indeks keanekaragaman dari Naupli Copepode dan Pseudodiaptomus,
zooplankton tergolong rendah. Hal ini terjadi sehingga mengakibatkan tidak meratanya jenis
karena ada dominasi dari Cyclops pada semua zooplankton pada semua titik sampel.
titik sampel yang mengakibatkan indeks
F. Indeks Dominansi
keanekaragaman yang rendah. Menurut Aliffatur
(2012: 52) nilai indeks keanekaragaman yang
Kemelimpahan dan Keanekaragaman zooplankton ( Gendra Devi Putra Achir) 367

dalam lingkungan fisiknya. Adanya dominansi


Indeks Dominansi suatu jenis zooplankton dapat diindikasikan
1
perairan tersebut sudah tercemar atau kurang
0,5 baik, sehingga hanya jenis tertentu saja yang bisa
beradaptasi pada kondisi perairan tersebut
0
dominansi jenis suatu organisme salah satu
A B C D E F G H
indikator untuk menilai kualitas suatu perairan.
Titik Sampel

SIMPULAN DAN SARAN

Grafik 4. Indeks dominansi zooplankton setiap Simpulan


titik sampel Ditemukan 24 genus, nematoda,
rhizopoda, polychaeta, hirudinea dan larva. Nilai
Indeks dominansi merupakan suatu indeks kemelimpahan zooplankton berkisar antara 2.895
yang mengetahui ada atau tidaknya dominasi – 8.229 ind/L. Nilai tertinggi ditemukan pada
diantara genera yang menyusun suatu komunitas stasiun B pada kedalaman 0,2 D, sedangkan nilai
dalam ekosistem. Jika nilai indeks dominasi terendah ditemukan pada stasiun G pada
mendekati 0 maka tidak terdapat spesies yang kedalaman 0,8 D. Nilai indeks keanekaragaman
mendominasi, jika nilai indeks dominasi zooplankton disemua titik sampel berkisar antara
mendekati 1 maka terdapat dominasi dari spesies 0,154 – 0,24. Nilai tertinggi ditemukan pada titik
tertentu dan komunitas tersebut dalam keadaan sampel E pada kedalaman 0,6 D, sedangkan nilai
tidak stabil atau stress. Menurut Odum (1971: 97) terendah ditemukan pada titik sampel B pada
Indeks dominansi (D) memiliki hubungan yang kedalaman 0,2 D. Indeks keanekaragaman
zooplankton pada semua titik sampel merupakan
erat kaitannya dengan indeks keanekaragaman,
indeks yang tergolong rendah.
jika indeks dominansi tinggi maka indeks
keanekaragaman akan rendah atau sebaliknya. Saran
Nilai indeks dominansi pada semua titik Perlu adanya penambahan untuk
sampel bervariasi antara 0,568 – 0,831. Nilai pengukuran nutrien dan penelitian dilakukan pada
indeks teringgi ditemukan pada titik sampel B waktu yang berbeda dalam jangka waktu yang
pada kedalaman 0,2 D, sedangkan nilai indeks lebih lama.
terendah ditemukan pada titik sampel G pada
kedalaman 0,8 D. Semua titik sampel
menunjukkan nilai indeks dominansi mendekati
DAFTAR PUSTAKA
anka 1 yang artinya bahwa semua titik sampel
terdapat dominansi dari spesies tertentu dan [APHA] American Public Health Association.
komunitas tersebut dalam keadaan tidak stabil 2005. Standard Methods for theExamination
atau stress. Pada titik sampel A sampai dengan F of Water and Wastewater, 21th Edition.
yanag berada pada kedalaman 0,2 – 0,6 D Washington: APHA, AWWA (American
Waters WorksAssociation) and WPCF
terdapat dominasi dari Cyclops dan Naupli (WaterPollution Cobtrol Federation). hlm 3 -
Copepode, sedangkan pada titik sampel G dan H 42.
terdapat dominasi dari Naupli Copepode dan
Pseudodiaptomus. Arshad, A., S. M. N. Amin and N. Osman. 2010.
Menurut Odum (1993) hilangnya suatu Population Parameters of Planktonic shrimp,
Lucifer intermedius (Decapoda: Sergestidae)
jenis yang dominan akan menimbulkan
from Sungai Pulai Seagrass Area Johor,
perubahan-perubahan penting tidak hanya dalam Peninsular Malaysia. Sains Malaysiana,
komunitas biotiknya sendiri tetapi akan juga 39(6):877-882.
368 Jurnal Prodi Biologi Vol 6 No 6 Tahun 2017
Barus, T. A. 2004. Penghantar Limnologi Studi Community (Citizen) Volunteers. 2nd Edition.
Tentang Ekosistem Air Daratan. Medan: USU www.seagrasswatch.org.
Press.
Nybakken, J. W. 1998. Biologi Laut: Suatu
BTNKJ. 2004. Penataan Zonasi Taman Nasional Pendekatan Ekologi. Jakarta: PT. Gramedia.
Karimunjawa Kabupaten Jepara Provinsi
Jawa Tengah. Jepara, BTNKJ: Balai Taman Odum, E. P. 1971. Fundamental of Ecology.
Nasional Karimunjawa. Philadelphia: Ed. W.B. Saunders, Co. 564 h.

______. 2012. Zonasi Taman Nasional __________. 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Edisi
Karimunjawa tahun 2012. ketiga. Jogjakarta: Gajah mada University
http://tnkarimunjawa.dephut.go.id. Diakses Press. H. 134-162.
pada tanggal 20 Maret 2017 pukul 20.00
WIB. Pescod, M.B. 1973. Investigation of Rational
Effluen and Stream Standard for Tropical
Effendi. 2003. Telaah Kualitas Perairan. Countries. London: AIT.
Yogyakarta: Kanisius.
Sachlan, M. 1972. Planktonologi. Jakarta:
Hutabarat, S. Dan S.M. Evans. 1986. Kunci Lembaga Oceanologi Indonesia.
Identifikasi Zooplankton. Penerbit Universitas
Indonesia (UI Press). Wijayanti, H. 2007. Kualitas Perairan di Pantai
Kota Bandar Lampung Berdasarkan
Mason, C.F. 1981. Biology of Freshwater Komunitas Hewan Makrobentos. Tesis.
Pollution. London: Logman. Program Pascasarjana, Universitas
Diponegoro. Semarang.
McKenzie, L.J., Campbell, S.J., and Roder, C.A.
2003. Seagrass-Watch: Manual for Mapping
& Monitoring Seagrass Resources by

Anda mungkin juga menyukai