Buletin Rumah Relawan Remaja Edisi 41
Buletin Rumah Relawan Remaja Edisi 41
P
Ditulis oleh Geubrina Putri R
Penanggung Jawab : Perdana Romi Sahputra
erjalanan ke desa-desa terpencil di Aceh,
RAGAM KEGIATAN Pimpinan Redaksi : Rahmiana Rahman
RAGAM KEGIATAN membuat kami sebagai relawan 3R
07|Belajar
Tim Redaksi : Kasumah
08| 16|
pola pengasuhan keluarga, sistem pendidikan apik
Padat Pernikahan dan Membangun Ketahanan Pangan : Nurul Muntaway
Sosial Masyarakat Desa Lapeng Bersama Sebuah Keluarga di Desa Baling Karang : Desti Sonia Putri
yang belum dirasakan di sudut-sudut negeri serta
Ditulis oleh Desti Sonia putri Ditulis oleh Rahmiana Rahman sistem kapitalis yang merongrong ekonomi masyar-
: Lisna Dewi
akat desa secara pelan tapi pasti.
RAGAM KEGIATAN RAGAM KEGIATAN : Geubrina Putri R
10|Kisah 18|
: Maghfudh
2 Anak Catatan Seorang Pustakawan Remaja
: Rahmiana Rahman
Dalam edisi ini, Sahabat 3R akan kembali mem-
dari Desa Baling Karang
Ditulis oleh Lisna Dewi
yang Belajar Menjadi Pribadi yang Lebih Baik
: Novi Rahmawati
baca geliat kegiatan bertema pendidikan yang kami
Ditulis oleh Novi Rahmawati
lakukan melalui Pustaka Kampung Impian. Meski pun
: Nada Ariqah begitu, kalau ditelisik lebih dalam, program ini bukan
: Assyifa Safiali sekadar mencoba mengambil peran memecahkan
: Fitriani isu pendidikan, tapi juga berbagai isu sosial dengan
Desain Layout dan adanya harapan sebuah kampung yang mandiri.
Fotografer : Walida Selain itu, Sahabat 3R juga akan membaca langkah
Email : rumah3r@gmail.com kecil yang dilakukan di pelosok Aceh Tamiang
Website : www.rumahrelawanremaja.or.id sebagai wujud membangun ketahanan pangan.
Kami berharap, langkah kecil ini menjadi berkah di
kemudian hari untuk warga sekitar.
Selamat membaca!
Buletin Rumah Relawan Remaja | Edisi 41 | Januari - Februari 2022 | 03 04 | Buletin Rumah Relawan Remaja | Edisi 41 | Januari - Februari 2022
FOKUS
adalah bahwa dia korban atas cinta kasih yang tidak yang bisa diganti baterai bila kehabisan daya, ia
ia terima dari kedua orang tuanya. Superioritas yang adalah bentuk buah cinta yang “dihidupkan” dengan
ia coba tampilkan di lingkungan sekolahnya karena daya roh dan fisik, ia bisa berjalan sendiri tanpa perlu
ketiadaan kasih sayang yang ia terima di rumah. dipapah. Hanya saja, kadang ia memiliki banyak jalan
yang samar-samar (namun prinsip ini bersifat univer-
Sikap narsistik dari orang tua yang selalu meny- sal, artinya setiap orang mengalami masalah ini).
alahkan dan jarang memberikan apresiasi yang Peran orang tua adalah pemberi batas atas apa-apa
positif atas hal-hal baik yang dilakukan anak, maka yang ia tak ketahui.
bisa dipastikan masalah mencari “Cinta Kasih”
dengan cara lain dilakukan. Luka lama yang dialami Barangkali benar, jika kita hidup dalam budaya
seseorang karena pola asuh yang tidak disadari akan yang menjunjung tinggi nilai moral dalam keluarga
terus terjadi sampai kepada kita hari ini. kita. Tapi apakah budaya dalam keluarga mengajar-
kan bagaimana ibu dan ayah menjadi orang pertama
Bab nikah selalu memiliki persoalan panjang yang mendengar siapa yang sedang ditaksir anak?
bagi ibu dan ayah bila sudah menjadi orang tua, rasa Saya tidak yakin. Karena budaya mendikte atas tinda-
bahagia dalam rumah tangga tidak selalu diukur dari kan yang hendak kita tampilkan di luar untuk dilihat
profesi orang tua atau berapa pendapatan yang ia orang lain. Pergi piknik diakhir pekan atau membeli
peroleh. Pendidikan tentu tak selalu menjamin barang branded untuk dikenakan anggota keluarga.
bahwa sebagai orang tua seseorang sudah paham
betul cara mengasuh anak. Pola asuh bukan yang Saya bisa menyebut bahwa salah satu dari kita
diajarkan di sekolah atau universitas, ia hanya bekal barangkali orang yang mengalami pola asuh
dalam bentuk yang tak utuh. Yang membuat ia utuh semacam itu, namun bukan berarti segala bentuk
adalah apa yang kita komunikasikan setiap pagi kekejaman, kesedihan dan kekeliruan itu harus diper-
sebelum anak berangkat sekolah, atau keluh kesah tahankan hanya karena kita merasa, “Itu mungkin
apa yang ia bawa dari sekolah untuk diceritakan baik, buktinya hari ini aku masih utuh berada di sini
kepada orang tuanya. sebagai orang yang kuat”. Berjalan tanpa menyadari
apa-apa adalah bagian terburuk dari skenario hidup.
Peran orang tua bukan untuk mengekang apala- Lebih buruk ketika kita menyadari namun seolah
gi memberi kebebasan karena anak bukan boneka tutup mata dan telinga.
Keluarga Bang irman saat bermain bersama anaknya sambil menikmati matahari senja (Foto: Walida)
M
enjadi orang tua tidak semata-mata Bukan tanpa alasan, orang-orang tua adalah anak
menandatangani kontrak pernikahan, yang juga lahir dari pengasuhan orang tua terdahulu
melahirkan anak lalu semua urusan yang keras (memiliki artian yang luas sekali karena
selesai. Akan selalu ada cerita panjang dari setiap pola keras itu kadang-kadang tidak selalu sama
penandatangan itu, cerita muram dan sedih maupun hasilnya), begitulah pola-pola mengakar.
kisah yang bahagia.
Hingga hari ini, pola itu masih terlihat meski
Saya lebih baik memulainya dari sebutan orang kehidupan di kota sudah lebih modern dan akses
tua adalah ibu dan ayah, bukan salah satunya. untuk pengetahuan terbuka lebar. Seorang ibu
Penyebutan ini akan menentukan dimana atau memiliki profesi sebagai dokter anak selalu bisa
bagaimana masyarakat sebagai pelaku budaya memberikan perhatian dan pengobatan kepada
memaknai peran orang tua untuk pendidikan pasiennya belum tentu bisa memberikan hal yang
anak-anaknya. serupa kepada anaknya sendiri. Setiap kali anak itu
merasa ingin diberikan perhatian yang sama, orang
Hari ini, barangkali kebanyakan dari kita tahu tua selalu tidak bisa memenuhinya. Tak perlu
bahwa ibu dan ayah memiliki peran yang sama akan menunggu lama, anak akan mencari perhatian dan
tumbuh kembang anak yang baik, karena banyaknya cinta kasih dari luar meski itu dengan cara yang salah.
literatur yang diajarkan di kelas parenting yang diiku-
ti ibu-ibu muda, terutama di kota-kota. Namun jauh Seorang pelaku perisakan di sekolah merasa
sebelum itu kita terus bertumbuh, kita lahir dari dirinya sangat penting, merasa bahwa dia bisa Ibu-ibu saat kegiatan Aceh Baby Class sedang berdiskusi bersama tentang mendidik anak (Foto: Walida)
orang tua yang memiliki sedikit sekali pemahaman melakukan apa pun kepada yang lain meski itu
pola pengasuhan yang bisa dikatatalan lebih baik. menyakiti. Satu-satunya hal yang tidak dia sadari
Buletin Rumah Relawan Remaja | Edisi 41 | Januari - Februari 2022 | 05 06 | Buletin Rumah Relawan Remaja | Edisi 41 | Januari - Februari 2022
RAGAM KEGIATAN
K
atanya belajar sejarah itu membosankan, di masa lalu. Jika tempat seperti ini tidak ada, maka
apakah itu benar? Bagiku, sungguh sungguh anak-anak di masa akan datang tidak akan
tidak. Selama ini sungguh sangat sedikit tahu menahu tentang jati diri budayanya sendiri.
pengetahuanku tentang sejarah Aceh. Meski bidang Pengalaman aku belajar di sini sangat banyak. Selain
kuliahku juga berhubungan dengan kebudayaan dan tahu tentang bentuk-bentuk ukiran batu nisan, juga
sejarah, namun kerap yang kupelajari itu tentang makna yang tersirat dalam setiap ukiran karawang
sejarah dan kebudayaan luar Aceh. Beruntungnya, dan benda lain. Aku juga melihat bentuk alat-alat
akhirnya kami sebagai relawan 3R (Rumah Relawan yang digunakan orang terdahulu dalam bercocok
Remaja) membuat program kunjungan ke sebuah tanam. Aku melihat bentu cangkul, langai, jeu’e,
lembaga yang sangat perhatian dengan sejarah Aceh beulangong tanoh, beulangong beuso dan lain-lain.
yaitu MAPESA (Masyarakat Peduli Sejarah Aceh) Aceh juga merupakan pusat perdagangan rempah
dunia yang terlihat pada replika pojok rempah yang
Kali ini, Ajun, Desti, Uma dan aku serta beber- diletakkan di pojok depan museum MAPESA. Katan-
apa pengunjung pustaka 3R (Rumah Relawan ya museum ini juga dijadikan salah satu lokasi
Remaja) berkesempatan untuk mengunjungi pembuatan film “jalur Rempah”.
sekretariat sekaligus Museum MAPESA. Sebelum
berkunjung, sehari sebelumnya, kami membuat Banyak hal yang membuatku salut dengan
diskusi sejarah. Hari itu Ajun berbagi materi dengan keberadaan museum yang mandiri ini. Salah satunya,
luar biasa. Para peserta yang hadir juga nampak karena para tim mereka terus bergerak melakukan
antusias. Sehari setelahnya, berangkatlah kami ke pembersihan di kuburan-kuburan sejarah yang tidak
MAPESA. terurus. Mereka juga membuat bakti sosial mem-
bersihkan kuburan pada pagi Jumat yang dalam
Kami berangkat dengan menggunakan 2 kegiatan rutin bertajuk “ Meuseuraya.” Ada juga
becak. Semuanya ada 13 orang yang ikut pada hari kegiatan pembersihan dan menata ulang situs-situs
itu (22 Desember 2021). Ternyata Museum MAPESA yang terdapat di Aceh seperti surat-surat dari raja-ra-
ini tidak terlalu jauh dari 3R. Setelah tiba, aku semakin ja Aceh terdahulu yang dipelajari ulang dan kemudi-
mengenal MAPESA ini sebagai lembaga yang fokus an dituliskan kembali dalam bentuk ejaan saat ini
dengan peninggalan-peninggalan sejarah. Para karena surat-surat zaman dulu tertulis dalam bahasa
anggotanya terus mencari keberadaan barang-ba- Jawo/ Jawi.
rang, artefak, batu nisan juga kuburan-kuburan
sejarah. Sangat banyak benda-benda yang tak Selain itu, di dalam sekretariat MAPESA juga
pernah kulihat sebelumnya. Juga ada banyak terdapat satu kamar yang dinamakan Museum Pedir.
benda-benda peninggalan yang dulunya hanya Sayang sekali, saat kami berkunjung tidak ada
kulihat lewat media foto dan video. penanggung jawab ruangan itu, maka kami cuma
diizinkan melihat dari pintu dan dilarang masuk.
Awalnya, ketika memasuki halaman rumah Memang semua peserta tampak kecewa dengan
lokasi MAPESA, sungguh terlihat seperti rumah tidak diizinkan masuk, tapi bagiku dengan melihat
kosong yang tidak terurus. Terlebih lagi di halaman dari pintu itu juga sudah sangat bagus. Hal yang
rumah itu terdapat beberapa batu nisan besar berje- kupetik dari larangan itu ialah mereka sangat menja-
jer rapi. Sungguh sangat terlihat layaknya rumah ga barang-barang yang ada di dalam ruangan terse-
kosong yang angker. Semua pikiran mistis pun buyar but. Di dalam Museum Pedir tidak hanya terdapat
setelah mulai dibukakan pintu untuk masuk ke dokumen penting tapi juga senjata-senjata pening-
rumah yang ternyata sebuah museum sejarah Aceh. galan, baju-baju adat dari zaman Belanda. Nampak
Disambut dengan banyak benda sejarah yang terpa- juga banyak koin yang menjadi alat tukar tiap masa
jang di setiap sudut ruangan. Semua yang kulihat pemerintah. Penjaga MAPESA saat itu membahasa-
membuat terpesona dan membuat jiwa penasaran kan bahwa yang ada di situ merupakan hanya 30 %
meronta-ronta. Penjaga museum itu terus kutanyai dari semua benda yang didapat. Maka, jika kita ingin
dengan berbagai macam pertanyaan. Setelah puas mengetahui lebih banyak lagi perihal benda-benda
berkeliling dan melihat ragam benda, aku putuskan peninggalan juga sejarah-sejarahnya maka kita
untuk duduk di sisi pojokan dan melihat peserta lain disarankan untuk datang langsung ke rumah pemilik
yang sangat antusias dengan museum itu. museum MAPESA yaitu di Desa Tiro di Kabupaten
Pidie.
Keberadaan MAPESA sangat membantuku
untuk mengetahui banyak hal yang tidak aku ketahui
08 | Buletin Rumah Relawan Remaja | Edisi 41 | Januari - Februari 2022 Buletin Rumah
t Relawan Remaja | Edisi 41 | Januari - Februari 2022 | 09
RAGAM KEGIATAN
Suatu ketika, saya juga bertanya tentang kaan. Kadang mereka datang setelah selesai kegiatan
K
“Rita kan jauh rumahnya kalau ke sekolah atau ke untuk teman-teman yang disekitaran rumahnya
ali ini, saya menjalankan tanggung yang menyerap air hujan yang lebat!” perpustakaan, harus lewat 2 bukit, apa Rita gak capek tetap semangat datang belajar bersama. Dari Rita,
jawab belajar bersama dengan jalan kaki?” tanyaku padanya. saya belajar bahwa umur itu bukan sepenuhnya
anak-anak Kelas Menulis di Desa Baling “Ia kak mau bagaimana lagi tidak menebang
penentu dewasa dalam berpikir dan bertindak. Di
Karang, Aceh Tamiang. Rentang usia remaja di kelas pohon, orang di sini kan itu pekerjaannya!” Ia menjawab dengan senyuman sembari usianya yang masih belia, Rita juga sudah menjadi
ini di kisaran 12 sampai 17 tahun. Jumlah anak di tertunduk malu. “Capek sih, Kak. Kadang sampai di orang yang bermanfaat bagi sekitarnya. Dia pun
kelas ini sekitar 12 orang, meski kadang tidak hadir Saya langsung terdiam sejenak. Benar yang rumah, kakiku sakit. Tapi, mau gimana lagi. Kalau pun
dikatakannya bahwa mata pencaharian masyarakat menjadi contoh yang baik bagi banyak orang,
semuanya karena beberapa alas an, misalnya ada mengeluh, gak mungkin rumah sekolah itu pindah di sebagai seorang remaja yang rajin, rendah hati dan
yang mengikuti PKL (Praktik Kerja Lapangan) dari di desa ini mayoritasnya ialah menebang pohon, atau depan kita, kan?”
biasa disebut ngebalok. Jadi sulit untuk mengobati setia.
sekolah mereka atau ada yang mengikuti les.
keresahan di hatinya yang peduli akan alam. Di akhir Anak yang masih berumur 12 tahun sudah bisa Selain dari Rita saya juga banyak belajar dari
Setiap anak di kelas saya memiliki kesan berbe- pembicaraan kala itu, saya hanya mengingatkan mencoba menyelesaikan masalah yang ada di kehidupan seorang anak broken home bernama
da. Ini yang saya rasakan selama lima minggu belajar untuk menjaga alam yang dimulai dari diri sendiri, kehidupan dengan pola pikir seperti itu membuat Melani. Ia kini dibesarkan oleh neneknya sejak beru-
dan bermain dengan mereka. Bahkan di luar jam semoga orang-orang sekitar akan bisa melihat saya salut akan dia. Rita dan beberapa teman-teman- mur 3 tahun. Melani yang saat ini berusia 12 tahunan
kelas banyak hal yang kami lakukan bersama misaln- langkah baik itu. nya memang sering terlambat datang ke perpusta- adalah anak yang rajin datang
ya ketika mereka bermain, saya juga ikut bergabung. belajar ke pustaka. Meski kadang
Kadang mereka datang saat saya dan Guru Impian sifat usilnya muncul dengan meng-
lainnya duduk di pustaka di luar jam belajar, lalu kami ganggun teman-temannya, ia juga
berbincang serta bersanda gurau bersama. Bahkan hadir dengan sosok mengayomi.
ketika saya ke masjid, kadang mereka pun datang Melani memiliki tubuh yang (maaf )
ikut salat berjamaah dan belajar mengaji. Hal ini cukup besar dibanding teman lainn-
tentu membuat saya sangat merasa dekat dengan ya. Hingga, ia sering dikatai “gendut”
mereka bahkan mereka sering bercerita tentang bahkan bukan hanya dari
kehidupan keseharian yang membuat saya belajar anak-anak, tapi juga dari orang
banyak. dewasa sekitarnya. Tapi, Melani
yang masih belia selalu sabar
Salah satunya dari kisah Rita Mulyani. Ia adalah
mendengar ejekan tersebut. Di
salah satu anak di kelas saya yang pendiam dan
dalam kelas Pustaka Kampung
pemalu. Dia sangat rajin belajar ke perpustakaan,
Impian pun, Melani mudah menyer-
namun di pertemuan minggu terakhir, Rita jarang
ap apa yang Guru Impian atau
hadir karena demam dan batuk. Saya banyak belajar
relawan 3R lainnya sampaikan. Ia
dari Rita yang pemikirannya cukup dewasa. Pernah di
juga adalah anak yang ceria dengan
suatu hari saya bercerita dengannya membahas
jiwa kepemimpinan yang tinggi.
kehidupan dan harapannya. Rita mencurahkan
Meski terlahir dengan kehidupan
keluhannya saat desa yang ia cintai mengalami
keluarga yang kurang harmonis
banjir. Masyarakat yang rumahnya di bagian bawah
namun mental Melani tergolong
pasti terkena banjir dan mereka lelah membersihkan
kuat hingga misalnya ia tidak
rumahnya. Meski rumah Rita tidak terdampak banjir
tertinggal di bidang akademik. Bagi
karena rumahnya ada di bagian atas (biasa disebut
saya, itu adalah hal yang sangatlah
Bukit Dua), namun saat musim hujan ia tidak bisa
luar biasa. Bisa jadi, jika saya di posisi
menggunakan air sungai yang biasa disebut dengan
Melani, saya tidak bisa sekuat dia.
alur.
***
“Kalau musim hujan, air alur akan keruh, jadi
mereka hanya mengharapkan air hujan untuk kebutu- Dari kisah Rita dan Melani,
han sehari-hari,” keluh Rita. saya semakin belajar menjadi priba-
di yang kuat dan semakin meyakini
Saya hanya mampu memberi sedikit tanggapan bahwa setiap kita punya masalah
“itulah mengapa kita selalu membahas pentingnya dalam hidup ini, tapi bagaimana
menjaga lingkungan dengan cara tidak membuang rasa syukur yang ada membuat kita
sampah sembarangan, apa lagi ke sungai karena akan menjadi kuat menghadapi tantan-
menghambat aliran sungai dan mengakibatkan banjir. Lisna dan anak-anak sedang bercerita saat belajar di alam. gan-tantangan tersebut karena
Selain itu kita juga harus menjaga hutan, dengan cara Cara komunikasi seperti ini sering digunakan Allah tidak akan memberikan skenario hidup yang
tidak menebang pohon sembarangan. Karena jika oleh relawan untuk lebih dekat dengan anak-anak di desa salah untuk hambanya. Terima kasih inspirasinya, Rita
pohon sudah banyak ditebang, maka tidak ada lagi (Foto: Walida) dan Melani.
10 | Buletin Rumah Relawan Remaja | Edisi 41 | Januari - Februari 2022 Buletin Rumah Relawan Remaja | Edisi 41 | Januari - Februari 2022 | 11
Baju ini dibuat menggunakan kain perca
P
positif terhadap lokakarya luring ini. Para peserta Totebag ini dibuat menggunakan baju bekas.
esatnya pertumbuhan industri fashion di berkelanjutan. Dilansir Zerowaste.id, fashion
merasa bahwa lokakarya yang terlaksana ini sangat
era modern saat ini mengancam kelestar- berkelanjutan merupakan praktik fashion yang mem-
bagus, edukatif, dan menarik. Melalui kegiatan ini,
ian lingkungan. Pada tahun 2020, Indone- perhatikan berbagai nilai seperti kemanusiaan dan
mereka dapat belajar mendaur ulang limbah paka-
sia menghasilkan sampah sebanyak 67,8 juta ton, lingkungan. Penggunaannya terus mensejahterakan
ian, dan juga berkesempatan untuk berjejaring
dengan 2,59% sampah jenis kain menempati seluruh banyak pihak yang terlibat dan meminimalkan
dengan peserta lainnya. Sementara itu, para peserta
komposisi sampah nasional, dan sumber sampah kerugian yang ditimbulkan (Zerowaste.id, 2019).
menyarankan agar kita menambah durasi dan
nasional terbesar berasal dari sampah rumah tangga Manusia diharapkan untuk memilih pakaian dan
pertemuan lokakarya, bekerja sama dengan lebih
sebesar 39,81% (SIPSN, 2020). Produk fesyen adalah mempertimbangkan konsekuensi ekologi, sosial, dan
banyak lembaga (pemerintah, masyarakat, atau
salah satu sumber polusi paling signifikan, menyum- ekonomi aplikasi ini. Menerapkan 'sustainable
usaha kecil dan menengah) dan fokus pada mem-
bang 10% emisi karbon dari manusia, mengurangi fashion' harus menjadi urgensi kita bersama, bukan
berikan pelatihan bagi perempuan di kabupaten lain.
sumber air bersih, dan mencemari sungai dan saluran hanya aktivis lingkungan atau industrialis. Selain itu,
air ke lingkungan. Selain itu, 85% dari semua limbah mode berkelanjutan harus diterapkan di semua Kami sebagai penyelenggara berharap
tekstil dibuang di tempat pembuangan sampah aspek kehidupan untuk melindungi lingkungan dan kegiatan ini tentu memberi manfaat bagi banyak
setiap tahun (UNECE, 2018). menyelamatkan planet ini dari bahaya limbah. orang, khususnya dalam memahamkan banyak
orang bahwa pakaian yang sudah tidak bisa terpakai
Di Indonesia, jumlah sampah sandang yang Untuk mengantisipasi permasalahan sampah
lagi bisa diolah menjadi sesuatu yang lebih berguna,
dihasilkan tidak sebanding dengan kebijakan tekstil yang ada, mahasiswa President University,
secara fungsi dan nilai ekonomi. Selain itu, yang
pengelolaan sampah yang memadai oleh pemerin- Greevi dan 3R (Rumah Relawan Remaja) mengada-
paling penting adalah usaha mengedukasi orang
tah. Dengan demikian, sampah jenis kain merupakan kan proyek sosial daring dan luring. Secara daring
banyak bahwa penting untuk memahami sustainable
salah satu penyumbang terbesar komposisi sampah melalui Zoom, workshop bertajuk Fashion Sustaina-
fashion sehingga lebih sadar tentang dampak fesyen
nasional. Salah satu langkah praktis untuk mengu- bility terlaksana dengan peserta lebih dari 100 orang
kita gunakan dengan tidak mudah tergiur oleh
rangi dampak negatif limbah kain terhadap lingkun- pada tanggal 18 Desember 2021.
produk fesyen yang terus hadir dengan segala inova-
gan adalah dengan menerapkan gerakan fashion
si meski kadang merusak lingkungan.
12 | Buletin Rumah Relawan Remaja | Edisi 41 | Januari - Februari 2022 Buletin Rumah Relawan Remaja | Edisi 41 | Januari - Februari 2022 | 13
RAGAM KEGIATAN
Aktivitas kelas Reading Club saat belajar menulis juga dibarengi dengan belajar komputer di Desa Lapeng (Foto Walida)
Habis Lelah, Terbitlah Rasa Puas peserta karena mendapat kabar mereka masih tidur
siang. Apalagi, kelas kami memang di jam yang asyik
buku menggunakan Microsoft Word. Tentunya, ini
salah satu bagian inti dari kelas ini, setelah mereka
Ditulis oleh Maghfudh
K
untuk tidur. Akhirnya, dengan langkah riang, saya memahami fungsi-fungsi tools yang sudah diajarkan.
elas Reading Club menggunakan media Untuk pertemuan pertama, ada 4 orang yang mendatangi rumah mereka. Sedikit melelahkan ***
laptop di Desa Lapeng mulai dijalankan hadir. Terlebih dahulu, di ajarkan proses mengguna- memang, karena rumah salah seorang peserta tidak Itulah gambaran beberapa konten di kelas
setiap hari Jumat dan Sabtu, dari pukul kan laptop dengan baik dan benar. maksudnya disini bisa dikatakan dekat dari pustaka. Tapi, karena hari Reading Club yang saya jalankan sebagai salah satu
14.30-16.00 waktu setempat. Program ini juga meru- di awal pertemuan adik-adik di beritahu bahwasanya itu saya ingin melihat mereka belajar bersama, amanah penempatan kali ini. Seperti biasa, pun di
pakan rangkaian dari penempatan saya di tim di Prosedur ini saya sampaikan secara lisan, misalnya langkah ini terasa kuat. Hingga berkumpullah kami di kelas lain yang pernah saya jalankan, kelas berjalan
Pustaka Kampung Impian Desa Lapeng. Ada 4 remaja “laptop ini tidak boleh terbanting,tertimpa,di letak- rumah Jibran, salah satu peserta kelas. Di pertemuan lancar. Bahkan kali ini, kurikulum yang disiapkan
yang mengikuti kelas ini, 2 laki-laki dan 2 perempuan. kan di lantai,ataupun di tempatkan di tempat yang ini, kelas kami mulai dengan mengingatkan kembali cepat terjalankan dari jadwal yang ditentukan sebel-
panas.” Setelah menjelaskan secara singkat, saya juga pelajaran-pelajaran di kelas sebelumnya. Lalu, aktivi- umnya, karena para peserta bisa memahami lebih
Pada awalnya, saya dan tim memang tidak menanyakan kepada mereka tentang hal-hal penting tas selanjutnya adalah mendengarkan tombol-tom- cepat penjelasan yang saya berikan. Sehingga, ada
menargetkan berapa jumlah peserta yang ikut, yang saya sampaikan sebelumnya. Alhamdulillah, bol keyboard berbunyi, pertanda mereka sedang beberapa materi tambahan yang saya berikan.
apalagi kami hanya membawa 3 laptop menyusuri mereka merespon dengan baik. Pertemuan perdana sibuk mengetik rutinitas mereka. Lagi-lagi, saya Tentunya, untuk menambah pemahaman mereka
lautan untuk tiba di desa indah di Pulo Breuh ini diisi dengan pengenalan cara menyalakan laptop tersenyum membaca tulisan mereka. Ada yang tentang beberapa fungsi tombol lain.
untuk memfasilitasi hal-hal baru untuk para remaja serta mengenalkan beberapa perangkat dan fungsi menceritakan tentang kegiatannya menangkap
setempat, khususnya yang pernah ikut program masing-masing. Hari itu, saya melihat, mereka cepat udang dan ikan. Waktu sebulan berjalan cepat. Kelas yang dilak-
Pustaka Kampung Impian di usia anak-anak. Selain memahami fungsi tombol power serta cara menggu- sanakan berjalan dengan sangat baik. Ada kepuasan
itu, program ini juga menjadi media mengenalkan nakan keyboard dan mouse. Hari perdana itu juga Untuk pertemuan selanjutnya, kami telat tersendiri yang saya rasakan, meski seperti yang saya
literasi digital serta pengembangan kemampuan diisi dengan pengenalan Microsoft Word. Di akhir berkumpul, karena ada yang terlambat datang. bahasakan sebelumnya, ada hari-hari terik dimana
membaca yang dituangkan dalam ketikan ulasan sesi, mereka bisa menulis biodata diri, lalu menyim- Meskipun begitu, kelas berjalan lancar. Hari itu, saya saya harus menjemput mereka agar bisa berkumpul
buku. Kami pun mempersiapkan serangkaian kuriku- pan file tersebut agar mudah dibuka kembali. memfasilitasi mereka belajar insert table. bersama. Langkah-langkah itu pun menjadi penguat
lum yang kemudian disesuaikan dengan kemamp- saya memfasilitasi mereka. Membuahkan hasil rasa
uan masing-masing. Di pertemuan kedua, saya harus menjemput Ada juga hari dimana mereka mengetik ulasan puas apalagi melihat hasil ketikan-ketikan mereka.
14 | Buletin Rumah Relawan Remaja | Edisi 41 | Januari - Februari 2022 Buletin Rumah Relawan Remaja | Edisi 41 | Januari - Februari 2022 | 15
RAGAM KEGIATAN RAGAM KEGIATAN
Menanam
Membangun Ketahanan Pangan bibit buah
di lahan
Bersama Sebuah Keluarga Bang Pen,
di Desa Baling Karang seorang
Ditulis oleh Rahmiana Rahman Kepala
Keluarga di
P
ernah tidak Desa Baling
Sahabat 3R Karang
merencanakan awalnya
sesuatu lalu terealisasi? hanya
Bagaimana perasaan sekadar
Sahabat 3R? Tentunya rencana.
senang, kan? Begitu pun Akhirnya,
perasaan saya ketika akhirn- program
ya wacana menanam di kecil ini
lahan seorang warga Desa mulai
Baling Karang (salah satu
desa di Kabupaten Aceh
terlaksana
di penghu- Catatan Seorang Pustakawan Remaja
Tamiang) yang akrab kami
sapa Bang Pen terjalankan
jung tahun
2021
yang Belajar Menjadi Pribadi yang Lebih Baik
Ditulis oleh Novi Rahmawati
sejak bulan November 2021. Pustakawan bersama tim 3r saat kunjungan dari Wali Kota Bogor.
Wacana menjadikan lahan
keluarga Bang Pen tersebut
menjadi lahan yang lebih
produktif terealisasi meski
M
secara pelan-pelan. enghabiskan hari-hari di pustaka 3R Bagi sebagian orang, menjadi pustakawan
(Rumah Relawan Remaja) sebagai mungkin hal biasa. Tapi, di 3R, bagiku ini adalah
Program kecil ini pustakawan menurutku adalah amanah luar biasa. Saat menjalankan tugas, aku bisa
dimulai dari pembersihan Kak nur(istri Bang Pen) saat sedang membawa bibit perjalanan yang menyenangkan. Bukan hanya mengobrol atau bertemu dengan teman-teman lain.
lahan yang awalnya sudah untuk di tanam di kebunnya (Foto: Walida)
karena aku menyukai buku, tapi karena memang Di 3R, menjadi pustakawan juga serasa hang out. Aku
ditumbuhi oleh semak menurutku menjadi bagian untuk bisa ikut andil masih tetap bisa mengajak teman yang lain dan
belukar yang terus meninggi. Lebih dari sebulan Di siang yang terik, para relawan mencoba membantu menghidupkan pustaka adalah hal mengobrol ria penuh canda meskipun masih bertu-
proses pembersihan, apalagi musim hujan yang acap menggali lubang untuk menanam bibit buah duku. menarik. Jujur sebelum ini, aku tidak pernah menda- gas. Aku pun bebas makan, minum dan bersantai,
kali datang juga datang. Dua orang pemuda juga membantu kami menggali ta buku, menyampul atau mengurusi segala urusan karena pola tanggungjawab itu terus ditanamkan di
lubang. Setelah menaman beberapa bibit pohon tentang pustaka. Selain hanya membaca buku, aku pustaka.
Menanam Bersama Para Relawan duku, kami pun menikmati makan siang yang sudah tidak lebih tahu apapun tentang segala urusan di
disiapkan relawan hari ini pustaka. Namun kini, dari awal aku Aku juga dapat banyak
Kamis, 13 Januari 2022. Sekitar pukul 08.00 pengalaman bertemu banyak
ditawari menjadi pustakawan
pagi, relawan 3R yang sedang ditempatkan di desa Sebuah Langkah Kecil Untuk Ketahanan orang yang memberiku banyak
sampai sekarang aku tidak pernah Seperti dentuman-dentuman hebat
Baling Karang siap-siap menuju lahan yang merupa- Pangan pelajaran dari berbagai diskusi,
merasa menyesal. yang terus menggema, aku merasa-
kan kolaborasi 3R dan Bang Pen tersebut. Jalur yang
ditempuh lebih 30 menit melewati deretan rumah kan antusias yang hebat ketika tiba salah satunya adalah bisa bertemu
Langkah menanam bibit pohon buah ini sudah Awalnya aku juga merasa Walikota Bogor, Pak Arya Bima pada
warga hingga tiba di area perkebunan. Jalanan tidak- mulai dibicarakan Bang Romi dan Bang Pen sejak di pustaka.
gugup. Takut-takut kalau ternyata bulan November 2021. Saat itu, Pak
lah mulus. Kami harus mencari cara berpegangan tahun 2020. Langkah ini berawal dari keinginan tugas yang harus dilakukan Arya sengaja berkunjung ke 3R
kuat menggunakan motor tua yang mesinnya juga melihat masyarakat desa Baling Karang, tempat yang seorang pustakawan remaja tidak untuk berdiskusi dengan para
sering kali bermasalah. Bahkan, seorang relawan awal mulanya berdiri Pustaka Kampung Impian bisa kutunaikan dengan baik. Namun ternyata, relawan di sana. Aku pun sebagai pustakawan remaja
jatuh terjungkal hari itu. menjadi masyarakat yang memiliki ketahanan terlepas dari baik atau buruknya aku melaksanakan dilibatkan. Aku bisa berkomunikasi langsung bahkan
pangan yang lebih baik. Apalagi, masyarakat sekitar tugasku, aku belajar banyak. Bukan hanya belajar berbagi cerita dan impian pada Pak Arya Bima.
Setelah tiba, kami melangkah beberapa meter, memiliki lahan yang cukup luas. Sayangnya, lahan tentang cara mendata dan menyampul buku namun
lalu melihat hamparan lahan yang sudah dibersihkan tersebut belum digunakan secara optimal, apalagi bisa lebih membuka diri pada orang lain karena pada Pelajaran-pelajaran itu terus kudapatkan
oleh Bang Pen, Kak Nur (istri Bang Pen) serta Bang banyaknya alih fungsi lahan pertanian. Pada akhirn- dasarnya, aku seorang introvert. sebagai pustakawan di sini. Seperti dentuman-den-
Romi (seorang relawan 3R). Saat itu, kuterhenyak ya, menurunkan kemandirian masyarakat sebagai
sembari memikirkan betapa luar biasanya upaya petani yang bisa lebih berdaya dengan tanaman Aku juga belajar meminimalisir penggunaan tuman hebat yang terus menggema, aku merasakan
keluarga Bang Pen membersihkan lahan tersebut. pangan. Pelan-pelan, 3R ingin mengambil peran sampah plastik dan bertanggunjawab pada antusias yang hebat ketika tiba di pustaka.
Apalagi Kak Nur, sosok perempuan yang begitu rajin dengan belajar membersamai masyarakat yang barang-barang pribadi, misalnya mencuci piring
dan tentunya sangat berperan penting dalam dimulai dari menumbuhkan ketahanan pangan dari setelah makan. Pokoknya, aku belajar menjadi priba-
pembersihan lahan ini. di yang lebih baik hingga kusadar bahwa ternyata
sebuah keluarga. Semoga menjadi inspirasi dan pelajaran-pelajaran keseharian itu ternyata sangat
penguat untuk langkah-langkah selanjutnya. penting untuk keteraturan hidup.
16 | Buletin Rumah Relawan Remaja | Edisi 41 | Januari - Februari 2022 Buletin Rumah Relawan Remaja | Edisi 41 | Januari - Februari 2022 | 17
GALERI FOTO
Karya: Raja
NAMA:
1. MIRDANI,
2. AMALKAN SOLEHAN,
3. ANDIKA ARIOGA.
D
esa Sarah Baru berada di Kabupaten Inilah saat kumelihat pabrik sederhana milik
Aceh Selatan, Kecamatan Kluet warga. Pabrik ini dikelola bersama oleh mereka. Di
Tengah. Desa ini berada di kawasan sana tampak para bapak dan pemuda kampung
ekosistem Leuser, sebuah kawasan ekosistem yang berkumpul, sambil menunggu giliran menyuling
Petugas menyodori sebuah helm berbentuk Di sana Silvia tampak terkulai. Ratu mengham-
lingkaran untuk ia kenakan. Berbentuk bulat seperti pirinya, menarik tangannya agar segera bangun
yang dikenakan astronaut. Tapi kali ini berwarna menghirup udara segar. Ratu anak yang cukup kuat
hitam pekat. Matanya fokus mencari Silvia. Sialnya keyakinannya kepada Sang Maha Pencipta. Tidak ada
tak ada lagi siapa-siapa di sana selain ia dan petugas. yang maha menghendaki selain Rabbnya. Meskipun
Tampaknya mereka sudah lama berpisah ketika apa yang ia saksikan tadi masih saja membelenggu
menuju ruang masing-masing. dalam ingatannya. Namun ia terus saja mencoba
mengingat RabbNya. Ratu sangat paham dengan
“Baiklah Ratu, jelajah masa depan akan segera apa yang dirasakan Silvia. Ketakutan Silvia sangatlah
kita mulai. Jalanilah sesuai dengan apa yang kamu besar, terlebih lagi ia memang sejak lama sudah
mau! Ini hanya butuh waktu 1 jam. Saya ada di samp- hidup mandiri. Wajar jika ia ingin kelak tidak pernah
ing kamu. Jika kamu merasa sudah cukup sebelum salah dalam mengambil tindakan.
waktunya. Lepaskan saja helmnya!”
Setahun sudah berlalu, alat itu begitu banyak
Ratu memejamkan matanya, rasa penasarann- diminati oleh berbagai kalangan. Bagaimana tidak.
ya semakin menguntai. Kehadiran benda canggih itu seolah-olah menjadi
jawaban bagi malapetaka negeri ini. Orang-orang
Ada dua pilihan yang ia tuliskan saat mengisi berpikir dengan benda tersebut dapat membuat
formulir. Ia ingin menikah dengan lelaki yang shaleh, kegagalan hidup semakin jarang terjadi. Tapi sayang,
tidak perlu berharta yang penting setia. ekspektasi tidak pernah sesuai dengan realita.
Pemerintah mulai mengeluarkan peringatan agar
Kedua ia ingin melanjutkan pendidikan yang
hati-hati dalam mengambil tindakan. Kasus bunuh
tinggi agar bisa mendapatkan pekerjaan yang
diri semakin besar, pengangguran semakin banyak,
mapan. Tentu saja dengan pekerjaan itu dia bisa
bahkan angka kelahiran semakin menurun karena
menghasilkan cuan untuk membahagiakan orang
banyaknya orang-orang yang lebih memilih untuk
tuanya. Begitulah kira-kira pandangannya tentang
tidak menikah. Ketakutan mereka begitu besar dalam
cara membahagiakan orang yang ia sayangi. Meski-
mengambil tindakan. Seolah-olah apa yang mereka
pun dalam hati kecilnya sering bergejolak. Bahagia
saksikan adalah nyata adanya. Semakin lama semakin
tidak hanya karena uang. Banyak orang tidak memili-
terlihat. Ketakutan-ketakutan dalam mengambil
ki materi terlihat sangat bahagia. Bukankah
26 | Buletin Rumah Relawan Remaja | Edisi 41 | Januari - Februari 2022 Buletin Rumah Relawan Remaja | Edisi 41 | Januari - Februari 2022 | 27
PUISI
Hai! Sudah hampir 10 tahun kamu pulang dan pergi dari dermaga itu.
Kadang pulang dalam keadaan wajah kecewa, mata sembab
Sesekali, kamu tunjukkan foto yang ada ditanganmu pada mereka yang baru turun dari perahu.
Berkali-kali, kekecewaan yang kamu dapatkan.
Kumelihatmu terdiam. Saat kapal mulai bersandar, seorang wanita ikut turun bersama seorang
anak laki-laki yang parasnya hampir serupa yang penantianmu
Hatimu semakin sesak.
EARTH HOUR BANDA ACEH Sumber: Profil Earth Hour Banda Aceh
Melepaskan tukik ke laut bebas, untuk keberlansungan hidupnya di alam (Foto Tim Earth Hour)
E
arth Hour adalah salah satu kampanye Ahmad Muhajir dan saat ini Muhammad Luthfi.
global WWF, organisasi konservasi yang Bersama dengan Pemerintah Kota Banda Aceh
mengajak individu, komunitas, praktisi menyelenggarakan Malam Puncak Peduli Lingkun-
bisnis dan pemerintah di seluruh dunia untuk menya- gan / Switch Off Event dengan melibatkan masyar-
takan kepeduliannya terhadap perubahan iklim akat, perusahaan, LSM, komunitas, ikon kota dan
dengan cara mematikan lampu dan peralatan lebih dari 200 relawan lainnya. Earth Hour Aceh
elektronik yang sedang tidak terpakai selama 1 jam melakukan aksi kampanye isu-isu kampanye lingkun-
(pukul 20.30 – 21.30) yang dilaksanakan pada hari gan untuk memperbaiki garis kehidupan makhluk
Sabtu di minggu terakhir bulan Maret setiap tahun- hidup dan unsur-unsur di bumi melalui diskusi.
nya. Tahun ini Earth Hour jatuh pada tanggal 26
Maret 2022 dan khusus Aceh tepatn- umum inovasi energi terbaru-
ya Banda Aceh dilaksanakan pada kan, penghijauan serta penanaman
pukul 21.00 – 22.00 mengingat letak mangrove yang secara kontinyu
geografis Aceh berada di ujung barat terus dilakukan, long march dengan
Indonesia. orasi-orasi penyelamatan satwa,
penyelamatan tukik dari kepunahan,
Gerakan Earth Hour pertama aksi clean up dengan monster
kali diperkenalkan di kalangan anak sampah sebagai ikon, peringatan
muda Aceh pada tahun 2012. Aceh hari bumi dan hari besar lingkungan
menjadi kota pertama di Sumatera lainnya juga sosialisasi kepada
yang mengikuti aksi Peduli Lingkun- generasi muda terus dilakukan
gan yang tergabung dalam Gerakan dalam menyuarakan perubahan
Earth sehingga dikenal dengan Earth untuk bumi kita. Kini Earth Hour
Hour Aceh. Chik Rini sebagai Koordinator Kota Earth Aceh menuju proses legalisasi organisasi masyarakat
Hour Aceh pertama pada tahun 2012 dan selanjutnya mengganti namanya dari Earth Hour Aceh menjadi
dilanjutkan oleh Andhya Rusian Orcheva, Andri Earth Hour Banda Aceh, dengan tujuan memiliki
Munazir, Muhammad Syafri Al Hayat, Dedy Saputra, fokus utama kampanye offline pada kota Banda Aceh
Rivana Amelia, Siti Zuhra, Nuratul Faizah, Nanda Rizki, dan sekitarnya.
B
uku ini menuliskan tentang bagaimana
kita mensyukuri dan mencintai peker-
jaan kita. Memang benar, terkadang kita
mendapatkan pekerjaan atau profesi yang tidak kita
cintai. Terkadang kita mendapatkan perusahaan dan
tim kerja yang tidak kita cintai. Kenyataan demikian
sudah lumrah dan tidak membahayakan kita selama
di dalam diri kita masih ada cinta, masih ada dinami-
ka kemajuan, selama masih ada energi syukur yang
kita gunakan untuk memberdayakan potensi yang
sudah ada.
greevicollection