Anda di halaman 1dari 31

BAHAN AJAR

PEMELIHARAAN KELISTRIKAN KENDARAAN RINGAN


(PKKR)
MENERAPKAN CARA PERAWATAN SISTEM AC MOBIL

Disusun Oleh :
ERI YUSRIZAL

PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG)


DALAM JABATAN TAHAP III
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF
DEPERTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2019
FUNGSI, PRINSIP , KONSTRUKSI DAN CARA KERJA

SISTEM AC(AIR CONDITIONING )

a. Tujuan pembelajaran 1
Setelah berdiskusi dan menggali informasi, akan dapat:
 Menjelaskan definisi system air Conditioning (AC) dengan benar.
 Menjelaskan fungsi system air Conditioning (AC) dengan benar.
 Menjelaskan konstruksi system air Conditioning (AC) dengan benar.
 Menjelaskan nama-nama komponen system air Conditioning (AC) dengan
benar, yaitu: (1) Kompresor dan kelengkapannya; (2) Condensor; (3)
Receiver (dryer ); (4) Unit pendingin dan kelengkapannya; (5) Unit
kelengkapan tambahan.
 Menjelaskan fungsi komponen-komponen system air Conditioning (AC)
dengan benar, yaitu: (1) Kompresor dan kelengkapannya; (2) Condensor;
(3) Receiver (dryer ); (4) Unit pendingin dan kelengkapannya; (5) Unit
kelengkapan tambahan.

b. Uraian materi.
1) Fungsi sistem AC. ( Air conditioning ) pada kendaraan.
Pemeliharaan alam terutama kondisi hutan di indonesia semakin hari semakin
menyusut baik karena ekspansinya industri atau karena terjadinya penebangan liar
sehingga banyak hutan yang menjadi gundul. Hutan merupakan paru-parunya alam
yang menjaga keseimbangan kondisi alam; akibat menyusutnya hutan-hutan di
Indonesia yang paling terasa adalah terjadinya pemanasan bglobal; temperatur udara
terasa makin meningkat apalagi di daerah perkotaan yang kondisi lingkungannya telah
berubah akibat adanya polusi udara temperatur terasa semakin panas sehingga
mengakibatkan kurang nyamannya bagi pengguna kendaraan roda empat. Untuk
mengatasi ketidak nyamanan menggunakan kendaraan roda empat , maka sistem
penyejuk ruangan ( Air Conditioning ) pada kendaraan roda empat sudah menjadi
suatu kebutuhan, sehingga kendaraan baik kendaraan pribadi maupun kendaraan
penumpang umum banyak yang menggunakan sistem penyejuk ruangan atau AC(Air
Conditioning)

AC atau Air Condisioner adalah suatu system kerja yang fungsinya antara lain :

 Mengontrol temperatur
 Mengontrol sirkulasi udara
 Mengontrol kelembaban

1
 Menyaring dan memurnikan udara (Purification) .

Gambar 1 fungsi AC

Air Condisioner ialah istilah umum untuk perlengkapan yang memelihara udara didalam
ruangan agar temperatur dan kelembabannya menyenangkan. Apabila di dalam
ruangan temperaturnya tinggi,maka maka panas yang diambil agar temperatur turun
disebut pendinginan.

Sebaliknya, ketika
etika temperatur ruangan rendah, panas yang diberikan agar temperatur
naik (disebut pemanasan). Sebagai tambahan, kelembabannya ditambah atau
dikurangi agar terasa nyaman.

Perlengkapan yang diperlukan untuk suatu air condisioner terdiri atas


cooler,heater,moisture
heater,moisture controller dan ventilator. Air condisioner untuk mobil pada
umumnya terdiri dari heater atau cooler dengan pembersih embun(moisture remover)
dan pengatur aliran udara.

Heater adalah suatu sistem kerja atau peralatan yang yang berfungsi untuk
memanaskan udara di dalam mobil atau udara segar dari luar yang dihisap kedalam
ruang dan di gunakan untuk pemanasan. Terdapat beberapa tipe heater, antara lain
heater air panas ( Hot water
wate heater ), heater pembakaran (Combustion heater),dan
heater gas buang( Exhaust heater ), tetapi biasanya yang digunakan adalah heater air
panas. Sedangkan Cooler adalah suatu system kerja atau peralatan yang berfungsi
untuk mendinginkan atau menyejukan dan
dan menjaga kelembaban udara, baik udara
didalam kendaraa atau udara luar yang dihisap kedalam ruang kendaraan untuk
menyegarkan dan menyamankan kondisi ruang kendaraan.

2
2) Prinsip kerja sistem AC ( Air conditioning )

a) Prinsip kerja sistem pemanas ruangan ( Heater )


Pada heater sisitem air panas,air pendingin mesin disirkulasikan melalui heater
core agar heater core menjadi panas, kemudian blower meniupkan udara dingin
melalui heater core panas untuk memanaskan udara.

Gambar 2 Prinsip kerja Heater.

Secara alamiah, air pendingin berfungsi sebagai sumber panas, maka heater core
tidak akan panas berlebihan selama temperatr air pendingin rendah,dan udara yang
melewati heater coere tetap dingin.

Terdapat dua tipe heater air panas, dibedakannya


ibedakannya adalah dalam system yang
digunakan untuk mengatur temperatur. Pertama ialah tipe campuran udara (air mix
type) dan yang kedua tipe pengaturan aliran air (water flow control type).

TIPE AIR MIX

Tipe ini menggunakan air mix control damper yang mengubah temperatur udara
dengan cara mengatur perbandingan udara dingin yang melewati heater core dan
yang tidak melewati heater core. Dewasa ini heater tipe ini banyak digunakan.

Gambar 3 Heater type Air Mix

3
TIPE WATER FLOW CONTROL.

Tipe ini mengontrol temperatur dengan cara mengatur sejumlah air yang melewati
heater core dengan sebuah water valve. Hal ini menyebabkan perubahan temperatur
heater core itu sendiri dan penyetelan temperatur udara yang melalui
melalui heater core.

Sistem heater tipe ini digunakan untuk heater belakang pada vans dan lain-lain.
lain

Gambar 4 Heater type Water flow control

b) Prinsip prinsip pada system pendingin ruangan.


TEORI DASAR PENDINGINAN

Kita merasa sedikit dingin setelah berenang, meskipun saat hari panas. Hal ini
dusebabkan air di badan menyerap panas dan menguap.

Gambar 5 Terjadi penguapan air ketika menjemur


badan setelah berenang dan badan terasa dingin.

Dengan alasan yang sama kita merasa dingin saat mengoleskan alcohol pada
lengan, alcohol menyerap panas dan terjadi penguapan.

4
Gambar 6 Penguapan alcohol akan menyerep panas, kulit terasa dingin.

Berdasarkan kedua gejala alam tersebut di atas, maka


maka dapat disimpulkan bahwa :

“ Bila zat cair menguap, maka gas zat cair tersebut akanmenyerap panas.”

Atas dasar teori di atas, kita bisa membuat suatu percobaan sebagai berikut :

Suatu bejana yang memakai kran dimasukan kedalam kotak yang terisolasi.Cairan
yang mudah menguap pada temperatur atmosfir dimasukkan kedalam bejana seperti
gambar dibawah ini.

Gambar 7 Gas di dalam bejana terisolasi.

Apabila kran dibuka cairan yang berada di dalam menyerap panas dari udara
didalam kotak,berubah menjadi gas dan keluar.Pada saat ini temperatur udara di
dalam kotak lebih dingin daripada sebelum kran dibuka.Dengan cara inilah kita dapat
mendinginkan
n suatu benda. Akan tetapi cairan harus ditambah karena habis.Untuk itu
di perlukan efek pendingin yang menggunakan metode dimana gas dikembalikan
menjadi cairan dan selanjutnya kembali menguap menjadi gas.

5
Prinsip yang didapat dari hasil percobaan diatas diterapkan pada system pendingin
ruangan, dimana cairan yang menjadi media untuk dipsoses menjadi gas guna
menyerap panas dan diproses menjadi zat cair kembali diantaranya adalah Refrigerant.

REFRIGERANT.

Pada umumnya refrigerant ialah suatu zat yang berupa cairan yang mengalir
didalam refrigerator dan bersirkulasi melalui komponen fungsional untuk menghasilkan
efek mendinginkan dengan cara menyerap panas melalui ekspansi dan evaporasi
(penguapan).

KARAKTERISTIK R-12

Pada tekanan atmosfir air mendidih pada 100º C - 12 º F ) , tetapi R 12


mendidih pada – 29,8 º C -21,6 º F ). Pada tekanan 1 kg/cm², air mendidih pada
pada 121 º C ( 250 º F ) , tetapi R 12 mendidih pada 13º C ( 8,6º F )

Bila R-12 dibebaskan pada temperatur ruangan normal dan bertekanan atmosfir,
akan segera menyerap panas dari udara disekelilingnya dan mendidih berubah menjadi
gas. Di samping itu R-12 mudah mengembun kembali menjadi cairan pada kondisi
bertekanan sambil melepaskan panas yang di kandungnya.

Sebaliknya, cairan refrigerant dapat diubah ke dalam gas dengan menurunkan


tekanan tanpa mengubah temperatur., atau menaikkan temperatur tanpa mengubah
tekanan.

Refrigerant (R-12) adalah salah satu gas yang paling aman untuk pendingin
(cooler), tidak terbakar, tidak explosive, tidak beracun, tidak menimbulkan karat, tidak
berbau dan tidak berbahaya untuk pakaian dan makanan.
Prinsip kerja sistem pendingin ruangan mobil

EKSPANSI DAN EVAPORASI

Di dalam sistem refrigerant mekanis, udara menjadi dingin dengan cara sebagai
berikut:
Refrigerant cair yang bertemperatur dan bertekanan tinggi di simpan di dalam
wadah yang di sebut receiver, kemudian refrigerant cair di bebaskan ke evaporator
melalui lubang kecil yang di sebut expansion valve. Pada saat ini temperatur dan
tekanannya menurun,dan sebagian refrigerant cair telah berubah menjadi uap.

6
Refrigerant bertemperatur dan bertekanan rendah ini mengalir ke evaporator. Di
dalam evaporator, refrigerant cair menguap dan menyerap panas dari udara
sekelilingnya.

BAGAIMANA MENGEMBALIKAN R-12 GAS MENJADI CAIRAN .


Sistem ini tidak dapat menghasilkan udara dingin bila refrigerant cair telah habis.
Karena itu kita harus mensuplai refrigerant cair yang baru ke receiver. Sistem
refrigerant mekanis mengubah refrigerant gas yang meninggalkan evaporator manjadi
cair seperti telah diketahui, bila gas dikompresikan, temperatur dan tekanannya naik.
Sebagai contoh refrigerant gas dengan tekanan 2,1 kg/cm2 G(30 psi G) dikompresikan
menjadi 15 kg/cm G(213 psi G ), temperaturnya naik dari.

Titik didih refrigerant pada 15 kg/cm G(213 psi G) ialah62º C.Sehingga


temperatur (70 C,158º F)gas kompresi ini lebih tinggi dari titik didih( 62º C,144 F ) dan
lebih tinggi daripada udara sekelilingnya.Karena itu refrugerant gas dapat berubah
menjadi cair debgan cara melepaskan panasnya sampai ke titik didih.

Sebagai contoh refrigerant gas dengan tekanan 15 kg/cm G (213 psi G), gas
refrigerant 70º C (158º F) dapat menjadi cair dengan menurunkan temperatur
sebanyak kira-kira 8º C (14º F ).
KONDENSASI GAS R-12

Di dalam system mekanis refrigerasi, pengembunan refrigerant dilakukan dengan


cara menaikkan tekanan dan kemudian menurunkan temperatur. Gas refrigerant dari
evaporator di kompresikan oleh kompresor. Dalam condenser gas refrigerant ini
melepaskan panasnya ke udara sekeliling dan mengembun kembali menjadi cairan.Dan
selanjutnya cairan refrigerant kembali ke receiver.

7
SIKLUS PENDINGINAN

Gambar 8 Instalasi system pendingin ruangan


(1) Kompresor melepaskan refrigerant yang bertemperatur tinggi dan bertekanan
tinggi karena menyerap panas dari evaporator ditambah panas yang di hasilkan
kompresor saat langkah pengeluaran ( discharge stroke ).
(2) Gas refrigerant ini mengalir ke dalam
dala condenser. Di dalam condenser, gas
refrigerant mengembun kembali menjadi cairan.
(3) Cairan refrigerant ini mengalir kedalam receiver yang menyimpan dan menyaring
cairan refrigerant sampai evaporator memerlukan refrigerant.
(4) Expansion valve merubah cairan refrigerant
refrigerant menjadi campuran dan cairan yang
bertemperatur dan bertekanan tinggi.
(5) Gas refrigerant yang dingin dan berembun ini mengalir kedalam condenser.
Didalam condenser, gas refrigerant mengembun kembali menjadi cairan.

3) Konstruksi sistem pendingin ruangan mobil dankomponen-komponennya.


dankomponen komponennya.
a) Konstruksi instalasi sistem pendingin ruangan mobil

Terdapat dua tipe pendingin (cooler) mobil, dan di bedakan dalam metode
adalah tipe air mix dan yang
penggunaan untuk menyetel temperatur. Salah satunya adalah
lainnya adalah tipe thermostat.Tipe air mix ini sama dengan tipe air mix heater, disini
kita akan membahas tipe thermostat.

TIPE THERMOSTAT
Diantara system-sistem
sistem pendingin mobil yang di kontrol oleh thermostat, yang
paling banyak di gunakan sekarang ialah tipe thermistor.Thermistor ialah semi
conductor yang tahanannya berubah sensitif terhadap perubahan temperatur seperti

8
grafik di bawah, bila temperatur naik, nilai tekanannya turun dan sebaliknya bila
temperatur rendah, tahanan resistor tinggi.
Thermistor di pasangkan pada sirip-sirip evaporator dan mengindera temperatur
pada permukaan sirip.

Temperatur di kontrol dengan cara membandingkan sinyal dari thermistor dan


sinyal dari temperatur control resistor,dan memperkuat hasilnya untuk menjadikan
magnetich clutch on dan off,yang menyebabkan aliran refrigerant dari kompresor ke
evaporator mengalir atau terhenti.
Perubahan temperatur evaporator ini,mengontrol temperatur udara yang mengalir
melalui evaporator.

VENTILATOR

Alat untuk menggerakkan udara segar dari luar ke dalam kendaraan,dan juga
berfungsi sebagai ventilasi mobil.
Ada dua tipe ventilator mobil yang di gunakan yaitu aliran alamiah dan tipe udara
tekan ( forced air ventilator ).

VENTILATOR ALIRAN ALAMIAH

Masuknya udara luar ke dalam kendaraan disebabkan oleh gerakan kendaraan di


sebut ventilasi aliran alamiah. Distribusi tekanan udara di luar kendaraan selama
kendaraan bergerak di tunjukkan pada gambar di bawah, pada satu tempat dihasilkan
tekanan positif dan di lain tempat terdapat tekanan negatif. Dengan demikian lubang
masuk di tempatkan di daerah yang bertekanan positif dan lubang keluar (exhaust
vents) udara berada di tempat

VENTILATOR UDARA TEKAN(DOOST VENTILATOR)


Pada system ventilasi udara tekan, sebuah kipas listrik atau yang serupa
digunakan untuk menekan udara melalui kendaraan. Penempatan lubang masuk udara
dan lubang keluar sama sperti system vertilasi alamiah. Biasanya system vertilasi tipe
ini di gunakan bersama dengan system lainnya misalnya heater atau cooler

9
b) Fungsi dan konstruksi komponen-komponen
komponen komponen sistem pendingin ruangan mobil.

Gambar 9 instalasi sistem pendingin ruangan mobil.

(1) KOMPRESOR DAN KELENGKAPANNYA.

Kompresor adalah suatu pompa yang berfungsi untuk menekan refrigerant agar
bertekan tinggi untuk mencapai tempetatur yang tinggi pula.

Konstruksi kompresor pada dasarnya terdapat 2 konstruksi, yaitu :

(a) Tipe Resiprocating.


Suatu kompresor yang komponenpenghisap dan penekannya bekerja secara turun-naik
turun
atau maju mundur( Resiprocating ).

Kompresor tipe resiprocating terbagi menjadi 2 jenis konstruksi yaitu :

 Tipe Crank
Yaitu suatu kompresor yang komponen pengubah gerak putar menjadi gerak bolak
bo
balik adalah poros engkol ( Crank ),

 Tipe Swash Plate


Yaitu suatu kompresor yang komponen pengobah gerak putar menjadi gerak bolak
balik adalah berupa lempengan miring ( Swash plate )

(b) Tipe rotari.


Yaitu suatu kompresor yang komponen penghisap dan penekannya bekerja secara
berputas ( Rotary ).

10
Dibawah ini adalah diagram dan gambar macam-macam
macam macam konstruksi dari
kompresor yang dipergunakan pada sistem pendingin ruangan mobil.

Crank

Resiprocating
Swash Plate
kompresor
.
Rotary Through Vane

KOMPRESOR TIPE CRANK

Gambar 10 Kompresor tipe crank

Komponen Utama pada kompresoe tipe crank adalah:


 Pisto,ring piston dan batang penghubung
 Poros engkol ( Crank )
 Kelengkapan katup ( Valve )
Konstruksi katup yang digunakan yang dipergunakan adalah jenis katup pelat ( Valve
plate ) seperti gambar di bawah.

Gambar 11 Katup pelat ( Valve plate ) kaompresor

11
Cara kerja kompresor tipe crank.
Langkah pemasukan ( Suction )

Gambar 12 Langkah pemasukan

Bila piston bergerak dari titik mati atas ( TMA ) ke titik mati bawah ( TMB),
katup masuk ( Suction valve ) terhisap dan membuka sehingga refrigerant masuk ke
ruang selinder.
Langkah pengeluaran ( Discharge )

Gambar 13 Langkah pengeluaran

Bila piston bergerak dari TMB ke TMA karena digerakan ole poros engkol, piston
akan menekan refrigerant, dan refrigerant akan menekan katup masuk (Suction valve)
sehingga menutup dan menekan katup pengeluaran (Dishcrage valve) sehingga
membuka
embuka dan refrigerant keluar menuju kondensor.

12
KOMPRESOR TIPE SWASH PLATE.

Gambar 14 Kompresor tipe Swash plate

Kompresor tipe swash plate dilengkapi dengan piston yang posisinya horizontal di
bagian kiri dan bagian kanan, dimana jumlah pistonnya ada yang 6 piston dengan
interval 72°, dan ada yang 10 piston dengan interval 120°
Cara kerja kompresor tipe swash plate.
Ketika poros kompresor
komp bergerak, swash plate-pun
pun bergerak, dan bila piston-
piston
piston nagian kanan melakukan langkah penekanan (Discharge), piston-piston
piston bagian
kiri malakukan langkah pemasukan (suction). Pada langkah pemasukan piston-piston
piston
menghisap sehingga suction valve membuka dan discharge valve menutup, refrigeranr
terhisap masuk ke ruangan selinder.
piston piston menekan refrigerant sehingga suction valve
Langkah penekanan, piston-piston
tertutup dan discharge valve terbuka akibat tekanan refrigerant dan refrigerant keluar
enuju kondensor. Dibawah ini adalah gambar cara kerja dari kompresor tipe swash
menuju
plate.

Gambar 15 cara kerja kompresor tipe swash plate.

13
KOMPRESOR TIPE ROTARY JENIS THROUGH VANE

VANE

Gambar 16 kompresor tipe through vane


Cara kerja kompresor tipe Through vane.

Gambar 17 Cara kerja kompressor tipe Through vane

Gambar 18 Cara kerja kompressor tipe Through vane

14
Pelumas Kompresor
Oli kompresor diperlukan untuk melumasi bantalan-bantalan kompresir dan
permukaan yang bergesekan.
Alasannya sama seperti mesin yang memerlukan pelumasan. Oli kompresor bersirkulasi
melalui siklus pendinginan, maka harus menggunakan oli khusus yang disarankan.
Oli yang di sarankan :
 Kompresor tipe crank shaft menggunakan oli jenis : DENSOOIL 6 atau
SUNISO No.5GS
 Kompresor tipe Swash plate menggunakan oli jenis : DENSOOIL 6 atau
SUNISO No.5GS
 kompresor tipe Trough Vane menggunakan oli jenis : DENSOOIL 7

Jumlah Oli Kompresor


Apabila cooler sedang bekerja, sebagian oli keluar bersama-sama dengan
refrigerant dan bersirkulasi di dalam siklus pendingin.
Bila jumlah oli yang keluar dari kompresor kedalam siklus pendingin sangat
sedikit, tidak akan merugikan bahkan memperbaiki pelumasan katup. Sebaliknya bila
oli yang bersirkulasi jumlahnya cukup banyak akan berakibat sebagai berikut:
Bila oli yang bersirkulasi bersama refrigerant cukup banyak, kebutuhan oli di crank
case menjadi berkurang sehingga pelumasan tidak berlangsung dengan sempurna dan
menyebabkan kompresor terbakar.
Jumlah oli yang bersirkulasi bersama refrigerant dalam siklus refrigerant selalu
tidak konstan. Sehingga oli berkumpul di dalam evaporator dan ini akan
mengakibatkan tiba-tiba kembali dalam jumlah besar ke kompresor.
Di samping itu, oli yang terkumpul di dalam evaporator ini mengganggu perpindahan
panas di dalam evaporator itu sendiri, sehingga kepastian kapasitas pendinginan akan
menjadi berkurang.
Bila di dalam sirkilasi R-12 tidak terdapat oli maka kapasitas mendinginkannya
dianggap 100%. Selanjutnya kapasitas ini makin berkurang sebanding dengan
bertambahnya oli yang bersirkulasi. Karena itu jumlah oli di dalam kompresor harus
tepat.

15
Penambahan Oli Setelah Pergangtian Part Fungsional
Bila part fungsional rusak saat pendinginan sedang bekerja,maka sejumlah oli
kompresor akan tertinggal di dalam siklus refrigerant. Dengan demikian, evaporator
atau kondenser harus diganti dengan yang baru disebabkan adanya kerusakan, maka
banyaknya oli yang tersisa pada part yang di lepaskan harus di ganti.
Bila part fungsional di ganti,jumlah oli
oli yang perlu di tambah sebagai berikut:
 Bila receiver diganti………………… 20 cc (0,7 fl OZ)
 Bila condenser diganti…………….. 40 – 50 cc (1,4-1,7
1,7 fl OZ)
 Bila evaporator diganti…………….. 40 – 50 cc (1,4-1,7
1,7 fl OZ)
Bila kompresor yang diganti, oli yang harus diisikan ke dalam kompresor baru
harus sama jumlahnya dengan oli yang tersisa di dalam kompresor lama.

MAGNETIC CLUTCH
Magnetic clutch digunakan untuk menghubungkan dan melepaskan kompresor dari
mponen utamanya terdiri dari stator, rotor dan pressure plate.
mesin. Komponen

PRINSIP
Apabila arus listrik di alirkan ke koil,dalam gambar sebelah kiri,akan timbul gaya
magnet pada besi II dan gaya magnet pada besi I.

Gambar 19 Prinsip kerja Magnetic Clutch

KONTRUKSI
Magnetic clutch terdiri dari stator,rotor dengan puli,dan pressure plate untuk mengikat
drive pulley dan kompresor secara magnet.
Stator diikat pada kompresor housing, dan pressure plate dipasangkan kompresor
shaft.

16
Dua ball bearing terletak di antara permukaan dalam rotor dan depan housing dari
kompresor.
CARA KERJA
Apabila mesin hidup,maka puli berputar karena gerakan oleh shaft melalui tali
penggerak(drive belt),tetapi kompresor tidak berputar kecuali magnetic clutch di aliri
arus. Pada saat system aircondition ON, amplifier mengalirkan arus listrik ke stator coil.
Selanjutnya gaya electro magnet pada stator akan menarik pressure plate dan
menarik plat terhadap permukaan
permukaan gesek pada puli. Pergesekan antara permukaan dan
plat menyebabkan clutch assembly berputar sebagai satu unit dan menggerakkan
kompressor.

Gambar 20 kelengkapan magnetic clutch


TIPE-TIPE
TIPE DARI MAGNETIC CLUTCH.
Magnetic clutch dapat diklasifikasikan sesuai dengan bentuk kompresor dan jarak
mesin seperti berikut:
Tipe F, tipe G : Untuk kompresor tipe crank shaft.
Tipe R, tipe P : Untuk kompresor tipe swash plate dan tipe through vane.

Gambar 21 Magnetic clutch tipe F

17
Gambar 22 Magnetic clutch tipe G

Gambar 23 Magnetic clutch tipe R Gambar 24 Magnetic clutch tipe R

(2) CONDENSOR.

Gambar 25 Kondensor
Gas refrigerant yang mengalir ke kondensor adalah gas yang bertemperatur
tinggi, selain telah menyerap panas dari udara yang dihembuskan oleh blower, juga
telah ditekan oleh kompresor dengan tujuan agar mudah menjadi cair kembali bila
didinginkan.
Kondensor berfungsi untuk menyerap panas yang terkandung dalam gas
refrigerant dan melepas panas tersebut ke udara luar, atau dengan kata lain
kondensor berfungsi untuk mendinginkan gas refrigerant agar berubah wujudnya dari
zat gas menjadi jat cair kembali ( Proses kondensasi )
Penyerapan panas yang terkandung dalam gas refrigerant oleh kondensor
berdampak terhadap terhadap penyerapan panas gas refrigerant terhadap udara yang
dihembuskan oleh blower, makin besar pelepasan panas gas refrigerant didalam
kondensor, maka makin besar pula efek pendinginan pada evaporator, untuk itu agar

18
penyerapan panas kondersor lebih baik, kondensor biasa dipasang di depan kendaraan
agar tertiup oleh udara luar selain oleh blower kondensor. Dibawah ini adalah gambar
gamb
yang menunjukan terjadinya proses kondensasi atau proses perubahan wujud
refrigerant dari zat cair menjadi zat gas.

Gambar 26 Proses kondensasi gas refrigerant di dalam kondensor

(3) RECEIVER ( DRYER )

Gambar 27 Receiver atau Dryer


Receiver berfungsi untuk menampung sementara cairan refrigerant yang
kemudian akan mengalir ke evaporator, tetapi selain berfungsi sebagai penampungan
sementara, receiver berfungsi pula sebagai filter dan dryer , yaitu menyaring
kandungan debu dan menyerap kandungan air dalam cairan refrigerant ; untuk itu di
dalan receiver dilengkapi filter untuk menyaring dan decicant berfungsi untuk
menyerap kandungan air, agar tidak terjadi penyumbatan dan karat terutama pada
nen expantion valve yang mempunyai valve orifice dan plug orifice.
komponen

19
Receiver dilengkapi dengan fusible plugatau biasa disebut Melt bolt,yaitu solderan
timah khusus pada lubang di tengah-tengah
tengah baud. fusible plug berfungsi sebagai alat
pengaman bila terjadi
erjadi kenaikan tekanan dan temperatur refrigerant.
Bila tekanan dan temperatur refrigeranr pada area tekanan tinggi meningkat
hingga mencapai 30 Kg/Cm² G ( 427 Psi / 2,942 kpa ) dan temperaturnya mencapai
95º - 100º C atau 203º F - 212º F, maka solderan khusus tersebut akan meleleh
sehingga refrigeran
ran akan bocor keluar. Hal ini dimaksudkan jangan sampai terjadi
kerusakan patal yaitu pecahnya instalasi pipa saluran. Gambar di bawah ini
menunjukan konstruksi fusible plug terpasang pada receiver dan perkembangan
konstrusi receiver saat ini yaitu bentuknya
bentu agak kecil.

Gambar 28 posisi fusible plug pada Receiver atau Dryer

Gambar 29 Melt metal pada fusible plug ( Spesial solderan )

20
Gambar 30 Konstruksi receiver saat ini

(4) UNIT PENDINGIN DAN KELENGKAPANNYA

Gambar 31 Kelengkapan unit pendingin


(a) EXPANSION VALVE

Gambar 32 Kelengkapan EXPANSION VALVE

21
Expansion valve terpasang bersama evaporator, di mana fungsinya adalah untuk
merubah tekanan cairan refrigerant dari tekanan tinggi menjadi tekanan rendah, agar
cairan refrigerant berubah wujudnya dari zat cair menjadi zat gas guna menyerap
panas dari udara yang dihembuskan oleh blower ke evapurator, atau dengan kata lain
expansion valve berfungsi untuk mengabutkan cairan refrigerant.
Expansion valve dapat diklasifikasikan antara lain:
l
 Expansion valve tipe tekanan konstan.
 Expansion valve tipe thermal.
Pada kendaraan kebanyakan menggunakan expansion valve tipe thermal yang mana
jenisnya terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
 Expansion valve jenis Inner equalizing.
 Expansion valve jenis external equalizing.
 Expansion valve jenis Inner equalizing.

Gambar 33 Expansion valve jenis Inner equalizing.

Pada expansion valve tipe inner equalizing, diaphragma expansion valve


dihubungkan dengan inlet evaporator dan pada outlet evaporator refrigerant masih
berbentuk uap yang terpanaskan.
Cara kerja
Bila tekanan uap refrigerant bekerja stabil, maka tekanan diatas diaphragma (pf)
yang merupakan tekanan uap dari heat sensiting tube akan sama dengan tekanan di
bawah diaphragma yang terdiri dari tekanan pegas (ps) dan tekanan uap refigerant
(pe) atau pf=ps+pe, maka pembukaan needle valve akan konstan sehingga aliran
refrigerant akan tetap. Tapi bila uap refrigerant di dalam evaporator berkurang,

22
menguap dan menyebabkan uap yang terpanaskan (Super
refrigeran akan lebih cepat menguap
heated vapour) pada bagian outlet evaporator bertambah panjang; sedangkan
temperatur pada heat sensitizing tube bertambah, yang mengakibatkan tekanannya
naik sehingga tekanan di atas diaphragma (pf) lebih besar
besar dari pada tekanan di bawah
diaphragma atau pf>ps+pe, maka diaphragma akan tertekan dan menekan needle
valve untuk membuka lebih besar dan aliran refrigerant ke evaporator lebih banyak.
Sebaliknya bila uap evaporator banyak, maka uap yang terpanaskan di outlet
evaporator makin pendek dan mengakibatkan temperatur dan tekanan pada heat
sensitizing tube turun; akibatnya tekanan di atas diaphragma (pf) lebih kecil dari pada
tekanan di bawah diaphragma ( ps+pe) atau pf < ps+pe, maka diapragma bergerak
ke atas dan needle valve akan sedikit menutup sehingga aliran refrigerant berkurang.
Kelemahan pada tipe inner equalizing adalah tekanan di bawah diaphragma selalu
rendah akiabat adanya hambatan pada saluran evaporator sehingga aliran refrigerant
ke evaporator kurang sesuai dengan temperatur didalam ruangan kendaraan.
 Expansion valve jenis external equalizing.

Gambar 34 Expansion valve jenis external equalizing.

Kelemahan yang terjadi pada tipe inner equalizing dapat diatasi, karena ruang di
bawah diaphragma tidak dihubungkan dengan inlet evaporator tetapi dihubungkan
dengan outlet evaporator, sehingga aliran refrigerant ke evaporator akan sesuai
dengan temperatur di ruang kendaraan.

23
(b) EVAPORATOR

Gambar 35 EVAPORATOR
Evaporator berfungsi sebagai tempat penguapan refrigerant untuk menyerap
panas yang terkandung dari udara yang ditiupkan oleh blower ke dalam ruangan
kendaraan, sehingga udara yang masuk ke ruangan kendaraan temperaturnya telah
menurun menjadi sejuk, bersih dan segar.
Evaporator terbuat dari alumunium, dimana konstruksinya terdiri dari beberapa tipe
antara lain:
 Tipe Plate pin.
 Tipe Serpentie pin.
 Tipe Drawn cup.
Dibawah ini adalah gambar dari macam-macam
macam tipe evaporator di atas.

Gambar36 Tipe Plate pin.

Gambar 37 Tipe Serpentie pin.

24
Gambar38Tipe Drawn cup.

(5) UNIT KELENGKAPAN TAMBAHAN.


(a) Pressure switch
Presure switch dipasang diantara receiver dan expansion valve yang berfungsi
untuk mendeteksi tekanan pada sisi tekanan tinggi siklus refrigerant guna mengontrol
kerjanya magnetic clutch. Tujuan dipasangnya pressure switch adalah untuk mencegah
kerusakan
sakan pada komponen dan instalasinya, sebab bila tekanan refrigerant terlalu
tinggi akan menyebabkan kerusakan patal pada instalasi system pendingin ruangan
dan komponennya
Dibawah ini adalah gambar dimana pressure switch terpasang.

Gambar 39 posisi Pressure switch pada instalasi


Cara kerja Pressure swich.
Tekanan terlalu tinggi.
Bila tekanan refrigerant mencapai 17 kg/Cm² atau 38 Psi , 2648 Kpa, refrigerant akan
menekan diaphragma dan batangnya akan menekan kontak point
p menjadi OFF
sehingga magnetic clutch tidak bekerja yang berarti kompresor juga tidak bekerja.

25
Tekanan terlalu rendah.
Bila jumlah refrigerant didalan instalasi berkurang banyak karena kebocoran, pelumas
yang dihasilkan oleh kompresor akan berkurang pula sehingga akan menyebabkan
kerusakan bila kompresor terus bekerja.
Bila jumlah refrigerant di dalan instalasi berkurang,
ber urang, maka tekanannya akan berkurang
pula dan bila tekanan refrigerant tersebut mencapai 2,1 kg/Cm² atau 30 Psi, 206 Kpa
, maka tekanan terhadap diaphragma kurang kuat yang menyebabkan kontak poin
tidak bisa berhubungan atau OFF dan magnetic clutch tidak bekerja , begitu pula
kompresor tidak bekerja pula.
Dibawah ini adalah gambar cara kerja dari pressure switch.

Gambar40 cara kerja pressure switch.


Tipe pressure switch
Terdapat dua tipe pressure switch, yaitu :
Single switch, yaitu switch yang hanya bekerja satu kondisi, sehingga untuk
mendeteksi tekanan tinggi dan tekanan rendah dilengkapi dua switch secara terpisah.
Dual switch, yaitu switch yang bisa mendeteksi tekanan tinggi dan tekanan rendah
sehingga cukup dipasang satu switch. Dibawah ini adalah gambar pressure switch tipe
Dual.

Gambar 41 pressure switch tipe Dual

26
(b) Idle Up
Bila kendaraan berada pada jalanan yang tidak memungkinkan engine berputar
cepat dan hanya bisa berputar idle seperti ketika berada dijalanan macet dan sistem
AC harus terus bekerja yang mana untuk mengerakan kompresor memerlukan tenaga
yang lebih dari tenaga putaran idle, maka pada kendaraan yang dilengkapi sistem AC
biasa dilengkapi dengan peralatan Idle Up yang berfungsi untuk menambah daya
engine ketika ketika sistem AC bekerja dan pedal gas tidak ditekan ( Idle ).
Perlengkapan idle up terdiri dari Vacum Switch valve ( VSV ) dan actuator yang
digerakan oleh kevacuman dari intake manifold, untuk kendaraan motor
mot bensin yang
menggunakan karburator dan untuk kendaraan diesel. Pada kendaraan motor bensin
yang menggunakan karburator, actuator menggerakan tuas akselasi karburator dan
pada motor diesel menggerakan tuas akselerasi pompa injeksi. Sedangkan untuk
or bensin jenis EFI actuator merupakan katup ( Valve ) yang akan memberikan
motor
tambahan udara sehingga terdeteksi oleh EFI dan EFI akan memberikan sinyal ke
injector untuk memberikan bahan bakar tambahan.
Dibawah ini adalah gambar Idle Up untuk motor bensin konvensional dan EFI.

Gambar 42 Idle up pada karburator Gambar 43 Idle up pada engine EFI

(c) Alat pencegah pembekuan(Anti Frosting devices).


Bila udara hangat melewati fin evaporator dan menjadi dingin, kelembaban dari
udara tadi menempel pada fin evaporator.Bila temperatur fin turun menjadi 0° C (32 °
F) atau lebih rendah, maka kelembaban yang menempel tadi akan mengembun dan
membeku. Akibatnya fin evaporator tertutup es dan efek pendinginan
dinginan akan berkurang.
Keadaan ini harus di cegah. Salah satu dari dua metode inilah yang biasanya
digunakan untuk mencegah pembekuan.

27
TIPE THERMISTOR
Pada tipe ini, thermistor di pasang pada fin evaporator Sinyal-sinyal dari
thermistor di gunakan untuk mengontrol temperatur. Bila temperatur fin turun,
magnetic clutch OFF, dan kompresor berhenti berputar.

TIPE EPR (EVAPORATION PRESSURE REGULATOR)

Gambar 44 Pemasangan EPR pada instalali system AC.


Dengan tipe ini, jumlah refrigerant yang mengaliri dari evaporator ke kompresor
di atur dan tekanan di dalam evaporator dijaga tetap 1,9 kg/cm atau lebih tinggi agar
temperatur fin evaporator tidak turun sampai dibawah 0° (32° F).

Gambar 45 konstruksi EPR

28
REFERENSI
o PT TOYOTA-ASTRA MOTOR, 1995, New Step 1, Jakarta.

o PT TOYOTA-ASTRA MOTOR NASIONAL SERVICE DEVISION TRAINING CENTRE,

1995, Buku Praktek Untuk STM Otomotif, Jakarta.

o Modul Bahan Pelatihan Nasional Otomotif Perbaikan Kendaraan Ringan, 2000

29
30

Anda mungkin juga menyukai