Anda di halaman 1dari 19

11

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Menghafal Al-Qur’an

a. Pengertian Al-Qur’an

Secara etimologi kata Al-Qur’an adalah masdar dari kata qara’a yang

bermakna isimmaf’ul yaitu maqru artinya yang dibaca dengan bacaan.1

Al-Qur’an adalah kalam Allah yang bernilai mukjizat, yang

diturunkan kepada penutup para nabi dan rasul, dengan perantaraan malaikat

jibril, diriwayatkan kepada kita dengan mutawatir, membaca terhitung

sebagai ibadah dan tidak akan ditolak kebenarannya. Kebenaran Al-Qur’an

dan keterpeliharaannya sampai saat ini justru semakin terbukti. Dalam

beberapa ayat Al-Qur’an Allah SWT. Telah memberikan penegasan

terhadap kebenaran dan keterpeliharaannya.2

          



Artinya: “Sesungguahnya Al-Qur’an itu benar-benar firman Allah yang


dibawa oleh utusan yang mulia (jibril) yang mempunyai
kekuatan, yang mempunyai kedudukan yang tinggi si sisi Allah
Yang Mempunyai Arsy; tang di taati disana (di alam Malaikat)
yang dopercaya.”(QS.At-Takwir/81:19-21).3

1
Salihun A Nasir, Ilmu Tafsir Al-Qur’an (Surabaya: Al-Ikhlas, 1987), h. 35
2
Ahsin W, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h.1
3
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah, (Semarang: Toha Putra), h. 461
1
12

Al-Qur’an merupakan wahyu Allah yang paling agung dan bacaan

mulia serta dapat dituntut kebenaranya oleh siapa saja, sekalipun akan

menghadapi tantangan kemajuan ilmu pengetahuan yang semkin canggih,

al-Qur’an diturunkan dalam bahasa arab, sehingga bahasa arab menjadi

bahasa kesatuan umat Islam sedunia, sehingga menimbulkan persatuan yang

dapat dilihat pada waktu sholat jamaah dan ibadah haji, selain dari pada itu

bahasa arab tidak berubah. Jadi sangat mudah diketahui bila al-Qur’an

hendak ditambah atau dikurangi.4

Lafal Al-Qur’an dengan arti bacaan, misalnya dalam firman Allah

SWT surah Al-Qiyamah ayat 16-17

         

 
14
Artinya :“Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al-Qur’an
Karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya. Sesungguhnya atas
tanggungan kamilah mengumpulkannya (didadamu) dan
(membuatmu pandai) membacanya” (Qs. Al-Qiyamah:16-17) .5

Makna Al-Qathan, Al-Qur’an dapat diartikan pula mengumpulkan dan

menghimpun. Yaitu menghimpun huruf-huruf atau kata-kata yang satu

dengan yang lainnya, dalam suatu ucapan yang disusun rapi.6

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Al-Qur’an adalah firman

Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dengan bahasa

Arab, melalui perantaraan malaikat Jibril, menjadi mukjizat bagi Nabi

4
Inu Kencana Syafiie, Pengantar filsafat (Bandung: PT. Refika Adi Tama, 2004), h 102
5
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah, (Semarang: Toha Putra), h. 461
6
Manna Al-Qathan, Membahas Ilmu-Ilmu Al-Qur’an (Jakarta : Pustaka Firdaus, 1993),
h. 16
13

Muhammad SAW, dan membacanya merupakan ibadah, termaksud di

dalam mushaf yang disampaikan secara mutawatir, tidak ada keraguan di

dalamnya serta sebagai petunjuk yang dimulai dari surat Al-Fatihah dan

diakhiri surat An-Naas.

b. Menghafal Al-qur’an

Menghafal Al-Qur’an merupakan suatu perbuatan yang sangat terpuji

dan mulia. Banyak sekali hadis-hadis Rasulullah saw yang mengungkapkan

keagungan orang yang membaca, atau menghafal Al-Qur’an. Orang-orang

mempelajari, membaca, menghafal Al-Qur’an merupakan orang-orang

pilihan yang memang dipilih oleh Allah untuk menerima warisan kitab suci

Al-Qur’an.7

Menghafal Al-Qur’an pada hakikatnya adalah suatu upaya untuk

menambah kedekatan dengan Al-Qur’an karena antara tilawah dengan

menghafal adalah dua hal yang berbeda. Dengan menghafal, jiwa dan otak

kita akan terus menyerap lantunan ayat-ayat Al-Qur’an yang diulang-ulang

begitu banyak oleh lidah kita.8

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa menghafal Al-Qur’an

pada hakikatnya adalah suatu upaya untuk menambah kedekatan dengan Al-

Qur’an karena antara tilawah dengan menghafal adalah dua hal yang

berbeda.

c. Tujuan Menghafal Al-Qur’an

7
Ahsin W, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h.26
8
Abdul Aziz Abdur Rauf, 17 Motivasi Berinteraksi Dengan Al-Qur‟an, (Bandung: Masjid
Raya Habiburrahman PT Dirgantara Indonesia, 2008), h. 7-8
14

Manusia dalam melaksanakan aktifitas kehidupannya, tidak akan

terlepas dari adanya tujuan tertentu yang dicapainya. Tujuan dari menghafal

Al-Qur’an adalah sebagai berikut:

a) untuk menggugurkan kewajiban menghafal Al-Qur’an yang harus

ada dalam suatu masyarakat, karena ulama’ menjelaskan bahwa

hukum menghafal Al-Qur’an adalah fardhu kifayah.9

b) Dijadikan seebagai modal dasar dalam melaksanakan dakwah islam

yang baik.

c) Untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi jasmani dan

rohani.

d) Untuk menciptakan masyrakat Islami

d. Manfaat Menghafal al-Qur’an

Adapun manfaat atau faedah menghafal Al-Qur’an, antara lain:

a) Orang yang menghafal Al-Qur’an akan memperoleh kebahagiaan

dunia dan akhirat.

b) Orang yang menghafal Al-Qur’an akan mendapatkan ketentraman

jiwa.

c) Diberikan ketajaman ingatan dan bersih intuisinya.

Ketajaman ingatan dan kebersihan intuisi muncul karena seseorang

penghafal al-Qur’an selalu berupaya mencocokkan ayat-ayat yang

dihafalnya dan membandingkan ayat-ayat tersebut ke dalam

porosnya, baik dari segi lafal maupun dari segi pengertiannya. Sedangkan

9
Muhaimin Zen, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: Pustaka Al-Husna
Baru, 1996), h. 252
15

bersihnya intuisi muncul karena seorang penghafal Al-Qur’an senantiasa

berada dalam lingkungan zikrullah dan selalu dalam kondisi keinsafan

yang selalu meningkat, karena ia selalu mendapatkan peringatan dari

ayat-ayat yang dibacanya.

d.Mendapatkan bahtera ilmu

Khasanah Ulumul Qur’an dan kandungannya akan banyak sekali

terekam dan melekat dengan kuat di dalam orang yang menghafalkannya.

Dengan demikian, nilai-nilai Al-Qur’an yang terkandung didalam nya

akan menjadi motivator terhadap kreatifitas pengembangan ilmu yang

dikuasainya.

e.Memiliki identitas yang baik dan jujur

Seseorang yang menghafal Al-Qur’an sudah selayaknya

berperilaku jujur dan berjiwa Qur’ani. Identitas tersebut akan selalu

terpelihara karena jiwanya selalu mendapatkan peringatan dan teguran

dari ayat-ayat Al-Qur’an yang selalu dibacanya.

f. Mendapatkan kefasihan dalam berbicara

Orang yang banyak membaca atau menghafal Al-Qur’an akan

membentuk ucapannya tepat dan dapat mengeluarkan fenotik arab pada

landasan secara alami.

g.Memiliki do’a yang mustajab

e. Syarat Menghafal Al-Qur’an

Penghafal Al-Qur’an ibarat pasukan kusus yang tidak sembarangan

mendapat hidayah. Penghafal Al-Qur’an yang tulus ikhlas seyogyanya


16

bersyukur karena mendapat taufiq dan hidayah untuk menjadi penghafal Al-

Qur’an. Jadilah ia hamba yang istimewa. Orang yang menghafal Al-Qur’an

adalah para penjaga agama. Mereka menjaga Al-Qur’an yang menjadi dasar

agama, dan demikianlah adanya, Al-Qur’an diwariskan melalui hafalan.10

Adapun syarat-syarat dari menghafal Al-Qur’an sebagai berikut:

a. Ikhlas

Menghafal Al-Qur’an adalah bagian dari ibadah, sedangkan

ibadah membutuhkan hadirnya keiklasan. Karna itu para penghafal Al-

Qur’an mesti menepikan berbagai orientasi yang dapat mengikis kadar

keikhlasanya, termasuk menjadi hafizh atau hafizhah. Ikhlas inilah yang

kelak menghadirkan pertolongan Allah dalam memudahkan proses

menghafal. Bila menciptakan mausia saja begitu mudah maka tidaklah

sulit bagi Allah menanamkan hafalan Al-Qur’an dalam jiwa insan

beriman.

b. Banyak Beristigfar dan Menjauhi Maksiat

Imam An-Nawawi RA mengatakan, “hendaknya dia (orang yang

menghafal Al-Qur’an) membersihakan hatinya dari berbagai kotoran

supaya hatinya siap menerima Al-Qur’an, menghafalnya, dan mengambil

faidah darinya.

c. Kuatkan Tekad dan Perbesar Kesabaran

Ketika kita rutin menghafal dan bersabar dalam menghadapi

segala kesulitan yang muncul pada saat pertama kali mengerjakanya,

maka kita pasti akan mendapat kemudahan. Karena ini merupakan


10
Ahsin W, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h.48
17

sunatullah.

2.Prestasi Belajar

a) Pengertian Prestasi Belajar

Kata prestasi berasal dari Bahasa Belanda yaitu prestati. Kemudian

dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. Istilah

prestasi belajar (achievement) berbeda dengan hasil belajar (learning

outcome). Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek

pengetahuan sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembentukan watak

peserta didik.11

Belajar adalah proses perubahan tingkah laku akibat interaksi individu

dengan lingkungan. Perubahan itu mengandung pengertian yang luas, yakni

pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap dan lain sebagainya, atau

yang lazim disebut dengan istilah kognitif, afektif dan psikomotor.

Penguasaan siswa terhadap pengetahuan (kognitif), nilai dan sikap (afektif),

serta keterampilan (psikomotor) dengan baik menunjukan keberhasilan

belajar yang telah dicapainya. Keberhasilan belajar inilah yang dalam dunia

pendidikan dinamakan prestasi belajar.12

Prestasi belajar adalah penilaian terhadap hasil belajar siswa untuk

mengetahui sejauh mana ia mencapai sasaran belajar. Winkel mengatakan

bahwa proses belajar yang dialami oleh siswa menghasilkan perubahan-

11
Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Jakarta, Dirjen Pendidikan Islam, Depag RI,
2009), h.12
12
Heri Gunawan, Kurikulum Dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung:
Alfabeta, 2013). h.153.47
18

perubahan dalam bidang pengetahuan dan pemahaman, dalam bidang nilai,

sikap, dan keterampilan. Adanya perubahan tersebut tampak dalam prestasi

belajar yang dihasilkan oleh siswa terhadap pertanyaan, persoalan, atau

tugas yang diberikan oleh guru.13

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi

belajar siswa merupakan penilaian hasil belajar siswa dalam jangka waktu

tertentu yang dicatat dalam buku raport

b) Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Untuk meraih prestasi belajar yang baik, banyak sekali faktor yang

perlu diperhatikan. Menurut Sumardi Surya Brata, secara garis besar, faktor-

faktor yang mempengaruhi belajar dan prestasi belajar dapat digolongkan

menjadi 2 bagian, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.14

1. Faktor internal

Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa

yang dapat mempengaruhi prestasi belajar. Faktor ini dapat dibedakan

menjadi 2 kelompok, yaitu:

1) Berhubungan dengan kesehatan dan panca indera.

a) Faktor ini terdiri atas 2 bagian.

(1) Kesehatan badan

Untuk menempuh prestasi yang baik, siswa harus

memperhatikan dan memelihara kesehatan tubuhnya. Keadaan

fisik yang lemah dapat menjadi penghalang bagi siswa dalam


13
Saifullah, Psikologi Perkembangan Dan Pendidikan, (Jawa Barat: Pustaka Setia), h.171
Nana Sudjana. Dasar-dasar proses belajar mengajar, (Bandung: Sinar Baru, 1989), h.
14

39
19

menyelesaikan program studinya.15

(2) Panca indera

Berfungsinya panca indera merupakan syarat keberlangsungan

belajar yang baik. Dalam sistem pemdidikan saat ini, panca

indera yang paling memegang peranan dalam belajar adalah

mata dan telinga.16

2) Faktor psikologi

Ada banyak faktor psikologis yang dapat mempengaruhi

prestasi belajar siswa, antara lain sebagai berikut.

a) Inteligensi

Pada umumnya, prestasi belajar siswa mempunyai kaitan

yang erat dengan tingkat kecerdasan yang dimiliki oleh siswa.

Menurut Binet, hakikat inteligensi adalah kemampuan untuk

menetapkan dan mempertahankan tujuan untuk mengadakan

penyesuaian dalam rangka mencapai tujuan itu dan menilai

keadaan diri secara kritis dan objektif.17

b) Sikap

Menurut Sarlito Wirawan, sikap adalah kesiapan seseorang

untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu. Sikap

siswa yang positif terhadap mata pelajaran sekolah merupakan

langkah awal yang baik dalam proses belajar mengajar di sekolah.

15
Saifullah, Psikologi Perkembangan Dan Pendidikan, (Jawa Barat: Pustaka Setia). h.72
16
M.Ngalim, Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2002),h.82.
17
Ibid,h.83
20

c) Motivasi

Menurut Irwanto, motivasi adalah penggerak perilaku.

Motivasi belajar adalah pendorong seseorang untuk belajar.

Motivasi timbul karena adanya keinginan atau kebutuhan dalam

diri seseorang.18

2. Faktor eksternal

Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar individu, yang

meliputi:

1) Faktor sosial

a) Lingkungan rumah, termasuk didalamnya yaitu bagaimana iklim

kehidupan keluarga dan pola interaksinya. Siswa yang berasal

dari keluarga harmonis dan jauh lebih kondusif untuk berprestasi

tinggi dibanding dari siswa yang berasal dari ligkungan broken

home19

b) Lingkungan sekolah, lingkungan yang teratur, disiplin dan

kondusif untuk belajar dan lebih menunjang para siswanya untuk

belajar lebih baik.

c) Lingkungan masyarakat yang fanatik terhadap pendidikan akan

lebih menunjang terhadap individu untuk belajar lebih baik dan

mencapai prestasi belajar yang optimal.

18
Sumardi Suryabrata.Psikologi Pendidikan (Jakarta: Rieneka Cipta,1995),
h. 249
Dimyati & Mudjiono, Belajar Dan Pembelajaran (Jakarta:
19

Rineka Cipta, 1999), h. 239-245


21

2) Faktor lingkungan fisik

Faktor ini menyangkut alat bantu belajar baik berupa sara atau

prasarana. Siswa yang memiliki alat bantu belajar secara lengkap atau

memadai, jelas akan mempermudah untuk belajar dan meraih prestasi

dan sebaliknya, bagi mereka yang memiliki alat bantu kurang atau

tidak memadai, ia akan sulit meraih prestasi, kalaupun mampu tentu

dengan perjuangan yang lama dan berat. Hal ini juga menyangkut cara

dan strategi pembelajaran, sehingga melibatkan guru.20

3) Faktor budaya dan spiritual

Para ahli menyatakan bahwa hal ini sedikit sekali pengaruhnya

tetapi, secara langsung ataupun tidak langsung budaya dan agama

akan berpengaruh juga terhadap prestasi.21

Dengan demikian dapat dikatakan lingkungan membentuk

kepribadian anak, karena dalam pergaulan sehari-hari seorang anak

akan selalu menyesuaikan dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan

lingkungannya. Oleh karena itu, apabila seorang siswa bertempat

tinggal di suatu lingkungan temannya yang rajin belajar maka

kemungkinan besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada

dirinya, sehingga ia akan turut belajar sebagaimana temannya.

3.Pelajaran Al-Qur’an Hadits

Al-Qur’an adalah mukjizat dari risalah Allah SWT yang diturunkan

oleh Allah SWT kepada Nabi dan Rasul-Nya yang terakhir yakni Nabi
20
Dimyati & Mudjiono,Bbelajar Dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta,
1999), h. 239-245
21
Ibid, h. 245
22

Muhammad Saw. Setiap muslim wajib beriman kepada kitab suci Al-Qur’an

dan juga kitab-kitab suci yang diturunkan sebelumnya22.

Selain Al-Qur’an yang menjadi pedoman hidup umat Islam adalah

Hadis. Hadis merupakan segala bentuk perkataan .perbuatan ,dan ketetapan

yang bersumber daru Nabi Muhammad Saw. Bidang studi Al-Qur’an dan

Hadits termasuk ke dalam kelompok bidang studi agama sebagaimana halnya

dengan bidang studi Aqidah Akhlak, Fiqih dan Sejarah Kebudayaan Islam.23

Pelajaran Al-Qur’an Hadist menurut departemen agama RI, dalam buku

pedoman Al-Qur’an Hadits yaitu: Pelajaran Al-Qur’an Hadits adalah bagian

dari mata pelajaran Pendidilkan Agam Islam pada sitiap madrasah yang

dimaksutkan untuk memberikan motivasi, membimbing, mengarahkan

pemahaman, mengembangkan kemampuan dasar dan menghayati isi yang

terkandungdalam Al-Qur’an Hadits yang diharapkan dapat diwujudkan dalam

perilaku yang memancarkan iman dan taqwa kepada Allah SWT sesuai

dengan ketentuan Al-Qur’an Hadits.24

Pembelajaran Al-Qur’an dan Hadits bertujuan untuk memberikan

kemampuan dasar kepada pesarta didik dalam membaca, menulis,

membiasakan dan menggemari membaca Al-Qur’an dan Hadits serta

menanamkan pengertian pemahaman, penghayatan isi kandungan ayat-ayat

Al-Qur‟an Hadits. Untuk mendorong, membina, dan membimbing akhlak dan

22
Nur HadI, Ayo Menahami Al-qur’an dan Hadis, ( Jakarta: Penerbit Erlangga 2019), h.3
23
Udin Saripudin Winata dan Rustana Adi Winata, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta:
Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islamdan Universitas Terbuka, 1998),
Cet. Ke-6, h.191
24
Departemen Agama RI, Pedoman Kusus Al-Qur’an Hadits, (Jakarta: Direktorat
Kelembagaan Agama Islam, 2014), h.2
23

perilaku peserta didik dengan berpedoman kepada isi kandungan ayat-ayat Al-

Qur‟an Hadits.25

4. Peserta didik

Peserta Didik adalah istilah bagi peserta didik pada jenjang

pendidikan dasar dan menengah. Siswa adalah komponen masukan dalam

sistem pendidikan, yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan,

sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan

nasional. Sebagai suatu komponen pendidikan, siswa dapat ditinjau dari

berbagai pendekatan, antara lain: pendekatan sosial, pendekatan psikologis,

dan pendekatan edukatif/pedagogis.26

B. Penelitian Yang Relevan

1. Irmawati, 06263409 (2017). Penelitian ini membahas tentang

kemampuan membaca Al-Qur’an dan hubungannya terhadap prestasi

belajar pendidikan agama Islam peserta didik kelas VII di SMP Negeri 2

Sungguminasa, dengan tujuan untuk mengetahui: 1) kemampuan

membaca Al-Qur’an peserta didik, 2) prestasi belajar pendidikan agama

Islam peserta didik, 3) hubungan kemampuan membaca Al-Qur’an

dengan prestasi belajar pendidikan agama Islam. Jenis penelitian ini

adalah penelitian penelitian lapangan yang bersifat deskriptif kuantitatif

dengan menggunakan asosiatif kausal yang berlokasi di SMP Negeri 2

Sungguminasa Kabupaten Gowa, dengan menggunakan pendekatan

kuantitatif dan pendekatan keilmuan yang meliputi pendekatan

25
Nur Hadi, Pedoman Kusus Al-Qur’an Hadits, (jakarta: Penerbit Erlangga), h. 2
26
Ibid,h. 2
24

pedagogis, agamis, dan psikologis. Teknik pengumpulan data melalui tes

perbuatan, dokumentasi, dan observasi. Instrumen penelitian yang

digunakan yaitu tes perbuatan dengan skala penilaian, dokumentasi dan

pedoman observasi. Data-data dalam penelitian ini dianalis dengan

menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial. Hasil penelitian

ini menunjukkan bahwa: (1) kemampuan membaca AlQur’an peserta

didik kelas VII masih dalam tingkatan cukup dengan nilai rata-rata

68,16% (2) Rata-rata prestasi pendidikan agama Islam yang diperoleh

peserta didik berada pada interval cukup dengan nilai 83 atau memenuhi

standar KKM (3) Terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan

membaca Al-Qur’an peserta dengan prestasi belajar pendidikan agama

Islam yaitu 0,736 atau pada tingkat yang kuat, yakni kemampuan

membaca Al-Qur’an 73,6% memengaruhi prestasi Pendidikan Agama

Islam. Implikasi penelitian ini ditujukan pada pihak sekolah yang

sebaiknya mengadakan bimbingan khusus untuk membaca dan menulis

Al-Qur’an, bahkan bila perlu ada jam tambahan untuk kegiatan membaca

Al-Qur’an sehingga proses pembelajaran di kelas lebih optimal. Selain

itu, diharapkan membaca Al-Qur’an bisa berintegrasi dengan seluruh

mata pelajaran yang ada di sekolah. Artinya, setiap guru mata pelajaran

yang beragama Islam memulai.

Sedangkan penulias meleliti tentang “Pengaruh Hafalan Al-Qur’an

Terhadap prestasi Belajar Al-Qur’an Hadis Kelas VII MTsN 8 Padang

Pariaman, Bertujuan untuk mengetahui kegiatan menghafal Al-Qur’an,


25

untuk mengetahui prestasi belajar dalam mata pelajaran Al-Qur’an

Hadis, dan untuk mengetahui pengaruh antara hafalan Al-Qur’an

terhadap prestasi belajar Al-Qur’an Hadis di MTsN 8 Padang Pariaman

Dalam Penelitian ini penulis menggunakan metode kuantitatif

dengan pendekatan Asosiatif. Teknik pengumpulan data yaitu observasi

angket dan komunikasi. Berdasarkan tujuan dari penelitian yang akan

dilakukan di MTsN 8 Padang Pariaman. Bagaimanakah pengaruh hafalan

Al-Qur’an terhadap prestasi belajar Al-Qur’an Hadis kelas VII MTsN 8

Padang Pariaman?

2. Fifi Lutfiah, 14110094(2016). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

ada tidaknya korelasi antara hafalan Al-Qur`an dengan prestasi belajar

siswa pada mata pelajaran Al-Qur`an Hadits di MTs Asy-Syukriyyah

Cipondoh Tangerang. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode

survei dengan pendekatan korelasional yang di laksanakan di MTs Asy-

Syukriyyah Cipondoh Tangerang dengan melibatkan siswa kelas VII, VII

dan IX yang mengikuti kegiatan hafalan Al-Qur`an. Pengumpulan data

dilakukan dengan observasi, wawancara, angket, dan studi dokumenter.

Analisis data menggunakan analisis korelasional dengan teknik korelasi

rumus product moment. Hasil penelitian yang diperoleh untuk menjawab

rumusan masalah adalah: 1. Penerapan hafalan Al-Qur`an di MTs Asy-

Syukriyyah Cipondoh yang diterapkan sesuai dengan hasil observasi dan

berdasarkan hasil angket tergolong cukup baik, hal ini dapat dilihat dari

analisis data melalui skor ratarata diperoleh sebesar 59.436 yang berada
26

dalam klasifikasi diantara 51 – 75, maka dari itu dapat diketahui bahwa

penerapan hafalan Al-Qur`an siswa MTs Asy-Syukriyyah termasuk

kategori sedang atau cukup baik. 2. Prestasi belajar siswa pada mata

pelajaran Al-Qur`an Hadits di MTs Asy- Syukriyyah Cipondoh setelah

melalui kegiatan hafalan Al-Qur`an berada pada kategori baik dengan

siswa mencapai belajar tuntas sebanyak 37 siswa. 3. Adanya hubungan

antara hafalan Al-Qur`an dengan prestasi belajar siswa pada bidang studi

Al-Qur`an Hadits di MTs Asy-Syukriyyah Cipondoh dengan interpretasi

kuat atau tinggi. Hal ini dapat diketahui dari hasil formulasi statistik

product moment dengan hasil 0,85 yang terletak antara 0,70 – 0,90 pada

tabel angka korelasi “r.

Sedangkan penulias meleliti tentang “Pengaruh Hafalan Al-Qur’an

Terhadap prestasi Belajar Al-Qur’an Hadis Kelas VII MTsN 8 Padang

Pariaman, Bertujuan untuk mengetahui kegiatan menghafal Al-Qur’an,

untuk mengetahui prestasi belajar dalam mata pelajaran Al-Qur’an

Hadis, dan untuk mengetahui pengaruh antara hafalan Al-Qur’an

terhadap prestasi belajar Al-Qur’an Hadis di MTsN 8 Padang Pariaman

Dalam Penelitian ini penulis menggunakan metode kuantitatif

dengan pendekatan Asosiatif. Teknik pengumpulan data yaitu observasi

angket dan komunikasi. Berdasarkan tujuan dari penelitian yang akan

dilakukan di MTsN 8 Padang Pariaman. Bagaimanakah pengaruh hafalan

Al-Qur’an terhadap prestasi belajar Al-Qur’an Hadis kelas VII MTsN 8

Padang Pariaman?
27

3. .Elfi Nikmatul Fajriyah, Nim,1811210264 Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pengaruh hafalan Al-Qur‟an terhadap prestasi belajar siswa

di MA Hidayatul Qomariah Kota Bengkulu. Penelitian ini dilakukan

pada tanggal 22 Juni sampai 8 Agustus 2020 di MA Hidayatul Qomariah

Kota Bengkulu. Jenis penelitian yaitu penelitian kuantitatif dengan

pendekatan asosiatif. Teknik pengumpulan data yaitu observasi, angket

dan dokumentasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di

MA Hidayatul Qomariah Kota Bengkulu. Uji validitas instrumen

menggunakan SPSS 16 dengan cronbach‟s Alpha. Dalam menentukan

sampel peneliti menggunakan teknik total sampling. Dan analisis yang

digunakan adalah regresi linier sederhana, uji t dan koefisien determinasi

(R2 ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa intensitas membaca Al-

Qur‟an berpengaruh kecerdasan spiritual siswa. Hal ini dibuktikan bahwa

berdasarkan thitung sebesar 4,146 sedangkan ttabel sebesar 2,042 pada

taraf signifikan 0.008. berdasarkan hasil tersebut thitung lebih besar dari

pada tabel. Maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak

sehingga terdapat pengaruh hafalan Al-Qur’an terhadap prestasi belajar

sebesar 43,8% sedangkan sisanya 56,2% dipengaruhi oleh pengaruh oleh

faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Sedangkan penulias meleliti tentang “Pengaruh Hafalan Al-Qur’an

Terhadap prestasi Belajar Al-Qur’an Hadis Kelas VII MTsN 8 Padang


28

Pariaman, Bertujuan untuk mengetahui kegiatan menghafal Al-Qur’an,

untuk mengetahui prestasi belajar dalam mata pelajaran Al-Qur’an

Hadis, dan untuk mengetahui pengaruh antara hafalan Al-Qur’an

terhadap prestasi belajar Al-Qur’an Hadis di MTsN 8 Padang Pariaman

Dalam Penelitian ini penulis menggunakan metode kuantitatif

dengan pendekatan Asosiatif. Teknik pengumpulan data yaitu observasi

angket dan komunikasi. Berdasarkan tujuan dari penelitian yang akan

dilakukan di MTsN 8 Padang Pariaman. Bagaimanakah pengaruh hafalan

Al-Qur’an terhadap prestasi belajar Al-Qur’an Hadis kelas VII MTsN 8

Padang Pariaman?

C. Kerangka berfikir

Berdasarkan kajian-kajian teori, dijelaskan guna pemahaman penelitian

ini maka peneliti akan menggambarkan kerangka berfikir dalam bentuk

skema. Berdasarkan kerangka berfikir sesuai skema di bawah ini tampak

bahwa penelitian dalam mengkaji pengaruh hafalan Al-Qur’an dikaji melaui

indikator menghafal Al-Quran yaitu anjuran menghafal, strategi dalam

menghafal dan keutamaan menghafal dalam pengaruh menghafal Al-Qur’an

terhadap prestasi belajar siswa.

Anak kesulitan dalam berprestasi dalam belajar

Salah satu faktor penyebab siswa berprestasi dalam belajar


adalah dengan cara menghafal al qur’an
29

Hubungan menghafal alqur’an dengan prestasi belaja

Siswa yang menghafal al qur’an berprestasi dalam belajar

Gambar
Kerangka Berfikir

Variabel Bebas (X) Variabel Terikat (Y)

Prestasi Belajar Al-


Hafalan Al-Qur’an
Qur’an Hadits Siswa

Gambar diatas menunjukkan bahwa variabel X merupakan Pengaruh

Hafalan Qur‟an yang mempengaruhi variabel Y yang merupakan Prestasi

Belajar Al-Qur‟an Hadits Siswa

D. Hipotesis

Ha: “Adanya pengaruh hafalan Al-Qur‟an terhadap prestasi belajar Al-Qur‟an

Hadits terhadap pe”.

Ho : “Tidak adanya pengaruh Hafalan Al-Qur‟an terhadap prestasi belajar Al-

Qur‟an Hadits siswa”.

Anda mungkin juga menyukai