Anda di halaman 1dari 18

PELAYANAN KONSELING DI TK DAN SD

PERTEMUAN KE-SEMBILAN
“Menganalisis Bentuk-bentuk Layanan BK di TK dan SD”

Disusun Oleh :

NAMA : EGA WIJANARTA


NIM : 200203005
PRODI : PBKI

DOSEN PEMBIMBING
FEBRI WANDHA PUTRA, M.Pd

INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) SUMATERA BARAT


PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM
TAHUN 2022
MENGANALISIS BENTUK-BENTUK LAYANAN BK
DI TK DAN SD

A. BENTUK LAYANAN BK DI TK DAN SD

1. LAYANAN BK DI TK
a. Layanan Pengumpulan Data.
Layanan pengumpulan data merupakan salah satu komponen dalam
program bimbingan, yang sekaligus menjadi salah satu layanan
bimbingan. Komponen ini mencakup semua usaha untuk memperoleh
data tentang individu, menganalisis dan menafsirkan data, serta
menyimpan data itu. Tujuan dari pengumpulan data ialah
mendapatkan pengertian yang lebih luas, lebih lengkap dan lebih
mendalam tentang masing-masing individu serta membantu individu
memperoleh pemahaman akan diri sendiri.
b. Layanan Informasi
Layanan ini merupakan layanan yang memungkinkan diberikan baik
kepada peserta didik dan orang tua agar dapat menerima dan
memahami berbagai informasi. Ada tiga alasan utama mengapa
pemberian informasi perlu diselenggarakan, pertama, membekali
individu dengan berbagai pengetahuan tentang lingkungan yang
diperlukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi berkenaan
dengan lingkungan sekitar, pendidikan, jabatan, maupun sosial
budaya. Kedua, memungkinkan individu dapat menentukan arah
hidupnya “kemana dia ingin pergi”. Ketiga setiap individu adalah
unik. Tujuan layanan informasi adalah membantu peserta didik dan
orang tua agar dapat mengambil keputusan secara tepat tentang
sesuatu dalam bidang pribadi sosial, belajar, bermain, berdasarkan
informasi yang diperoleh.Layanan ini berfungsi untuk pencegahan
dan pemahaman.
c. Layanan Konseling Perorangan dan Kelompok
Layanan ini dapat bersifat pribadi maupun kelompok. Dalam layanan
konseling perseorangan merupakan layanan konseling yang
diselenggarakan oleh seorang konselor terhadap seoran klien dalam
rangka pengentasan masalah pribadi klien. Sedangkan secara
kelompok melalui layanan bimbingan kelompok.8
d. Layanan Penempatan dan Penyaluran
Layanan penempatan yaitu layanan yang membantu peserta didik
dan orang tua dalam memperoleh penempatan dan penyaluran yang
tepat baik di dalam kelas maupun di rumah, baik dalam kelompok
belajar, maupun kelompok bermain, serta kegiatan yang sesuai
dengan minat dan bakat anak. Layanan penempatan dan penyaluran
adalah untuk mengembangkan kemampuan pribadi dan sosial yang
berkarakter cerdas, belajar, dan karier dapat dilakukan melalui
penempatan di dalam kelas.
e. Layanan Tindak Lanjut
Layanan ini merupakan layanan yang diberikan pada anak didik
berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru. Layanan tindak
lanjut ini disesuaikan dengan permasalahan atau anak yang tidak
mempunyai masalah. Bila anak mengalami masalah maka sebaiknya
direkomendasikan kepada psikiater untuk penanganan selanjutnya,
sedangkan anak yang tidak mempunyai masalah bisa meneruskan
bimbingan dan konselingnya secara berkelanjutan. Tindak lanjut ini
sangat penting untuk memperbaharui dan menilai profesionalisme
seorang konselor. Sebagai langkah akhir dari suatu layanan
bimbingan, layanan tindak lanjut berfungsi untuk menentukan
langkah berikutnya setelah ditemukan berbagai hasil evaluasi dari
pelaksanaan layanan bimbingan.

2. LAYANAN BK SD
1. Tindakan preventif di sekolah dasar
Tuntutan untuk mengadakan identifikasi secara awal diakui kebenarannya
oleh para ahli bimbingan karena :
 Kepribadian anak masih luwes,belum menemukan banyak masalah
hidup, mudah terbentuk dan masih akan banyak mengalami
perkembangan.
 Orang tua murid sering berhubungan dengan guru dan mudah dibentuk
hubungan tersebut, orang tua juga aktif pendidikan anaknya disekolah.
 Masa depan anak masih terbuka sehingga dapat belajar mengenali diri
sendiri dan dapat menghadapi suatu masalah dikemudian hari.
Bimbingan tidak hanya pada anak yang bermasalah melai8nkan pandangan
bimbingan dewasa ini yaitu menyediakan suasana atau situasi
perkembangan yang baik,sehingga setiap anak di sekolah dapat terdorong
semangat blejarnya dan dapat mengembangkan pribadinya sebik mungkin
dan terhindar dari praktik - praktik yang merusak perkembangan anak itu
sendiri.

2. Kesiapan di sekolah dasar


Konsep psikologi belajar mengenai kesiapan belajar menunjukan
bahwa hambatan pendidikan dapat timbul jika kurikulum diberikan kepada
anak terlalu cepat/terlalu lambat,untuk menghadapi perubahan dan
perkembangan pendidikan yang terus menerus perlu adanya penyuluhan
untuk menumbahkan motivasi dan menciptakan situasi balajar dengan baik
sehingga diperoleh kreatifitas dan kepemimpinan yang positif pada
aktrifitas melalui penyuluhan kepada orang tua dan murid.

B. jenis-jenis Bimbingan dan Konseling di TK dan SD


1. jenis-jenis Bimbingan dan Konseling di TK
a. Bidang dan Jenis Layanan Bimbingan Konseling di PAUD
Pelayanan bimbingan dan konseling pada pendidikan anak usia dini
mencakup tiga bidang, yaitu:
1) Bimbingan pribadi-sosial
Bidang bimbingan pribadi sosial membantu peserta didik untuk
mencapai tujuan tugas perkembangan pribadi sosial anak dalam
rangka mewujudkan pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab,
isi dari layanan ini adalah sebagai berikut:
a. Mengenalkan ciri-ciri yang ada dalam diri sendiri, mengenalkan
ciri khusus orang lain serta menunjukan makna sikap yang baik
dan yang tercela. b. Mengenalkan cara hidup sehat melalui makan
makanan yang bergizi serta melakukan kegiatan olah raga secara
teratur, serta menjaga kebersihan. c. Mengenalkan cara
mengungkapkan perasaan bahagai dan sedih serta memberikan
gambaran berbagai perasaan dalam berbagai situasi. d.
Membimbing peserta didik menciptakan dan memelihara
persahabatan, serta menjelaskan makan dari kerjasama. e.
Membimbing peserta didik mengenali kecakapan yang dimilikinya,
melatih cara mengambil keputusan menjelaskan perlunya memiliki
beberapa pilihan sebelum mengambil keputusan dan mengenalkan
akibat dari keputusan yang diambil
2) Bidang bimbingan belajar
Bidang ini membantu peserta didik untuk mencapai tujuan tugas
perkembangan pendidikan dalam mewujudkan pribadi sebagai
peserta didik yang kreatif, isi dari layanan adalah sebagai berikut:
a. Mengenalkan cara merencanakan cita-cita
b. Menjelaskan apa arti suatu penilaian dalam proses belajar
c. Mengenalkan hambatan-hambatan dalam proses belajar
d. Menjelaskan tentang bagaimana melatih ketelitian dan kerapian
e. Melatih cara menulis yang baik.
3) Bidang bimbingan karier
Bidang bimbingan karier membantu peserta didik agar sejak dini
sudah mulai belajar mengenal jenis-jenis pekerjaan serta
memahami diri secara sederhana tentang lingkungan dunia kerja.
a. Mengenalkan jenis-jenis pekerjaan yang dilakukan orang dewasa

b. Mengenalkan kegiatan-kegiatan yang menarik


c. Mengambarkan perkembangan diri siswa serta keterampilan
yang dimiliki.
d. Menjelaskan contoh-contoh orang-orang yang berhasil.

2. jenis-jenis Bimbingan dan Konseling di SD


a.      Layanan Informasi
Layanan informasi adalah layanan konseling yang memungkinkan
klien menerima dan memahami berbagai informasi yang dapat
dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan
untuk kepentingan klien.
b.        Layanan Orientasi
Layanan orientasi adalah layanan konseling yang memungkinkan
klien memahami lingkungan yang baru dimasukinya untuk
mempermudah dan memperlancar berperannya klien dalam lingkungan
baru tersebut.
c.      Layanan Bimbingan Belajar
Bimbingan Belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu
peserta didik mengembangkan kemampuan belajar dalam rangka
mengikuti pendidikan sekolah/madrasah dan belajar secara mandiri.
Bidang ini bertujuan membantu peserta didik dalam mengenal,
menumbuhkan dan mengembangkan diri, sikap dan kebiasaan belajar
yang baik untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan sesuai
dengan program belajar di sekolah.

C. Pokok-pokok kegiatan BK di TK dan SD


1. Pokok-pokok kegiatan BK di TK
bimbingan untuk anak usia dini berfungsi memberikan pencegahan
terhadap berbagai kemungkinan yang dapat dialami anak selama proses
perkembangan. Kemungkinan tersebut dapat berupa masalah yang
berkaitan dengan kondisi sosial, emosional atau kemampuan beradaptasi
dengan lingkungan secara lebih luas.

2. Pokok-pokok kegiatan BK SD
Mereka yang terlibat dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di
sekolah antara adalah: Guru pembimbing/konselor, guru mata pelajaran,
kepala sekolah, dan petugas administrasi.

REFERENSI
Bimo Walgito, Bimbingan + Konseling (Yogyakarta: Rosalana Fiva, 2010).
http://christianusandroarinbk9a3.blogspot.co.id/2013/03/bimbingan-
konseling-anak-usia-dini.html
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka Edisi Baru.
Mungin Eddy Wibowo dkk, Pembelajaran Melalui Pelayanan BK di Satuan
Pendidikan (Jakarta: 2013).
Paudsarah.blogspot.co.id/2013/10/ruang-lingkup-bk-di-lembaga-paud-dan.html
Prayitno., Dasar- dasar Bimbingan Konseling, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013).
Prayitno, Layanan L.1 – L.2, (Padang: 2004).
Winkel, Bimbingan dan Konseling, (Yogyakarta: Penerbit Media Abadi, 2004).

PELAYANAN KONSELING DI TK DAN SD


PERTEMUAN KE-SEPULUH
“Menganalisis Manajerial Bimbingan dan Konseling di TK”

Disusun Oleh :

NAMA : EGA WIJANARTA


NIM : 200203005
PRODI : PBKI

DOSEN PEMBIMBING
FEBRI WANDHA PUTRA, M.Pd

INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) SUMATERA BARAT


PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM
TAHUN 2022

Menganalisis Manajerial Bimbingan dan Konseling di TK


A. Prosedur pengelolaan BK di TK
Pengelolaan BK di PAUD maksudnya adalah bagaimana cara mengelola
semua aspek yang ada didalam pendidikan anak usia dini dengan tepat, baik
dan sesuai dengan karakteristik anak yang khas. Baik itu dari manajemennya
didalam struktural maupun dengan luar pihak sekolah khususnya orangtua
dan instansi terkait.
Pengelolaan yang tepat dan baik mencakupi:
a. Organisasi, yang mana dikoordinir oleh kepala sekolah dan dilaksanakan
secara terpadu/holistic dengan semua pihak didalam sekolah khususnya
guru yang ada di PAUD juga instansi terkait baik dinas pendidikan
maupun pihak lain yang berkaitan dengan perkembangan anak.
b. Uraian tugas.
Dalam hal ini dari koordinasi dari kepala sekolah dan kerjasama yang baik
diberikan uraian tugas-tugas seperti koordinator, supervisor dan yang
menyediakan fasilitas dan tenaga yang tepat dalam memberikan bimbingan
dan konseling pada anak usia dini. Pada umumnya pemberian bimbingan
dapat dilakukan oleh guru juga orang tua anak masing-masing. Hanya
bagaimana cara menjalin kerjasama yang baik dan memiliki persamaan
visi dalam pelaksanaan. Agar apa yang diinginkan semua pihak dapat
terlaksana.
Disini tugas koordinator adalah melaksanakan dan membuat program serta
melaksanakannya. Sedangkan untuk tugas supervisor adalah memonitor
dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan bimbingan konseling yang
dilakukan. Lalu dari hasil monitoring dan pengawasan tersebut baru bisa
ditentukan penilaian atas apa yang terjadi dan bagaimana tindak lanjut
bimbingan dan konseling yang tepat dari permasalahan atau gejala yang
terjadi dalam perkembangan anak usia dini.
Diharapkan tidak adanya penyamarataan dalam pola pembelajaran anak
usia dini, karena hal ini dapat menghambat bakat, minat, serta potensi
anak. Upaya mengidentifikasi bakat dan minat anak serta potensinya dapat
mengarahkan pola pembelajaran yang tepat, juga akan mencegah
munculnya perilaku belajar yang salah (Suyadi, 2009:173).
c. Pengawasan
Pengawasan dalam bimbingan dan konseling di PAUD dimaksudkan
adalah merupakan suatu tindakan preventif/pencegahan. Adapun kasus
yang memerlukan penanganan khusus maka guru BK yang sekaligus guru
kelas yang merasa tidak mampu menyelesaikannya atau memberi
pertolongan sebaiknya merekomendasikan anak tersebut dibawa ke
psikiater yang lebih kompeten di luar lembaga PAUD (Suyadi, 2009:171).
Jenis pengawasan juga berarti guru dan jajaran sekolah bersama-sama
memantau, menilai, memperbaiki, meningkatkan dan juga
mengembangkan sistem pelayanan di sekolah dalam segala aspek yang
sesuai dengan karakter anak usia dini yang unik dan khas dan menjaga
stabilitas pertumbuhan anak. Yang mana secara teoritis terdapat lima aspek
pertumbuhan anak, yaitu aspek fisik-motorik, bahasa, kognitif, sosio-
emosional, moral-spiritual (Suyadi, 2009:174).
d. Sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana dalam penunjang kegiatan bermain di PAUD bukan
hanya untuk meningkatkan aspek perkembangan yang ada pada anak usia
dini, tapi juga diharapkan bisa digunakan secara baik dan tepat. Sehingga
pengelolaan sarana dan prasarana sangat diperlukan bagi pendidikan anak
usia dini, ini sesuai dengan dunia anak yaitu bermain yang membutuhkan
sarana dan prasarana yang memadai.
e. Kerjasama
Kerjasama diperlukan dalam pengelolaan bimbingan konseling di PAUD.
Kerjasama antara semua pihak diharapkan, baik dari kepala sekolah, guru,
dan juga pihak orang tua anak. Agar apa yang diinginkan dsn direncanakan
dapat dicapai secara maksimal.

B. Jenis-jenis perangkat BK di TK
1. Perangkat Pengumpulan Data
 
1.    Pedoman Observasi
Observasi merupakan salah satu teknik atau cara mendapatkan data
yang dibutuhkan tentang siswa. Teknik observasi terdiri dari atas
sejumlah cara untuk memahami individu mengenai aspek-aspek yang
bersifat perbuatan, misalnya kebiasaan belajar, tingkah laku di kelas,
hubungan sosial, aktivitas dalam diskusi, ketepatan dalm melakukan
suatu tugas, dan sebagainya. Agar observasi dapat dilakukan dengan
baik maka terlebih dahulu disiapkan alat bantunya yatu pedoman
observasi.

a.         Catatan Anekdot


Catatan anekdot biasanya berisi catatan tentang suatu peristiwa
yang unik dan penting berkenaan dengan seorang atau sekelompok
siswa tertentu. Dengan menggunakan catatan anekdot pembimbing
dapat memperoleh pemahaman yang lebih tepat tentang individu,
memperoleh pemahaman tentang sebab-sebab dari suatu tingkah laku
individu yang bersangkutan dan mengembangkan cara-cara untuk
menyesuaikan diri dengan masalah-masalah atau kebutuhan-kebutuhan
individu yang bersangkutan. Catatan anekdot yang baik harus memenuhi
syarat objektif dan deskriptif.
 
b.         Daftar cek
Daftar cek merupakan suatu daftar yang mengidentifikasi
sejumlah masalah yang sedang menjadi kepedulian pengamat. Pengamat
tinggal memberikan tanda cek pada masalah yang muncul yang telah
ada dalam daftar yang disediakan.
Dengan daftar cek pengamat akan dapat mencatat aspek yang
relevan dengan masalah yang menjadi pusat perhatian, sampai kepada
hal-hal yang paling kecil sebagaimana telah dipersiapkan dan
direncanakan terlebih dahulu. Untuk meningkatkan ketelitian unsur yang
diobservasi, dalam daftar cek dapa dikosongkan ruangan untuk
menambahkan unsur-unsur yang belum terdaftar di dalamnya.

c.         Skala Penilaian


Skala penilaian adalah alat pengumpul data yang dipergunakan
dalam observasi untuk menjelaskan, menggolongkan, menilai individu
atau atau situasi. Apabila digunakan untuk menjelaskan, enggolongkan
atau menilai diri sendiri, skala tersebut dinamakan inventori. Apabila
skala penilaian ini digunakan khusus untuk menilai, menerangkan dan
menggolongkan sikap individu atau kelompok terhadap sesuatu, disebut
skala sikap.

2.    Pedoman Wawancara


Wawancara merupakan cara memahami atau mendapatkan data
tentang siswa melalui pembicaraan atau tanya jawab secara langsung
atau dengan mengadakan tanya jawab lisan antara orang yang
mewawancarai dan orang yang diwawancarai. Dalam wawancara selalu
ada 2 pihak yang terlibat dan masing-masing memiliki kedudukan yang
berbeda. Pihak pertama adalah pihak yang mencari data, sedangkan
pihak kedua adalah pihak yang memberikan keterangan atau data.
Contoh pedoman wawancara :
a.         Masalah
b.         Tujuan umum
c.         Tujuan khusus
d.        Identitas subjek, waktu dan tempat wawancara
e.         Pertanyaan-pertanyaan pokok
f.          Hasil wawancara
g.         Catatan/ rekomendasi

3.    Angket atau Daftar Isian


Angket adalah alat pengumpul data yang berupa serangkaian
pertanyaan atau pernyataan yang diajukan kepada subjek untuk mendapat
jawaban yang diperlukan. Menurut cara penyampaiannya, angket dapat
dibedakan antara angket langsung, di mana angket itu langsung
disampaikan kepada orang yang dimintai pendapat atau jawabannya.
Angket tidak langsung,yaitu angket itu disampaikan kepada orang lain
yang dimintai pendapat tentang pendapat atau keadeaan orang lain.

4.    Angket Sosiometri


Sosiometri adalah suatu cara untuk mengetahi hubungan sosial
antaranggota dalam suatu kelompok tertentu. Angket sosiometri adala alat
atau instrumren yang digunakan untuk memperoleh data hubungan sosial
dari siswa.
Hasil angket diolah dan digambarkan sedemikian rupa sehingga
memberikan penjelasan baik tentang jaringan hubungan sosial siswa di
dalam kelas. Berdasarka hasil pengukuran sosiometri maka kita dapat
mengetahui siapa saja siswa yang perlu mendapat bimbingan sosial.

2. Perangkat Penyimpanan Data Siswa


Data tentang siswa harus dihimpun, meliputi data tentang kondisi
fisik, karakteristik psikis, seperti bakat, minat, kebiasaan, perkembangan
dan riwayat hidup, prestasi belajar , dan lain sebagainya. Dengan berbagai
perangkat pengumpul data, kita sebagai guru akan memperoleh berbagai
data yang berhubungan dengan siswa. Data yang diperoleh tersebut
selanjutnya harus disimpan dan diamankan dalam suatu perangkat
penyimpan data yang disebut Catatan Kumulatif Setiap Siswa.
Catatan kumulatif ini bisa dibuat dalam bentuk satu map yang
didalamnya bisa disimpan berbagai catatan, data dan informasi tentang
siswa. Setiap map milik siswa harus disusun menurut abjad, disimpan
dalam suatu rak atau lemari khusus.

3. Perangkat Informasi
Perangkat informasi dalam hal ini menunjuk pada media, alat dan
atau perlengkapan yang diperlukan untuk memberi informasi kepada
siswa. Informasi tersebut meliputi informasi yang berhubungan dengan
pendidikandan lanjutan studi, kegiatan dan cara belajar yang baik, kursus,
pekerjaan, dan karier, perkembangan pribadi dan hubungan sosial.
Untuk memberi informasi yang diperukan oleh para siswa, kita
harus menggunakan atau mengembangkan media atau alat bantu informasi
yan tepat dan menarik. Media informasi yang dapat di buat di sekolah
antara lain papan informasi, brosur, dan pamphlet.

4. Perangkat Teknis Admnistrasi


Perangkat teknis administrasi berkenaan dengan blangko-blangko
tertentu, buku catatan kegiatan bimbingan harian, program bimbingan dan
konseling beserta agenda dan format-format lainnya.
Perangkat teknis adminisrasi ini dapat dikembangkan sendiri, tidak
usah Seragam atau sama dengan yang lain, tidak perlu sama dengan yang
ada pada buku juklakdan juknis tertentu.
PELAYANAN KONSELING DI TK DAN SD
PERTEMUAN KE-SEBELAS

“menganalisis Teknik dan Pelaksanaan BK di TK”

Disusun Oleh :

NAMA : EGA WIJANARTA


NIM : 200203005
PRODI : PBKI

DOSEN PEMBIMBING
FEBRI WANDHA PUTRA, M.Pd

INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) SUMATERA BARAT


PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM
TAHUN 2022
MENGANALISIS TEKNIK DAN PELAKSANAAN BK DI TK

A. Teknik Bimbingan dan Konseling di TK


Pelaksanaan layanan dan konseling di tk tidaklah sama seperti kita
melaksanakan bimbinang dan konseling disekolah – sekolah seperti SMA dan
SMP karena anak – anak usia tk masihlah sangat butuh perhatian yang lebih
dari anak –anak dewasa Membahas tentang teknik pendekatan pada anak tk
ada beberapa teknik
antara lain adalah sebagai berikut:
1. Aktif
apa yang di maksud aktif disini adalah guru harus menciptakan suasana
sedemikian rupa sehingga anak aktif brtanya , mempertanyakkan dan
menggemkakan gagasan. Belajar harus merupakan suatu proses aktif dari
anak dalam membangun pengetahuannya, bukan hanya proses pasif yang
hanya menerima penjelasan dari guru tentang pengetahuan.
Anak usia dini lebih cepat lelah jika duduk diam di bandingkan kalaau
sedang berlari, melompat, atau sedang bersepeda.maka dengan belajar
yang aktif , motorik halus dan motorik kasar mereka akan berkembang
dengan baik.melalui belajar aktif segala potensi anak dapat berkembang
secara optimal dan memberikan peluang anak untuk aktif berbuat sesuatu
sambil mempelajari berbagai pengetahuan dan semua iu tidak pernah luput
dari pengasan kita.
Misalnya:
–    Guru membiarkan anak- anak bertanya sebanyak apapun walaupun
terkadang pertanyaan mereka menjengkelkan dan tak masuk akal
–    Membawa anak – anak belajar diluar ruangan sesuai dengan pelajaran
yang kita berikan dan biarkan merekan berkreasi sesuka hati meeka dan
tetap pengawasan guru
2. Kreatif
kreatif artinya memiliki daya cipta , memiliki  kemampuan untuk
berkreasi. Peran aktif anak dalam proses pembelajaran akan
menghasilkan generasi yang mampu menghasilkan sesuatu untuk
kepentingan dirinya dan kepentingan orang lain.kreatif juga
dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan – kegiatan belajar yang
beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan anak
3. efektif
pembelajaran yang efektif terwujud karena pembelajaran yang
dilaksanakan dapat menumbuhkan daya kreatif bagi anak sehingga
dapat membekali anak dengan berbagai kemampuan setelah proses
pembelajaran berlangsung kemampuan yang diproleh anak tidak hanya
berupa pengetahuan yang besifat verbalisme.namun diharapkan berupa
kemampuan yang lebih bermakna artinya tidak dapat mengembangkan
berbagai potensi yang adadalam diri anak sehingga menghasilkan
kemampuan yang beragam. Belajar yang efektif dapat dicapai dengan
tindakan nyata(learning by doing) karna bermain dan bereksplorasi
dapat membangun perkembangan otak , berbahasa, bernalar dan
bersosialisasi.
4. Menyenangkan
perlu tecipta Susana  pembelajaran yang menyenangkan sehingga anak
memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar hingga waktu
curah perhatiannya tinggi. Menurut hasil penelitian tingginya
perhataian anak terbukti dapat meningkatkan  hasil belajar.kondisi
yang menyenangkan , aman dan nyaman akan mengaktifkan bagian
neo-cortex(otak berpikir)dan mengoptimalkan proses belajar dan
meningkatkan kepercayaan diri anak. suasana kelas yang kaku, penuh
beban  guru galak akan menurunkan fungsi otak menuju batang otak
dan anak tidak bias berfikir efektik,reatik dan agresif.
Misalnya:
–    Para guru menciptakan suanana yang menyenakan bagi anak- anak
–    Para guru memberikan pujian bagi anak – anak yang dapat
menjawab pertanyaan dari guru
B. Pelaksanaan pelayanan BK di TK
Pelaksanaan layanan Bimbingan dan Konseling anak usia dini merupakan
program pelaksanaan layanan Bimbingan dan Konseling yang diterapkan
pada anak-anak usia dini.  Perlu disadari bahwa pelaksanaan atau penerapan
layanan Bimbingan dan Konseling untuk anak-anak usia dini akan cukup sulit
untuk dilaksanakan (tetapi bukan tidak mungkin untuk dilakukan). Kesulitan
dalam pelaksanaan layanan Bimbingan dan Konseling untuk anak usia dini
terjadi bukan karena disebabkan perbedaan dalam  langkah-langkah
pelaksanaan layanan dalam Bimbingan dan Konseling, tetapi kesulitannya
lebih terletak pada perbedaan karakteristik anak yang dibimbing.

Karakteristik Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling Anak


Usia Dini

Karakteristik pelaksanaan layanan Bimbingan dan Konseling anak usia dini bisa
juga dipahami sebagai ciri dari pelaksanaan layanan Bimbingan dan Konseling
anak usia dini. Syaodih, E(2004) menjelaskan beberapa ciri dari pelaksanaan
layanan Bimbingan dan Konseling anak usia dini yang bisa dijadikan sebagai
rujukan untuk guru atau pendamping anak usia dini.

1. Proses pelaksanaan Bimbingan dan Konseling harus disesuaikan dengan


pola pikir dan pemahaman anak usia dini
2. Pelaksanaan layanan Bimbingan dan Konseling anak usia dini terintegrasi
dengan kegiatan pembelajaran. Pelaksanaan layanan Bimbingan dan
Konseling anak usia dini dilaksanakan secara bersamaan dengan kegiatan
pembelajaran, guru atau pendamping anak usia dini pada saat
merencanakan kegiatan pembelajaran juga harus memikirkan bagaimana
perencanaan bimbingannya.
3. Waktu pelaksanaan bimbingan anak usia dini sangat terbatas. Interaksi
guru atau pendamping dengan anak usia dini relatif singkat, rata-rata
pertemuan dalam sehari hanya 2,5-3 jam.
4. Pelaksanaan bimbingan anak usia dini dilakukan dalam nuansa
bermain. Bermain merupakan bagian yang sudah menyatu dengan
pendidikan anak usia dini dan bahkan bisa dikatakan tiada hari tanpa
bermain. Bagi anak-anak bermain merupakan suatu aktivitas tersendiri
yang sangat menyenangkan yang mungkin tidak bisa dirasakan atau
dibayangkan oleh orang dewasa.
5. Adanya keterlibatan teman sebaya dalam pelaksanaan layanan bimbingan
anak usia dini. Keterlibatan teman sebaya perlu dipertimbangkan guru
dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling anak usia dini dikarenakan
melalui teman sebaya upaya dalam mengatasi masalah khususnya masalah
sosial dan emosi pada anak usia dini dapat dipandang sebagai cara yang
tepat.
6. Adanya keterlibatan orang tua. Ketika anak-anak belajar di PAUD guru
atau pendamping berperan sebagai pengganti orangtua. Mengingat
permasalahan yang masih dihadapi anak-anak maka peran orang tua dalam
membantu tumbuh kembang anak merupakan suatu hal yang sangat
penting.

Ruang Lingkup Layanan Bimbingan dan Konseling Anak Usia Dini

Ruang lingkup layanan bimbingan dan konseling anak usia dini terdiri dari 5
bentuk layanan yang meliputi:

1. Layanan pengumpulan data. Layanan ini dimaksudkan untuk menjaring


informasi yang diperlukan guru atau pendamping anak usia dini dalam
upaya untuk memahami karakteristik, kemampuan, dan permasalahan
yang mungkin dialami oleh anak.
2. Layanan informasi. Layanan ini dimaksudkan untuk memberikan
wawasan dan pemahaman untuk anak maupun orang tua anak usia dini.
Dikarenakan anak usia dini, maka masih sangat sedikit informasi atau
pengetahuan yang diketahui dan dipahami anak, sehingga perlu
keterlibatan orang tua anak.
3. Layanan Konseling. Proses konseling anak usia dini berbeda dengan
konseling yang dilakukan pada umumnya. Layanan konseling anak usia
dini dilakukan dengan mengikuti beberapa langkah seperti yang
diungkapkan dalam uraian terdahulu yaitu melakukan:
o Diagnosis
o Prognosis
o Treatment, dan
o Evaluasi tindak lanjut
4. Layanan penempatan. Merupakan layanan bimbingan anak usia dini
yang memungkinkan anak memperoleh penempatan yang tepat sesuai
dengan kondisi dan potensinya.
5. Layanan evaluasi dan tindak lanjut. Merupakan layanan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan penanganan yang telah dilakukan guru
atau pendamping terhadap anak usia dini.
Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling Anak Usia Dini

Pelaksanaan program bimbingan dan konseling anak usia dini dibagi dua bahasan,
yaitu:

 Pelaksanaan bimbingan dan konseling yang berorientasi kepada semua


anak.
 Pelaksanaan bimbingan dan konseling yang berorientasi kepada masalah
yang dihadapi anak.

Referensi

1. konseling-di-taman-kanakkanak.htm Buku: Syahril & Ahmad R. (1986)


2. Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kurikulum berbasis kompetensi
anak usia dini. Jakarta: Pusat Kurikulum.

Anda mungkin juga menyukai