Anda di halaman 1dari 36

Antisipasi Ledakan Pandemi

PBKo dan Karat Daun Kopi


disampaikan dalam Webinar dari
Dinas Perkebunan Jawa Barat
Selasa 1 Desember 2020
Aris Budiman
budiman.ar@gmail.com /
aris.budiman@iccri.net
085729056776
Peneliti Proteksi Tanaman
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia
Outline
• Biologi Penggerek Buah Kopi dan
Karat Daun
• Upaya Pengendalian dan antisipasi
ledakan pandemi
Penggerek Buah Kopi (PBKo)
• Menyerang buah kopi yang
masih hijau, merah, dan
yang sudah kering hitam
• Akibat gerekan PBKo betina
→buah gugur, berlubang,
sehingga menurunkan
produksi dan mutu.
Sebaran PBKo

Sumber: (CPC 2018)


Biologi PBKo

• Serangga betina aktif


terbang pada jam 16:00 -
18:00
Telur 5-9 hr Larva 10-26 hr • Serangga hanya berbiak
pada buah kopi (Coffea
spp.)
• Serangga larva dan
dewasa menggerek pada
biji kopi yang telah
Betina 156 hr,
Pupa 4-9 hari mengeras.
Jantan 103 hr
Sebaran PBKo
• Sebaran Vertikal
• Serangan yang dipasang pada ketinggian 0,5 m (rendah);
1,0 m (sedang); dan 1,5 m (tinggi) pada tanaman kopi
paling tinggi pada ketinggian rendah (Uemura-Lima et al.
2010; Wiryadiputra 2014)
• Sebaran Horizontal
• Sebaran baik dari perhitungan serangan PBKo dan
populasi PBKo pada pertanaman kopi robusta tergolong
mengelompok (Wiryadiputra 2014)
Pengendalian Kultur Teknis

Sanitasi →
memutus siklus
hidup PBKo (Petik
bubuk, lelesan,
racutan)

Buah jatuh berpeluang menjadi


Petik bubuk 15-30 Lelesan sumber infestasi
hari sebelum panen
Pengurangan populasi PBKo perpaduan senyawa
penarik
Panen
sebelum
nya

Monitoring dan Bebas serangan PBKo


Lelesan Biji muda kopi pengurangan PBKo tahun
tanam sebelumnya

Fase ndegan sudah terserang PBKo


Biji muda kopi
Pengendalian kultur teknis
• Pengaturan naungan dan tajuk kopi, supaya tidak
terlalu gelap sehingga tidak disukai PBKo
• Penanaman klon yang masak serentak
Introduksi dan augmentasi parasitoid
Cephalonomia stephanoderis
• Diintroduksi dari Togo Afrika
• Bersifat ektoparasit,

• Bersifat partenogenesis → jika :


• kawin → menghasilkan jantan : betina = 1:3
• Tidak kawin → keturunannya jantan semua
Siklus hidup C. ctephanoderis

menetas

telur, 2 hari 3 hr lepas dr inang Larva, 4 hr

3-5 hr

Imago, 40-60 hr Pupa, 10-12 hr


Introduksi C. stephanoderis
•Dilakukan pada saat tidak
hujan
•Dilepaskan di areal
terserang PBKo
•Parasitoid ini sudah mapan
di lokasi pelepasan
•Kendala → saat buah kopi
habis di lapang → populasi
turun drastis.
Pengendalian dan pencegahan dengan
agen hayati

Entomopathogen: Jamur Beauveria bassiana

PBKo terinfeksi B.
bassiana
B. bassiana sebagai entomopagogen PBKo

Kendala di lapangan:

• Kesulitan penyiapan dan aplikasi


• Tidak tahan lama disimpan
• Cepat mati setelah aplikasi
• Butuh kelembapan tinggi
• Waktu untuk berkecambah
panjang

Cara aplikasi
Formulasi
Ciri isolat B. bassiana yang baik
• Pertumbuhan harus cepat dan seragam
• Spora yang terbentuk pada permukaan koloni
harus lebat
• Isolat mempunyai viabilitas (daya kecambah)
80-100%
• Dapat mematikan serangga sasaran 80-100%
APLIKASI DI LAPANG

• Aplikasi dapat dilakukan pagi atau sore hari


• Dosis per ha 50-100 gr spora kering atau 2,5kg biakan
padat
• Aplikasi dilakukan sebanyak 3 kali per musim panen
Evaluasi aplikasi

• Dilakukan 1 minggu
setelah aplikasi
• Jumlah buah/ranting
• Jumlah buah
berlubang
• Jumlah PBKo Terinfeksi
Pengendalian Fisik
• Buah-buah hasil sanitasi (petik bubuk, lelesan,
racutan) diperlakukan dengan air panas selama
5 menit untuk membunuh serangga PBKo
dalam buah.
• Penyimpanan biji kopi hendaknya dengan
kadar air biji di bawah 12,5 %.
Penyakit karat daun kopi
Segi empat penyakit tanaman
Karat Daun Kopi

Penyebab penyakit:
jamur Hemileia
vastatrix
Gejala : bercak
kuning pada daun
bag. bawah
Penyebaran : air,
angin
Faktor yang
berpengaruh :
ketahanan tan., hujan
Persebaran penyakit karat daun kopi

Sumber: (CPC 2018)


Sifat penyakit karat daun
• Merupakan penyakit dataran rendah (Avelino et al
2007) banyak dijumpai di bawah 1400 mdp.
• Hujan berkontribusi untuk penyebaran uredospora
(Savary et al. 1997)
• Optimal menginfeksi pada suhu 21-28 °C (Waller,
1982)
• Insidensi tinggi pada daerah berpenaung lebat (
• Mudah disebarkan oleh tenaga kerja (Becker dan
Kranz, 1977).
Sifat Penyakit Karat daun
• Wabah pertama terjadi di sri lanka, india, dan Indonesia
tahun 1460 an
• Mulai diketahui oleh petani kopi di Indonesia pada tahun
1476
• Pada serangan tingkat parah, daun akan mengalami
kerontokan sehingga menyebabkan tanaman gundul.
• Tanaman yang terserang akan mengalami pembentukan
buah yang terlalu banyak sehingga menyebabkan tanaman
kekurangan nutrisi dan dapat berakibat kematian.
• Pembuahan yang banyak akan menurunkan hasil produksi
pada tahun berikutnya. Kerugian hasil akibat serangan karat
daun bersifat akumulatif setiap tahunnya sehingga sulit
untuk diperhitungkan.
Siklus patogenesis karat daun

Sumber:
(Talhinhas et al. 2017)
Siklus hidup Karat daun kopi

Sumber: (Agrios 2005)


Karakter sifat ketahanan karat daun

• Ekspresi gejala penyakit berasal dari


beberapa gen ketahanan
• Terjadi proses mutasi pada masing-
masing gen ketahanan dengan
kecepatan yang berbeda
Multiline gene resistance strategy
• Klon atau varietas komposit dalam satu lahan.
• Memperlambat laju resistensi karat daun kopi.

Komposit 6 genotipe
Dalam satu lahan

Sumber: (Hulupi 2013)


Penyakit tidak tampak pada tanaman kopi ?
• Salah satunya nematoda parasit tumbuhan
(fitonematoda).
• Menginfeksi akar serabut kopi dan menyisakan akar
tunggang.
Karakter fitonematoda pada kopi
• Tanda serangan terlihat jika dilakukan pencabutan akar.
• Bersifat penyebab penyakit yang sifatnya polisiklik. Siklus
penyakit diulang berkali kali dalam satu siklus hidup
tanaman kopi.
• Insidensi penyakit menjadi penting
• Adanya fitonematoda itu menjadi faktor yang
menurunkan potensi hasil yang tinggi serta
Fitonematoda yang berasosiasi dengan kopi arabika

Keragaan tanaman kopi arabika


terinfeksi fitonematoda

Sumber: (Budiman et al. 2020)

Sumber: (Budiman et al. 2020)


KERAGAAN TANAMAN TAHAN DI LAPANG

Kopi Robusta Klon BP


308 di Daerah
Endemik Nematoda

Kopi Robusta Klon Selain BP 308 yang


rentan di Daerah Endemik Nematoda
TEKNIK PERBANYAKAN KLON ROBUSTA TAHAN
Penggunaan batang bawah BP 308 untuk ketahanan fitonematoda

•Waktu lebih
singkat
•Keberhasilan
80-90 %
•Tunas air
sedikit/kecil
•Prestasi kerja
250-300/ HKO

STEK SAMBUNG SAMBUNG KONVENSIONAL


Gambaran beberapa kenampakan serangan OPT di i Jawa Barat

Arabika di Ciwidei (Sumirat, 2016) PBKo di Bogor (Sumirat, 2020)

Pangalengan (Sumirat, 2016) Sumedang (Sumirat, 2016)


Terima kasih

Aris Budiman
budiman.ar@gmail.com / aris.budiman@iccri.net
085729056776
Peneliti Proteksi Tanaman
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia

Anda mungkin juga menyukai