Disusun oleh:
Putri Dzydzykry.S. L.
(2109296)
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Ilmu
Bahan Bangunan dengan judul “Instalasi Jaringan Air Bersih dan Kotor”.
Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Dedi Purwanto, S.Pd., M.PSDA.
selaku dosen dari mata kuliah Ilmu Bahan Bangunan telah memberikan tugas ini dengan
harapan dapat menambah wawasan mengenai aspek-aspek yang dinilai dari pembahasan yang
saya ambil.
Saya menyadari dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari banyak kekurangan.
Oleh karena itu saya sangat terbuka untuk saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan dengan sempurna. Semoga makalah ini juga dapat memberikan manfaat dan
dapat memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Bahan Bangunan.
Penyusun
Putri Dzydzykr S. L.
BAB 1 PENDAHULUAN
1. Pengertian Plambing
Plumbing adalah bagian sistem yang tidak dapat dipisahkan dari bangunan gedung,
oleh karena itu perencanaan sistem plambing haruslah dilakukan bersamaan dan sesuai
dengan tahapan-tahapan perencanaan gedung itu sendiri, dalam rangka penyediaan air bersih
baik dari kualitas dan kuantitas serta kontinuitas maupun penyaluran air bekas pakai atau air
kotor dari peralatan saniter ke tempat yang ditentukan agar tidak mencemari bagian-bagian
lain dalam gedung atau lingkungan sekitarnya. Jadi secara sederhana sistem plumbing dalam
suatu gedung biasanya terdiri dari:
Sistem instalasi air kotor
Sistem instalasi air bekas
Sistem instalasi venting
Sistem penyediaan air bersih
Selain sistem diatas juga karena menyangkut pembuangan air, yang harus dialirkan
ke saluran, yaitu Sistem instalasi air hujan dan Instalasi drain (drain AC dan drain sprinkler).
2. Apa fungsi dari Plambing?
Gambar 2.1
Selain fungsi-fungsi plambing pada gambar diatas, terdapat fungsi secara umum pada
plambing yaitu:
a. Menyediakan sistem penyaluran air bersih ke tempat-tempat yang dikehendaki dengan
tekanan yang cukup.
b. Menyediakan sistem penyaluran air buangan dari tempat-tempat tertentu tanpa
mencemarkan bagian penting lainnya.
c. Menyediakan sistem ven yang dipasang untuk sirkulasi udara ke seluruh bagian dari sistem
pembuangan
d. Menyediakan sistem pencegah kebakaran.
e. Menyediakan sistem penyaluran air hujan.
f. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana guna memberikan kenyamanan dan kepuasan
kepada pengguna sebuah bangunan atau gedung.
Sistem Pembuangan Air kotor merupakan sistem instalasi untuk menyalurkan air
kotor yang berasal dari tempat-tempat air di suatu bangunan ( seperti Dapur, kamar mandi,
washtafel dll ). sistem pembuangan air kotor merupakan suatu pelajaran penting dalam
Arsitektur.
1. Pompa Submersible, bermanfaat untuk menaikan level air kotor pada wilayah level
terendah ke instalasi pengolah yang levelnya lebih tinggi.
2. Sewage Treatment Plant ( STP )
STP bermanfaat sebagai pengolah air buangan sehingga mengisi persyaratan sebagai
air buangan lokasi tinggal tangga ( domestic waste ), yakni dengan peraturan :
Extended Aeration Activated Sludge Process, terdiri dari sejumlah bagian, Yaitu :
– Equalizing tank
– Aeration biozone
– Primary settling tank
– Chlorination tank
– Effluent tank
Rotating Biological Contactor (RBC). Terdiri dari sejumlah bagian, yakni :
– Primary clarifier tank
– Rotor disk
– Final clarifier
– Chlorination system
– Sludge disposal
– Effluent tank
Bio activator,
Merupakan kombinasi antara Extended Aeration Activated Sludge Process dengan
Rotating Biological Contactor.
1. Sumber air PDAM Sumber air yang didapat dari PDAM sudah melewati tahapan secara
klinis untuk memenuhi standart kebutuhan air bersih. Sumber air PDAM juga bersifat
kontinu atau dapat menyuplai kebutuhan air bersih selama 24 jam. Sumber air ini dapat
langsung ditampung pada tangki air bawah (Ground Water Tank) yang lalu dipompakan ke
tangki air atas (roof tank).
2. Sumber air Deep Wheel Sumber air bersih yang didapat dari deep well tidak kontinu
seperti sumber air bersih dari PDAM. Sumber air yang didapat dari pengeboran harus
dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu untuk memastikan telah memenuhi syarat air bersih.
Jika belum memenuhi persyaratan, maka air harus diolah terlebih dahulu sebelum ditampung
pada tangki air bawah (Ground Water Tank). Jika air dari deep wheel telah memenuhi
persyaratan dapat langsung dialirkan untuk dapat ditampung pada tangki air bawah.
Kriteria air bersih meliputi tiga aspek yaitu kualitas, kuantitas dan kontinuitas. Disamping itu
pula harus memenuhi persyaratan tekanan air.
a. Syarat Kualitas Air bersih adalah air yang memenuhi persyaratan bagi sistem penyediaan
air minum. Adapun persyaratan yang dimaksud adalah persyaratan dari segi kualitas air yang
meliputi kualitas fisik, kimia, biologi dan radiologis, sehingga apabila dikonsumsi tidak
menimbulkan efek samping.
b. Syarat Kuantitas Air bersih yang masuk ke dalam bangunan atau masuk ke dalam sistem
plambing harus memenuhi syarat dari aspek kuantitas, yaitu kapasitas air bersih harus
mencukupi untuk berbagai kebutuhan bangunan tersebut. Untuk menghitung besarnya
kebutuhan air bersih dalam bangunan didasarkan pada pendekatan jumlah penghuni
bangunan dan jumlah unit beban alat plambing.
c. Syarat Kontinuitas Persyaratan kontinuitas untuk penyediaan air bersih sangat erat
hubungannya dengan kuantitas air yang tersedia yaitu air baku yang ada di alam. Artinya,
kontinuitas disini adalah bahwa air baku untuk air bersih tersebut dapat diambil terus
menerus dengan fluktuasi debit yang relatif tetap, baik pada saat musim kemarau maupun
musim hujan.
d. Syarat Tekanan Tekanan air yang kurang mencukupi akan menimbulkan kesulitan dalam
pemakaian air. Tekanan yang berlebihan dapat menimbulkan rasa sakit terkena pancaran air
serta mempercepat kerusakan peralatan plambing, dan menambah kemungkinan timbulnya
pukulan air. Besarnya tekanan air yang baik berkisar dalam suatu daerah yang agak lebar dan
bergantung pada persyaratan pemakaian atau alat yang harus dilayani. Tekanan air yang
berada pada sistem plambing (pada pipa) tekanannya harus sesuai dengan ketentuan yang
berlaku, diantaranya yaitu, untuk perumahan dan hotel antara 2,5 kg/cm2 atau 25 meter
kolom air (mka) sampai 3,5 kg/cm2 atau 35 meter kolom air (mka). Tekanan tersebut
tergantung dari peraturan setempat.
Menurut Noerbambang, S.M., dan Takeo, M. (2000), ada beberapa sistem penyediaan air
bersih yang banyak digunakan, yaitu sebagai berikut :
Pada sistem ini, pipa distribusi dalam gedung disambung langsung dengan pipa utama
penyediaan air bersih. Sistem ini dapat diterapkan untuk perumahan dan gedung-gedung kecil
dan rendah, karena pada umumnya pada perumahan dan gedung kecil tekanan dalam pipa
utama terbatas dan dibatasinya ukuran pipa cabang dari pipa utama. Ukuran pipa cabang
biasanya diatur dan ditetapkan oleh Perusahaan Air Minum. Tangki pemanas air biasanya
tidak disambung langsung kepada pipa distribusi, dan dibeberapa daerah tidak diizinkan
memasang katup gelontor.
Gambar 2.9 Sistem sambungan langsung
Hal terpenting dalam sistem tangki atap ini adalah menentukan letak tangki atap
tersebut, penentuan ini harus didasarkan atas jenis alat plambing yang dipasang pada lantai
tertinggi bangunan dan yang menuntut tekanan kerja tinggi.
Gambar 2.10. Sistem Tangki Atap
Ketahui sumber air yang ingin Anda gunakan sebelum membuat rancangan dan
memasang pipa air. Umumnya, untuk kebutuhan air bersih sebuah bangunan dapat
menggunakan jaringan PAM dan air tanah. Setelah menentukan sumber air yang
ingin digunakan, barulah Anda dapat menentukan jenis dan ukuran pipa yang
dibutuhkan. Menggunakan sumber air tanah akan memberikan kesempatan bagi
Anda untuk memodifikasi ukuran pipa.
Spesifikasi teknis pemasangan pipa air bersih maupun kebutuhan pipa lainnya
dapat dilakukan dengan 2 metode. Anda dapat menggunakan instalasi tertanam
atau menempel. Tentu saja keduanya memiliki hasil yang berbeda secara visual,
karena instalasi menempel akan lebih tampak dibandingkan instalasi tertanam
yang meletakkan pipa di dalam tanah atau dinding.
Selain letaknya, kita juga dapat menentukan model untuk sistem pemasangan pipa
air bersih. Pahami kondisi lingkungan dan ketersediaan anggaran Anda sebelum
menentukan pilihan. Model instalasi dengan sistem tertutup umumnya ditemukan
pada area yang membutuhkan tekanan air lebih kuat, karena seluruh pipa
tersambung tanpa ada bagian yang terputus. Sementara itu, instalasi dengan sistem
terbuka memerlukan perencanaan yang lebih teliti untuk menghindari terjadinya
aliran debit air yang tidak merata dan timbulnya gangguan lain pada distribusi air
di titik tertentu jalur pipa.
4. Material Pipa
Jenis material pipa di pasaran sangat beragam. Kita tidak hanya menemukan pipa
PVC atau uPVC, melainkan juga pipa dengan material tembaga, galvanis hingga
HDPE. Masing-masing produk memiliki fungsi dan membutuhkan jumlah biaya
yang berbeda mulai dari pembelian hingga pemasangan. Pelajari karakteristik dari
masing-masing jenis pipa air, sehingga dapat memperkirakan harga pemasangan
pipa air yang dibutuhkan.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada PDAM memiliki syarat penting agar konsumen bisa mengonsumsi air
yang layak. Untuk menjaga keutuhan air maka perlu adanya perbaikan rutin dan
memerhatikan jaringan air dalam berbagai aspek seperti air pembuangan yang diolah
atau disaring kembali untuk kebutuhan sehari-hari dengan memerhatikan kelayakan
pH pada air tersebut.
B. Saran
Seiring perkembangan zaman perlu adanya rancangan dalam pembuatan
jaringan air bersih maupun kotor dengan skema lebih canggih dan efisien. Dan
menerapkan jaringan-jaringan tersebut pada lingkungan masyarakat agar memberikan
dampak yang baik untuk lingkungan maupun untuk kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Ketut, C. B. (2012), Perencanaan Instalasi Air Bersih dan Air Kotor Pada Bangunan
Gedung dengan Menggunakan Sistem Pompa
Priadi (2005), Optimasi instalasi jaringan air bersih Studi kasus PDAM Kota Sumbawa Besar
http://dizeen.id/sistem-pembuangan-air-kotor-pada-bangunan
Fenny Nelwan (2013), Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.10, September 2013 (678-684) ISSN: 2337-6732
http://eprints.umm.ac.id/35084/3/jiptummpp-gdl-mutiahsaid-47305-3-babii.pdf
https://www.alderon.co.id/artikel/instalasi-pipa-air-yang-benar/