MATEMATIKA DISKRIT
Disusun oleh:
Hanif Firman Alamsyah (2007478)
Penyusun
BAB 1 PENDAHULUAN
f = X + Y'.Z
Fungsi f sama dengan 1 jika X = 1 atau jika kedua nilai Y’ dan Z = 1.
f = 0 dalam hal lain.
Tetapi kita juga dapat menyatakan bahwa jika Y’ = 1, maka Y = 0, karena Y’ adalah
komplemen dari Y. Secara ekuivalen dapat dinyatakan bahwa:
Contoh:
f = X + Y' . Z
∑ variabel = 3 (X, Y' dan Z)
2n = 23 = 8 kombinasi 0 dan 1.
Maka tabel kebenarannya adalah sebagai berikut:
| X | Y | Y’ | Z | Y‘.Z | f = X + Y’ . Z |
|---|---|----|---|------|------------------|
|0|0|1 |0|0 |0 |
|0|0|1 |1|1 |1 |
|0|1|0 |0|0 |0 |
|0|1|0 |1|0 |0 |
|1|0|1 |0|0 |1 |
|1|0|1 |1|1 |1 |
|1|1|0 |0|0 |1 |
|1|1|0 |1|0 |1 |
Sebuah fungsi Boolean dapat diubah menjadi sebuah diagram logika yang terdiri dari
gerbang-gerbang logika.
Contoh:
f = X + Y' . Z
Diagram logikanya:
Kegunaan dari aljabar Boolean adalah memberikan fasilitas penulisan dalam perancangan
rangkaian digital. Aljabar Boolean menyediakan alat untuk dibuat:
• (i) a + b ∈ B
• (ii) a ⋅ b ∈ B
2. Identitas:
• (i) a + 0 = a
• (ii) a ⋅ 1 = a
3. Idempoten:
• (i) a + a = a
• (ii) a ⋅ a = a
4. Komplemen:
• (i) a + a’ = 1
• (ii) aa’ = 0
5. Dominansi:
• (i) a ⋅ 0 = 0
• (ii) a + 1 = 1
6. Involusi:
• (i) (a’)' = a
7. Penyerapan:
• (i) a + ab = a
• (ii) a(a + b) = a
8. Komutatif:
• (i) a + b = b + a
• (ii) ab = ba
9. Asosiatif:
• (i) a + (b + c) = (a + b) + c
• (ii) a (b c) = (a b) c
10 Distributif:
• (i) a + (b c) = (a + b) (a + c)
• (ii) a (b + c) = a b + a c
11. De Morgan:
• (i) 0′ = 1
• (ii) 1′ = 0
Contoh:
4. Prinsip Dualitas
Prinsip dualitas mengemukakan bahwa dua konsep yang berbeda dapat dipertukarkan
namun tetap memberikan jawaban yang benar.. Misalkan S adalah suatu kesamaan (identity)
yang melibatkan himpunan dan operasi-operasi seperti ∪, ∩, dan komplemen. Jika S*
merupakan kesamaan yang berupa dual dari S maka dengan mengganti ∪ → ∩, ∩ → ∪, ∅ →
U, U → ∅, sedangkan komplemen dibiarkan seperti semula, maka operasi-operasi tersebut
pada kesamaan S* juga benar.
1. Tabel Dualitas pada himpunan
A = (A ∪ B) ∩ (A ∪ B)
Bukti:
Dari Teorema 1.1 : x + x = x , sehingga x <= x.
Jika x <= y, maka x + y = y.
Jika y <= x, maka y + x = x.
Sehingga jika x <= y dan y <= x, maka x = y.
Dapat disimpulkan:
x <= y dan y <= z, maka x + y = y dan y + z = z.
x + z = x + (y + z) = (x + y) + z = y + z = z.
Sehingga x <= z .
Teorema 1.8
Jika x, y dan z adalah unsur-unsur dari aljabar Boolean, maka <=
mempunyai sifat-sifat berikut ini:
(i) Jika x <= y dan x <= z, maka x <= yz.
(ii) Jika x <= y, maka x <= y + z untuk elemen z.
1 definisi aljabar boolean/6/8/2010/9:27:39 AM 5
(iii) Jika x <= y, maka xz <= y untuk elemen z.
(iv) x <= y jika dan hanya jika y’ <= x’.
Bukti:
(i) Jika x <= y, maka x + y = y.
Jika x <= z, maka x + z = z.
x + yz = (x + y) (x + z) = yz. distributif
Jadi, x <= yz.
(ii) Jika x <= y, maka x + y = y.
x + (y + z) = (x + y) + z = y + z. asosiatif
Jadi, x <= y + z.
(iii) Jika x <= y, maka x + y = y.
Menurut hukum penyerapan: x = x + xz = xz + x <= y ???
(iv) Jika x <= y, maka x + y = y dan y’ = (x + y)’.
y’ + x’ = (x + y)’ + x’ = ((x + y)x)’. de Morgan ???
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan apa yang dibahas di atas. Penulis dapat menyimpulkan bahwa
sebuah Aljabar Boolean, harus diperlihatkan:
1. Elemen-elemen himpunan B
2. Kaidah operasi untuk operator biner dan uner
3. Memiliki identitas dan table kebenaran
B. Saran
Untuk memahami lebih mendalam mengenai Aljabar Boolean, penulis
mengaharapkan pembaca dapat mencari sumber-sumber lain di internet maupun
buku-buku yang terkait materi pembahasan Aljabar Boolean.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/11067248/MAKALAH_MATEMATIKA_DIS
KRIT_ALJABAR_BOOLEAN
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/PRODI._ILMU_KOMPUTER/HE
RI_SUTARNO/Penelitian_dan_Lain-
lain/1_DEFINISI_DAN_AKSIOMA_ALJABAR_BOOLEAN.pdf