Anggota Kelompok
Dika Rizqi Akbari 1217050039
Muqtada Hasby Abdalla 1227050097
Nabila Lailatanzila 1227050100
Nazwa Hemalia Putri 1227050103
Rafli Pratama Ferdian 1227050111
Reyhan Salman Alhakim 1227050115
Sifa Mutiasya Hendayana P 1227050125
Yusuf Ginanjar 1227050136
Definisi Aljabar Boolean
Aljabar boolean ditemukan oleh George Boole, pada tahun 1854 dimana ia
melihat bahwa himpunan dan logika proposisi mempunyai sifat-sifat yang
serupa. Kemudian aljabro boolean ini dapat diaplikasikan pada beberapa
hal seperti Jaringan saklar,peraga digital dan Integrated circuit.
T
Pendefinisisan aljabar boolean dapat dikatakan secara abstrak dalam
beberapa cara. Cara yang paling umum ialah dengan menspesifikasikan
nya dengan unsur unsur pembentuknya dan operasi-operasi yang
menyertainya, seperti pada pendefinisn dibawah :
Definisi Aljabar Boolean
Misalkan B adalah himpunan yang didefinisikan pada dua operator biner + dan .
, dan juga pada operator uner ‘. Misalkan 0 dan 1 adalah dua elemen yang berbeda
dari B. Maka tupel yang diketahui sebagai berikut : <B,+, - ,’,0,1> disebut aljabar
boolean, jika untuk setiap a,b,c, ∈ B berlaku 4 aksioma berikut :
Identitas Komutatif
•a + 0 = a •a + b = b + a
•a . 1 = a •a . b = b . a
Distributif Komplemen
•a . (b + c) = (a . b) + ( a . c) •a + a’ = 1
• a + (b . c) = (a + b) . (a + c) •a . a = 0
Definisi Aljabar Boolean
1. elemen-elmen himpunan B,
2. Kaidah/Aturan operasi untuk dua operator biner dan opeator uner.
3. Himpunan B, bersama-sama dengan di operator tersebut, memenuhi
keempat aksiona diatas.
Ekspresi boolean dibentuk dari elemen B dan, atau dari peubah -peubah yang
dapat dikobinasikan satu sama lain dengan operator + , . , ‘. Dan berikut
merupakan contoh dari ekspresi boolean , sebagai berikut :
▪ 0
▪ 1
▪ a
▪ b
▪ a+b T
▪ a.b
▪ a’. (b+c)
▪ a . b’ + a . b . c’ + b’ dan sebagainya.
Ekpresi boolean yang mengandung n peubah dinamakan ekspresi boolean bagi
n peubah. Mengevaluasi ekspresi boolean artinya memberikan nilai pada
peubah-peubah di dalam ekspresi terebut dengan elemen-elemen di dalam B.
Prinsip Dualitas
1 a+0=a 2
(a . 0)+(1 + a’) = 1
3
(a + b)(b + a)=a’.b’
Penyelesaian
1 a.1=a 2
(a + 0)(1 . a’) = 0
3
(a . b)+(b . a)=a’+b’
Hukum-Hukum Aljabar Boolean
1. f(x) = x
2. f(x,y) = x’y + x x
3. g(x,y,z) = (x + y)’ + xyz’
Fungsi Boolean
Contoh di bawah ini merupakan tabel kebenaran
untuk f(x,y,z) = xyz’ + x
1. Fungsi Boolean
dapat dinyatakan dalam
bentuk tabel kebenaran.
Tabel kebenaran adalah
suatu tabel yang
menyatakan seluruh
kemungkinan nilai
peubah dari fungsinya.
Jika sebuah fungsi Boolean tidak unik dalam representasi ekspresinya, dapat
menemukan ekspresi Boolean lainnya yang menspesifikasikan dengan melakukan
manipulasi aljabar terhadap ekspresi Boolean dengan menggunakan hukum-
hukum aljabar Bolean untuk menghasilkan bentuk yang ekivalen
Penjumlahan dan Perkalian Dua Fungsi
Penjumlahan dan perkalian dua fungsi boolean adalah operasi matematika dasar
dalam aljabar boolean. Dalam matematika boolean, penjumlahan dilambangkan
dengan tanda (+) dan perkalian dilambangkan dengan tanda (×) atau (.) dan keduanya
dapat diterapkan pada dua atau lebih fungsi boolean.
Penjumlahan dua fungsi boolean dilakukan dengan mengabungkan setiap kombinasi
input yang sama, kemudian menjumlahkan nilai output dari dua fungsi tersebut.
Contoh :
- Untuk kombinasi input (0,0), f(0,0) = 0 dan g(0,0) = 0. Sehingga f(0,0) + g(0,0) = 0 + 0 = 0.
- Untuk kombinasi input (0,1), f(0,1) = 1 dan g(0,1) = 0. Sehingga f(0,1) + g(0,1) = 1 + 0 = 1.
- Untuk kombinasi input (1,0), f(1,0) = 1 dan g(1,0) = 0. Sehingga f(1,0) + g(1,0) = 1 + 0 = 1.
- Untuk kombinasi input (1,1), f(1,1) = 1 dan g(1,1) = 1. Sehingga f(1,1) + g(1,1) = 1 + 1 = 2.
Sehingga, fungsi baru h(x,y) = f(x,y) + g(x,y) adalah h(x,y) = x + y + x.y.
Penjumlahan dan Perkalian Dua Fungsi
Perkalian dua fungsi boolean dilakukan dengan mengalikan setiap
kombinasi input yang sama, kemudian mengalikan nilai output dari dua
fungsi tersebut. Sebagai contoh, jika terdapat dua fungsi boolean f(x,y) = x
+ y dan g(x,y) = x.y maka:
- Untuk kombinasi input (0,0), f(0,0) = 0 dan g(0,0) = 0. Sehingga f(0,0) ×
g(0,0) = 0 × 0 = 0.
- Untuk kombinasi input (0,1), f(0,1) = 1 dan g(0,1) = 0. Sehingga f(0,1) ×
g(0,1) = 1 × 0 = 0.
- Untuk kombinasi input (1,0), f(1,0) = 1 dan g(1,0) = 0. Sehingga f(1,0) ×
g(1,0) = 1 × 0 = 0.
- Untuk kombinasi input (1,1), f(1,1) = 1 dan g(1,1) = 1. Sehingga f(1,1) ×
g(1,1) = 1 × 1 = 1.
Sehingga, fungsi baru h(x,y) = f(x,y) × g(x,y) adalah h(x,y) = 0.
Penjumlahan dan Perkalian Dua Fungsi
Dalam aljabar boolean, penjumlahan dan perkalian dua fungsi boolean memiliki beberapa sifat seperti
distributif, asosiatif, dan komutatif yang sangat berguna dalam penyederhanaan fungsi boolea. Berikut
penjelasan tentang distributif, asosiatif, dan komunikatif :
1 Sifat distributif adalah prinsip di mana operasi matematika dapat didistribusikan atau dibagi menjadi
bagian yang lebih kecil. Contohnya, a x (b + c) = ab + ac, di mana operasi perkalian a dengan penjumlahan b
dan c dapat didistribusikan atau dibagi menjadi dua bagian, yaitu perkalian a dengan b dan a dengan c, lalu
hasilnya dapat dijumlahkan.
2 Sifat asosiatif adalah prinsip di mana urutan pengelompokan operasi matematika tidak mempengaruhi
hasil akhir. Contohnya, a x (b x c) = (a x b) x c, di mana urutan pengelompokan perkalian a dengan perkalian b
dan c dapat diubah tanpa mengubah hasil akhir.
3 Sifat komutatif adalah prinsip di mana urutan bilangan atau variabel dalam operasi matematika
tidak mempengaruhi hasil akhir. Contohnya, a + b = b + a dan a x b = b x a, di mana urutan
penjumlahan atau perkalian dapat diubah tanpa mengubah hasil akhir
Komplemen Fungsi Boolean
a. Hukum I De Morgan
Hukum pertama menyatakan bahwa komplemen perkalian variable
sama dengan jumlah komplemen individu variabelnya.
(x.y)’ = x’ +y’
b. Hukum II De Morgan
Hukum kedua menyatakan bahwa komplemen dari penjumlahan
variable sama dengan perkalian dari komplemen individualnya terhadap
suatu variable.
(x+y)’ = x’. y’
Komplemen Fungsi Boolean
(x1+x2)’ = x1’x2’
Contoh :
Misalkan f (x, y, z ) = x (y’z’ + yz), maka dual dari ekspresi Booleannya adalah
x+(y’+z’) (y+z)
x’ + (y+z) (y’+z’)= f’
Jadi
f’ (x,y,z) = x’ + (y+z) (y’+z’)
Bentuk Kanonik
Setiap suku (term) di dalam ekspresi Boolean mengandung literal yang lengkap,
baik peubahnya tanpa komplemen maupun dengan komplemen. Ada dua macam
bentuk term, yaitu minterm dan maxterm. Suku dalam ekspresi boolean dikatakan
minterm jika ia muncul dalam bentuk x1 x2 … xn dan dikatakan maxterm jika muncul
dalam bentuk x1 + x2 + … + xn dimana xi menyatakan literal xi atau xi'. Penting untuk
diperhatikan bahwa sebuah minterm atau maxterm harus mengandung literal yang
lengkap.
Bentuk kanonik adalah penjumlahan dari satu atau lebih minterm atau
perkalian dari satu atau lebih maxterm. Dalam Aljabar Boolean, Bentuk Kanonik
adalah representasi ekspresi logika yang paling sederhana dan terstandar. Bentuk ini
memungkinkan untuk menyederhanakan dan mengoptimalkan ekspresi logika serta
memudahkan analisis rangkaian logika.
Bentuk Kanonik
Minterm Maxterm
x y z f (x, y, z)
0 0 0 1 mo M0
0 0 1 0 m1 M1
0 1 0 1 m2 M2
0 1 1 0 m3 M3
1 0 0 1 m4 M4
1 0 1 1 m5 M5
1 1 0 0 m6 M6
1 1 1 1 m7 M7
Bentuk Kanonik
Untuk menentukan bentuk kanonik SOP, kita perlu memperhatikan kombinasi nilai-
nilai peubah yang menghasilkan nilai fungsi sama dengan . kombinasi nilai tersebut adalah
001, 100, dan 111. Maka, fungsi Boolean dapat ditulis dalam bentuk kanonik SOP sebagai
berikut:
f ( x, y z) = x’ y’ z + x y’ z + x y z
f ( x, y z) = m1 + m4 + m7 = σ (1, 4, 7)
Untuk menentukan bentuk kanonik POS, kita perlu memperhatikan kombinasi nilai-nilai
peubah yang menghasilkan nilai fungsi sama dengan 0. Kombinasi-nilai tersebut adalah 000,
010, 011, 101, dan 110. Maka, fungsi Boolean dapat ditulis dalam bentuk kanonik POS
sebagai berikut:
f ( x, y z) = (x+y+z) (x+y'+z) (x+y'+z’) (x'+y+z’) (x'+y’+z)
f ( x, y z) = M0 M2 M3 M5 M6 =∏ (0, 2, 3, 5, 6)
Bentuk Kanonik
Cara lain untuk mengekpresikan fungsi Boolean adalah bentuk baku (standard).
Pada bentuk ini, suku-suku yang membentuk fungsi dapat mengandung satu, dua, atau
sejumlah literal. Dua tipe bentuk baku adalah bentuk baku SOP dan bentuk baku POS.
x y z f(x,y,z)
0 0 0 0
0 0 1 1
0 1 0 0
0 1 1 1
1 0 0 1
1 0 1 0
1 1 0 1
1 1 1 0
Contoh Soal Bentuk Baku
Penyelesaian
a. Bentuk baku SOP : Kelompokkan 1
a
Contoh Soal Bentuk Baku
Penyelesaian
a. Bentuk baku POS : Kelompokkan 0
a
Aplikasi Aljabar Boolean
Penyelesaian:
Ada beberapa cara penggambaran rangkaian logika.
a. Cara Pertama
.
Penyederhanaan Fungsi Boolean
Penyelesaian:
𝑓 (𝑥, 𝑦) = 𝑥 (𝑥′ + 𝑦)
= (𝑥 ∙ 𝑥′) + (𝑥 ∙ 𝑦) hukum distributive
= 0 + (𝑥 ∙ 𝑦) hukum komplemen
= 𝑥𝑦 hukum identitas
Penyederhanaan Fungsi Boolean
Dua peubah dalam fungsi boolean adalah x dan y. Baris pada peta
Karnaugh untuk peubah x dan kolom untuk y. Baris pertama diidentifikasi
nilai 0 (menyatakan x’), sedangkan baris kedua dengan 1 (menyatakan x).
Kolom pertama diidentifikasi 0 (menyetakan y’) sedangkan kolom kedua
dengan 1 (menyatakan y).
2. Peta dengan Tiga Peubah
Peta Karnaugh untuk lima peubah dibuat dengan anggapan ada dua buah peta empat
peubah yang disambungkan. Demikian juga untuk enam peubah dianggap ada dua buah peta
empat peubah yang disambungkan. Setiap 'sub-peta' ditandai dengan garis ganda di tengah-
tengahnya. Dua kotak dianggap bertetangga jika secara fisik berdekatan dan merupakan
pencerminan terhadap garis ganda. Contoh peta lima peubah:
Penyederhanaan Fungsi Boolean
Keadaan Don’t care adalah kondisi nilai peubah yang tidak diperhitungkan
oleh fungsinya. Artinya adalah baik nilai 0 atau nilai 1 dari peubah Don’t Care
tidak berpengaruh pada hasil fungsi tersebut. Dalam menyederhanakan fungsi
Boolean dengan K-map yang memuat kondisi Don’t Care ada dua hal penting
yang dijadikan pegangan. Pertama kita anggap semua nilai Don’t Care ( yang
disimbolkan dengan “V” ) sama dengan satu kemudian membentuk kelompok
sebesar mungkin dengan melibatkan angka satu yang lain termasuk tanda “V”
tersebut.
Penyederhanaan Fungsi Boolean
Rangkaian logika hasil minimasi fungsi hanya membutuhkan dua buah kawat
masukan, x dan y, dua buah gerbang AND, sebuah gerbang NOT, dan sebuah
gerbang OR.
Metode Quine-McCluskey
Contoh 7.46
Langkah 1 sampai 5:
Langkah 6 sampai 7:
Bentuk prima yang terpilih adalah:
0,1 yang bersesuaian dengan term w’x’y
0,2,8,10 yang bersesuaian dengan term x’z
10,11,14,15 yang bersesuaian dengan term wy
Semua bentuk prima di atas sudah mencakup semaa minterm dari fungsi Boolean
semula. Dengan demikian, fungsi Boolean hasil penyederhanaan adalah f(w, x, y, z)
= w’x’y+ x’z’ + wy
Contoh 7.46 di atas kurang begitu bagus dalam memberikan ilustrasi metode
Quine-McCluskey. Contoh 7.47 di bawah ini dapat memberikan gambaran metode
untuk kasus yang lebih umum
Contoh 7.47
Langkah 1 sampai 5:
Langkah 6 sampai 7 :
Komplemen Fungsi Boolean
Sampai tahap ini, masih ada dua minterm yang belum tercakup dalam bentuk
pema terpilih, yaitu 7 dan 15. Bentuk prima yang tersisa (tidak terpilih) adalah (6,7), (7,15),
d (11, 15). Dari ketiga kandidat ini, kita pilih bentuk prima (7.15) karena bentuk prima in
mencakup minterm 7 dan 15 sekaligus
Komplemen Fungsi Boolean
Rangkaian logika:
Ragam soal dan Penyelesaian
Contoh 7.49
Implementasikan fungsi F(x,y,z)= (0, 6). Dan hanya gerbang NAND saja?
Penyelesaian:
Peta Karnaugh dari fungsi tersebut adalah:
Fungsi hasil penyerdehanaan: F(x,y,z) = x’y’z’+xyz’. Dengan
menggunakan hukum de morgan, funsi f dapat ditulis sebagai
((x’y’z’)’(xyz’)’)’ = ((x+y+z)(x’+y’+z))’
= (x+y+z)’+(x’+y’+z’)’
= x’y’z+xyz’
Peta Karnaugh:
0 0 0 0 0 1
0 0 0 1 1 0
0 0 1 0 2 1
0 0 1 1 3 0
0 1 0 0 4 1
0 1 0 1 5 0
0 1 1 0 6 1
0 1 1 1 7 0
1 0 0 0 8 1
1 0 0 1 9 0
1 0 1 0 10 X
1 0 1 1 11 X
1 1 0 0 12 X
1 1 0 1 13 X
1 1 1 0 14 X
1 1 1 1 15 X
THANKS
ANY QUESTION?