Anda di halaman 1dari 74

KELOMPOK 3 ALJABAR BOOLEAN

Anggota Kelompok
Dika Rizqi Akbari 1217050039
Muqtada Hasby Abdalla 1227050097
Nabila Lailatanzila 1227050100
Nazwa Hemalia Putri 1227050103
Rafli Pratama Ferdian 1227050111
Reyhan Salman Alhakim 1227050115
Sifa Mutiasya Hendayana P 1227050125
Yusuf Ginanjar 1227050136
Definisi Aljabar Boolean

Aljabar boolean ditemukan oleh George Boole, pada tahun 1854 dimana ia
melihat bahwa himpunan dan logika proposisi mempunyai sifat-sifat yang
serupa. Kemudian aljabro boolean ini dapat diaplikasikan pada beberapa
hal seperti Jaringan saklar,peraga digital dan Integrated circuit.
T
Pendefinisisan aljabar boolean dapat dikatakan secara abstrak dalam
beberapa cara. Cara yang paling umum ialah dengan menspesifikasikan
nya dengan unsur unsur pembentuknya dan operasi-operasi yang
menyertainya, seperti pada pendefinisn dibawah :
Definisi Aljabar Boolean

Misalkan B adalah himpunan yang didefinisikan pada dua operator biner + dan .
, dan juga pada operator uner ‘. Misalkan 0 dan 1 adalah dua elemen yang berbeda
dari B. Maka tupel yang diketahui sebagai berikut : <B,+, - ,’,0,1> disebut aljabar
boolean, jika untuk setiap a,b,c, ∈ B berlaku 4 aksioma berikut :

Identitas Komutatif
•a + 0 = a •a + b = b + a
•a . 1 = a •a . b = b . a

Distributif Komplemen
•a . (b + c) = (a . b) + ( a . c) •a + a’ = 1
• a + (b . c) = (a + b) . (a + c) •a . a = 0
Definisi Aljabar Boolean

Maka ketika seseorang ingin memiliki sebuah Aljabar boolean


terdapat beberapa hal yang harus dipenuhi :

1. elemen-elmen himpunan B,
2. Kaidah/Aturan operasi untuk dua operator biner dan opeator uner.
3. Himpunan B, bersama-sama dengan di operator tersebut, memenuhi
keempat aksiona diatas.

Jika ketiga syarat diatas terpenuhi, maka aljabar tersbut dapat


didefinisikan sebagai aljabar boolean.
Aljabar Boolean Dua-Nilai

Aljabar boolean dua nilai merupakan aljabar boolean yang paling


populer. Berikut contohnya pada aljabar boolean dua nilai :
1. B = { 0,1}
2. Operator biner : + dan - , operator uner : ‘
3. Kaidah Operator biner dan operator uner sebagai berikut :

4. Dapat disimpulkan bahwa ke-empat aksioma diatas dapat terpenuhi.


Ekspresi Boolean

Ekspresi boolean dibentuk dari elemen B dan, atau dari peubah -peubah yang
dapat dikobinasikan satu sama lain dengan operator + , . , ‘. Dan berikut
merupakan contoh dari ekspresi boolean , sebagai berikut :
▪ 0
▪ 1
▪ a
▪ b
▪ a+b T
▪ a.b
▪ a’. (b+c)
▪ a . b’ + a . b . c’ + b’ dan sebagainya.
Ekpresi boolean yang mengandung n peubah dinamakan ekspresi boolean bagi
n peubah. Mengevaluasi ekspresi boolean artinya memberikan nilai pada
peubah-peubah di dalam ekspresi terebut dengan elemen-elemen di dalam B.
Prinsip Dualitas

Prinsip dualitas menyatakan bahwa


dalam aljabar Boolean, dua konsep yang
berbeda seperti operator logika dan nilai
kebenaran dapat dipertukarkan satu sama
lain, namun tetap menghasilkan jawaban
yang benar atau hasil yang setara.
Prinsip dualitas membantu dalam
menyederhanakan ekspresi atau pernyataan
dalam aljabar Boolean dengan memanfaatkan
kesamaan/kesetaraan dan pertukaran yang
valid antara operator logika dan nilai
kebenaran yang berlawanan.
Prinsip Dualitas
Di dalam aljabar Boolean banyak ditemukan kesamaan (identity)
yang dapat diperoleh dari kesamaan lainnya, misalnya pada dua
aksioma distributif berikut ini :
1 a (b + c) = a ∙ b + a ∙ c Misalkan S adalah sebuah kesamaan (identity)
dalam aljabar Boolean yang melibatkan operator
penjumlahan (+), perkalian (⋅), dan operator
2 komplemen. S*menggantikan operator dan
a + b ∙ c = (a + b) (a + c) operand dalam S dengan operator dan operand
yang berlawanan, S* akan menjadi dual dari S
Aksioma yang kedua diperoleh dari dan memiliki hasil yang setara atau benar.
aksioma pertama dengan cara
mengganti (∙) dengan (+) dan
mengganti (+) dengan (∙) Prinsip
tersebut dinyatakan sebagai prinsip
dualitas
Contoh Prinsip Dualitas

Tentukan dual dari

1 a+0=a 2
(a . 0)+(1 + a’) = 1

3
(a + b)(b + a)=a’.b’

Penyelesaian

1 a.1=a 2
(a + 0)(1 . a’) = 0

3
(a . b)+(b . a)=a’+b’
Hukum-Hukum Aljabar Boolean

Hukum yang (ii) dari setiap


hukum di atas merupakan
dual dari hukum yang (i).
Dalam dualitas ini, hukum
yang kedua diperoleh
dengan menggantikan
operator logika dan nilai
kebenaran dalam hukum
pertama dengan operator
logika yang berlawanan dan
nilai kebenaran yang
berlawanan pula
Hukum-hukum Aljabar Boolean

Berikut ini merupakan contoh pembuktian


hukum-hukum aljabar boolean :

Buktikan a + a’b = a + b dan a(a’+b) = ab


adalah benar

Penyelesaian a + a’b = (a + ab) + a’b (Hukum Penyerapan)


= a + (ab + a’b) (Hukum Asosiatif)
= a + (a + a’)b (Hukum Distributif
= a + 1.b (Hukum Komplemen)
=a+b (Hukum Identitas)
Fungsi Boolean
Fungsi Aljabar Boolean adalah fungsi matematis yang mengambil input
boolean dan menghasilkan output boolean. Fungsi boolean di sebut juga
dengan fungsi bilangan biner karna memiliki nilai 1 (Benar) dan 0 (salah).
Fungsi boolean digunakan dalam berbagai bidang, termasuk logika
komputasi, perancangan rangkaian digital, pemrograman, dan analisis sistem.

Dalam Aljabar Boolean, variable x disebut peubah Boolean. Fungsi Boolean


adalah ekspresi yang dibentuk dari peubah Boolean melalui operasi
penjumlahan, perkalian, atau komplemen. Contoh :

1. f(x) = x
2. f(x,y) = x’y + x x
3. g(x,y,z) = (x + y)’ + xyz’
Fungsi Boolean
Contoh di bawah ini merupakan tabel kebenaran
untuk f(x,y,z) = xyz’ + x
1. Fungsi Boolean
dapat dinyatakan dalam
bentuk tabel kebenaran.
Tabel kebenaran adalah
suatu tabel yang
menyatakan seluruh
kemungkinan nilai
peubah dari fungsinya.

Jika sebuah fungsi Boolean tidak unik dalam representasi ekspresinya, dapat
menemukan ekspresi Boolean lainnya yang menspesifikasikan dengan melakukan
manipulasi aljabar terhadap ekspresi Boolean dengan menggunakan hukum-
hukum aljabar Bolean untuk menghasilkan bentuk yang ekivalen
Penjumlahan dan Perkalian Dua Fungsi
Penjumlahan dan perkalian dua fungsi boolean adalah operasi matematika dasar
dalam aljabar boolean. Dalam matematika boolean, penjumlahan dilambangkan
dengan tanda (+) dan perkalian dilambangkan dengan tanda (×) atau (.) dan keduanya
dapat diterapkan pada dua atau lebih fungsi boolean.
Penjumlahan dua fungsi boolean dilakukan dengan mengabungkan setiap kombinasi
input yang sama, kemudian menjumlahkan nilai output dari dua fungsi tersebut.

Contoh :
- Untuk kombinasi input (0,0), f(0,0) = 0 dan g(0,0) = 0. Sehingga f(0,0) + g(0,0) = 0 + 0 = 0.
- Untuk kombinasi input (0,1), f(0,1) = 1 dan g(0,1) = 0. Sehingga f(0,1) + g(0,1) = 1 + 0 = 1.
- Untuk kombinasi input (1,0), f(1,0) = 1 dan g(1,0) = 0. Sehingga f(1,0) + g(1,0) = 1 + 0 = 1.
- Untuk kombinasi input (1,1), f(1,1) = 1 dan g(1,1) = 1. Sehingga f(1,1) + g(1,1) = 1 + 1 = 2.
Sehingga, fungsi baru h(x,y) = f(x,y) + g(x,y) adalah h(x,y) = x + y + x.y.
Penjumlahan dan Perkalian Dua Fungsi
Perkalian dua fungsi boolean dilakukan dengan mengalikan setiap
kombinasi input yang sama, kemudian mengalikan nilai output dari dua
fungsi tersebut. Sebagai contoh, jika terdapat dua fungsi boolean f(x,y) = x
+ y dan g(x,y) = x.y maka:
- Untuk kombinasi input (0,0), f(0,0) = 0 dan g(0,0) = 0. Sehingga f(0,0) ×
g(0,0) = 0 × 0 = 0.
- Untuk kombinasi input (0,1), f(0,1) = 1 dan g(0,1) = 0. Sehingga f(0,1) ×
g(0,1) = 1 × 0 = 0.
- Untuk kombinasi input (1,0), f(1,0) = 1 dan g(1,0) = 0. Sehingga f(1,0) ×
g(1,0) = 1 × 0 = 0.
- Untuk kombinasi input (1,1), f(1,1) = 1 dan g(1,1) = 1. Sehingga f(1,1) ×
g(1,1) = 1 × 1 = 1.
Sehingga, fungsi baru h(x,y) = f(x,y) × g(x,y) adalah h(x,y) = 0.
Penjumlahan dan Perkalian Dua Fungsi
Dalam aljabar boolean, penjumlahan dan perkalian dua fungsi boolean memiliki beberapa sifat seperti
distributif, asosiatif, dan komutatif yang sangat berguna dalam penyederhanaan fungsi boolea. Berikut
penjelasan tentang distributif, asosiatif, dan komunikatif :
1 Sifat distributif adalah prinsip di mana operasi matematika dapat didistribusikan atau dibagi menjadi
bagian yang lebih kecil. Contohnya, a x (b + c) = ab + ac, di mana operasi perkalian a dengan penjumlahan b
dan c dapat didistribusikan atau dibagi menjadi dua bagian, yaitu perkalian a dengan b dan a dengan c, lalu
hasilnya dapat dijumlahkan.

2 Sifat asosiatif adalah prinsip di mana urutan pengelompokan operasi matematika tidak mempengaruhi
hasil akhir. Contohnya, a x (b x c) = (a x b) x c, di mana urutan pengelompokan perkalian a dengan perkalian b
dan c dapat diubah tanpa mengubah hasil akhir.

3 Sifat komutatif adalah prinsip di mana urutan bilangan atau variabel dalam operasi matematika
tidak mempengaruhi hasil akhir. Contohnya, a + b = b + a dan a x b = b x a, di mana urutan
penjumlahan atau perkalian dapat diubah tanpa mengubah hasil akhir
Komplemen Fungsi Boolean

merujuk pada operasi


untuk mengubah nilai
kebenaran (negasi) atau
pembalikan nilai Boolean yang
memiliki nilai benar (TRUE)
atau salah (FALSE).
Komplemen Fungsi Boolean

komplementasi fungsi Boolean juga dapat digunakan pada operasi logika


Boolean seperti AND, OR, dan XOR.

Fungsi Komplemen berguna untuk melakukan penyederhanaan fungsi


Boolean.

Fungsi komplemen dari suatu f yaitu f’

Pada dasarnya terdapat dua cara untuk memperoleh fungsi


komplemen diantaranya adalah dengan menggunakan hukum De Morgan
serta penerapan prinsip Dualitas.
Komplemen Fungsi Boolean

1 Menggunakan Hukum De Morgen

Hukum de Morgan merupakan


sepasang hukum dalam logika
Boolean yang menyatakan
hubungan antara operasi logika
negasi ( NOT ) dengan operasi
logika konjungsi ( AND) dan
diskonjungsi (OR)
Komplemen Fungsi Boolean

a. Hukum I De Morgan
Hukum pertama menyatakan bahwa komplemen perkalian variable
sama dengan jumlah komplemen individu variabelnya.

(x.y)’ = x’ +y’

b. Hukum II De Morgan
Hukum kedua menyatakan bahwa komplemen dari penjumlahan
variable sama dengan perkalian dari komplemen individualnya terhadap
suatu variable.

(x+y)’ = x’. y’
Komplemen Fungsi Boolean

Hukum De Morgan untuk dua buah peubah x1 dan x2 adalah

(x1+x2)’ = x1’x2’

Dan dualnya adalah :

(x1 x2)’ = x1’+x2’


Komplemen Fungsi Boolean

Hukum De Morgan untuk tiga buah peubah, x1, y2, z3 adalah

(x1 + y2 + z3)’ = (x1+ y)’, yang dalam hal ini y = x2+x3


= x1’y’
= x1’ ( x2 + x3)’
= x1’ x2’ x3’
Dan dualnya adalah :

(x1. y2. z3)’ = x1’ + y2’ + z3’


Komplemen Fungsi Boolean
Hukum De Morgen untuk n buah peubah, x1’, x2’, …,
xn, adalah

(x1 + x2+ … + xn)’ = x1’ x2’ … xn’

Dan dualnya adalah :

( x1 x2 … xn)’ = x1’+ x2’+ … + xn’


Komplemen Fungsi Boolean

2 Menggunakan Prinsip Dualitas

Prinsip Dualitas dalam aljabar Boolean


menyatakan bahwa setiap pernyataan atau
ekspresi dalam aljabar Boolean dapat
dinyatakan secara dualnya dengan menukar
operator OR (atau) denngan operator AND
(dan), dan operator AND (dan) dengan
operator OR (Atau),
Komplemen Fungsi Boolean

Contoh :

Misalkan f (x, y, z ) = x (y’z’ + yz), maka dual dari ekspresi Booleannya adalah
x+(y’+z’) (y+z)

Komplemenkan tiap literal dari dual diatas menjadi

x’ + (y+z) (y’+z’)= f’

Jadi
f’ (x,y,z) = x’ + (y+z) (y’+z’)
Bentuk Kanonik

Setiap suku (term) di dalam ekspresi Boolean mengandung literal yang lengkap,
baik peubahnya tanpa komplemen maupun dengan komplemen. Ada dua macam
bentuk term, yaitu minterm dan maxterm. Suku dalam ekspresi boolean dikatakan
minterm jika ia muncul dalam bentuk x1 x2 … xn dan dikatakan maxterm jika muncul
dalam bentuk x1 + x2 + … + xn dimana xi menyatakan literal xi atau xi'. Penting untuk
diperhatikan bahwa sebuah minterm atau maxterm harus mengandung literal yang
lengkap.
Bentuk kanonik adalah penjumlahan dari satu atau lebih minterm atau
perkalian dari satu atau lebih maxterm. Dalam Aljabar Boolean, Bentuk Kanonik
adalah representasi ekspresi logika yang paling sederhana dan terstandar. Bentuk ini
memungkinkan untuk menyederhanakan dan mengoptimalkan ekspresi logika serta
memudahkan analisis rangkaian logika.
Bentuk Kanonik

Ada dua jenis bentuk kanonik yang


umum digunakan dalam Aljabar
Boolean:

1. Bentuk Kanonik Disjungtif

2. Bentuk Kanonik Konjungtif


Bentuk Kanonik

1. Bentuk Kanonik Disjungtif

Ekspresi logika direpresentasikan sebagai penjumlahan (disjungsi) dari beberapa


kelompok produk (konjungsi). Setiap kelompok produk terdiri dari variabel atau
komplementasi variabel yang dikalikan bersama. Misalkan terdapat tiga variabel x, y,
dan z. Bentuk Kanonik Disjungtif untuk fungsi logika f dapat ditulis sebagai:

f (x, y, z )=x' y' z+x y' z'+x y z


Bentuk Kanonik

2. Bentuk Kanonik Konjungtif

Ekspresi logika direpresentasikan sebagai perkalian (konjungsi) dari


beberapa kelompok penjumlahan (disjungsi). Setiap kelompok penjumlahan
terdiri dari variabel atau komplementasi variabel yang dijumlahkan bersama.
Misalkan terdapat tiga variabel x, y, dan z. Bentuk Kanonik Konjungtif untuk
fungsi logika f dapat ditulis sebagai:

f (x, y, z ) = ( x + y + z) ( x + y’ + z) ( x+ y’ + z’) ( x’ + y + z)( x’ + y’ + z)


Bentuk Kanonik

Minterm Maxterm
x y z f (x, y, z)

0 0 0 1 mo M0
0 0 1 0 m1 M1
0 1 0 1 m2 M2
0 1 1 0 m3 M3
1 0 0 1 m4 M4
1 0 1 1 m5 M5
1 1 0 0 m6 M6
1 1 1 1 m7 M7
Bentuk Kanonik

Untuk menentukan bentuk kanonik SOP, kita perlu memperhatikan kombinasi nilai-
nilai peubah yang menghasilkan nilai fungsi sama dengan . kombinasi nilai tersebut adalah
001, 100, dan 111. Maka, fungsi Boolean dapat ditulis dalam bentuk kanonik SOP sebagai
berikut:
f ( x, y z) = x’ y’ z + x y’ z + x y z
f ( x, y z) = m1 + m4 + m7 = σ (1, 4, 7)
Untuk menentukan bentuk kanonik POS, kita perlu memperhatikan kombinasi nilai-nilai
peubah yang menghasilkan nilai fungsi sama dengan 0. Kombinasi-nilai tersebut adalah 000,
010, 011, 101, dan 110. Maka, fungsi Boolean dapat ditulis dalam bentuk kanonik POS
sebagai berikut:
f ( x, y z) = (x+y+z) (x+y'+z) (x+y'+z’) (x'+y+z’) (x'+y’+z)
f ( x, y z) = M0 M2 M3 M5 M6 =∏ (0, 2, 3, 5, 6)
Bentuk Kanonik

Fungsi Boolean dalam bentuk kanonik SOP (Sum-of-Products)


dapat diubah menjadi bentuk kanonik POS (Product-of-Sums)
menggunakan hukum De Morgan. Hukum De Morgan terdiri dari dua
aturan yang umum digunakan. Aturan pertama menyatakan bahwa
komplementasi dari konjungsi dua atau lebih variabel sama dengan
penjumlahan dari komplemennya secara terpisah. Aturan kedua
menyatakan bahwa komplementasi dari penjumlahan dua atau lebih
variabel sama dengan perkalian dari komplemennya secara terpisah.
Bentuk Kanonik
Misalkan f adalah fungsi boolean dalam bentuk SOP dengan 3 peubah:
f(x, y, z) = σ (1, 4, 5, 6, 7)
f’(x,y,z) = σ (0,2,3) = m0 + m2 + m3
Dengan menggunakan hukum De Morgan, kita dapa mengubah fungsi f' menjadi
bentuk POS:
f’(x,y,z) = ( f’(x,y,z) ) = (m0 + m2 + m3)’
= m0'. m2'. m3’
= (x' y' z’)’ (x' y z’) (x' y z)’
= (x+y+z) (x+y’+z) (x+y'+z’)
= M0 M2 M3
= ∏ (0, 2, 3)
Bentuk Baku

Cara lain untuk mengekpresikan fungsi Boolean adalah bentuk baku (standard).
Pada bentuk ini, suku-suku yang membentuk fungsi dapat mengandung satu, dua, atau
sejumlah literal. Dua tipe bentuk baku adalah bentuk baku SOP dan bentuk baku POS.

Bentuk baku SOP Bentuk baku POS


merupakan salah satu bentuk umum
bentuk baku SOP ini fungsi
yang mana dalam bentuk POS ini fungsi
Boolean direprentasikan
Boolean direpresentasikan sebagai
sebagai penjumlahan (OR) dari
perkalian (AND) dari beberapa kelompok
beberapa kelompok konjugsi
diskungsi (OR) yang saling berbeda
(AND) yang saling berbeda.
Bentuk Baku

Perbedaan antara bentuk kanonik dan


bentuk baku terdapat pada bentuk kanonik
setiap term harus mengandung literal
lengkap, sedangkan pada bentuk baku
setiap term tidak harus mengandung literal
lengkap.
Contoh Soal Bentuk Baku

Tentukan bentuk sederhana dari fungsi Boolean yang merepresentasikan table


kebenaran berikut dalam bentuk baku SOP dan bentuk baku POS

x y z f(x,y,z)

0 0 0 0

0 0 1 1

0 1 0 0

0 1 1 1

1 0 0 1

1 0 1 0

1 1 0 1

1 1 1 0
Contoh Soal Bentuk Baku

Penyelesaian
a. Bentuk baku SOP : Kelompokkan 1

a
Contoh Soal Bentuk Baku

Penyelesaian
a. Bentuk baku POS : Kelompokkan 0

a
Aplikasi Aljabar Boolean

Pengaplikasian Aljabar Boolean sangatlah luas dalam bidang


keteknikan

Contoh nya yaitu dalam sirkuit elektronik. Dalam


pengaplikasiannya membutuhkan gerbang logika. Ada berbagai
macam gerbang logika, dari gerbang dasar yaitu, AND, OR dan
NOT. Serta ada empat gerbang turunun, yaitu gerbang NAND,
NOR, XOR, dan XNOR.
Contoh :
Nyatakan fungsi (x, y, z) = xy + x’y ke dalam rangkaian logika

Penyelesaian:
Ada beberapa cara penggambaran rangkaian logika.

a. Cara Pertama

.
Penyederhanaan Fungsi Boolean

Penyederhanaan Fungsi Boolean Secara Aljabar

Jumlah literal di dalam sebuah fungsi Boolean dapat


diminimumkan dengan trik manipulasi aljabar. Tidak ada
urutan khusus yang harus diikuti yang akan menjamin menuju
ke jawaban akhir. Metode yang tersedia adalah prosedur cut-
and-try uang memanfaatkan postulat, hukum-hukum dasar
dan metode manipulasi lain yang sudah dikenal.
a. 𝑓 (𝑥, 𝑦) = 𝑥 + (𝑥′𝑦)
penyelesaian:
𝑓 (𝑥, 𝑦) = 𝑥 + (𝑥′𝑦)
= (𝑥 + 𝑥′)(𝑥 + 𝑦) hukum distributive
= 1 (𝑥 + 𝑦) hukum komplemen
= 𝑥 + 𝑦 hukum identitas
b. 𝑓 (𝑥, 𝑦) = 𝑥(𝑥′ + 𝑦)

Penyelesaian:
𝑓 (𝑥, 𝑦) = 𝑥 (𝑥′ + 𝑦)
= (𝑥 ∙ 𝑥′) + (𝑥 ∙ 𝑦) hukum distributive

= 0 + (𝑥 ∙ 𝑦) hukum komplemen

= 𝑥𝑦 hukum identitas
Penyederhanaan Fungsi Boolean

Metode Peta Karnaugh


Peta karnaugh adalah sebuah diagram yang terbentuk dari
kotak-kotak tiap kotak merepresentasikan minterm. Tiap kotak
dikatakan bertetangga jika minterm-minterm yang
merepresentasikannya berbeda hanya 1 buah litaral. Peta Karnaugh
dapat dibentuk dari fungsi boolean yang dispesifikasikan dengan
ekspresi boolean maupun fungsi yang dipresentasikan dengan tabel
kebenaran.
1. Peta Karnaugh Dua Peubah

Dua peubah dalam fungsi boolean adalah x dan y. Baris pada peta
Karnaugh untuk peubah x dan kolom untuk y. Baris pertama diidentifikasi
nilai 0 (menyatakan x’), sedangkan baris kedua dengan 1 (menyatakan x).
Kolom pertama diidentifikasi 0 (menyetakan y’) sedangkan kolom kedua
dengan 1 (menyatakan y).
2. Peta dengan Tiga Peubah

Fungsi Boolean dengan tiga peubah memiliki jumlah kotak 23 = 8. Baris


pada peta Karnaugh untuk peubah x dan kolom untuk peubah yz. Perhatikan
urutan mi-nya, urutan disusun sedemikian rupa sehingga setiap dua kotak yang
bertetangga hanya berbeda 1 bit.
3. Peta Karnaugh Empat Peubah

Empat peubah dalam fungsi boolean adalah w, x, y, z. Jumlah kotak menjadi


16 buah. Perhatikan urutan mi-nya. Baris pada peta karnaugh untuk peubah wx
dan kolom untuk peubah yz.
4. Peta Karnaugh Lima Peubah

Peta Karnaugh untuk lima peubah dibuat dengan anggapan ada dua buah peta empat
peubah yang disambungkan. Demikian juga untuk enam peubah dianggap ada dua buah peta
empat peubah yang disambungkan. Setiap 'sub-peta' ditandai dengan garis ganda di tengah-
tengahnya. Dua kotak dianggap bertetangga jika secara fisik berdekatan dan merupakan
pencerminan terhadap garis ganda. Contoh peta lima peubah:
Penyederhanaan Fungsi Boolean

Edisi Don’t Care

Keadaan Don’t care adalah kondisi nilai peubah yang tidak diperhitungkan
oleh fungsinya. Artinya adalah baik nilai 0 atau nilai 1 dari peubah Don’t Care
tidak berpengaruh pada hasil fungsi tersebut. Dalam menyederhanakan fungsi
Boolean dengan K-map yang memuat kondisi Don’t Care ada dua hal penting
yang dijadikan pegangan. Pertama kita anggap semua nilai Don’t Care ( yang
disimbolkan dengan “V” ) sama dengan satu kemudian membentuk kelompok
sebesar mungkin dengan melibatkan angka satu yang lain termasuk tanda “V”
tersebut.
Penyederhanaan Fungsi Boolean

Edisi Don’t Care


Kedua semua nilai yang bersimbol “V” yang tidak termasuk dalam
kelompok tersebut kita anggap bernilai nol. Dengan cara ini semua keadaan
yang bersimbol “V” telah dimanfaatkan semaksimal mungkin. Kita boleh
melakukannya secara bebas sebab keadaan Don’t Care dapat diperlakukan
sebagai 0 atau 1 terserah pada kebutuhan kita. Minimisasi fungsi Boolean
berikut (hasil penyederhanaan dalam bentuk baku SOP f(w, x, y, z) = S (1, 3, 7,
11, 15) dengan kondisi don’t care adalah d(w, x, y, z) = Ó (0, 2, 5).
Peta Karnaugh dari fungsi tersebut di atas adalah

Hasil penyederhanaan dalam bentuk SOP adalah : f(w, x, y, z) = yz + w’z


Penyederhanaan Rangkaian Logika

Penyederhanaan Fungsi Boolean Secara Aljabar

Teknik minimisasi fungsi Boolean dengan Peta Karnaugh


mempunyai terapan yang sangat penting dalam
menyederhanakan rangkaian logika. Penyerderhanaan rangkaian
dapat mengurangi jumlah gerbang logika yang digunakan,
bahkan dapat mengurangi jumlah kawat masukan. Contohnya,
yaitu :
Minimasi dengan menggunakan Peta Karnaugh sebagai berikut :
Fungsi Boolean hasil minimasi adalah f(x, y, z) = x’y + xy’ , dan rangkaian logikanya
ditunjukkan berikut ini.

Rangkaian logika hasil minimasi fungsi hanya membutuhkan dua buah kawat
masukan, x dan y, dua buah gerbang AND, sebuah gerbang NOT, dan sebuah
gerbang OR.
Metode Quine-McCluskey

Metode peta Karnaugh hanya cocok


digunakan jika fungsi Boolean mempuny jumlah
peubah paling banyak 6 buah. Jika jumlah
peubah yang terlibat pada sum fungsi Boolean
lebih dari 6 buah maka penggunaan peta
Karnaugh menjah semakin rumit, sebab ukuran
peta bertambah besar. Selain itu, metode pra
Kamaugh lebih sulit diprogram dengan komputer
karena diperlukan pengamat visual untuk
mengidentifikasi minterm-minterm yang akan
dikelompokkan.
Metode Quine-McCluskey

Untuk itu diperlukan metode


penyederhanaan yang lain yang dapat
diprogram dan dat digunakan untuk
fungsi Boolean dengan sembarang
jumlah peubah. Metode altema
tersebut adalah metode Quine-
McCluskey yang dikembangkan oleh
W.V. Quie dan EJ. McCluskey
pada tahun 1950.
Bentuk Kanonik
Langkah-langkah metode Quine-McCluskey untuk menyederhanakan eksp Boolean
dalam bentuk SOP adalah sebagai berikut:
1. Nyatakan tiap minterm dalam n peubah menjadi string bit yang panjangnya n, yang
dalam hal ini peubah komplemen dinyatakan dengan "0", peubah yang bukan
komplemen dengan '1’.
2. Kelompokkan tiap minterm berdasarkan jumlah '1' yang dimilikinya.
3. Kombinasikan minterm dalam n peubah dengan kelompok lain yang jumlah I'-nya
berbeda satu, sehingga diperoleh bentuk prima (prime-implicant) yang terdiri
darin-1 peubah. Minterm yang dikombinasikan diberi tanda “√”.
4. Kombinasikan minterm dalam n- 1 peubah dengan kelompok lain yang jumlah 1'-
nya berbeda satu, sehingga diperoleh bentuk prima yang terdiri dari n-2 peubah
Bentuk Kanonik
5. Teruskan langkah 4 sampai diperoleh bentuk prima yang sesederhana mungkin
6. Ambil semua bentuk prima yang tidak bertanda "V". Buatlah tabel baru yang
memperlihatkan minterm dari ekspresi Boolean semula yang dicakup oleh bentuk prima
tersebut (tandai dengan "x"). Setiap minterm harus dicakup oleh paling sedikit satu buah
bentuk prima
7. Pilih bentuk prima yang memiliki jumlah literal paling sedikit namun mencakup sebanyak
mungkin minterm dari ekspresi Boolean semula. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
berikut:
a) Tandai kolom-kolom yang mempunyai satu buah tanda "x" dengan tanda lalu beri
tanda "√" di sebelah kiri bentuk prima yang berasosiasi dengan tanda "*" tersebut.
Bentuk prima ini telah dipilih untuk fungsi Boolean sederhana.
b) Untuk setiap bentuk prima yang telah ditandai dengan "√", beri tanda minterm yang
dicakup oleh bentuk prima tersebut dengan tanda "√" (di baris bawah setelah ‘*’).
c)Periksa apakah masih ada minterm yang belum dicakup oleh bentuk prima terpilih.
Jika ada, pilih dari bentuk prima yang tersisa yang mencakup sebanyak mungkin
minterm tersebut. Beri tanda bentuk prima yang dipilih itu serta minterm yang
dicakupnya
d)Ulangi langkah c sampai seluruh ininterm sudah dicakup oleh semua bentuk prima.
Komplemen Fungsi Boolean
Metode Quine McCluskey biasanya digunakan untuk menyederhanakan
fungsi Boolean Mehingga juga dapat digunakan untuk ekspresi dalam bentuk POS
yang ekspresinya dalam bentuk SOP, namun metode ini dapat dimodifikasi
Contoh 7.46 dan Contoh 7.47 berikut mengilustrasikan
penggunaan metode McCluskey untuk
menyederhanakan fungsi Boolean dalam bentuk SOP

Contoh 7.46
Langkah 1 sampai 5:
Langkah 6 sampai 7:
Bentuk prima yang terpilih adalah:
0,1 yang bersesuaian dengan term w’x’y
0,2,8,10 yang bersesuaian dengan term x’z
10,11,14,15 yang bersesuaian dengan term wy

Semua bentuk prima di atas sudah mencakup semaa minterm dari fungsi Boolean
semula. Dengan demikian, fungsi Boolean hasil penyederhanaan adalah f(w, x, y, z)
= w’x’y+ x’z’ + wy

Contoh 7.46 di atas kurang begitu bagus dalam memberikan ilustrasi metode
Quine-McCluskey. Contoh 7.47 di bawah ini dapat memberikan gambaran metode
untuk kasus yang lebih umum
Contoh 7.47

Langkah 1 sampai 5:
Langkah 6 sampai 7 :
Komplemen Fungsi Boolean
Sampai tahap ini, masih ada dua minterm yang belum tercakup dalam bentuk
pema terpilih, yaitu 7 dan 15. Bentuk prima yang tersisa (tidak terpilih) adalah (6,7), (7,15),
d (11, 15). Dari ketiga kandidat ini, kita pilih bentuk prima (7.15) karena bentuk prima in
mencakup minterm 7 dan 15 sekaligus
Komplemen Fungsi Boolean

Sekarang, semua minterm sudah mencakup dalam bentuk


primah terpilih. Bentuk prima yang terpilih adalah:
1,9 yang bersesuaian dengan term w’x’y
4,6 yang bersesuaian dengan term w’xz’
7,15 yang bersesuaian dengan term xyz
8,9,110,11 yang bersesuaian dengan term wx’
Ragam soal dan Penyelesaian
Contoh 7.48
Majority gate merupakan sebuah rangkaian digital yang keluarannya sama dengan 1 jika
mayoritas masukannya bernilai 1. Keluaran sama dengan 0 jika tidak memenuhi hal tersebut
di atas. Dengan bantuan tabelA kebenaran, carilah fungsi Boolean yang diimplementasikan
dengan 3-input majority gate. Sederhanakan fungsinya, lalu gambarkan rangkaian
logikanya?

Penyelesaian: Tabel kebenaran majority gate dari tiga peubah diperlihatkan


pada Tabel 7.17. x y z F(x,y,z)
0 0 0 0
0 0 1 0
0 1 0 0
0 1 1 1
1 0 0 0
1 0 1 1
1 1 0 1
1 1 1 1
Peta karanaugh dari table berikut dan ranggkaian logikanya ditunjukkan berikut ini:

Rangkaian logika:
Ragam soal dan Penyelesaian

Contoh 7.49
Implementasikan fungsi F(x,y,z)= (0, 6). Dan hanya gerbang NAND saja?

Penyelesaian:
Peta Karnaugh dari fungsi tersebut adalah:
Fungsi hasil penyerdehanaan: F(x,y,z) = x’y’z’+xyz’. Dengan
menggunakan hukum de morgan, funsi f dapat ditulis sebagai

(periksalah bahwa ((x’y’z’)’(xyz’)’)’ dapat dikembalikan menjadi x’y’z’


+ xyz’, yaitu

((x’y’z’)’(xyz’)’)’ = ((x+y+z)(x’+y’+z))’
= (x+y+z)’+(x’+y’+z’)’
= x’y’z+xyz’
Peta Karnaugh:

Fungsi hasil penyerdehanaan: F(a0 a1 a2 a3) = a3’


A0 A1 A2 A3 Decimal F(a0 a1 a2 a3)

0 0 0 0 0 1

0 0 0 1 1 0

0 0 1 0 2 1

0 0 1 1 3 0

0 1 0 0 4 1

0 1 0 1 5 0

0 1 1 0 6 1

0 1 1 1 7 0

1 0 0 0 8 1

1 0 0 1 9 0

1 0 1 0 10 X

1 0 1 1 11 X

1 1 0 0 12 X

1 1 0 1 13 X

1 1 1 0 14 X

1 1 1 1 15 X
THANKS
ANY QUESTION?

Anda mungkin juga menyukai