Bab VI
ALJABAR BOOLEAN
Set (himpunan) dan proposisi mempunyai sifat-sifat yang sama, yaitu memenuhi
hukum-hukum yang identik. Hukum-hukum tersebut digunakan untuk mendefinisikan
suatu struktur matematika, abtrak yang disebut aljabar boolean, yaitu suatu aljabar yang
ditulis oleh ahli matematika Geoge Boole (1813 - 1864).
Misalkan B suatu set tak kosong, dengan dua dasar operasi + dan *, operasi masing-
masing, dan dua elemen yang berbeda yaitu 0 dan 1. Maka B disebut aljabar Boolean
jika aksioma-aksioma berikut dipenuhi, misalkan a, b, c sembarang elemen anggota set
B, maka :
( 1a ) a+b = b+a , Hukum Komutatip
( 1b ) a*b = b*a
( 2a ) a+(b*c) = (a+b)*(a+c) , Hukum Distributip
2
( 2b ) a*(b+c) = (a*b)+(a*c)
( 3a ) a + 0 = a , Hukum Identitas
( 3b ) a * 1 = a
( 4a ) a + a1 = 1 , Hukum Komplemen
( 4b ) a + a1 = 0
+ 1 0 * 1 0
1 1 1 1 1 0
0 1 0 0 0 0
( b ) Misalkan C suatu himpunan dari set yang tutup di bawah operasi union,
3
intersection (irisan) dan komplemen. Maka C adalah aljabar Boolean, dengan set
kosong ∅ sebagai elemen nolnya dan set universal U sebagai elemen satuannya.
( c ) Misalkan D70 = 1, 2, 5, 7, 10, 14, 35, 70 yaitu elemen-elemen pembagi 70.
1
Definisikan +, * dan pada D70 sebagai :
a + b = Lcm ( a, b ) dan a * b = gcd ( a, b )
a1 = 70 / a
Maka D70 adalah suatu aljabar Boolean dengan 1 Sebagai elemen nol dan 70
sebagai elemen satuan
6.2 Duality
Dual dari sembarang statemen dalam suatu aljabar Boolean B adalah suatu
statemen yang didapat dengan mempertukarkan operasi + dan * dan juga elemen
identitas 0 dan 1 pada statemen asalnya. Sebagai contoh, dual dari :
( 1 + a ) * ( b + 0 ) = b dualnya
(0*a)+(b*1) = b
4
Perhatikan aksioma-aksioma simetri dalam aljabar Boolean B, yaitu dual dari set
aksioma-aksioma pada B adalah sama dengan set aksioma-aksioma asalnya.
Teorema 6-1 (Prinsip duality) ; Dual dari suatu teorema dalam suaatu aljabar Boolean
adalah juga suatu teorema.
Dengan kata lain, jika suatu statmen adalah suatu konsekuensi dari suatu aksioma dari
aljabar Boolean, maka dualnya juga suatu konsekuensi dari aksioma tersebut karena
statmen dual dapat dibuktikan dengan menggunakan dual dari tiap langkah pembuktian
dari statmen awal.
Tugas 6-2 : Tuliskan dual dari masing-masing persamaan Boole berikut :
a. a (a’ + b) = ab c. (a + b) (b + c) = ac + b
b. (a + 1) (a + 0) = a d. a + a’b = a + b
( iii ) O1 = 1 dan 11 = 0
Tugas 6.3 : Buktikan teorema, misalnya : a sembarang eleman dalam aljabar Boole B
1. Fundamental product (perkalian dasar) adalah perkalian dua atau lebih variabel-
variabel (elemen-elemen) himpunan Boolean yang tidak mempunyai atau memiliki
(memuat) variabel yang sama atau komplemennya. Yang dimaksud dengan perkalian
adalah dengan perkalian : * atau ^, sebagai contoh :
xyz1, x1y1z, y1z1 fundamental product.
xyx1, yy1z, yzz1, bukan fundamental product.
2. Ekspresi Boolean ( E ) adalah satu atau jumlah dari dua atau lebih fundamental
product. Yang dimaksud dengan jumlah adalah operasi + atau V, sebagai contoh ;
E1 = xy + x1yz + x1y1z
E2 = xyz + x1y1z1 + x1yz
Ekspresi Boolean E dikatakan dalam bentuk dnf (disjuntive normal form), jika E
adalah satu atau lebih fundamental product, dimana tidak ada suku yang satu didalam
(termasuk) suku yang lain sebagai contoh :
E1 = xz1 + x1yz1 + xy1z , bentuk dnf
E2 = x z + x y1 z , bukan bentuk dnf
Teori : jika fundamental product P1 termasuk didalam fndamental product P2, maka
P1 + P2 = P1 sebagai contoh :
x z1 + xyz1 = xz1 ( 1 + y ) = xz1
Suatu ekspresi Boolean disebut dalam full-dnf, jika ekspresi tersebut dalam dnf dan
tiap suku dalam bentuk fundamental product dan mengandung semua variabel yang
ada pada himpunan Boolean, sebagai contoh :
1) Jika ekspresi Boolean E ( x, y ), maka
E1 = xy + x1 y, dalam full dnf
E2 = x + x y1 + y, bukan full dnf
2) Jika ekspresi boolean E ( x1 y, z ), maka
E1 = xyz1 + x1 y z + x1 y1 z1 , dalam full dnf
E2 = x y z1 + x y1 + x1 y1 z1, bukan full dnf
7
Tugas 6.5 : Nyatakan pernyataan Boole E (x,y,z) dalam dnf dan full dnf :
a. E1 = x ( y’z’)’
b. E2 = z (x’ + y’) + y’
c. E3 = (x’ + y’)’ + x’y
d. E4 = x (xy’ + x’y + y’z)
e. E5 = (x’y)’ (x’ + xyz’)
P1 + P2 + Q = xy1 + xyz + xz
= xy1 + xyz, karena xz ada dalam xyz.
Jadi P1 + P2 + Q = P1 + P2
6. Prime implicant dan Ekpresi Boolean minimal
suatu fundamental product P disebut prime complicant dari suatu ekspresi Boolean
E, jika P + E = E dan tidak ada fundamental product lain yang termasuk dalam P
yang mempunyai sifat yang sama seperti P. sebagai contoh; xz1 adalah prime
implicant dari : E = xy1 + xyz1 + x1yz1
8
Tugas 6.6 :
a. E1 = xy + x’y + x’y’
b. E2 = x + x’yz + xy’z’
c. E3 = y’z + y’z’t’ + z’t
d. E4 = y’zt + xzt’ + xy’z’
KESIMPULAN
Kaidah-kaidah aljabar Boole dapat menyelesaikan masalah dualitas, bentuk normal disjunctive,
prime implikasi dan metode consensus
DAFTAR PUSTAKA
1. Lipschutz, Seymour, Discrite Mathematics Schaum’s Outline Series, Mc Graw Hill Book, 1976
2. Liu C.L, Element of Descrete Mathematics, Mc. Graw Hill Book, 1976
9