Definisi Aljabar Boolean Sifat-sifat Aljabar Boolean Fungsi Boolean Fungsi Komplemen Jaringan Pensaklaran Rangkaian Digital Elektronik
178
1/15/2013
KOMPETENSI
Mahasiswa mampu mendefinisikan Aljabar Boolean, membentuk fungsi komplemen, serta mengaplikasikan dalam jaringan pensaklaran dan rangkaian digital elektronik.
1/15/2013
179
PENGANTAR
Aljabar Boolean telah menjadi dasar teknologi komputer digital, karena rangkaian elektronik di dalam komputer juga bekerja dengan mode operasi bit, 0 dan 1. Saat ini aljabar boolean digunakan secara luas dalam perancangan rangkaian pensaklaran, rangkaian digital dan rangkaian IC komputer. Pada bab ini akan dibicarakan konsep aljabar boolean, penyederhanaan fungsi boolean dan aplikasinya dalam perancangan rangkaian logika.
1/15/2013
180
1/15/2013
181
1/15/2013
182
1/15/2013
183
1/15/2013
184
Perbedaan dengan aljabar biasa: 1. a + ( b * c )= ( a + b ) * ( a + c ) ( ini tidak benar dalam aljabar biasa ) 2. Tidak ada operasi pembagian dan pengurangan 3. Aljabar biasa memberlakukan bilangan real. 4.B didefinisikan sebagai himpunan dengan dua anggota 0 dan1
1/15/2013
185
CONTOH 1
Contoh: 1. Aljabar Boolean dengan dua nilai:
+
1 0
1
1 1
0
1 0
*
1 0
1
1 0
0
0 0
1/15/2013
186
CONTOH 2
Contoh: 2. Tunjukkan dengan table kebenaran a*(b+c)=(a*b)+(a*c)
1/15/2013
187
CONTOH 3
Contoh: 3. Misalkan a = 1101010 dan b = 1011011 Tentukan: a + b; a * b dan a. Penyelesaian:
a
1 1 0 1
dalam B.
b
1 0 1 1
a+b
1 1 1 1
a*b
1 0 0 1
a
0 0 1 0
0
1 0
1/15/2013
0
1 1
0
1 1
0
1 0
1
0 1
188
CONTOH 4
Contoh: 4. Buktikan bahwa : a + a * b = a Penyelesaian: a 1 1 0 0 b 1 0 1 0 a*b 1 0 0 0 a+a*b 1 1 0 0
DUALITAS
Prinsip Dualitas
S adalah kesamaan Aljabar Boolean yang melibatkan operasi +, * dan , maka S* yang diperoleh dengan mengganti * dengan +; + dengan *; 0 dengan 1 dan 1 dengan 0, maka kesamaan S* juga benar, dan S* disebut dual dari S.
1/15/2013
190
CONTOH DUAL 1
Contoh: 1. Tentukan dual dari i. a * ( b+ c) ii. a + 0 = a
Penyelesaian: i. Dual dari a*(b+c) = a + ( b * c ) = (a+b) *(a + c) ii. Dual dari a + 0 = a * 1= a
1/15/2013
191
CONTOH DUAL 2
Contoh: Tentukan dual dari: i. a * ( a + b) ii. ( a + 1) * ( a + 0 ) = a iii. ( a * 1) * ( 0 + a) = 1
Penyelesaian: i. Dual dari a*(a+b) = a +(a*b) = (a+a)*(a+b) = 1 * (a+b) = a +b
1/15/2013
192
CONTOH DUAL 3
Contoh: ii. Dual dari (a+1)*(a+0) = (a*0)+(a*1) = a*(0+1) ( distributive) = a* 1 ( Identitas ) = a (identitas) Dual dari ( a + 1) * ( a + 0 ) = a iii. Dual dari (a*1)*(0+a) = (a+ 0)+(1*a) = a+a =1 Dual dari ( a * 1) * ( 0 + a) = 1
1/15/2013
193
Hukum penyerapan
Hukum Komutatif Hukum Assosiatif Hukum Distributif Hukum De Morgan Hukum 0/1
1/15/2013
194
1/15/2013
195
8
9 10 11
Hukum Assosiatif
Hukum Distributif Hukum De Morgan Hukum 0/1
1/15/2013
196
1/15/2013
197
1/15/2013
198
1/15/2013
199
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1/15/2013
200
1/15/2013
201
1/15/2013
202
1/15/2013
203
1/15/2013
204
b. Prinsip Dualitas f(x, y, z) = x *( y*z + y *z) dualnya adalah x + ( y + z) * ( y + z) kemudian masing-masing literal dikomplemenkan dari hasil dual : f ( x, y, z ) = x + (y + z) * ( y + z)
1/15/2013
205
1.
1/15/2013
206
3.
a b
x c y
1/15/2013
207
X dan y adl saklar yang terpasang secara seri lampu menyala jika saklar x dan y tertutup
x y
X dan y adalah saklar yang terpasang secara pararel. Lampu menyala jika x atau y tertutup
1/15/2013
208
Rangkaian ini dimodelkan dalam bentuk gerbang logika. Rangkaian yang dibentuk oleh gerbang logika disebut rangkaian logika Tiga rangkaian gerbang dasar logika AND, OR, and NOT
x y
x
1. 2. 3.
xy
Gerbang OR 2 masukkan
Gerbang NOT 1 masukkan
1/15/2013
209
a.
y x y x
xy xy+xy xy
b.
x y x xy xy+xy xy
1/15/2013
210
RANGKUMAN
1.
Himpunan B disebut Aljabar Boolean, jika aksioma berikut berlaku untuk setiap elemen a, b, c anggota B: Tertutup: i. (a+b) B ii. (a*b) B Identitas: i. Ada elemen unik 0 B, sehingga berlaku a + 0 = 0 + a = a ii. Ada elemen unik 1 B, sehingga berlaku a * 1 = 1 * a = a Komutatif : i. a + b = b + a ii. a * b = b * a Distributif : i. a * ( b + c ) = (a * b) + (a * c) ii. a + ( b * c ) = ( a + b) * ( a + c ) iii. ( a * b) + c = ( a + c ) * ( b + c ) Komplemen: untuk setiap a B, ada elemen unik a B, sehingga berlaku a + a = 1 dan a * a = 0 Terdapat paling sedikit dua buah elemen a B dan b B, sedemikian sehingga a b Idempoten: i. a + a = a ii. a * a = a Assosiatif : i. a + ( b + c ) = ( a + b ) + c ii. a * ( b * c ) = ( a * b ) * c 1/15/2013 211
2. S adalah kesamaan Aljabar Boolean yang melibatkan operasi +, * dan , maka S* yang diperoleh dengan mengganti * dengan +; + dengan *; 0 dengan 1 dan 1 dengan 0, maka kesamaan S* juga benar, dan S* disebut dual dari S.
1/15/2013
212
RANGKUMAN. . . .
3. Hukum-hukum Aljabar Boolean:
1 2
3 4 5
i. ii. i. ii.
i. ii. i. ii. i.
1/15/2013
213
RANGKUMAN. . . .
6 7 8 Hukum penyerapan Hukum Komutatif Hukum Assosiatif i. ii. i. ii. i. ii. a + (a * b) = a a * ( a + b) = a a+b=b+a a*b=b*a a+(b+c)=(a+b)+c a *( b *c ) = ( a* b) *c
9
10 11
Hukum Distributif
Hukum De Morgan Hukum 0/1
i. ii.
i. ii. i. ii.
1/15/2013
RANGKUMAN. . . .
4. Fungsi komplemen dari suatu fungsi f adalah f, dapat dicari
dengan menukarkan 0 menjadi 1 dan nilai 1 menjadi 0 5. Tiga bentuk saklar sederhana
Keluaran b ada jika dan hanya jika saklar x ditutup x
a
a
a b
x c
y Keluaran c ada jika dan hanya jika saklar x atau y ditutup x+y
1/15/2013
215
RANGKUMAN. . . .
6.
x y x+y
x y xy
1/15/2013
216
SOAL-SOAL
1. Carilah komplemen dari fungsi f(w,x,y,z) = xz + wxy + wyz + wxy ( menggunakan huukum De Morgan atau Dualitas) 2. Dan nyatakan fungsi nomor 1 menggunakan rangkaian logika 3. Rancanglah rangkaian logika untuk menghitung koin uang logam yang dimasukkan pada pengumpul bea otomatis sebagai pembayar jasa tol. Mesin penghitung ditempatkan pada gerbang tol. Tarif tol adalah 15 sen. Mesin hanya dapat menerima koin 5 sen dan koin 10 sen. Bila mesin telah menerima sejumlah koin senilai 15 sen, maka lampu hijau menyala (artinya boleh lewat gerbang tol), dan jika belum 15 sen, lampu merah tetap menyala (artinya belum boleh lewat gerbang tol). Gambarkan rangkaian logika yang dimaksud.
1/15/2013
217
Daftar pustaka
Lipschutz, S., and Lipson, M.L., 1992, 2000 solved problems in Discrete Mathematics, McGraw-Hill, Inc. Liu, C.I, 1987, Element of Discrete Mathematics, McGraw- Hill, Inc Munir, R., 2005, Matematika Diskrit, Penerbit Informatika Bandung. Siang, J.,J., 2002, Matematika Diskrit dan Aplikasinya pada Ilmu Komputer, Penerbit Andi Yogyakarta.
218
1/15/2013