Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN TUTORIAL

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA

BIOMEKANIKA

Kelompok : C17 Tanggal Tutorial : 25 September 2019


Nama/NIM Ardiwi Ikhram B. (18522071) Hari Tutorial : Rabu
Jihan Afifah (18522292) Dikumpulkan : 1 Oktober 2019
M. Nanda Perdana (18522296) Tanggal
Kelas : C
Asisten : E-134 Yogyakarta, 30 September 2019
Kriteria Penilaian (diisi oleh asisten)
Format Laporan :

Perhitungan :

Analisa dan :
Pembahasan
Asisten
Kesimpulan :

Total :

(Andrian Naufaldi H)

LABORATORIUM DESAIN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

2019
Reguler
2019/2020

BAB II

BIOMEKANIKA

2.1 Tujuan Tutorial


1. Mengetahui metode kerja yang sesuai dengan prinsip biomekanika.
2. Mengetahui besar beban yang diterima pada saat melakukan aktivitas kerja.
3. Mengetahui keterbatasan manusia dari beban kerja yang diterima pada tubuh
manusia.
4. Memberikan rekomendasi berdasarkan hasil analisis yang telah didapatkan dan
prinsip-prinsip dari biomekanika.
2.2 Tugas Tutorial
1. Menentukan operator yang akan melakukan aktivitas pengangkatan beban.
2. Mengukur segmen-segmen tubuh yang digunakan dalam aktivitas
pengangkatan beban.
3. Mengukur posisi operator dengan objek yang dilakukan saat aktivitas
pengangkatan dengan dua jarak horizontal (tubuh operator dengan beban dan
tubuh operator dengan kursi) dan satu jarak vertikal.
4. Melakukan aktivitas pengangkatan sebanyak dua kali.
5. Mendokumentasikan operator saat melakukan aktivitas pengangkatan beban
dari sisi kanan dalam bentuk video.
6. Mengambil screen capture dari video dengan ketentuan video dipotong
menjadi tiga bagian sama rata.
7. Mengukur sudut disetiap titik pada saat aktivitas pengangkatan beban pada
telapak tangan, pergelangan lengan, antara lengan bawah dan lengan atas,
bahu, L5/S1 dan lutut menggunakan bantuan aplikasi corel draw.
8. Menghitung Force Compression (FC) yang telah didapatkan dari hasil screen
capture pada dokumentasi aktivitas pengangkatan beban.
9. Melakukan analisis mekanik berupa Action Limit (AL) dan Maximum
Permissible Limit (MPL)
10. Memerikan rekomendasi yang tepat berdasarkan hasil analisis yang telah
didapatkan.
Reguler
2019/2020
Reguler
2019/2020

2.3 Kajian Literatur


Berikut merupakan kajian literatur berupa jurnal internasional yang dapat
menunjang materi praktikum:

Tabel 2.3.1 Kajian Literatur

No Judul Metode Hasil Kesimpulan


1. Ergonomic Menggunakan Dalam aktivitas Pengangkatan
Analysis of metode pengangkatan dan pipa jack
Construction sistematis yang membawa pipa menyebabkan
Jobs in India: A terdiri dari jack, semakin banyak risiko
Biomechanical pemilihan besar kekuatan pada pekerja,
Modelling tugas, otot, maka sehingga
Approach (Ray, pemodelan semakin besar dibutuhkan
Parida, & biomekanik, pula reaksi sendi, perbaikan
Sarkar, 2015) pengumpulan stabilitas tulang metode kerja
data untuk belakang hilang yang tepat untuk
evaluasi akibat meminimalisir
biomekanik dan pembebanan risiko pada
anlisis data. secara berulang pekerja, dapat
dan terjadi berupa revisi
gerakan secara jadwal istirahat
terus menerus kerja, postur
yang dapat kerja saat
melelahkan otot- membawa beban
otot tubuh yang dan diadakannya
menyebabkan program
terjadinya MSD. kebugaran dan
Banyak pekerja pelatihan yang
yang menderita dilakukan secara
mialgia dan siku teratur.
tenis akibat sifat
pekerjaan dan
postur kerja
Reguler
2019/2020

mereka. Pada
sebagian besar
pekerja
konstruksi, sendi
yang paling
terpendaruh dan
tertekan yaitu
L5/S1 di tulang
belakang karena
nilai tekannya
melebihi ambang
batas.
2. Correlations Terdapat 3 Ukuran objektif Dapat dikatakan
between dimensi dalam perubahan gagal karena
patient- penelitian ini, biomekanik ditunjukkan
perceived dengan 41 sangat berkorelasi dengan tindakan
outcome and pasien yang dengan perubahan yang dirasakan
objectively- dijadwalkan OKS (r = =0,695, pasien
measured untuk operasi p < 0,001) dan membutuhkan
biomechanical TKR, 22 KOS (r = -810, p investigasi
change diantaranya < 0,001). Nyeri mekanis
following Total telah kembali (PACS) hanya biolanjut untuk
Knee dalam tindak berkaitan dengan mengidentifikasi
Replacement. lanjut (9-24 fungsi bimekanik apakah ini dapat
(Biggs, bulan). pasca operasi (r = mencerminkan
Whatling, - 0,623, p = kualitas gerakan.
Wilson, & Holt, 0,003)
2019)
3. Biomechanical Menggunakan Beban 250, 1000, Penyisipan
comparison 30 tulang dan 5000 secara sekrup distal
between panjang buatan siklus lebih tinggi paralel atau
standard and yang dibagi di grup C divergen
inclined screw menjadi 3. dibanding grup A memberikan
Reguler
2019/2020

orientation in Tulang tersebut dan B, p>0.01. stabilitas


dynamic hip diberi 2 lubang Tidak ada konstruksi yang
screw side- untuk perbedaan serupa dalam hal
plate fixation: memasukkan signifikan antara ketahanan
The lift-off sekrup dengan grup A dan B, terhadap
phenomenon berbagai p>0.20. Spesimen pelepasan plat.
(Zderic et al., orientasi, yaitu: grup C Sebaliknya,
2018) orientasi sekrup mengalami siklus penyisipan
paralel, kegagalan pada sekrup
orientasi sekrup siklus 11.584 (SD konvergen
divergen, = 5924), secara mengarah pada
danorientasi signifikan jauh stabilitas yang
sekrup lebih awal lebih rendah dan
konvergen, daripada grup A tidak disarankan
kemudian diberi {27.351 (SD, dari sudut
beban mulai 12.509)} dan grup pandang
60N tegak lurus B {28.793 (SD, biomekanik.
dengan sumbu 14.764)}, p≤0,02.
sekrup. Siklus kegagalan
Menggunakan tidak berbeda
beban progresif signifikan antara
pada laju 0,002 grup A dan B,
N. p>0,99.

4. Studi Angkat Metode Setiap hari Ada 4 pekerja


Angkut Karung kualitatif penggilingan padi yang bekerja
Beras bagi bersifat di UD. Makmur dengan sikap
Pekerja di deskriptif Maju melakukan kerja yang
Penggilingan dengan penggilingan benar,
Padi. (Pratama pendekatan dengan berat 10- sedangkan 1
& Ramlan, verivikatif. 20 kg, 20-30 kg, pekerja bekerja
2018) 30-40 kg. Tetapi dengan sikap
rata-rata berat yang salah.
Reguler
2019/2020

beban yang Keluhan yang


diangkat sebesar dialami pekerja
40 kg setiap yaitu kelelahan
harinya oleh lengan, badan
pekerja. Dan pegal-pegal dan
didap tkan hasil rasa nyeri di
cara pinggang.
pengangkutan Pencegahan
beban yang benar: yang dapat
1)Posisi dilakukan yaitu
punggung dalam dengan
keadaan lurus memberikan
2) Ketika pengetahuan
membawa atau kepada pekerja
menjinjing beban tentang
posisi tulang bagaimana cara
belakang harus mengangkat
tegak yang baik dan
3) Posisi tulang benar agar tidak
menerima beban terjadi keluhan.
yang besar
atau sering
mengangkat
beban berat, maka
sendi-sendi pada
tulang belakang
akan
menekat tulang
rawan dan
berakibat
merusak sendi
dan jika dipaksa
akan berakibat
Reguler
2019/2020

pembengkaan
atau salah urat.
Berdasarkan empat jurnal pendukung diatas, jurnal yang pertama membahas
tentang aktivitas pengangkatan dapat menyebabkan berbagai risiko saat bekerja
dan dapat menyebabkan cidera pada pekerja. Maka dari itu, diperlukan berbagai
perbaikan agar mampu meminimalisir risiko untuk pekerja, seperti dengan adanya
penjadwalan kerja dan postur kerja saat melakukan pengangkatan beban. Pada
jurnal kedua menyatakan perasaan subjek tidak dapat membuktikan apakah
gerakan suatu pekerjaan sudah baik atau tidak. Jurnal ketiga membuktikan
orientasi pemasangan sekrup mempengaruhi stabilitas dan ketahanan dari sudut
pandang biomekanik. Sedangkan jurnal keempat membahas tentang bagaimana
cara pengangkutan yang baik dan benar pada saat pengangkatan beban agar tidak
terjadi risiko/keluhan yang tidak diinginkan.
2.4 Input
2.4.1 Deskripsi Subjek
Pada tutorial biomekanika, peneliti menganalisis postur kerja seorang
operator sebagai responden penelitian. Responden tersebut melakukan
aktivitas berupa pengangkatan beban, dengan berat beban 8 kg. Berikut
merupakan data diri operator yang digunakan sebagai responden
penelitian:
Nama Operator : M. Nanda Perdana
Usia : 19 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Mahasiswa
Massa Tubuh : 76 Kg
Massa Benda : 8 Kg
M. Nanda Perdana tidak suka merokok, namun operator memiliki
kebiasaan buruk yaitu sangat jarang olahraga.
2.4.2 Deskripsi Objek
Beban yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa box dengan
berat beban sebesar 8 kg yang terdapat pada Laboratorium DSK&E.
Jenis Beban : Box
Berat Beban : 8 Kg
Reguler
2019/2020

Jarak Horizontal 1 : 34 cm (titik pusat operator ke box)


Jarak Horizontal 2 : 75 cm (titik pusat operator ke kursi)
Jarak Vertikal 1 : 0 cm (lantai)
Jarak Vertikal 2 : 45 cm (kursi)
2.4.3 Data Observasi
Setalah selesai mengobservasi operator dalam kegiatan pengangkatan
beban selama dua kali, didapatkan hasil sebagai berikut:

Gambar 2.4.1 Pengangkatan Beban ke 1


Reguler
2019/2020

Gambar 2.4.2 Pengangkatan Beban ke 2

Tabel 2.4.3.1 Data Pengamatan

No Segmen Tubuh Panjang (m) Sudut yang Terbentuk


Pengangkatan 1 Pengangkatan 2
1 Telapak Tangan SL1 = 0,09 1 = 42,93 1 = 54,59
2 Lengan Bawah SL2 = 0,28 2 = 51,34 2 = 35,01
3 Lengan Atas SL3 = 0,31 3 = 79,62 3 = 71,72
4 Punggung SL4 = 0,47 4 = 16,19 4 = 13,05
5 Inklinasi Perut - H = 25,20 H = 20,14
6 Inklinasi Paha - T = 84,90 T = 84,29

2.5 Output
2.5.1 Perhitungan Force Compression (FC)
Diketahui:
Massa Tubuh = 76 kg Wo = 8 kg x 9,8 m/s2 = 78,4 N
Massa Benda = 8 kg Wbadan =76 kg x 9,8 m/s2=744,8
N
Jarak Horizontal 1 = 34 cm 2 = 0,430
Jarak Horizontal 2 = 75 cm 3 = 0,436
Jarak Vertikal 1 = 0 cm 4 = 0,670
Jarak Vertikal 2 = 45 cm E = 0.05 m
Reguler
2019/2020

(15−7) 4 8 x 16,19 (15−7) 4 8 x 13,05


D1 ¿ 7+ = 7+ D2 ¿ 7+ = 7+
90 90 90 90
= 8,44 cm = 8,16 cm

= 0,084 m = 0,0816 m

WH = 0,6% x Wbadan WLA = 1,7% x Wbadan


0,6 1,7
= x 744,8 = 4,47 N = x 744,8 = 12,66 N
100 100
WUA = 2,8% x Wbadan WT = 50% x Wbadan
2,8 50
= x 744,8 = 20,85 N = x 744,8 = 372,4 N
100 100

WTOT = Wo + 2WH + 2 WLA + 2 WUA + WT

= 78,4 + 8,94 + 25,32 + 41,7 + 372,4

= 526,76 N

Penyelesaian:

1. Pengangkatan beban ke-1


a. Telapak Tangan
Wo
Fyw = + WH
2
78,4
= + 4,47 = 43,67 N
2
Wo
Mw = + WH * SL1 * cos 1
2
= 43,67 * 0,09 * cos 42,39
= 43,67 * 0,09 * 0,73
= 2,88 Nm.
b. Segmen Lengan Bawah
Fye = Fyw + WLA
= 43,67 + 12,66 = 56,33 N
Me = Mw + (WLA*2*SL2*cos 2) + (Fyw*SL2*cos 2)
Reguler
2019/2020

=2,88 + (12,66*0,43*0,28*cos 51,34) + (43,67*0,28*cos 51,34)


= 2,88 + 0,94 + 7,58
= 11,4 Nm
c. Segmen Lengan Atas
Fys = Fye + WUA
= 56,33 + 20,85 = 77,18 N
Ms = Me + (WUA*3*SL3*cos 3) + (Fye*SL3*cos 3)
= 11,4 + (20,85*0,436*0,31*cos 79,62) + (56,33*0,31*cos 79,62)
= 11,4 + 0,51 + 3,14
= 15,05 Nm
d. Segmen Punggung
Fyt = 2Fys + WT
= 154,36 + 372,4 = 526,76 N
Mt = 2Ms + (WT*4*SL4*cos 4) + (2Fys*SL4*cos 4)
= 30,1 + (372,4*0,67*0,47*cos 16,19) + (154,36*0,47* cos
16,19)
= 30,1 + 112,58 + 69,65
= 212,33 Nm

e. Tekanan perut
10
−4
[ 43−0,360 ( ϴH +ϴT ) ]
[ ]
1,8
PA = M L5
75 S1

=
10
−4
[ 43−0,360 ( 25,20+84,90 ) ] [ 1,8
]
212,33
75
10−4 [ 3,36 ]
= [ 15439,05 ]
75
=0,07 N/cm2
f. Gaya Perut
FA = PA x AA
= 0,07 x 465
= 32,55 N
g. Gaya Otot pada Spinal Erector
Reguler
2019/2020

M L5
− Fa∗D
FM = S1
E
( 212,33 )−( 32,55∗0,084)
=
0,05
= 4192 N
h. Gaya Tekan/Kompresi (FC) pada L5/S1
Fc = WTOT * cos 4 – FA + FM

= 526,76 * cos 16,19 – 32,55 + 4192

Fc = 4665,14 N

= 3430 < 4665,14 < 6370

AL < Fc < MPL (perlu hati-hati)

2. Pengangkatan beban ke-2


a. Telapak Tangan
Wo
Fyw = + WH
2
78,4
= + 4,47 = 43,67 N
2
Wo
Mw = + WH * SL1 * cos 1
2
= 43,67 * 0,09 * cos 54,69
= 43,67 * 0,09 * 0,58
= 2,27 Nm.

b. Segmen Lengan Bawah


Fye = Fyw + WLA
= 43,67 + 12,66 = 56,33 N
Me = Mw + (WLA*2*SL2*cos 2) + (Fyw*SL2*cos 2)
=2,88 + (12,66*0,43*0,28*cos 35,01) + (43,67*0,28*cos 35,01)
= 2,88 + 1,25 + 10,03
= 13,55 Nm
c. Segmen Lengan Atas
Fys = Fye + WUA
Reguler
2019/2020

= 56,33 + 20,85 = 77,18 N


Ms = Me + (WUA*3*SL3*cos 3) + (Fye*SL3*cos 3)
= 11,4 + (20,85*0,436*0,31*cos 71,72) + (56,33*0,31*cos 71,72)
= 11,4 + 0,87 + 5,41
= 19,83 Nm
d. Segmen Punggung
Fyt = 2Fys + WT
= 154,36 + 372,4 = 526,76 N
Mt = 2Ms + (WT*4*SL4*cos 4) + (2Fys*SL4*cos 4)
= 30,1 + (372,4*0,67*0,47*cos 13,05) + (154,36*0,47* cos
13,05)
= 30,1 + 113,75 + 70,37
= 223,78 Nm
e. Tekanan perut
10−4 [ 43−0,360 ( ϴH +ϴT ) ]
[ ]
1,8
PA = M L5
75 S1

10−4 [ 43−0,360 ( 20,14+ 84,29 ) ]


= [ 223,781,8 ]
75
10 [ 5,41 ]
−4
= [ 16969,861 ]
75
=0,12 N/cm2
f. Gaya Perut
FA = PA x AA
= 0,12 x 465
= 55,8 N

g. Gaya Otot pada Spinal Erector


M L5
− Fa∗D
FM = S1
E
( 223,78 )−(55,8∗0,0816)
=
0,05
= 4384,6 N
h. Gaya Tekan/Kompresi (FC) pada L5/S1
Reguler
2019/2020

Fc = WTOT * cos 4 – FA + FM

= 526,76 * cos 13,05 – 55,8 + 4384,6

Fc = 4839,76 N

= 3430 < 4839,76 < 6370

AL < Fc < MPL (perlu hati-hati)


2.5.2 Analisis Hasil Force Compression (FC)
Berdasarkan hasil perhitungan Force Compression (FC) pada proses
pengangkatan beban yang pertama didapatkan hasil FC = 4665,14 N,
sedangkan pengangkatan beban kedua didapatkan hasil FC = 4839,76 N.
Berdasarkan hasil yang sudah didapatkan, dapat dilihat bahwa nilai Force
Compression (FC) masuk dalam kategori perlu berhati-hati dengan nilai 3430
N < 4665,14 N < 6370 N dan 3430 N < 4839,76 N < 6370 N.
2.5.3 Analisis Keseluruhan
Action Limit (AL) merupakan batasan gaya angkat normal yang
direkomendasikan oleh NIOSH. MPL merupakan batas besarnya gaya tekan
pada segmen L5/S1 dari kegiatan pengangkatan dalam satuan Newton yang
distandarkan oleh NIOSH (National Institute of Occupational Safety and
Health) tahun 1981. L5/S1 merupakan singkatan dari Lumbar kelima Sakrum
pertama yang terletak pada bagian tulang belakang.
Pada sistem kerangka manusia terdapat beberapa titik rawan, yaitu
pada ruas tulang leher, ruas tulang belakang (L5/S1), dan pada pangkal paha.
Titik ruas tulang belakang (L5/S1) merupakan titik yang paling rawan
terhadap kecelakaan kerja. Karena pada titik tersebut terdapat disk (selaput
yang berisi cairan) yang berfungsi untuk meredam pergerakan antar ruas
lumbar ke 5 dan sacrum ke 1. Menurut NIOSH, besar gaya tekan maksimum
tersebut adalah 6370 N pada L5/S1, sedangkan batasan gaya angkatan normal
(Action Limit) sebesar 3430 pada L5/S1. Sehingga, apabila force
compression (Fc) < AL (aman), AL < Fc < MPL (perlu hati-hati) dan apabila
Fc > MPL (berbahaya) seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini:
Reguler
2019/2020

Gambar 2.5.1 Force Compression (NIOSH)


Menurut analisa kami, pekerjaan pada kedua proses pengangkatan
beban tersebut diperlukan kehati-hatian karena beban yang dibawa terlalu
berat oleh operator, sehingga selama kegiatan berlangsung L5/S1 operator
mengalami sedikit tekanan atau masalah atau dapat disebabkan karena cara
operator yang salah dalam mengangkat beban yang masih kurang tepat.
Pada aktivitas pengangkatan beban yang pertama didapatkan hasil nilai
Force Compression (FC) sebesar 4665,14 N yang artinya menurut NIOSH
hasil tersebut masuk dalam kategori perlu berhati-hati, karena nilainya diantara
batas gaya angkatan normal (Action Limit) dan Maximum Premissible Limit
(MPL) yaitu 3430 N < 4665,14 N < 6370 N. Sedangkan pada aktivitas
pengangkatan beban yang kedua didapatkan hasil nilai Force Compression
(FC) sebesar 4839,76 N yang masuk dalam kategori perlu berhati-hati, sama
halnya dengan aktivitas pengangkatan beban yang pertama. Kedua
pengangkatan perlu perbaikan administrative control karena nilai Fc nya
dibawah batas MPL yaitu 4665,14 N dan 4839,76 N . Berdasarkan hasil yang
sudah didapat bahwa jarak horizontal dan vertikal, berat beban sangat
berpengaruh terhadap gaya yang dihasilkan saat aktivitas pengangkatan beban
berlangsung.
2.5.4 Rekomendasi
Berdasarkan hasil yang sudah didapatkan, proses pengangkatan beban
menghasilkan Force Compression (FC) yang cukup besar yaitu pada
pengangkatan pertama sebesar 4665,14 N sedangkan pada pengangkatan
kedua sebesar 4839,76 N dan kedua hasil tersebut masuk dalam kategori perlu
berhati-hati. Dari hasil tersebut, kami rekomendasikan perlu adanya
administrative control pada pekerjaan tersebut. Seperti dengan adanya jadwal
kerja untuk para pekerja seperti penjadwalan kerja untuk pekerja. Dan menurut
kami sudut pengangkatan dan jarak operator terhadap objek dinilai kurang
ideal. Sebaiknya operator memperhatikan lagi jarak tubuh dengan benda saat
Reguler
2019/2020

melalukan aktivitas pengangkatan, karena semakin jauh jaraknya dapat


menyebabkan berbagai macam risiko, seperti adanya tekanan atau masalah
pada L5/S1. Selain itu, operator juga harus memperhatikan cara yang baik dan
benar dalam melakukan aktivitas pengangkatan beban.
2.6 Kesimpulan
Dari percobaan pengangkatan beban didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan Action Limit (AL) dan Maximum Permissible Limit (MPL) nilai
Force Compression (FC) pada proses pengangkatan beban dengan berat beban
sebesar 8 kg didapatkan hasil aktivitas pengangkatan beban berada di kategori
perlu hati-hati.
2. Aktivitas pengangkatan beban bermassa 8 kg menghasilkan Force
Compression (FC) sebesar 4665,14 N dan 4839,76 N dan kedua besar gaya
tersebut masuk dalam kategori diperlukan kehati-hatian dalam aktivitas
pengangkatan beban dan diperlukan perbaikan berupa administrative control.

3. Telah diketahui bahwa MPL adalah sebuah batas maksimum dari


pengangkatan beban yang dapat dilakukan manusia. Manusia memiliki
keterbatasan fisik, sehingga apabila diberi beban yang berlebih dengan cara
pengangkatan yang salah, maka akan melebihi MPL sehingga dapat merasa
kelelahan bahkan bisa mengalami cidera. Pada pengangkatan yang dilakukan
oleh operator keduanya tidak melebihi batas MPL yang sudah ditentukan.

4. Dari hasil analisis yang telah didapatkan, kami merekomendasikan agar saat
mengangkat beban pekerja tersebut memperhatikan posisi benda dengan posisi
pekerja, menggunakan cara yang benar saat melakukan aktivitas
pengangkatan, adanya administrative control (penjadwalan kerja) dan
menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) agar tidak terjadi kesalahan-
kesalahan saat melakukan pekerjaan.

Daftar Pustaka
Reguler
2019/2020

Biggs, P. R., Whatling, G. M., Wilson, C., & Holt, C. A. (2019). Correlations between
patient-perceived outcome and objectively-measured biomechanical change
following Total Knee Replacement. Gait and Posture, 70(February), 65–70.
https://doi.org/10.1016/j.gaitpost.2019.02.028
Pratama, G. Y., & Ramlan, D. (2018). Studi Angkat Angkut Karung Beras Bagi
Pekerja Di Penggilingan Padi. Link, 14(2), 55.
https://doi.org/10.31983/link.v14i2.3610
Ray, P. K., Parida, R., & Sarkar, S. (2015). Ergonomic Analysis of Construction Jobs
in India: A Biomechanical Modelling Approach. Procedia Manufacturing,
3(Ahfe), 4606–4612. https://doi.org/10.1016/j.promfg.2015.07.542
Zderic, I., Willhuber, G. C., Ahrend, M. D., Gras, F., Barla, J., Sancineto, C., …
Gueorguiev, B. (2018). Biomechanical comparison between standard and
inclined screw orientation in dynamic hip screw side-plate fixation: The lift-off
phenomenon. Journal of Orthopaedic Translation, 18, 92–99.
https://doi.org/10.1016/j.jot.2018.10.005
Reguler
2019/2020

Lampiran
Reguler
2019/2020

Anda mungkin juga menyukai