C17 - E134 - Beban Kerja Mental
C17 - E134 - Beban Kerja Mental
Perhitungan :
Analisa dan :
Pembahasan Asisten
Kesimpulan :
Total :
(Andrian Naufaldi H)
2019
Reguler
2019/2020
BAB 4
MSD. Sehingga,
kemungkinan
timbulnya MSD
hampir 3 kali
lebih besar di
setiap 10 unit
yang meningkat
skor SMWL
keseluruhan.
3. Comprehensive Penelitian dilakukan Hasil skor Performa dapat
evaluation pada 22 siswa teknik NASA-TLX dengan mudah
method for user laki – laki 22 tahun didapat 58.0 diukur melalui
interface dengan penglihatan dengan kecepatan dan
design bagus yang telah kecepatan 275.6. tingkat
innuclear dilatih untuk tugas tingkat kegagalan.
power plant yang akan diberikan. kegagalan 10.2 Dalam studi ini
based on Mereka diminta dan perbesaran kecepatan
mental untuk menyiapkan pupil sebesar kedipan menjadi
workload. sirkuit RCV-001 53.1 pixel. Dan nilai terbesar
(Chen, Yan, & untuk kimia dan kedipan rasio dan dapat
Tran, 2019) volume kontrol sebesar 18.5. menjadi acuan
dalam waktu 40 dalam beban
menit sebanyak 3 kerja psikologi.
kali. Hasil dihitung
dengan NASA-
TLX.
Jurnal 1 membahas tentang beban kerja mental yang kemudian berhubungan dengan
unreasonable cost. Kemudian pada jurnal kedua menyatakan bahwa kesehatan
dipengaruhi oleh kesehatan mental. Sedangkan jurnal ketiga membahas performa
pekerja berdasar tingkah laku dan hasil kerjanya. Menarik kesimpulan dari 3 jurnal
tersebut, didapat bahwa faktor piskologis sangat mempengaruhi performa kerja
manusia. Sehingga sangat penting untuk memperhatikan aspek manusia dalam
menjalankan aktivitas kerja.
Reguler
2019/2020
4.4 Input
4.4.1 Data Operator
Pada praktikum beban kerja mental, menggunakan tiga responden sebagai
operator yang berkerja di salah satu industri konveksi yang terdapat di
Kabupaten Sleman, yaitu Roemah Konveksi. Berikut merupakan data dari tiga
responden:
1. Responden 1
Nama : Anisa Dwi Lestari
Umur : 22 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Jenis Pekerjaan : Konveksi
Total Jam Kerja : 8 jam (08:30 am – 16:30 pm)
Durasi Istirahat : 1 jam
2. Responden 2
Nama : Yusna
Umur : 18 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Jenis Pekerjaan : Konveksi
Total Jam Kerja : 8 jam (08:30 am – 16:30 pm)
Durasi Istirahat : 1 jam
3. Responden 3
Nama : Latifa
Umur : 20 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Jenis Pekerjaan : Konveksi
Total Jam Kerja : 8 jam (08:30 am – 16:30 pm)
Durasi Istirahat : 1 jam
b.
MD PD TD OP EF FR
MD PD TD OP EF MD
PD PD OP EF PD
TD OP EF TD
OP EF OP
EF EF
FR
MD PD TD OP EF FR
MD PD TD MD EF MD
PD PD PD EF FR
TD TD TD TD
OP OP OP
EF EF
FR
MD PD TD OP EF FR
MD PD MD OP EF MD
PD TD OP EF PD
Reguler
2019/2020
TD OP EF TD
OP EF OP
EF EF
FR
Objek Indikator
Total
Penelitian MD PD TD OP EF FR
Anisa 1 3 2 4 5 0 15
Yusna 2 3 4 2 3 1 15
Latifa 2 2 2 4 5 0 15
Objek Indikator
Penelitia
MD PD TD OP EF FR
n
Anisa 70 95 50 15 100 50
Yusna 70 60 50 50 60 50
Latifa 90 90 50 40 60 30
Objek Indikator
Penelitia
MD PD TD OP EF FR
n
Objek Indikator
Total
Penelitian MD PD TD OP EF FR
Objek Indikator
Total
Penelitian MD PD TD OP EF FR
Objek Indikator
Total
Penelitian MD PD TD OP EF FR
f. Grafik Perbandingan
Perbandingan nilai indikator pada setiap responden menunjukkan hasil
yang berbeda-beda. Rata-rata setiap responden memiliki nilai yang tinggi
pada indikator effort (EF).
500
400
300
200
100
0
MD PD TD OP EF FR
Series 1
500
285
100
70 60
MD PD TD OP EF 0
FR
200
180 180
140
100
50
MD PD TD OP EF FR
300
180 180
160
100
MD PD TD OP EF 0
FR
Mereka bekerja selama 8 jam perhari dengan waktu istirahat selama 1 jam.
Dari hasil kuesioner yang telah didapatkan, menunjukkan bahwa beban kerja
mental yang didapatkan oleh pekerja masuk dalam kategori tinggi. Setiap
pekerja memiliki hasil cakupan indikator yang berbeda-beda. Pada responden
bernama Anisa dan Latifa memiliki nilai yang tinggi pada indikator Effort (EF)
sedangkan pada Yusna nilai Temporal Demand merupakan indikator yang
tinggi. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa salah faktor yang menyebabkan
beban kerja mental yang tinggi pada setiap orang berbeda-beda. Terdapat
faktor lain yang dapat menyebabkan beban kerja mental yang tinggi seperti
lamanya mereka bekerja, jam istirahat yang kurang dan usia pekerja yang
masih tergolong muda (18-22 tahun). Pada responden pertama yang bernama
Anisa beban kerja mental tergolong tinggi (67,7) terutama pada indikator
effort. Akan tetapi tingkat kecemasan Anisa rendah. Kemudian pada operator
kedua didapat nilai beban kerja mental tergolong tinggi yaitu 56,66. Indikator
terbesar ada pada temporal demand (200) disusul nilai effort (180). Sedangkan
pada operator ketiga beban kerja mental mendapat nilai 61,34. Sehingga
operator ketiga digolongkan responden dengan beban kerja mental tinggi. Nilai
tertinggi ada pada effort.
4.5.6 Rekomendasi
Dari hasil kuesioner yang didapat menggunakan metode NASA-TLX
menunjukkan bahwa ketiga responden memiliki beban kerja mental yang
tinggi, maka rekomendasi yang dibutuhkan untuk ketiga responden agar beban
kerja mental yang diterima tidak terlalu tinggi berupa administrative control
yang mencakup perbaikan jam kerja, postur tubuh saat melakukan pekerja dan
waktu istirahat yang cukup saat melakukan pekerjaan.
4.6 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil dari pengukuran yang telah dilakukan dengan metode NASA-TLX
dilakukan dengan perhitungan 6 indikator yaitu MD, PD, TD, OP, EF, dan
FR, kemudian diberi rating sesuai tingkatannya, menghitung nilai produk,
kemudian didapatkan nilai WWL.
Reguler
2019/2020
2. Skor beban kerja mental yang diperoleh dari ketiga operator, untuk responden
Anisa skor NASA-TLX nya sebesar 67,67 dan masuk ke kategori tinggi, nilai
tertinggi ada pada indikator EF, dan nilai terendah pada indikator FR dengan
nilai 500 dan 0. Sedangkan untuk responden Yusna nilai NASA TLX nya
sebesar 56,66, sehingga masuk ke kategori tinggi, nilai tertinggi ada pada
indikator TD, dan nilai terendah pada indikator FR dengan nilai 200 dan 50.
Selanjutnya pada Latifa nilai NASA-TLXnya sebesar bernilai 61,34. sehingga
masuk ke kategori agak tinggi, nilai tertinggi ada pada indikator EF, dan nilai
terendah pada indikator FR dengan nilai 300 dan 0.
3. Rekomendasi Administrative Controls sangat diperlukan untuk mengurangi
beban kerja mental pekerja konveksi, yang paling mudah dilakukan adalah
dengan diadakannya rotasi kerja. Maksud dari rotasi kerja adalah dengan
adanya pembagian jadwal/shift kerja.
Reguler
2019/2020
DAFTAR PUSTAKA
Chen, Y., Yan, S., & Tran, C. C. (2019). Comprehensive evaluation method for user
interface design in nuclear power plant based on mental workload. Nuclear
Engineering and Technology, 51(2), 453–462.
https://doi.org/10.1016/j.net.2018.10.010
Darvishi, E., & Meimanatabadi, M. (2015). The Rate of Subjective Mental Workload
and its Correlation with Musculoskeletal Disorders in Bank Staff in Kurdistan,
Iran. Procedia Manufacturing, 3(Ahfe), 37–42.
https://doi.org/10.1016/j.promfg.2015.07.105
Yiyuan, Z., Tangwen, Y., Dayong, D., & Shan, F. (2011). Using NASA-TLX to
evaluate the flight deck design in design phase of aircraft. Procedia Engineering,
17, 77–83. https://doi.org/10.1016/j.proeng.2011.10.010
Reguler
2019/2020
LAMPIRAN
Reguler
2019/2020