Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN TUTORIAL

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA

BEBAN KERJA MENTAL

Kelompok : C17 Tanggal Tutorial : 16 Oktober 2019


Nama/NIM : Ardiwi Ikhram B. (18522071) Hari Tutorial : Rabu
Jihan Afifah (18522292) Dikumpulkan :
M. Nanda Perdana (18522296) Tanggal
Kelas : C
Asisten : Yogyakarta, Oktober 2019
Kriteria Penilaian (diisi oleh asisten)
Format Laporan :

Perhitungan :

Analisa dan :
Pembahasan Asisten
Kesimpulan :

Total :

(Andrian Naufaldi H)

LABORATORIUM DESAIN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

2019
Reguler
2019/2020

BAB 4

BEBAN KERJA MENTAL

4.1 Tujuan Tutorial


1. Melakukan pengukuran dan menganalisis hasil pengukuran beban kerja mental
dari ketiga responden secara subjektif dengan menggunakan metode NASA-
TLX yang telah dilakukan pada pekerja.
2. Mengintrepetasikan dan menganalisis skor perhitungan beban kerja mental
pada pekerja di industri konveksi.
3. Memberikan rekomendasi berdasarkan hasil analisis beban kerja yang telah
didapatkan.
4.2 Tugas Tutorial
1. Melakukan pengambilan data operator secara subjektif dengan menggunakan
metode NASA-TLX untuk menganalisis beban kerja mental yang diterima
oleh operator sesuai dengan kebutuhan pekerjaannya.
2. Menghitung besar beban kerja mental operator berdasarkan indikator-indikator
pada metode NASA-TLX.
3. Mengklasifikasikan dan menganalisis beban kerja mental yang diperoleh setiap
operator dari skor yang telah didapatkan menggunakan metode NASA-TLX.
4. Mengklasifikasikan dan menganalisis grafik faktor antar indikator setiap
operator dan grafik perbandingan skor pada semua operator.
5. Memberikan rekomendasi berdasarkan analisis klasifikasi beban kerja mental
pada setiap operator.
4.3 Kajian Literatur

Tabel 1 Kajian Literatur

No. Judul Metode Hasil Kesimpulan


1. Using NASA- NASA-TLX Indikator effort Menargetkan
TLX to digunakan untuk menjadi nilai pada unit yang
evaluate the petugas yang dalam terbesar yang memiliki skore
flight deck tugas terbang atau mana memenuhi terbesar dan
design in tidak sedang terbang tujuan desain terendah sesuai
Reguler
2019/2020

Design Phase yang mana punya filosofi. Terdapat parameter perlu


of Aircraft. indikator beban perbedaan besar diperhatikan
(Yiyuan, mental, fisik, antara performa dengan hati –
Tangwen, ingatan, performa, dan tingkat hati dalam
Dayong, & usaha, dan tingkat kecemasan yang mendesain unit
Shan, 2011) kecemasan. Metode mana butuh kuesioner.
ini menggunakan peningkatan di Disimpulkan
kuesioner dan masa depan. semakin cepat
memberikan skor Hasil telah faktor manusia
kepada tiap dikonfirmasi diperhatikan
indikator lalu oleh 6 pilot. maka semakin
membandingkannya. sedikit dana
Partisipan 6 ahli yang tidak
yang sebelum diperlukan untuk
memberi skor keluar dan
diminta untuk penerbangan
mempelajari metode jadi lebih aman.
NASA-TLX.
Setelah perhitungan,
hasil itu diulas oleh
2 pilot yang
sekarang bekerja di
Eastern airlines
corporation. Metode
memberi nilai pada
tiap indikator
berdasarkan
kebiasaan
partisipan.

2. The rate of cross-sectional ini Ada korelasi Pengakuan


subjective dilakukan pada 200 yang signifikan faktor risiko
mental staf bank di Provinsi secara statistik dalam
Reguler
2019/2020

workload and Kurdistan, yang antara usia dan menciptakan


its correlation terletak di barat pengalaman MSD, terutama
with Iran, kerja dengan faktor psikologis
musculoskeleta pada 2013. Pada MSD dan pada fase awal
l disorders in tahap pertama, data SMWL pengembangan,
bank staff in yang berkaitan (P <0,05). Ini penting di
Kurdistan, dengan variabel menunjukkan tempat kerja.
Iran. (Darvishi latar belakang bahwa seiring Karena MSD
& bersama dengan bertambahnya adalah masalah
Meimanatabadi jumlah SMWL usia dan kesehatan
, 2015) dikumpulkan pengalaman utama, hasil
menggunakan kerja, rata-rata evaluasi risiko
aeronautika SMWL juga faktor dapat
Nasional dan meningkat. membantu para
NASA-TLX dalam Data yang ahli untuk
pekerjaan kelompok dihasilkan dari memodifikasi
ini.Pada tahap kedua penilaian enam dan
tingkat prevalensi subskala SMWL meningkatkan
gangguan menggunakan strategi
muskuloskeletal perangkat lunak pencegahan dan
pada penilitian ini NASA-TLX, staf intervensi.
menggunakan telah Tampaknya
kuesioner nordic. menentukan Fungsi SMWL
skala Usaha sebagai faktor
sebagai yang risiko dalam
tertinggi. menciptakan
MSD. Oleh
karena itu,
Beban Kerja
Mental harus
dievaluasi
sebagai faktor
risiko membuat
Reguler
2019/2020

MSD. Sehingga,
kemungkinan
timbulnya MSD
hampir 3 kali
lebih besar di
setiap 10 unit
yang meningkat
skor SMWL
keseluruhan.
3. Comprehensive Penelitian dilakukan Hasil skor Performa dapat
evaluation pada 22 siswa teknik NASA-TLX dengan mudah
method for user laki – laki 22 tahun didapat 58.0 diukur melalui
interface dengan penglihatan dengan kecepatan dan
design bagus yang telah kecepatan 275.6. tingkat
innuclear dilatih untuk tugas tingkat kegagalan.
power plant yang akan diberikan. kegagalan 10.2 Dalam studi ini
based on Mereka diminta dan perbesaran kecepatan
mental untuk menyiapkan pupil sebesar kedipan menjadi
workload. sirkuit RCV-001 53.1 pixel. Dan nilai terbesar
(Chen, Yan, & untuk kimia dan kedipan rasio dan dapat
Tran, 2019) volume kontrol sebesar 18.5. menjadi acuan
dalam waktu 40 dalam beban
menit sebanyak 3 kerja psikologi.
kali. Hasil dihitung
dengan NASA-
TLX.
Jurnal 1 membahas tentang beban kerja mental yang kemudian berhubungan dengan
unreasonable cost. Kemudian pada jurnal kedua menyatakan bahwa kesehatan
dipengaruhi oleh kesehatan mental. Sedangkan jurnal ketiga membahas performa
pekerja berdasar tingkah laku dan hasil kerjanya. Menarik kesimpulan dari 3 jurnal
tersebut, didapat bahwa faktor piskologis sangat mempengaruhi performa kerja
manusia. Sehingga sangat penting untuk memperhatikan aspek manusia dalam
menjalankan aktivitas kerja.
Reguler
2019/2020

4.4 Input
4.4.1 Data Operator
Pada praktikum beban kerja mental, menggunakan tiga responden sebagai
operator yang berkerja di salah satu industri konveksi yang terdapat di
Kabupaten Sleman, yaitu Roemah Konveksi. Berikut merupakan data dari tiga
responden:
1. Responden 1
Nama : Anisa Dwi Lestari
Umur : 22 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Jenis Pekerjaan : Konveksi
Total Jam Kerja : 8 jam (08:30 am – 16:30 pm)
Durasi Istirahat : 1 jam

2. Responden 2
Nama : Yusna
Umur : 18 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Jenis Pekerjaan : Konveksi
Total Jam Kerja : 8 jam (08:30 am – 16:30 pm)
Durasi Istirahat : 1 jam

3. Responden 3
Nama : Latifa
Umur : 20 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Jenis Pekerjaan : Konveksi
Total Jam Kerja : 8 jam (08:30 am – 16:30 pm)
Durasi Istirahat : 1 jam

4.4.2 Job Description


Ketiga responden tersebut bekerja sebagai penjahit di salah satu industri
konveksi tepatnya di Roemah Konveksi yang berada di Kabuapaten Sleman,
Reguler
2019/2020

Yogyakarta. Mereka bekerja selama 8 jam/hari dengan durasi istirahat 1 jam.


Setiap harinya mereka menjahit baju, pdl ataupun jas laboratorium dengan
targer 6 pcs setiap orangnya.
4.5 Output
4.5.1 Hasil
a. Tabel hasil pembobotan
Berikut merupakan hasil pembobotan dari ketiga responden:

Tabel 2 Hasil Pembobotan Responden 1

b.
MD PD TD OP EF FR

MD PD TD OP EF MD
PD PD OP EF PD
TD OP EF TD
OP EF OP
EF EF
FR

Tabel 3 Hasil Pembobotan Responden 2

MD PD TD OP EF FR
MD PD TD MD EF MD
PD PD PD EF FR
TD TD TD TD
OP OP OP
EF EF
FR

Tabel 4 Hasil Pembobotan Responden 3

MD PD TD OP EF FR
MD PD MD OP EF MD
PD TD OP EF PD
Reguler
2019/2020

TD OP EF TD
OP EF OP
EF EF
FR

Tabel 5 Hasil Pembobotan Seluruh Operator

Objek Indikator
Total
Penelitian MD PD TD OP EF FR

Anisa 1 3 2 4 5 0 15

Yusna 2 3 4 2 3 1 15
Latifa 2 2 2 4 5 0 15

b. Tabel hasil pemberian rating


Berikut merupakan hasil pemberian rating dari ketiga responden.

Tabel 6 Hasil Pemberian Rating

Objek Indikator
Penelitia
MD PD TD OP EF FR
n

Anisa 70 95 50 15 100 50

Yusna 70 60 50 50 60 50
Latifa 90 90 50 40 60 30

c. Tabel nilai produk


Berikut merupakan nilai produk dari ketiga responden beban kerja mental.
Reguler
2019/2020

Tabel 7 Nilai Produk

Objek Indikator
Penelitia
MD PD TD OP EF FR
n

Anisa 70 285 100 60 500 0

Yusna 140 180 200 100 180 50


Latifa 180 180 100 160 300 0

d. Tabel total Weighted Workload (WWL)


Berikut merupakan total Weighted Workload (WWL) dari ketiga
responden.

Tabel 8 Total WWL

Objek Indikator
Total
Penelitian MD PD TD OP EF FR

Anisa 70 285 100 60 500 0 1015

Yusna 140 180 200 100 180 50 850


Latifa 180 180 100 160 300 0 920

e. Tabel rata-rata Weighted Workload (WWL)


Berikut merupakan rata-rata nilai Weighted Workload (WWL) dari
responden beban kerja mental.

Tabel 9 Rata-rata WWL

Objek Indikator
Total
Penelitian MD PD TD OP EF FR

Anisa 4,67 19 6,67 4 33,33 0 67,67

Yusna 9,33 12 13,33 6,67 12 3,33 56,66


Latifa 12 12 6,67 10,67 20 0 61,34
Reguler
2019/2020

Objek Indikator
Total
Penelitian MD PD TD OP EF FR

f. Grafik Perbandingan
Perbandingan nilai indikator pada setiap responden menunjukkan hasil
yang berbeda-beda. Rata-rata setiap responden memiliki nilai yang tinggi
pada indikator effort (EF).

Perbandingan Indikator ketiga Responden


600

500

400

300

200

100

0
MD PD TD OP EF FR

Anisa Yusna Latifa

Grafik 1 Perbandingan Indikator ketiga responden


g. Grafik Perbandingan WWL
Berikut merupakan hasil perbandingan WWL ketiga responden
berdasarkan pengisian kuesioner NASA-TLX. Ditunjukkan nilai WWL
pada Anisa adalah nilai tertinggi.
Reguler
2019/2020

Perbandingan Rata rata WWL 3 Responden


70
68
66
64
62
60
58
56
54
52
50
Anisa Yusna Latifa

Series 1

Grafik 2 Perbandingan Rata-Rata WWL


Reguler
2019/2020

4.5.2 Analisis Operator 1

Nilai Indikator Anisa

500

285

100
70 60
MD PD TD OP EF 0
FR

Grafik 3 Nilai Indikator Anisa


Berdasarkan perhitungan menggunakan metode NASA-TLX, didapatkan skor
beban kerja mental pada Anisa sebesar 67,67. Maka berdasarkan nilai tersebut,
beban kerja mental yang didapat masuk dalam kategori tinggi, karena nilainya
terdapat para rentang 50 hingga 79. Dapat dilihat pada grafik, bahwa effort
(EF) yang dibutuhkan oleh Anisa sangat tinggi dalam melakukan pekerjaan,
dikarenakan responden mengejar target produksi. Hal tersebut yang
menyebabkan beban kerja mental yang didapat oleh Anisa tergolong tinggi.
Tetapi, saat bekerja Anisa tidak pernah merasakan frustrasi.
4.5.3 Analisis Operator 2

Nilai Indikator Yusna

200
180 180

140

100

50

MD PD TD OP EF FR

Grafik 4 Nilai Indikator Yusna


Reguler
2019/2020

Berdasarkan perhitungan menggunakan metode NASA-TLX, didapatkan skor


beban kerja mental pada Yusna sebesar 56,66. Maka berdasarkan nilai
tersebut, beban kerja mental yang didapat masuk dalam kategori tinggi. Dilihat
dari grafik, bahwa indikator NASA-TLX pada Yusna, menunjukkan bahwa
nilai pada Temporal Demands sebesar 200, sedangkan pada Physical Demand
dan Effort nilainya sebesar 180. Ketiga indikator tersebut bisa menjadi faktor
yang menyebabkan bahwa beban kerja mental yang didapat oleh Yusna masuk
dalam kategori tinggi, sehingga diperlukan beberapa perbaikan agar beban
kerja mental yang diterima tidak terlalu tinggi.
4.5.4 Analisis Operator 3

Nilai Indikator Latifa

300

180 180
160

100

MD PD TD OP EF 0
FR

Grafik 5 Nilai Indikator Latifa


Berdasarkan perhitungan menggunakan metode NASA-TLX, didapatkan skor
beban kerja mental pada Latifa sebesar 61,34. Maka berdasarkan nilai tersebut,
beban kerja mental yang didapat masuk dalam kategori tinggi. Dilihat dari
grafik bahwa nilai effort paling dominan diantara indikator-indikator yang lain.
Indikator tersebut merupakan salah satu faktor yang menyebabkan beban kerja
mental yang diterima oleh Latifa tinggi.
4.5.5 Analisis Keseluruhan
Pada praktikum kali ini, menganalisis beban kerja mental yang didapatkan
oleh pekerja yang bekerja di industri konveksi, tepatnya di Roemah Konveksi
yang beralamat di Puntuk II Umbulmartani, Sleman Yogyakarta. Responden
diminta untuk mengisi kuesioner NASA-TLX, yang mencakup enam indikator.
Reguler
2019/2020

Mereka bekerja selama 8 jam perhari dengan waktu istirahat selama 1 jam.
Dari hasil kuesioner yang telah didapatkan, menunjukkan bahwa beban kerja
mental yang didapatkan oleh pekerja masuk dalam kategori tinggi. Setiap
pekerja memiliki hasil cakupan indikator yang berbeda-beda. Pada responden
bernama Anisa dan Latifa memiliki nilai yang tinggi pada indikator Effort (EF)
sedangkan pada Yusna nilai Temporal Demand merupakan indikator yang
tinggi. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa salah faktor yang menyebabkan
beban kerja mental yang tinggi pada setiap orang berbeda-beda. Terdapat
faktor lain yang dapat menyebabkan beban kerja mental yang tinggi seperti
lamanya mereka bekerja, jam istirahat yang kurang dan usia pekerja yang
masih tergolong muda (18-22 tahun). Pada responden pertama yang bernama
Anisa beban kerja mental tergolong tinggi (67,7) terutama pada indikator
effort. Akan tetapi tingkat kecemasan Anisa rendah. Kemudian pada operator
kedua didapat nilai beban kerja mental tergolong tinggi yaitu 56,66. Indikator
terbesar ada pada temporal demand (200) disusul nilai effort (180). Sedangkan
pada operator ketiga beban kerja mental mendapat nilai 61,34. Sehingga
operator ketiga digolongkan responden dengan beban kerja mental tinggi. Nilai
tertinggi ada pada effort.
4.5.6 Rekomendasi
Dari hasil kuesioner yang didapat menggunakan metode NASA-TLX
menunjukkan bahwa ketiga responden memiliki beban kerja mental yang
tinggi, maka rekomendasi yang dibutuhkan untuk ketiga responden agar beban
kerja mental yang diterima tidak terlalu tinggi berupa administrative control
yang mencakup perbaikan jam kerja, postur tubuh saat melakukan pekerja dan
waktu istirahat yang cukup saat melakukan pekerjaan.

4.6 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil dari pengukuran yang telah dilakukan dengan metode NASA-TLX
dilakukan dengan perhitungan 6 indikator yaitu MD, PD, TD, OP, EF, dan
FR, kemudian diberi rating sesuai tingkatannya, menghitung nilai produk,
kemudian didapatkan nilai WWL.
Reguler
2019/2020

2. Skor beban kerja mental yang diperoleh dari ketiga operator, untuk responden
Anisa skor NASA-TLX nya sebesar 67,67 dan masuk ke kategori tinggi, nilai
tertinggi ada pada indikator EF, dan nilai terendah pada indikator FR dengan
nilai 500 dan 0. Sedangkan untuk responden Yusna nilai NASA TLX nya
sebesar 56,66, sehingga masuk ke kategori tinggi, nilai tertinggi ada pada
indikator TD, dan nilai terendah pada indikator FR dengan nilai 200 dan 50.
Selanjutnya pada Latifa nilai NASA-TLXnya sebesar bernilai 61,34. sehingga
masuk ke kategori agak tinggi, nilai tertinggi ada pada indikator EF, dan nilai
terendah pada indikator FR dengan nilai 300 dan 0.
3. Rekomendasi Administrative Controls sangat diperlukan untuk mengurangi
beban kerja mental pekerja konveksi, yang paling mudah dilakukan adalah
dengan diadakannya rotasi kerja. Maksud dari rotasi kerja adalah dengan
adanya pembagian jadwal/shift kerja.
Reguler
2019/2020

DAFTAR PUSTAKA

Chen, Y., Yan, S., & Tran, C. C. (2019). Comprehensive evaluation method for user
interface design in nuclear power plant based on mental workload. Nuclear
Engineering and Technology, 51(2), 453–462.
https://doi.org/10.1016/j.net.2018.10.010

Darvishi, E., & Meimanatabadi, M. (2015). The Rate of Subjective Mental Workload
and its Correlation with Musculoskeletal Disorders in Bank Staff in Kurdistan,
Iran. Procedia Manufacturing, 3(Ahfe), 37–42.
https://doi.org/10.1016/j.promfg.2015.07.105

Yiyuan, Z., Tangwen, Y., Dayong, D., & Shan, F. (2011). Using NASA-TLX to
evaluate the flight deck design in design phase of aircraft. Procedia Engineering,
17, 77–83. https://doi.org/10.1016/j.proeng.2011.10.010
Reguler
2019/2020

LAMPIRAN
Reguler
2019/2020

Anda mungkin juga menyukai