pendapat saya,
1. Pada hakikatnya zat yang bersifat lahit dan gaib menentukan postur manusia sebagai
Susunan anggota badan manusia sebenarnya sangat kompleks,tidak hanya terdiri dari
otak dan jantung saja, yang masing-masing anggota badan satu sama lain
tidak hanya fisik saja, akan tetapi dari kenyataan nonfisiknya yang justru tidak
dimiliki mahluk lain. Seperti ruh dan jiwa yang memerankan proses berfikir, merasa,
bersikap dan berserah diri serta mengabdi yang merupakan mekanisme, kejiwaan
2. Tanggung jawab manusia sebagai khalifah di muka bumi yang berkaitan dengan ilmu
humaniora, Kesehatan, hukum, sosial, Bahasa, matematika, alam dan teknologi, yang
Hak Tuhan
Nya
Hak terhadap diri sendiri adalah hak pribadi seseorang meliputi hak jasmani
dan rohani.
Adalah hak untuk memenuhi kebutuhan pribadi tanpa mengganggu hak orang
lain.
Ha katas Harta
Adalah hak untuk memelihara dan memanfatkan harta yang diberikan Allah
4. Berdasarkan tinjauan sosiologis, status dan peran manusia yakni manusia sebagai
seorang individu selain merupakan hasil bentukan dari dirinya sendiri adalah juga
Berdasarkan tinjauan psikologis, status dan peran manusia dapat yakni mengacu pada
Jadi kesimpulannya, status dan peran manusia tidak dapat dilepaskan hakikat manusia
sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Manusia tidak dapat hidup sendiri,
dimana bentukan kepribadian, mental dan perilaku tidak hanya terbentuk dengan
5. Pertama, akal sehat merupakan syarat yang harus ada dalam diri manusia untuk dapat
menerima taklif (beban kewajiban) dari Allah Swt. Hukum-hukum syari’at tidak
berlaku bagi mereka yang akalnya tidak berfungsi. Rasulullah Saw. bersabda,
“Pena (catatan pahala dan dosa) diangkat (dibebaskan) dari tiga golongan, di
antaranya orang yang gila sampai ia kembali sadar (berakal).” ( H.R. Abu Daud
dari Ali, Sunan Abu Daud, Kitab al-Hudud, vol.II, hal.339. Daar el-Fikr).
berakal karena hanya mereka yang dapat memahami agama dan syari’at-Nya. Allah
Swt. berfirman,
“…Dan pelajaran bagi orang-orang yang berpikiran sehat.” ( Q.S. Śād [38]: 43).
Ketiga, Al-Qur’an menyebut sejumlah proses dan aktivitas pemikiran sebagai amalan
diturunkan Allah.’ Mereka menjawab, ‘Tidak! Kami akan mengikuti apa yang
dilakukan nenek moyang kami.’ Pada hal, nenek moyang mereka tidak mengetahui
apapun dan mereka tidak mendapat petunjuk.” ( Q.S. Al-Baqarah [2]: 170)
Kelima, Islam memuji orang-orang yang menggunakan akalnya dalam memahami dan
mengikuti kebenaran.
Allah berfirman,
“…Oleh karena itu, sampaikanlah kabar gembira itu kepada hamba-hamba-Ku, yaitu
mereka yang mendengarkan perkataan, lalu mengikuti apa yang paling baik di
antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah dan
mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal sehat.” ( Q.S. Az-Zumar [39]: 17-
18).
Demikian jawaban saya pada diskusi ini kurang dan lebihnya mohon dimaafkan,
Sumber :
2. https://www.percikaniman.org/2016/11/10/peran-akal-dalam-tafsir-al-quran/