Lembar Jawaban
Ujian Akhir Semester (UAS) Ganjil
Tahun Akademik 2021-2022
Mata kuliah : Tafsir Siyasah & Imamah
Dosen : Ni’matul Khairiyah, S.Ag., M.Ag.
Semester/jurusan : 5 / Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir
NIM : 192110003
Soal
Jawab
1
Siti Musdah Mulia. Muslimah Perempuan Pembaru Keagamaan Reformis, hlm. 275
1
Sebagai salah satu pelaku politik, kaum perempuan tidak mendapat tempat yang
berarti, bahkan termaginalkan. Diakui atau tidak, domain yang disediakan oleh fiqh
politik, misalnya tentang lembaga-lembaga pemerintahan, seperti Imamah, perwakilan,
kementerian dan sebagainya. Tampaknya lebih akrab dengan aktivitas laki-laki
dibandingkan dengan aktivitas perempuan.2
Persoalannya tidak sekedar mempertanyakan kembali boleh dan tidaknya
perempuan menjadi imam (pemimpin), tetapi bagaimana konsepsi fiqh dalam
memandang peran politik perempuan secara umum. Ada 3 pendapat mengenai
kepemimpinan perempuan dalam pemerintahan.
• Pendapat Konservatif
"Tidak akan berjaya suatu kaum yang mengangkat seorang wanita sebagai pemimpin
mereka" (H.R. Bukhari)
Hadits ini dari segi riwayah tidak seorangpun pakar Hadits yang mempersoalkan
kesahihannya. Sedangkan dari segi diroyah; dalalah hadits ini menunjukkan dengan pasti
haramnya wanita memegang tampuk kekuasaan negara. Menurut faham konservatif ini,
Islam telah menentukan peran perempuan dalam wilayah khusus (domestic role).
Menurut mereka, Islam tidak pernah menyandarkan urusan publik kepada perempuan,
2
Syafiq Hasyim,Hal-Hal Yang Tak Terpikiurkan Tentang Isu-Isu Keperempuanan Dalam Islam.
hlm. 189
3
Ibid..h.191
2
bahkan sejak masa kenabian tak satupun perempuan yang terlibat secara langsung dalam
kegiatan politik.
Saya lebih sependapat dengan pendapat yang ini (Liberal Progresif) karena
Perempuan yang seringkali hanya ditempatkan di dalam rumah, sudah saatnya tampil ke
ruang publik untuk mengayomi seluruh umat, baik laki-laki maupun perempuan. Pada
biasanya, laki-laki dengan sifat keperkasaannya menjadi ulama atau pimpinana agama,
sehingga tidak jarang ia anarkis dan destruktif. Dengan demikian, kehadiran ulama
perempuan menjadi sungguh dinantikan oleh seluruh umat manusia.
4
Ibid.hlm. 192
3
Mayoritas pemimpin adalah mereka yang berjenis kelamin laki-laki. Pemimpin
perempuan hanya ditemukan di sebagian kecil masyarakat. Sebenarnya, terkait
kepemimpinan, Islam tidak melarang perempuan untuk menjadi pemimpin. Dalam surah
al-baqarah ayat 30, Allah SWT. Berfirman :
ُ ْ ُ َ ََْ ُ َ ً َ َ َْ ٌ َ َ ٰۤ ْ َ ُّ َ َ ْ
اعل ِفى الا ْر ِض خ ِل ْيفةۗ قال ْوْٓا اتجعل ِف ْي َها َم ْن ُّيف ِسد ِف ْي َها َ
ِ ﴿واِ ذ قال ربك ِلل َملىِٕك ِة ِ ِان ْي ج
َ
َ َ َْ َ ََْ َ َ َ َ َُ َ َ ُ ُ َْ ُ ََ
﴾ ٣٠ الد َما َۤءَۚ َونح ُن ن َس ِبح ِبح ْم ِدك َونق ِد ُس لكۗ قال ِ ِان ْ ْٓي اعل ُم َما لا تعل ُم ْونِ وي ْس ِفك
(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan
khalifah13) di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang
merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan
menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui.”
Ayat tersebut menjelaskan semua manusia itu sama, yaitu menjadi khalifah dan
menciptakan kemaslahatan di muka bumi. Rasulullah SAW bersabda, “Ketahuilah, setiap
kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya.
30. (30) Ketika Allah swt memberitahukan kepada para malaikat-Nya ) bahwa Dia
akan menjadikan Adam a.s. sebagai khalifah ) di bumi, maka para malaikat itu bertanya,
mengapa Adam yang akan diangkat menjadi khalifah di bumi, padahal Adam dan
keturunannya kelak akan berbuat kerusakan dan menumpahkan darah di bumi. Para
malaikat menganggap bahwa diri mereka lebih patut memangku jabatan itu, sebab mereka
makhluk yang selalu bertasbih, memuji dan menyucikan Allah swt.
Allah swt tidak membenarkan anggapan mereka itu, dan Dia menjawab bahwa Dia
mengetahui yang tidak diketahui oleh para malaikat. Segala yang akan dilakukan Allah
swt adalah berdasarkan pengetahuan dan hikmah-Nya yang Mahatinggi walaupun tak
dapat diketahui oleh mereka, termasuk pengangkatan Adam a.s. menjadi khalifah di
bumi.
4
َ ٰيدَ ٗاودِِانَّاِ َج َع ال ٰنكَِِخَل ايفَةِِف ا
ِىِاْل ارض
Para ulama telah menyebutkan syarat-syarat yang harus dimiliki oleh tokoh
pimpinan yang dimaksudkan itu, antara lain ialah: adil serta berpengetahuan yang
memungkinkannya untuk bertindak sebagai hakim dan mujtahid, tidak mempunyai cacat
jasmaniah, serta berpengalaman cukup, dan tidak pilih kasih dalam menjalankan hukum-
hukum Allah.
• Pendapat Apologis
Pendapat apologis adalah yang menyatakan bahwa ada bagian wilayah politik
tertentu yang bisa dimasuki perempuan dan ada wilayah tertentu yang sama sekali tidak
boleh dijamah oleh perempuan. Menurut kelompok ini, yang menjadi wilayah politik
perempuan adalah menjadi ibu. Di samping itu, kelompok ini masih menganggap bahwa
porsi emosional perempuan lebih besar di bandingkan dengan porsi rasionalnya.5 Ketiga
pendapat ini pada dasarnya mewakili corak pandang para ahli fiqh zaman klasik.
5
Syafiq Hasyim, Hal-Hal Yang Tak Terpikiurkan Tentang Isu-Isu Keperempuanan Dalam
Islam. hlm. 195.
6
H. Abd. Muin, Fiqih Siyasah; Konsepsi Kekuasaan Politik dalam alQur’an, (Cet. I; Jakarta:
PT. RajaGrafindo Persada, 1992), h. 114.
7
Maskulin adalah term yang menunjuk kepada kenjantanan seorang laki-laki, dan
memposisikannya sebagai makhluk lebih tinggi kedudukannya
5
sepintas menyorot masalah misogoni.8 Sementara ajaran Islam, diyakini sebagai rahmat
untuk semua manusia tanpa membedakan jenis kelamin.
Maksud dan tujuan penciptaan manusia di muka bumi ini adalah, disamping untuk
menjadi hamba (âbid) yang tunduk dan patuh serta mengabdi kepada Allah Swt., juga
untuk menjadi khalifah di bumi (khalifah fî al-ard). Kapasitas manusia sebagai khalifah
di bumi ditegaskan di dalam QS. al-An’am: 165 Allah SWT. berfirman sebagai berikut:
ُ ٰ ُ ُ َ َْ َ َ
ْضك ْم َف ْو َق َب ْعض َد َر ٰجت ل َي ْب ُل َوك ْم ف ْي َم ْٓا ا ٰتىكم َ َ ْ َ ْ َ ٰۤ َ ْ ُ َ َ َ ْ َّ َ ُ َ
ۗ ِ ِ ٍ ٍ ﴿ وهو ال ِذي جعلكم خلىِٕف الار ِض ورفع بع
ُ َ َ ٗ َّ َ ْ ُ ْ َ َ ََّ َّ
﴾ ١٦٥ ࣖ ابِۖ َواِ نه لغف ْو ٌر َّر ِح ْي ٌم
ِ ِان ربك س ِريع ال ِع
ق
Dialah yang menjadikan kamu sebagai khalifah-khalifah di bumi dan Dia meninggikan
sebagian kamu beberapa derajat atas sebagian (yang lain) untuk menguji kamu atas apa
yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu sangat cepat hukuman-Nya.
Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Kata khalifah dalam ayat tersebut tidak menunjuk kepada salah satu jenis kelamin
atau kelompok etnis tertentu. Laki-laki dan perempuan mempunyai fungsi yang sama
sebagai khalifah, yang akan mempertanggungjawabkan tugas-tugas kekhalifahannya di
bumi, sebagaimana halnya mereka harus bertanggung jawab sebagai hamba Tuhan.
8
Misogini adalam term yang menujuk kepada kaum perempuan, dan memposisikan-nya
sebagai makhluk yang dibenci dan dilecehkan.
6
2. Sistem Khilafah siapakah yamg dimaksud? Menurut saya itu Hizbut Tahrir Indonesia
(HTI). Sebelum berpendapat marilah kita cari tahu dulu apa itu HTI, bagaimana
sistem khilafah nya?
Hizbut Tahrir (HT) merupakan organisasi politik Islam ideologis berskala
internasional yang aktif memperjuangkan agar umat Islam kembali kepada kehidupan
Islam melalui tegaknya Khilafah Islamiyah. Hizbut Tahrir di dirikan pada tahun 1953 di
al-Quds, Jerussalem, oleh Syeikh Taqiyuddin an-Nabhani (1909-1979).Hizbut Tahrir
melakukan memperluas jaringannya ke wilayah lain dan dimulai membuka cabang di
Libanon pada tanggal 19 Oktober 1959. Hizbut Tahrir bertujuan untuk membawa umat
Islam kembali pada kehidupan Islam di dalam Darul Islam, yakni Negara dan masyarakat
Islam. Penegakkan Khilafah bagi Hizbut Tahrir merupakan suatu kewajiban yang harus
dilakukan, jika tidak melaksanakan merupan suatu dosa besar.
Sampai masuknya Hizbut Tahrir ke Indonesia pada tahun 1983 yang dibawa oleh
Abdurrahman al-Baghdadi yang merupakan anggota Hizbut Tahrir dari Yordania, Hizbut
Tahrir resmi melakukan aktivitasnya di Indonesia secara terbuka sejak tahun 2000. Hizbut
Tahrir dalam konteks Indonesia kemudian dikenal dengan nama Hizbut Tahrir Indonesia
(HTI). Meskipun Hizbut Tahrir dirancang sebagai organisasi politik, namun ia tidak
mendaftarkan diri secara formal sebagai parpol yang ikut dalam pemilu.
Hizbut Tahrir menjelaskan bahwa khilafah adalah sebuah kekuasaan yang
menerapkan syari’ah Islam secara kaffah (menyeluruh).9 Khilafah sebuah sistem politik
Islam, Perbedaannya dengan sistem pemerintahan lain adalah bahwa kedaulatan, yakni
dalam menetapkan hukum, yang menentukan benar dan salah, halal dan haramnya, ada
ditangan syari’ah bukan ditangan manusia. Metode Khilafah merupakan metode yang
dibawa oleh Hizbut Tahrir dalam menegakkan Negara Khilafah, Hizbut Tahrir adalah
sebuah partai politik berideologi Islam.10 Partai ini di dirikan untuk memenuhi perintah
Allah swt:
َ ٰۤ ُ َ َ ْ ُ ْ َ َ ْ َ ْ َ َ ْ َ ْ َ ْ َ َ ْ ُ ْ َّ ٌ َُّ ْ ُ ْ ْ ُ َ ْ َ
ُك ُهم ْ ُ ْ َ ْ ُ ُ َ َ ْ
﴿ ولتكن ِمنكم امة يدعون ِالى الخي ِر ويأمرون ِبالمعرو ِف وينهون ع ِن المنك ِرۗ واول ِٕى
َ ْ ُ ْ ُْ
﴾ ١٠٤ المف ِلحون
9
Hizbut Tahrir.Op. Cit, h.14
10
Hizbut Tahrir Op.Cit h. 67
7
Hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar Mereka itulah
orang-orang yang beruntung.
Khilafah dalam pengertian fiqh siyasah ialah khilafah dalam pengertian secara
umum yaitu sistem pemerintahan dalam Islam, kata khilafah berasal dari kata khalafa
yang memiliki arti seseorang yang menggantikan orang lain sebagai penggantinya. Kata
khilafat diturunkan dari kata khalafa, yang berarti seseorang yang menggantikan orang
lain sebagai penggantinya. Dalam konteks ini, kata khilafat bisa mempunyai arti sekunder
atau arti bebas, yaitu pemerintahan, atau institusi pemerintahan dalam sejarah Islam. 11
Jadi relevansinya sistem khilafah terhadap kondisi negara-negara saat ini terutama
di Indonesia perlu dikoreksi kembali apakah sistem khilafah benarbenar cocok diterapkan
di Indonesia yang penduduknya mayoritas beragama Islam, agar mempermudah
penerapannya. Atau tidak cocok diterapkan karena keadaan negara-negara saat ini yang
merupakan national state yang berbeda jauh dengan sistem khilafah pada masa Khulafah
ar-Rasyidin.
Jadi, relevansinya sistem khilafah Hizbut Tahrir Indonesia di Indonesia bisa dan
tidak bisa terapkan, bisa diterapkannya sistem khilafah Hizbut Tahrir Indonesia pastilah
sangat susah dan memerlukan waktu banyak untuk merubah Indonesia menjadi negara
khilafah, meskipun sistem khilafah yang dibawa Hizbut Tahrir Indonesia merupakan
sistem yang bagus namun banyak memiliki kekurangan sehingga proses perubahannya
memakan waktu yang lama.
11
Suyuthi Pulungan, Fikih Siyasah ajaran, sejarah dan pemikiran,(Yogyakarta: penertbit ombak,
2014), h, 46-47.