Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kenakalan Remaja

Pada dasarnya kenakalan remaja adalah hasil dari didikan yang salah,
ataupun karena terjerumus kedalam lingkungan yang salah yang menyebabkan
seorang remaja terpengarung untuk masuk kedalam sebuah karakter yang penuh
dengan sifat arogansi, keras, penuh dendam dan mudah tersinggung. Dalam hal ini
ada faktor-faktor penyebab kenakalan remaja antara lain sebagai berikut :

1. Kurangnya perhatian dari keluarga (Orang Tuanya)


2. Pergaulan yang tidak terkendali
3. Lingkungan yang buruk
4. Kurangnya pengetahuan tentang agama.
5. Kurangnya pendidikan moral untuk membentuk karakter remaja yang
baik.

Peran orang tua dalam pembentukan sebuah karakter remaja menjadi hal utama
yang yang mejadi kunci pengendalian kenakalan remaja. Didikan yang salah
ataupun kuarangnya perhatian dari orang tuanya merupakan faktor terbesar yang
menyebabkan seorang remaja masuk kedalam jalan yang salah dalam artian nakal.

Sedangkan Pengertian kenakalan remaja Menurut Paul Moedikdo,SH


adalah :

1. Semua perbuatan yang dari orang dewasa merupakan suatu kejahatan bagi
anak-anak merupakan kenakalan jadi semua yang dilarang oleh hukum pidana,
seperti mencuri, menganiaya dan sebagainya.
2. Semua perbuatan penyelewengan dari norma kelompok tertentu untuk
menimbulkan keonaran dalam masyarakat.

3. Semua perbuatan yang menunjukkan kebutuhan perlindungan bagi sosial.

B. Faktor Penyebab Kenakalan Remaja

Faktor-faktor penyebab munculnya kenakalan remaja, menurut Kumpfer


dan Alvarado :

1. Kurangnya sosialisasi dari orangtua ke anak mengenai nilai-nilai moral dan


sosial.
2. Contoh perilaku yang ditampilkan orangtua (modeling) di rumah terhadap
perilaku dan nilai-nilai anti-sosial.
3. Kurangnya pengawasan terhadap anak (baik aktivitas, pertemanan di sekolah
ataupun di luar sekolah, dan lainnya).
4. Kurangnya disiplin yang diterapkan orangtua pada anak.
5. Rendahnya kualitas hubungan orangtua-anak.
6. Tingginya konflik dan perilaku agresif yang terjadi dalam lingkungan
keluarga.
7. Kemiskinan dan kekerasan dalam lingkungan keluarga.
8. Anak tinggal jauh dari orangtua dan tidak ada pengawasan dari figur otoritas
lain.
9. Perbedaan budaya tempat tinggal anak, misalnya pindah ke kota lain atau
lingkungan baru.
10. Adanya saudara kandung atau tiri yang menggunakan obat-obat terlarang atau
melakukan kenakalan remaja.

C. Batasan dan Jenis Kenakalan Remaja

Kenakalan remaja merupakan tindakan melanggar peraturan atau hukum


yang dilakukan oleh anak di bawah usia 18 tahun.

Perilaku yang ditampilkan dapat bermacam-macam, mulai dari kenakalan


ringan seperti membolos sekolah, melanggar peraturan-peraturan sekolah,
melanggar jam malam yang orangtua berikan, hingga kenakalan berat seperti
vandalisme, perkelahian antar geng, penggunaan obat-obat terlarang, dan
sebagainya.

Dalam batasan hukum, menurut Philip Rice dan Gale Dolgin, penulis
buku The Adolescence, terdapat dua kategori pelanggaran yang dilakukan
remaja, yaitu:

1. Pelanggaran indeks, yaitu munculnya tindak kriminal yang dilakukan


oleh anak remaja. Perilaku yang termasuk di antaranya adalah pencurian,
penyerangan, perkosaan, dan pembunuhan.

2. Pelanggaran status, di antaranya adalah kabur dari rumah, membolos


sekolah, minum minuman beralkohol di bawah umur, perilaku seksual, dan
perilaku yang tidak mengikuti peraturan sekolah atau orang tua.

Keluarga yang Memicu?

Menurut Karol Kumpfer dan Rose Alvarado, profesor dan asisten profesor
dari University of Utah, dalam penelitiannya, menyebutkan bahwa kenakalan dan
kekerasan yang dilakukan oleh anak dan remaja berakar dari masalah-masalah
sosial yang saling berkaitan.

Di antaranya adalah kekerasan pada anak dan pengabaian yang dilakukan


oleh orangtua, munculnya perilaku seksual sejak usia dini, kekerasan rumah
tangga, keikutsertaan anak dalam geng yang menyimpang, serta tingkat
pendidikan anak yang rendah.

Ketidakmampuan orangtua dalam menghentikan dan melarang perilaku


menyimpang yang dilakukan oleh anak remaja akan membuat perilaku kenakalan
terus bertahan.
BAB II

ISI
A. Definisi Minuman Keras

Minuman keras adalah minuman yang mengandung alkohol yang bila


dikonsumsi secara berlebihan dan terus-menerus dapat merugikan dan
membahayakan jasmani, rohani maupun bagi kepentingan perilaku dan cara
berfikir kejiwaan sehingga akibat lebih lanjut akan mempengaruhi kehidupan
keluarga dan hubungan dengan masyarakat sekitar.

Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: "Pada


keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfa`at bagi manusia, tetapi dosa
keduanya lebih besar dari manfa`atnya". Dan mereka bertanya kepadamu apa
yang mereka nafkahkan. Katakanlah: "Yang lebih dari keperluan." Demikianlah
Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir, (QS. Al
Baqarah/2:219)
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu
dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan
pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaan junub[301], terkecuali sekedar
berlalu saja, hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir
atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan,
kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah
yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha
Pema'af lagi Maha Pengampun.

B. Pandangan islam tentang kenakalan remaja

Islam telah mengatur perilaku dalam remaja. Perilaku tersebut merupakan


batasan-batasan yang dilandasi nilai-nilai agama. Oleh karena itu perilaku tersebut
harus diperhatikan, dipelihara, dan dilaksanakan oleh para remaja. Perilaku yang
menjadi batasan dalam pergaulan adalah :

1. Menutup Aurat

Islam telah mewajibkan laki-laki dan perempuan untuk menutup aurot


demi menjaga kehormatan diri dan kebersihan hati. Aurot merupakan anggota
tubuh yang harus ditutupi dan tidak boleh diperlihatkan kepada orang yang bukan
mahramnya terutama kepada lawan jenis agar tidak boleh kepada jenis agar tidak
membangkitkan nafsu birahi serta menimbulkan fitnah.
Aurot bagi-bagi yaitu anggota tubuh antara pusar dan lutut sedangkan
aurot bagi wanita yaitu seluruh anggota tubuh kecuali muka dan kedua telapak
tangan.

Di samping aurot, Pakaian yang di kenakan tidak boleh ketat sehingga


memperhatikan lekuk anggota tubuh, dan juga tidak boleh transparan atau tipis
sehingga tembus pandang.

2. Menjauhi perbuatan zina

Pergaulan antara laki-laki dengan perempuan di perbolehkan sampai pada


batas tidak membuka peluang terjadinya perbuatan dosa. Islam adalah agama yang
menjaga kesucian, pergaulan di dalam islam adalah pergaulan yang dilandasi oleh
nilai-nilai kesucian. Dalam pergaulan dengan lawan jenis harus dijaga jarak
sehingga tidak ada kesempatan terjadinya kejahatan seksual yang pada gilirannya
akan merusak bagi pelaku maupun bagi masyarakat umum. Dalam Al-Qur’an
Allah berfirman dalam Surat Al-Isra’ ayat 32:

Artinya : “Dan janganlah kamu mendekati zina, Sesungguhnya zina itu adalah
suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk”

Dalam rangka menjaga kesucian pergaulan remaja agar terhindar dari


perbuatan zina, islam telah membuat batasan-batasan sebagai berikut :

a. Laki-laki tidak boleh berdua-duaan dengan perempuan yang bukan


mahramnya. Jika laki-laki dan perempuan di tempat sepi maka yang
ketiga adalah syetan, mula-mula saling berpandangan, lalu
berpegangan, dan akhirnya menjurus pada perzinaan, itu semua adalah
bujuk rayu syetan.

b. Laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim tidak boleh bersentuhan


secara fisik. Saling bersentuhan yang dilarang dalam islam adalah
sentuhan yang disengaja dan disertai nafsu birahi. Tetapi bersentuhan
yang tidak disengaja tanpa disertai nafsu birahi tidaklah dilarang.
Tata Cara Pergaulan Remaja

Semua agama dan tradisi telah mengatur tata cara pergualan remaja.
Ajaran islam sebagai pedoman hidup umatnya, juga telah mengatur tata cara
pergaulan remaja yang dilandasi nilai-nilai agama. Tata cara itu meliputi :

a. Mengucapkan Salam

Ucapan salam ketika bertemu dengan teman atau orang lain sesama
muslim, ucapan salam adalah do’a. Berarti dengan ucapan salam kita telah
mendoakan teman tersebut.

b. Meminta Izin

Meminta izin di sini dalam artian kita tidak boleh meremehkan hak-hak
atau milik teman apabila kita hendak menggunakan barang milik teman maka kita
harus meminta izin terlebih dahulu

c. Menghormati orang yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda

Remaja sebagai orang yang lebih muda sebaiknya menghormati yang lebih
tua dan mengambil pelajaran dari hidup mereka. Selain itu, remaja juga harus
menyayangi kepada adik yang lebih muda darinya, dan yang paling penting
adalah memberikan tuntunan dan bimbingan kepada mereka ke jalan yang benar
dan penuh kasih sayang.

d. Bersikap santun dan tidak sombong

Dalam bergaul, penekanan perilaku yang baik sangat ditekankan agar


teman bisa merasa nyaman berteman dengan kita. Kemudian sikap dasar remaja
yang biasanya ingin terlihat lebih dari temannya sungguh tidak diterapkan dalam
islam bahkan sombong merupakan sifat tercela yang dibenci Allah

e. Berbicara dengan perkataan yang sopan

Islam mengajarkan bahwa bila kita berkata, utamakanlah perkataan yang


bermanfaat, dengan suara yang lembut, dengan gaya yang wajar dan tidak bual.

f. Tidak boleh saling menghina

Menghina / mengumpat hukumnya dilarang dalam islam sehingga dalam


pergaulan sebaiknya hindari saling menghina di antara teman.
g. Tak boleh saling membenci dan iri hati

Rasa iri akan berdampak dapat berkembang menjadi kebencian yang pada
akhirnya mengakibatkan putusnya hubungan baik di antara teman. Iri hati
merupakan penyakit hati yang membuat hati kita dapat merasakan ketenangan
serta merupakan sifat tercela baik di hadapan Allah dan manusia.

h. Mengisi waktu luang dengan kegiatan yang bermanfaat

Masa remaja sebaiknya dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan yang


bermanfaat remaja harus membagi waktunya dengan subjektif dan efisien, dengan
cara membagi waktu menjadi 3 bagian yaitu : sepertiga untuk beribadah kepada
Allah, sepertiga untuk dirinya dan sepertiga lagi untuk orang lain.

i. Mengajak untuk berbuat kebaikan

Orang yang memberi petunjuk kepada teman ke jalan yang benar akan
mendapatkan pahala seperti teman yang melakukan kebaikan itu, dan ajakan
untuk berbuat kebajikan merupakan suatu bentuk kasih sayang terhadap teman.

Demikian beberapa tata cara pergaulan remaja yang dilandasi nilai-nilai moral dan
ajaran islam. Tata cara tersebut hendaknya dijadikan pedoman bagi remaja dalam
bergaul dengan teman-temannya.

C. Cara mengatasi kenakalan remaja

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi kenakalan remaja,
yaitu sebagai berikut :

1. Kegagalan menghadapi identisan peran dan lemahnya control diri bisa dicegah
atau bisa diatasi dengan prinsif keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan
sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa
remajanya dengan baik, juga mereka berhasil memperbaiki diri setelah
sebelumnya gagal pada tahap ini.

2. Kemauan orang tua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta


keluarga yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi mereka.
3. Kehidupan beragama keluarga dijadikan salah satu ukuran untuk melihat
keberfungsian sosila keluarga yang menjalankan kewajiban agamanya secara
baik berarti mereka akan menanamkan nilai-nilai dan norma yang baik. Artinya
secara teoritis bagi keluarga yang menjalankan kewajiban agamanya secara
baik, maka anak-anaknyapun akan melalukan hal-hal yang baik sesuai dengan
norma-norma agama.

4. Untuik menghindari masalah yang timbul akibat pergaulan, selain mengarahkan


untuk mempunyai teman bergaul yang sesuai, orang tua juga hendaknya
memberikan kesibukan dan mempercfayakan tanggungjawab rumah tangga
kepada si remaja. Pemberian tanggungjawab ini hendaknya tidak dengan
pemaksaan maupun mengada-ada. Berilah pengertian yang jelas dahulu,
sekaligus berilah teladan pula. Sebab dengan memberikan tanggungjawab
dalam rumah akan dapat mengurangi waktu anak “Keluyuran” tidak karuan
dan sekaligus dapat melatih anak mengetahui tugas dan kewajiban serta
tanggungjawab dalam ruamh tangga. Mereka dilatih untuk disiplin serta
mampu memecahkan masalah sehari-hari. Mereka dididik untuk mandiri.
Selain itu, berilah pengarahan kepada mereka tentang batasab teman yang baik.

5. Orang tua hendaknya membantu memberikan pengarahan agar anak memilih


jurusan sesuai dengan bakat, kesenangan, dan hobi si anak. Tetapi apabila anak
tersebut tidak ingin bersekolah yang sesuai dengan hobinya, maka berilah
pengertian kepadanya bahwa tugas utamanya adalah bersekolah sesuai dengan
pilihanya. Sedangkan hobi adalah kegiatan sampingan yang boleh dilakukan
bila tugas utama telah selesai.

6. Mengisi waktu luang diserahkan kepada kebijaksanaan remaja. Remaja selain


membutuhkan materi, juga membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari
orang tuanya. Oleh karena itu. Waktu luang yang dimiliki remaja dapat diisi
dengan kegiatan keluarga sekaligus sebagai sarana rekreasi. Kegiatan dapat
berupa melakukan berbagai bentuk permainan bersama, misalnya scrabble,
monopoli, catur dan lain sebagainya. Selain itu, dapat pula berupa tukar pikiran
berbicara dari hati ke hati, misalnya makan malam bersama atau duduk santai
di ruang keluarga. Kegiatan keluarha ini hendaknya dapat diikuti oleh seluruh
anggota keluarga.

7. Remaja hendaknya pandai memilih lingkungan pergaulan yang baik serta orang
tua memberi arahan arahan di komunitas nama remaja harus bergaul.

8. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata
teman-teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.

Anda mungkin juga menyukai