MAKALAH
BAB I
PENDAHULUAN
Aset tidak berwujud merupakan aset non moneter yang dapat diidentifikasi
dan tidak mempunyai wujud fisik, seperti merek dagang, hak paten, goodwill, dan
aset tidak berwujud yang berhubungan dengan teknologi. Salah satunya seperti
merek dagang yang dimiliki oleh perusahaan. Merek dagang diperlukan karena
merek merupakan aset tidak berwujud yang memiliki nilai ekonomis dan dapat
ditingkatkan nilainya dalam pengembangan suatu produk (Lisvery, 2004)
Hak paten juga merupakan aset tidak berwujud yang berperan penting
dalam perusahaan terutama pada perusahaan farmasi. Tanpa izin pemilik hak
paten obat tersebut tidak boleh ditiru, diproduksi dan dijual dengan nama generik
oleh pabrik lain (Himida, 2010). Tidak hanya itu saja goodwill dan aset tidak
berwujud yang berhubungan dengan teknologi juga sangat berpengaruh terhadap
nilai perusahaan.
Penilaian aset tak berwujud diukur sesuai dengan harga perolehannya yang
sudah termasuk biaya perolehan. Biaya perolehan aset tidak berwujud terdiri dari
harga beli termasuk bea masuk (import) dan pajak pembelian yang tidak bisa
dikembalikan setelah dikurangi diskon, rabat, dan segala biaya yang terkait secara
langsung dalam mempersiapkan aset tersebut sehingga siap untuk digunakan. Aset
tidak berwujud dicatat dalam neraca pada kolom aktiva sesuai dengan nilai bersih
setelah dikurangi akumulasi amortisasi. Akuntansi aset tidak berwujud adalah
proses pencatatan, pengakuan, pengukuran, dan pelaporan harta tak berwujud atau
tak terlihat yang memberi manfaat ekonomi bagi perusahaan.
Adapun contoh dari valuasi perusahaan start-up ialah Gojek, yang saat ini
valuasinya mencapai Rp. 142 Triliun. Valuasi tersebut bahkan 14 kali lipat lebih
besar daripada valuasi Garuda Indonesia yang hanya mencapai Rp. 11,07 Triliun.
Valuasi Gojek lebih besar karena analisis bisnis di era digital sudah berubah. Saat
ini, aset tak lagi tangible seperti yang dimiliki Garuda Indonesia. Ada aset
intangible yang tak bisa diukur dan dicatat pada balance sheet akuntansi seperti
yang dimiliki Gojek.
BAB II
PEMBAHASAN