Anda di halaman 1dari 4

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA No.

Dokumen : FM-UPBM-04-01
BUDI Revisi : 00
FAKULTAS SOSIAL SAINS Tgl Eff : 15 Jan 2014
Jl. Jend. Gatot Subroto Km 4,5 Medan
Panitia Ujian Akhir Semester (UAS)

UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) GANJIL T.A 2020/2021

Nama : Dilla Nurhidayah


NPM : 1925100105
Kelas : Reguler 2 Siang 5 LH J/S

KASUS PELANGGARAN KODE ETIK OLEH BADAN


PEMERIKSA KEUANGAN (KASUS SUAP HASIL PEMERIKSAAN
DENGAN TUJUAN TERTENTU “PDTT”) TERHADAP PT JASA
MARGA TAHUN 2017

Jakarta - Selain ditahan KPK terkait kasus suap motor gede, nasib Auditor Madya pada
Sub-Auditorat VIIB2 Sigit Yugoharto sedang dipertimbangkan Majelis Kehormatan
Kode Etik BPK. Bisa jadi akan ditetapkan pelanggaran berat kepadanya. "(Sedang)
proses, saya tidak akan masuk ke substansi karena ini masih dalam proses pemeriksaan
internal. Yang jelas, begitu selesai, Majelis (Kehormatan) Kode Etik akan menentukan
jenis sanksinya. Dan sesuai dengan ketentuan, Majelis (Kehormatan) Kode Etik bisa
menentukan paling berat dari profesi, tidak boleh lagi jadi auditor," ucap Kepala Biro
Humas dan Kerja Sama Internasional BPK Yudi Ramdan Budiman di KPK, Jalan
Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Jumat (22/9/2017).
"Sedangkan dari sisi disiplin pegawai sesuai peraturan PP 53 bahwa dia bisa pelanggaran
berat," dia menegaskan. Kode etik pegawai BPK diatur dalam Peraturan BPK No 3 Tahun
2016. Sementara Majelis Kehormatan Kode Etik disebut merupakan tim independen dari
beberapa unsur. "Tim itu merupakan tim independen yang disebut Majelis Kehormatan
Kode Etik yang terdiri atas lima orang: 2 orang profesi, 1 orang akademisi, dan 2 orang
BPK. Jadi tiga orang pihak independen dan tim kode etik telah bekerja. Kami juga selalu
berkoordinasi dengan KPK," tutur Yudi yang didampingi Kabiro Humas KPK Febri
Diansyah. Yudi berharap publik dapat memisahkan antara perbuatan oknum dan institusi.
BPK mengaku berkomitmen menegakkan martabatnya melalui proses internal, sementara
secara pidana perbuatan oknumnya diproses oleh KPK. "Kita ingin menjadikan semua
proses ini sebagai pembelajaran yang terus-menerus kita kuatkan. Dan kami sangat
berterima kasih atas concern dari publik atas masalah ini. Dan sekali lagi kami tetap
mendorong dan mendukung upaya penegakan hukum yang dilakukan oleh penegak
hukum, dalam hal ini KPK," ujarnya. Sigit diduga menerima satu unit motor Harley-
Davidson Sportster 883 dengan estimasi nilai Rp 115 juta dari General Manager PT Jasa
Marga (Persero) Cabang Purbaleunyi Setia Budi. Menurut KPK, suap terkait pemeriksaan
dengan tujuan tertentu (PDTT) terhadap PT Jasa Marga pada 2017. Dari hasil penyidikan,
KPK mendapat informasi indikasi kelebihan pembayaran terkait pekerjaan pemeliharaan
periodik rekonstruksi jalan dan pengecatan marka jalan yang tidak sesuai atau tidak dapat
diyakini kewajarannya. Temuan tersebut merupakan hasil audit anggaran 2015-2016.
(https://news.detik.com/berita/d-3654527/kasus-suap-moge-majelis-kode-etik-siapkan-
sanksi-untuk-auditor-bpk)
Pertanyaan:
Silahkan anda analisis dari sudut pandang:
1. INTEGRITAS,
2. OBJEKTIVITAS,
3. PERILAKU PROFESIONAL,
4. BENTURAN KEPENTINGAN,
5. IMBALAN DAN BENTUK REMUNERASI LAIN

JAWAB

Pada dasarnya seorang auditor memiliki kode etik yang mau tidak mau harus
mereka patuhi. Karena dalam kode etik tersebut terdapat berbagai macam hal yang boleh
dan yang tidak boleh mereka lakukan. Etika auditing adalah sikap dan perilaku mentaati
ketentuan dan norma kehidupan yang berlaku dalam suatu proses yang sistematis untuk
memperoleh dan menilai bukti-bukti secara objektif, yang berkaitan dengan asersi-asersi
tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi. Seorang auditor dalam
mengaudit sebuah laporan keuangan harus berpedoman terhadap standar auditing yang
telah ditentukan Institut Akuntan Publik Indonesia. Standar auditing merupakan pedoman
audit atas laporan keuangan historis. Standar auditing terdiri atas sepuluh standar dan
dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Auditing (PSA). Dengan demikian PSA
merupakan penjabaran lebih lanjut masing-masing standar yang tercantum di dalam
standar auditing.
Pelanggaran etik yang dilakukan auditor BPK dalam memeriksa laporan
keuangan pada PT Jasa Marga (Persero) Cabang Purbaleunyi Setia Budi adalah
melanggar 5 kode etik profesi yaitu integritas, kompetensi, perilaku professional, dan
objektivitas.
- Integritas
Menurut (Ikatan Akuntan Indonesia, 2016) integritas adalah prinsip integritas yang
mewajibkan setiap Akuntan Profesional untuk bersikap lugas dan jujur dalam semua
hubungan profesional dan hubungan bisnisnya. Integritas juga berarti berterus terang dan
selalu mengatakan yang sebenarnya. Berdasarkan pada pengertian dari integritas itu
sendiri, Sigit selaku Auditor dari BPK menyembunyikan informasi terkait kelebihan
pembayaran pekerjaan pemeliharaan periodik pada audit anggaran 2015-2016, sehingga
menghasilkan laporan yang tidak dapat diyakini kewajarannya.
- Objektivitas
Prinsip objektivitas mewajibkan semua Akuntan Profesional untuk tidak membiarkan
bias, benturan kepentingan, atau pengaruh tidak sepantasnya dari pihak lain yang dapat
mengurangi pertimbangan profesional atau bisnisnya. (Ikatan Akuntan Indonesia, 2016).
Dalam melakukan tugasnya sebagai auditor, pekerjaan Sigit dipengaruhi oleh
kepentingan dari Setiabudi selaku General Manager PT Jasa Marga agar anggaran 2015-
2016 dinilai wajar.
- Perilaku Professional
Dikutip dari (wordpress, 2016) seorang akuntan professional harus patuh pada hukum
dan peraturan-peraturan terkait dan seharusnya menghindari tindakan yang bisa
mendeskreditkan profesi. Prinsip kompetensi dan kehati-hatian profesional mewajibkan
setiap Akuntan Profesional untuk memelihara pengetahuan dan keahlian profesional pada
tingkat yang dibutuhkan untuk menjamin klien atau pemberi kerja akan menerima
layanan profesional yang kompeten, dan bertindak cermat dan tekun sesuai dengan
standar teknis dan profesional yang berlaku ketika memberikan jasa professional (Ikatan
Akuntan Indonesia, 2016). Sigit selaku Auditor dari BPK tidak mematuhi hukum dan
peraturan yang relevan dan merusak nama baik dan reputasi Badan Pemeriksa Keuangan
RI.
- Benturan Kepentingan
Menurut Hartman dan Desjardins (2012), benturan kepentingan adalah terjadi ketika
seseorang memegang sebuah posisi di mana ia diberikan kepercayaan untuk membuat
penilaian atas nama pihak lain, namun kepentingan atau kewajiban pribadinya
bertentangan (berkonflik) dengan kepentingan atau kewajiban pihak lainnya itu. Benturan
kepentingan juga timbul ketika kewajiban etis seseorang dalam tugasnya berbenturan
dengan kepentingan pribadi. Benturan kepentingan mempengaruhi kepentingan publik
atau perusahaan, yaitu pengabaian kepentingan publik demi kepentingan pribadi baik
finansial maupun nonfinansial. Selain itu, konflik kepentingan mempengaruhi
pengambilan keputusan yang bertujuan meluluskan kepentingan pribadinya. Berdasarkan
definisi-definisi tersebut, benturan kepentingan merupakan masalah penting karena
bagian dari tindakan yang tidak etis. Seperti yang disebutkan dalam penjelasan per pasal
bahwa benturan kepentingan yang dimaksud adalah konflik kepentingan dalam
kedudukannya sebagai Anggota BPK dan hubungan mereka dengan hal-hal kepentingan
atau keuntungan pribadi dalam situasi terkait tugas dan wewenangnya cenderung
mengarah mengabaikan profesionalitas. Karena dalam kasus tersebut beliau telah
menerima imbalan secara pribadi, maka terjadilah konflik kepentingan disini.
- Imbalan dan Bentuk Remunerasi Lain
Dikutip dari Kode Etik Profesi Akuntansi, dalam melakukan negosiasi mengenai jasa
profesional yang diberikan, Praktisi dapat mengusulkan jumlah imbalan jasa profesional
yang dipandang sesuai. Fakta terjadinya jumlah imbalan jasa profesional yang diusulkan
oleh Praktisi yang satu lebih rendah dari Praktisi yang lain bukan merupakan pelanggaran
terhadap kode etik profesi. Namun demikian, ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip
dasar etika profesi dapat saja terjadi dari besaran imbalan jasa profesional yang diusulkan.
Sebagai contoh, ancaman kepentingan pribadi terhadap kompetensi serta sikap
kecermatan dan kehati-hatian profesional dapat terjadi ketika besaran imbalan jasa
profesional yang diusulkan sedemikian rendahnya, sehingga dapat mengakibatkan tidak
dapat dilaksanakannya perikatan dengan baik berdasarkan standar teknis dan standar
profesi yang berlaku. Dalam kasus ini, Sigit diduga menerima satu unit motor Harley-
Davidson Sportster 883 dengan estimasi nilai Rp 115 juta dari General Manager PT Jasa
Marga (Persero) Cabang Purbaleunyi Setia Budi. Menurut KPK, suap terkait pemeriksaan
dengan tujuan tertentu (PDTT) terhadap PT Jasa Marga pada 2017. Dalam hal ini sudah
jelas terjadi pelanggaran karena beliau menerima pemberian barang berharga ratusan juta.

Anda mungkin juga menyukai