Disusun Oleh :
Mara Maheresmi
S432008014
Selain ditahan KPK terkait kasus suap motor gede, nasib Auditor Madya pada Sub-
Auditorat VIIB2 Sigit Yugoharto sedang dipertimbangkan Majelis Kehormatan Kode Etik BPK.
Bisa jadi akan ditetapkan pelanggaran berat kepadanya. "(Sedang) proses, saya tidak akan masuk
ke substansi karena ini masih dalam proses pemeriksaan internal. Yang jelas, begitu selesai,
Majelis (Kehormatan) Kode Etik akan menentukan jenis sanksinya. Dan sesuai dengan
ketentuan, Majelis (Kehormatan) Kode Etik bisa menentukan paling berat dari profesi, tidak
boleh lagi jadi auditor," ucap Kepala Biro Humas dan Kerja Sama Internasional BPK Yudi
Ramdan Budiman di KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan,
"Sedangkan dari sisi disiplin pegawai sesuai peraturan PP 53 bahwa dia bisa pelanggaran
berat,Kode etik pegawai BPK diatur dalam Peraturan BPK No 3 Tahun 2016. Sementara Majelis
Kehormatan Kode Etik disebut merupakan tim independen dari beberapa unsur. "Tim itu
merupakan tim independen yang disebut Majelis Kehormatan Kode Etik yang terdiri atas lima
orang: 2 orang profesi, 1 orang akademisi, dan 2 orang BPK. Jadi tiga orang pihak independen
dan tim kode etik telah bekerja. Kami juga selalu berkoordinasi dengan KPK," tutur Yudi yang
didampingi Kabiro Humas KPK Febri Diansyah.
Yudi berharap publik dapat memisahkan antara perbuatan oknum dan institusi. BPK
mengaku berkomitmen menegakkan martabatnya melalui proses internal, sementara secara
pidana perbuatan oknumnya diproses oleh KPK."Kita ingin menjadikan semua proses ini sebagai
pembelajaran yang terus-menerus kita kuatkan. Dan kami sangat berterima kasih atas concern
dari publik atas masalah ini dan sekali lagi kami tetap mendorong dan mendukung upaya
penegakan hukum yang dilakukan oleh penegak hukum, dalam hal ini KPK," ujarnya. Sigit
diduga menerima satu unit motor Harley-Davidson Sportster 883 dengan estimasi nilai Rp 115
juta dari General Manager PT Jasa Marga (Persero) Cabang Purbaleunyi Setia Budi. Menurut
KPK, suap terkait pemeriksaan dengan tujuan tertentu (PDTT) terhadap PT Jasa Marga pada
2017.
(Sumber: https://news.detik.com/berita/d-3654527/kasus-suap-moge-majelis-kode-etik-
siapkan-sanksi-untuk-auditor-bpk)
1. Teori kode etik Auditor secara umum, tujuan dan manfaat kode etik pemeriksa
Komite Kode Etik sebagai bagian dari AAIPI, dalam keputusannya nomor KEP-
005/AAIPI/DPN/2014 menetapkan KE-AIPI salah satunya adalah poin Prinsip Etika.
Tujuan dibuatnya kode etik pemeriksa adalah untuk menjunjung tinggi martabat pemeriksa,
untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan pemeriksa, untuk meningkatkan pengabdian, untuk
meningkatkan mutu pemeriksa, meningkatkan layanan diatas keuntungan pribadi, mempunyai
organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat, dan idealisme yang terkandung dalam kode
etik profesi tidak sejalan dengan fakta yang terjadi di sekitar para pemeriksa profesional.
Manfaat dari adanya kode etik pemeriksa adalah para pemeriksa akan lebih sadar tentang
aspek moral dari pekerjaannya, kode etik akan dapat mengarahkan manajer untuk selalu
memelihara perhatiannya terhadap etika, ide-ide abstrak dari kode etik akan ditranslasikan ke
dalam istilah yang konkret dan dapat diaplikasikan ke segala situasi, anggota sebagai suatu
keseluruhan, akan bertindak dalam cara yang lebih standar pada garis profesi, menjadi suatu
standar pengetahuan untuk menilai perilaku anggota dan kebijakan profesi. Kode etik sebagai
pedoman perilaku profesional hadir untuk ditaati, anggota akan menjadi dapat lebih baik menilai
kinerja dirinya sendiri.
2. Kode etik yang dilanggar dalam kasus suap motor gede
Integritas
Sigit selaku Auditor dari BPK menyembunyikan informasi terkait kelebihan
pembayaran pekerjaan pemeliharaan periodik pada audit anggaran 2015-2016, sehingga
menghasilkan laporan yang tidak dapat diyakini kewajarannya.
Objektivitas
Dalam melakukan tugasnya sebagai auditor, pekerjaan Sigit dipengaruhi oleh
kepentingan dari Setiabudi selaku General Manager PT Jasa Marga agar anggaran 2015-
2016 dinilai wajar. Dalam kasus diatas ,auditor berada dibawah pengaruh untuk
mengubah hasil pendapat audit.
Perilaku Professional
Sigit selaku Auditor dari BPK tidak mematuhi hukum dan peraturan yang relevan
serta merusak nama baik dan reputasi BPK.
Auditor internal pemerintah yang terbukti melanggar KE-AIPI akan dikenakan sanksi oleh
pimpinan APIP atas rekomendasi dari Komite Kode Etik.
Bentuk-bentuk sanksi yang direkomendasikan oleh Komite Kode Etik, antara lain berupa:
Teguran tertulis, usulan pemberhentian dari tim pengawasan, dan tidak diberi
penugasan pengawasan selama jangka waktu tertentu.
Diberhentikan sementara sebagai peran Pemeriksa paling singkat 1 (satu) tahun dan
paling lama 5 (lima) tahun;
Pelanggaran ringan,
Pelanggaran sedang,
Pelanggaran berat.
Dalam kasus tersebut sanksi yang masuk ke dalam pelanggaran berat maka dari itu dapat
diberikan sanksi hukuman berat yang terdiri dari:
Diberhentikan sementara sebagai Pemeriksa paling singkat 1 (satu) tahun, paling lama 5
(lima) tahun; atau
Diberhentikan sebagai Pemeriksa.
Hukuman tambahan berupa pengembalian uang dan/atau barang dan fasilitas lainnya
yang telah diperoleh secara tidak sah dan/atau pengurangan penghasilan yang diterima.
4. Solusi supaya kasus kode etik tidak terjadi lagi
Belajar dari kasus suap moge yang melibatkan GM PT. Jasa Marga Persero
cabang Purbaleunyi dan auditor Sigit Yugoharto hingga pemanggilan kepala audit
internal Jasa Marga Laviana Sri Hardini sebagai saksi atas kasus ini hendaknya menjadi
sebuah pelajaran bahwa kedepannya auditor harusnya melaksanakan tugas dan kewajiban
berdasarkan standar yang ditetapkan oleh Dewan Standar Profesional Akuntan Publik
(DSAP) dan berdasarkan KE-AIPI.
Selain itu jika terjadi pelanggaran kode etik sebaiknya diberikan sanksi tegas
kepada pelanggar dengan memberhentikan staff yang terlibat dalam pelanggaran kode
etik pemeriksa. Tidak hanya memberikan denda, tapi juga untuk kasus korupsi dilakukan
tindakan pemiskinan supaya ada efek jera.
Sumber :
- https://www.kompasiana.com/andrianto00503/5b31afb7dd0fa854e55c1742/peranan-
penting-etika-profesi-bagi-seorang-akuntan
- https://bpi.unair.ac.id/kode-etik-auditor/