Anda di halaman 1dari 7

Nama : M.

Iqbal Septianur

Nim : 200413623287

Offering :L-L

No. Presensi : 20

KEKUASAAN DAN WEWENANG

Pengertian dan Cangkupan Kekuasaan dan Wewenang

Kekuasaan

 Menurut Max Weber kekuasaan ialah kemampuan individu atau kelompok


untuk mencapai tujuan atau sasaran mereka sendiri ketika orang lain berusaha
mencegah mereka untuk melepaskannya. Kekuasaan memengaruhi lebih dari
sekadar hubungan pribadi: kekuasaan membentuk dinamika yang lebih besar
seperti kelompok sosial, organisasi profesional, dan pemerintah. Demikian pula,
kekuasaan pemerintah belum tentu terbatas pada kontrol warganya sendiri.
 Menurut Parson kekuasaan adalah kemampuan untuk menjamin terlaksananya
kewajiban-kewajiban yang mengikat, oleh kesatuan-kesatuan dalam suatu sistem
organisasi kolektif.
 Menurut Soekanto kekuasan merupakan setiap kemampuan yang dimiliki untuk
mempengaruhi pihak lain.
 Budiardjo mengatakan bahwa dalam hubungan kekuasaan (power relationship)
sifatnya asimetris

Unsur Kekuasaan

Menurut Soekanto unsur kekuasaan ada empat, yaitu:

 Rasa Takut
Perasaan takut pada seseorang atau kelompok menimbulkan kepatuhan terhadap
kemauan dan Tindakan kelompok tersebut.
 Rasa Cinta
Menghasilkan perbuatan yang cenderung positif, sehingga orang atau kelompok
mau bertindak untuk dirinya dan kelompok itu.
 Kepercayaan
Sifat-sifat universal seperti jujur, bersih, peduli sesama, toleran, dan lain-lain,
yang dimiliki oleh seseorang menghasilkan hubungan-hubungan asosiatif secara
kolektif.
 Pemujaan
Puncak dari kualitas kepribadian adalah pemujaan. Semua Tindakan penguasaan
dianggap benar atau dibenarkan ataupun menjadi rujukan tindakan.

Sumber Kekuasaan

Menurut Soekanto sumber kekuasan ada tiga, yaitu:

 Kedudukan
Komandan, majikan atau pimpinan dapat memberikan perintah dan ganjaran
kepada bahawannya.
 Kekayaan
Pengusaha kaya mempunyai kekuasaan atas politiks atau siapapun yang
diperlukan sebagai bawahannya.
 Kepercayaan atau Agama
Seorang ulama mempunyai kekuasaan terhadap umatnya karena itu alim ulama
disertakan dalam pengambilan keputusan.

Saluran Kekuasaan

Menurut Soekanto ada beberapa saluran kekussaan, yaitu sebagai berikut:

 Militer,Polisi, dan Preman


Lebih banyak menggunakan kekuatan superior untuk menjalankan dan
mengamankan kekuasaan. Mengapa preman termasuk karena preman itu bisa
menyekam atau mengintimidasi. Salah satu unsur kekuasan ialah rasa takut, jadi
para preman membuat seseorang memiliki rasa takut tersebut.
 Tradisional
Dilakukan dengan menyesuaikan tradisi pemegang kekuasaan dengan tradisi
masyarakat.
 Ideologi
Melalui dokrin-dokrin atau ajaran-ajaran yang digunakan untuk pembenaran
bagi penguasa. Ideologi adalah yang paling sulit dideteksi karena bekerja secara
halus melalui lembaga-lembaga masyarakat.
 Ekonomi
Dilakukan dengan penguasaan ekonomi dalam kehidupan masyarakat.
 Komunikasi
Penguasaan terhadap media komunikasi dan jejaring social media lainnya.
Contohnya kekuasaan dilihat dari followers Instagram mereka.
 Politik
Dilakukan dengan membuat peraturan-peraturan yang harus ditaati melalui
badan legal.

Cakupan dan Domain kekusaan

Menurut budiardjo cakupan kekuasaan (scope of power), merujuk pada kegiatan,


perilaku, sifat dan keputusan yang menjadi obyek kekuasaan. Sedangkan wilayah
kekusaan (domain of power), merujuk pada kelompok, organisasi atau kolektivitas yang
kena kekuasaan.

Cara Mempertahankan Kekuasaan

Ada empat cara menurut Soekanto, yaitu:

1) Menghilangkan atau menggantikan peraturan-peraturan lama (terutama dalam


bidang poliitik) yang merugikan kedudukan penguasa dan diganti dengan
peraturan-peraturan yang menguntungkan penguasa.
2) Mengadakan system-sistem kepercayaan (belief systems) yang dapat
memperkokoh kedudukan penguasa.
3) Pelaksanaan administrasi dan birokrasi yang baik.
4) Mengadakan konsolidasi horizontal dan vertical.

Wewenang dan Legitimasi

“Otoritas mengacu pada kekuatan yang diterima-kekuatan yang orang setuju untuk
diikuti. Orang-orang mendengarkan figur otoritas karena mereka merasa bahwa
individu-individu ini layak dihormati. Secara umum, orang memandang tujuan dan
tuntutan figur otoritas sebagai sesuatu yang masuk akal dan bermanfaat, atau benar.”
( Weber, 1978)

Kekuasaan yang ada pada seseorang atau sekelompok orang yang mempunyai
dukungan atau mendapat pengakuan dari masyarakat. Dalam pelaksanaan wewenang
melekat konsep legitimasi atau keabsahan, yakni keyakinan anggota masyarakat bahwa
wewenang yang ada pada seseorang atau kelompok, atau penguasa adalah wajar dan
patut dihormati.

Tipe Wewenang

Menurut Max Weber tipe wewenang ada tiga, yaitu sebagai berikut:

 Traditional Authority
Keabsahannya berlandasan kepercayaan yang mapan terhadap
kedudukan tradisi-tradisi turun-temurun serta legistimasi status mereka yang
menggunakan otoritas yang dimilikinya. Aturan yang mendasarinya dianggap
telah ada sejak lama dan dihormati sepanjang waktu secara turun-trmurun.
Contohnya yaitu, ketua adat tradisional, Ratu Elizabeth di Inggris, dan Sri Sultan
Hamengubuwono X di Kasultanan Yogyakarta.
 Charismatic Authority
Wewenang yang dimiliki seseorang karena kualitas atau mutu yang luar
biasa dari dirinya. Kharismatik harus dipahami sebagai kualitas yang luar biasa,
tanpa memperhitungkan apakah kualitas itu sungguh-sungguh atau hanya
berdasarrkan dugaan orang belaka tanpa memerlukan pembuktian. Contohnya
yaitu, para dukun, pemimpin suku, pemimpin pegerakan, dsb, seperti Soekarno
dan Nelson Mandela.
 Legal-Rational Authority
Bentuk wewenang yang berkembang dalam kehidupan masyarakat
modern yang dibangun atas legitimasi sebagai hak bagi yang berkuasa.
Beerdasarkan kepercayaan pada tatanan hukum rasional yang melandasi
kedudukan seorang pemimpin. Contohnya yaitu, polisi, rector, ketua koperasi,
ketua Lembaga adat formal/modern.
Beberapa pemimpin dapat memiliki lebih dari satu tipe wewenang atau berovolusi dan
berubah menjadi tipe lain.

Tipe-Tipe Pelapisan Kekuasaan

Tipe Kasta

 Raja (penguasa)

 Bangsawan

 Orang-orang yang bekerja di pemerintahan

 Pegawai rendahan

 Tukang-tukang dan pelayan-pelayan

 Petani dan buruh tani

 Budak

Tipe Oligarkhis

 Raja (penguasa)

 Bangsawan dari macam-macam tingkatan

 Penguasa tinggi (sipil dan militer) orang-orang kaya dan pengusaha

 Pengacara, tukang, pedagang, petani, buruh tani, dan budak

Tipe Demokratis
 Pemimpin-pemimpin politik dan partai, orang-orang kaya, pemimpin organisasi-
organisasi besar

 Pejabat-pejabat administrative, kelas-kelas atas dasar keahlian (leisure classa)

 Ahli Teknik, petani, dan pedagang

 Pekerja rendahan dan petani rendahan

Tipologi Praktek Kekuasaan dan Wewenang

Sah  Kekuasaan negara

Kekuasaan negara yang  Masyarakat adat

dijalankan oleh Lembaga-  Lembaga patron-

lembaga khusus client


 LSM

Dengan Kekerasan Tanpa Kekerasan

 Lembaga pelacur
 Gembong narkoba
 Lembaga percaloan
 Makar dan terorisme
 Rentenir
Tidak
Sah

Sudut Pandang Kekuasaan

Sudut pandang positif


Ketika pemegang kekuasaan tertinggi yang dapat mempengaruhi dan mengubah
pemikiran orang lain atau kelompok untuk melakukan suatu tindakan yang diinginkan
oleh pemegang kekuasaan dengan sungguh-sungguh dan bukan karena paksaan baik
secara fisik maupun mental.

Sudut pandang negative

Pemegang kekuasaan dengan cara paksaan atau tekanan baik secara fisik
mauppun mental. Biasanya pemegang kekuasaan ini tidak memiliki kecerdasan
intelektual dan emosional yang baik.

Perbedaan Kekuasaan dan Kewenangan

Kekuasaan ialah kamampuan untuk mempengaruhi pihak lain untuk berpikir dan
berperilaku sesuai dengan kehendak yang mempengaruhi. Sedangkan kewenangan
merupakan hak moral untuk membuat dan melaksanakan keputusan politik ddalam
sebuah negara (pemerintahan).

Anda mungkin juga menyukai