BAB II
KAJIAN PUSTAKA
adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-
konsep yang berhubungan lainnya dengan jumlah yang banyak”. Selain itu, Kline
menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi keberadaannya itu
cara bernalar deduktif, tetapi juga tidak melupakan cara bernalar induktif.
adalah cara berpikir yang digunakan untuk memecahkan semua jenis persoalan di
14
dalam sains, pemerintah, dan industri serta bahasa lambang yang dipahami oleh
ide, proses, dan penalaran. Selain itu, matematika adalah ilmu pengetahuan yang
mempunyai aplikasi sangat luas pada aspek kehidupan sehari-hari yang harus
dapat digunakan untuk memutuskan apakah suatu ide itu benar atau salah.
atau 13 tahun. Menurut piaget (Heruman, 1 : 2007 ) “ siswa sekolah dasar berada
masih terikat dengan objek yang bersifat konkret. Dalam matematika, setiap
15
konsep yang abstrak yang baru dipahami siswa perlu segera diberi penguatan,
agar mengendap dan bertahan lama dalam memori siswa, sehingga akan melekat
yaitu agar siswa terampil dalam menggunakan berbagai konsep matematika dalam
lingkungan siswa.
belajar adalah cara penyajian materi.” Materi yang disajikan sebisa mungkin dapat
membuat siswa tertarik, termotivasi, kemudian timbul perasaan pada diri siswa
untuk menyenangi materi dan merasa butuh terhadap materi tersebut. Penyajian
materi yang membuat siswa jenuh membuat siswa kurang menyukai matematika
sehingga pandangan bahwa matematika itu sulit dan abstrak masih melekat pada
siswa. Akan tetapi, pada kenyataannya sampai saat ini masih banyak guru
16
kurikulum. Oleh karena itu, guru hanya menyampaikan pengetahuan yang telah
kehidupan siswa sehingga tidak ada lagi kesan pembelajaran matematika yang
sangat membosankan dan tidak disukai siswa, karena sangat berpengaruh terhadap
+ =
Gambar 2.1
Styrofoam sebagai objek konkret penjumlahan bilangan bulat
melalui dua tahap, yaitu: Tahap pertama adalah tahap konkret dimana anak
kedua adalah tahap abstrak. Pengalaman awal berinteraksi dengan benda konkret
ini akan membentuk dasar bagi belajar selanjutnya, yaitu pada tahap abstrak atau
tahap kedua.
18
untuk memahami materi matematika yang abstrak. Dengan alat peraga, siswa
berangkat dari hal yang abstrak dan kemudian diterjemahkan kesesuatu yang
konkret. Hal ini pun disesuaikan dengan perkembangan siswa dalam rentang usia
4. Bilangan Bulat
lambang “Z” (dari bahasa Jerman, Zahlen). Dengan demikan, himpunan yang
{…, -4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, …}’ (Maulana, 2008: 180). Jadi bilangan bulat
adalah semua bilangan cacah dengan semua lawan bilangan asli atau bilangan
bulat terdiri dari bilangan bulat positif, nol, dan bilangan bulat negatif. Menurut
Maulana (2008) bahwa;” bilangan bulat tidak positif belum tentu bilangan bulat
negatif, karena mungkin merupakan bilangan bulat nol begitu pun sebaliknya’.
Dengan kata lain bilangan cacah merupakan bilangan bulat tidak negatif (non-
negative integer).
(Herlina, 2000: 19). Operasi yang dimaksud adalah operasi hitung atau pengerjaan
hitung. Lebih lanjut Ruseffendi (Herlina 2006: 19) mengatakan bahwa: “Apabila
19
ada kata operasi hitung atau pengerjaan hitung, maksudnya sama yaitu salahsatu
yang dilakukan terhadap bilangan bulat. Dalam penelitian ini hanya membahas
operasi penjumlahan bilangan bulat saja. Perlu diingat bahwa dalam suatu operasi
penjumlahan bilangan bulat, jika bilangan bulat negatif yang lebih besar maka
5. Media Pengajaran
Istilah media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari
medium yang secara khusus artinya adalah perantara atau pengantar. Makna
umumnya adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber
informasi kepada penerima informasi. “Kata media sangat popular dalam bidang
Komunikasi antara guru dan siswa agar berlangsung baik dan informasi yang
disampaikan guru dapat diterima oleh siswa, salahsatu usaha yang dilakukan yaitu
seorang ahli komunikasi, “media adalah semua saluran pesan yang dapat
digunakan sebagai sarana komunikasi dari seseorang ke orang lain yang tidak ada
20
dan telepon. Seorang profesor dalam bidang teknologi pendidikan dari Syracuce
“media adalah pembawa pesan yang berasal dari suatu sumber pesan (yang dapat
berupa orang atau benda) kepada penerima pesan.” Dalam proses belajar-
mengajar, penerima pesan itu ialah siswa sedangkan pembawa pesan (media)
pendidikan adalah alat-alat yang dapat dilihat dan didengar untuk membuat cara
disimpulkan bahwa media pengajaran adalah segala sesuatu (orang atau benda)
yang dapat menyampaikan pesan (isi pengajaran) dari guru kepada siswa dengan
belajar-mengajar dengan dua arah cara , yaitu sebagai alat bantu mengajar
(dependent media) dan media belajar yang dapat digunakan sendiri oleh siswa
(independent media).”
21
tergantung pada cara dan kemampuan guru yang memakainya. Misalnya, sebuah
transparansi yang digunakan guru untuk menerangkan suatu konsep. Jika guru
dapat memanfaatkannya dengan baik maka siswa akan memahami konsep yang
sedang dipelajari dari bantuan transparansi tersebut. Akan tetapi, jika guru tidak
Media pengajaran yang dapat digunakan oleh siswa dalam kegiatan belajar
diantaranya: (a) guru mempunyai lebih banyak waktu untuk membantu siswa
yang lemah, sementara siswa sibuk belajar sendiri, guru dapat membantu siswa
yang membutuhkannya; (b) siswa akan belajar secara aktif; dan (c) siswa dapat
pembelajaran matematika yang dianggap sulit untuk dipahami oleh siswa. Peran
media pengajaran dapat sebagai alat bantu mengajar dan sebagai media belajar
kelas, yaitu media audio visual gerak, media audio visual diam, media audio semi
gerak, media visual gerak, media visual diam, media audio, dan media cetak.
Dilihat dari jenisnya, media dibagi menjadi beberapa bagian oleh Moh. Uzer
Media audio, yaitu media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja,
seperti radio, cassette recorde, dan piringan audio. Media ini tidak cocok untuk
tunarungu.
Media ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film rangkai, slides
(film bingkai) foto, gambar atau lukisan, dan cetakan. Ada pula media
visual yang menampilkan gambar diam seperti film bisu dan film kartun.
2) Media audio-visual, yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur
gambar. Media ini dibagi lagi menjadi dua bagian yaitu media audio-visual
3) Media audio-visual diam yaitu media yang menampilkan suara dan gambar
diam seperti film bingkai suara (sound slides), film rangkai suara, dan cetak
menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan
video-cassete.
audio (contoh: radio), media visual (contoh: gambar), dan media audio visual
(contoh: televisi).
23
6. Alat Peraga
besar yang dihadapinya adalah hal yang baru. Sesuai dengan tahap
turut terlibat secara aktif adalah alat peraga. Alat peraga tidak hanya membantu
memahami suatu konsep tetapi juga sebagai media memecahkan masalah yang
Children are active individuals who genuinely construct and modify their
titik, ruas garis, daerah bujur sangkar, dan wujud dari kubus itu sendiri; benda-
24
Menurut Nasution (Herlina, 2006: 21) “Alat peraga adalah alat pembantu
dalam mengajar agar efektif”. Alat peraga merupakan salahsatu dari media
digunakan untuk memeragakan fakta, konsep, prinsip, atau prosedur tertentu agar
tampak lebih nyata atau konkret”. Sedangkan L.L. Pasaribu dan B. Simanjuntak
segala sesuatu yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran sebagai alat
komunikasi untuk menyampaikan informasi yaitu sebuah konsep agar efektif dan
maka siswa pada tingkat-tingkat yang lebih rendah akan lebih mudah
3) Alat peraga dapat membantu daya tilik ruang, karena tidak membayangkan
melalui gambar dan benda-benda nyata akan terbantu daya tiliknya dan
benda yang ada di sekitarnya, atau antara ilmu dengan alam sekitar dan
masyarakat.
bentuk model matematika dapat dijadikan objek penelitian dan dapat pula
secara konkret proses perhitungan pada bilangan bulat, di antaranya adalah alat
peraga yang terbuat dari styrofoam berbentuk setengah kapsul yang terdiri dari
dua warna, yaitu kuning dan hitam. Styrofoam warna kuning mewakili bilangan
bulat positif sedangkan styrofoam warna hitam mewakili bilangan bulat negatif.
styrofoam. Bentuk styrofoam ini dapat berupa bangun setengah kapsul yang
utuh. Bentuk alat peraga ini juga dapat dimodifikasi ke dalam bentuk-bentuk lain
asal sesuai dengan prinsip kerjanya. Dalam alat peraga ini, bilangan nol
diperlihatkan oleh dua buah styrofoam dengan berbeda warna yang dihimpitkan
pada sisi diameternya, sehingga terbentuk kapsul utuh. Bentuk netral digunakan
pada saat melakukan operasi pengurangan a - b dengan b lebih besar dan a atau b
merupakan bilangan negatif. Selain itu, bentuk netral pun digunakan jika dalam
styrofoam lain, maka sama halnya dengan melakukan penjumlahan. Karena dalam
penelitian ini dibatasi hanya operasi penjumlahan bilangan bulat saja, maka proses
penggunaan alat peraga pun hanya dalam penjumlahan bilangan bulat saja.
Gambar 2.2
Gambar 2.3
Gambar 2.4
tersebut agar ada yang menjadi Kapsul utuh. Tujuannya adalah untuk
Contoh: 2 + (-4) = …
Gambar 2.5
berwarna hitam.
Gambar 2.6
netral
netral
Gambar 2.7
4) Dari hasil pemetaan terlihat adanya 3 buah Kapsul penuh dan menyisakan
Jadi: 2 + (-4) = -2
Gambar 2.8
alat peraga pada pengajaran operasi bilangan bulat pada pokok bahasan
Alat peraga yang digunakan prosedurnya sama hanya saja ini terbuat dari manik-
30
manik yang berwarna kuning (mewakili bilangan bulat negatif) dan biru
menggunakan alat peraga lebih tinggi nilai hasil belajarnya dibandingkan dengan
bahwa sebesar 79,4% siswa aktif dalam pembelajaran, nilai yang diperoleh guru
85,3%, serta respon siswa dinyatakan positif dengan hasil sebesar 89,3% pada
Operasi Pengurangan Bilangan Bulat Negatif pada Siswa Kelas IV SDN Heuleut
yang semula sebelum menggunakan media kartu warna 5,52 atau 55,2 % menjadi
Alat Peraga Otelo dalam upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa pada Operasi
pengurangan bilangan bulat dengan alat peraga Otelo di kelas IV SDN Cibodas I
menggunakan alat peraga Otelo pada siklus I rata-ratanya menjadi 41,4%, siklus II
56,7%, dan siklus III 70,9%, sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat
sebagai solusi dari berbagai masalah materi operasi bilangan bulat, maka diduga
32