Anda di halaman 1dari 17

BAB III

METODE PENELITIAN
3.1. Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN I Tambaksari Kecamatan Tambaksari

Kabupaten Ciamis. Lokasi ini dipilih dengan pertimbangan bahwa peneliti

termasuk salah satu guru di SDN I Tambaksari sehingga mengetahui situasi dan

kondisi sekolah. Selain itu, ditemukan adanya masalah dalam pembelajaran

matematika di SD tersebut yang menyebabkan siswa kurang memahami konsep-

konsep matematika terutama pemahaman siswa terhadap materi operasi

penjumlahan bilangan bulat yang dalam pembelajaran tenaga pengajar kurang

kreatif dalam memanfaatkan media pembelajaran yang ada di sekitar sekolah.

Pelaksanaan penelitian ini dimulai pada bulan Agustus 2013 sampai November

2013.

Adapun subjek dari penelitian ini yaitu siswa kelas IV SDN I Kecamatan

Tambaksari Kabupaten Ciamis. Kelas yang dijadikan subjek penelitian ini

berjumlah 36 orang, terdiri dari 20 laki-laki dan 16 perempuan. Siswa kelas IVa

SDN I Tambaksari ini termasuk baik dalam prestasi mata pelajaran lain. Akan

tetapi, kurang dalam pelajaran matematika yang salahsatu materi yang menurut

mereka sulit adalah operasi penjumlahan bilangan bulat. Daftar siswa SDN I

Tambaksari Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis selengkapnya dapat

dilihat pada tabel berikut

33
34

Tabel 3.1
Daftar Siswa SDN I Tambaksari
Kelas Banyak Siswa
No Jumlah
( 2 rombel) Laki-laki Perempuan
1. I 37 34 72
2. II 43 32 75
3. III 34 41 76
4. IV 34 41 82
5. V 36 41 77
6. VI 31 40 71
Jumlah 220 233 453

3.2. Desain Dan Metode Penelitian

3.2.1. Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan model spiral dari Kemmis dan Mc

Taggart (Wiriaatmadja, 2006: 66) dengan bentuk siklus yang dilakukan secara

berulang-ulang, dalam dua siklus atau tiga siklus tergantung tingkat keberhasilan

belajar siswa atau sampai target ketuntasan penelitian ini tercapai.

Sebelum dimulainya pelaksanaan siklus, dilakukan pengumpulan data

awal dengan melakukan observasi awal secara langsung pada siswa kelas IV SDN

I Tambaksari untuk mengetahui proses dan hasil pembelajaran operasi

penjumlahan bilangan bulat. Dari data hasil observasi awal ini akan diketahui

tindakan apa yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut dan kemudian

dilakukan refleksi awal yang merupakan dasar perencanaan pada siklus I.

Dalam siklus pertama dimulai dengan perencanaan (plan), tindakan (act),

pengamatan (observe), dan refleksi (reflect). Siklus selanjutnya hampir sama


35

dengan siklus pertama, yang membedakan adalah siklus selanjutnya dilaksanakan

disesuaikan dengan gambaran hasil sementara pada siklus sebelumnya. Adapun

gambar model spiral dari Kemmis dan Mc Taggart dapat dilihat pada Gambar 3.1

Rencana awal

Refleksi

Rencana yang direvisi


Tindakan/ Observasi

Refleksi

Rencana yang direvisi


Tindakan/ Observasi

Refleksi

Tindakan/ Observasi

Gambar 3.1
Model Spiral Kemmis dan Taggart (Wiriaatmadja, 2006: 66)

1. Langkah-langkah penelitiannya meliputi kegiatan sebagai berikut ini:

1) Tahap Perencanaan

Perencanaan (plan) adalah tahap yang pertama kali dilakukan. Dalam

perencanaan memuat dan menjelaskan apa, mengapa, kapan, di mana, siapa, dan

bagaimana tindakan yang telah terkonsep akan dilaksanakan. Pada tahap ini segala

keperluan pelaksanaan penelitian, mulai dari materi/bahan ajar, rencana

pembelajaran yang mencakup metode/teknik mengajar, serta teknik dan instrumen


36

observasi/evaluasi, dipersiapkan dengan matang. Rencana penelitian disusun

berdasarkan hasil pengamatan awal yang reflektif sehingga akan mendapatkan

gambaran umum tentang masalah yang ada.

1. Tahap Pelaksanaan

Tahap ini merupakan implementasi (pelaksanaan) dari semua rencana

yang telah dibuat terhadap pelaksanaan pembelajaran operasi penjumlahan

bilangan bulat dengan menggunakan alat peraga.

2. Tahap Observasi

Tahap observasi (observe) pada kenyataannya tahap ini dilakukan

bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Observasi merupakan semua kegiatan

untuk mengenal dan merekam serta mendokumentasikan pelaksanaan

pembelajaran dari mulai proses sampai hasil dari tindakan yang direncanakan .

Tujuannya untuk menemukan perubahan-perubahan yang ada sebelum tindakan

dilaksanakan dan setelah dilaksanakan. Dalam melaksanakan observasi ini tidak

dilakukan sendiri tetapi dibantu oleh rekan sejawat yaitu rekan guru di SDN I

Tambaksari .

3. Tahap Refleksi

Tahap refleksi (reflect) dilakukan sebagai proses kajian data

informasi/informasi yang ditemukan pada pengamatan (observe).

Salahsatunya dengan mendiskusikan dengan hasil yang didapat dari

rangkaian kegiatan yang sudah dilaksanakan sebelumnya. Jika pada saat

melakukan refleksi masih perlu diadakan perbaikan atas tindakan yang telah

dilakukan, maka rencana tindakan yang dilaksanakan selanjutnya tidak hanya


37

mengulang apa yang telah dilakukan pada siklus sebelumnya akan tetapi

direncanakan ulang dengan hasil refleksi dan kemudian diterapkan pada siklus

kedua. Jika pada siklus kedua masih ada kekurangan, maka dilanjutkan ke siklus

selanjutnya sampai tujuan pembelajaran yang akan diukur telah tercapai sesuai

dengan kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan.

2. Langkah-langkah penelitian yang dilakukan pada tiap siklus adalah sebagai

berikut :

 Siklus Pertama

1. Tindakan I

a) Indikator :

 Menjumlahkan dua bilangan bulat negatif.

 Menjumlahkan bilangan bulat campuran (positif atau

negatif)

b) Materi :

 Bilangan bulat dan operasinya

c) Alat Peraga :

 Styrofoam berbentuk kapsul yang terdiri dari dua warna,

yaitu kuning (mewakili bilangan bulat positif) dan hitam

(mewakili bilangan bulat negatif).

2. Tindakan II

a) Indikator :

 Menjumlahkan dua bilangan bulat negatif.


38

 Menjumlahkan bilangan bulat campuran (positif atau

negatif).

b) Materi :

 Bilangan bulat dan operasinya

c) Alat Peraga :

 Styrofoam berbentuk kapsul yang terdiri dari dua warna,

yaitu kuning (mewakili bilangan bulat positif) dan hitam.

3.Tindakan III

a) Indikator :

 Menjumlahkan dua bilangan bulat negatif.

 Menjumlahkan bilangan bulat campuran (positif atau

negatif).

b) Materi :

 Bilangan bulat dan operasinya

c) Alat Peraga :

 Styrofoam berbentuk kapsul yang terdiri dari dua warna,

yaitu kuning (mewakili bilangan bulat positif) dan hitam.

 Siklus Kedua

1. Tindakan I

a) Indikator :

 Menjumlahkan dua bilangan bulat negatif.

 Menjumlahkan bilangan bulat campuran (positif atau

negatif).
39

 Mencari bilangan positif atau negatif dari penjumlahan dua

bilangan bulat yang sudah diketahui hasilnya.

b) Materi :

 Bilangan bulat dan operasinya

c) Alat Peraga :

 Styrofoam berbentuk kapsul yang terdiri dari dua warna,

yaitu kuning (mewakili bilangan bulat positif) dan hitam

(mewakili bilangan bulat negatif).

2. Tindakan II

a) Indikator :

 Menjumlahkan dua bilangan bulat negatif.

 Menjumlahkan bilangan bulat campuran (positif atau

negatif).

 Mencari bilangan positif atau negatif dari penjumlahan dua

bilangan bulat yang sudah diketahui hasilnya.

b) Materi :

 Bilangan bulat dan operasinya

c). Alat Peraga :

 Styrofoam berbentuk kapsul yang terdiri dari dua warna,

yaitu kuning (mewakili bilangan bulat positif) dan hitam

(mewakili bilangan bulat negatif)

3. Tindakan III

a) Indikator :
40

 Menjumlahkan dua bilangan bulat negatif.

 Menjumlahkan bilangan bulat campuran (positif atau

negatif).

 Mencari bilangan positif atau negatif dari penjumlahan dua

bilangan bulat yang sudah diketahui hasilnya.

b) Materi :

 Bilangan bulat dan operasinya

c) Alat Peraga :

 Styrofoam berbentuk kapsul yang terdiri dari dua warna,

yaitu kuning (mewakili bilangan bulat positif) dan hitam

(mewakili bilangan bulat negatif).

 Siklus Ketiga

1. Tindakan I

a) Indikator :

 Mengurangkan dua bilangan bulat negatif.

 Mengurangkan bilangan bulat campuran (positif atau

negatif).

 Mencari bilangan positif atau negatif dari pengurangan dua

bilangan bulat yang sudah diketahui hasilnya.

b) Materi :

 Bilangan bulat dan operasinya

c) Alat Peraga :
41

 Styrofoam berbentuk kapsul yang terdiri dari dua w arna,

yaitu kuning (mewakili bilangan bulat positif) dan hitam

(mewakili bilangan bulat negatif).

2. Tindakan II

a) Indikator :

 Mengurangkan dua bilangan bulat negatif.

 Mengurangkan bilangan bulat campuran (positif atau

negatif).

 Mencari bilangan positif atau negatif dari pengurangan dua

bilangan bulat yang sudah diketahui hasilnya.

b) Materi :

 Bilangan bulat dan operasinya

c) Alat Peraga :

 Styrofoam berbentuk kapsul yang terdiri dari dua warna,

yaitu kuning (mewakili bilangan bulat positif) dan hitam

(mewakili bilangan bulat negatif).

3. Tindakan III

a) Indikator :

 Mengurangkan dua bilangan bulat negatif.

 Mengurangkan bilangan bulat campuran (positif atau


negatif).
 Mencari bilangan positif atau negatif dari pengurangan dua
bilangan bulat yang sudah diketahui hasilnya.
b) Materi :
42

 Bilangan bulat dan operasinya


c). Alat Peraga :
 Styrofoam berbentuk kapsul yang terdiri dari dua warna,
yaitu kuning (mewakili bilangan bulat positif) dan hitam
(mewakili bilangan bulat negatif).
Jika pada siklus kedua masih ada kekurangan, maka dilanjutkan ke siklus
selanjutnya sampai tujuan pembelajaran yang akan diukur telah tercapai sesuai
dengan kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan.

3.2.2. Metode Penelitian


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

tindakan kelas (classroom action research), karena metode ini mampu

menawarkan pendekatan dan prosedur yang mempunyai dampak langsung dalam

bentuk perbaikan dan peningkatan profesionalisme guru dalam mengelola proses

pembelajaran di kelas. Tujuan utama dari penelitian ini yaitu memperbaiki praktik

(proses dan hasil) pembelajaran di kelas. Metode ini dipilih karena penelitian ini

dilakukan oleh guru dalam kelasnya sendiri dengan tujuan untuk memperbaiki

kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Hal ini

sesuai dengan pendapat Kunandar (Eryd, 2010: 62) :

“Penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian yang akar

permasalahannya muncul di kelas, dan dirasakan langsung oleh guru yang

bersangkutan saat proses pembelajaran berlangsung. Bentuk penelitian yang

dilakukan ketika proses pembelajaran berlangsung yang bersifat reflektif

kolaboratif, dengan melakukan tindakan-tindakan yang tepat untuk memperbaiki

kinerja dan aktivitas serta hasil belajar siswa.”


43

Kemudian dalam pengolahan datanya, penelitian ini menggunakan

pendekatan kualitatif. Menurut Sugiyono (Eryd, 2010: 62) :

“Pendekatan kualitatif adalah pendekatan penelitian yang digunakan untuk

meneliti pada kondisi objek yang alamiah, di mana peneliti adalah sebagai

instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi

(gabungan), analisis data dilakukan secara induktif, dan hasil penelitian kualitatif

lebih menekankan makna daripada generalisasi.”

Tindakan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu penggunaan alat peraga

untuk meningkatkan pemahaman siswa pada materi operasi penjumlahan bilangan

bulat di kelas IV SDN I Tambaksari Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis.

3.3. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan selama pelaksanaan tindakan terdiri

dari lembar observasi, pedoman wawancara, soal tes pemahaman, dan catatan

lapangan.

1. Lembar Observasi

“Lembar observasi adalah rangkuman kegiatan pengamatan (pengambilan

data) untuk mengenal dan merekam serta mendokumentasikan pelaksanaan

pembelajaran dari mulai proses sampai hasil dari tindakan yang direncanakan

serta mengetahui seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran dengan

mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru.” (Wibawa, 2003: 28).

Lembar observasi dalam penelitian ini dilakukan oleh rekan sejawat.

Untuk mengamati dan merekam seluruh aktivitas siswa menggunakan lembar

pengamatan aktivitas siswa, sedangkan untuk mengamati dan merekam kinerja


44

guru digunakan lembar observasi kinerja guru (observasi terbuka dan terfokus).

Ini dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi

selengkapnya dapat dilihat pada bagian lampiran.

2. Pedoman Wawancara

Wawancara menurut Denzim (Wiriaatmadja, 2006: 117) merupakan

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang

dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang


38
perlu. Pedoman wawancara merupakan acuan ketika melakukan wawancara agar

pertanyaan yang diajukan tidak keluar dari permasalahan. Wawancara dilakukan

untuk memperoleh data/informasi yang akurat berdasarkan kejadian yang

dihadapi siswa maupun guru baik kesan atau kesulitan ketika pelaksanaan

tindakan serta pendapat siswa dan guru mengenai proses pembelajaran operasi

penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan alat peraga. Wawancara

diserahkan pada rekan sejawat (guru kelas).

Wawancara ini dilaksanakan setelah pembelajaran selesai kepada seluruh

siswa kelas IV SDN I Tambaksari Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis.

Metode yang digunakan adalah wawancara terstruktur yaitu membawa

seperangkat pertanyaan yang akan diajukan. Pedoman wawancara selengkapnya

dapat dilihat pada bagian lampiran.

3. Soal Tes Hasil Belajar (Pemahaman)

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar siswa pada aspek

pemahaman digunakan tes tertulis berupa soal. Tes dilakukan setelah

pelaksanaan tindakan dengan penggunaan alat peraga. Tes pemahaman


45

diberikan pada siswa dalam bentuk soal (essay) yang dilakukan untuk

mengetahui kemampuan berhitung/penjumlahan bilangan bulat pada siswa

setelah menggunakan alat peraga. Soal yang di berikan disesuaikan dengan

standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator pembelajaran yang harus

dicapai oleh siswa. Soal tes pemahaman selengkapnya dapat dilihat pada

bagian lampiran.

4. Lembar Catatan Lapangan

Penelitian ini menggunakan lembar catatan lapangan berbentuk deskripsi

yang menggambarkan proses pembelajaran dan kejadian-kejadian yang didengar,

dilihat, dan dialami selama pelaksanaan pembelajaran, yang mungkin tidak

tercantum pada pedoman observasi. Lembar catatan lapangan selengkapnya dapat

dilihat pada bagian lampiran.

3.4. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperoleh dari berbagai instrumen lalu dikumpulkan secara

bertahap dari setiap pembelajaran yang kemudian disatukan, dirangkum, dianalisis

lalu disimpulkan ke dalam data kualitatif (observasi, wawancara, dan catatan

lapangan) dan data kuantitatif (tes hasil belajar pada aspek pemahaman).

Data kualitatif diperoleh dari wawancara (format wawancara) pada siswa

dan guru, observasi aktivitas siswa (lembar pengamatan aktivitas siswa), dan

observasi kinerja guru (lembar observasi kinerja guru), serta catatan lapangan.

Akan tetapi, untuk data hasil observasi dibuat pula data kuantitatifnya berupa
46

persentase dari keseluruhan aspek yang diteliti sehingga terlihat kecenderungan

perubahan atau peningkatan yang terjadi dalam pembelajaran. Setelah itu,

diinterpretasikan dalam bentuk deskriptif kualitatif dengan kategori persentase

berdasarkan Kuntjaraningrat (Maulana, 2006: 29) yang terdapat pada Tabel 3.2 di

bawah ini.

Tabel 3.2

Klasifikasi Interpretasi

Besar Persentase Interpretasi

p = 0% Tidak ada

0 < p < 25% Sebagian kecil

25% < p < 50% Hampir setengahnya

p = 50% Setengahnya

50% < p < 75% Sebagian besar

75% < p < 99% Hampir semua

p = 100% Semua

Dari tabel 3.2 di atas dijelaskan bahwa kriteria keberhasilan pada aktivitas

siswa dalam proses pembelajaran adalah 80% dari jumlah siswa kelas IV

memperoleh kategori baik dari seluruh aspek aktivitas siswa yang diamati,

sedangkan untuk kinerja guru dikatakan tuntas jika telah mencapai 100% dan

memiliki kategori baik.

Penilaian hasil pemahaman siswa berupa tes individu yang berupa data

kuantitatif akan diolah menggunakan analisis statistik deskriptif yang dapat

digunakan untuk mengolah karakteristik data yang berkaitan dengan menghitung


47

jumlah skor yang diperoleh siswa, menghitung nilai tes hasil belajar siswa

(pemahaman), mencari rata-rata, mencari persentase ketuntasan pembelajaran, dan

menghitung persentase ketercapaian setiap indikator. Untuk lebih tersistematika

maka peneliti membuat pedoman penskoran untuk tes hasil belajar (pemahaman).

Pedoman penskoran selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

Ketuntasan individual menggunakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

belajar yang perhitungannya sebagai berikut:

kompleksitas + daya dukung + intake siswa


KKM = 3

64 + 65 + 63
KKM = 3 = 64

Jadi, siswa dikatakan tuntas secara individual jika memperoleh nilai ≥ 64

sedangkan jika memperoleh nilai di bawah 64 dinyatakan belum tuntas. Siswa

kelas IV SDN I Tambaksari dianggap telah memahami materi operasi

penjumlahan bilangan bulat jika ≥ 75% dari jumlah siswa kelas IV telah mencapai

KKM yang telah ditentukan. Selain itu, mendapatkan nilai baik pada aktivitas

pembelajarannya.

Keterangan:

Kompleksitas: kesulitan atau kerumitan indikator setiap kompetensi dasar yang

harus dicapai oleh siswa.

Tinggi = 50 – 64

Sedang = 65 – 80

Rendah = 81 - 100
48

Daya dukung: ketersediaan tenaga kerja, sarana, dan prasarana pendidikan

yang sangat dibutuhkan, biaya, manajemen sekolah dan

kepedulian stakeholder sekolah.

Tinggi = 81 – 100

Sedang = 65 – 80

Rendah = 50 – 64

Intake siswa: tingkat kemampuan rata-rata siswa.

Tinggi = 50 – 64

Sedang = 65 – 80

Rendah = 81 – 100

2. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan melalui tahap memepelajari

data yang diperoleh dari instrumen penelitian. Kemudian data atau temun-temuan

disatukan untuk dirangkum sehingga menjadi data yang terjamin akurasinya. Data

atau temuan-temuan selanjutnya dikumpulkan untuk dimaknai dan diperiksa

kembali keabsahannya. Seperti apa yang dikemukakan Sugiyono (Eryd, 2010: 80)

“Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,

dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke

dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana


49

yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga

mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.”

“Penarikan kesimpulan tentang peningkatan atau perubahan yang terjadi

merupakan langkah terakhir dalam proses analisis data dan dilakukan secara

bertahap, mulai dari kesimpulan sementara yang ditarik di setiap akhir siklus.

Kesimpulan sementara mulai ditarik pada siklus satu, lalu kesimpulan terevisi

pada akhir siklus dua, dan seterusnya. Setelah itu, ditarik kesimpulan terakhir

pada siklus terakhir,” (Kunandar, dalam Eryd, 2010: 82).

Anda mungkin juga menyukai