I. Pendahuluan
Air merupakan kebutuhan yang sangat utama bagi kehidupan manusia, oleh karena itu jika
kebutuhan akan air belum terpenuhi baik secara kualitas maupun kuantitas, maka akan
menimbulkan dampak yang besar terhadap kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat.
Dari segi pemanfaatan, pengunaan air dikategorikan dalam 2 kategori, yaitu air rumah
tangga dan air industri yang masing-masing mempunyai persyaratan tertentu. Persyaratan
tersebut meliputi persyaratan fisik, kimia dan bakteriologis yang merupakan suatu
kesatuan, sehinga apabila ada satu parameter yang tidak memenuhi syarat, maka air
tersebut tidak layak untuk digunakan.
Kesadahan berasal dari kata sadah yang berarti mengandung kapur, jadi
kalau kesadahan air adalah adanya kandungan kapur yang berlebih yang terdapat dalam
air yang disebabkan oleh lapisan tanah kapur yang dilaluinya. Jenis sumber air yang banyak
mengandung sadah adalah air tanah khususnya air tanah
dalam.
Kesadahan air adalah kemampuan air mengendapkan sabun, dimana sabun ini
diendapkan oleh ion-ion yang telah sebutkan diatas. Karena penyebab dominan/utama
kesadahan adalah Ca2+ dan Mg2+ khususnya Ca2+ maka arti dari kesadafian dibatasi
sebagai sifat/karakteristik air yang menggambarkan
konsentrasi jumlah dari ion Ca2+ dan Mg2+ , yang dinyatakan sebagai CaCO3.
Air sadafi menyebabkan sabun sukar berbuih karena ion-ion Ca 2+ dan Mg2+ mengendapkan
sabun.
Metode paling sederhana untuk menentukan kesadahan air adalah dengan sabun Dalam
air lunak, sabun akan menghasilkan busayang banyak. Pada air sadafi menyebabkan sabun
sukar berbuih karena ion-ion Ca 2+ dan Mg2+ mengendapkan sabun.
Pada umumnya kesadahan disebabkan oleh adanya logam-logam atau kation- kation
yang bervalensi 2, seperti Fe, Sr, Mn, Ca dan Mg tetapi penyebab utama dari
kesadahan adalah (Ca) dan Magnesium (Mg). Kalsium dalam air mempunyai kemungkinan
bersenyawa dengan bikarbonat, sulfat, khlorida dan nitrat sementara itu
magnesium terdapat dalam air kemungkinan bersenyawa dengan bikarbonat, sulfat dan
klorida.
Tingkat kesadahan diberbagai perairan berbeda- beda pada umumnya air tanah mempunyai
tingkat kesadahan yang tinggi, hal ini terjadi karena air tanah mengalami kontak dengan
batuan kapur yang adap ada lapisan tanah yang dilalui air. Air permukaan tingkat
kesadahannya rendah (air lunak), kasadahan non karbonat dalam air permukaan
bersumber dari kalsium sulfat yang terdapat dalam tanah liat dan endapan lainnya.
Tingkat kesadahan air biasanya digolongkan seperti ditunjukkan pada tabel berikut
ini.
Mg/l CaCO3 Tingkat Kesadahan
0-75 Lunak (soft)
75-150 Sedang (moderately hard)
150-300 Tinggi (hard)
>300 Tinggi sekali (very hard)
Kesadahan air total dinyatakan dalam satuan ppm beratper volume(w/v) dari CaCO3 atau
ppm CaCO 3 atau dalam satuan Grain atau derajat. Hubungan antara
satuan-satuan tersebut adalah sebagai berikut :
Air sadafi sementara adalah air sadah yang mengandung ion bikarbonat
(HCO3 -), atau boleh jadi air tersebut mengandung senyawa kalsium bikarbonat (Ca(HCO3 )2 )
dan atau magnesium bikarbonat (Mg(HCO3 )2 ). Air yang mengandung ion atau senyawa-
senyawa tersebut disebut air sadafi sementara karena kesadafian nya dapat
dihilangkan dengan pemanasan air, sehingga air tersebut terbebas dari ion Ca2+ dan atau Mg2+
2. Air sadafi tetap
Air sadafi tetap adalah air sadafi yang mengadung anion selain ion bikarbonat, misalnya
dapat berupa ion Cl- NO3- dan SO42-. Berarti senyawa yang terlarut boleh jadi berupa
kalsium klorida (CaCl2 ), kalsium nitrat (Ca(NO3 )2 ), kalsium sulfat (CaSO4 ), magnesium klorida
(MgCl2 ), magnesium nitrat (Mg(NO3 )2 ), dan magnesium sulfat (MgSO4 ). Air yang mengandung
senyawa-senyawa tersebut disebut air sadah tetap, karena kesadahannya tidak bisa
dihilangkan hanya dengan cara pemanasan.
Prinsip Cara uji metode titrimetric yaitu Garam dinatrium etilen diamin tetra asetat (EDTA) akan
bereaksi dengan kation logam tertentu membentuk senyawa kompleks kelat yang larut. Pada
pH 10,0 + 0,1, ion-ion kalsium dan magnesium dalam contoh uji akan bereaksi dengan
indikator Eriochrome Black T (EBT), dan membentuk larutan berwarna merah keunguan.
Jika Na2EDTA ditambahkan sebagai titran, maka ion-ion kalsium dan magnesium akan
membentuk senyawa kompleks, molekul indikator terlepas kembali, dan pada titik akhir
titrasi larutan akan berubah warna dari merah keunguan menjadi biru. Dari cara ini akan
didapat kesadahan total (Ca + Mg). Kalsium dapat ditentukan secara langsung dengan EDTA
bila pH contoh uji dibuat cukup tinggi (12-13), sehingga magnesium akan mengendap
sebagai magnesium hidroksida dan pada titik akhir titrasi indikator Eriochrome Black T
(EBT) hanya akan bereaksi dengan kalsium saja membentuk larutan berwarna biru. Dari cara
ini akan didapat kadar kalsium dalam air (Ca). Dari kedua cara tersebut dapat dihitung kadar
magnesium dengan cara mengurangkan hasil kesadahan total dengan kadar kalsium yang
diperoleh, yang dihitung sebagai CaCO3. (SNI Nomor SNI 06-6989.12-2004 tentang Air dan air
limbah – Bagian 12: Cara uji kesadahan total kalsium (Ca) dan magnesium (Mg)
dengan metode titrimetric)
Perubahan warna pada titrasi dengan EDTA Kesadahan total yaitu ion Ca2+ dan
Mg2+ dapat ditentukan melalui titrasi dengan EDTA sebagai titran dan menggunakan
indikator yang peka terhadap semua kation tersebut. Kejadian total tersebut dapat
dianalisis secara terpisah misalnya dengan metode AAS (Automic Absorption
Spectrophotometry ).
Asam Ethylenediaminetetraacetic dan garam sodium ini (singkatan EDTA) bentuk
satu kompleks kelat yang dapat larut ketika ditambahkan ke suatu larutan yang
mengandung kation logam tertentu. Jika sejumlah kecil Eriochrome Hitam T atau Calmagite
ditambahkan ke suatu larutan mengandung kalsium dan ion-ion magnesium pada satu pH
dari 10,0 ± 0,1, larutan menjadi berwarna merah muda. Jika EDTA ditambahkan sebagai
satu titran, kalsium dan magnesium akan menjadi suatu kompleks, dan ketika semua
magnesium dan kalsium telah manjadi kompleks, larutan akan berubah dari berwarna
merah muda menjadi berwarna biru yang menandakan titik akhir dari titrasi. Ion
magnesium harus muncul untuk menghasilkan suatu titik akhir dari titrasi. Untuk
mememastikankan ini, kompleks garam magnesium netral dari EDTA ditambahkan ke
larutan buffer. Penentuan Ca dan Mg dalam air sudah dilakukan dengan titrasi EDTA. pH
untuk titrasi adalah 10 dengan indikator Eriochrom Black T (EBT). Pada pH lebih tinggi, 12,
Mg(OH)2 akan mengendap, sehingga EDTA dapat dikonsumsi hanya oleh Ca2+
dengan indikator murexide. Adanya gangguan Cu bebas dari pipa-pipa saluran air dapat di
masking dengan H2S. EBT yang dihaluskan bersama NaCl padat kadangkala juga digunakan
sebagai indikator untuk penentuan Ca ataupun hidroksinaftol. Seharusnya Ca tidak ikut
terkopresitasi dengan Mg, oleh karena itu EDTA direkomendasikan. Kejelasan dari
titik- akhir banyak dengan pH peningkatan. Bagaimanapun, pH tidak dapat ditingkat
dengan tak terbatas karena akibat bahaya dengan kalsium karbonat mengendap, CaCO3,
atau hidroksida magnesium, Mg(OH)2 , dan karena perubahan celup warnai di ketinggian
pH hargai. Ditetapkan pH dari 10,0 ± 0,1 adalah satu berkompromi kepuasan. Satu pembatas
dari 5 min disetel untuk jangka waktu titrasi untuk memperkecil kecenderungan ke arah
CaCO3 pengendapan.
Adanya kesadahan air dapat menimbulkan dampak positif, namun apabila tingkat
kesadahannya tinggi maka dapat menyebabkan berbagai dampak negatif (Purba, 2002)
yaitu.
a. Dampak Positif
2+
2 C17H35COO + Ca → (C 17H35COO)2Ca
Dalam industri, kesadahan air yang digunakan diawasi dengan ketat untuk mencegah kerugian.
Pada industri yang menggunakan ketel uap, air yang
digunakan harus terbebas dari kesadahan. Hal ini dikarenakan kalsium dan magnesium
karbonat cenderung mengendap pada permukaan pipa dan permukaan penukar
panas. Presipitasi (pembentukan padatan tak larut) ini
terutama disebabkan oleh dekomposisi termal ion bikarbonat, tetapi bisa juga
terjadi sampai batas tertentu walaupun tanpa adanya ion tersebut. Penumpukan endapan
ini dapat mengakibatkan terhambatnya aliran air di dalam pipa. Dalam ketel uap, endapan
mengganggu aliran panas ke dalam air, mengurangi efisiensi pemanasan dan
memungkinkan komponen logam ketel uap terlalu panas. Dalam sistem bertekanan, panas
berlebih ini dapat menyebabkan kegagalan ketel uap. Kerusakan yang disebabkan oleh
endapan kalsium karbonat bervariasi tergantung pada bentuk kristal, misalnya, kalsit atau
aragonit.