Anda di halaman 1dari 7

RMK PERPAJAKAN 1

NAMA : GERALD GIOVANNI CHRISNANDY

NIM : A031201127
 PENGERTIAN PENGADILAN PAJAK
 Pengadilan Pajak adalah badan peradilan yang memiliki yurisdiksi atas orang-
orang yang ingin menyelesaikan sengketa pajak di Indonesia.

 DASAR HUKUM PENGADILAN PAJAK


 Pengadilan Pajak berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 merupakan
perpanjangan tangan dari badan penyelesaian sengketa pajak yang diatur dalam
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1997.

 KEDUDUKAN PENGADILAN PAJAK


1. Pengadilan pajak berkedudukan di ibukota Negara.
2. Sidang Pengadilan Pajak dilakukan di tempat kedudukannya
3. Apabila dipandang perlu dapat dilakukan di tempat lain yang ditetapkan oleh
Ketua.
 Pengadilan Pajak memiliki posisi resmi bahwa DKI Jakarta adalah ibu kota
negara. Namun, ketua pengadilan pajak dapat menunjuk tempat lain untuk sidang.
Saat ini Yogyakarta dan Surabaya merupakan dua kota di Pulau Jawa yang telah
dikenakan prosedur perpajakan. Alamat pengadilan pajak di Jakarta adalah Jalan
Hayam Wuruk Nomor 7, Jakarta Pusat.

 KEKUASAAN PENGADILAN PAJAK


1. Karena pengadilan pajak merupakan pengadilan pertama dan terakhir dalam
musyawarah dan penyelesaian sengketa pajak, maka putusan pengadilan pajak tidak
dapat dilimpahkan kepada pengadilan negeri, pengadilan tata usaha negara, atau badan
peradilan lainnya. Jika keputusan tersebut “tidak dapat diterima” sehubungan dengan
wewenang/kompetensi;
2. Pengadilan pajak mempunyai tugas dan wewenang untuk mempertimbangkan dan
menyelesaikan sengketa pajak.
3. Dalam hal terjadi keberatan, pengadilan pajak hanya mempertimbangkan dan
menyelesaikan sengketa atas putusan keberatan tersebut, kecuali ditentukan lain oleh
undang-undang yang berlaku.
4. Undang-Undang Nomor 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
Jika ada tindakan untuk mengadili dan menyelesaikan sengketa tentang pelaksanaan
pemungutan pajak atau keputusan perubahan atau keputusan lain sebagaimana dimaksud
dalam ayat 23 ayat (2) ayat 6 Pengadilan Pajak yang telah beberapa kali diubah, terakhir
UU No.2000. 16 dan sebagaimana diubah sesuai dengan undang-undang dan peraturan
perpajakan yang berlaku. 5. Pengadilan Pajak membawahi penasihat hukum yang
memberikan bantuan hukum kepada para pihak yang bersengketa dalam rapat pengadilan
pajak.
6. Pengadilan pajak dapat memanggil atau meminta data atau informasi sengketa
perpajakan kepada pihak ketiga sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

 SUSUNAN PENGADILAN PAJAK


1. Pengadilan Pajak terdiri dari Ketua, Hakim, Panitera dan Panitera.
2. Pimpinan pengadilan pajak terdiri dari satu orang ketua dan tidak lebih dari lima orang
wakil ketua

 GUGATAN DALAM PENGADILAN PAJAK


1. Negara boleh melakukan tuntutan berupa penagihan pajak terhadap wajib pajak yang
tidak memenuhi kewajibannya. Dalam hal ini, proses persidangan penagihan pajak
hanya bisa dilakukan setelah adanya upaya peneguran dan peringatan. Mengikuti
tahap peradilan, pengadilan berwenang untuk menyita dan melelang aset milik wajib
pajak yang terbukti lalai dari kewajibannya.
2. Wajib pajak pun memiliki hak untuk melayangkan gugatan terhadap proses pajak
yang dialaminya. Contoh kasusnya adalah penagihan pajak yang tidak sesuai atau
adanya penyitaan asset tanpa ada peringatan terlebih dahulu.
 CARA MENGAJUKAN GUGATAN DI PENGADILAN PAJAK
 Wajib Pajak yang ingin mengajukan gugatan atas proses perpajakan harus
mengajukan gugatan ke Pengadilan Pajak dalam bahasa Indonesia. Gugatan
tersebut harus disertai dengan salinan putusan tergugat yang menguatkan data dan
bukti, dan jika penggugat mewakili kuasa hukum, surat kuasa yang
ditandatangani. Jika penggugat meninggal dunia, bangkrut, atau perusahaan
penggugat dilikuidasi dalam proses gugatan, klaim dapat beralih ke ahli warisnya.

 BEBERAPA TAHAPAN PERSIDANGAN DALAM PENGADILAN PAJAK


1. Penyampaian surat gugatan, surat uraian gugatan, dan surat bantahan antara wajib
pajak dan yang digugat.
2. Persidangan dan penggugat bisa menjelaskan secara lisan serta memaparkan bukti
yang terkait dengan sengketa pajak.
3. Dalam persidangan, penggugat diperbolehkan untuk menghadirkan saksi yang
memenuhi kriteria. Penggugat juga berhak hadir dalam sidang pembacaan putusan.

 SEJARAH PENGADILAN PAJAK DI INDONESIA


Perlu diketahui bahwa Pengadilan Pajak memiliki sejarah dari masa ke masa. Pengadilan
Pajak memiliki sejarah yang terbentang dalam menyusuri perjalanan bangsa khususnya
dalam tata peradilan Indonesia. Dari mulai dibentuknya, hingga kini keberadaannya
senantiasa menjadi sandaran bagi masyarakat pencari keadilan khususnya dalam
menyelesaikan sengketa pajak.

Masa Sebelum Kemerdekaan


Pengadilan Pajak pada masa sebelum kemerdekaan lebih dikenal dengan nama peradilan.
Peradilan pajak adalah peradilan yang terkait dengan masalah administrasi pajak yang
mempunyai tugas menyelesaikan sengketa atau perselisihan yang timbul karena adanya
perbedaan pendapat antara pemerintah di satu pihak dengan wajib pajak di lain pihak
mengenai besarnya pajak yang ditetapkan. Peradilan dapat dibedakan menjadi dua yakni
peradilan tingkat pertama dan kedua. Peradilan pertama tidak dapat dikatakan sebagai
peradilan dalam arti yang sebenarnya atau peradilan murni. Hal ini disebabkan instansi
yang melaksanakan fungsi peradilan adalah sama dengan yang melakukan penetapan
pajak. Dengan kondisi tersebut, tentu saja wajib pajak berada dipihak yang lemah dan
sulit untuk mendapatkan pengadilan yang sebenarnya.
Istilah peradilan harus dibedakan dengan istilah pengadilan. Peradilan (dalam bahasa
Inggris: judiciary) dalam hal ini terkait dengan fungsi atau tugasnya. Sedangkan istilah
pengadilan (bahasa Inggris: court) adalah terkait dengan lembaga atau badan
penyelenggaranya yaitu badan yang melaksanakan fungsi peradilan pajak. Pengadilan
pajak pada masa pra kemerdekaan dibentuk oleh pemerintahan Belanda. Pembentukan
lembaga ini pada masa itu dikenal dengan sebutan Peradilan Pajak yang berkedudukan di
Batavia. Pada tahun 1925, sebutan Peradilan Pajak berubah menjadi Peradilan Banding
Pajak (PBP).

Masa Sesudah Kemerdekaan


Proklamasi kemerdekaan RI membawa banyak perubahan yang juga berimbas terhadap
keberadaan tatanan mengenai Peradilan Banding Pajak, namun tetap mempertahankan
Peradilan Banding Pajak sebagaimana diatur dalam Aturan Peralihan UUD 1945.
Pengadilan Pajak mulai diberlakukan sejak diundangkannya Undang-Undang Nomor 14
tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak. Mengenai kedudukannya, ditegaskan bahwa
Pengadilan Pajak merupakan sebuah badan peradilan yang melaksanakan kekuasaan
kehakiman. Sebelum Pengadilan Pajak lahir sebenarnya telah ada badan yang dibentuk
dengan tugas melaksanakan peradilan pajak pada tingkat banding yaitu Badan
Penyelesaian Sengketa Pajak (BPS). Akan tetapi BPSP masih memiliki kekurangan, salah
satunya yaitu BPSP bukan merupakan badan peradilan yang berpuncak pada Mahkamah
Agung (MA). Mengingat hal tersebut maka dianggap perlu untuk membentuk suatu
badan peradilan yang memenuhi persyaratan dan mampu menciptakan keadilan serta
kepastian hukum dalam menyelesaikan sengketa pajak.
 PUTUSAN DALAM PENGADILAN PAJAK
1. Menolak
2. Mengabulkan ( Hanya Sebagian)
3. Menambah pajak yang harus dibayar
4. Tidak dapat diterima
5. Membetulkan kesalahan tulis dan/kesalahan hitung
6. Membatalkan.

 PENYELESAIAN SENGKETA DI BIDANG PERPAJAKAN


 Penyelesaian sengketa pajak mengenal ada dua mekanisme yaitu penyelesaian
sengketa melalui upaya administratif yaitu melalui lembaga keberatan dan melalui
lembaga yudikasi yaitu Pengadilan Pajak.
DAFTAR PUSTAKA

https://news.ddtc.co.id/pengadilan-pajak-dari-masa-ke-masa-10788#:~:text=Pengadilan
%20pajak%20pada%20masa%20pra,Peradilan%20Banding%20Pajak%20(PBP).

Anda mungkin juga menyukai