Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH INOVASI PENDIDIKAN

“Inovasi Beberapa Model dan Metode Pembelajaran”

Dosen Pengampuh: Dr. Rustam I Husain, M.pd.

Disusun oleh :

Nur Winda Ma’ruf (151421040)

Fuspawati Pou (151421052)

Zainab Anggol (151421065)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah S.W.T., Tuhan Yang Maha Esa, pada
akhirnya makalah yang Penyusun susun dalam rangka memenuhi tugas mata
kuliah Inovasi Pendidikan telah dapat diselesaikan. Makalah ini disusun dengan
mengacu pada beberapa sumber buku dan jurnal. Oleh sebab itu, sudah
semestinya Penyusun mengucapkan terimakasih yang tidak terhingga kepada
Bapak Dr. Rustam I Husain, M.pd. selaku dosen pembimbing Mata Kuliah
Olahraga dan Kesehatan.

Penyusun menyadari bahwa penulisan makalah ini jauh dari kata


sempurna. Namun, harapan Penyusun semoga karya yang sederhana ini ada setitik
manfaatnya, terutama untuk Penyusun dan teman-teman yang telah membaca
makalah ini. Amin ya Rabbal ‘alamin…

Gorontalo, Februari 2022

Penyusun kelompok 10

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB 1......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................1

1.3 Tujuan................................................................................................................1

BAB II......................................................................................................................2

PEMBAHASAN......................................................................................................2

2.1 Konsep Dasar Model Pembelajaran...............................................................2

2.2 Karakteristik Model Pembelajaran.................................................................2

2.3 Model – Model Pembelajaran Inovatif..........................................................3

2.3.1 Pembelajaran Kontekstual...................................................................3


2.3.2 Pembelajaran Kooperatif.....................................................................5
2.3.3 Pembelajaran Kuantum.......................................................................6
2.4 Konsep Dasar Metode Pembelajaran.............................................................7

2.5 Metode-Metode Pembelajaran Inovatif.........................................................7

2.5.1 Metode ceramah (lecture method)........................................................8


2.5.2 Metode Diskusi (Discussion method)...................................................9
2.5.3 Metode tanya jawab (Question and answer method)......................10
2.5.4 Metode demonstrasi (demonstration method)..................................10
2.5.5 Metode Latihan (Drill Method).........................................................11
2.5.6 Metode Perancangan ( Design Method)...........................................12
2.5.7 Metode Percobaan (Trial Method).....................................................13
2.5.8 Metode Mengajar Beregu (Team Teaching Method)......................13
ii
BAB III..................................................................................................................15

PENUTUP..............................................................................................................15

3.1 Kesimpulan..................................................................................................15

3.2 Saran.............................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penerapan model dan metode pembelajaran yang inovatif mampu


meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan dalam diri peserta didik.
Oleh karena itu, pendidikan merupakan proses mengembangan kemampuan,
sikap, keterampilan, dan pengetahuan dalam diri seseorang. Seorang guru
dipandang dapat memainkan peran penting itu terutama dalam membantu siswa
untuk membangun sikap positif dalam belajar, membangkitkan rasa ingin tahu,
mendorong kemandirian, dan ketepatan logika intelektual, serta menciptakan
kondisi-kondisi untuk sukses dalam belajar. Dalam proses pembelajaran guru
merupakan pihak pertama yang paling bertanggung jawab dalam mentransfer ilmu
pengetahuan kepada peserta didik. Pembelajaran merupakan proses ilmiah. Oleh
karena itu, pembelajaran dirancang sedemikian rupa dalam Kurikulum 2013 agar
siswa secara aktif memahami konsep dan prinsip melalui beberapa tahap.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa konsep dasar dari model pembelajaran ?


2. Apa karakteristik dari model pembelajaran ?
3. Apa saja model – model pembelajaran inovatif ?
4. Apa konsep dasar dari metode pembelajaran ?
5. Apa saja metode-metode pembelajaran inovatif ?
1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui konsep dasar dari model pembelajaran.


2. Untuk mengetahui karakteristik dari model pembelajaran.
3. Untuk mengetahui model – model pembelajaran inovatif.
4. Untuk mengetahui konsep dasar metode pembelajaran.
5. Untuk mengetahui metode-metode pembelajaran inovatif.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Model Pembelajaran

Model diartikan sebagai kerangka koseptual yang digunakan sebagai


pedoman atau acuan dalam melakukan suatu kegiatan. Menurut Good dan Travers
(dalam Gafar, 2001-37), model adalah abstraksi dunia nyata atau representasi
peristiwa kompleks atau system, dalam bentuk naratif, matematis, grafis, atau
lambing lain. Disebutkan pula bahwa suatu model dapat dipakai untuk menirukan,
menunjukkan, menjelaskan memperkirakan atau mempekenalkan sesuatu.

Dari pengertian tersebut, para ahli Pendidikan memberikan pengertian


tentang model pembelajaran adalah :

1. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan


prosedur yang sistematis dalam mengorgnisasikan pengalaman belajar
peserta didik untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai
pedoman bagi perancang pembelajaran dan guru dalam merencanakan dan
melaksanakan aktivitas belajar mengajar. (Syaiful Sagala, 2005).
2. Secara luas, Joyce dan Weil (2000:13) mengemukakan bahwa model
pembelajaran merupakan deskripsi dari lingkungan belajar yang
menggambarkan perencanaan kurikulum, kursus – kursus, rancangan unit
pembelajaran, perlengkapan belajar, buku – buku pelajaran, program
multimedia, dan bantuan belajar melalui program computer. Hakikat
mengajar menurut Joyce dan Weil adalah membantu pelajar (peserta didik)
memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai – nilai, cara berpikir, dan
belajar bagaimana cara belajar.

Merujuk pada dua pendapat di atas, (Indrawati, 2009) memaknai model


pembelajaran sebagai suatu rencana mengajar yang memperlihatkan pola
pembelajaran tertentu, dalam pola tersebut dapat terlihat kegiatan guru, peserta
didik di dalam mewujudkan kondisi belajar atau system lingkungan yang
menyebabkan terjadinya belajar pada peserta didik. Di dalam pola
pembelajaran yang dimaksud terdapat karakteristik berupa rentenan atau
tahapan perbuatan/kegiatan guru dan peserta didik yang dikenal dengan istilah
sintaks. Secara implisit di balik tahapan pembelajaran tersebut terdapat
karakteristik lainnya dari sebuah model dan rasional yang membedakan antara
model pembelajaran yang satu dengan model pembelajaran yang lainnya.

2.2 Karakteristik Model Pembelajaran

Belajar dan pembelajaran merupakan konsep yang saling berkaitan.


Belajar merupakan konsep saling berkaitan. Belajar merupakan proses perubahan
2
tingkah laku akibat interaksi dengan lingkungan. Proses perubahan tingkah laku
merupakan upaya yang dilakukan secara sadar berdasarkan pengalaman ketika
berinteraksi dengan lingkungan. Pola tingkah laku yang terjadi dapat dilihat atau
diamati dalam bentuk perbuatan reaksi dan sikap secara mental dan fisik.

Tingkah laku yang berubah sebagai hasil proses pembelajaran mengandung


pengertian luas, encakup pengetahuan, pemahaman, sikap dan sebagainya.
Perubahan yang terjadi memiliki karakteristik : (1) perubahan terjadi secara sadar,
(2) perubahan dalam belajar bersifat sinambung dan fungsional, (3) tidak bersifat
sementara, (4) bersifat positif dan aktif, (5) memiliki arah dan bersifat positif dan
aktif, (5) memiliki arah dan tujuan, dan (6) mencakup seluruh aspek perubahan
tingkah laku, yaitu pengetahuan, sikap dan perbuatan.

Menurut hasil kajian S. Nasution, bahwa hingga saat ini terdapat tiga
model pembelajaran yang sering dikacaukan dengan pengertian mengajar.
Pertama, mengajar adalah menanamkan pengetahuan kepada peserta didik,
dengan tujuan agar pengetahuan tersebut dikuasai dengan sebaik – baiknya oleh
peserta didik. Mengajar pada tipe pertama ini dianggap berhasil jika peserta didik
menguasai pengetahuan yang ditransferkan oleh guru sebanyak – banyaknya.
Kedua, mengajar adalah menyampaikan kebudayaan kepada peserta didik.
Definisi yang kedua ini pada intinya sama dengan definisi yang pertama yang
menekankan pada guru sebagai pihak yang aktif. Ketiga, mengajar adalah suatu
aktivitas mengorganisasikan atau mengatur lingkungan dengan sebaik – baiknya
dan menghubungkannya dengan peserta didik sehingga terjadi proses belajar. (S.
Nasution, 1995).

2.3 Model – Model Pembelajaran Inovatif

2.3.1 Pembelajaran Kontekstual


Elaine B.Johnson mendefinisikan pengertian pembelajaran kontekstual
sebagai berikut : Contextual Teaching and Learning (CTL) atau disebut secara
lengkap dengan Sistem Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah sebuah
proses Pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat makna di dalam
materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subjek –
subjek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereke, yaitu
dengan konteks keadaan pribadi, sosial dan budaya mereka. (Elaine B. Johnson,
2007).

Definisi Pembelajran Kontekstual selanjutnya berasal daru US


Defartement of Education sebagai salah satu penyelenggara Pendidikan berbasis
kontekstualini. Menurut US Defartement of Education Office of Vocational and
Adult Education and the National School to Work Office, mendefinisikan
Contextual Teaching and Learning (CTL) sebagai berikut : Contextual Teaching
and Learning adalah suatu konsep mengajar dan belajar membantu guru
3
mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa, dan
mendorong siswa membentuk hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapannya dalam kehidupan nyata mereka sehari – hari. Pengetahuan
dan keterampilan siswa diperoleh dari usaha siswa mengkonstruksi sendiri
pengetahuan dan keterampilan baru ketika belajar.

Langkah – Langkah Pembelajaran Pembelajaran Kontekstual

CTL dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa saja, dan kelas
yang bagaimanapun keadannya. Pendekatan CTL dalam kelas cukup mudah.
Secara garis besar, Langkah – langkah yang harus ditempuh dalam CTL adalah
sebagai berikut :

1. Kembangkan pemikiran bahwa siswa akan belajr lebih bermakna


dengan cara bekerja sendiri, dan mengkontruksi sendiri pengetahuan dan
keterampilan barunya.
2. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik.
3. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
4. Ciptakan masyarakat belajar.
5. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran.
6. Lakukan refleksi di akhir pertemuan.
7. Lakukan penilaian yang sebenarnya (aunthentic assessment)
dengan berbagai cara.

Karakteristik Pembelajaran CTL

1. Kerjasama.
2. Saling menunjang.
3. Menyenangkan, tidak membosankan.
4. Belajar dengan gairah.
5. Pembelajaran terintegrasi.
6. Menggunakan berbagai sumber.
7. Siswa aktif.
8. Sharing dengan teman.
9. Siswa kritis guru kreatif.
10. Dinding dan lorong – lorong penuh dengan hasil kerja siswa, peta –
peta gambar, artikel, humor dan lain – lain.
11. Laporan kepada orang tua bukan hanya raport tetapi hasil karya
siswa, laporan hasil praktikum, karangan dan lain – lain.

Dalam pembelajaran kontektual, program pembelajaran lebih merupakan


rencana kegiatan kelas yang dirancang guru, yang berisi scenario tahap demi
tahap tentang apa yang akan dilakukan Bersama siswanya sehubungan dengan
topik yang akan dipelajarinya. Dalam program tercermin tujuan pembelajaran,
4
media untuk mencapai tujuan tersebut, materi pembelajaran, langkah -langkah
pembelajaran, dan auntetic assessmentnya.

2.3.2 Pembelajaran Kooperatif


Pembelajaran kooperatif adalah suatu pengajaran yang melibatkan siswa
untuk bekerja dalam kelompok – kelompok untuk menetapkan tujuan Bersama
(Felder, 1994:2). Wahyuni (2001:8) menyebutkan bahwa pembelajaran kooperatif
merupakan strategi pembelajaran dengan cara menempatkan siswa dalam
kelompok kecil yang memiliki kemampuan berbeda.

Model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah model


pembelajaran yang terjadi sebagai akibat dari adanya pembelajaran yang bersifat
kelompok. Pendekatan ini merupakan konsekuensi logis dari penerapan
paradigma baru dalam Pendidikan yang antara lain, bahwa Pendidikan di masa
sekarang, bukanlah dilihat semata – mata “mengisi air ke dalam gelas” atau
sekadar mengisi otak anak dengan berbagai teori atau konsep ilmu pengetahuan,
melainkan pengajaran yang lebih bersifat “menyalakan cahaya”, yaitu mendorong,
menggerakkan, dan membimbing peserta didik agar dapat mengembangkan
imajinasi dan inspirasinya secara actual.

Unsur – Unsur Pembelajaran Kooperatif

Roger dan David Johnson dalam (Anita Lie, 1999) mengatakan bahwa tidak
semua kerja kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif (cooperative
learning). Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur model pembelajaran
kooperatif yang harus diterapkan :

1. Kesaling Tegantungan Positif

Keberhasilan kelompok sangat tergantung pada usaha setiap anggotanya.


Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu Menyusun
tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan
tugasnya sendiri agar yang bisa mencapai tujuan mereka. Dalam metode
jiqsaw, Aroson menyarankan jumlah anggota kelompok dibatasi sampai
dengan empat orang saja dan keempat anggota ini ditugaskan membaca bagian
yang berlainan. Keempat anggota ini lalu berkumpul dan bertukar informasi.
Selanjutnya pengajar akan mengevaluasi mereka mengenai seluruh bagian.
Dengan cara ini, mau tidak mau setiap anggota merasa bertanggung jawab
untuk menyelesaikan tugasnya agar yang lain bisa berhasil.

2. Tanggung Jawab Perseorangan

Unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur pertama. Jika tugas dan
penilaian dibuat menurut prosedur model pembelajaran kooperatif, setiap
siswa akan mersa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik. Kunci
5
keberhasilan metode kerja kelompok adalah persiapan guru dalam penyusunan
tugasnya.

3. Tatap Muka

Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan


berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memmberikan para siswa untuk
membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Hasil pemikiran dari
satu beberapa kepala akan lebih kaya daripada hasil pemikiran dari satu kepala
saja. Lebih jauh lagi, hasil kerja sama ini jauh lebih besar daripada jumlah hasil
masing – masing anggota.

4. Komunikasi Antar Anggota

Unsur ini juga menghendaki agar para siswa dibekali dengan berbagai
keterampilan berkomunikasi. Sebelum menugaskan siswa dalam kelompok,
guru perlu mengajarkan cara – cara berkomunikasi. Tidak setiap siswa
mempunyai keahlian mendengarkan dan kemampuan mereka untuk
mengutarakan pendapat mereka.

5. Evaluasi Proses Kelompok

Guru perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk


mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar
selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif. Waktu evakuasi ini tidak
perlu diadakan setiap kali ada kerja kelompok melainkan bisa diadakan selang
beberapa waktu setelah beberapa kali siswa terlibat dalam kegiatan
pembelajaran kooperatif.

2.3.3 Pembelajaran Kuantum


Quantum Teacing adalah ilmu pengetahuan dan metodologi yang
digunakan dalam rancangan, penyajian, dan fasilitas Super-camp yang
diciptakan berdasarkan teori – teori pendidikan seperti Eccelerated Learning
(Luzanov), Multiple Intellegence (Gardner), Neuro-Linguistic Programming
(ginder dan Bandler), Experiental Learning (Hahn), Socratic Inquiry,
Cooperative Learning (Johnson dan Johnson), dan Elemen of Effective
Intruction (Hunter).

Quantum Teaching merangkaikan yang paling baik dari yang terbaik


menjadi sebuah paket multisensori, multikecerdasan, dan kompatibel dengan
otak yang pada akhirnya akan melejitkan kemampuan guru untuk mengihlami
dan kemampuan murid untuk berprestasi.

6
Prinsip – Prinsip dalam Pembelajaran Quantum

Prinsip utama pembelajaran quantum berbunyi : Bawalah Dunia Mereka


(Pembelajar) ke dalan Dunia Kita (Pengajar) dan Antarkan Dunia Kita (Pengajar)
ke dalam Dunia Mereka (Pembelajar). Setiap bentuk interaksi dengan pembelajar,
setiap rancangan kurikulum dan setiap metode pembelajaran harus dibangun
diatas prinsip utama tersebut.

Dalam pembelajaran quantum juga berlaku prinsip bahwa proses pembelajaran


merupakan permainan okestra Simponi. Selain memiliki lagu dan partiture,
permainan simfoni ini memiliki struktur dasar chord. Struktur dasar chord ini
dapat disebut prinsip - prinsip dasar pembelajaran quantum.

2.4 Konsep Dasar Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran dapat di artikan sebagai cara yang di gunakan untuk


mengimplementasikan rencana yang sudah di susun dalam bentuk kegiatan nyata
dan praktis untuk mencapai tujuan akhir pembelajaran. Terdapat beberapa
metode pembelajaran yang dapat di gunakan untuk mengimplementasikan
strategi-strategi pembelajaran. Metode pembelajaran mempunyai makna yang
lebih luas dari pada strategi, metode, atau prosedur pembelajaran. Istilah metode
pembelajaran memiliki ciri-ciri khusus sebagai berikut di bawah ini :

 Rasional teoritis yang logis di susun oleh pendidik.


 Tujuan dan sasaran pembelajaran yang akan di capai.
 Langkah-langkah mengajar yang di perlukaan agar metode
pembelajaran dapt di laksanakan secara optimal.
 Lingkungan belajar yang di perlukan agar tujuan pembelajaran
dapat terlaksana dan tercapai.

Dari metode pembelajaran tersebut akan munculah penginspirasian untuk


membentuk dan mengembangkan perubahan-perubahan yang dapat mewujudkan
Pendidikan kearah lebih baik. Penginspirasian tersebut memunculkan inovasi-
inovasi berbagai konsep dan pelaksanaan pembelajaran. Inovasi merupakan
bagian dari suatu ide, penemuan, atau metode yang dirasakan atau diamati
sebagai suatu hal yang benar-benar baru bagi seseorang yang bersifat relatif.
Namun inovasi pembelajaran yang dimaksud merupakan metode atau strategi
seorang guru dalam membelajarkan atau memanusiakan siswa dengan berbagai
tujuan tertentu.

2.5 Metode-Metode Pembelajaran Inovatif

Perkembangan dan kemajuan model pembelajaran untuk mencerdaskan


peserta didik harus mengikuti perubahan-perubahan metode dari bentuk yang

7
sudah ada mengalami proses perubahan metode yang sudah ada yaitu
berinovaasi. Perkembangan tersebut dapat di uraikan kedalam metode-metode
perubahan seebagai berikut

2.5.1 Metode ceramah (lecture method)


Metode ceramah merupakan bagian metodologi pembelajarn dengan
cara penyampaian informasi pembelajaran kepada siswa atau peserta didik
secara lisan. Metode ini cocok di terapkan di tempat dengan jumlah pendengar
cukup besar, misalnya di dalam Gedung atau di dalam kelas dengan jumlah
siswa yang cukup banyak. Dengan metode ini, seorang pengajar akan lebih
mudah menjelaskan materi sekaligus proses pembelajarannya serta berjalan
secara efektif. Selain itu, salah satu tujuan metode ceramah dapat membantu
siswa untuk belajar tanpa harus memiliki buku pembelajaran.

1.) Keunggulan metode ceramah


a.) Dengan menggunakan metode ini suasana kelas akan lebih tenang
dan kondusif.
b.) Efisiensi tenaga dan waktu juga cukup baik. Salah satunya setiap
murid dapat dengan mudah dan cepat menerima informasi dari guru.
c.) selain itu, metode ceramah juga dapat membiasakan siswa untuk
memaksimalkan pendengarannya dalam meendapatkan suatu
informasi.
d.) hal tersebut karena ketika menerima informasi seorang siswa tersebut
akan lebih memudahkan memahaminya.

2.) kekurangan metode ceramah

Selain mempunyai keunggulan, metode ceramah ini juga memiliki


beberapa kelemahan sebagai berikut.

a.) Dalam menggunakan metode ini maka kondisi kelas akan di pegang
sepenuhnya oleh guru.
b.) selain itu, guru juga menjadi kurang tahu perkembangan anak didiknya
secara pasti.

8
c.) Dengan menggunakan metode proses timbal balik dan pemahaman seorang
anak bias berbeda.
d.) Bahkan lebih parahnya tidak memahami materi yang di sampaikan oleh n
guru.

2.5.2 Metode Diskusi (Discussion method)


Metode diskusi adalah sebuah metode pembelajaran yang berkaitan
dengan pemecahan suatu masalah yang di lakukan oleh beberapa orang. Metode
ini sangat cocok dan tepat diterapkan pada kelompok yang berjumlah tidak
terlalu banyak. Dalam praktiknya metode diskusi ini lebih mengutamakan
interaksi antarindividu, serta untuk merangsang daya fikir setiap peserta didik.

1). Keunggulan metode diskusi

Dengan menggunakan metode diskusi proses belajar mengajar dapat


membangun suasana kelas yang lebih menarik. Sebab setiap murid akan
terfokus pada masalah yang sedang di diskusikan bersama. Setiap murid akan
di tuntut untuk berani megeluarkan pendapatnya seperti berfikir secara
mendalam. Selain itu metode ini akan, meengajarkan kepada para murid untuk
mampu berskiap kritis dan sistematis dan berfikir serta mampu untuk bersifat
toleran sangat menemukan temannya memiliki pendapat yang berbeda.

2). Kelemahan metode diskusi

Dalam metode diskusi, setiap murid di tuntut untuk aktif dan tentu
tidak semua murid mampu melakukan metode tersebut. Metode ini lebih
cenderung di isi oleh para murid yang berani berbicara dan siswa yang
memang di anggap pandai. Oleh sebab itu, bagi siswa yang kurang berani,
akan memiliki peluang yang kecil untuk bisa berpartisipasi. Berbeda jika
seorang guru memang mewajibkan setiap muridnya untuk bicara. Jika guru
tidak mampu mengatur jalannya diskusi, maka arah perdiskusian akan tidak
teraarah dan bisa jadi keluar dari pembahasan tersebut.

2.5.3 Metode tanya jawab (Question and answer method)


Bentuk kegiatan pembelajaran dengan metode tanya jawab
merupakan bagian dari metode yang menyampaikan suatu informasi
9
melalui interaksi antara guru dan murid. Metode ini merupakan suatu cara
untuk menyampaikan pelajaran sekolah dengan cara seorang pengajar
memberikan pertanyaan kepada murid. Selain itu metode ini di lakukan
untuk melihat sejauh mana pemahaman murid terhadap materi yang di
sampaikan oleh guru. Dalam metode tanyajwab berisi interaksi antar guru
dan murid. Kemudian kedua belah pihak haru sama-sama aktif. Setiap
murid juga harus aktif tanpa menunggu dari guru memberikan pertanyaan.

1.) Keunggulan metode tanya jawab

Dengan menggunakan metode ini setiap murid dapat di pancig


untuk berfikir dan berani menyampaikan pendapatnya. Sehingga murid
tentu akan berusaha untuk terfokus saat mengikuti pelarann di ruang
kelas. Kemudian guru berperan dalam memberikan pelajaran serta
pemahaman kepada murid dapat berjalan dengan baik.

2.) Kelemahan metode tanya jawab


Metode tanya jawab berdampak negatifnya ketika proses tanya
jawab ada perbedaan pendapat, maka bisa jadi terjadi perdebatan yang
dapat mengahabiskan waktu yang cukup banyak. Bisa di katakana
metode ini memiliki kelemahan pada efesiensi waktu. Selain
itu,memberikan kesimpulan juga membutuhkan waktu yang lama,
karena setiap murid memiliki pendapat yang berbeda.

2.5.4 Metode demonstrasi (demonstration method)


Metode pembelajaran demontsrasi merupakan kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan alat,benda, ataupun bahan informasi
yang dapat memberikan gambaran yang nyata. Selain itu, untuk
memperjelas hal tersebut bisa dengan bentuk praktikum mengenai materi.
Penggunaan alat atau benda untuk memudahkan setiap murid memahami
materi yang telah di sampaaikan oleh guru.

1.) Keunggulan metode demonstrasi


Dengan menggunakan metode demonstrasi maka setiap murid
dapat dengan mudah memahami secara mengahafal apa yang telah
10
disampaikan guru serta memperjelas materi yang rumit menjadi lebih
mudah di pahami. Bisa sebagai bukti mengenai materi atau teori yang
disampaikan melalui lisan dengan jelas.
2.) Kekurangan metode demonstrasi
Kekurangan metode demonstrasi bisa menjadi masalah bila benda
yang di jadikan demonstrasi berbentuk kecil. Karena akan mempersulit
murid untuk mengamati benda tersebut, tidak kondusif jika di lakukan
dengan jumlah murid yang terlalu banyak sehingga semua murid akan
berebutan untuk melihat benda yang di jadikan demonstrasi.

2.5.5 Metode Latihan (Drill Method)


Metodel latihan atau drill merupakan kegiatan pembelajaran
metode yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi atau materi
pelajaran melalui bentuk latihan-latihan. Metode latihan mendidik murid
untuk melatih keterampilan fisik serta mental. Metode ini sangat berkaitan
dengan pembentukan kecerdasan motorik seperti kecerdasan dalam
menyelesaikan permasalahan pada situasi tertentu. Untuk dapat mencapai
tujuan pembelajaran. Pengajar harus senantiasa memperhatikan muridnya
terutama terkait minat dan perhatian mereka mengenai materi yang sedang
dipelajari.

1.) Keunggulan Metode Latihan Keterampilan

Metode latihan keterampilan dapat membangun kecerdasan


motorik dan keterampilan-keterampilan pada murid seperti
membuat tulisan yang menarik, menggambar, ataupun menghafal
sesuatu. Selain itu, murid bisa mendapatkan kecerdasan mental,
seperti memahami tanda-tanda simbol ataupun olah rasa serta dapat
membangun kebiasaan yang baik, meningkatkan ketepatan dan
kecepatan dalam mengerjakan sesuatu

2.) kelemahan Metode Latihan Keterampilan

Metode latihan keterampilan mempunya kekurangan seperti


mengurangi ide, kreativitas l, dan inisiatif murid, disebabkan
11
terlalu diarahkan untuk sesuai yang di inginkan gurunya. Selain itu,
bisa menghambat bakat murid maka setiap siswa yang sudah
terbiasa dengan rutinitasnya dapat dengan mudah merasa jenuh dan
bosan. Dan yang paling buruk, kesulitan dapat menyesuaikan
dengan lingkungan baru.

2.5.6 Metode Perancangan ( Design Method)


Metode pembelajaran perancangan merupakan kegiatan
pembelajaran dengan menerapkan dengan cara memberikan tugas setiap
murid. Tugas yang diberikan yaitu untuk merancang sebuah proyek yang
nantinya akan diteliti sebagai obyek kajian muridm hal ini dilakukan
dengan tujuan untuk memancing para murid untuk menciptakan suatu hal
baru.

1.) Keunggulan Metode Perancangan

Metode perancangan mengajarkan kepada murid agar


membuka cakrawala berpikir yang lebih luas. Dengan sudut
pandang yang baru, murid akan lebih mudah dalam menyelesaikan
suatu masalah. Kemudian murid akan belajar dalam
mengaplikasikan setiap pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
terpadu sampai menjadi kebiasaan.

2.) Kelemahan Metode Perancangan

Metode memang butuh dukungan negara dalam


penerapannya, sedang negara sendiri belum bisa mendukungnya.
Selain itu, untuk menerapkan metode ini butuh orang yang ahli
untuk menjalankan metode ini. Pembahasan harus senantiasa
dicocokan dengan kebutuhan murid. Sedangkan kemungkinan
untuk selalu berubah-ubah terlalu besar, bisa jadi akan jauh dari
pokok pembahasan materi.

2.5.7 Metode Percobaan (Trial Method)


Metode pembelajaran percobaan merupakan bagian kegiatan
pembelajaran memberikan kesempatan kepada murid untuk mengerjakan
12
suatu percobaan. Contohnya adalah penguapan alat dan bahan, percobaan,
pengamatan, dan pencatatan hasil dari percobaan. Kemudian hasilnya akan
diserah kepada guru dan biasanya dengan melakukan presentasi tiap
individu atau kelompok. Sedangkan tujuan pelaksanaan metode percobaan
ialah agar setiap murid secara mandiri berusaha untuk mencari solusi
permasalah yang sedang dihadapi.

1.) Kelebihan Metode percobaan

Bentuk kegiatan metode percobaan ini dapat membuat murid


menjadi lebih berani dapat memberikan kesimpulan atau kebenaran.
Hal ini karena apa yang mereka sampaikan merupakan hasil dari
percobaan yang telah dilakukan. Di dalam praktiknya juga, murid
dapat mengembangkan sikap dalam mengeksplorasi mengenai ilmu
yang didapatnya.

2.) Kekurangan Metode Percobaan


Kelemahan metode percobaan terletak pada alay yang digunakan
untuk percobaan kurang memadai dengan jumlah murid. Karena
harga dari alat-alat percobaan lumayan mahal. Sehingga setiap siswa
akan memiliki kesempatan yang terbatas melakukan percobaan
karena harus bergilir dengan temanya.

2.5.8 Metode Mengajar Beregu (Team Teaching Method)


Metode pembelajaran beregu merupakan bentuk kegiatan
pembelajaran dilakukan dengan guru yang berjumlah lebih dari satu.
Setiap guru nantinya akan mendapat tugas sendiri-sendiru yang telah
dibagikan oleh satu koordinator. Bentuk metode ini ada dua yaitu tulis dan
lisan.

Metode tulis artinya setiap guru mensosialisasikan soal kemudian


dikombinasikan dengan soal dari seluruh guru. Sedangkan bentuk lisan
setiap murid akan ditanya langsung oleh beberapa guru penguji. Contoh:
Ketika pada sidang skripsi di mana satu mahasiswa berhadapan dengan
beberapa penguji.
13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Jika dilihat dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa model dan metode
pembelajaran inovatif memiliki karakteristik yang khas, di antaranya guru
14
memiliki keinginan untuk melakukan perubahan, pemahaman dan keterampilan
untuk mencapai tujuan, memahami benar apa faktor-faktor penunjang,
menggunakan strategi atau metode melaksanakan perubahan, dan
mengevaluasi ketercapain tujuan yang ditetapkan dalam perencanaan.

Pembelajaran inovatif adalah suatu proses pembelajaran yang dirancang


sedemikian rupa sehingga berbeda dengan pembelajaran pada umumnya yang
dilakukan oleh guru (konvensional). Inovasi pembelajaran merupakan sesuatu
yang penting dan harus dimiliki atau dilakukan oleh guru. Hal ini disebabkan
karena pembelajaran akan lebih hidup dan bermakna.

3.2 Saran

Dari tugas makalah tersebut, banyak hal yang dapat kita pelajari. Seperti
halnya yang sudah kami harapkan dan sampaikan pada kata pengantar tugas
makalah ini, yaitu semoga dengan terselesaikannya makalah ini dapat
menambah wawasan kita dan pemahaman kita tentang inovasi beberapa model
dan metode pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Tibahary, A. R., & Muliana, M. (2018). Model-model pembelajaran inovatif. Scolae:


Journal of Pedagogy, 1(1), 54-64.

Sitorus Awaludin & Harahap Andriana Hafni (2019) Gerakan inovasi mendidik
berkarakter. Tulang bawang barat, lampung. Swalova publishing

15
16

Anda mungkin juga menyukai