PSIKOLOGI KELUARGA
1971042094
KELAS G
FAKULTAS PSIKOLOGI
2021/2022
1. Perbedaan dan persamaan laki-laki dan perempuan.
Perbedaan dan persamaan laki-laki dan perempuan terletak pada cara di mana pria dan
wanita berperilaku terkait, tetapi tidak selalu ditentukan oleh jenis kelamin biologis
mereka. Individu diidentifikasi sebagai laki-laki atau perempuan berdasarkan struktur
fisik, yang ditentukan oleh kromosom, gonad, dan hormon. Pelabelan ini terjadi sejak
lahir dan merupakan langkah pertama dalam proses pengembangan identitas gender
menjadi laki-laki atau perempuan dalam masyarakat. Meskipun alam menentukan jenis
kelamin individu, budaya menentukan sikap dan perilaku yang sesuai untuk individu
berdasarkan jenis kelaminnya. Dalam setiap budaya, individu belajar untuk beradaptasi
dengan harapan ini saat mereka membentuk kehidupan pribadi dan profesional mereka.
Peran gender adalah harapan tentang sikap dan perilaku orang dalam kehidupan
berdasarkan apakah mereka laki-laki atau perempuan. Ketika seorang anak lahir, stereotip
peran gender ikut bermain. Laki-laki akan dianggap kuat dan sehat sedangkan perempuan
dianggap gadis yang manis.
Dalam membedakan perempuan dan laki-laki sering ditemui bias gender dimana pria
dianggapan lebih kompeten dan rasional daripada wanita. Istilah yang digunakan untuk
laki-laki seringkali lebih positif dan meneguhkan, sedangkan istilah yang setara untuk
perempuan seringkali lebih negatif dan merendahkan. Perbedaan terminologi ini
berdampak pada bagaimana kita memandang dan merasakan tentang setiap jenis kelamin.
Pelabelan mempengaruhi perkembangan psikologis anak dalam berbagai cara. Anak
mulai mengadopsi ciri-ciri kepribadian, sikap, preferensi, dan perilaku yang dianggap
sesuai dengan jenis kelaminnya, dan ini mempengaruhi cara dia berjalan, berbicara,
makan, berolahraga, berpikir, dan kemudian bercinta. Pola peran gender yang diberikan
kepada pria dan wanita memengaruhi semua peran kita dalam kehidupan. Laki-laki
dianggap memiliki maskulinitas adalah yang secara tradisional diasosiasikan dengan pria
sedangkan feminitas dianggap sebagai sifat-sifat yang terkait dengan wanita. Dalam
masyarakat kita, kualitas stereotip yang terkait dengan maskulinitas termasuk agresivitas,
kemandirian, dominasi, kompetensi, dan kecenderungan untuk matematika dan sains.
Kualitas stereotip terkait dengan feminitas termasuk kepasifan, ketergantungan,
kepekaan, emosionalitas, dan kecenderungan untuk seni dan sastra. Stereotip ini bersifat
destruktif karena menyiratkan bahwa semua laki-laki, dan hanya laki-laki, memiliki apa
yang disebut kualitas maskulin dan bahwa semua wanita, dan hanya wanita, memiliki apa
yang disebut kualitas feminin. Jelas, setiap manusia dapat memiliki kualitas-kualitas ini.
Stereotip peran gender yang dipaksakan secara sosial menciptakan ketidaksetaraan
berdasarkan apakah seseorang laki-laki atau perempuan memiliki kualitas, perilaku, dan
peluang tertentu dan melarang atau mengecilkan hati orang lain.
3. Perkawinan sebagai dasar membina keluarga (pengertian perkawinan dan keluarga, hak
dan kewajiban suami istri, tujuan perkawinan dan keluarga, fungsi keluarga
Jawaban
Perkawinan merupakan komitmen emosional dan hukum dari dua orang untuk membagi
kedekatan emosional dan fisik, berbagi bermacam tugas dan sumber-sumber ekonomi.
(Olson and deFrain, 2006) sedangkan keluarga adalah satu unit orang-orang, yang selalu
berhubungan, biasanya hidup bersama dalam bagian hidup mereka, bekerja bersama
untuk memuaskan kebutuhan mereka dan saling berhubungan untuk memuaskan
keinginannya. (Duvall dan Miller, 1985). Kemudian Fungsi keluarga Sebelum mengenal
lebih dalam tentang psikologi dalam keluarga, maka perlu adanya pemahaman terkait
fungsi keluarga seperti yang diutarakan loleh Soelaeman, 1994 berikut ini :
- Fungsi Edukatif Fungsi ini berkatan hal tentang pendidikan anggota keluarga dan
pembinaan oleh anggota keluarga yang lainnya.
- Fungsi Sosialisasi, Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama bagi pertumbuhan
anak begitu juga dengan lingkungannya.
- Fungsi Perlindungan, Keluarga juga memiliki fungsi sebagai tempat perlindungan
yang akan melindungi anggota keluarganya dari tindakan- tindakan tidak baik dari
norma sosial yang menyimpang.
- Fungsi Afeksi, Anak akan sangat peka pada usianya yang masih kecil. Mereka
mengamati ekspresi, gaya interaksi, perilaku, emosi dari orang tua mereka saat
berkomunikasi dengan mereka.
- Fungsi Religius, Keluarga menjadi tempat pertama yang memperkenalkan terhadap
budaya beragama.
- Fungsi ekonomi, Sistem perekonomian sangat dibutuhkan dalam keluarga untuk
memenuhi setiap kebutuhan anggotanya.
- Fungsi rekreasi, Fungsi rekreasi ini sebagai tempat melepaskan penat anggota
keluarga dari hiruk pikuk aktivitas di luar rumah.
- Fungsi Biologis, Keluarga dianggap sebagai fungsi biologis merupakan tempat untuk
memenuhi kebutuhan fisiologis seperti makan, kelelahan, kesehatan, dan lainnya.
(Layouter et al., n.d.)Layouter, P. E., Fauzi, M., Qustulani, M., Lintang, R., Penerbit, P., Press, P. S. P. N.,
Kemerdekan, P., Tangerang, C., Nusantara, P. S. P., Bekerjasama, T., & Tangerang, S. N. (n.d.). No
Title.