Anda di halaman 1dari 6

Attachment Pada Orangtua

Dan Anak
Arwini Roehan Srimulya (1971042094)
Kelekatan orang dewasa
• Pengertian kelekatan
Santrock (2002) menerangkan beberapa
pengertian kelekatan dalam bahasa sehari-hari,
attachment mengacu pada suatu relasi antara dua
orang yang memiliki perasaan yang kuat satu
sama lan dan melakukan banyak hal bersama
untuk melanjutkan relasi antara figur sosial
tertentu dengan suatu fenomena tertentu yang
dianggap mencerminkan karakteristik relasi yang
unik.

• Tahap pembentukan
Menurut Bowlby dalam Desmita dan Ervika , perkembangan
kelekatan dibagi menjadi empat tahap, yaitu:
- indiscriminate Sociability, Terjadi pada anak yang berusia
dibawah dua bulan. Bayi menggunakan tangisan untuk
menarik perhatian orang dewasa, menghisap dan
menggenggam, tersenyum dan berceloteh digunakan untuk
menarik perhatian orang dewasa agar mendekat padanya.
Kelekatan orang dewasa
• Discriminate Sociability
Terjadi pada anak yang berusia dua hingga tujuh bulan. Pada
tahap ini bayi mulai dapat membedakan objek lekatnya,
mengingat orang yang memberikan perhatian dan menunjukkan
pilihannya pada orang tersebut.

• Spesific attachment
Terjadi pada anak yang berusia tujuh bulan hingga dua tahun.
Bayi mulai menunjukkan kelekatannya pada figur tertentu. Untuk
pertama kalinya anak menyatakan protes ketika figur lekat pergi.
Anak sudah tahu orang-orang yang diinginkan dan memilih
orang-orang yang sudah dikenal. Mereka mulai mendekatkan diri
pada objek lekat.

• Partnership/goal corrected partnerships


Terjadi pada usia dua sampai empat tahun. Anak mulai mengerti
bahwa orang lain memiliki perbedaan keinginan dan kebutuhan
yang mulai diperhitungkannya. Kemampuan berbahasa
membantu anak bernegosiasi dengan ibu atau objek lekatnya.
Kelekatan membuat anak jadi lebih matang dalam hubungan
sosial.
Kelekatan orangtua dan anak
Bowlby menyatakan dalam teori kelekatannya (attachment theory) bahwa hubungan
kelekatan di awal masa kehidupan anak merupakan prototipe untuk semua hubungan
sosial di masa depan anak sehingga gangguan kelekatan yang terjadi dalam masa itu
memiliki konsekuensi yang sangat berat. Usia 0 sampai dengan 5 tahun merupakan
periode kritis pentingnya perkembangan keterikatan atau kelekatan anak pada
pengasuhnya. Jika pada usia tersebut anak mengalami peristiwa yang menyebabkan
terganggunya kelekatan dengan orang tuanya, seperti perilaku abai dari orang tua,
perceraian orang tua, kematian, dan pemisahan karena konflik keluarga juga
mempengaruhi kecerdasan serta perilaku agresif anak hingga usia dewasa.
Penelitian mengenai hubungan antara anak dengan orang tua lebih lanjut mengklasifikasi 4
pola kelekatan sebagai berikut:
• Kelekatan yang aman (Secure attachment)
Pola ini merupakan kondisi ideal hubungan kelekatan yang didapat oleh anak dengan
orang tuanya. Anak-anak yang memiliki kelekatan baik dengan orang tuanya akan memiliki
pandangan positif terhadap orang lain serta memandang dirinya sendiri berharga sehingga
anak-anak ini memiliki kepercayaan diri yang lebih untuk meraih keberhasilan dalam
hidupnya.

• Kelekatan yang bersifat menghindar (Anxious avoidant attachment)


Anak-anak dengan pola kelekatan ini seringnya akan menghindari interaksi sosial seolah-
olah tidak membutuhkan orang lain dalam hidupnya, menarik diri dari pergaulan, serta
menolak meminta bantuan orang lain atau menjaga jarak. Perilaku “kemandiriannya”
tersebut merupakan upaya anak dalam berjaga-jaga kemungkinan terjadinya stres yang
pernah menimpa dirinya saat membuka diri terhadap orang lain. Gangguan perkembangan
kelekatannya yang dialami biasanya berupa penolakan dari orang tua di masa kecilnya.
Kelekatan orangtua dan anak
• Kelekatan yang bersifat penolakan (Anxious resistant attachment)
Bertolak belakang dengan pola kelekatan menghindar (anxious avoidant
attachment), anak dengan pola ini justru sangat bergantung pada
pengasuh utamanya dan memiliki kepercayaan diri yang rendah. Hal ini
terjadi sebagai bentuk kurangnya kelekatan terhadap orangtua di masa
kecilnya. Tidak jarang individu ini akan tumbuh menjadi pribadi yang
mudah marah, cemburu, penuntut, dan bergantung pada orang lain.

• Kelekatan yang tak beraturan (Disorganized attachment)


Pola ini merupakan campuran atau ambivalen. Anak dengan pola
kelekatan ini terkadang melihat orang lain sebagai ancaman sehingga
menimbulkan perilaku-perilaku agresif-defensif. Biasanya anak dengan
pola ini tumbuh di lingkungan keluarga yang lazim dengan tindakan
kekerasan. Alih-alih mendapatkan kasih sayang dari orang tua, upayanya
mencari afeksi justru membuatnya menerima perilaku kasar atau bahkan
pukulan. Anak akan tumbuh dewasa menjadi individu yang pada
umumnya cepat mengalami perubahan suasana hati, satu waktu ia
merasa cemas sangat ingin disayangi namun berubah merasa tidak
pantas disayangi. Hal ini berdampak pada sulitnya mereka membangun
suatu hubungan yang sehat dengan orang lain
Referensi
• Eka Ervika, Kelekatan (Attachment) Pada Anak
(http://library.usu.ac.id/download/fk/psikologi-eka%20ervika.pdf,
diakses tgl 30 April 2010)

Anda mungkin juga menyukai