SARBANES OAXLEY
Sarbanes-Oxley (Sarbanes-Oxley Act of 2002, Public Company Accounting Reform and
Investor Protection Act of 2002) atau kadang disingkat SOx atau Sarbox adalah
hukumfederal Amerika Serikat yang ditetapkan pada 30 Juli 2002 sebagai tanggapan
terhadap sejumlah skandal akuntansi perusahaan besar yang termasuk di antaranya
melibatkan Enron, Tyco International, Adelphia, Peregrine Systems dan WorldCom.
Skandal-skandal yang menyebabkan kerugian bilyunan dolar bagi investor karena runtuhnya
harga
saham perusahaan-perusahaan yang terpengaruh ini mengguncang kepercayaan masyarakat
terhadap pasar saham nasional. Akta yang diberi nama berdasarkan dua sponsornya, Senator
Paul Sarbanes(D-MD) and Representatif Michael G. Oxley (R-OH), ini disetujui oleh Dewan
dengan suara 423-3 dan oleh Senat dengan suara 99-0 serta disahkan menjadi hukum oleh
Presiden George W. Bush.
Perundang-undangan ini menetapkan suatu standar baru dan lebih baik bagi semua dewan
dan manajemen perusahaan publik serta kantor akuntan publik walaupun tidak berlaku bagi
perusahaan tertutup. Akta ini terdiri dari 11 judul atau bagian yang menetapkan hal-hal mulai
dari tanggung jawab tambahan Dewan Perusahaan hingga hukuman pidana. Sarbox juga
menuntut Securities and Exchange Commission (SEC) untuk menerapkan aturan persyaratan
baru untuk menaati hukum ini.
Perdebatan mengenai untung rugi penerapan Sarbox masih terus terjadi. Para pendukungnya
merasa bahwa aturan ini diperlukan dan memegang peranan penting untuk mengembalikan
kepercayaan publik terhadap pasar modal nasional dengan antara lain memperkuat
pengawasan akuntansi perusahaan. Sementara para penentangnya berkilah bahwa Sarbox
tidak diperlukan dan campur tangan pemerintah dalam manajemen perusahaan menempatkan
perusahaan-perusahaan AS pada kerugian kompetitif terhadap perusahaan asing.
Sarbox menetapkan suatu lembaga semi pemerintah, Public Company AccountingOversight
Board (PCAOB), yang bertugas mengawasi, mengatur, memeriksa, dan mendisiplinkan
kantor-kantor akuntan dalam peranan mereka sebagai auditor perusahaan publik. Sarbox juga
mengatur masalah-masalah seperti kebebasan auditor, tata kelolaperusahaan, penilaian
pengendalian internal, serta pengungkapan laporan keuangan yang lebih dikembangkan.
Sarbanes-Oxley atau kadang disingkat Sox atau SOA adalah hukum federal Amerika
Serikatyang ditetapkan pada 30 Juli 2002. Undang-undang ini diprakarsai oleh Senator Paul
Sarbanes(Maryland) dan Representative Michael Oxley (Ohio) yang disetujui oleh Dewan
dengan suara 423-3dan oleh Senat dengan suara 99-0 serta disahkan menjadi hukum oleh
Presiden George W. Bush.Undang-undang ini dikeluarkan sebagai respons dari Kongres
Amerika Serikat terhadap berbagaiskandal pada beberapa perusahaan besar seperti: Enron,
Tyco International, Adelphia, PeregrineSystems, WorldCom (MCI), AOL TimeWarner, Aura
Systems, Citigroup, Computer AssociatesInternational, CMS Energy, Global Crossing,
HealthSouth, Quest Communication, Safety-Kleen dan Xerox, yang juga melibatkan
beberapa KAP yang termasuk dalam “the big five” seperti: Arthur Andersen, KPMG dan
PWC.
Pengaturan yang ketat dalam Sarbanes Oxley akan memberikan manfaat bagi
perusahaanyang menerapkan Sarbanes Oxley dan bagi konsumen dalam perusahaan tersebut.
Manfaat Penerapan Sarbanes Oxley Bagi Perusahaan
1. Perusahaan publik akan memiliki sistem pengendalian intern yang lebih baik,
sehinggaakuntabilitas dan integritas pelaporan keuangannya lebih dapat dipercaya dan
diandalkan.
2. Kepercayaan investor lebih meningkat.
3. Memiliki citra (image) yang positif di mata publik dan pemangku kepentingan
lainnya.
4. Membantu perusahaan untuk melakukan Good Governance Corporation dengan
baik.
Adapun perusahaan atau organisasi yang diatur oleh Sarbanes-Oxley Act antara lain:
perusahaan-perusahaan yang sahamnya telah diregistrasi berdasarkan Section 12 of the
Exchange Act of 1934, perusahaan-perusahaan yang wajib membuat laporan diregistrasi
berdasarkan Section 15(d) of the Exchange Act, perusahaan-perusahaan yang sedang dalam
proses registrasi, dan Kantor Akuntan Publik yang menerbitkan laporan audit. Undang-
undang ini tidak mengecualikan perusahaan asing yang listing di Amerika Serikat dan KAP
dari luar Amerika Serikat yang menerbitkan laporan auditnya bagi perusahaan tersebut.
Persyaratan bagi independensi auditor yang diatur dalam
Sarbanes-Oxley Act diantaranya: menghindari beberapa aktivitas yang dilarang, semua jasa
audit harus telah disetujui oleh komite audit, adanya rotasi dari partner yang melakukan audit,
menghindari konflik kepentingan, dan penelaahan oleh Comptroller General terhadap
dampak potensial dari rotasi yang telah diwajibkan.
Konvergensi IFRS
1. Full Adoption,pada tingkat ini suatu negara mengadopsi seluruh IFRS dan
menterjemahkan word by word.
2. Adapted, mengadopsi seluruh IFRS tetapi disesuaikan dengan kondisi di suatu
negara.
3. Piecemeal, suatu negara hanya mengadopsi sebagian nomor IFRS, yaitu nomor
standar atau paragraf tertentu
4. Referenced, standar yang diterapkan hanya mengacu pada IFRS tertentu dengan
bahasa dan paragraf yang disusun sendiri oleh badan pembuat standar
5. Not adoption at all, suatu negara sama sekali tidak mengadopsi IFRS.
Berikut ini merupakan status negara-negara se-Asia Pasifik terkait dengan pengadopsian
IFRS.
Pengertian SAK
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah suatu kerangka dalam prosedur pembuatan
laporan keuangan agar terjadi keseragaman dalam penyajian laporan keuangan. Standar
Akuntansi Keuangan (SAK) merupakan hasil perumusan Komite Prinsipil Akuntansi
Indonesia pada tahun 1994 menggantikan Prinsip Akuntansi Indonesia tahun 1984. SAK di
Indonesia menrupakan terapan dari beberapa standard akuntansi yang ada seperti,
IAS,IFRS,ETAP,GAAP. Selain itu ada juga PSAK syariah dan juga SAP.
Selain untuk keseragaman laporan keuangan, Standar akuntansi juga diperlukan untuk
memudahkan penyusunan laporan keuangan, memudahkan auditor serta Memudahkan
pembaca laporan keuangan untuk menginterpretasikan dan membandingkan laporan
keuangan entitas yang berbeda. Di Indonesia SAK yang diterapkan akan berdasarkan IFRS
pada tahun 2012 mendatang.
Pada PSAK-IFRS, SAK ETAP ditetapkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan
Akuntan Indonesia. PSAK Syariah diterbitkan oleh Dewan Akuntansi Syariah sedangkan
SAP oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintah.
Berikut ini penjelasan dari macam-macam SAK tersebut :
1. PSAK-IFRS
PSAK-IFRS akan diterapkan secara utuh pada tahun 2012. Saat ini masih dalam proses
konvergensi. Proses ini melalui tahap adopsi pada tahun 2008-2010 kemudian tahun ini
memasuki tahap persiapan akhir sebelum tahap implementasi di tahun 2012.Pada PSAK ini
wajib diterapkan untuk entitas dengan akuntabilitas public seperti : Emiten, perusahaan
publik, perbankan, asuransi, dan BUMN. Tujuan dari PSAK ini adalah memberikan
informasi yang relevan bagi user laporan keuangan.
Indonesia mengadopsi IFRS karena Indonesia adalah bagian dari IFAC yang sudah pasti
harus mematuhi SMO(Statement Membership Obligation) yang menjadikan IFRS sebagai
accounting standard. Selain itu konvergensi IFRS adalah kesepakatan pemerintah Indonesia
sebagai anggota G20 Forum. Pada pertemuan pemimpin G20 di Wahington DC, pada 15
November 2008 didapati hasil : “Strengthening Transparency and Accountability” yang
kemudian pada 2 April 2009 di London pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan
untuk : Strengthening Financial Supervision and Regulation
MANFAAT IFRS
Jadi walaupun Indonesia harus menyesuaikan standard keuangan dengan IFRS namun hal ini
akan mempermudah untuk pelaporan keuangan meskipun aka nada perubahan-perubahan
dalam penyusunan laporan keuangan itu sendiri yang bersifat menyuluruh.
Karakter IFRS
• Lebih menekankan Interpretasi dan aplikasi atas standar sehingga harus berfokus
pada spirit penerapan prinsip tersebut
• Standard membutuhkan penilaian atas substansi transaksi dan evaluasi apakah
presentasi akuntansi mencerminkan realitas ekonomi
IFRS juga menggunakan fair value dalam penilaian, jika tidak ada nilai pasar aktif harus
melakukan penilaian sendiri atau menggunakan jasa penilai. Selain itu IFRS mengharuskan
pengungkapan(disclosure) yang lebih banyak baik kwantitatif maupun kualitatif.
2. SAK-ETAP
SAK ETAP adalah Standard akuntansi keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik.
ETAP yaitu Entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik yang signifikan serta
menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal . ETAP
menggunakan acuan IFRS untuk Small Medium Enterprises. SAK-ETAP diterbitkan pada
tahun 2009 dan berlaku efektif 1 Januari 2011 dan dapat diterapkan pada 1 Januari 2010.
SAK ini diterapkan secara retrospektif namun jika tidak praktis dapat diterapkan secara
prospektif yang berarti mengakui semua asset dan kewajiban sesuai SAK ETAP juga tidak
mengakui asset dan kewajiban jika tidak diizinkan oleh SAK-ETAP, selain itu
Mereklasifikasi pos-pos yang sebelumnya menggunakan PSAK lama menjadi pos-pos sesuai
SAK-ETAP juga menerapkan pengukuran asset dan kewajiban yang diakui SAK ETAP.
Dengan adanya SAK ETAP diharapkan perusahaan kecil dan menangah dapat untuk
menyusun laporan keuangannya sendiri juga dapat diaudit dan mendapatkan opini audit,
sehingga perusahaan dapat menggunakan laporan keuangannya untuk mendapatkan dana
untuk pengembangan usahanya.
SAK ETAP terdiri dari 30 Bab dan daftar istilah yang mempermudah untuk memahami SAK
ini.
3. PSAK Syariah
PSAK Syariah digunakan oleh entitas yang melakukan transaksi syariah baik entitas lembaga
syariah maupun lembaga non syariah. Dalam PSAK Syariah ini pengembangan dilakukan
dengan model PSAK umum namun psak ini berbasis syariah dengan acuan fatwa MUI.
1. Kerangka Konseptual
2. Penyajian Laporan Keuangan Syariah
3. Akuntansi Murabahah
4. Musyarakah
5. Mudharabah
6. Salam
7. Istishna
4. SAP
SAP adalah Standar Akuntansi Pemerintah yang diterbitkan oleh Komite Standar Akuntansi
Pemerintahan. SAP ini ditetapkan sebagai PP(Peraturan Pemerintah) yang diterapkan untuk
entetitas pemerintah dalam menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD).
SAP diterapkan dengan PP Nomor 24 Tahun 2005 tanggal 13 Juni 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan (PP SAP). Penyusunan SAP melalui tahapan-tahapan seperti :
Pengertian PSAK
• Standar Akuntansi Keuangan (SAK) mencakup konvensi, peraturan dan prosedur
yang sudah disusun dan disahkan oleh lembaga resmi (standard setting body) pada saat
tertentu. “Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang disusun oleh lembaga Ikatan
Akuntan Indonesia selalu mengacu pada teori-teori yang berlaku dan memberikan
tafsiran dan penalaran yang telah mendalam dalam hal praktek terutama dalam
pembuatan laporan keuangan dalam memperolah informasi yang akurat sehubungan
data ekonomi”
SAK digunakan untuk suatu badan yang memiliki akuntanbilitas publik, yaitu badan yang
terdaftar atau masih dalam proses pendaftaran di pasar modal atau badan fidusia (badan usaha
yang menggunakan dana masyarakat, seperti asuransi, perbankan dan dana pensiun). Sejak
tahun 2012, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) mengadopsi standar dari International Financial
Report Standard (IFRS) untuk standar akuntansi keuangan yang berlaku di seluruh
perusahaan terdaftar yang ada di Indonesia.
SAK ETAP digunakan untuk suatu badan yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan
dalam menyusun laporan keuangan untuk tujuan umum. SAK-ETAP juga mengikuti standar
yang ditetapkan oleh IFRS khususnya bidang Small Medium Enterprise (Usaha Kecil
Menengah). SAK-ETAP ini dikeluarkan sejak tahun 2009 dan berlaku efektif pada tahun
2011.
Standar ini digunakan untuk badan usaha yang memiliki transaksi syariah atau berbasis
syariah. Standar ini terdiri atas keraengka konseptual penyusunan dan pengungkapan laporan,
standar penyajian laporan keuangan dan standar khusus transaksi syariah seperti mudharabah,
murabahah, salam, ijarah dan istishna.
Bank syariah menggunakan dua standar dalam menyusun laporan keuangan. Sebagai badan
usaha yang memiliki akuntabilitas publik signifikan, bank syariah menggunakan PSAK,
sedangkan untuk transaksi syariahnya menggunakan PSAK Syariah.
Akuntansi syariah memang salah satu cabang akuntansi yang tergolong baru. Tidak banyak
orang yang mengetahui penerapan prinsip-prinsip syariah ke dalam bidang akuntansi.
Sehingga perlu adanya sosialisasi dan pelatihan tentang cabang terbaru bidang akuntansi.
SAP berbasis kas menuju akrual menggunakan basis kas untuk penyusunan laporan realisasi
anggaran dan menggunakan basis akrual untuk penyusunan neraca. Pada SAP berbasis
akrual, laporan realisasi anggaran tetap menggunakan basis kas karena akan dibandingkan
dengan anggaran yang disusun dengan menggunakan basis kas, sedangkan laporan
operasional yang melaporkan kinerja badan usaha disusun dengan menggunakan basis akrual.
Standar Akuntansi Pemerintahan ini berbeda dengan 3 jenis standar akuntansi sebelumnya.
Pengguna SAP biasanya terbatas di kalangan pemerintahan saja. Sehingga publikasi laporan
keuangan bidang pemerintahan tidak terbuka seperti laporan keuangan perusahaan