Anda di halaman 1dari 5

MANAJEMEN KEUANGAN

MERGER & ACQUISITION

Dosen Pengampu:
Dr. Drs. Sutrisno, MM.

Disusun Oleh:
1. Inoviana Olivia : 20911008
2. Natasha Anggia : 20911010
3. Septian Vairi : 20911011
4. Tri Kuncoro Prasetyo Hutomo : 20911012

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN


FAKULTAS BISNIS DAN EKONOMIKA
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2021
(bagian anggi)
(bagian ino)
Motif merger dan akuisisi
Mengapa perusahaan bergabung dengan perusahaan lain, atau membeli perusahaan
lain (akuisisi)? Alasan yang sering dikemukakan adalah karena dengan akuisisi perusahaan
mampu mencapai pertumbuhan lebih cepat dari pada harus membangun unit usaha sendiri.
Meskipun alasan tersebut benar, faktor yang paling mendasari sebenarnya adalah motif
ekonomi. Dengan kata lain, kalau kita akan membeli perusahaan lain, maka pembelian
tersebut hanya dapat dibenarkan apabila pembelian tersebut menguntungkan kita.

 Diperoleh sinergi sebagai akibat merger dan akuisisi


Kondisi saling menguntungkan tersebut akan terjadi kalau dari peristiwa
akuisisi atau merger tersebut diperoleh sinergi. Sinergi berarti bahwa nilai gabungan
dari kedua perusahaan tersebut lebih besar dari penjumlahan masing-masing nilai
perusahaan yang digabungkan. Dalam bahasa yang lebih mudah, sinergi adalah situasi
pada saat 2 + 2 = 5.
 Peningkatan pendapatan
Pendapatan dapat meningkat karena kegiatan pemasaran yang lebih baik,
strategic benefits, dan peningkatan daya saing. Pemasaran yang lebih baik dapat
terjadi karena pemilihan bentuk dan media promosi yang lebih tepat, memperbaiki
system distribusi, dan menyeimbangkan komposisi produk.
 Penurunan biaya
Penurunan biaya mungkin dapat terjadi sebagai akibat dari peningkatan unit
yang dihasilkan, sehingga menekan biaya rata-rata (economies of scale). Integrasi
vertical juga memungkinkan perusahaan menekan biaya, seperti dengan memperoleh
biaya bahan baku yang lebih murah, atau menghemat biaya distribusi. Menghilangkan
menejemen yang kurang efisien dan penggunaan sumberdaya yang komplementer,
juga merupakan sumbersumber untuk mengurangi biaya.
 Penghematan pajak
Manfaat dalam bentuk penghematan pajak dapat diilustrasikan berikut ini.
Suatu perusahaan telah menderita rugi sebesar Rp. 10 Milyar. Oleh pemiliknya
kemudian perusahaannya dijual dan diperlakukan sebagai penjualan aktiva. Dari
penjualan tersebut pemilik mengakui memperoleh capital gains sebesar Rp. 10 milyar,
karena aktiva tetap dijual dengan harga Rp. 10 Milyar di atas nilai bukunya. Tetapi
perusahaan telah menderita rugi Rp. 10 Milyar, maka gains 10 Milyar tersebut akan
tertutup oleh kerugian yang ditanggung sehingga pemilik perusahaan tidak perlu
membayar pajak.
 Penurunan biaya modal.
Penurunan biaya modal dapat terjadi karena biaya emisi mempunyai
komponen yang bersifat tetap. Dengan demikian, apabila gabungan perusahaan akan
menerbitkan sekuritas, biaya emisinya akan lebih murah sehingga dapat menekan
biaya modal perusahaan.
 Alasan yang meragukan (dubious)
Disamping alasan-alasan yang diharapkan dapat menimbulkan synergy,
kadangkadang akuisisi dilakukan dengan alasan yang meragukan (dubious). Dua
alasan dubious yang sering disebut adalah diversifikasi dan jumlah earnings per share
(EPS). Dari konsep CAPM kita mengetahui bahwa diversifikasi tidaklah
menimbulkan manfaat, karena pasar akan menentukan nilai perusahaan berdasarkan
atas risiko yang tidak bisa dihilangkan dengan diversifikasi. Sedangkan untuk alasan
EPS saat ini. Alasan EPS yang dubious terjadi karena analisis dilakukan atas dasar
pertimbangan jumlah EPS saat ini.

Alasan-alasan Melakukan Merger dan Akuisisi


Adapun alasan perusahaan melakukan penggabungan lewat merger maupun akuisisi,
adalah sebagai berikut :
a) Pertumbuhan atau diversifikasi
Perusahaan yang menginginkan pertumbuhan yang cepat, baik ukuran, pasar
saham, maupun diversifikasi usaha dapat melakukan merger maupun akuisisi.
Perusahaan tidak memiliki resiko adanya produk baru. Selain itu, jika melakukan
ekspansi dengan merger dan akuisisi, maka perusahaan dapat mengurangi perusahaan
pesaing atau mengurangi persaingan.
b) Sinergi
Sinergi dapat tercapai ketika merger menghasilkan tingkat skala ekonomi
(economies of scale). Tingkat skala ekonomi terjadi karena perpaduan biaya overhead
meningkatkan pendapatan yang lebih besar daripada jumlah pendapatan perusahaan
ketika tidak merger. Sinergi tampak jelas ketika perusahaan yang melakukan merger
berada dalam bisnis yang sama karena fungsi dan tenaga kerja yang berlebihan dapat
dihilangkan.
c) Meningkatkan dana
Banyak perusahaan tidak dapat memperoleh dana untuk melakukan ekspansi
internal, tetapi dapat memperoleh dana untuk melakukan ekspansi eksternal.
Perusahaan tersebut menggabungkan diri dengan perusahaan yang memiliki likuiditas
tinggi sehingga menyebabkan peningkatan daya pinjam perusahaan dan penurunan
kewajiban keuangan. Hal ini memungkinkan meningkatnya dana dengan biaya
rendah.
d) Menambah ketrampilan manajemen atau teknologi
Beberapa perusahaan tidak dapat berkembang dengan baik karena tidak
adanya efisiensi pada manajemennya atau kurangnya teknologi. Perusahaan yang
tidak dapat mengefisiensikan manajemennya dan tidak dapat membayar untuk
mengembangkan teknologinya, dapat menggabungkan diri dengan perusahaan yang
memiliki manajemen atau teknologi yang ahli.
e) Pertimbangan pajak
Perusahaan dapat membawa kerugian pajak sampai lebih 20 tahun ke depan
atau sampai kerugian pajak dapat tertutupi. Perusahaan yang memiliki kerugian pajak
dapat melakukan akuisisi dengan perusahaan yang menghasilkan laba untuk
memanfaatkan kerugian pajak. Pada kasus ini perusahaan yang mengakuisisi akan
menaikkan kombinasi pendapatan setelah pajak dengan mengurangkan pendapatan
sebelum pajak dari perusahaan yang diakuisisi. Bagaimanapun merger tidak hanya
dikarenakan keuntungan dari pajak, tetapi berdasarkan dari tujuan memaksimisasi
kesejahteraan pemilik.
f) Meningkatkan likuiditas pemilik
Merger antar perusahaan memungkinkan perusahaan memiliki likuiditas yang
lebih besar. Jika perusahaan lebih besar, maka pasar saham akan lebih luas dan saham
lebih mudah diperoleh sehingga lebih likuid dibandingkan dengan perusahaan yang
lebih kecil.
g) Melindungi diri dari pengambilalihan
Hal ini terjadi ketika sebuah perusahaan menjadi incaran pengambilalihan
yang tidak bersahabat. Target firm mengakuisisi perusahaan lain, dan membiayai
pengambilalihannya dengan hutang, karena beban hutang ini, kewajiban perusahaan
menjadi terlalu tinggi untuk ditanggung oleh bidding firm yang berminat (Gitman,
2003, p.714-716).

Anda mungkin juga menyukai