1. Gulai: Sayur berkuah santan dan diberi kunyit serta bumbu khusus (biasanya dicampur
dengan ikan, daging kambing, daging sapi, dan sebagainya).
2. Rebung : Anak (bakal batang) buluh masih kecil dan masih muda, biasa dibuat sayur.
3. Membujang : Menjadi orang yang belum atau tidak kawin
4. Pencak: Permainan dengan keahlian untuk mempertahankan diri dengan kepandaian
menangkis, mengelak dan sebagainya.
5. Perwira : Anggota tentara yang berpangkat diatas bintara.
6. Beleng : Hanya satu, hanya seorang diri (tanpa adik atau kakak)
7. Tabiat : Perangai; watak; budi pekerti; perbuatan yang dilakukan; kelakuan; tingkah laku.
8. Kenduri : Perjamuan makan untuk memperingati peristiwa, minta berkat, dan sebagainya.
9. Musabab : Sebab dari segala sebab (yang menjadi asal); yang menyebabkan.
10. Mempersunting : Meminang dengan tujuan untuk memperistri.
63 Macam Majas (GAYA BAHASA) Beserta Definisinya
1. Klimaks
11. Adalah semacam gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal yang dituntut semakin lama
semakin meningkat.
Reptisi adalah perulangan bunyi, suku kata, kata atau bagian kalimat yang
dianggap penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai
21. 5. Epizeuksis
Adalah repetisi yang bersifat langsung, artinya kata yang dipentingkan diulang beberapa
kali berturut-turut.
22. Contoh : Kita harus bekerja, bekerja, dan bekerja untuk mengajar semua
ketinggalan kita.
6. Tautotes
23. Ada;aj repetisi atas sebuah kata berulang-ulang dalam sebuah konstruksi.
24. Contoh : kau menunding aku, aku menunding kau, kau dan aku menjadi seteru
7. Anafora
25. Adalah repetisi yang berupa perulangan kata pertama pada setiap garis.
13. Aliterasi
18. Asindeton
54. Adalah gaya bahasa yang menyebutkan secara berturut-turut tanpa menggunakan kata
penghubung agar perhatian pembaca beralih pada hal yang disebutkan.
55. Contoh : Dan kesesakan kesedihan, kesakitan, seribu derita detik-detik
penghabisan orang melepaskan nyawa.
56. 19. Polisindeton
57. Adalah gaya bahasa yang menyebutkan secara berturut-turut dengan menggunakan kata
penghubung.
58. Contoh : Kemanakah burung-burung yang gelisah dan tak berumah dan tak
menyerah pada gelap dan dingin yang merontokkan bulu-bulunya?
20. Kiasmus
59. Adalah gaya bahasa yang terdiri dari dua bagian, yang bersifat berimbang, dan
dipertentangkan satu sama lain, tetapi susunan frasa dan klausanya itu terbalik bila
dibandingkan dengan frasa atau klausa lainnya.
60. Contoh : Semua kesabaran kami sudah hilang, lenyap sudah ketekunan kami untuk
melanjutkan usaha itu.
21. Elipsis
61. Adalah gaya bahasa yang berwujud menghilangkan suatu unsur kalimat yang dengan
mudah dapat diisi atau ditafsirkan sendiri oleh pembaca.
62. Contoh : Risalah derita yang menimpa ini.
63. 22. Eufimisme
64. Adalah gaya bahasa penghalus untuk menjaga kesopanan atau menghindari timbulnya
kesan yang tidak menyenangkan.
65. Contoh : Anak ibu lamban menerima pelajaran
23. Litotes
66. Adalah gaya bahasa yang dipakai untuk menyatakan sesuatu dengan tujuan merendahkan
diri
67. Contoh : Mampirlah ke gubukku!
68. 24. Histeron Proteron
69. adalah gaya bahasa yang merupakan kebailikan dari sesuatu yang logis atau kebalikan
dari sesuatu yang wajar.
70. Contoh : Bila ia sudah berhasil mendaki karang terjal itu, sampailah ia di tepi
pantai yang luas dengan pasir putihnya
71. 25. Pleonasme
72. Adalah gaya bahasa yang memberikan keterangan dengan kata-kata yang maknanya
sudah tercakup dalam kata yang diterangkan atau mendahului.
73. Contoh : Darah merah membasahi baju dan tubuhnya
26. Tautologi
74. Adalah gaya bahasa yang mengulang sebuah kata dalam kalimat atau mempergunakan
kata-kata yang diterangkan atau mendahului.
75. Contoh : Kejadian itu tidak saya inginkan dan tidak saya harapkan
76. 27. Parifrasis
Adalah gaya bahasa yang menggantikan sebuah kata dengan frase atau serangkaian kata
yang sama artinya.
77. Contoh : Kedua orang itu bersama calon pembunuhnya segera meninggalkan
tempat itu
78. 28. Prolepsis atau Antisipasi
79. Adalah gaya bahasa dimana orang mempergunakan lebih dahulu kata-kata atau sebuah
kata sebelum peristiwa atau gagasan yang sebenarnya terjadi.
80. Contoh : Keua orang tua itu bersama calon pembunuhnya segera meninggalkan
tempat itu.
81. 29. Erotesis atau Pertanyaan Retoris
82. Adalah pernyataan yang dipergunakan dalam pidato atau tulisan dengan tujuan untuk
mencapai efek yang lebih mendalam dan penekanan yang wajar, dan sama sekali tidak
menghendaki adanya suatu jawaban.
83. Contoh : inikah yang kau namai bekerja?
84. 30. Silepsis dan Zeugma
85. Adalah gaya dimana orang mempergunakan dua konstruksi rapatan dengan
menghubungkan sebuah kata dengan dua kata yang lain sebenarnya hanya salah satunya
mempunyai hubungan sebuah kata dengan dua kata yang lain sebenarnya hanya salah
satunya mempunyai hubungan dengan kata pertama.
86. Contoh : ia menundukkan kepala dan badannya untuk memberi hormat kepada
kami.
Adalah gaya bahasa yang menggunakan nama ciri tubuh, gelar atau jabatan seseorang
sebagai pengganti nama diri.
130. Contoh : Ia menggunakan Jupiter jika pergi ke sekolah
131. 45. Antonomasia
132. Adalah gaya bahasa yang menyebutkan sifat atau ciri tubuh, gelar atau jabatan
seseorang sebagai pengganti nama diri.
133. Contoh : Yang Mulia tak dapat menghadiri pertemuan ini.
134. 46. Hipalase
135. Adalah gaya bahasa sindiran berupa pernyataan yang berlainan dengan yang
dimaksudkan.
136. Contoh : ia masih menuntut almarhum maskawin dari Kiki puterinya
(maksudnya menuntut maskawin dari almarhum)
137. 47. Ironi
138. Adalah gaya bahasa sindiran berupa pernyataan yang berlainan dengan yang
dimaksudkan.
139. Contoh : Manis sekali kopi ini, gula mahal ya?
48. Sinisme
140. adalah gaya bahasa sindiran yang lebih kasar dari ironi atau sindiran tajam
141. Contoh : Harum bener baumu pagi ini
49. Sarkasme
142. Adalah gaya bahasa yang paling kasar, bahkan kadang-kadang merupakan
kutukan.
143. Contoh : Mampuspun aku tak peduli, diberi nasihat aku tak peduli, diberi
nasihat masuk ketelinga
50. Satire
144. Adalah ungkapan yang menertawakan atau menolak sesuatu.
145. Contoh : Ya, Ampun! Soal mudah kayak gini, kau tak bisa mengerjakannya!
146. 51. Inuendo
147. Adalah gaya bahasa sindiran dengan mengecilkan kenyataan yang sebenarnya.
148. Contoh : Ia menjadi kaya raya karena mengadakan kemoersialisasi
jabatannya
149. 52. Antifrasis
150. Adalah gaya bahsa ironi yang berwujud penggunaan sebuah kata dengan makna
sebaliknya, yang bisa saja dianggap sebagai ironi sendiri, atau kata-kata yang dipakai
untuk menangkal kejahatan, roh jahat, dan sebagainya.
151. Contoh : Engkau memang orang yang mulia dan terhormat
54. Simbolik
155. Adalah gaya bahasa yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan benda-
benda lain sebagai simbol atau perlambang.
156. Contoh : Keduanya hanya cinta monyet.
157. 55. Tropen
158. Adalah gaya bahasa yang menggunakan kiasan dengan kata atau istilah lain
terhadap pekerjaan yang dilakukan seseorang.
159. Contoh : Untuk menghilangkan keruwetan pikirannya, ia menyelam diri di
antara botol minuman.
56. Alusio
160. Adalah gaya bahasa yang menggunakan pribahasa atau ungkapan.
161. Contoh : Apakah peristiwa Turang Jaya itu akan terulang lagi?
162. 57. Interupsi
163. adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata atau bagian kalimat yang
disisipkan di dalam kalimat pokok untuk lebih menjelaskan sesuatu dalam kalimat.
164. Contoh : Tiba-tiba ia-suami itu disebut oleh perempuan lain.
58. Eksklmasio
165. Adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata seru atau tiruan bunyi.
166. Contoh : Wah, biar ku peluk, dengan tangan menggigil.
167. 59. Enumerasio
168. Adalah beberapa peristiwa yang membentuk satu kesatuan, dilukiskan satu
persatu agar tiap peristiwa dalam keseluruhannya tanpak dengan jelas.
169. Contoh : Laut tenang. Di atas permadani biru itu tanpak satu-satunya
perahu nelayan meluncur perlahan-lahan. Angin berhempus sepoi-sepoi. Bulan
bersinar dengan terangnya. Disana-sini bintang-bintang gemerlapan. Semuanya
berpadu membentuk suatu lukisan yang haromonis. Itulah keindahan sejati.
170. 60. Kontradiksio Interminis
Adalah gaya bahasa yang memperlihatkan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang
telah dikemukakan sebelumnya.
171. Contoh : semuanya telah diundang, kecuali Sinta.
172. 61. Anakronisme
173. Adalah gaya bahasa yang menunjukkan adanya ketidak sesuaian uraian dalam
karya sastra dalam sejarah, sedangkan sesuatu yang disebutkan belum ada saat itu.
174. Contoh : dalam tulisan Cesar, Shakespeare menuliskan jam berbunyi tiga
kali (saat itu jam belum ada)
175. 62. Okupasi
176. Adalah gaya bahasa yang menyatakan bantahan atau keberatan terhadap sesuatu
yang oleh orang banyak dianggap benar.
177. Contoh : Minuman keras dapat merusak dapat merusak jaringan sistem syaraf,
tetapi banyak anak yang mengkonsumsinya.
178. 63. Resentia
179. Adalah gaya bahasa yang melukiskan sesuatu yang tidak mengatakan tegas pada
bagian tertentu dari kalimat yang dihilangkan
Damhuri Muhammad
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Damhuri Muhammad
1 Juli 1974 (umur 42)
Lahir
Taram, Payakumbuh, Sumatera Barat
Kebangsaan Indonesia
Pekerjaan Seniman
Agama Islam
Damhuri Muhammad (lahir di Taram, Payakumbuh, Sumatera Barat, 1 Juli 1974; umur 42
tahun)[1] adalah seorang sastrawan dan penulis Indonesia.[2]
Pria yang menyelesaikan studi Bahasa dan Sastra Arab di Fakultas Adab IAIN Imam Bonjol,
Padang pada tahun 1997 dan Pasca Sarjana Filsafat di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
pada tahun 2001 ini aktif menulis cerita pendek (cerpen), esai sastra serta tinjauan buku di
berbagai media cetak nasional.[1]
Damhuri bersama E.S. Ito, Raudal Tanjung Banua, Riki Dhamparan Putra, Indrian Koto, Dewi
Sartika, dan beberapa sastrawan muda lainnya merupakan generasi muda sastrawan Indonesia
asal Minangkabau setelah generasi Gus tf Sakai dan kawan-kawan yang tumbuh besar di luar
Sumatera Barat.[3]
Damhuri Muhammad lahir di Taram, Payakumbuh, Sumatera Barat,1 Juli 1974. Ia adalah seorang
Alumnus Pascasarjana Filsafat Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (2001). Bermukim di Jakarta. Ia
menulis cerita pendek, esai seni, dan kritik buku di sejumlah media nasional seperti Kompas, Media
Indonesia, Majalah TEMPO, Seputar Indonesia, dan masih banyak lagi media nasional lainnya. Pd thn
2011 ia berkhimad sebagai anggota komite penjurian lomba penulisan buku pengayaan kurikulum. pd
thn 2008-2013 ia menjadi ketua tim juri Khatulistiwa Literary Award. Ia bekerja sebagai redaktor sastra
Indonesia di jakarta.
Mengulas Cerpen "Sulaiman Pergi Ke Tanjung Cina"
(1) Buatlah struktur teks cerita pendek “Sulaiman Pergi ke Tanjung Cina” di atas ke dalam kolom yang
tersedia.
***
Ada nada perih, dan Zhu tak sanggup menatap wajah lelaki itu.
[….]
“terimakasih, Nona. Hanya delapan belas kain tipis itulah barang yang
bisa kami bawa. Terserah Nona, mau dinilai berapa. Kami
membutuhkan uang untuk pergi ke jawa.delapan belas kain tipis ini,
disulam ibu saya dengan sepenuh jiwa bertahun-tahun,” begitulah
sulaiaman berkata.
Lalu Zhu melihat kepergian dua orang itu. Terpaksa hanya bisa
melihat. Dengan hati perih.
***
Siapa nanya, bahwa delapan belas helai kain tapis buatan tangan
Nyiwar, telah membuat batin Zhu tercabik parah dan gila, begitu
teramat menderita. Ia tak pernah membayangkan, bahwa sehelai
kain akn menyimpan getaran dahsyat yang langsung menusuk pada
jiwanya yang paling dalam. Pola-pola dari silangan benang emas dan
benang perak, liuk-liukan garis yang menyerupai api, cinta, dendam,
serta gambar gambar dekoratif dalam olahan lambang daun, tanah,
laut, dan langit,telah menuntutnya untuk berkaca pada dirinya, serta
hatinya. Alangkah dalam sentuhan jiwa yang paling perih, alangkah
gila cinta yang tertahan rindu dan kehilangan, alangkah ganas
dendam yang terekam dalam keputusasaan, alangkah inday jiwa-jiwa
yang halus! Sungguh Zhu merasa telanjang dan malu. Betapa ia malu.
Hingga harapan pagi harinya berubah semakin tipis. Dan pada siang
hari, seorang pencari mengetuk ruangan Zhu sambil berkata,
4 Evaluasi Adakah yang gentar menolak takdir? Saat cahaya langit terus
berganti,maka cahaya hati juga bisa berganti. Setiap kali Zhu
memandang di kejauhan kamar, tempat lelaki itu membuka jendela,
ia selalu melihat bayangan ribuan kunang-kunang yang melesat
memnuhi hatinya. Ia tiba-tiba saja merasakan bagaiman angin yang
bertiup dari kamar Sulaiman, adala tiupan harum seribu bunga. Ia
benci jatuh cinta, tapi ia juga tak bisa menolak jatuh cinta. Berhari,
berminggu, kekaguman pada lelaki itu semakin tumbuh. Wawasanya
yang luas, cara bicaranya yang sopan, dan terutama; tindakan-
tindakan berbahaya yang terus ia lakukan meskipun ia dalam
persembunyian. Ia terus menggalang kontak dengan para petani,
mencatat data, mencari bukti-bukti. Berkali sulaiman tak pulang dan
Zhu menjadi cemas. Maka berkali ketika akhirnya Sulaiman muncul,
rona wajah Zhu menjadi purnama.
5 Resolusi Zhu Ni Xia, perempuan matang yang kini telah memilih takdirnya.
Pada malam ketika barang singgah dibandar, ia menitipkan pesan
untuk ayahnya.
Ada purnama, ada cahaya, tapi ada lautan yang mengirimkan badai.
(2) Sekalipun ada peristiwa monologis dan dialogis sebagai peristiwa pembangun cerita, tetapi
hakikatnya peristiwa itu menunjukkan karakter yang sama, yaitu peristiwa sebagai pembangun cerpen
selalu terbentuk atas tokoh, latar, dan alur. Ketiganya adalah pembangun cerita yang konkret atau
disebut juga fakta. Fakta yang konkret ini secara eksplisit membangun cerpen ataupun fiksi lainnya
sehingga ketiganya disebut sebagai fakta cerita. Melalui fakta cerita itulah tema, pesan, amanat, tujuan,
suasana, dan sudut pandang diaktualisasikan. Oleh karena itu, belajar menulis cerpen harus diawali
dengan pemahaman fakta cerita ini. Ketiga unsur itu dijalin menjadi satu kesatuan peristiwa yang indah,
menghibur, dan memiliki konflik yang menarik.
(a)Tokoh dalam cerita merujuk pada “orang” atau “individu” yang hadir sebagai pelaku dalam sebuah
cerita, yaitu orang atau individu yang mengaktualisasikan ide-ide penulis. Lewat tokoh itulah penulis
menyampaikan gagasannya. Agar kalian lebih memahami tokoh dan penokohan itu, identifikasilah tokoh
yang terdapat dalam cerpen “Sulaiman Pergi ke Tanjung Cina” itu, lalu deskripsikanlah tokoh itu.
3. Nyimar Ibu Sulaiman yang baik, penyayang, rajin, sabar, lemah lembut,
dan bekerja keras.
4. Zhu Miau Jung Ayah Zhu yang baik, tegas, bijaksana dan mulia.
(c) Latar cerita merupakan lingkungan, yaitu dunia cerita sebagai tempat terjadinya peristiwa. Dalam
latar itulah segala peristiwa yang menyangkut hubungan antartokoh terjadi. Latar dalam cerita biasanya
mempunyai dua tipe. Pertama, latar yang diceritakan secara detail. Hal ini biasanya terjadi jika cerpen
fokus pada persoalan latar. Kedua, latar yang tidak menjadi fokus utama dalam masalah. Biasanya latar
di sini hanya disebut sebagai background saja sebagai tempat peristiwa, tidak dideskripsikan secara
detail.
Setelah kalian membaca cerpen “Sulaiman Pergi ke Tanjung Cina” itu, gambarkanlah latar yang
membangun cerpen itu.
Latar/ setting :
- Latar alat : Kain tapis, gamelan bambu, kapal perang.
- Latar tempat : Bandar Lampung, Kualakambas, Ladang, Hutan, Kebun, pelabuhan, Pantai,
Balai kampung, Rumah Zhu.
(d)Alur merupakan keseluruhan sekuen (bagian) peristiwa yang terdapat dalam cerita. Alur adalah
peristwa yang terbentuk karena proses sebab akibat (kausal) dari peristiwa lainnya, yang membentuk
rangkaian peristiwa dalam cerita, dan berbagai peristiwa yang ada dalam cerita memiliki hubungan yang
erat, karena kehadiran satu peristiwa menyebabkan hadirnya peristiwa yang lain. Alur itulah yang
menjadi struktur pembangun teks cerita pendek, yang di dalamnya terdapat abstrak, orientasi,
komplikasi, evaluasi, resolusi, dan koda.
Alur dalam cerita biasanya mempunyai kaidah sendiri, yang meliputi tiga hal. Pertama, kemasukakalan
(plausibilitas), artinya cerita memiliki kelogisan. Kedua, rasa ingin tahu (suspense), artinya perasaan
kurangpasti terhadap peritiwa yang terjadi, khususnya yang menimpa tokoh yang kemudian diberi
simpati oleh pembaca. Keberadaan suspense ini akan mendorong, menggelitik, dan memotivasi
pembaca untuk setia mengikuti cerita dan mencari jawaban terhadap kelanjutan cerita. Ketiga, adanya
kejutan (surprise), artinya peristiwa yang berisi kejutan dalam cerita. Biasanya peristiwa yang dibangun
pengarang di luar dugaan pembaca. Dengan adanya kejutan, sebuah cerpen menjadi tidak
membosankan. Keempat, kepaduan (unity), artinya berbagai unsur yang ditampilkan dalam alur cerita
haruslah memiliki kepaduan. Setiap unsur yang ada hendaknya membentuk satu kesatuan yang utuh
sehingga keberadaan antarunsurnya menentukan keberadaan unsur yang lain.
1. Plausibilitas (kemasukakalan)
Plausibilitas merupakan sisi suatu alur cerita yang masuk akal dalam penyelesaian masalahnya, dengan
kata lain suatu cerita mesti memiliki kelogisan untuk memenuhi kaidah ini.
a. Logis : - Percintaan antara Zhu dengan Sulaiman karena mereka saling bertemu.
- Orang Cina (Zhu) disuruh merantau.
- Zhu khawatir gudangnya akan dibakar karena dituduh penadah.
b. Tidak logis : - Waktu subuh, maghrib padahal tokohnya beragama konghucu,
hindu.
- Ayah Zhu membantu petani padahal orang Cina biasanya tidak
peduli dengan petani.
- Zhu (orang Cina) menikah dengan Sulaiman (pribumi) padahal
orang Cina jika menikah dengan pribumi akan dikeluarkan dari
silsilah keluarga.
2. Suspense (rasa ingin tahu)
Suspense memacu rasa ingin tahu pembaca terhadap peristiwa yang terjadi pada tokoh atau peristiwa
lainnya. Hal ini sangat penting agar membuat pembaca tidak jenuh untuk membaca cerita hingga akhir,
intinya dengan suspense cerita akan makin hidup dan mendorong pembaca melanjutkan membaca
cerita untuk mengetahui jawaban dari permasalahan.
Contoh :
Di sini pembaca akan mencari tahu, tindakan apa yang akan dilakukan oleh negara sebagai balas
perlakuan atas matinya gajah-gajah tersebut.
3. Surprise (kejutan/jawaban dari suspense)
Di dalam cerita ada-ada saja hal yang tak disangka-sangka terjadi, hal inilah yang dinamakan
dengan suspense. Penyelesaian masalah yang tak disangka-sangka sebelumnya oleh pembaca akan
membuat pembaca semakin tertarik meneruskan membaca cerpen. Selain itu akan membangun sebuah
kesan tersendiri pada pembaca.
Contoh :
“Zhu yang tiba-tiba jatuh cinta pada Sulaiman setelah melihat hasil sulaman Nyiwar.”
Ini merupakan peristiwa yang tidak dikira-kira sebelumnya, itulah yang disebut surprise.
4. Unity (kepaduan)
Tentunya sebuah cerita memiliki kesatuan dan hubungan yang sangat erat antar peristiwa satu dengan
peristiwa lainnya. Begitu juga dengan cerpen "Sulaiman Pergi ke Tanjung Cina", peristiwa satu ke
peristiwa lainnya saling mengikat