PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Puskesmas sebagai organisasi kesehatan fungsional yang
merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga
membina peran serta masyarakat dan memberikan pelayanan
secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat.Melalui
program dan kegiatannya, puskesmas berperan serta mewujudkan
keberhasilan pembangunan kesehatan Indonesia, khususnya di
wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
masyarakat menyebutkan tujuan perbaikan gizi adalah untuk
meningkatkan mutu gizi perorangan dan masyarakat. Mutu gizi
akan tercapai antara lain melalui penyediaan pelayanan kesehatan
yang bermutu dan professional di semua institusi pelayanan
kesehatan. Salah satu pelayanan kesehatan yang penting adalah
pelayanan gizi di Puskesmas, baik pada Puskesmas Rawat Inap
maupun pada Puskesmas Non Rawat Inap.Pendekatan pelayanan
gizi dilakukan melalui kegiatan spesifik dan sensitive, sehingga
peran program dan sektor terkait terus berjalan
senergis.Pembinaan tenaga kesehatan /tenaga gizi puskesmas
dalam pemberdayaan masyarakat hal yang sangat penting.
Puskesmas merupakan penanggung jawab penyelenggara
upaya kesehatn tingkat pertama. Untuk menjangkau seluruh
wilayah kerjanya, Puskesmas diperkuat dengan puskesmas
Pembantu,Puskesmas Keliling, dan Upaya Kesehatan Berbasis
Masyarakat (UKGM) yang disebut Puskesmas dan jejaringnya.
Sedangkan untuk daerah yang jauh dari sarana pelayanan rujukan,
didirikan Puskesmas Rawat Inap.
1
Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan gizi di
PuskesmasSukomoro maka disusunlah buku pedoman
pelaksanaan pelayanan gizi yang menjadi acuan dalam
memberikan pelayanan kepada pasien yang ada di Puskesmas
Sukomoro.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dengan tercapainya pelaksanaan program
pelayanan gizi diharapkan dapat meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat secara optimal.
2. Tujuan Khusus
Dengan disusunnya Pedoman Pelaksanaan Kegiatan
diharapkan :
a. Sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan
pelayanangizi .
Agar pelaksanaan layanan dapat terarah dan terukur
sesuai
Prosedur yang telah ditentukan.
b. Tersedianya acuan monitoring dan evaluasimpelayanan
gizi di Puskesmas dan jejaringnya.
c. Pencatatan dan Pelaporan bisa tertib administrasi.
C. Sasaran
1. Tenaga Gizi Puskesmas dan Tenaga Kesehatan lainnya di
Puskesmas.
2. Pengelola Program Kesehatan dan Lintas Sektoral terkait
D. Ruang Lingkup
1. Pelayanan Gizi di Dalam Gedung
2. Pelayanan Gizi di Luar Gedung
3. Pencatatan dan Pelaporan
4. Monitoring dan Evaluas
E. Batasan Operasional
2
Upaya pelayanan gizi Puskesmas meliputi :
1. Konseling Gizi
Serangkaian kegiatan sebagai proses komunikasi dua arah
yang dilaksanakan oleh tenaga gizi puskesmas untuk
menanamkan dan meningkatkan pengertian, sikap, dan prilaku
pasien dalam mengenali dan mengatsai masalah gizi
2. Mutu Pelayanan Gizi
Suatu kondisi dianamis yang berhubungan dengan pelayanan
gizi sesaui dengan standar dan memuaskan, baik kualitas dari
petugas maupun sarana dan prasarana untuk kepentingan
pasien/klien
3. Pelayanan Gizi Rawat Jalan
Upaya serangkaian kegiatan asuhan gizi yang
berkesinambungan dimulai dari pengkajian gizi, penentuan
diagnosis gizi, intervensi gizi, dan monitoring dan evaluasi
kepada pasien/klien rawat jalan. Intervensi gizi rawat jalan pada
umumnya berupa konseling gizi dan dietetic dan atau
penyuluhan.
4. Pelayanan Gizi Rawat Inap
Serangkaian proses kegiatan asuhan gizi yang
berkesinambungan dimulai dari pengkajian gizi, penentuan
diagnosis gizi, intervensi gizi, dan monitoring dan evaluasi
kepada pasien/klien di rawat inap. Intervensi gizi rawat inap
mencakup kegiatan konseling, penyediaan makanan dan
pergantian jenis diet apabila diperlukan.
5. Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit
dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat
antara lain promosi kesehatan, pemberantasan penyakit,
penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan
keluarga.
3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. Distribusi Ketenagaan
Pengaturan penanggung jawab dan pelaksana Pelayanan
Gizi di wilayah puskesmas Sukomorotelah diberikan secara merata
pada petugas yang kompeten di bidangnya.Setiap petugas
mempunyai kewenangan untuk melaksanakan kegiatan di bidang
yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya. Adapun uraian tugas
setiap tenaga pelayanan gizi berdasarkan kualifikasinya adalah
sebagai berikut :
4
Distribusi Tenaga di Ruang KIA-KB Puskesmas Sukomoro
No. Kualifikasi Pendidikan Rincian Tugas
1. Penanggung D III GIZI 1. Menyusun rencana kerja
jawab pelayanan Gizi
Pelayanan Gizi berdasarkan data program
2. Melaksanakan evaluasi
kegiatan Gizi dan
melaporkan pelaksanaan
kegiatan Gizisecara
berkala
3. Melakukan pencatatan dan
pelaporan serta visualisasi
data kegiatan Gizi sebagai
bahan informasi dan
pertanggungjawaban
kepada kepala Puskesmas
4. Melaksanakan tugas lain
yang diberikan oleh
Kepala Puskesmas
2. Tenaga DI GIZI Melakukan pencatatan dan
administrasi pelaporan
5
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI
PELAYANAN GIZI
Penanggung Jawab
dr. Masrukin
Ketua Mutu
Ketua UKP
Petugas Gizi
Ika Purwanti
C. Jadwal Kegiatan
6
C. Jadwal Kegiatan Pelayanan Gizi Puskesmas Sukomoro
KEGIATAN Pelaksanaan Keterangan
Konseling Gizi Senin–Sabtu Jika petugas ada kegiatan di
Jam 08.00 – luar gedung pelayanan
11.00 ditutup
Kunjungan Sesuai Jadwal Bila ditemukan balita gizi
Rumah buruk
Pertemuan lintas Sesuai Jadwal Setiap bulan
program
Pertemuan lintas Sesuai jadwal Tiga Bulan
sektor
7
BAB III
STANDART FASILITAS
A. Denah Ruang
Ruang pealayanan gizi harus mempunyai tata ruang yang sesuai
dengan standart.Adapun sarana / ruang pelayanan gizi yang ada di
Puskesmas Sukomoro adalah sebagai berikut :
1. Ukuran Ruang 2,5 m x 2 m
2. Langit berwarna terang dan mudah dibersihkan
3. Atap tidak bocor
4. Dinding dicat dengan bahan yang mudah dibersihkan atau
keramik
5. Lantai terbuat dari bahan yang tidak licin, tidak berpori,
kedap air, warna terang, mudah dibersihkan, dan tahan bahan
kimia.
6. Ventilasi dan pencahayaan cukup.
4
3
5
Ket :
1. Lemari es/Kulkas
2. Kursi
3. Lemari arsip
4. Alat Antropometri
5. Kursi konseling
6. Meja
8
B. Standart Fasilitas
Sesuai dengan persyaratan prasarana di pelayanan gizi
yang tertuang dalam Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas
Kementrian Kesehatan RI Direktorat Jendral Bina Gizi dan KIA ,
prasarana yang ada di pelayanan gizi Puskesmas Sukomoro
meliputi :
NO JENIS PERALATAN
1. Meja
2. Kursi
5. Food Model
8. Almari
9
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
10
4) Fungsi tenaga gizi puskesmas dalam edukasi gizi
disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta berkoordinasi
dengan tim penyuluh di Puskesmas misalnya tenaga
promosi kesehatan, antara lain:
a) Merencanakan kegiatan edukasi di wilayah kerjaPuskes
mas.
b) Merencanaan materi edukasi yang akan disampaikan
kepada masyarakat.
c) Memberikan pembinaan kepada kader agar mampu
melakukan pendidikan gizi di Posyandu dan masyarakat
luas.
d) Memberikan pendidikan gizi secara langsung di UKBM,
institusi pendidikan, pertemuan kegamaan, dan
pertemuan-pertemuan lainnya.
e) Menyusun laporan pelaksanaan pendidikan gizi di
wilayah kerja Puskesmas.
11
melalui pembinaan mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
dan pemantauan sehingga kegiatan pencegahan
kekurangan vitamin A dapat berjalan dengan baik
2) Sasaran: kegiatan ini antara lain bayi, balita, dan ibu nifas
3) Lokasi pelaksanaan kegiatan ini di Posyandu
4) Fungsi tenaga gizi puskesmas dalam pengelolaan
manajemen pemberian vitamin A antara lain:
a) Merencanakan kebutuhan vitamin A untuk bayi 6-
11bulan, anak usia 12-59 bulan, dan ibu nifas setiap
tahun.
b) Memantau kegiatan pemberian vitamin A di wilayah kerja
Puskesmas yang dilakukan oleh tenaga kesehatan lain.
c) Menyusun laporan pelaksanaan distribusi vitamin A di
wilayah kerja puskesmas.
5) Ketentuan dalam pemberian vitamin A:
a) Bayi 6-11 bulan diberikan vitamin A 100.000 SI warna
biru, diberikan
dua kali setahun yaitu pada bulan Februaridan Agustus
b) Balita 12-59 bulan diberikan kapsul vitamin A 200.000 SI
warna merah, diberikan dua kali setahun yaitu pada
bulan Februari dan Agustus
c) Bayi dan Balita Sakit
d) Bayi usia 6-11 bulan dan balita usia 12-59 bulan yang
sedang menderita campak, diare, giziburuk, xeroftalmia,
diberikan vitamin A dengan dosis sesuai umur
e) Ibu nifas (0-42 hari)
f) Pada ibu nifas diberikan 2 kapsul merah dosis 200.000
SI, 1 kapsul segera setelah melahirkan dan 1 kapsul lagi
24 jam berikutnya.
12
pemantauan sehingga kegiatan pencegahan anemia gizi
besi.
2) Sasaran kegiatan ini adalah Ibu hamil dan ibu nifas
3) Lokasi: di tempat praktek bidan, Posyandu.
4) Fungsi tenaga gizi puskesmas dalam pengelolaan
manajemen pemberian TTD antara lain:
a) Merencanakan kebutuhan TTD untuk kelompok sasaran
selama satu tahun.
b) Memantau kegiatan pemberian TTD oleh bidan diwilayah
kerja puskesmas.
c) Menyusun laporan pelaksanaan distribusi TTD diwilayah
kerja Puskesmas.
d) Ketentuan dalam pemberian TTD untuk Ibu hamil dan
ibu nifas:
(1) Pencegahan :1 tablet/hari sejak awal kehamilan dan
dilanjutkan sampai masa nifas
(2) Pengobatan : 2 tablet/hari sampai kadar Hb Normal
13
d) Menyusun laporan pelaksanaan distribusi TTD di wilayah
kerja Puskesmas.
e) Ketentuan dalam pemberian TTD untuk Remaja Putri
dan WUS
(1) Pencegahan: 1 tablet/hari selama haid dan 1
tablet/minggu
(2) Pengobatan: 1 tablet/hari sampai kadar Hb Normal
2) PMT Pemulihan
a) Sasaran: balita gizi kurang, balita pasca perawatan gizi
buruk, ibu hamil KEK (Kurang Energi Kronik).
b) PMT Pemulihan untuk balita gizi kurang adalah makanan
ringan padat gizi dengan kandungan 350-400 kalori
energi dan 10-15 gram protein.
14
c) PMT bumil KEK Bufferstock diberikan dalam bentuk
makanan padat gizi dengan 500 kalori energi dan 15
gram protein.
d) Lama pemberian PMT Pemulihan untuk balita dan Ibu
Hamil KEK adalah 90 hari makan anak (HMA) dan 90
hari makan bumil (HMB).
e) Fungsi tenaga gizi puskesmas dalam manajemen
pemberian MP-ASIdan PMT-Bumil KEK antara lain:
(1) Merencanakankebutuhan MP-ASI dan PMT Bumil
KEK untuk sasaran selama satu tahun.
(2) Memantau kegiatan pemberian MP-ASI dan PMT
Bumil KEK, di wilayah kerja Puskesmas.
(3) Menyusun laporan pelaksanaan distribusi MP-ASI
dan PMT Bumil KEK wilayah kerja Puskesmas.
g. Surveilence Gizi
Kegiatan surveilans gizi meliputi kegiatan pengumpulan dan
pengolahan data yang dilakukan secara terus menenus,
penyajian serta diseminasi informasi bagi Kepala Puskesmas
serta Lintas Program dan Lintas Sektor terkait di tingkat
kecamatan.Informasi dari kegiatan surveilans gizi dimanfaatkan
untuk melakukan tindakan segera maupun untuk perencanaan
program jangka pendek, menengah, maupun jangka
panjang.Sebagai acuan bagi petugas gizi puskesmas dalam
melakukan surveilans gizi bisa menggunakan buku Surveilans
Gizi, Kementerian Kesehatan RI, 2014.
1) Tujuan:
a) Tersedianya informasi berkala dan terus menerus tentang
besaran masalah gizi dan perkembangan di masyarakat.
b) Tersedianya informasi yang dapat digunakan untuk
mengetahui penyebab masalah gizi dan faktor-faktor
terkait
c) Tersedianya informasi kecenderungan masalah gizi di
suatu daerah
d) Menyediakan informasi intervensi yang paling tepat untuk
dilakukan (bentuk, sasaran, dan tempat)
2) Lingkup data surveilans gizi antara lain:
15
a) Data status gizi
b) Data konsumsi makanan
c) Data cakupan program gizi
3) Sasaran: bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, WUS, ibu
hamil, ibu menyusui, pekerja serta lansia.
4) Dalam pelaksanaan surveilans gizi, tenaga gizi
puskesmasberkoordinasi dengan tenaga surveilans di
Puskesmas dengan fungsi antara lain:
a) Merencanakan surveilans mulai dari lokasi, metode/cara
melakukan, dan penggunanaan data
b) Melakukan surveilans gizi meliputi mengumpulkan
data,mengolah data, menganalisa data, melaksanakan
diseminasi informasi
c) Membina kader posyandu dalam pencatatan dan
pelaporan kegiatan gizi di posyandu
d) Melaksanakan intervensi gizi yang tepat
e) Membuat laporan surveilans gizi
16
3) Sistem Kewaspadaan Dini – Kejadian Luar Biasa/SKD-KLB
Gizi Buruk
a) Tujuan: mengantisipasi kejadian luar biasa gizi buruk
disuatu wilayah pada kurun waktu tertentu
b) Sasaran: balita dan keluarganya, posyandu
17
h. Kerjasama lintas sektor dan lintas program
1) Tujuan: meningkatkan pencapaian indikator perbaikan gizi
ditingkat puskesmas melalui kerjasama lintas sektor dan
lintasprogram.
2) Sasaran: seksi pemberdayaan masyarakat kantor camat,
Penyuluh Pertanian Lapangan, juru penerang kecamatan,
TP PKK, Dinas Pendidikan, Kepala Desa/Kelurahan,
program KIA, bidan koordinator, tenaga sanitarian, tenaga
promosi kesehatan, perawat, sanitarian, juru imunisasi, dan
lain-lain.
3) Fungsi tenaga gizi puskesmas dalam kerjasama lintas sector
dan lintas program adalah:
a) Merencanakan kegiatan sensitif yang memerlukan
kerjasama
b) Mengidentifikasi sektor dan program yang perlu
kerjasama
c) Melakukan pertemuan untuk menggalang komitmen
kerjasama
d) Melakukan koordinasi dalam menentukan indikator
indikator keberhasilan kerjasama
e) Mengkoordinasikan pelaksanaan kerjasama
f) Membuat laporan hasil kerjasama
B. Strategi/ Metode
Merupakan cara yang dilakukan untuk mencapai tujuan
kegiatanPelayanan Gizi. Ada tiga strategi yaitu :
1. Strategi advokasi.
Merupakan kegiatan untuk meyakinkan orang lain agar membantu
atau mendukung pelaksanaan program. Advokasi adalah
pendekatan kepada pengambil keputusan dari berbagai tingkat dan
sektor terkait dengan kesehatan. Tujuan kegiatan ini adalah untuk
meyakinan para pejabat pembuat keputusan atau penentu
kebijakan bahwa program kesehatan yang akan dilaksanakan
tersebut sangat penting oleh sebab itu perlu dukungan kebijakan
atau keputusan dari pejabat tersebut. Dukungan dari pejabat
pembuat keputusan dapat berupa kebijakan-kebijakan yang
18
dikeluarkan dalam bentuk undang-undang, peraturan pemerintah,
surat keputusan, surat instruksi, dana atau fasilitas lain.
2. Strategi kemitraan.
Tujuan dari kegiatan yang akan dilaksanakan dapat tercapai
apabila ada dukungan dari berbagai elemen yang ada di
masyarakat. Dukungan dari masyarakat dapat berasal dari unsur
informal (tokoh agama dan tokoh adat) yang mempunyai
pengaruhdimasyarakat. Tujuannnya adalah agar para tokoh
masyarakat menjadi jembatan antara sektor kesehatan sebagai
pelaksana program dengan masyarakat sebagai penerima program
kesehatan. Strategi ini dapat dikatakan sebagai upaya membina
suasana yang kondusif terhadap kesehatan. Bentuk kegiatan dapat
berupa pelatihan tokoh masyarakat, seminar, lokakarya, bimbingan
kepada tokoh masyarakat dan sebagainya.
3. Strategi pemberdayaan masyarakat.
Adalah strategi yang ditujukan kepada masyarakat secara
langsung. Tujuan utama pemberdayaan adalah mewujudkan
kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatan mereka sendiri. Bentuk kegiatan pemberdayaan ini
dapat diwujudkan dengan berbagai kegiatan antara lain penyuluhan
kesehatan, pengorganisasian dan pengembangan masyarakat
dalam bentuk usaha untuk meningkatkan pendapatan keluarga.
Dengan meningkatkan kemampuan ekonomi keluarga akan
berdampak terhadap kemampuan dalam pemeliharaan kesehatan.
Misalnya terbentuk dana sehat, terbentuk pos obat desa, dan
sebagainya.
C. Langkah Kegiatan
1. Pelayanan Gizi Rawat Jalan
Pelayanan gizi rawat jalan merupakan serangkaian kegiatan yang
meliputi:
a. Pengkajian gizi
b. Penentuan diagnosis gizi
c. Intervensi gizi
d. Monitoring dan evaluasi asuhan gizi
Tahapan pelayanan gizi rawat jalan diawali dengan
skrining/penapisan gizi oleh tenaga kesehatan di Puskesmas untuk
19
menetapkan pasien berisiko masalah gizi. Apabila tenaga
kesehatan menemukan pasien berisiko masalah gizi maka pasien
akan dirujuk untuk memperoleh asuhan gizi, dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
2. Pengkajian Gizi
Tujuan: mengidentifikasi masalah gizi dan factor penyebab melalui
pengumpulan, verifikasi dan interpretasi data secara sistematis.
Kategori data pengkajian gizi meliputi:
a. Data Antropometri
Pengukuran Antropometri dapat dilakukan dengan berbagai
cara meliputi pengukuran Tinggi Badan (TB)/Panjang Badan
(PB) dan Berat Badan (BB), Lingkar Lengan Atas (LiLA), Lingkar
Kepala, Lingkar Perut, Rasio Lingkar Pinggang Pinggul (RLPP),
dll
b. Data Pemeriksaan Fisik/Klinis
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mendeteksi adanya kelainan
klinis yang berhubungan dengan gangguan gizi.Pemeriksaan
fisik meliputi tanda-tanda klinis kekurangan gizi atau kelebihan
gizi seperti rambut, otot, kulit, baggy pants, penumpukan lemak
dibagian tubuh tertentu, dll.
c. Data Riwayat Gizi
Ada dua macam pengkajian data riwayat gizi pasien yang umum
digunakan yaitu secara pengkajian riwayat gizi kualitatif dan
kuantitatif:
1) Pengkajian riwayat gizi secarakualitatifdilakukan untuk
memperoleh gambaran kebiasaan makan/pola makan sehari
berdasarkan frekuensi konsumsi makanan.
2) Pengkajian gizi secarakuantitatifdilakukan untuk
mendapatkan gambaran asupan zat gizi sehari, dengan
cararecall 24 jam, yang dapat diukur dengan menggunakan
bantuanfood model.
d. Data Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Data hasil pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk
mendeteksi adanya kelainan biokimia darah terkait gizi dalam
rangka mendukung diagnosis penyakit serta menegakkan
diagnosis gizi pasien/klien.Hasil pemeriksaan laboratorium ini
20
dilakukan juga untuk menentukan intervensi gizi dan
memonitor/mengevaluasi terapi gizi. Contoh data hasil
pemeriksaan laboratorium terkait gizi yang dapat digunakan
misalnya kadar gula darah, kolesterol, LDL, HDL, trigliserida,
ureum, kreatinin, dll.
e. Penentuan Diagnosis Gizi
Diagnosis gizi spesifik untuk masalah gizi yang bersifat
sementara sesuai dengan respon pasien. Dalam melaksanakan
asuhan gizi, tenaga gizi puskesmas seharusnya bisa
menegakkan diagnosis gizi secara mandiri tanpa meninggalkan
komunikasi dengan profesi lain di puskesmas dalam
memberikan layanan.
Tujuan diagnosis gizi adalah mengidentifikasi adanya masalah
gizi, factor penyebab, serta tanda dan gejala yang ditimbulkan.
Untuk mengetahui ruang lingkup diagnosis gizi dapat merujuk
pada Buku Pedoman Proses Asuhan Gizi Terstandar,
Kementerian Kesehatan RI, 2014 atau di Buku Pedoman
Asuhan Gizi di Puskesmas, WHO dan Kementerian Kesehatan
RI, 2011.
21
Konseling yang diberikan sesuai kondisi pasien/klien meliputi
konseling gizi terkait penyakit, konseling ASI, konseling
Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA), konseling
aktivitasfisik, dan konseling factor risiko Penyakit Tidak Menular
(PTM). Tujuan konseling adalah untuk mengubah perilaku
dengan cara meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
mengenai masalah gizi yang dihadapi.
4. Surveilaens Gizi
Kegiatan dalam Surveilens Gizi antara lain :
a. Pemantauan Status Gizi (PSG)
1) Tujuan : mengetahui status gizi masyarakat sebagai
bahan perencanaan
2) Sasaran :disesuaikan dengan kebutuhan setempat (bayi,
balita, anak usia sekolah, remaja, WUS, ibu hamil, ibu
menyusui, pekerja serta lansia).
b. Pemantauan Wilayah Setempat (PWS)
1) Tujuan :Tersedianya informasi secara terus menerus,
cepat, tepat dan akurat sebagai dasar penentuan tindakan
dalam upaya untuk pencegahan dan penanggulangan
masalah gizi
Memantau situasi pangan dan gizi antar desa/kelurahan
dalam 1 kecamatan.
2) Sasaran : Lintas program dan lintas sektor di tingkat
kecamatan di wilayah kerja puskesmas.
3) PWS gizi (K/S, D/S,N/D,N/S,BGM/D)
c. Sistim Kewaspadaan Dini - Kejadian Luar Biasa/SKD-KLB Gizi
Buruk
Kegiatannya antara lain ;
1) Pelacakan Gizi Buruk
2) Pendampingan Balita Gizi Buruk
a) Tujuan : mengantisipasi kejadian luar biasa gizi buruk di
suatu wilayah pada kurun waktu tertentu
b) Sasaran : balita dan keluarganya, posyandu
d. Monitoring garam yodium
1) Tujuan :
22
- Memperoleh gambaran berkala tentang cakupan
konsumsi garam beriodium yang memenuhi syarat di
masyarakat, dilaksanakan setiap satu tahun sekali
- Mengetahui kandungan yodium yang terkandung di
garam yang beredar di masyarakat
2) Sasaran : Masyarakat
3) Lokasi di Posyandu/masyarakat
e. Survey kadarzi
1) Tujuan : mengetahui jumlah keluarga sadar gizi di
masyarakat
2) Sasaran : Rumah tangga
3) Lokasi di masyarakat
23
b. Sasaran : seksi pemberdayaan masyarakat kantor kec, PPL, TP
PKK, Dinas Pendidikan, Kepala Desa, program KIA, bidan
koordinator, tenaga sanitarian, tenaga promkes, perawat, jurim
dll
c. Fungsi tenaga gizi puskesmas dalam kerjasama lintas sektor
dan lintas program adalah :
- Mengidentifikasi sektor dan program yang perlu kerjasama
- Melakukan koordinasi dalam menentukan indikator-indikator
keberhasilan kerjasama
- Mengkoordinasikan pelaksanaan kerjasama
- Membuat laporan hasil kerjasama.
24
BAB V
LOGISTIK
25
26
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN
27
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
28
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
29
BAB IX
PENUTUP
30
31