Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Puskesmas sebagai organisasi kesehatan fungsional yang
merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga
membina peran serta masyarakat dan memberikan pelayanan
secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat.Melalui
program dan kegiatannya, puskesmas berperan serta mewujudkan
keberhasilan pembangunan kesehatan Indonesia, khususnya di
wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
masyarakat menyebutkan tujuan perbaikan gizi adalah untuk
meningkatkan mutu gizi perorangan dan masyarakat. Mutu gizi
akan tercapai antara lain melalui penyediaan pelayanan kesehatan
yang bermutu dan professional di semua institusi pelayanan
kesehatan. Salah satu pelayanan kesehatan yang penting adalah
pelayanan gizi di Puskesmas, baik pada Puskesmas Rawat Inap
maupun pada Puskesmas Non Rawat Inap.Pendekatan pelayanan
gizi dilakukan melalui kegiatan spesifik dan sensitive, sehingga
peran program dan sektor terkait terus berjalan
senergis.Pembinaan tenaga kesehatan /tenaga gizi puskesmas
dalam pemberdayaan masyarakat hal yang sangat penting.
Puskesmas merupakan penanggung jawab penyelenggara
upaya kesehatn tingkat pertama. Untuk menjangkau seluruh
wilayah kerjanya, Puskesmas diperkuat dengan puskesmas
Pembantu,Puskesmas Keliling, dan Upaya Kesehatan Berbasis
Masyarakat (UKGM) yang disebut Puskesmas dan jejaringnya.
Sedangkan untuk daerah yang jauh dari sarana pelayanan rujukan,
didirikan Puskesmas Rawat Inap.

1
Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan gizi di
PuskesmasSukomoro maka disusunlah buku pedoman
pelaksanaan pelayanan gizi yang menjadi acuan dalam
memberikan pelayanan kepada pasien yang ada di Puskesmas
Sukomoro.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dengan tercapainya pelaksanaan program
pelayanan gizi diharapkan dapat meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat secara optimal.
2. Tujuan Khusus
Dengan disusunnya Pedoman Pelaksanaan Kegiatan
diharapkan :
a. Sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan
pelayanangizi .
Agar pelaksanaan layanan dapat terarah dan terukur
sesuai
Prosedur yang telah ditentukan.
b. Tersedianya acuan monitoring dan evaluasimpelayanan
gizi di Puskesmas dan jejaringnya.
c. Pencatatan dan Pelaporan bisa tertib administrasi.

C. Sasaran
1. Tenaga Gizi Puskesmas dan Tenaga Kesehatan lainnya di
Puskesmas.
2. Pengelola Program Kesehatan dan Lintas Sektoral terkait

D. Ruang Lingkup
1. Pelayanan Gizi di Dalam Gedung
2. Pelayanan Gizi di Luar Gedung
3. Pencatatan dan Pelaporan
4. Monitoring dan Evaluas

E. Batasan Operasional

2
Upaya pelayanan gizi Puskesmas meliputi :
1. Konseling Gizi
Serangkaian kegiatan sebagai proses komunikasi dua arah
yang dilaksanakan oleh tenaga gizi puskesmas untuk
menanamkan dan meningkatkan pengertian, sikap, dan prilaku
pasien dalam mengenali dan mengatsai masalah gizi
2. Mutu Pelayanan Gizi
Suatu kondisi dianamis yang berhubungan dengan pelayanan
gizi sesaui dengan standar dan memuaskan, baik kualitas dari
petugas maupun sarana dan prasarana untuk kepentingan
pasien/klien
3. Pelayanan Gizi Rawat Jalan
Upaya serangkaian kegiatan asuhan gizi yang
berkesinambungan dimulai dari pengkajian gizi, penentuan
diagnosis gizi, intervensi gizi, dan monitoring dan evaluasi
kepada pasien/klien rawat jalan. Intervensi gizi rawat jalan pada
umumnya berupa konseling gizi dan dietetic dan atau
penyuluhan.
4. Pelayanan Gizi Rawat Inap
Serangkaian proses kegiatan asuhan gizi yang
berkesinambungan dimulai dari pengkajian gizi, penentuan
diagnosis gizi, intervensi gizi, dan monitoring dan evaluasi
kepada pasien/klien di rawat inap. Intervensi gizi rawat inap
mencakup kegiatan konseling, penyediaan makanan dan
pergantian jenis diet apabila diperlukan.
5. Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit
dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat
antara lain promosi kesehatan, pemberantasan penyakit,
penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan
keluarga.

3
BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Puskesmas adalah Unit yang bertanggung jawab
menyelenggrakan pembangunan kesehatan di satu wilayah kerja.
Upaya perbaikan Gizi Masyarakat di Puskesmas merupakan salah
satu upaya kesehatan yang wajib diselenggarakan oleh setiap
Puskesmas dengan fungsi ketenagaan di Puskesmas dalam
pelaksanaan pelayanan gizi. Adapun tenaga pelayanan gizi
sebagai berikut :

.No Kualifikasi Pendidika Kompetensi Jumlah


n
1 Penanggung DIII Gizi Pelatihan Tatalaksana 1
jawab anak gizi buruk
Pelatihan konselor ASI
Pelatihan PMBA
2 Gizi DI Gizi 1
Pelaksana
Administrasi

B. Distribusi Ketenagaan
Pengaturan penanggung jawab dan pelaksana Pelayanan
Gizi di wilayah puskesmas Sukomorotelah diberikan secara merata
pada petugas yang kompeten di bidangnya.Setiap petugas
mempunyai kewenangan untuk melaksanakan kegiatan di bidang
yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya. Adapun uraian tugas
setiap tenaga pelayanan gizi berdasarkan kualifikasinya adalah
sebagai berikut :

4
Distribusi Tenaga di Ruang KIA-KB Puskesmas Sukomoro
No. Kualifikasi Pendidikan Rincian Tugas
1. Penanggung D III GIZI 1. Menyusun rencana kerja
jawab pelayanan Gizi
Pelayanan Gizi berdasarkan data program
2. Melaksanakan evaluasi
kegiatan Gizi dan
melaporkan pelaksanaan
kegiatan Gizisecara
berkala
3. Melakukan pencatatan dan
pelaporan serta visualisasi
data kegiatan Gizi sebagai
bahan informasi dan
pertanggungjawaban
kepada kepala Puskesmas
4. Melaksanakan tugas lain
yang diberikan oleh
Kepala Puskesmas
2. Tenaga DI GIZI Melakukan pencatatan dan
administrasi pelaporan

5
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI
PELAYANAN GIZI

Penanggung Jawab

dr. Masrukin

NIP. 19720119 200312 1 002

Ketua Mutu

drg. Tri Asfi R

NIP.19810822 200901 2008

Ketua UKP

Dr. Syilvia Khrisnaningtyas

NIP.19850428 201412 2 003

Petugas Gizi

Ika Purwanti

C. Jadwal Kegiatan

Setiap kegiatan pelayananmemerlukan jadwal agar


kegiatan dapat berjalan dengan baik sehingga jika ada kendala
dapat segera ditindak lanjuti..Berikut adalah jadwal kegiatan yang
diselenggarakan di pelayanan gizi Puskesmas Sukomoro

6
C. Jadwal Kegiatan Pelayanan Gizi Puskesmas Sukomoro
KEGIATAN Pelaksanaan Keterangan
Konseling Gizi Senin–Sabtu Jika petugas ada kegiatan di
Jam 08.00 – luar gedung pelayanan
11.00 ditutup
Kunjungan Sesuai Jadwal Bila ditemukan balita gizi
Rumah buruk
Pertemuan lintas Sesuai Jadwal Setiap bulan
program
Pertemuan lintas Sesuai jadwal Tiga Bulan
sektor

7
BAB III

STANDART FASILITAS

A. Denah Ruang
Ruang pealayanan gizi harus mempunyai tata ruang yang sesuai
dengan standart.Adapun sarana / ruang pelayanan gizi yang ada di
Puskesmas Sukomoro adalah sebagai berikut :
1. Ukuran Ruang 2,5 m x 2 m
2. Langit berwarna terang dan mudah dibersihkan
3. Atap tidak bocor
4. Dinding dicat dengan bahan yang mudah dibersihkan atau
keramik
5. Lantai terbuat dari bahan yang tidak licin, tidak berpori,
kedap air, warna terang, mudah dibersihkan, dan tahan bahan
kimia.
6. Ventilasi dan pencahayaan cukup.

Gambar 1. Denah ruang konsultasi Gizi

KM+ WASTAFEL Ruang Laktasi


2
1

4
3
5

Ket :
1. Lemari es/Kulkas
2. Kursi
3. Lemari arsip
4. Alat Antropometri
5. Kursi konseling
6. Meja

8
B. Standart Fasilitas
Sesuai dengan persyaratan prasarana di pelayanan gizi
yang tertuang dalam Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas
Kementrian Kesehatan RI Direktorat Jendral Bina Gizi dan KIA ,
prasarana yang ada di pelayanan gizi Puskesmas Sukomoro
meliputi :

Daftar Peralatan Yang Ada di Pelayanan gizi Puskesmas


Sukomoro

NO JENIS PERALATAN

1. Meja

2. Kursi

3. Media KIE ( Poster, Brosur makanan sehat


Sesuai kelompok umur, brosur diet penyakit)

4. Standar Makanan Diet, standar pemantauan


Pertumbuhan balita dan anak, tabel IMT

5. Food Model

6. Daftar bahan penukar

7. Alat ukur antropometri

8. Almari

9
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat di Puskesmas merupakan salah satu


Upaya Kesehatan Wajib yang harus diselenggarakan oleh setiap
Puskesmas.
A. Lingkup Kegiatan
1. Pelayanan Gizi di Dalam Gedung
Kegiatan pelayanan gizi di dalam gedung terdiri dari upaya p
romotif,
preventif,dan kuratif serta rehabilitatif baik rawat jalan maupun rawa
tinap yang dilakukandi dalam puskesmas. Kegiatan pelayanan gizi
di dalam gedung terdiri dari di dalam puskesmas. Kegiatan2 (dua)
jenis yaitu pelayanan  gizi rawat jalan dan pelayanan gizi rawat
inap.

2. Kegiatan Pelayanan Gizi di Luar Gedung


Secara utuh kegiatan pelayanan gizi di
luar gedung tidaksepenuhnya dilakukan
hanya  di  luar  gedung,  melainkan  tahap perencanaan  dilakukan  
di  dalam gedung. Kegiatan pelayanan gizi di luar gedung
ditekankan ke arah promotif dan preventif serta sasarannya adalah
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas. Beberapa kegiatan
pelayanan gizi di luar gedung dalam rangkaupaya perbaikan gizi
yang dilaksanakan oleh Puskesmas antara lain:
a. Edukasi Gizi/Pendidikan Gizi
1) Tujuan edukasi gizi adalah untuk mengubah pengetahuan,
sikap, dan
perilaku masyarakat mengacu pada Pedoman GiziSeimban
g (PGS) dan sesuai dengan risiko/masalah gizi.
2) Sasarannya adalah kelompok dan masyarakat di wilayah
kerja Puskesmas.
3) Lokasi edukasi gizi antara lain : Posyandu, Pusling, Institusi
pendidikan, Kegiatan keagamaan, Kelas Ibu, Kelas Balita,
Upaya Kesehatan Kerja (UKK), dll.

10
4) Fungsi tenaga gizi puskesmas dalam edukasi gizi
disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta berkoordinasi
dengan tim penyuluh di Puskesmas misalnya tenaga
promosi kesehatan, antara lain:
a) Merencanakan kegiatan edukasi di wilayah kerjaPuskes
mas.
b) Merencanaan materi edukasi yang akan disampaikan
kepada masyarakat.
c) Memberikan pembinaan kepada kader agar mampu
melakukan pendidikan gizi di Posyandu dan masyarakat
luas.
d) Memberikan pendidikan gizi secara langsung di UKBM,
institusi pendidikan, pertemuan kegamaan, dan
pertemuan-pertemuan lainnya.
e) Menyusun laporan pelaksanaan pendidikan gizi di
wilayah kerja Puskesmas.

b. Pengelolaan Pemantauan Pertumbuhan di Posyandu


1) Tujuan kegiatan ini adalah untuk memantau status gizi Balita
menggunakan KMS (Kartu Menuju Sehat) atau Buku KIA.
2) Sasaran kegiatan ini adalah  kader Posyandu
3) Lokasi pelaksanaan kegiatan ini di Posyandu
4) Fungsi tenaga gizi puskesmas antara lain:
a) Merencanakan kegiatan pemantauan pertumbuhan di
wilayah kerja puskesmas.
b) Memberikan pembinaan kader posyandu agar mampu
melakukan pemantauan pertumbuhan di posyandu.
c) Melakukan penimbangan
d) Membina kader dalam menyiapkan SKDN dan pelaporan
e) Menyusun laporan pelaksanaan pemantauanpertumbuha
n di wilayah kerja Puskesmas
f) Memberikan konfirmasi terhadap hasil pemantauan
pertumbuhan.

c. Pengelolaan Pemberian Kapsul Vitamin A


1) Tujuan kegiatan ini adalah untuk
meningkatkan keberhasilan kegiatan pemberian vitamin A

11
melalui pembinaan mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
dan pemantauan sehingga kegiatan pencegahan
kekurangan vitamin A dapat berjalan dengan baik
2) Sasaran: kegiatan ini antara lain bayi, balita, dan ibu nifas
3) Lokasi pelaksanaan kegiatan ini di Posyandu
4) Fungsi tenaga gizi puskesmas dalam pengelolaan
manajemen pemberian vitamin A antara lain:
a) Merencanakan kebutuhan vitamin A untuk bayi 6-
11bulan, anak usia 12-59 bulan, dan ibu nifas setiap
tahun.
b) Memantau kegiatan pemberian vitamin A di wilayah kerja
Puskesmas yang dilakukan oleh tenaga kesehatan lain.
c) Menyusun laporan pelaksanaan distribusi vitamin A di
wilayah kerja puskesmas.
5) Ketentuan dalam pemberian vitamin A:
a) Bayi 6-11 bulan diberikan vitamin A 100.000 SI warna
biru, diberikan
dua kali setahun yaitu pada bulan Februaridan Agustus
b) Balita 12-59 bulan diberikan kapsul vitamin A 200.000 SI
warna merah, diberikan dua kali setahun yaitu pada
bulan Februari dan Agustus
c) Bayi dan Balita Sakit
d) Bayi usia 6-11 bulan dan balita usia 12-59 bulan yang
sedang menderita campak, diare, giziburuk, xeroftalmia,
diberikan vitamin A dengan dosis sesuai umur
e) Ibu nifas (0-42 hari)
f) Pada ibu nifas diberikan 2 kapsul merah dosis 200.000
SI, 1 kapsul segera setelah melahirkan dan 1 kapsul lagi
24 jam berikutnya.

d. Pengelolaan Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) untuk Ibu


Hamil dan Ibu Nifas
1) Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan keberhasilan
pemberian TTD untuk kelompok masyarakat yang rawan
menderita anemia gizi besi yaitu Ibu Hamil melalui
pembinaan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan

12
pemantauan sehingga kegiatan pencegahan anemia gizi
besi.
2) Sasaran kegiatan ini adalah Ibu hamil dan ibu nifas
3) Lokasi: di tempat praktek bidan, Posyandu.
4) Fungsi tenaga gizi puskesmas dalam pengelolaan
manajemen pemberian TTD antara lain:
a) Merencanakan kebutuhan TTD untuk kelompok sasaran
selama satu tahun.
b) Memantau kegiatan pemberian TTD oleh bidan diwilayah
kerja puskesmas.
c) Menyusun laporan pelaksanaan distribusi TTD diwilayah
kerja Puskesmas.
d) Ketentuan dalam pemberian TTD untuk Ibu hamil dan
ibu nifas:
(1) Pencegahan :1 tablet/hari sejak awal kehamilan dan
dilanjutkan sampai masa nifas
(2) Pengobatan : 2 tablet/hari sampai kadar Hb Normal

e. Edukasi Dalam Rangka Pencegahan Anemia pada Remaja Putri


danWUS
1) Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan keberhasilan
program pencegahan anemia gizi besi pada kelompok
sasaran
2) Sasaran kegiatan ini adalah Remaja putri, WUS
3) Lokasi pelaksanaan kegiatan ini di UKS (Usaha Kesehatan
Sekolah).
4) Fungsi tenaga gizi puskesmas dalam pengelolaan
manajemenpemberian TTD antara lain:
a) Memberikan pendidikan gizi agar remaja putrid dan WUS
mengkonsumsii TTD secara mandiri.
b) Apabila di suatu daerah prevalensi anemia ibu hamil
>20% maka tenaga gizi puskesmas merencanakan
kebutuhan TTD untuk remaja putrid dan WUS dan
melakukan pemberian TTD kepada kelompok sasaran.
c) Memantau kegiatan pemberian TTD oleh bidan di
wilayah kerja Puskesmas.

13
d) Menyusun laporan pelaksanaan distribusi TTD di wilayah
kerja Puskesmas.
e) Ketentuan dalam pemberian TTD untuk Remaja Putri
dan WUS
(1) Pencegahan: 1 tablet/hari selama haid dan 1
tablet/minggu
(2) Pengobatan: 1 tablet/hari sampai kadar Hb Normal

f. Pengelolaan Pemberian MP-ASI dan PMT-Pemulihan


1) MP-ASI
MP-ASI Bufferstock adalah MP-ASI pabrikan yang disiapkan
oleh Kementerian Kesehatan RI dalam rangka pencegahan
dan penanggulangan gizi terutama di daerah rawan
gizi/keadaan darurat/bencana.MP-ASI Bufferstock
didistribusikan secara bertingkat. Tenaga gizi puskesmas
akan mendistribusikan kepada masyarakat. Sasaran MP-ASI
Buffer Stok: balita 6-24 bulan yang terkena bencana
MP-ASI Lokal adalah MP-ASI yang dibuat dari makanan
local setempat dalam rangka untuk meningkatkan
pemahaman dan keterampilan tenaga kesehatan. MP-ASI
local dapat dialokasikan dari dana Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK), dana Anggaran Pendapatan Belanja
(APBD) atau dana lain sesuai dengan peraturan yang
berlaku. Sasaran MP-ASI lokal: balita gizi kurang 6-24 bulan.
Tugas tenaga gizi puskesmas dalam hal ini adalah:
a) Merencanakan menu MP-ASI lokal
b) Mengadakan bahan MP-ASI lokal
c) Mengolah MP-ASI lokal dibantu oleh kader
d) Mendistribusikan kepada sasaran dibantu oleh kader

2) PMT Pemulihan
a) Sasaran: balita gizi kurang, balita pasca perawatan gizi
buruk, ibu hamil KEK (Kurang Energi Kronik).
b) PMT Pemulihan untuk balita gizi kurang adalah makanan
ringan padat gizi dengan kandungan 350-400 kalori
energi dan 10-15 gram protein.

14
c) PMT bumil KEK Bufferstock diberikan dalam bentuk
makanan padat gizi dengan 500 kalori energi dan 15
gram protein.
d) Lama pemberian PMT Pemulihan untuk balita dan Ibu
Hamil KEK adalah 90 hari makan anak (HMA) dan 90
hari makan bumil (HMB).
e) Fungsi tenaga gizi puskesmas dalam manajemen
pemberian MP-ASIdan PMT-Bumil KEK antara lain:
(1) Merencanakankebutuhan MP-ASI dan PMT Bumil
KEK untuk sasaran selama satu tahun.
(2) Memantau kegiatan pemberian MP-ASI dan PMT
Bumil KEK, di wilayah kerja Puskesmas.
(3) Menyusun laporan pelaksanaan distribusi MP-ASI
dan PMT Bumil KEK wilayah kerja Puskesmas.

g. Surveilence Gizi
Kegiatan surveilans gizi meliputi kegiatan pengumpulan dan
pengolahan data yang dilakukan secara terus menenus,
penyajian serta diseminasi informasi bagi Kepala Puskesmas
serta Lintas Program dan Lintas Sektor terkait di tingkat
kecamatan.Informasi dari kegiatan surveilans gizi dimanfaatkan
untuk melakukan tindakan segera maupun untuk perencanaan
program jangka pendek, menengah, maupun jangka
panjang.Sebagai acuan bagi petugas gizi puskesmas dalam
melakukan surveilans gizi bisa menggunakan buku Surveilans
Gizi, Kementerian Kesehatan RI, 2014.
1) Tujuan:
a) Tersedianya informasi berkala dan terus menerus tentang
besaran masalah gizi dan perkembangan di masyarakat.
b) Tersedianya informasi yang dapat digunakan untuk
mengetahui penyebab masalah gizi dan faktor-faktor
terkait
c) Tersedianya informasi kecenderungan masalah gizi di
suatu daerah
d) Menyediakan informasi intervensi yang paling tepat untuk
dilakukan (bentuk, sasaran, dan tempat)
2) Lingkup data surveilans gizi antara lain:

15
a) Data status gizi
b) Data konsumsi makanan
c) Data cakupan program gizi
3) Sasaran: bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, WUS, ibu
hamil, ibu menyusui, pekerja serta lansia.
4) Dalam pelaksanaan surveilans gizi, tenaga gizi
puskesmasberkoordinasi dengan tenaga surveilans di
Puskesmas dengan fungsi antara lain:
a) Merencanakan surveilans mulai dari lokasi, metode/cara
melakukan, dan penggunanaan data
b) Melakukan surveilans gizi meliputi mengumpulkan
data,mengolah data, menganalisa data, melaksanakan
diseminasi informasi
c) Membina kader posyandu dalam pencatatan dan
pelaporan kegiatan gizi di posyandu
d) Melaksanakan intervensi gizi yang tepat
e) Membuat laporan surveilans gizi

Contoh Kegiatan dalam Survilans Gizi antara lain:


1) Pemantauan Status Gizi (PSG)
a) Tujuan mengetahui status gizi masyarakat sebagai
bahan perencanaan
b) Sasaran : disesuaikan dengan kebutuhan setempat
(bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, WUS, ibu hamil,
ibu menyusui, pekerja serta lansia.)

2) Pemantauan Wilayah Setempat (PWS)


a) Tujuan:
(1) Tersedianya informasi secara terus menerus, cepat,
tepat dan akurat sebagai dasar penentuan tindakan
dalam upaya untuk pencegahan dan
penanggulangan masalah gizi
(2) Memantau situasi pangan dan gizi antar
desa/kelurahandalam1 kecamatan
b) Sasaran: Lintas program dan lintas sector di tingkat
kecamatan di wilayah kerja Puskesmas.

16
3) Sistem Kewaspadaan Dini – Kejadian Luar Biasa/SKD-KLB
Gizi Buruk
a) Tujuan: mengantisipasi kejadian luar biasa gizi buruk
disuatu wilayah pada kurun waktu tertentu
b) Sasaran: balita dan keluarganya, posyandu

4) Pemantauan Konsumsi Garam beriodium di rumah tangga


a) Tujuan :memperoleh gambaran berkala tentang cakupan
konsumsi garam beriodium yang memenuhi syarat
dimasyarakat. Dilaksanakan setiap satu tahun sekali.
b) Sasaran : rumah tangga

17
h. Kerjasama lintas sektor dan lintas program
1) Tujuan: meningkatkan pencapaian indikator perbaikan gizi
ditingkat puskesmas melalui kerjasama lintas sektor dan
lintasprogram.
2) Sasaran: seksi pemberdayaan masyarakat kantor camat,
Penyuluh Pertanian Lapangan, juru penerang kecamatan,
TP PKK, Dinas Pendidikan, Kepala Desa/Kelurahan,
program KIA, bidan koordinator, tenaga sanitarian, tenaga
promosi kesehatan, perawat, sanitarian, juru imunisasi, dan
lain-lain.
3) Fungsi tenaga gizi puskesmas dalam kerjasama lintas sector
dan lintas program adalah:
a) Merencanakan kegiatan sensitif yang memerlukan
kerjasama
b) Mengidentifikasi sektor dan program yang perlu
kerjasama
c) Melakukan pertemuan untuk menggalang komitmen
kerjasama
d) Melakukan koordinasi dalam menentukan indikator
indikator keberhasilan kerjasama
e) Mengkoordinasikan pelaksanaan kerjasama
f) Membuat laporan hasil kerjasama

B. Strategi/ Metode
Merupakan cara yang dilakukan untuk mencapai tujuan
kegiatanPelayanan Gizi. Ada tiga strategi yaitu :
1. Strategi advokasi.
Merupakan kegiatan untuk meyakinkan orang lain agar membantu
atau mendukung pelaksanaan program. Advokasi adalah
pendekatan kepada pengambil keputusan dari berbagai tingkat dan
sektor terkait dengan kesehatan. Tujuan kegiatan ini adalah untuk
meyakinan  para pejabat pembuat keputusan atau penentu
kebijakan bahwa program kesehatan yang akan dilaksanakan
tersebut sangat penting oleh sebab itu perlu dukungan kebijakan
atau keputusan dari pejabat tersebut. Dukungan dari pejabat
pembuat keputusan dapat berupa kebijakan-kebijakan yang

18
dikeluarkan dalam bentuk undang-undang, peraturan pemerintah,
surat keputusan, surat instruksi, dana atau fasilitas lain.
2. Strategi kemitraan.
Tujuan dari kegiatan yang akan dilaksanakan dapat tercapai
apabila ada dukungan dari berbagai elemen yang ada di
masyarakat. Dukungan dari masyarakat dapat berasal dari unsur
informal (tokoh agama dan tokoh adat) yang mempunyai
pengaruhdimasyarakat. Tujuannnya adalah agar para tokoh
masyarakat menjadi jembatan antara sektor kesehatan sebagai
pelaksana program dengan masyarakat sebagai penerima program
kesehatan. Strategi ini dapat dikatakan sebagai upaya membina
suasana yang kondusif terhadap kesehatan. Bentuk kegiatan dapat
berupa pelatihan tokoh masyarakat, seminar, lokakarya, bimbingan
kepada tokoh masyarakat dan sebagainya.
3. Strategi pemberdayaan masyarakat.
Adalah strategi yang ditujukan kepada masyarakat secara
langsung. Tujuan utama pemberdayaan adalah mewujudkan
kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatan mereka sendiri. Bentuk kegiatan pemberdayaan ini
dapat diwujudkan dengan berbagai kegiatan antara lain penyuluhan
kesehatan, pengorganisasian dan pengembangan masyarakat
dalam bentuk usaha untuk meningkatkan pendapatan keluarga.
Dengan meningkatkan kemampuan ekonomi keluarga akan
berdampak terhadap kemampuan dalam pemeliharaan kesehatan.
Misalnya terbentuk dana sehat, terbentuk pos obat desa, dan
sebagainya.

C. Langkah Kegiatan
1. Pelayanan Gizi Rawat Jalan
Pelayanan gizi rawat jalan merupakan serangkaian kegiatan yang
meliputi:
a. Pengkajian gizi
b. Penentuan diagnosis gizi
c. Intervensi gizi
d. Monitoring dan evaluasi asuhan gizi
Tahapan pelayanan gizi rawat jalan diawali dengan
skrining/penapisan gizi oleh tenaga kesehatan di Puskesmas untuk

19
menetapkan pasien berisiko masalah gizi. Apabila tenaga
kesehatan menemukan pasien berisiko masalah gizi maka pasien
akan dirujuk untuk memperoleh asuhan gizi, dengan langkah-
langkah sebagai berikut:

2. Pengkajian Gizi
Tujuan: mengidentifikasi masalah gizi dan factor penyebab melalui
pengumpulan, verifikasi dan interpretasi data secara sistematis.
Kategori data pengkajian gizi meliputi:
a. Data Antropometri
Pengukuran Antropometri dapat dilakukan dengan berbagai
cara meliputi pengukuran Tinggi Badan (TB)/Panjang Badan
(PB) dan Berat Badan (BB), Lingkar Lengan Atas (LiLA), Lingkar
Kepala, Lingkar Perut, Rasio Lingkar Pinggang Pinggul (RLPP),
dll
b. Data Pemeriksaan Fisik/Klinis
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mendeteksi adanya kelainan
klinis yang berhubungan dengan gangguan gizi.Pemeriksaan
fisik meliputi tanda-tanda klinis kekurangan gizi atau kelebihan
gizi seperti rambut, otot, kulit, baggy pants, penumpukan lemak
dibagian tubuh tertentu, dll.
c. Data Riwayat Gizi
Ada dua macam pengkajian data riwayat gizi pasien yang umum
digunakan yaitu secara pengkajian riwayat gizi kualitatif dan
kuantitatif:
1) Pengkajian riwayat gizi secarakualitatifdilakukan untuk
memperoleh gambaran kebiasaan makan/pola makan sehari
berdasarkan frekuensi konsumsi makanan.
2) Pengkajian gizi secarakuantitatifdilakukan untuk
mendapatkan gambaran asupan zat gizi sehari, dengan
cararecall 24 jam, yang dapat diukur dengan menggunakan
bantuanfood model.
d. Data Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Data hasil pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk
mendeteksi adanya kelainan biokimia darah terkait gizi dalam
rangka mendukung diagnosis penyakit serta menegakkan
diagnosis gizi pasien/klien.Hasil pemeriksaan laboratorium ini

20
dilakukan juga untuk menentukan intervensi gizi dan
memonitor/mengevaluasi terapi gizi. Contoh data hasil
pemeriksaan laboratorium terkait gizi yang dapat digunakan
misalnya kadar gula darah, kolesterol, LDL, HDL, trigliserida,
ureum, kreatinin, dll.
e. Penentuan Diagnosis Gizi
Diagnosis gizi spesifik untuk masalah gizi yang bersifat
sementara sesuai dengan respon pasien. Dalam melaksanakan
asuhan gizi, tenaga gizi puskesmas seharusnya bisa
menegakkan diagnosis gizi secara mandiri tanpa meninggalkan
komunikasi dengan profesi lain di puskesmas dalam
memberikan layanan.
Tujuan diagnosis gizi adalah mengidentifikasi adanya masalah
gizi, factor penyebab, serta tanda dan gejala yang ditimbulkan.
Untuk mengetahui ruang lingkup diagnosis gizi dapat merujuk
pada Buku Pedoman Proses Asuhan Gizi Terstandar,
Kementerian Kesehatan RI, 2014 atau di Buku Pedoman
Asuhan Gizi di Puskesmas, WHO dan Kementerian Kesehatan
RI, 2011.

3. Pelaksanaan Intervensi Gizi


Intervensi gizi adalah suatu tindakan yang terencana yang ditujukan
untuk mengubah perilaku gizi, kondisi lingkungan, atau
aspek status kesehatan individu.Intervensi gizi dalam rangka
pelayanan gizi rawat jalan meliputi:
a. Penentuan jenis diet sesuai dengan kebutuhan gizi individual.
Jenis diet disesuaikan dengan keadaan/penyakit serta
kemampuan pasien/klien untuk menerima makanan dengan
memperhatikan pedoman gizi seimbang (energi, protein, lemak,
karbohidrat, vitamin, mineral, air, dan serat), factor aktifitas,
factor stress serta kebiasaan makan/pola makan. Kebutuhan
gizi pasien ditentukan berdasarkan status gizi, pemeriksaan
klinis, dan data laboratorium.
b. Edukasi Gizi
Edukasi gizi bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan terkait perbaikan gizi dan kesehatan.
c. Konseling Gizi

21
Konseling yang diberikan sesuai kondisi pasien/klien meliputi
konseling gizi terkait penyakit, konseling ASI, konseling
Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA), konseling
aktivitasfisik, dan konseling factor risiko Penyakit Tidak Menular
(PTM). Tujuan konseling adalah untuk mengubah perilaku
dengan cara meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
mengenai masalah gizi yang dihadapi.

4. Surveilaens Gizi
Kegiatan dalam Surveilens Gizi antara lain :
a. Pemantauan Status Gizi (PSG)
1) Tujuan : mengetahui status gizi masyarakat sebagai
bahan perencanaan
2) Sasaran :disesuaikan dengan kebutuhan setempat (bayi,
balita, anak usia sekolah, remaja, WUS, ibu hamil, ibu
menyusui, pekerja serta lansia).
b. Pemantauan Wilayah Setempat (PWS)
1) Tujuan :Tersedianya informasi secara terus menerus,
cepat, tepat dan akurat sebagai dasar penentuan tindakan
dalam upaya untuk pencegahan dan penanggulangan
masalah gizi
Memantau situasi pangan dan gizi antar desa/kelurahan
dalam 1 kecamatan.
2) Sasaran : Lintas program dan lintas sektor di tingkat
kecamatan di wilayah kerja puskesmas.
3) PWS gizi (K/S, D/S,N/D,N/S,BGM/D)
c. Sistim Kewaspadaan Dini - Kejadian Luar Biasa/SKD-KLB Gizi
Buruk
Kegiatannya antara lain ;
1) Pelacakan Gizi Buruk
2) Pendampingan Balita Gizi Buruk
a) Tujuan : mengantisipasi kejadian luar biasa gizi buruk di
suatu wilayah pada kurun waktu tertentu
b) Sasaran : balita dan keluarganya, posyandu
d. Monitoring garam yodium
1) Tujuan :

22
- Memperoleh gambaran berkala tentang cakupan
konsumsi garam beriodium yang memenuhi syarat di
masyarakat, dilaksanakan setiap satu tahun sekali
- Mengetahui kandungan yodium yang terkandung di
garam yang beredar di masyarakat
2) Sasaran : Masyarakat
3) Lokasi di Posyandu/masyarakat
e. Survey kadarzi
1) Tujuan : mengetahui jumlah keluarga sadar gizi di
masyarakat
2) Sasaran : Rumah tangga
3) Lokasi di masyarakat

5. Pembinaan Gizi di Institusi


a. Tujuan kegiatan ini adalah memperbaiki status gizi anak sekolah
b. Sasaran : SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA Pondok Pesantren, dan
sederajat.
c. Bentuk-bentuk kegiatan perbaikan gizi di sekolah
1) Edukasi gizi ( penyuluhan )
2) Penjaringan status gizi di sekolah
3) Pembardayaan peserta didik sebagai dokter kecil/kader
kesehatan remaja (KKR)
Fungsi tenaga gizi puskesmas bersama dengan tim UAS
a. Melakukan edukasi gizi di sekolah
b. Menapis status gizi anak sekolah
c. Mengkoordinir pemantauan dan intervensi terhadap status gizi
anak di sekolah
d. Menjalin kerjasama dengan sekolah dalam pemberdayaan
peserta didik sebagai dokter kecil/kader kesehatan remaja
(KKR).
e. Membuat laporan program perbaikan gizi di sekolah.

6. Kerjasama lintas sektor dan lintas program


a. Tujuan : meningkatkan pencapaian indikator perbaikan gizi di
tingkat puskesmas melauli kerjasaa linta sektor dan lintas
program

23
b. Sasaran : seksi pemberdayaan masyarakat kantor kec, PPL, TP
PKK, Dinas Pendidikan, Kepala Desa, program KIA, bidan
koordinator, tenaga sanitarian, tenaga promkes, perawat, jurim
dll
c. Fungsi tenaga gizi puskesmas dalam kerjasama lintas sektor
dan lintas program adalah :
- Mengidentifikasi sektor dan program yang perlu kerjasama
- Melakukan koordinasi dalam menentukan indikator-indikator
keberhasilan kerjasama
- Mengkoordinasikan pelaksanaan kerjasama
- Membuat laporan hasil kerjasama.

24
BAB V

LOGISTIK

Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan pelayanan


gizi direncanakan dalam pertemuan lokakarya mini sesuai dengan
tahapan kegiatan, kebutuhan dan metoda pelayanan yang akan
dilaksanakan.

25
26
BAB VI

KESELAMATAN SASARAN

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan di


pelayanan gizi perlu diperhatikan keselamatan sasaran dengan
melakukan identifikasi risiko terhadap segala kemungkinan yang dapat
terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan pelayanan gizi. Upaya
pencegahan risiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-tiap
pelayanan konseling yang akan dilaksanakan. Anamnesa yang
menyeluruh akan bisa mengurangi resiko yang terjadi dan mengancam
keselamatan sasaran.

27
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan pelayanan


gizi perlu diperhatikan keselamatan kerja petugas puskesmas dengan
melakukan identifikasi risiko terhadap segala kemungkinan yang dapat
terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko harus
dilakukan untuk keselamatan kerja dalam pelaksana kegiatan pelayanan
gizi yang akan dilaksanakan. .Kegiatan pelayanan gizi / konseling
terhadap pasien yang dilaksanakan harus sesuai standart dan prosedur
yang ada dan mematuhinya sehingga keselamatan kerja bisa terpenuhi.

28
BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

Kinerja pelaksanaan kegiatan pelayanan gizi dimonitor dan dievaluasi


dengan menggunakan indikator sebagai berikut:
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadual
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
3. Ketepatan metoda yang digunakan
4. Tercapainya indikator kinerja Pelayanan gizi
Permasalahan dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini tiap bulan
di Puskesmas Sukomoro.
Sedangkan untuk pengendalian mutu layanan klinis Pelayanan gizi,
dilaksanakan secara terintegrasi dengan pelaksanaan peningkatan mutu
layanan klinis Puskesmas Sukomoro yang dilaksanakan, dimonitoring dan
evaluasi oleh tim PMKP.

29
BAB IX

PENUTUP

Demikian Pedoman Pelayanangizi ini kami buat sebagai acuan


dalam memberikan pelayanan kesehatan pada pasien. Apabila ada
kekurangan dalam penyusunan PEDOMAN ini kami dengan tangan
terbuka menerima kritikan/masukan demi tercapainya pelayanan
kesehatan yang paripurna.

Sukomoro, 2 Januari 2020


Megetahui,
Kepala Puskesmas Sukomoro Penanggung Jawab Program

Dr. Masrukin Ika Purwanti


Pembina
NIP.19720119 200312 1 002

30
31

Anda mungkin juga menyukai