Anda di halaman 1dari 6

LI.1.

Dapat Memahami dan Menjelaskan Tentang Tipe Hipersensitivitas


LO.1.1. Hipersensitivitas Tipe 1
Definisi
Reaksi Hipersensitivitas Tipe I disebut juga reaksi cepat atau reaksi alergi,timbul segera
sesudah tubuh terpajan dengan alergen. Pada reaksi Tipe I,alergen yang masuk ke dalam tubuh
menimbulkan respons imun berupa produksi IgE dan penyakit alergi seperti rhinitis alergi,asma
dan dermatitis atopi.
( Immunologi Dasar FKUI Edisi ke-11)
Urutan kejadian reaksi Tipe I adalah sebagai berikut:
1. Fase sensitasi yaitu waktu yang dibutuhkan untuk pembentukan IgE sampai diikat silang
oleh reseptor spesifik (FCƹ-R) pada permukaan sel mast/basofil.
2. Fase aktivasi yaitu waktu yang diperlukan antara pajanan ulang dengan antigen yang
spesifik dan sel mast/basofil melepas isinya yang berisikan granul yang menimbulkan
reaksi. Hal ini terjadi oleh ikatan silang antara antigen dan IgE.
3. Fase efektor yaitu waktu terjadi respons yang kompleks (anafilaksis) sebagai efek
mediator-mediator yang dilepas sel mast/basofil dengan aktivitas farmakologik.
Mekanisme reaksi Tipe I
Pajanan dengan antigen mengaktifkan sel Th2 yang merangsang sel B berkembang menjadi sel
plasma yang memproduksi IgE. Molekul IgE yang dilepas diikat oleh FcԑR1 pada sel mast dan
basofil (banyak molekul IgE dengan berbagai spesifisitas dapat diikat FcԑR1). Pajanan kedua
dengan alergen menimbulkan ikatan silang antara antigen dan IgE yang diikat sel mast,memacu
penglepasan mediator farmokologis aktif (amin vasoaktif) dari sel mast dan basofil. Mediator-
mediator tersebut menimbulkan kontraksi otot polos,meningkatkan permeabilitas vaskular dan
vasodilatasi,kerusakan jaringan dan anafilaksis.
Manifestasi Reaksi Tipe I dapat bervariasi dari lokal,ringan sampai berat dan keadaan yang
mengancam nyawa seperti anafilaksis dan asma berat. Reaksi ini dibagi menjadi :
1. Reaksi lokal
Reaksi Hipersensitivitas Tipe I lokal terbatas pada jaringan atau organ spesifik yang
biasanya melibatkan permukaan epitel tempat alergen masuk. Sekitar 50%-70% dari
populasi membentuk IgE terhadap antigen yang masuk tubuh melalui mukosa seperti
selaput lender hidung,paru dan konjungtiva,tetapi hanya 10%-20% masyarakat yang
menderita rhinitis alergi dan sekitar 3%-10% yang menderita asma bronkial. IgE yang
biasanya dibentuk dalam jumlah sedikit,segera diikat oleh sel mast/basofil. IgE yang
sduah ada pada permukaan sel mast akan menetap untuk beberapa minggu. Sensitasi
dapat pula terjadi secara pasif bila serum (darah) orang yang alergi dimasukan ke dalam
kulit/sirkulasi orang normal. Reaksi alergi yang mengenai kulit,mata,hidung dan saluran
napas.

2. Reaksi sistemik—anafilaksis
Anafilaksi adalah reaksi Tipe I yang dapat fatal dan terjadi dalam beberapa menit saja.
Anafilaksis adalah reaksi hipersensitivitas Gell dan Coombs Tipe I atau reaksi alergi yang
cepat,ditimbulkan IgE yang dapat mengancam nyawa. Reaksi dapat dipacu berbagai
alergen seperti makanan (asal laut,kacanga-kacangan),obat atau sengatan serangga dan
juga lateks,latihan jasmani dan bahan diagnostic lainnya.
3. Reaksi pseudoalergi atau anafilaktoid
Reaksi pseudoalergi atau anafilaktoid adalah reaksi sistemik umum yang melibatkan
penglepasan mediator oleh sel mast yang terjadi tidak melalui IgE. Mekanisme
pseudoalergi merupakan mekanisme jalur efektor nonimun. Secara klinis reaksi ini
menyerupai reaksi Tipe I seperti syok,urtikaria,bronkopasme,anafilaksis,pruritus,tetapi
tidak berdasarkan atas reaksi imun. Reaksi ini tidak memerlukan pajanan terdahulu untuk
menimbulkan sensitasi. Reaksi anafilaktoid dapat ditimbulkan
antimikroba,protein,kontras dengan yodium,etilenoksid,taksol dan pelemas otot.

Perbedaan anafilaksis dan anafilaktoid


Alergi Pseudoalergi (anafilaktoid)
Perlu sensitasi Tidak perlu sensitasi
Reaksi setelah pajanan berulang Reaksi pada pajanan pertama
Gejalan klinis khas Gejalan tidak khas
Dosis pemicu kecil Tergantung dosis (tergantung kecepatan
pemberian pada infus)
Ada kemungkinan riwayat keluarga Tidak ada riwayat keluarga (kecuali defek
enszim)
Pengaruh fisiologis sedang Pengaruh fisiologis kuat

Reaksi alergi

Jenis alergi Alergen umum Gambaran


Anafilaksis Obat,serum,bias,kacang- Edema dengan peningkatan
kacangan permeabilitas
vaskular,berkembang
menjadi oklusi
trakea,kolaps sirkulasi dan
kemungkinan meninggal
Urtikaria akut Sengatan serangga Bentol dan merah di daerah
sengatan. Sengatan
serangga dapat pula
menimbulkan reaksi Tipe
VI
Rhinitis alergi Polen (hay fever),tungau Edema dan iritasi mukusa
debu rumah (rhinitis nasal
perennial)
Asma Polen,tungau debu rumah Konstriksi
bronkial,peningkatan
produksi mucus,inflamasi
saluran napas
Makanan Kerang,susu,telur,ikan,bahan Urtikaria yang gatal dan
asal gandum potensial menjadi
anafilaksis
Ekzem atopi Polen,tungau debu Inflamasi pada kulit yang
rumah,beberapa makanan terasa gatal,biasanya merah
dana ada kalanya vesikular

Sel Mast dan Mediator pada Reaksi Tipe I


Sel mast mengandung banyak mediator primer atau preformed antara lain
histamin yang disimpan dalam granul. Sel mast juga yang diaktifkan dapat memproduksi
mediator baru atau newly generated seperti LT dan PG.
1. Histamin
Pada fase aktivasi terjadi perubahan dalam membrane sel mast akibat metilasi
fosfolipid yang diikuti oleh influx Ca2+ yang menimbulkan aktivasi fosfolipase.
Dalam fase ini energi dilepas akibat glikolisis dan beberapa enzim diaktifkan dan
menggerakkan granul-granul ke permukaan sel. Kadar cAMP dan cGMP dalam sel
berpengaruh terhadap degranulasi. Peningkatan cAMP akan mencegah,peningkatan
cGMP memacu degranulasi. Histamin merupakan komponen utama granul sel mast
dan sekitar 10% dari berat granul. Histamin yang merupakan mediator primer yang
dilepas akan diikat oleh reseptornya. Ada 4 reseptor histamine yaitu:
a) Reseptor histamin H1 : otot polos,endotel,jaringan SSP. Aktivasi
menyebabkan vasodilatasi,bronkokonstriksi,nyeri,gatal.
b) Reseptor histamin H2 : pada sel parietal,mengatur sekresi asam lambung
c) Reseptor histamin H3 : di SSP,mengatur pelepasan neurotransmiter
GABA,ACH,NE.
d) Reseptor histamin H4 : baru ditemukan di berbagai organ traktur
digestivus,sel basofil,sumsum tulang.
2. PG dan LT
Disamping histamin,mediator lain seperti PG dan LT (dulu SRS-A) yang dihasilkan
dari metabolism asam arakidonat serta berbagai sitokin berperan pada fase lambat
reaksi Tipe I. Fase lambat sering timbul setelah fase cepat hilang yaitu antara 6-8 jam.
PG dan LT merupakan mediator sekunder yang dibentuk dari metabolism asam
arakidonat atas pengaruh fosfolipase A2. Efek biologisnya timbul lebih lambat,namun
lebih menonjol dan berlangsung lebih lama disbanding histamin. LT berperan pada
bronkokonstriksi,peningkatan permeabilitas vaskular dan produksi mucus. PGE2
menimbulkan bronkokonstriksi.

3. Sitokin
Berbagai sitokin dilepas oleh sel mast dan basofil seperti IL-3.IL-4,IL-5,IL-6,IL-
10,IL-13,GM-CSF,dan TNF-α. Sitokin-sitokin tersebut mengubah lingkungan mikro
dan dapat mengerahkan sel inflamasi seperti neutrophil dan eosinofil. IL-3 dan IL-4
meningkatkan produksi IgE oleh sel B. IL-5 berperan dalam pengerahan dan aktivasi
eosinofil. Kadar TNF- α yang tinggi dan dilepas sel mast berperan dalam rejatan
anafilaksis.
Mediator Primer Utama pada Hipersensitivitas Tipe 1

Mediator Efek
Histamine H1 : permeabilitas vaskuler
meningkat,vasodilatasi,kontraksi otot polos
H2 : sekresi mukosa gaster,aritmia jantung
H3 : SSP
H4 : eosinofil
ECF-A Kemotaksis eosinofil
NCF-A Kemotaksis neutrophil
Protease (triptase,kimase) Sekresi mucus bronkial,degradasi
membrane basal pembuluh
darah,pembentukan produk pemecahan
komplemen
Euosinophil Chemotactic Factor Kemotaktik untuk eosinofil
Neutrophil Chemotactic Factor Kemotaktik untuk neutrophil
Hidrolase asam Degradasi matriks ekstraseluler
PAF Agregasi dan degranulasi
trombosit,kontraksi otot polos paru
NCA Kemotaksis neutrophil
BK-A Kalikrein : kininogenase
Proteoglikan Heparin,kondotin sulfat,sulfat dermatan :
mencegah komplemen yang menimbulkan
koagulasi
Enzim Klimase,triptase,proteolysis

Mediator Sekunder Utama pada Hipersensitivitas Tipe 1


Mediator Efek
LTR (SRS-A) Peningkatan permeabilitas
vaskular,vasodilatasi,sekresi
mucus,kontraksi otot polos paru
PG Vasodilatasi,kontraksi otot polos
paru,agregasi trombosit,kemotaktik
neutrofl
Bradikinin Peningkatan permeabilitas
kapiler,vasodilatasi,kontraksi otot
polos,stimulasi ujung saraf nyeri
Sitokin Bervariasi
IL-1 dan TNF-α Anafilaksis,peningkatan ekspresi CAM
pada sel endotel venul
IL-4 dan IL-3 Peningkatan produksi IgE
IL-3,IL-5,IL-6,IL-10. TGF-β dan GM- Berbagai efek
CSF
IL4,PMN,demam,TNF-α Aktivasi monosit,eosinofil,demam
FGF Fibrosis
Inhibitor protease Mencegah kimase
Lipoksin Bronkokonstriksi
,Leukotrin (LTC4,LTD4.LTE4) Kontraksi otot polos (jangka
lama),meningkatkan
permeabilitas,kemotaksis
Leukotrin B4,15-HETE Sekresi mucus
PAF Kemotaksis,(terutama
eosinofil),bronkopasme

Anda mungkin juga menyukai