Kelas : 2B Nim : 029PA20124 Mata kuliah : Kep. Komunitas Dosen : Obar, Ners., M.Kep Tanggal : 1 maret 2022
Isi Ikhtisar
A. Jaminan Kesehatan Nasional
1. Sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 5 UU nomor 24 tahun 2011. Badan penyelenggara jaminan nasioanl (BPJS) kesehatan adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan kesehatan. Jaminan kesehatan nasional diselenggarakan oleh BPJS kesehatan yang merupakan badan hukum public milik Negara yang bersifat profit dan bertanggung terhadap pasien. Adapun pelaksanaan perjanjian kerjasama antara rumah sakit dengan BPJS kesehatan sebagai berikut : “pertama“ dasar hukum perjanjian kerja sama antara rumah sakit dengan BPJS kesehatan menurut dr.tio, kepala unit Unit Managemen Pelayanan Kesehatan menuturkan selain PP No. 12 tahun 2013 yang menjadi landasan dilaksanakan perjanjian kerjasama, juga menejlaskan syarat-syarat fasilitas kesehatan yang menjalin kerjasama dengan BPJS kesehatan. Penyelenggaran pelayanan kesehatan meliputi semua fasilitas kesehatan yang menjalin kerja sama dengan BPJS kesehatan. Rumah sakit baik swasta maupun pemerintah yang menjalin kerjasama dengan BPJS kesehatan menurut peraturan presiden nomor 12 tahun 2013 pasal 36 ayat (2) dan ayat (3) ialah “fasilitas kesehatan yang telah memenuhi pelayana kesehatan” . adapun persayaratan fasilitas kesehatan tingkat lanjut/rumah sakit yaitu untuk rumah sakit harus memiliki : a) Surat ijin operasi b) Surat penetapan kelas rumah sakit c) Surat ijin praktik (SIP) tenaga kesehatan yang berpraktik d) Nomor wajib pajak (NPWP) badan e) Perjanjian kerjsama dengan jejaring jika diperlukan f) Sertifikat akreditas g) Surat pernyataan kesediaan mematuhi ketentuan yang terakit dengan jaminan kesehatan nasional Rakyat diwajibkan membayar iuran kepada BPJS setiap bulannya. Jika rakyat tidak membayar maka akan dihukum oleh Negara dengan sanksi berupa denda, iuran yang akan terus dipungut disetiap bulannya ini, tidak dapat dikembalikan kecuali dalam bentuk layanan kesehatan menurut standar BPJS, yaitu ketika sakit saja, dana yang terkumpul akan dikelola layakanya pengelolaan keuangan pada lembaga asuransi (konvensasi). B. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Dokter biasanya akan langsung menerbitkan rujukan tanpa harus diminta, namun, jika kondisi pasien bisa ditangani, pasien akan diminta untuk melakukan rawat jalan di faskes tingkat 1 sampai pasien sembuh. Hal tersebut juga berlaku untuk pasien yang sebelumnya sudah mendapatkan surat rujukan dasi faskes, jika sewaktu-waktu penyakitnya kambuh, jangan nekat langsung datang kerumah sakit membawa surat rujukan yang sebelumnnya, karena kemungkinan besar akan ditolak. Syarat dok yang dibutuhkan untuk mendapatkan surat rujukan. a) Fc kartu keluarga (KK) b) Fc kartu tanda penduduk (KTP) c) Fc dan dok asli kartu BPJS kesehatan 1. Cara mendapatkan surat rujukan BPJS offline a) Datangai faskes I seperti puskesmas atau klinik umum yang sudah bekerja sama dengan BPJS kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan. b) Setelah itu, dokter akan mediagnosa kondisi kesehatan pasien, apabila memerlukan tindakan medis lanjut, maka pasien akan mendapatkan surat rujukan tingkat II kerumah sakit. c) Pasien kemudian membawa persayratan yang dibutuhkan dan surat rujukan BPJS dasi fases I 2. Cara mendapatkan surat rujukan BPJS online Sistem rujukan online bertujuan untuk memudahkan dan memberi kepastian perserta BPJS dalam memperoleh pelayanan dirumah sakit. Layanan disesuaikan dengan kompetensi, jarak, dan kapasitas rumah sakit tujuan rujukan berdasarkan kebutuhan medis pasien. Rujukan online ini bersifat real time dari faskes tingkat I ke faskes tingkat lanjutannya. Rujukan online juga sudah paperlass dan data peserta pun dimuat. Jadi data peserta langsung terkoneksi sehingga memudahkan analisis data calon pasien. 3. Skema layanan rujukan BPJS Dalam sistem perujukan BPJS, ada dua jensi skema yang bisa terjadi, diantaranya a) Rujukan horizontal : perujukan antar fasilitas kesehatan dalam satu tingkatan. Biasanya, kondisi ini terjadi karena fasilitas dan sumber daya yang terbatas. b) Rujukan vertical : perujukan antar fasilitas kesehatan yang berbeda tingkatan .