Anda di halaman 1dari 20

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan penelitian yang

datanya dinyatakan dalam suatu angka dan di analisiskan dengan teknik

statistik. (Sangadji, 2010). Penelitian kuantitatif juga merupakan metode untuk

menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antar variabel.

Variabel-variabel ini diukur (biasanya dengan instrumen penelitian) sehingga

data yang terdiri dari angka-angka dapat dianalisis berdasarkan prosedur

statistik. (Juliansyah, 2012).

Ruang lingkup penelitian ini dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang

terdaftar dalam Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). Indeks harga saham

adalah suatu indikator yang menunjukkan pergerakan harga saham. Indeks

berfungsi sebagai indikator trend pasar, artinya pergerakan indeks

menggambarkan kondisi pasar pada suatu saat, apakah sedang aktif atau lesu.

(Sundjaja, 2010).

Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) yang diluncurkan pada tanggal

12 Mei 2011 adalah indeks komposit saham syariah yang tercatat di BEI. ISSI

merupakan indikator dari kinerja pasar saham syariah Indonesia. Konstituen

ISSI adalah seluruh saham syariah yang tercatat di BEI dan masuk ke dalam

Daftar Efek Syariah (DES) yang diterbitkan oleh OJK. Artinya, BEI tidak

melakukan seleksi saham syariah yang masuk ke dalam ISSI. ISSI merupakan

45
46

indeks saham yang mencerminkan keseluruhan saham syariah yang tercatat di

BEI. Konstituen ISSI adalah keseluruhan saham syariah tercatat di BEI dan

terdaftar dalam Daftar Efek Syariah (DES).

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris pengaruh 3

(tiga) variabel independen, yaitu transaksi pihak berelasi (related party

transaction), pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR) dan stuktur modal

terhadap variabel dependen, yaitu kinerja keuangan perusahaan periode 2018-

2020.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan mengambil laporan keuangan tahunan

(annual report) perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam Indeks Saham

Syariah Indonesia (ISSI) periode 2016-2020 yang diambil melalui website

resmi BEI https://www.idx.co.id. Waktu pelaksanaan penelitian ini dimulai

dari bulan Februari 2022 sampai Agustus 2022 dengan format sebagai berikut:

Tabel 3.1. Skedul Proses Penelitian

No Jenis Feb’22 Maret’22 April’22 Mei’22 Juni’22 Juli’22 Agust’22


Kegiatan
1 Riset awal/ Pengajuan
Judul
2 Penyusunan proposal
3 Seminar proposal
4 Perbaikan/Acc proposal
5 Pengolahan data
6 Penyusunan skripsi
7 Bimbingan skripsi
8 Sidang skripsi
Sumber : Diolah penulis, 2022
47

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek

sebagai sumber data yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu. Populasi

berupa keseluruhan kumpulan dari unit analisa ditetapkan oleh peneliti untuk

kemudian dikaji dan ditarik beberapa kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini

adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam Indeks Saham Syariah

Indonesia (ISSI) periode 2018-2020. Berdasarkan Pengumuman BEI No. Peng-

00048/BEI.POP/02-2022 tanggal 22 Februari 2022, daftar saham yang masuk

dalam Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) Periode 23 Februari 2022 s.d.

review DES berikutnya oleh OJK berjumlah 476 perusahaan.

3.3.1 Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah maupun karakteristik yang dimiliki

oleh populasi dan dipilih secara hati-hati dari populasi tersebut. Sampel

diambil melalui beberapa cara tertentu, dan yang juga memiliki karakteristik

tertentu, jelas dan lengkap. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini

menggunakan metode purposive sampling. Purposive sampling merupakan

teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan khusus sehingga layak

dijadikan sampel dalam penelitian.

Kriteria dalam pengambilan sampel yaitu sebagai berikut :

1. Perusahaan yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) selama

berturut-turut selama periode 31 Desember 2018 sampai dengan 31

Desember 2020.
48

2. Perusahaan menerbitkan dan menyampaikan laporan keuangan di Bursa

Efek Indonesia secara berturut-turut tahun 2018-2020 serta memiliki data

lengkap sesuai variabel yang diteliti.

3. Perusahaan yang termasuk dalam sektor manufaktur 2018 - 2020.

4. Perusahaan yang baru masuk Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tidak

dimasukkan dalam kriteria pengambilan sampel.

5. Perusahaan yang tercatat di BEI (IPO) di atas tahun 2017 tidak dimasukkan

dalam kriteria sampel.

6. Perusahaan yang mencatatkan keuntungan (laba) dalam laporan keuangan

secara berturut-turut tahun 2018-2020.

Tabel 3.1 Kriteria Penentuan Sampel


No Kriteria Jumlah
1 Perusahaan yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia 476
(ISSI) selama berturut-turut selama periode 31 Desember 2018
sampai dengan 31 Desember 2020.
2 Perusahaan menerbitkan dan menyampaikan laporan keuangan 476
di Bursa Efek Indonesia secara berturut-turut tahun 2018-2020
serta memiliki data lengkap sesuai variabel yang diteliti.
3 Perusahaan yang tidak termasuk dalam sektor manufaktur di (359)
Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2018-2020.
4 Perusahaan yang baru masuk Indeks Saham Syariah Indonesia (1)
(ISSI) tidak dimasukkan dalam kriteria pengambilan sampel
5 Perusahaan yang tercatat di BEI (IPO) di atas tahun 2017 tidak (7)
dimasukkan dalam kriteria pengambilan sampel
6 Perusahaan yang mencatatkan keuntungan (laba) dalam laporan (21)
keuangan secara berturut-turut tahun 2018-2020.
Jumlah Sampel 88

Berdasarkan Tabel 3.1 tahap pertama pengambilan sampel secara

purposive sampling data, perusahaan yang memenuhi kriteria pertama

berjumlah 476 perusahaan. Perusahaan yang memenuhi kriteria kedua yaitu

Perusahaan menerbitkan dan menyampaikan laporan keuangan di Bursa Efek

Indonesia secara berturut-turut tahun 2018-2020 serta memiliki data lengkap


49

sesuai variabel yang diteliti berjumlah 476 perusahaan. Perusahaan yang

memenuhi kriteria ketiga yaitu Perusahaan yang termasuk dalam sektor

manufaktur 2018 - 2020 berjumlah 117 perusahaan. Perusahaan yang

memenuhi kriteria keempat yaitu Perusahaan yang baru masuk Indeks Saham

Syariah Indonesia (ISSI) tidak dimasukkan dalam kriteria pengambilan sampel

berjumlah 1 perusahaan. Perusahaan yang memenuhi kriteria kelima yaitu

perusahaan yang tercatat di BEI (IPO) di atas tahun 2017 tidak dimasukkan

dalam kriteria pengambilan sampel berjumlah 7 perusahaan. Perusahaan yang

memenuhi kriteria kelima yaitu perusahaan yang mencatatkan keuntungan

(laba) dalam laporan keuangan secara berturut-turut tahun 2018-2020

berjumlah 21 perusahaan. Dari hasil pembatasan sampel maka dapat diperoleh

sampel penelitian yaitu 88 perusahaan yang dijelaskan dalam tabel 3.2 berikut:

Tabel 3.2 Daftar Sampel Perusahaan


No Kode Perusahaan Nama Perusahaan
1 ADES Akasha Wira International Tbk.
2 AGII Aneka Gas Industri Tbk.
3 AKKU Anugerah Kagum Karya Utama Tbk.
4 AKPI Argha Karya Prima Industry Tbk.
5 ALKA Alakasa Industrindo Tbk.
6 AMIN Ateliers Mecaniques D'Indonesie Tbk.
7 APLI Asiaplast Industries Tbk.
8 ARNA Arwana Citramulia Tbk.
9 AUTO Astra Otoparts Tbk.
10 BATA Sepatu Bata Tbk.
11 BELL Trisula Textile Industries Tbk.
12 BRPT Barito Pacific Tbk.
13 CAKK Cahayaputra Asa Keramik Tbk.
14 CAMP Campina Ice Cream Industry Tbk
15 CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk.
16 CINT Chitose Internasional Tbk.
17 CLEO Sariguna Primatirta Tbk.
18 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk.
19 DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk.
20 FPNI Lotte Chemical Titan Tbk.
50

21 GDYR Goodyear Indonesia Tbk.


22 GJTL Gajah Tunggal Tbk.
23 GOOD Garudafood Putra Putri Jaya Tbk
24 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk
25 IFII Indonesia Fibreboard Industry Tbk.
26 IGAR Champion Pacific Indonesia Tbk.
27 IKAI Intikramik Alam asri Industri Tbk
28 IKAN Era Mandiri Cemerlang Tbk.
29 IKBI Sumi Indo Kabel Tbk.
30 IMPC Impack Pratama Industri Tbk.
31 INAF Indofarma Tbk.
32 INAI Indal Aluminium Industry Tbk.
33 INCI Intan wijaya Internasional Tbk.
34 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk.
35 INDR Indorama Synthetics Tbk
36 INDS Indospring Tbk.
37 INKP Indah Kiat Pulp & Paper Tbk
38 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
39 IPOL Indopoly Swakarsa Industry Tbk.
40 ISSP Steel Pipe Industry of Indonesia, Tbk
41 JECC Jembo Cable Company Tbk.
42 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk.
43 JSKY Sky Energy Indonesia Tbk.
44 KAEF Kimia Farma Tbk.
45 KBLI KMI Wire & Cable Tbk
46 KBLM Kabelindo Murni Tbk.
47 KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk.
48 KEJU Mulia Boga Raya Tbk.
49 KIAS Keramika Indonesia AssosiasiTbk.
50 KICI Kedaung Indah Can Tbk.
51 KINO Kino Indonesia Tbk.
52 KLBF Kalbe Farma Tbk.
53 KPAS Cottonindo Ariesta Tbk.
54 LION Lion Metal Works Tbk.
55 LMPI Langgeng Makmur Industri Tbk.
56 LMSH Lionmesh Prima Tbk.
57 LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk
58 MAIN Malindo Feedmill Tbk.
59 MARK Mark Dynamics Indonesia Tbk.
60 MASA Multistrada Arah Sarana Tbk
61 MBTO Martina Berto Tbk.
62 MDKI Emdeki Utama Tbk.
63 MERK Merck Tbk.
64 MLIA Mulia Industrindo Tbk.
51

65 MRAT Mustika Ratu Tbk.


66 MYOR Mayora Indah Tbk.
67 PBID Panca Budi Idaman Tbk
68 POLU Golden Flower Tbk
69 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk
70 SCCO Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk
71 SIDO Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Tbk
72 SKBM Sekar Bumi Tbk
73 SKLT Sekar Laut Tbk
74 SLIS Gaya Abadi Sempurna Tbk
75 SMBR Semen batu raja (Persero) Tbk
76 SMCB Solusi Bangun Indonesia Tbk
77 SMKL Satyamitra Kemas Lestari Tbk
78 TBMS Tembaga Mulia Semanan Tbk
79 TCID Mandom Indonesia Tbk.
80 TFCO Tifico Fiber Indonesia Tbk
81 TKIM Pabrik Kerta Tjiwi Kima Tbk
82 TPIA Chandra Asri Petrocher Tbk
83 TRIS Trisula Internasional Tbk
84 TRST Trias Sentosa Tbk
85 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk
86 ULTJ Ultra Jaya Milk Industry & Manufacture Tbk
87 UNIC Unggul Indah Cahaya Tbk
88 UNVR Unilever Indonesia Tbk

3.4 Jenis dan Sumber Data


3.4.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif

yang diperoleh dari laporan keuangan tahunan perusahaan-perusahaan yang

terdaftar dalam Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) periode 2018-2020

serta data lainnya yang diperlukan dalam penelitian ini.

3.4.2 Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data sekunder.

Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung atau data

yang diperoleh melalui studi kepustakaan antara lain mencakup dokumen-


52

dokumen resmi, buku-buku, hasil-hasil penelitian yang berwujud laporan dan

sebagainya yang dapat di akses melalui https://www.idx.co.id.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang

diperoleh dari atau berasal dari bahan kepustakaan. Metode pengumpulan data

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian pustaka atau library

research. Landasan teori dan pengembangan hipotesis yang dibentuk

merupakan hasil pencarian dan pengumpulan data dari beberapa literatur,

seperti buku, jurnal ilmiah, dan tulisan-tulisan lain yang terkait dengan

penelitian. Penelitian dilakukan dengan cara pengambilan data laporan tahunan

perusahaan yang terdaftar dalam Indeks Saham Syariah Indonesia dengan yang

di unduh melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id.

3.6 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah pengertian variabel (yang diungkap

dalam definisi konsep) tersebut, secara operasional, secara praktik, secara nyata

dalam obyek yang diteliti serta menunjukkan alat ukur yang tepat untuk

memperoleh hasil data berdasarkan variabel penelitian. Variabel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat.

3.6.1 Varibel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja

keuangan perusahaan. Kinerja keuangan adalah gambaran kondisi keuangan

perusahaan pada suatu periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan

dana maupun penyaluran dana, yang biasanya diukur dengan indikator


53

kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas. Dalam penelitian ini

pengukuran kinerja keuangan diukur dengan menganalisis kinerja pasar

perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan diukur dengan menganalisis kinerja

pasar perusahaan memiliki keunggulan dan menggambarkan keadaan

operasional perusahaan yang lebih akurat daripada menggunakan nilai pada

akun laporan keuangan perusahaan. (Weston dan Copeland, 2010). Kinerja

keuangan perusahaan diukur melalui kinerja pasar perusahaan dapat

menggunakan rasio Tobin’s Q.

Pengukuran Tobins’Q berdasarkan total stock market capitalization di

perusahaan (pada akhir tahun) dan nilai buku dari liabilitas sebagai rasio total

aset. (Nekhili, & Cherif., 2011). Rumus yang digunakan untuk mengukur

Tobin’s Q adalah:

Tobins’ Q = (MVS+DEBT)/TA

MVS = Market value dari lembar saham beredar


DEBT = Total liabilitas perusahaan
TA = Total aset perusahaan

Debt = (AVCL-AVCA) + AVLTD

AVCL = Accounting Value of the firm Current Liabilities (Short term Debt
+ Taxes Payable)
AVCA = Accounting Value of the firm Current Asset (Cash + Inventories +
Receivables)
AVLTD = Accounting Value of the firm Long Term Debt

3.6.2 Varibel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas ialah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

penyebab timbulnya atau adanya perubahan pada variabel terikat. Variabel

bebas (independen) dalam penelitian ini adalah:

a. Transaksi pihak berelasi (Related party transaction)


54

Related party transaction adalah transaksi yang dilakukan antara

perusahaan dengan manajer perusahaan, directors, pemilik perusahaan atau

perusahan afiliasi. Related party transactions diukur dengan total hutang

yang berasal dari pihak berelasi dibagikan dengan hutang yang dimiliki oleh

perusahaan. (Jian, & Wong., 2003).

b. Pengungkapan Islamic Social Reporting

Islamic Corporate Social Reporting adalah tanggung jawab sosial

perusahaan terhadap seluruh pemangku kepentingannya berdasarkan nilai-

nilai islam. Dalam penelitian ini diukur dengan Islamic Social Reporting

(ISR) Indeks. Indeks ISR diukur menggunakan metode content analysis

(analisis isi) untuk mengidentifikasi jenis pengungkapan ISR dengan cara

membaca dan menganalisis laporan tahunan perusahan. Analisis isi adalah

suatu metode analisa data melalui teknik observasi dan analisa terhadap isi

atau pesan dari suatu dokumen. (Indrianto, dan Supomo, 2012).

Menggunakan analisis isi dengan pemberian nilai (scoring) berdasarkan

indeks ISR yang terdiri dari 6 indikator yang dikembangkan menjadi 44

item pernyataan, yaitu nilai 0 untuk setiap item yang tidak diungkapkan dan

nilai 1 untuk setiap item yang diungkapkan. Setelah pemberian nilai

(scoring) pada indeks ISR selesai dilakukan, maka besarnya disclosure level

dapat ditentukan dengan rumus berikut:

Jumla h Score disclosure yang dipenu h i


Indeks ISR=
Jumla h Score Maksimum

c. Struktur Modal
55

Struktur modal (capital structure) merupakan istilah yang mengacu pada

gabungan antara modal (equity) dan utang (debt) suatu perusahaan.

Indikator struktur modal dalam penelitian ini adalah debt to equity ratio

DER).

DER = Total hutang/total modal.

Tabel 3.4 Definisi Operasional Variabel


Variabel Indikator Skala
Variabel Total Debt Transaction from the Parties Rasio
Independen /Total Liability Owned by the Company.
Transaksi pihak
berelasi (Related
party transaction)
Pengungkapan Jumlah Score disclosure yang dipenuhi Rasio
Islamic Social Jumlah Score Maksimum
Reporting
Struktur Modal Total Hutang/Total modal Rasio
Variabel Dependen Tobins’ Q = (MVS+DEBT)/TA Rasio
Kinerja keuangan
perusahaan

3.7 Teknik Analisa Data

Teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan Microsoft Office

Excel dan Eviews 9 untuk pengolahan data dan pengujian hipotesis.

Pengolahan dan perhitungan data sekunder untuk variabel bebas akan diolah

dan dihitung dengan menggunakan Microsoft Office Excel. Sementara

pengolahan data sekunder untuk variabel terikat dan estimasi regresi data panel

untuk menguji hipotesis menggunakan Eviews 9. Adapun teknik analisa data

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

3.7.1 Analisis Statistik Deskriptif


56

Analisis statistik deskriptif yaitu teknis analisis data yang digunakan untuk

analisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang

telah dikumpulkan yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), median dan standar

deviasi. Analisis statistik deskriptif berfungsi untuk mengklasifikasikan suatu

data variabel yang belum teratur berdasarkan kelompoknya masing-masing

sehingga mudah di interpretasikan informasi mengenai keadaan variabel.

3.7.2 Uji Asumsi Klasik

Pada model regresi data panel, uji asumsi klasik yang diperlukan hanyalah

uji multikolinearitas dan uji heterokedastisitas. Hal ini dikarenakan beberapa

hal berikut:

1) Model sudah diasumsikan bersifat linear, maka uji linearitas hampir tidak

perlu dilakukan pada model regresi linear data panel.

2) Pada syarat Best Linier Unbiased Estimator (BLUE) uji normalitas tidak

termasuk didalamnya dan beberapa pendapat juga tidak mengharuskan

syarat ini sebagai sesuatu yang wajib dipenuhi.

3) Pada dasarnya uji autokorelasi pada data yang tidak bersifat time series

(cross section atau panel) akan sia-sia, karena autokorelasi hanya akan

terjadi pada saat time series.

4) Pada saat model regresi linear menggunakan lebih dari satu variabel bebas,

maka perlu dilakukan uji multikolinearitas. Karena jika variabel bebas

hanya satu, tidak mungkin terjadi multikolinearitas.


57

5) Kondisi data mengandung heterokedastisitas biasanya terjadi pada data

cross section, yang dimana data panel lebih dekat dari ciri data cross section

dibandingkan dengan data yang bersifat time series.

3.7.2.1 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas memiliki tujuan untuk menguji dalam model regresi

ditemukan adanya korelasi antara variabel-variabel bebas. (Ghozali, 2013). Uji

ini digunakan karena pada analisis regresi terdapat asumsi yang

mengisyaratkan bahwa variabel independen harus terbebas dari gejala

multikolinearitas atau tidak terjadi korelari antara variabel independen. Cara

mengetahui apakah terjadi atau tidaknya multikolinearitas yaitu dengan cara

melihat nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Kriteria pengujian

multikolinearitas dengan cara dilihat dari nilai tolerance yaitu:

a) Jika nilai tolerance > 0,10 maka dapat dipastikan tidak terjadi

multikolinearitas terhadap data yang diuji.

b) Jika nilai tolerance < 0,10 maka dapat dipastikan terjadi multikolinearitas

terhadap data yang diuji.

Kriteria pengujian multikolinearitas dengan cara dilihat dari Variance

Inflation Factor (VIF) yaitu:

a) Jika nilai VIF < 10,00 maka dapat dipastikan bahwa terjadi multikolinearitas

terhadap data yang diuji.

b) Jika nilai VIF > 10,00 makan dapat dipastikan bahwa tidak terjadi

multikolinearitas terhadap data yang diuji.


58

3.7.2.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas memiliki tujuan untuk menguji ada tidaknya

kesamaan varians dari satu penelitian ke penelitian lain. Model regresi yang

digunakan untuk memenuhi persyaratan yaitu dimana terdapat kesamaan

varians dari residual satu penelitian ke penelitian yang lain tetap atau

homoskedastisitas. Model yang memenuhi persyaratan yaitu apabila nilai

probabilitas chi-square melebihi nilai alpha 0,05.

3.7.3 Analisis Regresi Data Panel

Model regresi data panel merupakan model analisis yang menggunakan

data gabungan antara data time series dan data cross section. Model regresi ini

dipilih oleh beberapa peneliti untuk mendukung penelitian yang datanya

terbatas. Data cross section dalam penelitian ini terdiri dari 88 perusahaan yang

terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia. Dan data time series terdiri dari

transaksi pihak berelasi (related party transaction), pengungkapan islamic

social reporting, struktur modal dan kinerja keuangan perusahaan tahun 2018–

2020. Pada penelitian ini terdapat 3 (tiga) variabel bebas yang akan dimasukan

kedalam persamaan model regresi yaitu transaksi pihak berelasi (related party

transaction), pengungkapan islamic social reporting, struktur modal. Sehingga

model regresi panel yang terbentuk adalah sebagai berikut:

Yti = α + β1X1ti + β2X2ti + β3X3ti + e


Dimana:
Y = Kinerja keuangan
α = Konstanta
β = Koefisien Regresi
X1 = Transaksi pihak berelasi
X2 = Pengungkapan Islamic Social Reporting
59

X3 = Struktur Modal
e = Error
t = Waktu
i = Perusahaan

Untuk mengetahui nilai yang tepat regresi, maka adanya estimasi data

panel yaitu common effect models, fixed effect models, dan random effect

models.

3.7.3.1 Estimasi Model Regresi Data Panel

Metode estimasi model regresi dengan menggunakan data panel dapat

dilakukan dengan tiga pendekatan, antara lain:

1) Common Effect Models

Common effect Models adalah model yang paling sederhana, karena

metode yang digunakan dalam metode common effect hanya dengan

mengkombinasikan data time seseries dan cross section. Dengan hanya

menggabungkan kedua jenis data tersebut, maka dapat digunakan metode Least

Squares (LS dan AR).

Untuk melihat situasi atau kondisi yang sebernarnya, dapat menggunakan

uji ini diperuntukkan asumsi dari data gabungan. Sehingga dapat terlihat

kondisi yang sebenarnya. Namun, teknik ini pun memiliki kekurangan, yaitu

ketidak pastian model dengan kondisi yang sesungguhnya. Suatu objek tidak

lah sama, dapat berbeda dengan objek lainnya.

Yti = α + Xtiβti + e
Keterangan:
Y = Variabel dependen
α = Konstanta
β = Koefisien Regresi
X = Variabel independen
e = Error
t = Waktu
60

i = Perusahaan

2) Fixed Effect Models

Fixed Effect Models menggunakan teknik variable dummy untuk

menangkap perbedaan intersep antar perusahaan. Namun demikian, slopenya

sama antar perusahaan. Model estimasi ini sering juga disebut dengan teknik

Least Squares Dummy Variable (LDSV). Selain diterapkan untuk efek tiap

individu, LSDV juga dapat mengakomodasi efek waktu yang bersifat sistemik,

melalui penambahan variabel dummy waktu didalam model.

Metode ini lebih efisien digunakan di dalam data panel apabila jumlah

kurun waktu lebih besar daripada jumlah individu variabel. Keunggulan yang

dimiliki metode ini adalah dapat membedakan efek individul dan efek waktu

dan metode ini tidak perlu menggunakan asumsi bahwa komponen error tidak

berkorelasi dengan variabel bebas. Dengan model sebagai berikut:

Yti = α + iα1Xtiβit + eit


3) Random Effect Models

Model ini akan mengestimasi data panel dimana variabel gangguan

mungkin saling berhubungan antar waktu dan antar individu. Berbeda dengan

fixed effect model, efek spesifik dari masing-masing individu diperlakukan

sebagai bagian dari komponen error yang bersifat acak (random) dan tidak

berkorelasi dengan variabel penjelas yang teramati. Keuntungan menggunakan

random effect model ini yakni dapat menghilangkan heteroskedastisitas. Model

ini disebut juga dengan Error Component Model (ECM). Metode yang tepat

untuk mengakomodasi model random effect ini adalah Generalized Least

Square (GLS), dengan asumsi komponen error bersifat homokedastik dan tidak
61

ada gejala cross- sectional correlation. Metode ini akan baik jika

menggunakan sebuah data panel yang kuantitasnya besar dari waktu yang

tersedia. Dengan model sebagai berikut:

Yti = Xtiβit + Vit


Dimana,

Vit = ci + dt+ eit


ci= Konstanta yang bergantung pada i
dt= Konstanta yang bergantung pada t

3.7.3.2 Pemilihan Metode Regresi Data Panel

Untuk memilih model yang paling tepat dalam mengelola data panel,

terdapat beberapa pengujian yang dapat dilakukan, yaitu:

1) Uji Chow

Merupakan pengujian untuk menentukan model fixed effect atau common

effect yang paling tepat digunakan dalam mengestimasi data panel. Jika nilai

probabilitas lebihkecil dari nilai α maka H0 ditolak dan jika nilai probabilitas

lebih besar dari nilai α maka H0 diterima. Uji analisis pengaruh. Pengujian ini

menggunakan seluruh data sampel. Apabila nilai F uji ini sign, maka uji Chow

dilakukan agar dapat memilih metode Fixed Effect Model atau Common Effect

Model.

Dalam menentukan model yang tepat untuk digunakan maka dapat dilihat

dari nilai probabilitasnya. Apabila nilai signifikansinya kurang dari 5%

(signifikan) maka model estimasi yang akan digunakan adalah fixed effect,

akan tetapi jika nilai signifikansinya lebih dari 5% (tidak signifikan) maka

model yang digunakan adalah model common effect. Hipotesis yang dibentuk

dalam uji chow yaitu:


62

H0 = Common Effect Model

H1 = Fixed Effect Model

2) Uji Hausman

Merupakan pengujian statistik untuk memilih apakah model fixed effect

atau random effect yang paling tepat digunakan. Jika nilai probabilitas lebih

kecil dari nilai α maka H0 ditolak dan jika nilai probabilitas lebih besar dari

nilai α maka H0 diterima.

Hipotesis dalam uji Hausman adalah:

H0 : Random Effect Model

H1 : Fixed Effect Model

Dasar penolakan terhadap hipotesis diatas adalah apabila nilai statistik uji

ini tinggi, dari kritisnya, maka H0 ditolak. Dan model yang sangat tepat untuk

dilakukan selanjutnya adalah FE. Begitu pun sebaliknya.

3) Uji Langrange Multiplier

Merupakan pengujian statistik untuk mengetahui apakah model random

effect lebih baik dari pada metode common effect. Jika nilai probabilitas lebih

kecil dari nilai α maka H0 ditolak dan jika nilai probabilitas lebih besar dari

nilai α maka H0 diterima.

Uji ini dilakukan untuk mengetahui dan menentukan model mana yang

lebih tepat dalam regresi data panel antara CEM ataupun REM. Hipotesis yang

dibentuk dalam uji ini yaitu: (Basuki, 2016).

H0 = Common Effect Model

H1 = Random Effect Model


63

Memiliki kriteria penentuan yaitu :

a. Apabila p value > 0,05 maka H0 diterima

b. Apabila p value < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 di terima.

3.7.4 Pengujian Hipotesis

3.7.4.1 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisen determinasi adalah untuk mengukur kebenaran model regresi.

Besarnya koefisien determinasi antara nol sampai satu. Apabila nilai R square

semakin mendekati satu maka semakin baik model regresinya. Apabila

koefisien determinasi semakin mendekati nol maka semakin kecil pula

kemungkinan pengaruh semua variabel independen terhadap nilai variabel

dependennya. Koefisien determinan dapat dirumuskan sebagai berikut:

KD = R2 × 100%

Keterangan:

R2 = Koefisien korelasi yang di kuadratkan

3.7.4.2 Uji Statistik t

Uji t merupakan uji yang menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel

independen. Dasar pengambilan keputusannya antara lain: (Ghozali, 2013).

1) Apabila nilai thitung > ttabel dan nilai signifikansi < 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa secara parsial terdapat pengaruh signifikan antara
variabel independen terhadap variabel dependen.
2) Apabila nilai thitung < ttabel dan nilai signifikansinya < 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa secara parsial tidak adanya pengaruh signifikan antara
variabel independen terhadap variabel dependen.

Rumus yang digunakan untuk uji signifikansi terhadap hipotesis yang

telah ditentukan dengan menggunakan uji t yaitu :


64

t = r√𝑛 − 2√1 – r2

Keterangan:

t = Nilai uji t
r = Nilai korelasi hasil r hitung
n = Jumlah sampel
r2 = Koefisien determinasi

3.7.4.3 Uji Statistik F

Uji statistik F dilakukan untuk menunjukkan apakah semua variabel

independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara

bersama-sama terhadap variabel dependen. Uji F digunakan untuk menguji

hipotesis nol bahwa koefisien determinasi majemuk dalam populasi R2, sama

dengan nol. Dasar pengambilan keputusan adalah apabila nilai signifikansi

kurang dari atau lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan adanya

perngaruh signifikan secara simultan atau tidaknya antara variabel bebas

terhadap variabel terikat. Kriteria yang digunakan: (Ghozali, 2013)

1) Apabila nilai Fhitung > Ftabel dan nilai signifikansi < 0,05 maka disimpulkan
bahwa variabel independen secara simultan memiliki pengaruh signifikansi
terhadap variabel dependen.
2) Apabila nilai Fhitung < Ftabel dan nilai signifikansi > 0,05 maka disimpulakan
bahwa variabel independen secara simultan tidak mempunyai pengaruh
signifikan terhadap variabel dependen.

Anda mungkin juga menyukai