Dosen Pengampu :
Ahmad Fadhly Roza, S.H., M.H.
Komalasari, S.H., M.H.
Disusun Oleh :
Kelompok I :
1. RIO ADRIAN GINTING (1970001038)
2. FANDER SITOHANG (1970001083)
3. JONANDO GAREL BARUS (1970001022)
4. UCAPAN LOGIKA GAHO (1970001052)
5. NORMAULITA JULYANDA (1970001030)
6. ADHIE SURYA PRATAMA (1970001026)
7. PARLIN DAWOLO (2070002003)
Hakim pada Pengadilan Semu Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Graha Kirana Medan membaca
surat :
1. Penetapan Ketua Pengadilan Semu Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Graha Kirana
Medan, tanggal 01 November 2022 tentang penunjukan Hakim Majelis untuk
memeriksa dan mengadili perkawa Terdakwa Normaulita Julyanda.
2. Penetapan Majelis Hakim dan pelimpahan perkara Nomor: 2528/Pid. B/2022/PS.
Graha Kirana Medan serta Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Semu Sekolah
Tinggi Ilmu Hukum di Medan tanggal 02 November 2022 atas nama Normaulita
Julyanda.
Mengingat Pasal 170 ayat (2) ke-3 KUHPidana (UU No. 8 Tahun 1981).
MENETAPKAN
1. Menentukan hari sidang pada Hari Rabu tanggal 02 November 2022, pukul 10.00
WIB.
2. Memerintahkan Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Semu Graha Kirana Medan
untuk menghadapkan Terdakwa Normaulita Julyanda, berikut membawa saksi-saksi
dengan membawa serta barang bukti terlampir dalam berkas.
Ditetapkan di : Medan
Pada Tanggal : 02 November 2022
Hakim Ketua
Selanjutnya dalam Surat Kuasa Khusus ini disebut sebagai ...........................Pemberi Kuasa.
Selanjutnya dalam Surat Kuasa Khusus ini disebut sebagai ........................Penerima Kuasa.
Pemberi Kuasa dengan ini menerangkan memilih tempat domisili hukumnya di kantor
Kuasanya yang disebut dibawah ini serta menyatakan memberi kuasa kepada JONANDO
GAREL BARUS, S.H., masing-masing Advokat pada Kantor Hukum JONANDO GAREL
BARUS, S.H. & Rekan, beralamat di Jalan Gunung Mahameru No. 12 Medan, Kecamatan
Medan Timur, Kota Medan Provinsi Sumatera Utara yang dalam hal ini dapat bertindak
secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri yang selanjutnyanya dalam Surat Kuasa ini
disebut sebagai......................................................................................... Penerima Kuasa.
KHUSUS
Untuk dan atas nama Pemberi Kuasa guna mendampingi,memberi nasehat hukum, dan
membela kepentingan hukum, mewakili, membela, mempertahankan hak-hak serta
kepentingan Pemberi Kuasa selaku Terdakwa dalam perkara pidana dengan Nomor Register
Perkara No. 2528/Pid.B/2022/PS.GK dan dengan dakwaan sebagaimana disebutkan dalam
Surat Dakwaan No. REG.PERK: PDM-86/Rp.9/Eku.2/10/2022, tertanggal 01 November
2022 yang diterbitkan oleh Kejaksaan Semu Graha Kirana Medan, terkait dengan dugaan
melakukan tindak pidana sampai mengakibatkan meninggal dunia yang dimaksud dalam
Pasal 170 ayat (2) ke-3 KUHPidana yang disidangkan pada kantor Pengadilan Semu Graha
Kirana Medan di Medan.
Dan untuk itu :
Melakukan segala usaha dan tindakan hukum untuk dan atas nama serta kepentingan Pemberi
Kuasa dalam perkara yang disangkakan/didakwakan, mendampingi Pemberi Kuasa pada
pemeriksaan tingkat Penyidikan, Penuntutan pada Kejaksaan dan mendampingi/membela
kepentingan Pemberi Kuasa pada Persidangan di Pengadilan Semu Graha Kirana,
mengajukan dan menandatangani Eksepsi/ Tangkisan, Pengantar Bukti Surat, Pledoi,
membuat dan menandatangani Banding dan Memori Banding maupun Kontra Memori
Banding, Permohonan Kasasi serta membuat Memori Kasasi maupun Kontra Memori Kasasi,
dan bila dianggap perlu menghadap ke semua Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi dan
Mahkamah Agung, Polri dan Kejaksaan Negeri, Kejaksaan Tinggi dan Kejaksaan Agung,
serta pembesar-pembesar dan instansi-instansi pemerintah baik sipil maupun militer,
mengajukan segala permohonan-permohonan yang berkaitan dengan perkara ini dan
mensahkannya, memberi segala keterangan-keterangan yang dianggap perlu, mengajukan dan
menolak bukti-bukti, mengajukan dan meminta di dengar saksi a charge, a de charge, saksi
ahli dan menolaknya, meminta dan mengajukan Pemeriksaan Ulang (Request Civil), meminta
dan mengajukan permohonan penangguhan penahanan beserta alasan-alasannya dan
selanjutnya melakukan segala usaha yang menguntungkan dan meringankan Pemberi Kuasa
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-
Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) beserta peraturan perundang-undangan lainnya yang
berkenaan dengan perkara ini. Pada pokoknya melakukan segala tindakan yang dipandang
perlu menurut hukum oleh Penerima Kuasa meskipun belum disebut dalam surat Kuasa
Khusus ini yang telah disetujui oleh pemberi Kuasa sepanjang dalam Surat Kuasa Khusus ini
yang telah disetujui oleh Pemberi Kuasa yang ada hubungannya dengan maksud dalam Surat
Kuasa Khusus ini.
Surat Kuasa ini diberikan dengan hak substitusi, baik sebahagian maupun seluruhnya dengan
memilih tempat kediaman (domisili) di Kantor Kuasanya sebagaimana telah disebutkan
diatas, dengan hak retensi sesuai dengan bunyi Pasal 1812 KUHPerdata.
SURAT DAKWAAN
NO.REG.PERK. B-3419/L.2.26.3/Eku.2/10/2022
A. TERDAKWA :
Nama : NORMAULITA JULYANDA
Tempat/ Tgl. Lahir : Medan/ 23 Maret 1992
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jalan Pelita K-452 Lk. XVI, Kelurahan Tanjung Rejo,
Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan
Provinsi Sumatera Utara.
Agama : Kristen
Status Perkawinan : Belum Kawin
Pekerjaan : Mahasiswa
Kewarganegaraan : Indonesia
Pendidikan : SMA
B. PENAHANAN
Ditangkap : Tanggal 10 Agustus 2022
Ditahan Penyidik : Sejak Tgl. 17 September 2022 s/d 6 Oktober 2022
Diperpanjang PU : Sejak Tgl. 7 Oktober 2022 s/d 15 November 2022
Diperpanjang PS.GK I : Sejak Tgl. 01 November 2022 s/d 30 November 2022
Diperpanjang PS.GK II : Sejak Tgl. 01 Desember 2022 s/d 29 Januari 2023
Ditahan Penuntut Umum : Sejak Tgl. 25 Oktober 2022 s/d 13 November 2022
Diperpanjang PS.GK : Sejak Tgl. 30 Januari 2023 s/d 28 Februari 2023
C. DAKWAAN
KESATU :
...........Bahwa Terdakwa NORMAULITA JULYANDA bersama-sama dengan anaknya
ADHIE SURYA PRATAMA als SURYA, Saksi FANDER SITOHANG alias FANDER,
Saksi PUTRI ANDRIANI als PUTRI, saksi UCAPAN LOGIKA GAHO als LOGIKA
GAHO, dan Saksi PARLIN DAWOLO als PAK PARLIN (masing-masing dilakukan
penuntutan secara terpisah) pada hari Kamis tanggal 15 September 2022 sekitar pukul 21.00
WIB sampai dengan hari Jumat tanggal 16 Spetember 2022 sekitar pukul 04.00 WIB atau
setidak-tidaknya pada waktu lain dalam bulan September tahun 2022 atau setidak-tidaknya
pada tahun 2022 bertempat di Jalan Marelan V Pasar 2 Barat Gg. Abadi Link. II Kelurahan
Terjun Kecamatan Medan Marelan Kota Medan, di Jalan Marelan VII Pasar 1 Tengah Gg.
Amal Link IV Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan atau setidak-
tidaknya termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Semu Graha Kirana Medan yang
berwenang mengadili, melakukan tindak pidana dengan terang-terangan dan dengan tenaga
bersama menggunakan kekerasan yang mengakibatkan meninggal dunia terhadap korban
KORNELIUS HONDO als HONDO, yang dilakukan dengan cara sebagai berikut:
- Bahwa berawal pada hari Selasa tanggal 13 September 2022 sekitar pukul 03.00 WIB
di Klinik Rumah Hijau yang beralamat di Jl. Marelan VII Pasar I Tengah Link. IV
Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan medan Marelan telah terjadi kehilangan
telepon genggam milik Terdakwa NORMAULITA JULYANDA dan SAKSI OKTAF
VITRA BUANA. Kemudian Terdakwa NORMAULITA JULYANDA melihat 1 (satu)
batang aluminium bulat gantungan gorden warna emas yang salah satu ujungnya
terpasang tanggok yang diduga milik seseorang yang tertinggal pada saat mengambil
telepon genggam milik Terdakwa NORMAULITA JULYANDA dan Saksi OKTAF
VITRA BUANA. Selanjutnya pada sekitar pukul 15.00 WIB, Terdakwa
NORMAULITA JULYANDA dan Saksi OKTAF VITRA BUANA pergi mengobati
pasien ke rumah Sdr. MAK MELIANA dan Terdakwa NORMAULITA JULYANDA
menceritakan kejadian tersebut pada Sdr. MAK MELIANA, selanjutnya suami Sdr.
MAK MELIANA mengatakan bahwa Saksi FANDER SITOHANG dapat membantu
menemukan pelakunya dan suami Sdr. MAK MELIANA tersebut menelepon Saksi
FANDER SITOHANG sehingga Saksi FANDER SITOHANG datang ke rumah Sdr.
MAK MELIANA dan Terdakwa NORMAULITA JULYANDA dan Saksi OKTAF
VITRA BUANA menceritakan ciri-ciri orang yang mengambil telepon genggam milik
mereka tersebut kepada Saksi FANDER SITOHANG.
- Bahwa pada hari Rabu 14 September 2022 sekitar pukul 17.30 WIB, Saksi UCAPAN
LOGIKA GAHO bersama-sama dengan Terdakwa NORMAULITA JULYANDA dan
saksi OKTAF VITRA BUANA pergi ke rumah Saksi PARLIN DAWOLO agar Saksi
PARLIN DAWOLO membantu Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO atas kejadian
kehilangan telepon gemnggam tersebut dengan membawa 1 (satu) batang aluminium
bulat gantungan gorden tersebut, lalu Saksi PARLIN DAWOLO menjawab dengan
mengatakan “oke, nanti saya aksi”. Selanjutnya pada ahri Kamis tanggal 15 September
2022 sekitar pukul 17.30 WIB, Saksi FANDER SITOHANG datang ke Klinik Rumah
Hijau bertemu dengan Terdakwa NORMAULITA JULYANDA mengatakan bahwa
korban KORNELIUS HONDO als HONDO selaku orang yang diduga mengambil
telepon genggam mereka sudah diamankan di rumah Sdr. DEWI AYU KARTIKA
SARI yang merupakan teman Saksi FANDER SITOHANG yang beralamat di Jalan
Marelan V Link. II Pasar 2 Barat Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan. Lalu,
Saksi FANDER SITOHANG bersama-sama dengan Terdakwa NORMAULITA
JULYANDA dan anak ADHIE SURYA PRATAMA pergi ke rumah Sdr. DEWI AYU
KARTIKA SARI dengan membawa 1 (satu) batang aluminium bulat gantungan gorden
tersebut dan Terdakwa NORMAULITA JULYANDA melihat bahwa korban sedang
berada di ruang tamu rumah Sdr. DEWI AYU KARTIKA SARI tersebut. Selanjutnya,
Saksi FANDER SITOHANG memukul korban dengan menggunakan 1 (satu) batang
aluminium tersebut, serta memeluk dengan tangan dan menendang korban dengan kaki.
Bahwa saat Saksi FANDER SITOHANG memukul korban tersebut, Terdakwa
NORMAULITA JULYANDA merekam Perbuatan Saksi FANDER SITOHANG
dengan menggunakan 1 (satu) unit telepon genggam merek Iphone 6-S warna putih
milik Anak ADHIE SURYA PRATAMA. Sekitar pikul 19.00 WIB, Terdakwa
NORMAULITA JULYANDA dan anak ADHIE SURYA PRATAMA pulang ke
Klinik Rumah Hijau.
- Bahwa selanjutnya sekitar pukul 22.00 WIB, Saksi FANDER SITOHANG datang ke
Klinik Rumah Hijau bertemu dengan Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO mengatakan
bahwa pelakunya sudah ditemukan oleh Saksi FANDER SITOHANG. Selanjutnya
Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO, Saksi OKTAF VITRA BUANA, dan Anak SYAH
SURYA ADIARI ESMOKO pergi ke rumah Sdr. DEWI AYU KARTIKA SARI
tersebut. Kemudian sekitar pukul 22.30, Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO dan Saksi
OKTAF VITRA BUANA kembali pulang ke Klinik Rumah Hijau sambil mengatakan
bahwa korban sudah mengaku, sehingga Terdakwa NORMAULITA JULYANDA
bersama-sama dengan Saksi PUTRI ANDRIANI pergi ke rumah Sdr. DEWI AYU
KARTIKA SARI. Setiba di rumah tersebut, Terdakwa NORMAULITA JULYANDA
dan Saksi PUTRI ANDRIANI melihat Saksi PARLIN DAWOLO diluar rumah dan
mengatakan “lihat ke dalam sudah mengaku dia”, Lalu Terdakwa NORMAULITA
JULYANDA dan Saksi PUTRI ANDRIANI masuk dan melihat korban sudah dalam
kondisi lemas dan terdapat luka dan memar di tubuhnya. Selanjutnya, Saksi PARLIN
DAWOLO membawa korban menggunakan 1 (satu) unit sepeda motor ke lapangan
kosong yang beralamat di Jalan Marelan VII Link IV Pasal 1 Tengah Kelurahan Tanah
Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan dan Terdakwa NORMAULITA JULYANDA,
Saksi PUTRI ANDRIANI, dan Anak ADHIE SURYA PRATAMA mengikuti dari
belakang. Setiba di lapangan tersebut, Saksi PARLIN DAWOLO kembali memukul
korban dengan menggunakan 1 (satu) buah selang warna merah dan pada saat itu juga
beberapa warga yang berada di tempat kejadian mengatakan bahwa korban sering
melakukan pencurian, akhirnya banyak warga berdatangan dan Terdakwa
NORMAULITA JULYANDA, Saksi PUTRI ANDRIANI, dan Anak S ISLAMI, dan
Anak ADHIE SURYA PRATAMA saling bergantian memukul korban, yang mana
Terdakwa NORMAULITA JULYANDA memukul punggung korban sebanyak 4
(empat) kali dengan menggunakan 1 (satu) buah selang warna merah, Saksi PUTRI
ANDRIANI menendang muka korban dengan kaki sebelah kanan sebanyak 3 (tiga) kali
serta memukul kaki korban dengan menggunakan 1 (satu) sapu rumah bergagang kayu
panjnag sekirat 1 (satu) meter yang mana Saksi PUTRI ANDRIANI mendapat sapu
tersebut dari orang sekitar di tempat tersebut, dan Anak ADHIE SURYA PRATAMA
menendang kepala korban dengan menggunakan kaki sebelah kanan sebanyak 3 (tiga)
kali. Kemudian sampai dengan hari Jumat tanggal 16 September 2022 pukul 02.00
WIB, Terdakwa NORMAULITA JULYANDA, Anak ADHIE SURYA PRATAMA,
dan Saksi PUTRI ANDRIANI pergi meninggalkan korban dalam keadaan kedua tangan
terikat dan tersandar di sebuah pohon di sekitar Jalan Marelan VII Link. IV Pasar 1
Tengah Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan. Kemudian sekitar
pukul 06.00 WIB, Terdakwa NORMAULITA JULYANDA mendapat informasi bahwa
korban sudah meninggal dunia.
- Bahwa berdasarkan hasil Visum et Repertum Nomor 04/IKF/IX/2022 tanggal 16
September 2022 dari Rumah Sakit Bahayangkara Tk. II Kota Medan yang
ditandatangani oleh dr. ZULFIKRI LUBIS, S.H., M.H., Sp.F selaku Dokter yang
memeriksa, ditemukan hasil pemeriksaan dengan kesimpulan sebagai berikut:
- Dari hasil pemeriksaan luar dijumpai benjolan pada kepala sebelah kiri dijumpai
benjolan pada kepala sebelah belakang, dijumpai luka lecet pada dahi sebelah kiri,
dijumpai luka dan lecet pada dahi sebelah kanan, dijumpai memar pada dahi,
dijumpai luka lecet pada alis mata kanan, dijumpai luka lecet pada alis mata kiri,
dijumpai memar pada pipi sebelah kanan, dijumpai memar pada pipi sebelah krii,
dijumpai luka bakar pada puncak bahu sebelah kanan, dijumpai luka lecet pada dada
sebelah kanan, dijumpai luka lecet pada dada sebelah kiri, dijumpai tiga luka bakar
berbentuk lingkaran pada dada sebelah kanan, dijumpai luka lecet pada lengan atas
kanan, dijumpai memar pada lengan bawah kanan, dijumpai luka lecet pada lengan
kiri atas, dijumpai memar pada tungkai atas kanan, dijumpai luka lecet pada lutut
kanan, dijumpai luka lecet pada mata kaki kanan sisi luar, dijumpai memar pada
tungkai atas kiri.
- Dari hasil pemeriksaan dalam dijumpai resapan darah yang luas pada seluruh lapisan
kulit kepala bagian dalam, dijumpai warna kemerahan pada hampir seluruh
permukaan tengkorak kepala, dijumpai resapan darah yang luas pada selaput otak
serta dijumpai patah tulang iga ke dua sebelah kanan, iga ke lima sebelah kanan dan
iga ke dua sebelah kiri.
- Dari hasil pemeriksaan luar dan dalam, penyebab kematian korban mati lemas
karena perdarahan yang banyak di jaringan otak akibat ruda paksa tumpul pada
kepala.
-----------Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 170
ayat (2) ke - 3 KUHPidana.
ATAU
KEDUA :
............Bahwa Terdakwa NORMAULITA JULYANDA bersama-sama dengan Anak ADHIE
SURYA PRATAMA als SURYA, Saksi FANDER SITOHANG alias FANDER , Saksi
PUTRI ANDRIANI als PUTRI, Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO als LOGIKA GAHO, dan
Saksi PARLIN DAWOLO als PAK PARLIN (masing- masing dilakukan penuntutan secara
terpisah) pada hari Kamis tanggal 15 September 2022 sekitar pukul 21.00 WIB sampai
dengan hari Jumat tanggal 16 September 2022 sekitar pukul 04.00 WIB atau setidak-tidaknya
pada waktu lain dalam bulan September tahun 2022 atau setidak-tidaknya pada tahun 2022
bertempat di Jalan Marelan V Pasar 2 Barat Gg. Abadi Link. II Kelurahan Terjun Kecamatan
Medan Marelan Kota Medan, di Jalan Marelan VII Pasar 1 Tengah Gg. Amal Link IV
Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan atau setidak-tidaknya termasuk
dalam daerah hukum Pengadilan Semu Graha Kirana Medan yang berwenang mengadili,
melakukan tindak pidana yang melakukan, menyuruh melakukan,
serta turut melakukan penganiayaan yang mengakibatkan korban KORNELIUS HONDO als
HONDO meninggal dunia, yang dilakukan dengan cara sebagai berikut:
- Bahwa berawal pada hari Selasa tanggal 13 September 2022 sekitar pukul 03.00 WIB di
Klinik Rumah Hijau yang beralamat di JI. Marelan VII Pasar I Tengah Link. IV Kelurahan
Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan telah terjadi kehilangan telepon genggam
milik Terdakwa NORMAULITA JULYANDA dan Saksi OKTAF VITRA BUANA.
Kemudian Terdakwa NORMAULITA JULYANDA melihat 1 (satu) batang aluminium
bulat gantungan gorden warna emas yang salah satu ujungnya terpasang tanggok yang
diduga milik seseorang yang tertinggal pada saat mengambil telepon genggam milik
Terdakwa NORMAULITA JULYANDA dan Saksi OKTAF VITRA BUANA.
Selanjutnya pada sekitar pukul 15.00 WIB, Terdakwa NORMAULITA JULYANDA dan
Saksi OKTAF VITRA BUANA pergi mengobati pasien ke rumah Sdr. MAK MELIANA
dan Terdakwa NORMAULITA JULYANDA menceritakan kejadian tersebut pada Sdr.
MAK MELIANA, selanjutnya suami Sdr. MAK MELIANA mengatakan bahwa Saksi
FANDER SITOHANG dapat membantu menemukan pelakunya dan suami Sdr. MAK
MELIANA tersebut menelepon Saksi FANDER SITOHANG sehingga Saksi FANDER
SITOHANG datang ke rumah Sdr. MAK MELIANA dan Terdakwa NORMAULITA
JULYANDA dan Saksi OKTAF VITRA BUANA menceritakan ciri-ciri orang yang
mengambil telepon genggam milik mereka tersebut kepada Saksi
FANDER SITOHANG.
- Bahwa pada hari Rabu tanggal 14 September 2022 sekitar pukul 17.30 WIB, Saksi
UCAPAN LOGIKA GAHO bersama-sama dengan Terdakwa NORMAULITA
JULYANDA dan Saksi OKTAF VITRA BUANA pergi ke rumah Saksi PARLIN
DAWOLO agar Saksi PARLIN DAWOLO membantu Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO
atas kejadian kehilangan telepon genggam tersebut dengan membawa 1 (satu) batang
aluminium bulat gantungan gorden tersebut, lalu Saksi PARLIN DAWOLO menjawab
dengan mengatakan "oke, nanti saya aksi. Selanjutnya pada hari Kamis tanggal 15
September 2022 sekitar pukul 17.30 WIB, Saksi FANDER SITOHANG datang ke Klinik
Rumah Hijau bertemu dengan Terdakwa NORMAULITA JULYANDA mengatakan
bahwa korban KORNELIUS HONDO als HONDO selaku orang yang diduga mengambil
telepon genggam mereka sudah diamankan di rumah Sdr. DEWI AYU KARTIKA SARI
yang merupakan teman Saksi FANDER SITOHANG yang beralamat di Jalan Marelan V
Link || Pasar 2 Barat Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan. Lalu, Saksi FANDER
SITOHANG bersama-sama dengan Terdakwa NORMAULITA JULYANDA dan Anak
ADHIE SURYA PRATAMA pergi ke rumah Sdr. DEWI AYU KARTIKA SARI dengan
membawa 1 (satu) batang aluminium bulat gantungan gorden tersebut dan Terdakwa
NORMAULITA JULYANDA melihat bahwa korban sedang berada di ruang tamu rumah
Sdr. DEWI AYU KARTIKA SARI tersebut. Selanjutnya, Saksi FANDER SITOHANG
memukul korban dengan menggunakan 1 (satu) batang aluminium tersebut, serta memukul
dengan tangan dan menendang korban dengan kaki. Bahwa saat Saksi FANDER
SITOHANG memukul korban tersebut, Terdakwa NORMAULITA JULYANDA
merekam perbuatan Saksi FANDER SITOHANG dengan menggunakan 1 (satu) unit
telepon genggam merk Iphone 6-S warna putih milik Anak ADHIE SURYA PRATAMA.
Sekitar pukul 19.00 WIB, Terdakwa NORMAULITA JULYANDA dan Anak ADHIE
SURYA PRATAMA pulang ke Klinik Rumah Hijau.
- Bahwa selanjutnya sekitar pukul 22.00 WIB, Saksi FANDER SITOHANG datang ke
Klinik Rumah Hijau bertemu dengan Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO mengatakan
bahwa pelakunya sudah ditemukan oleh Saksi FANDER SITOHANG. Selanjutnya Saksi
UCAPAN LOGIKA GAHO, Saksi OKTAF VITRA BUANA, dan Anak ADHIE SURYA
PRATAMA pergi ke rumah Sdr. DEWI AYU KARTIKA SARI tersebut. Kemudian
sekitar pukul 22.30, Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO dan Saksi OKTAF VITRA
BUANA kembali pulang ke Klinik Rumah Hijau sambil mengatakan bahwa korban sudah
mengaku, sehingga Terdakwa NORMAULITA JULYANDA bersama-sama dengan Saksi
PUTRI ANDRIANI pergi ke rumah Sdr. DEWI AYU KARTIKA SARI. Setiba di rumah
tersebut, Terdakwa NORMAULITA JULYANDA dan Saksi PUTRI ANDRIANI melihat
Saksi PARLIN DAWOLO di luar rumah dan mengatakan "lihat ke dalam sudah mengaku
dia", lalu Terdakwa NORMAULITA JULYANDA dan Saksi PUTRI ANDRIANI masuk
dan melihat korban sudah dalam kondisi lemas dan terdapat luka dan memar di tubuhnya.
Selanjutnya, Saksi PARLIN DAWOLO membawa korban menggunakan 1 (satu) unit
sepeda motor ke lapangan kosong yang beralamat di Jalan Marelan VII Link. IV Pasar 1
Tengah Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan, dan Terdakwa
NORMAULITA JULYANDA, Saksi PUTRI ANDRIANI, dan Anak ADHIE SURYA
PRATAMA mengikuti dari belakang. Setiba di lapangan tersebut, Saksi PARLIN
DAWOLO kembali memukul korban dengan menggunakan 1 (satu) buah selang warna
merah dan pada saat itu juga beberapa warga yang berada di tempat kejadian mengatakan
bahwa korban sering melakukan pencurian, akhirnya banyak warga berdatangan dan
Terdakwa NORMAULITA JULYANDA, Saksi PUTRI ANDRIANI, dan Anak ADHIE
SURYA PRATAMA mana Terdakwa NORMAULITA JULYANDA memukul punggung
korban sebanyak 4 (empat) kali dengan menggunakan 1 (satu) buah selang air warna
merah, Saksi PUTRI ANDRIANI menendang muka korban dengan kaki sebelah kanan
sebanyak 3 (tiga) kali serta memukul kaki korban dengan menggunakan 1 (satu) sapu
rumah bergagang kayu panjang sekitar 1 (satu) meter yang mana Saksi PUTRI
ANDRIANI mendapat sapu tersebut dari orang sekitar di tempat tersebut, dan Anak
ADHIE SURYA PRATAMA menendang kepala korban dengan menggunakan kaki
sebelah kanan sebanyak 3 (tiga) kali. Kemudian sampai dengan hari Jumat tanggal 16
September 2022 pukul 02.00 WIB, Terdakwa NORMAULITA JULYANDA, Anak
ADHIE SURYA PRATAMA, dan Saksi PUTRI ANDRIANI pergi meninggalkan korban
dalam keadaan kedua tangan terikat dan tersandar di sebuah pohon di sekitar Jalan
Marelan VII Link. IV Pasar 1 Tengah Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan
Marelan. Kemudian sekitar pukul 06.00 WIB, Terdakwa NORMAULITA JULYANDA
mendapat informasi bahwa korban sudah meninggal dunia.
- Bahwa berdasarkan hasil Visum et Repertum Nomor: 04/IKF/IX/2022 tanggal 16
September 2022 dari Rumah Sakit Bhayangkara Tk. II Kota Medan yang ditandatangani
oleh dr. ZULFIKRI LUBIS, S.H., M.H., Sp.F selaku Dokter yang memeriksa, ditemukan
hasil pemeriksaan dengan kesimpulan sebagai berikut:
➤ Dari hasil pemeriksaan luar dijumpai benjolan pada kepala sebelah kiri, dijumpai
benjolan pada kepala sebelah belakang, dijumpai luka lecet pada dahi sebelah kiri,
dijumpai luka dan lecet pada dahi sebelah kanan, dijumpai memar pada dahi, dijumpai
luka lecet pada alis mata kanan, dijumpai luka lecet pada alis mata kiri, dijumpai
memar pada pipi sebelah kanan, dijumpai memar pada pipi sebelah krii, dijumpai luka
bakar pada puncak bahu sebelah kanan, dijumpai luka lecet pada dada sebelah kanan,
dijumpai luka lecet pada dada sebelah kiri, dijumpai tiga luka bakar berbentuk
lingkaran pada dada sebelah kanan, dijumpai luka lecet pada lengan atas kanan,
dijumpai memar pada lengan bawah kanan, dijumpai luka lecet pada lengan kiri atas,
dijumpai memar pada tungkai atas kanan, dijumpai luka lecet pada lutut kanan,
dijumpai luka lecet pada mata kaki kanan sisi luar, dijumpai memar pada tungkai atas
kiri.
➤ Dari hasil pemeriksaan dalam dijumpai resapan darah yang luas pada seluruh lapisan
kulit kepala bagian dalam, dijumpai warna kemerahan pada hampir seluruh permukaan
tengkorak kepala, dijumpai resapan darah yang luas pada seiaput otak serta dijumpai
patah tulang iga ke dua sebelah kanan, iga ke lima sebelah kanan dan iga ke dua
sebelah kiri.
➤ Dari hasil pemeriksaan luar dan dalam, penyebab kematian korban mati lemas karena
perdarahan yang banyak di jaringan otak akibat ruda paksa tumpul pada kepala..
......Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 351 ayat (3)
KUHPidana jo. Pasal 55 ayat (1) ke - 1 KUHPidana..
Menimbang, bahwa terhadap dakwaan Penuntut Umum,Terdakwa dan atau Penasihat
Hukum Terdakwa tidak mengajukan keberatan;
Menimbang, bahwa untuk membuktikan dakwaannya Penuntut Umum telah
mengajukan Saksi-saksi sebagai berikut:
1. Saksi TITIADI Br.SIMAMORA, dibawah janji pada pokoknya menerangkan sebagai
berikut::
- Bahwa berawal pada hari Selasa tanggal 13 September 2022 sekitar pukul 03.00 WIB
di Klinik Rumah Hijau yang beralamat di Jl. Marelan VII Pasar 1 Tengah Link. IV
Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan telah terjadi kehilangan
telepon genggam milik saksi dan Terdakwa, selanjutnya saksi mengadukan hal tersebut
kepada Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO als LOGIKA GAHO selaku pemilik klinik.
- Kemudian sekitar pukul 15.00 WIB, Terdakwa dan Saksi PUTRI ANDRIANI als
PUTRI pergi mengobati pasien ke rumah MAK MELIANA dan Terdakwa
menceritakan kejadian tersebut pada MAK MELIANA, selanjutnya suami MAK
MELIANA mengatakan bahwa Saksi FANDER SITOHANG alias FANDER dapat
membantu menemukan siapa pelakunya, kemudian suami MAK MELIANA menelepon
Saksi FANDER SITOHANG alias FANDER dan Saksi FANDER SITOHANG alias
FANDER datang ke rumah MAK MELIANA sehingga Terdakwa menceritakan bahwa
Terdakwa sempat melihat maling yang mengambil telepon genggam miliknya dengan
ciri-cirinya.
- Setelah itu saksi FANDER SITOHANG alias FANDER langsung merujuk
kepada seseorang yang sudah dikenalnya, kemudian, Terdakwa dan Saksi PUTRI
ANDRIANI als PUTRI pulang ke klinik dan melaporkan hal tersebut kepada Saksi
UCAPAN LOGIKA GAHO als LOGIKA GAHO, kemudian Saksi UCAPAN LOGIKA
GAHO als LOGIKA GAHO mendatangi Saksi FANDER SITOHANG alias FANDER
ke rumah Sdr. MAK MELIANA sehingga Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO als
LOGIKA GAHO saling bertukar nomor handpone dengan Saksi FANDER
SITOHANG alias FANDER .
- Bahwa pada hari Rabu tanggal 14 September 2022 sekitar pukul 17.30 WIB, Saksi
bersama-sama Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO als LOGIKA GAHO, Terdakwa dan
Sdr. ANJAS MILAN pergi ke rumah Saksi PARLIN DAWOLO marinir/TNI agar
Saksi PARLIN DAWOLO membantu Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO atas kejadian
kehilangan telepon genggam tersebut dengan membawa (satu) batang aluminium bulat
gantungan gorden tersebut.
- Bahwa pada hari Kamis tanggal 15 September 2022 sekitar pukul 16.00 WIB, Saksi
FANDER SITOHANG alias FANDER datang ke klinik dan bertemu dengar Terdakwa
lalu Saksi FANDER SITOHANG alias FANDER mengatakan akan menangkap korban
KORNELIUS HONDO als HONDO, saat itu Terdakwa melaporkan hal tersebu kepada
Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO als LOGIKA GAHO, kemudian Saks UCAPAN
LOGIKA GAHO als LOGIKA GAHO menelepon Saksi agar Saksi pergi untuk melihat
telepon genggam miliknya, namun Saksi sedang berada di klinik Sekip.
- Sehingga sekitar pukul 22.00 WIB saat Saksi dan Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO als
LOGIKA GAHO sudah berada di Klinik Rumah Hijau, Saksi FANDER SITOHANG
alias FANDER bersama-sama dengan Anak Saksi ADHIE SURYA PRATAMA als
SURYA datang ke klinik untuk menemui Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO als
LOGIKA GAHO, Saksi FANDER SITOHANG alias FANDER mengatakan bahwa
pelakunya sudah tertangkap, maka Saksi bersama-sama dengan Saksi UCAPAN
LOGIKA GAHO als LOGIKA GAHO, Saksi FANDER SITOHANG alias FANDER ,
dan Anak Saksi ADHIE SURYA PRATAMA als SURYA pergi ke rumah DEWI AYU
KARTIKA SARI untuk melihat korban. Sesampainya di rumah DEWI AYU
KARTIKA SARI, Saksi melihat korban bernama KORNELIUS HONDO als HONDO,
selanjutnya Saksi FANDER SITOHANG alias FANDER memukul dada korban
sebanyak 2 (dua) kali, namun korban KORNELIUS HONDO als HONDO tetap tidak
mengaku, karena korban KORNELIUS HONDO als HONDO tetap tidak mengaku,
Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO als LOGIKA GAHO mengatakan kepada korban
"kujemputlah Marinir, biar cepat ngaku";
- selanjutnya Saksi bersama-sama dengan Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO pergi
menggunakan sepeda motor, namun karena sepeda motor milik Anak Saksi ADHIE
SURYA PRATAMA kehabisan bensin, maka Saksi dan Saksi UCAPAN LOGIKA
GAHO mencari bensin dan saat mencari bensin, Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO
menelepon Saksi PARLIN DAWOLO untuk datang; tidak beberapa lama Saksi dan
Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO bertemu dengan Saksi PARLIN DAWOLO di jalan,
lalu Saksi dan Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO mengarahkan Saksi PARLIN
DAWOLO ke rumah DEWI AYU KARTIKA SARI. Setiba di rumah DEWI AYU
KARTIKA SARI sekitar pukul 22.30 WIB, Saksi PARLIN DAWOLO langsung masuk
ke dalam rumah DEWI AYU KARTIKA SARI lalu membuka ikat pinggang berkepala
kuningan yang dipakai Saksi PARLIN DAWOLO kemudian langsung bertanya sambil
memukul punggung korban KORNELIUS HONDO als HONDO menggunakan tali
pinggang tersebut.
- bahwa Saksi dan Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO bertemu dengan Saksi PARLIN
DAWOLO als PAK PARLIN sebanyak 2 (dua) kali, yakni pada hari Rabu tanggal 14
September 2022 sekitar pukul 17.30 WIB di rumah Saksi PARLIN DAWOLO als PAK
PARLIN saat Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO meminta bantuan Saksi PARLIN
DAWOLO atas kejadian kehilangan telepon genggam tersebut dengan membawa 1
(satu) batang aluminium bulat gantungan gorden tersebut dan hari Kamis tanggal 15
September 2022 sekitar pukul 22.00 WIB saat korban KORNELIUS HONDO als
HONDO tidak juga mengakui perbuatannya di rumah DEWI AYU KARTIKA SARI
meskipun Saksi FANDER SITOHANG telah memukuli korban KORNELIUS HONDO
als HONDO.
- Bahwa pada hari Jumat sekira pukul 02.00 WIB, Terdakwa dan Saksi PUTRI
ANDRIANI bercerita kepada Saksi bahwa Terdakwa dan Saksi PUTRI ANDRIANI
ada memukul korban KORNELIUS HONDO als HONDO dengan menggunakan
selang.
Bahwa sampai saat ini telepon genggam milik Saksi dan Terdakwa belum juga
ditemukan.
Persidangan umum Pengadilan Semu Graha Kirana, yang mengadili perkara pidana
menurut acara pemeriksaan biasa pada tingkat pertama, berlangsung di gedung yang telah
ditentukan untuk itu pada Pengadilan Semu Graha Kirana, Hari Rabu, 02 November 2022,
dalam perkara terdakwa :
NORMAULITA JULYANDA
Dengan susunan persidangan sebagai berikut:
Setelah Persidangan dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua,
lalu Hakim Ketua memerintahkan kepada Penuntut Umum agar menghadirkan Terdakwa
kedalam ruang persidangan.
Selanjutnya Terdakwa duduk dikursi pemeriksaan, dan atas pertanyaan Hakim, lalu
Terdakwa menjawab pertanyaan dan mengaku bernama :
Atas pertanyaan Hakim Ketua, Terdakwa menerangkan bahwa ia dalam keadaan sehat
dan bersedia di periksa perkaranya pada hari ini. Hakim Ketua kemudian menanyakan kepada
terdakwa, apakah terdakwa didampingi kuasa hukumnya, terdakwa menjawab bahwa ia
didampingi oeh kuasa hukumnya yang bernama JONANDO GAREL BARUS, S.H., dengan
menunjukan Surat Kuasa Khusus.
Hakim Ketua memberitahukan kepada terdakwa agar memperhatikan baik-baik segala
sesuatu yang terjadi dalam dalam persidangan ini.
Kemudian Hakim Ketua menerangkan bahwa acara persidangan pada hari ini adalah
untuk Pembacaan Dakwaan lalu Hakim Ketua memberi izin kepada Penuntut Umum untuk
membacakan Surat Dakwaannya yaitu sebagai berikut :
Atas pertanyaan Hakim Ketua, Terdakwa menerangkan bahwa ia sudah mengerti akan
bunyi Dakwaan tersebut dan menyatakan ada keberatan namun diserahkan kepada Penasehat
Hukum Terdakwa untuk mengajukan Nota Keberatan (Eksepsi).
Atas pertanyaan Hakim Ketua, Penasehat Hukum Terdakwa menerangkan bahwa
akan mengajukan Nota Keberatan (Eksepsi) pada persidangan selanjutnya.
Sehubungan dengan itu, maka Hakim Ketua menunda persidangan ini dan selanjutnya
menetapkan persidangan yang akan datang pada hari rabu, tanggal 09 November 2022, di
Pengadilan Semu Graha Kirana, dengan memerintahkan kepada Penuntut Umum agar
menghadapkan Terdakwa untuk datang pada hari, waktu dan tempat yang telah ditetapkan
tersebut diatas.
Setelah pengunduran diri diumumkan oleh Hakim Ketua, maka persidangan dalam
perkara ini ditutup.
Demikian Berita Acara ini dibuat dan ditandatangani oleh Hakim Ketua dan Panitera
Pengganti.
Kepada Yth,
Majelis Hakim Pengadilan Semu Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Graha Kirana Medan Pada
Perkara Pidana No. 2614/Pid.Sus/2020/PN.Mdn Dengan Surat Dakwaan NO. REG. PERK :
PDM–1411/Enz.2/TPUL/07/2020 tertanggal 16 Juli 2020
Di
Pengadilan Semu Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Graha Kirana Medan
Hal : EKSEPSI Terdakwa Terhadap Surat Dakwaan Sdri. Jaksa Penuntut Umum
NO. REG. PERK. PDM-1411/GK/07/2020 tertanggal 16 Juli 2020
Dengan Hormat,
Majelis Hakim Yang Mulia,
Sdri. Jaksa Penuntut Umum Yang Kami Hormati,
Kami Lembaga Bantuan Hukum & Pembela Hak Asasi Manusia Indonesia Bonum
Communae Semu (LBH&PHAM INDONESIA BONUM COMMUNAE SEMU), yang
didirikan berdasarkan Undang-Undang RI No. 16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum
dengan Akta Pendirian Lembaga No. 11 tertanggal 22 Juli 2017 yang diterbitkan oleh Notaris
Walburga Netty Sembiring, S.H., M.Kn berkedudukan di Deli Serdang, dengan Pengesahan
Badan Hukum berdasarkan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia Nomor AHU-0011510.AH.01.07.Tahun 2017 tentang Pengesahan Pendirian Badan
Hukum Perkumpulan Lembaga Bantuan Hukum dan Pembela Hak Asasi Manusia Indonesia
Bonum Communae tanggal 3 Agustus 2017, yang berdasarkan SK KemenKumHam RI
Nomor: M.HH-01.HN.07.02 Tahun 2018 tanggal 27 Desember 2018 tentang
Lembaga/Organisasi Bantuan Hukum Yang Lulus Verifikasi Dan Akreditasi Sebagai
Pemberi Bantuan Hukum Periode Tahun 2019 S.D. 2021, merupakan sebuah Lembaga/
Organisasi Bantuan Hukum untuk melaksanakan Pemberian Bantuan Hukum Kepada Orang
Miskin atau Kelompok Orang Miskin, yang beralamat kantor di Komplek Pesanggrahan
Salam Tani Blok C-44, Dusun IV Desa Salam Tani, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli
Serdang, Provinsi Sumatera Utara – 20353, adalah Penasehat Hukum dari Terdakwa yang
dalam hal ini adalah :
Terdakwa melalui Penasehat Hukumnya sebagaimana tersebut diatas, dengan ini mengajukan
Eksepsi/Tangkisan terhadap Surat Dakwaan NO. REG. PERK. PDM-1411/GK/07/2020
tertanggal 16 Juli 2020, yang didasarkan kepada Pasal 143 ayat (2) b Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana yang menyatakan,
“Penuntut umum membuat surat dakwaan yang diberi tanggal dan ditandatangani
serta berisi uraian secara cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak pidana yang
didakwakan dengan menyebutkan waktu dan tempat tindak pidana itu dilakukan. ”
Sebelum Terdakwa melalui Penasehat Hukum nya menyampaikan isi Eksepsi/ Tangkisan
terhadap Surat Dakwaan NO. REG. PERK. PDM-1411/GK/07/2020 tertanggal 16 Juli 2020,
ijinkanlah Terdakwa melalui Penasehat Hukum nya menyampaikan bahwa Terdakwa saat ini
telah sadar dan mengakui kesalahan atas perbuatan Terdakwa yang mengkonsumsi narkoba.
Dan saat ini melalui orang tua nya, Terdakwa sedang mencari tempat rehabilitasi yang sesuai
dengan kemampuan keluarga, dengan tujuan agar ketika permasalahan ini selesai nantinya,
maka Terdakwa akan menjalani proses rehabilitasi.
Bahwa adapun Eksepsi Terdakwa dalam perkara ini adalah, menyangkut tentang Surat
Dakwaan yang tidak dapat diterima.
Bahwa dari pembacaan Terdakwa atas isi Dakwaan Sdri. Jaksa Penuntut Umum, ditemukan
bahwa pasal-pasal yang didakwakan kepada Terdakwa tidak sesuai dengan peristiwa hukum
sebagaimana yang terurai dalam Surat Dakwaan.
Bahwa dengan kondisi berat barang bukti sabu sabu dalam perkara ini hanya 0,14 gr seharga
Rp 40.000,- (empat puluh ribu rupiah), maka sangatlah tidak tepat Terdakwa didakwa dengan
Pasal 112 dan 114 Undang-Undang Republik Indonesia No. 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika, melainkan Pasal 127 Undang-Undang Republik Indonesia No. 35 tahun 2009
tentang Narkotika.
Bahwa seharusnya dengan jumlah barang bukti sebagaimana yang disebutkan diatas, maka
jelas niatan dari Terdakwa memiliki sabu-sabu tersebut adalah untuk penggunaan sendiri.
Bahwa lagi pula berdasarkan keterangan saksi-saksi dalam berkas perkara, kesemuanya
mendengar keterangan Terdakwa pada saat ditangkap, yang menyatakan membeli sabu-sabu
tersebut.
Bahwa dalam Surat Dakwaan juga disebutkan oleh Sdri. Jaksa Penuntut Umum, bahwa
Terdakwa membeli sabu-sabu untuk digunakan sendiri.
Bahwa berdasarkan uraian diatas maka jelas Surat Dakwaan Sdri. Jaksa Penuntut Umum,
terbukti salah dalam menerapkan pasal yang didakwakan terhadap Terdakwa.
Bahwa oleh karena itu, maka mohon kiranya Mejelis Hakim Yang Mulia menyatakan Surat
Dakwaan Sdri. Jaksa Penuntut Umum TIDAK DAPAT DITERIMA.
Demikianlah Eksepsi ini Terdakwa sampaikan, dan atas perhatian Majelis Hakim Yang
Mulia, Terdakwa ucapkan terima kasih.
Hormat Terdakwa,
Penasehat Hukum Terdakwa
LBH & PHAM INDONESIA BONUM COMMUNAE
M E L I A N A, S.H.
BERITA ACARA SIDANG LANJUTAN-II
Nomor : 2614/Pid.Sus/2020/PS.GK
Persidangan umum Peradilan Semu Graha Kirana, yang mengadili perkara pidana
menurut acara pemeriksaan biasa pada tingkat pertama, berlangsung di gedung yang telah
ditentukan untuk itu pada Peradilan Semu Graha Kirana, 08 September 2020, dalam perkara
terdakwa :
ACONG F SEMBIRING
Dengan susunan persidangan sebagai beikut:
Subagio, S.H., M.H., : Sebagai Hakim Ketua
Ela Rahayu, S.H., M.H. : Sebagai Hakim Aggota I
Nining Suganti, S.H., M.H., : Sebagai Hakim Aggota II
Revida Evi Purba, S.H., M.H., : Sebagai Jaksa Penuntut Umum
Beni Kahar, S.H., : Sebagai Panitera Pengganti
Terdakwa Ditangkap dan ditahan sejak tanggal 02 April 2020 s/d sekarang, Terdakwa
didampingi oleh Penasehat Hukum.
Setelah Persidangan dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua,
lalu Hakim Ketua memerintahkan kepada Penuntut Umum agar menghadirkan Terdakwa
kedalam ruang persidangan lalu Terdakwa duduk dikursi pemeriksaan, dan atas pertanyaan
Hakim Ketua, Terdakwa menerangkan bahwa ia dalam keadaan sehat dan siap mengikuti
persidangan pada hari ini :
Selanjutnya atas pertanyaan Hakim Ketua, Terdakwa menerangkan bahwa Nota
Keberatan atau Eksepsi sudah siap untuk dibacakan pada persidangan hari ini lalu atas izin
Hakim Ketua, Penasehat Hukum Terdakwa membacakan Nota Keberatan atau Eksepsi.
Setelah pembacaan Nota Keberatan atau Eksepsi dari Penasehat Hukum Terdakwa,
Penuntut Umum menerangkan bahwa akan mengajukan Tanggapan atas Eksepsi pada
persidangan selanjutnya.
Sehubungan dengan itu, maka Hakim Ketua menunda persidangan ini dan selanjutnya
menetapkan persidangan yang akan datang pada hari rabu, tanggal 15 September 2020, di
Pengadilan Semu Graha Kirana, dengan memerintahkan kepada Penuntut Umum agar
menghadapkan Terdakwa untuk datang pada hari, waktu dan tempat yang telah ditetapkan
tersebut diatas.
Setelah pengunduran diri diumumkan oleh Hakim Ketua, maka persidangan dalam
perkara ini ditutup.
Demikian Berita Acara ini dibuat dan ditandatangani oleh Hakim Ketua dan Panitera
Pengganti.
I. PENDAHULUAN
Dengan hormat,
Majelis Hakim yang kami muliakan,
Tim Penasihat Hukum yang kami hormati
dan Terdakwa ACONG F SEMBIRING
Telah menjadi bukti nyata di persidangan ini bahwa Kitab Undang- Undang Hukum Acara
Pidana (KUHAP) menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia dengan menempatkan
Hak Asasi Manusia secara layak sebagaimana lazimnya dalam Negara Hukum.
Oleh karena itu, sesuai dengan ketetentuan pasal 156 KUHAP kepada terdakwa atau
Penasihat Hukum diberi kesempatan untuk mengajukan keberatannya terhadap surat
dakwaan Penuntut Umum setelah surat dakwaan tersebut selesai dibacakan oleh Penuntut
Umum dalam sidang Pengadilan.
Kesempatan itu telah dimanfaatkan oleh terdakwa melalui Penasihat Hukum terdakwa dan
kini kesempatan yang sama telah pua diberikan kepada kami guna menyampaikan
pendapat dalam rangka menanggapi keberatan (eksepsi) tersebut.
Sebagai bahan/ data yang diperlukan gunan menanggapi keberatan (eksepsi) tersebut,
perlu kiranya kami menguraikan secara singkat beberapa hal yang berkaitan erat dengan
dengan syarat Surat dakwaan serta eksepsi sebagaimana diatur dalam KUHAP, dengan
maksud dan tujuan agar kita semua selaku aparat penegak hukum senantiasa bertindak di
atas landasan hukum yang tepat dan benar.
1. Syarat- syarat surat dakwaan :
Pasal 143 (2) KUHAP berbunyi:
Penuntut Umum membuat surat dakwaan yang diberi tanggal, ditandatangani serta
berisi:
a. Nama lengkap, tempat lahir, umur atau tanggal lahir, jenis kelamin, kebangsaan,
tempat tinggal, agama dan pekerjaan terdakwa.
b. Uraian secara cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak pidana yang
didakwakan dengan menyebutkan waktu dan tempat tindak pidana itu dilakukan.
Meskipun Undang-Undang menghendaki secara cermat, jelas dan lengkap tetapi KUHAP
sendiri tidak mengatur sendiri tidak mengatur bagaimana suatu uraian tindak pidana dalam
surat dakwaan itu sebagai talah cermat, jelas dan lengkap atau belum/ tidak cermat, tidak
jelas dan tidak lengkap.
Dalam praktek, syarat-syarat yang berkaitan dengan formalitas (tanggal, tanda tangan dan
identitas lengkap terdakwa) disebut syarat formal. Sedangkan syarat yang berkaitan
dengan isi/materi dakwaan (uraian tentang tindak pidana yang didakwakan dan waktu
serta tempat tindak pidana dilakukan) disebut syarat material.
Pencantuman syarat formal dan syarat material dalam penyusunan surat dakwaan sangat
erat kaitannya dengan tujuan dari pada surat dakwaan itu sendiri. Tujuan surat dakwaan
dalam proses pidana adalah dasar pemeriksaan sidang pengadilan, dasar pembuktian, dasar
tuntutan pidanan, dasar pembelaan diri bagi terdakwa dan merupakan dasar penilaian serta
putusan pengadilan.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan utama dari surat
dakwaan itu adalah untuk menetapkan secara konkrit/nyata tentang orang tertentu yang
telah melakukan perbuatan tertentu pada waktu dan tempat tertentu pula.
Oleh karena itu Pasal 143 (2) KUHAP menghendaki pencantuman identitas lengkap
terdakwa, uraian yang cermat, jelas dan lengkap tindak pidana yang didakwakan serta
waktu dan tempat tindak pidana itu dilaksanakan oleh terdakwa.
Untuk menentukan suatu kriteria yang pasti tentang suatu perumusan tindak pidana dalam
surat dakwaan itu sudah cermat, jelas dan lengkap dan atau belum/tidak cermat, tidak jelas
atau tidak lengkap, hanyalah dapat ditentukan secara kasuistis dan oleh karena itu untuk
mendapatkan penjelasan tentang masalah ini sebaiknya kita meneliti doktrin dan
yurisprudensi.
Objek keberatan seperti yang diatur secara limitative dalam Pasal 156 ayat (1)
KUHAP, yang terdiri dari 3 (tiga) hal yaitu:
“Uraian secara cermat , jelas dan lemgkap tidak diatur oleh KUHAP, o;eh karena itu
perlu dicari dari sumber lain untuk menjelaskan apa yang dimaksud cermat, jelas dan
lengkap.
Dalam buku pedoman pembuatan Surat Dakwaan yang diterbitkan oleh Kejaksaan
Agung RI dan dikaitkan dengan Putusan Mahkamah Agung RI No. 666/K/Pid.1982
tanggal 10 Agustus 1983, maka yang diartikan dengan:
CERMAT adalah ketelitian Penuntut Umum dalam membuat Surat Dakwaan yang
didasarkan kepada undang- undnag yang berlaku bagi terdakwa, serta tidka terdapat
kekurangan atau kekeliruan , misalnya dalam delik aduan, apakah ada pengaduan,
apakah penerapan hukumnya sudah tepat, dapat tidaknya terdakwa diminta
pertanggungjawaban atas perbuatannya, apakah tindak pidana tersebut belum lewat
waktu, apakah tindak pidana itu belum nebis in idem.
Apabila pengertian cermat tersebut diatas kita kaitkan dengan perkara atas nama
Terdakwa ACONG F SEMBIRING , maka menurut hemat kami Surat Dakwaan
Penuntut Umum telah memenuhi unsur-unsur cermat tersebut, karena perkara ini
bukan delik aduan sehingga tidak diperlukan adanya pengaduan, perkara ini belum
pula kadaluarsa /lewat waktu, dan perkara ini tidak pula nebis in idem, terdakwa
bukanlah orang yang kehilangan akal atau ingatannya atau terganggu jiwanya
sehingga kepadanya dapat diminta pertnggung jawab atas perbuatannya.
JELAS adalah dapat merumuskan semua undur- unsur tindak pidana yang
didakwakan sekaligus memadukan uraian perbuatan materil (fakta perbuatan) yang
dilakukan terdakea dalam Surat Dakwaan.
Jika kita perhatikan konstruksi Surat Dakwaan ini, maka didalamnya telah diuraikan
kelengkapan foemal yang menyangkut identitas terdakwa secara lengkap, kemudian
unsur materil yang meliputi tempus dan locus delicti, rumusan unsur- unsur delik
yang didakwakan , uraian perbuatan materil (fakta perbuatan) atau cara- cara
perbuatan pidana itu dilakukan oleh terdakwa serta penyebutan dasar hukum berupa
pasal- pasal undang- undang yang diterapkan /dilanggar oleh terdakwa tersebut.
Dengan demikian Surat Dakwaan kami sudah memenuhi pengertian JELAS di atas.
Lengkap adalah uraian surat dakwaan harus menckup semua unsur-unsur tindak
pidana yang ditentukan undang-undang secara lengkap.
Terkait dengan pengertian lengkap diatas , penuntut umum telah pula menguraikan
semua unsur-unsur tindak pidana sebagaimana telah ditentukan dalam undang-undang
yang bersangkutan.
Batas ruang lingkup materi eksepsi tersebut ialah bahwa eksepsi hanya dapat
ditujukan terhadap dakwaan atau kewenangan pengadilan . jadi dengan demikian
eksepsi hanya boleh diajukan terhadap hal-hal yang bersifat prosesuil. Eksepsi tidak
diperkenankan menyetuh materi perkara yang akan diperiksa dalam sidang pengadilan
yang bersangkutan.
Dengan kata lain, eksepsi hanya ditunjukan kepada aspek formil yang berkaitan
dengan penuntutan atau pemeiksaan perkara tersebut oleh pengadilan. Sedang aspek
materil pekara tersebut tidak berada dalam lingkup eksepsi.
Atas keberatan tersebut, kami jaksa penuntut umum dalam perkara ini, berpendapat
bahwa surat dakwaan kami, sebenarnya telah kami uraikan dengan cermat jelas dan
lengkap , terlebih hal tersebut telah masuk pada pokok perkaa sehingga haruslah
ditolak atau tidak dapat diterima.
Perlu dipahami, dalam penyusunan surat dakwaan tentunya tidak semua fakta harus
kami ungkapkan dalam surat dakwaan, melainkan hal-hal prinsipil yang berkaitan
dengan perbuatan –perbuatan yang dilakukan terdakwa saja, karena fakta dan keadaan
sudah merupakan pokok perkara yang harus masih dibuktikan, sebagaimana pendapat
yahya harahap yang menyatakan bahwa surat dakwaan yang tidak memuat fakta
dan keadaan yang lengkap atas tindak pidana yang di dakwakan dalam surat
dakwaan, ‘’tidak mengurangi nilai sahnya surat dakwaan, karena fakta dan
keadaan sudah merupakan pokok perkara yang harus masih dibuktikan ‘’ (vide
Yahya Harahap,S.H., pembahasan permasalahan dan penerapan KUHAP, Hal.384,
1985).
Hal tersebut sesuai dengan yurisprudensi MARI No.36.k/kr/1968 yang menegaskan
‘’walaupun surat dakwaan tidak menyebutkan fakta dan keadaan yang menyertai
perbuatan yang dituduhkan tidak secara lengkap tergambar , tidak dengan sendirinya
mengakibatkan batalnya tuduhan’’.
Dengan demikian kami jaksa penuntut umum memohon kepada majelis hakim yang
mulia yang memeriksa dan mengadili perkara ini untuk menolak keberatan penasehat
hukum Dakwaan jaksa penuntut umum,tidak cemat,tidak jelas dan tidak
lengkap sehingga batal demi hukum.
Bahwa menurut pasal 156 ayat (1) KUHAP yang menjadi materi keberatan eksepsi
penasehat hukum atas dakwaan jaksa penuntut umum hanyalah secara limitatif
menyangkut hal-hal sebagai berikut:
1. Dakwaan tidak dapat diterima.
2. Dakwaan harus dibatalkan.
Bahwa meskipun pasal 156 ayat (1) KUHAP hanya dimungkinkan mengajukan
keberatan/eksepsi terhadap dakwaan jaksa penuntut umum sebatas bahwa pengadilan
tidak berwenang mengadili perkaranya atau dakwaan tidak dapat diterima atau
dakwaan harus di batalkan akan tetapi dalam hal bagaimana dakwaan tidak dapat
diterima atau dakwaan harus di batalkan undang-undang sendiri tidak memberi
penjelasan yang rinci oleh karenanya hal tersebut akan diserahkan kepada praktek
pradilan dan yurisprudensi untuk menggali dan menentukannya sedangkan hal
bagaimana pengadilan tidak berwenang mengadili perkaranya undang-undang
maupun doktrin ilmu hukum pidana sudah mengatur dan menjawabnya dengan jelas
yaitu ketidakwenangan absolut dan ketidakwenangan relative pengadilan.
Dengan demikian kami berpendapat bahwa surat dakwaan jaksa penuntut umum telah
disusun sesuai dengan perundang-undangan dan seluruh dalil keberatan Tim
penasehat hukum terdakwa sama sekali tidak memiliki dasar hukum karena sudah
merupakan bagian dari materi pokok perkara yang masih harus di buktikan lebih
lanjut dalam tahap pemeriksaan nantinya sehingga tidak perlu kami tanggapi lagi ,
untuk itu sudah seharusnya keberatan tim penasehat hukum terdakwa dinyatakan
DITOLAK.
Berdasarkan uraian-uaraian diatas, selanjutnya demi hukum dan keadilan kami Penuntut
Umum memohon kepada Majelis Hakim Pengadilan Semu Klinis Sekolah Tinggi Ilmu
Hukum Graha Kirana yang memeriksa dan mengadili perkara ini agar berkennan kiranya
menjatuhkan putusan sebagai berikut :
1. Menolak Eksepsi dari Tim Penasehat Hukum Terdakwa,
2. Menyatkan bahwa surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum NO.REG.PERK.PDM-
114/GK/07/2020 tanggal 16 Juli 2020 telah disusun dan dibuat sebagaimana yang
telah ditentukan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
oleh karena itu Surat Dakwaan tersebut dapat dijadikan dasar pemeriksaan
perkara ini.
3. Melanjutkan pemeriksaan perkara ini sampai tuntas.
Demikian tanggapan kami Jaksa Penuntut Umum atas Eksepsi dari Tim Penasehat Hukum
yang disampaikan pada hari ini Selasa tanggal 1 November 2020.
Persidangan umum Peradilan Semu Graha Kirana, yang mengadili perkara pidana
menurut acara pemeriksaan biasa pada tingkat pertama, berlangsung di gedung yang telah
ditentukan untuk itu pada Peradilan Semu Graha Kirana, 15 September 2020, dalam perkara
terdakwa :
ACONG F SEMBIRING
Dengan susunan persidangan sebagai beikut:
Terdakwa Ditangkap dan ditahan sejak tanggal 02 April 2020 s/d sekarang, Terdakwa
didampingi oleh Penasehat Hukum.
Setelah Persidangan dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua,
lalu Hakim Ketua memerintahkan kepada Penuntut Umum agar menghadirkan Terdakwa
kedalam ruang persidangan lalu Terdakwa duduk dikursi pemeriksaan, dan atas pertanyaan
Hakim Ketua, Terdakwa menerangkan bahwa ia dalam keadaan sehat dan siap mengikuti
persidangan pada hari ini.
Selanjutnya atas pertanyaan Hakim Ketua, Penuntut Umum menerangkan bahwa
Tanggapan atas Eksepsi Penasehat Hukum sudah siap untuk dibacakan pada persidangan hari
ini lalu atas izin Hakim Ketua, Penuntut Umum membacakan Tanggapan atas Eksepsi
Penasehat Hukum.
Setelah pembacaan Tanggapan atas Eksepsi dari Penasehat Hukum Terdakwa, Hakim
Ketua menunda sidang selanjutnya ke hari Rabu 29 September 2020 dengan agenda Putusan
Sela dan memerintahkan kepada Penuntut Umum agar menghadapkan Terdakwa untuk
datang pada hari, waktu dan tempat yang telah ditetapkan tersebut diatas.
Setelah pengunduran diri diumumkan oleh Hakim Ketua, maka persidangan dalam
perkara ini ditutup.
Demikian Berita Acara ini dibuat dan ditandatangani oleh Hakim Ketua dan Panitera
Pengganti.
Persidangan umum Peradilan Semu Graha Kirana, yang mengadili perkara pidana
menurut acara pemeriksaan biasa pada tingkat pertama, berlangsung di gedung yang telah
ditentukan untuk itu pada Peradilan Semu Graha Kirana, 29 September 2020, dalam perkara
terdakwa :
ACONG F SEMBIRING
Dengan susunan persidangan sebagai beikut:
Terdakwa Ditangkap dan ditahan sejak tanggal 02 April 2020 s/d sekarang, Terdakwa
didampingi oleh Penasehat Hukum.
Setelah Persidangan dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua,
lalu Hakim Ketua memerintahkan kepada Penuntut Umum agar menghadirkan Terdakwa
kedalam ruang persidangan lalu Terdakwa duduk dikursi pemeriksaan, dan atas pertanyaan
Hakim Ketua, Terdakwa menerangkan bahwa ia dalam keadaan sehat dan siap mengikuti
persidangan pada hari ini.
Selanjutnya Hakim Ketua membacakan Putusan Sela dengan Amar Putusan:
1. yang Menolak keberatan/eksepsi Penasihat Hukum Terdakwa untukseluruhnya;
2. Memerintahkan Penuntut Umum melanjutkan persidangan untuk memeriksa dan
mengadili perkara Terdakwa ACONG F SEMBIRING berdasarkan Surat dakwaan
Penuntut Umum NO. REG. PERK : PDM – 1411 / Enz.2 / TPUL / 07 / 2020,
tertanggal 16 Juli 2020, yang telah dibacakan dipersidangan pada Tanggal 6 Oktober
2020;
3. Menangguhkan biaya perkara hingga putusan akhir;.
Selanjutnya Hakim Ketua menunda sidang selanjutnya ke hari Rabu 06 Oktober 2020
dengan agenda Pemeriksaan Saksi Mahkota dikarenakan Penasehat Hukum Tidak
mengajukan Bukti Surat dan Saksi dan Haim Ketua memerintahkan kepada Penuntut Umum
agar menghadapkan Terdakwa untuk datang pada hari, waktu dan tempat yang telah
ditetapkan tersebut diatas.
Setelah pengunduran diri diumumkan oleh Hakim Ketua, maka persidangan dalam
perkara ini ditutup.
Demikian Berita Acara ini dibuat dan ditandatangani oleh Hakim Ketua dan Panitera
Pengganti.
Persidangan umum Peradilan Semu Graha Kirana, yang mengadili perkara pidana
menurut acara pemeriksaan biasa pada tingkat pertama, berlangsung di gedung yang telah
ditentukan untuk itu pada Peradilan Semu Graha Kirana, 06Oktober 2020, dalam perkara
terdakwa :
ACONG F SEMBIRING
Dengan susunan persidangan sebagai beikut:
Terdakwa Ditangkap dan ditahan sejak tanggal 02 April 2020 s/d sekarang, Terdakwa
didampingi oleh Penasehat Hukum.
Setelah Persidangan dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua,
lalu Hakim Ketua memerintahkan kepada Penuntut Umum agar menghadirkan Terdakwa
kedalam ruang persidangan dan atas pertanyaan Hakim Ketua, Terdakwa menerangkan
bahwa ia dalam keadaan sehat dan siap mengikuti persidangan pada hari ini.
Selanjutnya Hakim Ketua memerintahkan Penuntut Umum untuk menghadirkan saksi
Mahkota, pemeriksaan saksi atas nama dengan keterangan :
1. ABDUL RONI ISMED, dibawah sumpah / janji pada pokoknya menerangkan sebagai
berikut:
- Bahwa saksi sudah pernah diperiksa dihadapan Penyidik;
- Bahwa keterangan saksi di BAP sudah benar;
- Bahwa saksi melakukan penangkapan terhadap terdakwa pada hari Jumat tanggal 27
Maret 2020 sekitar pukul 16.00 Wib di Jalan bunga Lau Kel. Kemangan Tani Kec.
Medan Tuntungan, Kota Medan;
- Bahwa saksi melakukan penangkapan terhadap terdakwa bersama dengan tim saksi
yaitu ABDUL RONI ISMED dan MUHAMMAD ZAINUDDIN;
- Bahwa saksi melakukan penangkapan terhadap terdakwa karena tidak ada izin dari
pihak yang berwenang melakukan Tindak Pidana Narkotika
- Bahwa Barang bukti yang saksi dan rekan saksi temukan dari Terdakwa adalah 1
(satu) bungkus plastic klip kecil berisi narkotika jenis shabu-shabu;
- Bahwa saksi memerintahkan Terdakwa untuk mengambil barang bukti tersebut yang
diselipkan ke dalam tembok sebelah kiri kamar kost;
- Bahwa Terdakwa mengakui memperoleh barang narkotika jenis shabu tersebut
dengan cara terdakwa membeli dari seorang laki-laki yang diketahui dengan nama
panggilan abang seharga Rp. 40.000,- (empat puluh ribu rupiah) di perkampungan
Namo Gajah Kelurahan Kemenangan Tani Kec. Medan Tuntungan, Kota Medan;
- Bahwa setelah diintrogasi tujuan terdakwa memiliki narkotika jenis shabu tersebut
untuk Terdakwa gunakan sendiri;
- Terhadap keterangan saksi, Terdakwa tidak ada keberatan.
Selanjutnya Hakim Ketua menunda sidang selanjutnya ke hari Rabu 13 Oktober 2020
dengan agenda Pemeriksaan Terdakwa dan pembacaan Tunntutan dan Haim Ketua
memerintahkan kepada Penuntut Umum agar menghadapkan Terdakwa untuk datang pada
hari, waktu dan tempat yang telah ditetapkan tersebut diatas.
Setelah pengunduran diri diumumkan oleh Hakim Ketua, maka persidangan dalam
perkara ini ditutup.
Demikian Berita Acara ini dibuat dan ditandatangani oleh Hakim Ketua dan Panitera
Pengganti.
Panitera Pengganti Hakim Ketua
Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Semu Sekolah Tinggi Ilmu Hukum setelah
memperhatikan hasil pemeriksaan di persidangan dalam perkara atas nama terdakwa:
Berdasarkan Penetapan Hakim Pengadilan Semu Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Graha
Kirana Medan No. 2614/Pid.Sus/2020/PS-GK serta Surat Pelimpahan Perkara Acara
Pemeriksaan Biasa Nomor: B-5404/L.2.10.3/Enz.2/Mdn/08/2020, terdakwa dihadapkan ke
persidangan dengan dakwaan sebagai berikut:
Kesatu : Melanggar Pasal 114 ayat (1) UURI No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika
Atau
Kedua : Melanggar Pasal 112 ayat (1) UURI No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika
atau
KETERANGAN SAKSI-SAKSI :
1. Saksi ABDUL RONI ISMED didengarkan keterangannya dipersidangan yang pada
pokoknya menerangkan sebagai berikut :
- Bahwa benar saksi dalam keadaan sehat Jasmani dan rohani;
- Bahwa benar saksi pernah diperiksa di kepolisian dan para saksi membenarkan
seluruh keteranganya yang ada di Berkas Perkara;
- Bahwa benar saksi kenal dengan Terdakwa setelah Terdakwa ditangkap;
- Bahwa benar pada hari Jumat tanggal 27 Maret 2020 sekira pukul 16.00 Wib di Jalan
Bunga Lau Kel. Kemangan Tani Kec. Medan Tuntungan kota Medan saksi
MUHAMMAD ZAINUDDIN, saksi ABDUL RONI ISMED (masing-masing
anggota Polri) sebelumnya mendapat informasi bahwa di Perkampungan Namo
Gajah Kel. Kemenangan Tani Kec. Medan Tuntungan kota Medan telah terjadi
transaksi narkotika jenis sabu-sabu;
- Bahwa benar para saksi langsung melakukan penyelidikan dan pada saat itu para
saksi melihat Terdakwa ACONG F SEMBIRING baru saja selesai melakukan
transaksi narkotika jenis sabu-sabu dan sudah meninggalkan tempat tersebut;
- Bahwa benar selanjutnya Terdakwa menumpang sebuah becak motor dan pada saat
itu para saksi jelas melihat Terdakwa telah memasukkan sesuatu kedalam kantong
celananya dan setelah sampai di sebuah kos-kosan dan pada saat itu Terdakwa
hendak masuk kedalam kamar kos, pada saat itu para saksi langsung melakukan
penangkapan terhadap Terdakwa:
- Bahwa benar setelah diinterogasi Terdakwa mengeluarkan 1 (satu) bungkus pelastik
klip kecil berisi narkotika jenis sabu-sabu ke selipan tembok kamar kos tersebut dan
Terdakwa mengakui bahwa sabu-sabu tersebut dibeli dari ABANG (belum
tertangkap) dengan harga Rp. 40.000,- yang mana sabu-sabu tersebut berencana akan
digunakan oleh Terdakwa:
- Bahwa benar pada saat penangkapan Terdakwa bukan sedang menggunakan
narkotika jenis sabu-sabu melainkan sabu-sabu tersebut ada dalam penguasaan
Terdakwa; .
- Bahwa Terdakwa tidak memilik izin untuk memiliki, menguasai atau menyimpan
narkotika jenis sabu-sabu tersebut sehingga Terdakwa dan barang bukti dibawa ke
Polsek Medan Baru kota Medan guna proses hukum selanjutnya.
KETERANGAN TERDAKWA:
1. Terdakwa ACONG F SEMBIRING Yang pada pokoknya dipersidangan masing-
masing Terdakwa menerangkan sebagai berikut :
- Bahwa benar Terdakwa dalam keadaan sehat jasmani dan rohani dan mampu
mengikuti persidangan;
- Bahwa benar Terdakwa pernah diperiksa di kepolisian dan Terdakwa membenarkan
seluruh keterangannya yang ada di Berkas Perkara;
- Bahwa pada hari Jumat tanggal 27 Maret 2020 sekira pukul 16.00 Wib di Jalan
Bunga Lau Kel. Kemangan Tani Kec. Medan Tuntungan kota Medan Terdakwa
ACONG F SEMBIRING baru saja selesai membeli narkotika jenis terogasi
Terdakwa mengeluarkan 1 (satu) bungkus pelastik klip kecil berisi narkotika jenis
sabu-sabu ke selipan tembok kamar kos tersebut dan Terdakwa mengakui bahwa
sabu-sabu tersebut dibeli dari ABANG (belum tertangkap) dengan harga Rp. 40.000,-
(empat puluh ribu rupiah);
- Bahwa benar kemudian Terdakwa meninggalkan tempat tersebut dan menumpang
sebuah becak motor dan pada saat itu Terdakwa memasukkan narkotika jenis sabu-
sabu tersebut kedalam kantong celana Terdakwa;
- Bahwa benar setelah sampai di kos-kosan pada saat itu Terdakwa hendak masuk
kedalam kamar kos datang para saksi dari kepolisian dan langsung melakukan
penangkapan terhadap Terdakwa:
- Bahwa benar pada saat itu Terdakwa langsung mengeluarkan 1 (satu) bungkus
pelastik klip kecil berisi narkotika jenis sabu-sabu ke selipan tembok kamar kos
tersebut;
- Bahwa benar Terdakwa berencana akan menggunakan narkotika jenis sabu-sabu
tersebut akan tetapi Terdakwa belum sempat menggunakan narkotika jenis sabu-
sabu:
SURAT
Berdasarkan Berita Acara Analisis Laboratorium Barang Bukti Narkotika No Lab:
4536/NNF/2020 pada hari Selasa tanggal 21 Arpil 2020 yang diperbuat oleh DEBORA M.
HUTAGAOL, S.Si. Apt. dan MUHAMMAD HAFIZ ANSARI, S.Farm Apt pada Labfor
Cabang Medan berkesimpulan bahwa barang bukti berupa :
A. 1 (satu) bungkus pelastik klip kecil berisi keristal putih dengan berat netto 0.14 (nol
koma empat belas) gram:
B. 1 (satu) botol pelastik berisi 25 (dua puluh lima) ml urine:
yang di analisis milik Terdakwa atas nama ACONG F SEMBIRING dengan hasil
kesimpulan barang bukti tersebut Positif mengandung Metamfetamina dan terdaftar dalam
Golongan 1 (satu) nomor urut 61 Lampiran I Undang-Undang Republik Indonesia No. 35
Tahun 2009 tentang Narkotika.
Barang bukti yang diajukan dalam persidangan yaitu :
- 1 (satu) bungkus pelastik klip kecil berisi keristal putih dengan berat netto 0.14 (nol
koma empat belas) gram
Barang bukti yang diajukan kedepan persidangan telah disita secara sah menurut hukum,
oleh karena itu dapat memperkuat pembuktian.
Majelis Hakim telah memperlihatkan barang bukti tersebut kepada Terdakwa dan para
saksi oleh yang bersangkutan telah membenarkannya.
PEMBUKTIAN
Dalam persidangan terdakwa didakwa dengan Dakwaan Alternatif:
Kesatu : Melanggar Pasal 114 ayat (1) UURI No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika
atau
Kedua : Melanggar Pasal 112 ayat (1) UURI No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika
atau
Mengingat Surat Dakwaan kami susun dengan dakwaan Alternatif, maka berdasarkan fakta-
fakta dipersidangan bahwa perbuatan Terdakwa mengarah kepada Dakwaan Kedua yaitu
melanggar Pasal 112 ayat (1) UU RI No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika sehingga kami
akan langsung membuktikan Dakwaan Kedua dengan unsur-unsur sebagai berikut :
Dengan demikian unsur "Barang siapa" telah terbukti secara sah dan meyakinkan menurut
hukum:
Dengan demikian unsur Tanpa hak dan Melawan Hukum" telah terbukti secara sah dan
meyakinkan menurut hukum.
Sebelum kami sampai pada tuntutan pidana atas diri para Terdakwa perkenankanlah kami
mengemukakan hal-hal kami jadikan pertimbangan dalam mengajukan Tuntutan Pidana
terhadap para Terdakwa yaitu:
MENUNTUT:
Supaya Hakim Pengadilan Semu Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Graha Kirana Medan yang
memeriksa dan mengadili perkara ini memutuskan :
1. Menyatakan Terdakwa ACONG F SEMBIRING telah terbukti secara sah dan
meyakinkan menurut hukum bersalah melakukan tindak pidana "Tanpa Hak dan
melawan hukum memiliki, menyimpan, menguasai atau menyediakan Narkotika
Golongan 1 bukan tanaman jenis sabu" sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam
Pasal 112 ayat (1) UURI No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dalam dakwaan
kedua;
2. Menyatakan pidana terhadap Terdakwa Acong F Sembiring dengan pidana penjara
selama 5. (Lima Tahun dikurangi selama para terdakwa berada dalam tahanan dan denda
sebesar Rp. 800.000.000,- (delapan ratus juta rupiah) subsider 6 (enam) bulan
Penjara;
3. Menetapkan barang bukti berupa :
- 1 (satu) bungkus pelastik klip kecil berisi keristal putih dengan berat netto 0.14 (nol
koma empat belas) gram dirampas untuk dimunsnahkan
4. Menetapkan agar Terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp. 5.000,- (lima ribu
rupiah).
Demikianlah surat tuntutan ini kami bacakan dan diserahkan dalam sidang hari Selasa
tanggal 15 Desember 2020.
Persidangan umum Peradilan Semu Graha Kirana, yang mengadili perkara pidana
menurut acara pemeriksaan biasa pada tingkat pertama, berlangsung di gedung yang telah
ditentukan untuk itu pada Peradilan Semu Graha Kirana, 13Oktober 2020, dalam perkara
terdakwa :
ACONG F SEMBIRING
Dengan susunan persidangan sebagai beikut:
Terdakwa Ditangkap dan ditahan sejak tanggal 02 April 2020 s/d sekarang, Terdakwa
didampingi oleh Penasehat Hukum.
Setelah Persidangan dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua,
lalu Hakim Ketua memerintahkan kepada Penuntut Umum agar menghadirkan Terdakwa
kedalam ruang persidangan dan atas pertanyaan Hakim Ketua, Terdakwa menerangkan
bahwa ia dalam keadaan sehat dan siap mengikuti persidangan pada hari ini.
Selanjutnya Hakim Ketua memerintahkan Penuntut Umum untuk memerintahkan
Terdakwa ditempat duduk pemeriksaan untuk diambil keterangannya.
Adapun bahwa Terdakwa di persidangan telah memberikan keterangan yang pada
pokoknya sebagai berikut:
- Bahwa Terdakwa sudah pernah diperiksa dihadapan Penyidik;
- Bahwa keterangan Terdakwa di BAP sudah benar;
- Bahwa Terdakwa ditangkap pada hari Jumat tanggal 27 Maret 2020 sekitar pukul 16.00
Wib di Jalan bunga Lau Kel. Kemangan Tani Kec. Medan Tuntungan, Kota Medan;
- Bahwa yang melakukan penangkapan terhadap terdakwa adalah 3 (tiga) orang laki-laki
yang mengaku anggota kepolisian dari Polsek Medan
baru yang tidak berpakaian dinas;
- Bahwa anggota kepolisian melakukan penangkapan terhadap terdakwa karena tidak ada
izin dari pihak yang berwenang melakukan Tindak Pidana Narkotika;
- Bahwa Barang bukti yang Anggota Kepolisian temukan dari Terdakwa adalah 1 (satu)
bungkus plastic klip kecil berisi narkotika jenis shabu-shabu;
- Bahwa Narkotika jenis shabu-shabu tersebut terdakwa letakkan di dalam celah dinding
tembok yang berada di luar kamar kost teman Terdakwa dengan tujuan agar nantinya tidak
ada yang mengetahui;
- Bahwa Terdakwa memperoleh barang narkotika jenis shabu tersebut dengan cara terdakwa
membeli dari seorang laki-laki yang diketahui dengan nama panggilan abang;
- Bahwa Harga dari Narkotika jenis shabu yang terdakwa beli dari Abang tersebut adalah
Rp. 40.000,- (empat puluh ribu rupiah) di perkampungan Namo Gajah Kelurahan
Kemenangan Tani Kec. Medan Tuntungan, Kota Medan;
- Bahwa tujuan terdakwa memiliki narkotika jenis shabu tersebut untuk Terdakwa gunakan
sendiri;
Kepada Yth,
Majelis Hakim Pengadilan Semu Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Graha Kirana Medan
Pada Perkara Pidana No. 2614/Pid.Sus/2020/PS.GK Dengan Surat Dakwaan
NO.REG.PERK.PDM-1411/GK/07/2020 tertanggal 16 Juli 2020
Di
Pengadilan Semu Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Graha Kirana Medan
Hal : Pledoi (Pembelaan) Terdakwa Atas Tuntutan Sdr. Jaksa Penuntut Umum
Dalam Surat Tuntutan Pidana NO.REG.PERK. PDM-1411/GK/07/2020
tertanggal 15 Desember 2020
Dengan Hormat,
Majelis Hakim Yang Mulia,
Bahwa adapun isi dari pada Pledoi Terdakwa ini adalah sebagai berikut :
PENDAHULUAN
Bahwa Surat Dakwaan merupakan dasar pemeriksaan suatu perkara pidana didepan
persidangan, dan hakim yang memeriksa suatu perkara pidana hanya akan
mempertimbangkan dan menilai apa yang tertera dalam surat dakwaan tersebut, menilai
mengenai benar atau tidaknya terdakwa melakukan suatu tindak pidana yang didakwakan
kepadanya, kemudian menjatuhkan putusannya. Dalam surat dakwaan dimuat perumusan
mengenai tindak pidana yang didakwakan kepada terdakwa yang disusun oleh penuntut
umum, sedemikian rupa sehingga penuntut umum harus dapat membuktikan hal-hal yang
didakwakan dan mempertahankannya didepan pemeriksaan sidang pengadilan. Bilamana hal-
hal yang didakwakan dalam surat dakwaan tidak dapat dipertahankan dan dibuktikan sebagai
suatu perbuatan pidana oleh penuntut umum, maka terdakwa bisa saja dibebaskan dari
dakwaan dan lepas dari tuntutan pidana.1
Bahwa kalau dalam tuntutan perdata disebut surat gugatan, maka dalam perkara pidana
disebut surat dakwaan, keduanya mempunyai persamaan karena dengan itulah hakim
melakukan pemeriksaan dan hanya dalam batas-batas yang ada dalam surat gugatan atau
surat dakwaan itulah hakim akan memutuskan.2
Bahwa pada umumnya surat dakwaan diartikan oleh para ahli hukum berupa pengertian surat
akta yang memuat perumusan maupun simpulan dari hasil pemeriksaan penyidik yang
kemudian dihubungkan dengan pasal tindak pidana yang dilanggar dan didakwakan kepada
terdakwa. Surat dakwaan tersebutlah yang menjadi dasar pemeriksaan bagi hakim dalam
sidang pengadilan.3
Bahwa menurut Mr. B. M Taverne, keseluruhan isi surat dakwaan yang terbukti dalam
persidangan harus dijadikan dasar oleh hakim dalam putusannya. Apa yang dapat dinyatakan
terbukti dalam persidangan harus dapat ditemukan kembali dalam surat dakwaan.4
Bahwa Pledoi (Pembelaan) Terdakwa ini, disusun dengan titik berat fokus kepada uraian
tentang apakah perbuatan Terdakwa benar terkategori perbuatan yang dimaksudkan dalam
Pasal 114 ayat (1), atau Pasal 112 ayat (1) atau Pasal 127 ayat (1) Undang-Undang RI No. 35
Tahun 2009 tentang Narkotika.
Bahwa dalam Surat Tuntutan Pidana Penuntut Umum, disebutkan dari pemeriksaan perkara
ini telah terbukti perbuatan Terdakwa adalah perbuatan yang dimaksud dalam Pasal 112 ayat
(1) Undang-Undang RI No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
Ada judul yang sangat menarik dalam sebuah portal berita online dengan alamat web
https://news.detik.com/berita/d-2658245/ma-pasal-112-uu-narkotika-pasal-keranjang-
1
Alinea Pertama BAB I Pendahuluan, Modul Surat Dakwaan yang disusun oleh Tim Penyusun Modul Badan Diklat
Kejaksaan R.I. Badan Pendidikan Dan Pelatihan Kejaksaan Republik Indonesia, 2019.
2
Andi Hamzah, Hukum Acara Pidana Indonesia, Edisi Kedua, Sinar Grafika, 2008, hlm. 167.
3
M. Yahya Harahap, 1997, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP, Jilid 1, Sinar Grafika,
Jakarta, hlm. 414.
4
Andi Hamzah, Op.Cit. hlm. 169
sampah, dimana judul tersebut adalah, “MA: Pasal 112 UU Narkotika Pasal Keranjang
Sampah”.
Judul yang sangat menarik tersebut, terlihat bermaksud untuk menekankan tentang perlu
adanya kehati-hatian yang luar biasa dalam menggunakan Pasal 112 Undang-Undang RI No.
35 Tahun 2009 tentang Narkotika, dimana dengan melihat dan membaca halaman web
tersebut, kiranya kita dapat memahami tentang harus adanya ketelitian yang mendalam ketika
hendak menyatakan sebuah perbuatan melanggar Pasal 112 Undang-Undang RI No. 35
Tahun 2009 tentang Narkotika, sebab besar kemungkinan perbuatan yang hendak di ganjar
dengan Pasal 112 tersebut ternyata adalah perbuatan yang dimaksud dalam Pasal 127
Undang-Undang RI No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
Dalam perkara yang sedang kita jalani proses sidangnya ini, Penuntut Umum dalam Surat
Dakwaan nya mendakwa Terdakwa dengan Pasal 112 ayat (1) dan Pasal 114 ayat (1)
Undang-Undang RI No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, dan dalam tuntutannya Penuntut
Umum menyatakan Terdakwa terbukti dalam persidangan ini telah melakukan perbuatan
yang dimaksud dalam Pasal 112 ayat (1) Undang-Undang RI No. 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika.
maka sudah seharusnya Penuntut Umum mengetahui bahwa Pasal 112 ayat (1) tersebut tidak
terbukti sebagaimana perbuatan Terdakwa.
Bahwa oleh karena itu diharapkan Majelis Hakim benar-benar memberi putusan yang seadil-
adilnya bagi Terdakwa, apalagi dalam persidangan sebelumnya Majelis Hakim telah memberi
kesannya terkait perkara ini, mengenai Terdakwa dari hasil pemeriksaan saksi-saksi
sebenarnya adalah Pengguna/ pecandu Narkotika jenis Sabu sabu.
– Bahwa kedua saksi diatas adalah saksi yang melakukan penangkapan terhadap
Terdakwa.
– Bahwa Keterangan saksi-saksi tersebut pada intinya adalah sebagai berikut :
Para Saksi datang ke suatu daerah yang bernama Namo Gajah, dan melihat
Terdakwa bertemu dengan seseorang, yang dicurigai sedang melakukan transaksi
membeli Narkotika.
Bahwa selanjutnya Para Saksi mengikuti Terdakwa yang dari Namo Gajah pergi
ke kost-kost’an di Jl. Bua Lau, Kemenangan Tani, Kecamatan Medan Tuntungan,
Medan, dimana disana Terdakwa terlihat menyimpan Sabu sabu disamping kost-
kost’an.
Bahwa selanjutnya dilakukan penangkapan oleh Para Saksi, dan ketika ditanya
untuk apa Sabu sabu tersebut, Terdakwa menjawab untuk digunakan sendiri.
2) Barang Bukti
Bahwa Barang Bukti dalam persidangan ini adalah Sabu sabu seberat 0,14 gram seharga
Rp 40.000,- (empat puluh ribu rupiah).
3) Bukti Surat
Bukti Surat dalam persidangan ini adalah seluruh surat-surat yang ada dalam Bundel
Berkas Perkara, termasuk :
a. Berita Acara Pemeriksaan saksi-saksi yang menyatakan pengakuan Terdakwa saat
ditangkap terkait dengan Sabu sabu tersebut adalah dibeli untuk digunakan sendiri.
b. Berita Acara Penimbangan Barang Bukti seberat 0,14 gram.
c. Berita Acara Pendapat (Resume) tertanggal 22 April 2020 yang ditandatangani oleh
PENYIDIK PEMBANTU, Bapak YOPI GANDA PUTRA, S.H., dan di ketahui oleh
KANIT RESKRIM POLSEK MEDAN BARU, Bapak Imanuel Ginting, S.H., M.H.,
dimana dari berita acara pendapat tersebut, pada keterangan saksi-saksi didalamnya
disebutkan bahwa para saksi mendengar pernyataan Terdakwa yang menyatakan
Sabu sabu tersebut hendak digunakan sendiri oleh Terdakwa.
4) Petunjuk
– Bahwa Pasal 188 KUHAPidana menyatakan sebagai berikut :
(1) Petunjuk adalah perbuatan, kejadian atau keadaan, yang karena
persesuaiannya, baik antara yang satu dengan yang lain, maupun dengan
tindak pidana itu sendiri, menandakan bahwa telah terjadi suatu tindak pidana
dan siapa pelakunya.
(2) Petunjuk sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) hanya dapat diperoleh dari:
a. keterangan saksi;
b. surat;
c. keterangan terdakwa.
(3) Penilaian atas kekuatan pembuktian dari suatu petunjuk dalam setiap keadaan
tertentu dilakukan oleh hakim dengan arif lagi bidjaksana setelah ia
mengadakan pemeriksaan dengan penuh kecermatan dan kesaksamaan
berdasarkan hati nuraninya.
– Bahwa dari keterangan saksi, serta surat yang dalam hal ini Berkas Perkara yang
didalamnya terdapat Berita Acara Penimbangan Barang Bukti Sabu sabu, dan juga
keterangan Terdakwa bahwa Sabu sabu dibeli untuk digunakan sendiri, dimana
Majelis Hakim dipersidangan sudah langsung memberi pendapat yang menanyakan
kepada Penuntut Umum mengapa dibuat pasal sebagaimana isi Dakwaan, dan
mengapa tidak menggunakan pasal pemakai, maka hal tersebut jelas merupakan
petunjuk tentang :
a. Terdakwa adalah pengguna/ pecandu Narkotika (Pasal 127 ayat (1) Undang-
Undang RI No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
b. Tidak adanya pasal dalam dakwaan yang sesuai dengan fakta persidangan.
5) Keterangan Terdakwa
Bahwa dalam persidangan ini Terdakwa sudah didengar keterangannya dan menyatakan
bahwa Sabu sabu seberat 0,14 gram seharga Rp 40.000,- (empat puluh ribu rupiah)
adalah miliknya yang dibeli dari Namo Gajah untuk digunakan sendiri oleh Terdakwa,
dan hasil test urine menyatakan Terdakwa positif menggunakan Narkotika jenis Sabu
sabu.
FAKTA HUKUM
– Bahwa dari fakta-fakta yang ada dalam proses penyelesaian perkara pidana ini, yaitu :
1) Keterangan saksi-saksi dalam persidangan pada intinya menyatakan pada saat
Terdakwa ditangkap, Terdakwa menerangkan bahwa Narkotika jenis Sabu sabu
tersebut hendak digunakan sendiri;
2) Pernyataan Terdakwa dipersidangan yang menyatakan Sabu sabu tersebut digunakan
untuk diri sendiri, dan hasil test urine nya positif mengandung Sabu sabu;
3) Barang bukti narkotika jenis Sabu sabu dalam perkara ini memiliki berat 0,14 gram,
dengan nilai rupiah Rp 40.000,- (empat puluh ribu rupiah);
seharusnya patut disimpulkan bahwa niat kepemilikan Terdakwa atas narkotika jenis Sabu
sabu dalam perkara ini benar untuk digunakan bagi diri sendiri.
– Bahwa dengan kesimpulan niat kepemilikan narkotika jenis Sabu sabu tersebut adalah
untuk digunakan bagi diri sendiri, maka seharusnya Pasal yang didakwakan terhadap
Terdakwa adalah Pasal 127 ayat (1) Undang-Undang RI No. 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika.
– Bahwa hal ini sejalan dengan pertimbangan Majelis Hakim Agung yang memeriksa
Perkara Kasasi yang diajukan oleh Sdr. Jaksa Penuntut Umum dari Kejaksaan Negeri
Bulukumba dalam Putusan Mahkamah Agung No. 1071 K/Pid.Sus/2012 terkait kasus
Narkotika dengan Terdakwa bernama Sofyan dengan Pengadilan Negeri asalnya adalah
Pengadilan Negeri Bulukumba.
– Bahwa dalam pertimbangannya, Majelis Hakim Agung pada perkara tersebut menyatakan
sebagai berikut :
a. Bahwa memang benar para pengguna sebelum menggunakan harus terlebih
dahulu membeli kemudian menyimpan atau menguasai, memiliki, membawa
narkotika tersebut sehingga tidak selamanya harus diterapkan ketentuan Pasal
112 Undang-Undang No. 35 Tahun 2009, melainkan harus dipertimbangkan apa
yang menjadi niat atau tujuan Terdakwa memiliki atau menguasai narkotika
tersebut;
b. Bahwa ketentuan Pasal 112 Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 merupakan
ketentuan keranjang sampah atau pasal karet. Perbuatan para pengguna atau
percandu yang menguasai atau memiliki narkotika untuk tujuan dikonsumsi
atau dipakai sendiri tidak akan terlepas dari jeratan Pasal 112 tersebut, padahal
pemikiran semacam ini adalah keliru dalam menerapkan hukum sebab tidak
mempertimbangkan keadaan atau hal-hal yang mendasar tentang apa tujuan
Terdakwa menguasai atau memiliki barang tersebut;
c. Bahwa niat atau maksud seseorang adalah merupakan bagian dari ajaran
tentang kesalahan yang menyatakan bahwa "tiada pidana tanpa ada
kesalahan". Seseorang tidak dapat dihukum tanpa dibuktikan adanya
kesalahan, sehingga menghukum seseorang yang tidak mempunyai niat untuk
suatu kejahatan dimaksud, merupakan pelanggaran hukum yang sangat serius;
d. Terdakwa tidak dapat dipersalahkan melanggar Pasal 112 ayat (1) Undang-
Undang No. 35 Tahun 2009 meskipun Terdakwa kedapatan menguasai atau
memiliki narkotika, dan tepat apabila Terdakwa dipersalahkan melanggar Pasal
127 ayat (1) huruf a Undang-Undang No. 35 Tahun 2009.
jelas seharusnya Pasal 112 ayat (1) Undang-Undang RI No. 35 Tahun 2009 Tentang
Narkotika tidak terbukti, sebab justru yang lebih tepat dinyatakan terbukti adalah unsur
Setiap Penyalah Guna Narkotika sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 127 ayat (1)
huruf a Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika.
(Vide Putusan Mahkamah Agung No. 1386 K/Pid.Sus/2011).
– Bahwa Pasal 112 ayat (1) Undang-Undang RI No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika,
telah sangat di kritik penggunaannya oleh banyak Majelis Hakim hingga praktisi undang-
undang, dimana hal ini dapat dilihat dalam beberapa halaman web site terkait putusan
yang menolak penerapan pasal tersebut.
– Bahwa seharusnya pun Sdr. Jaksa Penuntut Umum tidak perlu sampai mendakwa Pasal
112 ayat (1) terhadap Terdakwa, sebab dari berkas perkara pun sudah kelihatan nyata
unsur penyalahgunaan dalam perkara ini lewat berita acara pemeriksaan saksi-saksi dan
alat bukti surat yang ada dalam berkas perkara.
– Bahwa oleh karena Sdr. Jaksa Penuntut Umum tidak menggunakan atau tidak turut
menjadikan Pasal 127 ayat (1) Undang-Undang RI No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika
sebagai salah satu pasal alternatif dalam Surat Dakwaannya yang berbentuk dakwaan
alternatif, maka Surat Dakwaan Sdr. Jaksa Penuntut Umum harus dinyatakan Batal Demi
Hukum.
– Bahwa oleh karena itu kiranya Majelis Hakim Yang Mulia menyatakan Surat Dakwaan
Sdr. Jaksa Penuntut Umum Batal Demi Hukum.
– Bahwa oleh karena Surat Dakwaan Sdr. Jaksa Penuntut Umum Batal Demi Hukum, maka
mohon kiranya Majelis Hakim Yang Mulia menyatakan Terdakwa Bebas Demi Hukum.
Dengan ini kepada Majelis Hakim Yang Mulia, Terdakwa melalui Penasehat Hukumnya
memohon agar kiranya Majelis Hakim Yang Mulia menyatakan Surat Dakwaan Sdr. Jaksa
Penuntut Umum Batal Demi Hukum, dan menyatakan Terdakwa Bebas Demi Hukum.
Demikian Pledoi (pembelaan) ini Terdakwa sampaikan melalui Penasehat Hukumnya, dan
atas perhatian Majelis Hakim Yang Mulia diucapkan terima kasih.
Hormat Terdakwa,
Penasehat Hukum Terdakwa,
LBH & PHAM INDONESIA BONUM COMMUNAE
M E L I A N A, S.H.
BERITA ACARA SIDANG LANJUTAN-VII
Nomor : 2614/Pid.Sus/2020/PS.GK
Persidangan umum Peradilan Semu Graha Kirana, yang mengadili perkara pidana
menurut acara pemeriksaan biasa pada tingkat pertama, berlangsung di gedung yang telah
ditentukan untuk itu pada Peradilan Semu Graha Kirana, 19Oktober 2020, dalam perkara
terdakwa :
ACONG F SEMBIRING
Dengan susunan persidangan sebagai beikut:
Terdakwa Ditangkap dan ditahan sejak tanggal 02 April 2020 s/d sekarang, Terdakwa
didampingi oleh Penasehat Hukum.
Setelah Persidangan dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua,
lalu Hakim Ketua memerintahkan kepada Penuntut Umum agar menghadirkan Terdakwa
kedalam ruang persidangan dan atas pertanyaan Hakim Ketua, Terdakwa menerangkan
bahwa ia dalam keadaan sehat dan siap mengikuti persidangan pada hari ini.
Selanjutnya Hakim Ketua memerintahkan Penasehat Hukum Terdakwa untuk
membacakan Nota Pembelaan/ Pledoi.
Selanjutnya Hakim Ketua menunda sidang selanjutnya ke hari Rabu 01November
2020 dengan agenda Putusan Akhir dan Hakim Ketua memerintahkan kepada Penuntut
Umum agar menghadapkan Terdakwa untuk datang pada hari, waktu dan tempat yang telah
ditetapkan tersebut diatas.
Setelah pengunduran diri diumumkan oleh Hakim Ketua, maka persidangan dalam
perkara ini ditutup.
Demikian Berita Acara ini dibuat dan ditandatangani oleh Hakim Ketua dan Panitera
Pengganti.
PUTUSAN
Nomor : 2528/Pid.B/2022/PS.GK
Pengadilan Semu Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Graha Kirana Medan yang mengadili
perkara pidana dengan acara pemeriksaan biasa dalam tingkat pertama menjatuhkan putusan
sebagai berikut dalam perkara Terdakwa :
Panitera Pengganti,