Anda di halaman 1dari 91

PERADILAN SEMU

Peraktek Hukum Acara Pidana

Dosen Pengampu :
Ahmad Fadhly Roza, S.H., M.H.
Komalasari, S.H., M.H.

Disusun Oleh :

Kelompok I :
1. RIO ADRIAN GINTING (1970001038)
2. FANDER SITOHANG (1970001083)
3. JONANDO GAREL BARUS (1970001022)
4. UCAPAN LOGIKA GAHO (1970001052)
5. NORMAULITA JULYANDA (1970001030)
6. ADHIE SURYA PRATAMA (1970001026)
7. PARLIN DAWOLO (2070002003)

SEKOLAH TINGGI ILMU HUKUM GRAHA KIRANA


TAHUN AJARAN 2022 - 2023
DAFTAR ISI

I. Susunan Peran Dalam Persiidangan Semu...................................................i


II. Pas Fhoto Pemeran Dalam Persidangan Semu............................................ii
III. Daftar Isi.........................................................................................................iii
1. Surat Penetapan Sidang...........................................................................1
2. Surat Kuasa Khusus.................................................................................2
3. Surat Dakwaan.........................................................................................4
4. Berita Acara Persidangan Ke-I..................................................................
5. Pengajuan Eksepsi.....................................................................................
6. Berita Acara Persidangan Ke-II ................................................................
7. Pengajuan Keberatan Eksepsi....................................................................
8. Berita Acara Persidangan Ke-III ..............................................................
9. Putusan Sela...............................................................................................
10. Berita Acara Persidangan Ke-IV...............................................................
11. Pemeriksaan Saksi Mahkota......................................................................
12. Berita Acara Persidangan Ke-V.................................................................
13. Pemeriksaan Terdakwa..............................................................................
14. Surat Tuntutan...........................................................................................
15. Berita Acara Persidangan Ke-VI...............................................................
16. Nota Pembelaan/Pledoi..............................................................................
17. Berita Acara Persidangan Ke-VII..............................................................
18. Putusan Akhir............................................................................................
19. Berita Acara Persidangan Ke-VIII ............................................................
SURAT PENETAPAN HARI SIDANG
Nomor : 2528/Pid.B/2022/PS.GK

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Hakim pada Pengadilan Semu Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Graha Kirana Medan membaca
surat :

1. Penetapan Ketua Pengadilan Semu Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Graha Kirana
Medan, tanggal 01 November 2022 tentang penunjukan Hakim Majelis untuk
memeriksa dan mengadili perkawa Terdakwa Normaulita Julyanda.
2. Penetapan Majelis Hakim dan pelimpahan perkara Nomor: 2528/Pid. B/2022/PS.
Graha Kirana Medan serta Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Semu Sekolah
Tinggi Ilmu Hukum di Medan tanggal 02 November 2022 atas nama Normaulita
Julyanda.

Mengingat Pasal 170 ayat (2) ke-3 KUHPidana (UU No. 8 Tahun 1981).

MENETAPKAN

1. Menentukan hari sidang pada Hari Rabu tanggal 02 November 2022, pukul 10.00
WIB.
2. Memerintahkan Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Semu Graha Kirana Medan
untuk menghadapkan Terdakwa Normaulita Julyanda, berikut membawa saksi-saksi
dengan membawa serta barang bukti terlampir dalam berkas.

Ditetapkan di : Medan
Pada Tanggal : 02 November 2022

Hakim Ketua

RIO ADRIAN GINTING, S.H., M.H.


SURAT KUASA KHUSUS

Yang bertanda tangan di bawah ini :


1. Nama : NORMAULITA JULYANDA
Tempat/ Tgl. Lahir: Medan/ 23 Maret 1992
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jalan Pelita K-452 Lk. XVI, Kelurahan Tanjung Rejo,
Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan
Provinsi Sumatera Utara.
Agama : Kristen
Status Perkawinan : Belum Kawin
Pekerjaan : Mahasiswa
Kewarganegaraan : Indonesia
Pendidikan : SMA

Selanjutnya dalam Surat Kuasa Khusus ini disebut sebagai ...........................Pemberi Kuasa.

2. Nama : JONANDO GAREL BARUS


Tempat/ Tgl. Lahir: Medan/ 14 Juli 1991
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Jalan Gunung Mahameru No. 12 Medan,
Kecamatan Medan Timur, Kota Medan Provinsi Sumatera Utara.
Agama : Kristen
Status Perkawinan : Belum Kawin
Pekerjaan : Mahasiswa
Kewarganegaraan : Indonesia

Selanjutnya dalam Surat Kuasa Khusus ini disebut sebagai ........................Penerima Kuasa.

Pemberi Kuasa dengan ini menerangkan memilih tempat domisili hukumnya di kantor
Kuasanya yang disebut dibawah ini serta menyatakan memberi kuasa kepada JONANDO
GAREL BARUS, S.H., masing-masing Advokat pada Kantor Hukum JONANDO GAREL
BARUS, S.H. & Rekan, beralamat di Jalan Gunung Mahameru No. 12 Medan, Kecamatan
Medan Timur, Kota Medan Provinsi Sumatera Utara yang dalam hal ini dapat bertindak
secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri yang selanjutnyanya dalam Surat Kuasa ini
disebut sebagai......................................................................................... Penerima Kuasa.

KHUSUS

Untuk dan atas nama Pemberi Kuasa guna mendampingi,memberi nasehat hukum, dan
membela kepentingan hukum, mewakili, membela, mempertahankan hak-hak serta
kepentingan Pemberi Kuasa selaku Terdakwa dalam perkara pidana dengan Nomor Register
Perkara No. 2528/Pid.B/2022/PS.GK dan dengan dakwaan sebagaimana disebutkan dalam
Surat Dakwaan No. REG.PERK: PDM-86/Rp.9/Eku.2/10/2022, tertanggal 01 November
2022 yang diterbitkan oleh Kejaksaan Semu Graha Kirana Medan, terkait dengan dugaan
melakukan tindak pidana sampai mengakibatkan meninggal dunia yang dimaksud dalam
Pasal 170 ayat (2) ke-3 KUHPidana yang disidangkan pada kantor Pengadilan Semu Graha
Kirana Medan di Medan.
Dan untuk itu :
Melakukan segala usaha dan tindakan hukum untuk dan atas nama serta kepentingan Pemberi
Kuasa dalam perkara yang disangkakan/didakwakan, mendampingi Pemberi Kuasa pada
pemeriksaan tingkat Penyidikan, Penuntutan pada Kejaksaan dan mendampingi/membela
kepentingan Pemberi Kuasa pada Persidangan di Pengadilan Semu Graha Kirana,
mengajukan dan menandatangani Eksepsi/ Tangkisan, Pengantar Bukti Surat, Pledoi,
membuat dan menandatangani Banding dan Memori Banding maupun Kontra Memori
Banding, Permohonan Kasasi serta membuat Memori Kasasi maupun Kontra Memori Kasasi,
dan bila dianggap perlu menghadap ke semua Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi dan
Mahkamah Agung, Polri dan Kejaksaan Negeri, Kejaksaan Tinggi dan Kejaksaan Agung,
serta pembesar-pembesar dan instansi-instansi pemerintah baik sipil maupun militer,
mengajukan segala permohonan-permohonan yang berkaitan dengan perkara ini dan
mensahkannya, memberi segala keterangan-keterangan yang dianggap perlu, mengajukan dan
menolak bukti-bukti, mengajukan dan  meminta di dengar saksi a charge, a de charge, saksi
ahli dan menolaknya, meminta dan mengajukan Pemeriksaan Ulang (Request Civil), meminta
dan mengajukan permohonan penangguhan penahanan beserta alasan-alasannya dan
selanjutnya melakukan segala usaha yang menguntungkan dan meringankan Pemberi Kuasa
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-
Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) beserta peraturan perundang-undangan lainnya yang
berkenaan dengan perkara ini. Pada pokoknya melakukan segala tindakan yang dipandang
perlu menurut hukum oleh Penerima Kuasa meskipun belum disebut dalam surat Kuasa
Khusus ini yang telah disetujui oleh pemberi Kuasa sepanjang dalam Surat Kuasa Khusus ini
yang telah disetujui oleh Pemberi Kuasa yang ada hubungannya dengan maksud dalam Surat
Kuasa Khusus ini.

Surat Kuasa ini diberikan dengan hak substitusi, baik sebahagian maupun seluruhnya dengan
memilih tempat kediaman (domisili) di Kantor Kuasanya sebagaimana telah disebutkan
diatas, dengan hak retensi sesuai dengan bunyi Pasal 1812 KUHPerdata.

Medan, 28 Oktober 2022

Penerima Kuasa, Pemberi Kuasa,

JONANDO GAREL BARUS, S.H., NORMAULITA JULYANDA


P-29

KEJAKSAAN SEMU SEKOLAH TINGGI ILMU HUKUM


UNTUK KEADILAN

SURAT DAKWAAN
NO.REG.PERK. B-3419/L.2.26.3/Eku.2/10/2022
A. TERDAKWA :
Nama : NORMAULITA JULYANDA
Tempat/ Tgl. Lahir : Medan/ 23 Maret 1992
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jalan Pelita K-452 Lk. XVI, Kelurahan Tanjung Rejo,
Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan
Provinsi Sumatera Utara.
Agama : Kristen
Status Perkawinan : Belum Kawin
Pekerjaan : Mahasiswa
Kewarganegaraan : Indonesia
Pendidikan : SMA

B. PENAHANAN
Ditangkap : Tanggal 10 Agustus 2022
Ditahan Penyidik : Sejak Tgl. 17 September 2022 s/d 6 Oktober 2022
Diperpanjang PU : Sejak Tgl. 7 Oktober 2022 s/d 15 November 2022
Diperpanjang PS.GK I : Sejak Tgl. 01 November 2022 s/d 30 November 2022
Diperpanjang PS.GK II : Sejak Tgl. 01 Desember 2022 s/d 29 Januari 2023
Ditahan Penuntut Umum : Sejak Tgl. 25 Oktober 2022 s/d 13 November 2022
Diperpanjang PS.GK : Sejak Tgl. 30 Januari 2023 s/d 28 Februari 2023

C. DAKWAAN
KESATU :
...........Bahwa Terdakwa NORMAULITA JULYANDA bersama-sama dengan anaknya
ADHIE SURYA PRATAMA als SURYA, Saksi FANDER SITOHANG alias FANDER,
Saksi PUTRI ANDRIANI als PUTRI, saksi UCAPAN LOGIKA GAHO als LOGIKA
GAHO, dan Saksi PARLIN DAWOLO als PAK PARLIN (masing-masing dilakukan
penuntutan secara terpisah) pada hari Kamis tanggal 15 September 2022 sekitar pukul 21.00
WIB sampai dengan hari Jumat tanggal 16 Spetember 2022 sekitar pukul 04.00 WIB atau
setidak-tidaknya pada waktu lain dalam bulan September tahun 2022 atau setidak-tidaknya
pada tahun 2022 bertempat di Jalan Marelan V Pasar 2 Barat Gg. Abadi Link. II Kelurahan
Terjun Kecamatan Medan Marelan Kota Medan, di Jalan Marelan VII Pasar 1 Tengah Gg.
Amal Link IV Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan atau setidak-
tidaknya termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Semu Graha Kirana Medan yang
berwenang mengadili, melakukan tindak pidana dengan terang-terangan dan dengan tenaga
bersama menggunakan kekerasan yang mengakibatkan meninggal dunia terhadap korban
KORNELIUS HONDO als HONDO, yang dilakukan dengan cara sebagai berikut:
- Bahwa berawal pada hari Selasa tanggal 13 September 2022 sekitar pukul 03.00 WIB
di Klinik Rumah Hijau yang beralamat di Jl. Marelan VII Pasar I Tengah Link. IV
Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan medan Marelan telah terjadi kehilangan
telepon genggam milik Terdakwa NORMAULITA JULYANDA dan SAKSI OKTAF
VITRA BUANA. Kemudian Terdakwa NORMAULITA JULYANDA melihat 1 (satu)
batang aluminium bulat gantungan gorden warna emas yang salah satu ujungnya
terpasang tanggok yang diduga milik seseorang yang tertinggal pada saat mengambil
telepon genggam milik Terdakwa NORMAULITA JULYANDA dan Saksi OKTAF
VITRA BUANA. Selanjutnya pada sekitar pukul 15.00 WIB, Terdakwa
NORMAULITA JULYANDA dan Saksi OKTAF VITRA BUANA pergi mengobati
pasien ke rumah Sdr. MAK MELIANA dan Terdakwa NORMAULITA JULYANDA
menceritakan kejadian tersebut pada Sdr. MAK MELIANA, selanjutnya suami Sdr.
MAK MELIANA mengatakan bahwa Saksi FANDER SITOHANG dapat membantu
menemukan pelakunya dan suami Sdr. MAK MELIANA tersebut menelepon Saksi
FANDER SITOHANG sehingga Saksi FANDER SITOHANG datang ke rumah Sdr.
MAK MELIANA dan Terdakwa NORMAULITA JULYANDA dan Saksi OKTAF
VITRA BUANA menceritakan ciri-ciri orang yang mengambil telepon genggam milik
mereka tersebut kepada Saksi FANDER SITOHANG.
- Bahwa pada hari Rabu 14 September 2022 sekitar pukul 17.30 WIB, Saksi UCAPAN
LOGIKA GAHO bersama-sama dengan Terdakwa NORMAULITA JULYANDA dan
saksi OKTAF VITRA BUANA pergi ke rumah Saksi PARLIN DAWOLO agar Saksi
PARLIN DAWOLO membantu Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO atas kejadian
kehilangan telepon gemnggam tersebut dengan membawa 1 (satu) batang aluminium
bulat gantungan gorden tersebut, lalu Saksi PARLIN DAWOLO menjawab dengan
mengatakan “oke, nanti saya aksi”. Selanjutnya pada ahri Kamis tanggal 15 September
2022 sekitar pukul 17.30 WIB, Saksi FANDER SITOHANG datang ke Klinik Rumah
Hijau bertemu dengan Terdakwa NORMAULITA JULYANDA mengatakan bahwa
korban KORNELIUS HONDO als HONDO selaku orang yang diduga mengambil
telepon genggam mereka sudah diamankan di rumah Sdr. DEWI AYU KARTIKA
SARI yang merupakan teman Saksi FANDER SITOHANG yang beralamat di Jalan
Marelan V Link. II Pasar 2 Barat Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan. Lalu,
Saksi FANDER SITOHANG bersama-sama dengan Terdakwa NORMAULITA
JULYANDA dan anak ADHIE SURYA PRATAMA pergi ke rumah Sdr. DEWI AYU
KARTIKA SARI dengan membawa 1 (satu) batang aluminium bulat gantungan gorden
tersebut dan Terdakwa NORMAULITA JULYANDA melihat bahwa korban sedang
berada di ruang tamu rumah Sdr. DEWI AYU KARTIKA SARI tersebut. Selanjutnya,
Saksi FANDER SITOHANG memukul korban dengan menggunakan 1 (satu) batang
aluminium tersebut, serta memeluk dengan tangan dan menendang korban dengan kaki.
Bahwa saat Saksi FANDER SITOHANG memukul korban tersebut, Terdakwa
NORMAULITA JULYANDA merekam Perbuatan Saksi FANDER SITOHANG
dengan menggunakan 1 (satu) unit telepon genggam merek Iphone 6-S warna putih
milik Anak ADHIE SURYA PRATAMA. Sekitar pikul 19.00 WIB, Terdakwa
NORMAULITA JULYANDA dan anak ADHIE SURYA PRATAMA pulang ke
Klinik Rumah Hijau.
- Bahwa selanjutnya sekitar pukul 22.00 WIB, Saksi FANDER SITOHANG datang ke
Klinik Rumah Hijau bertemu dengan Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO mengatakan
bahwa pelakunya sudah ditemukan oleh Saksi FANDER SITOHANG. Selanjutnya
Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO, Saksi OKTAF VITRA BUANA, dan Anak SYAH
SURYA ADIARI ESMOKO pergi ke rumah Sdr. DEWI AYU KARTIKA SARI
tersebut. Kemudian sekitar pukul 22.30, Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO dan Saksi
OKTAF VITRA BUANA kembali pulang ke Klinik Rumah Hijau sambil mengatakan
bahwa korban sudah mengaku, sehingga Terdakwa NORMAULITA JULYANDA
bersama-sama dengan Saksi PUTRI ANDRIANI pergi ke rumah Sdr. DEWI AYU
KARTIKA SARI. Setiba di rumah tersebut, Terdakwa NORMAULITA JULYANDA
dan Saksi PUTRI ANDRIANI melihat Saksi PARLIN DAWOLO diluar rumah dan
mengatakan “lihat ke dalam sudah mengaku dia”, Lalu Terdakwa NORMAULITA
JULYANDA dan Saksi PUTRI ANDRIANI masuk dan melihat korban sudah dalam
kondisi lemas dan terdapat luka dan memar di tubuhnya. Selanjutnya, Saksi PARLIN
DAWOLO membawa korban menggunakan 1 (satu) unit sepeda motor ke lapangan
kosong yang beralamat di Jalan Marelan VII Link IV Pasal 1 Tengah Kelurahan Tanah
Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan dan Terdakwa NORMAULITA JULYANDA,
Saksi PUTRI ANDRIANI, dan Anak ADHIE SURYA PRATAMA mengikuti dari
belakang. Setiba di lapangan tersebut, Saksi PARLIN DAWOLO kembali memukul
korban dengan menggunakan 1 (satu) buah selang warna merah dan pada saat itu juga
beberapa warga yang berada di tempat kejadian mengatakan bahwa korban sering
melakukan pencurian, akhirnya banyak warga berdatangan dan Terdakwa
NORMAULITA JULYANDA, Saksi PUTRI ANDRIANI, dan Anak S ISLAMI, dan
Anak ADHIE SURYA PRATAMA saling bergantian memukul korban, yang mana
Terdakwa NORMAULITA JULYANDA memukul punggung korban sebanyak 4
(empat) kali dengan menggunakan 1 (satu) buah selang warna merah, Saksi PUTRI
ANDRIANI menendang muka korban dengan kaki sebelah kanan sebanyak 3 (tiga) kali
serta memukul kaki korban dengan menggunakan 1 (satu) sapu rumah bergagang kayu
panjnag sekirat 1 (satu) meter yang mana Saksi PUTRI ANDRIANI mendapat sapu
tersebut dari orang sekitar di tempat tersebut, dan Anak ADHIE SURYA PRATAMA
menendang kepala korban dengan menggunakan kaki sebelah kanan sebanyak 3 (tiga)
kali. Kemudian sampai dengan hari Jumat tanggal 16 September 2022 pukul 02.00
WIB, Terdakwa NORMAULITA JULYANDA, Anak ADHIE SURYA PRATAMA,
dan Saksi PUTRI ANDRIANI pergi meninggalkan korban dalam keadaan kedua tangan
terikat dan tersandar di sebuah pohon di sekitar Jalan Marelan VII Link. IV Pasar 1
Tengah Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan. Kemudian sekitar
pukul 06.00 WIB, Terdakwa NORMAULITA JULYANDA mendapat informasi bahwa
korban sudah meninggal dunia.
- Bahwa berdasarkan hasil Visum et Repertum Nomor 04/IKF/IX/2022 tanggal 16
September 2022 dari Rumah Sakit Bahayangkara Tk. II Kota Medan yang
ditandatangani oleh dr. ZULFIKRI LUBIS, S.H., M.H., Sp.F selaku Dokter yang
memeriksa, ditemukan hasil pemeriksaan dengan kesimpulan sebagai berikut:
- Dari hasil pemeriksaan luar dijumpai benjolan pada kepala sebelah kiri dijumpai
benjolan pada kepala sebelah belakang, dijumpai luka lecet pada dahi sebelah kiri,
dijumpai luka dan lecet pada dahi sebelah kanan, dijumpai memar pada dahi,
dijumpai luka lecet pada alis mata kanan, dijumpai luka lecet pada alis mata kiri,
dijumpai memar pada pipi sebelah kanan, dijumpai memar pada pipi sebelah krii,
dijumpai luka bakar pada puncak bahu sebelah kanan, dijumpai luka lecet pada dada
sebelah kanan, dijumpai luka lecet pada dada sebelah kiri, dijumpai tiga luka bakar
berbentuk lingkaran pada dada sebelah kanan, dijumpai luka lecet pada lengan atas
kanan, dijumpai memar pada lengan bawah kanan, dijumpai luka lecet pada lengan
kiri atas, dijumpai memar pada tungkai atas kanan, dijumpai luka lecet pada lutut
kanan, dijumpai luka lecet pada mata kaki kanan sisi luar, dijumpai memar pada
tungkai atas kiri. 
- Dari hasil pemeriksaan dalam dijumpai resapan darah yang luas pada seluruh lapisan
kulit kepala bagian dalam, dijumpai warna kemerahan pada hampir seluruh
permukaan tengkorak kepala, dijumpai resapan darah yang luas pada selaput otak
serta dijumpai patah tulang iga ke dua sebelah kanan, iga ke lima sebelah kanan dan
iga ke dua sebelah kiri. 
- Dari hasil pemeriksaan luar dan dalam, penyebab kematian korban mati lemas
karena perdarahan yang banyak di jaringan otak akibat ruda paksa tumpul pada
kepala. 
-----------Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 170
ayat (2) ke - 3 KUHPidana.
ATAU
KEDUA :
............Bahwa Terdakwa NORMAULITA JULYANDA bersama-sama dengan Anak ADHIE
SURYA PRATAMA als SURYA, Saksi FANDER SITOHANG alias FANDER , Saksi
PUTRI ANDRIANI als PUTRI, Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO als LOGIKA GAHO, dan
Saksi PARLIN DAWOLO als PAK PARLIN (masing- masing dilakukan penuntutan secara
terpisah) pada hari Kamis tanggal 15 September 2022 sekitar pukul 21.00 WIB sampai
dengan hari Jumat tanggal 16 September 2022 sekitar pukul 04.00 WIB atau setidak-tidaknya
pada waktu lain dalam bulan September tahun 2022 atau setidak-tidaknya pada tahun 2022
bertempat di Jalan Marelan V Pasar 2 Barat Gg. Abadi Link. II Kelurahan Terjun Kecamatan
Medan Marelan Kota Medan, di Jalan Marelan VII Pasar 1 Tengah Gg. Amal Link IV
Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan atau setidak-tidaknya termasuk
dalam daerah hukum Pengadilan Semu Graha Kirana Medan yang berwenang mengadili,
melakukan tindak pidana yang melakukan, menyuruh melakukan,
serta turut melakukan penganiayaan yang mengakibatkan korban KORNELIUS HONDO als
HONDO meninggal dunia, yang dilakukan dengan cara sebagai berikut: 
-  Bahwa berawal pada hari Selasa tanggal 13 September 2022 sekitar pukul 03.00 WIB di
Klinik Rumah Hijau yang beralamat di JI. Marelan VII Pasar I Tengah Link. IV Kelurahan
Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan telah terjadi kehilangan telepon genggam
milik Terdakwa NORMAULITA JULYANDA dan Saksi OKTAF VITRA BUANA.
Kemudian Terdakwa NORMAULITA JULYANDA melihat 1 (satu) batang aluminium
bulat gantungan gorden warna emas yang salah satu ujungnya terpasang tanggok yang
diduga milik seseorang yang tertinggal pada saat mengambil telepon genggam milik
Terdakwa NORMAULITA JULYANDA dan Saksi OKTAF VITRA BUANA.
Selanjutnya pada sekitar pukul 15.00 WIB, Terdakwa NORMAULITA JULYANDA dan
Saksi OKTAF VITRA BUANA pergi mengobati pasien ke rumah Sdr. MAK MELIANA
dan Terdakwa NORMAULITA JULYANDA menceritakan kejadian tersebut pada Sdr.
MAK MELIANA, selanjutnya suami Sdr. MAK MELIANA mengatakan bahwa Saksi
FANDER SITOHANG dapat membantu menemukan pelakunya dan suami Sdr. MAK
MELIANA tersebut menelepon Saksi FANDER SITOHANG sehingga Saksi FANDER
SITOHANG datang ke rumah Sdr. MAK MELIANA dan Terdakwa NORMAULITA
JULYANDA dan Saksi OKTAF VITRA BUANA menceritakan ciri-ciri orang yang
mengambil telepon genggam milik mereka tersebut kepada Saksi 
FANDER SITOHANG. 
- Bahwa pada hari Rabu tanggal 14 September 2022 sekitar pukul 17.30 WIB, Saksi
UCAPAN LOGIKA GAHO bersama-sama dengan Terdakwa NORMAULITA
JULYANDA dan Saksi OKTAF VITRA BUANA pergi ke rumah Saksi PARLIN
DAWOLO agar Saksi PARLIN DAWOLO membantu Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO
atas kejadian kehilangan telepon genggam tersebut dengan membawa 1 (satu) batang
aluminium bulat gantungan gorden tersebut, lalu Saksi PARLIN DAWOLO menjawab
dengan mengatakan "oke, nanti saya aksi. Selanjutnya pada hari Kamis tanggal 15
September 2022 sekitar pukul 17.30 WIB, Saksi FANDER SITOHANG datang ke Klinik
Rumah Hijau bertemu dengan Terdakwa NORMAULITA JULYANDA mengatakan
bahwa korban KORNELIUS HONDO als HONDO selaku orang yang diduga mengambil
telepon genggam mereka sudah diamankan di rumah Sdr. DEWI AYU KARTIKA SARI
yang merupakan teman Saksi FANDER SITOHANG yang beralamat di Jalan Marelan V
Link || Pasar 2 Barat Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan. Lalu, Saksi FANDER
SITOHANG bersama-sama dengan Terdakwa NORMAULITA JULYANDA dan Anak
ADHIE SURYA PRATAMA pergi ke rumah Sdr. DEWI AYU KARTIKA SARI dengan
membawa 1 (satu) batang aluminium bulat gantungan gorden tersebut dan Terdakwa
NORMAULITA JULYANDA melihat bahwa korban sedang berada di ruang tamu rumah
Sdr. DEWI AYU KARTIKA SARI tersebut. Selanjutnya, Saksi FANDER SITOHANG
memukul korban dengan menggunakan 1 (satu) batang aluminium tersebut, serta memukul
dengan tangan dan menendang korban dengan kaki. Bahwa saat Saksi FANDER
SITOHANG memukul korban tersebut, Terdakwa NORMAULITA JULYANDA
merekam perbuatan Saksi FANDER SITOHANG dengan menggunakan 1 (satu) unit
telepon genggam merk Iphone 6-S warna putih milik Anak ADHIE SURYA PRATAMA.
Sekitar pukul 19.00 WIB, Terdakwa NORMAULITA JULYANDA dan Anak ADHIE
SURYA PRATAMA pulang ke Klinik Rumah Hijau.
- Bahwa selanjutnya sekitar pukul 22.00 WIB, Saksi FANDER SITOHANG datang ke
Klinik Rumah Hijau bertemu dengan Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO mengatakan
bahwa pelakunya sudah ditemukan oleh Saksi FANDER SITOHANG. Selanjutnya Saksi
UCAPAN LOGIKA GAHO, Saksi OKTAF VITRA BUANA, dan Anak ADHIE SURYA
PRATAMA pergi ke rumah Sdr. DEWI AYU KARTIKA SARI tersebut. Kemudian
sekitar pukul 22.30, Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO dan Saksi OKTAF VITRA
BUANA kembali pulang ke Klinik Rumah Hijau sambil mengatakan bahwa korban sudah
mengaku, sehingga Terdakwa NORMAULITA JULYANDA bersama-sama dengan Saksi
PUTRI ANDRIANI pergi ke rumah Sdr. DEWI AYU KARTIKA SARI. Setiba di rumah
tersebut, Terdakwa NORMAULITA JULYANDA dan Saksi PUTRI ANDRIANI melihat
Saksi PARLIN DAWOLO di luar rumah dan mengatakan "lihat ke dalam sudah mengaku
dia", lalu Terdakwa NORMAULITA JULYANDA dan Saksi PUTRI ANDRIANI masuk
dan melihat korban sudah dalam kondisi lemas dan terdapat luka dan memar di tubuhnya.
Selanjutnya, Saksi PARLIN DAWOLO membawa korban menggunakan 1 (satu) unit
sepeda motor ke lapangan kosong yang beralamat di Jalan Marelan VII Link. IV Pasar 1
Tengah Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan, dan Terdakwa
NORMAULITA JULYANDA, Saksi PUTRI ANDRIANI, dan Anak ADHIE SURYA
PRATAMA mengikuti dari belakang. Setiba di lapangan tersebut, Saksi PARLIN
DAWOLO kembali memukul korban dengan menggunakan 1 (satu) buah selang warna
merah dan pada saat itu juga beberapa warga yang berada di tempat kejadian mengatakan
bahwa korban sering melakukan pencurian, akhirnya banyak warga berdatangan dan
Terdakwa NORMAULITA JULYANDA, Saksi PUTRI ANDRIANI, dan Anak ADHIE
SURYA PRATAMA mana Terdakwa NORMAULITA JULYANDA memukul punggung
korban sebanyak 4 (empat) kali dengan menggunakan 1 (satu) buah selang air warna
merah, Saksi PUTRI ANDRIANI menendang muka korban dengan kaki sebelah kanan
sebanyak 3 (tiga) kali serta memukul kaki korban dengan menggunakan 1 (satu) sapu
rumah bergagang kayu panjang sekitar 1 (satu) meter yang mana Saksi PUTRI
ANDRIANI mendapat sapu tersebut dari orang sekitar di tempat tersebut, dan Anak
ADHIE SURYA PRATAMA menendang kepala korban dengan menggunakan kaki
sebelah kanan sebanyak 3 (tiga) kali. Kemudian sampai dengan hari Jumat tanggal 16
September 2022 pukul 02.00 WIB, Terdakwa NORMAULITA JULYANDA, Anak
ADHIE SURYA PRATAMA, dan Saksi PUTRI ANDRIANI pergi meninggalkan korban
dalam keadaan kedua tangan terikat dan tersandar di sebuah pohon di sekitar Jalan
Marelan VII Link. IV Pasar 1 Tengah Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan
Marelan. Kemudian sekitar pukul 06.00 WIB, Terdakwa NORMAULITA JULYANDA
mendapat informasi bahwa korban sudah meninggal dunia. 
- Bahwa berdasarkan hasil Visum et Repertum Nomor: 04/IKF/IX/2022 tanggal 16
September 2022 dari Rumah Sakit Bhayangkara Tk. II Kota Medan yang ditandatangani
oleh dr. ZULFIKRI LUBIS, S.H., M.H., Sp.F selaku Dokter yang memeriksa, ditemukan
hasil pemeriksaan dengan kesimpulan sebagai berikut: 
➤ Dari hasil pemeriksaan luar dijumpai benjolan pada kepala sebelah kiri, dijumpai
benjolan pada kepala sebelah belakang, dijumpai luka lecet pada dahi sebelah kiri,
dijumpai luka dan lecet pada dahi sebelah kanan, dijumpai memar pada dahi, dijumpai
luka lecet pada alis mata kanan, dijumpai luka lecet pada alis mata kiri, dijumpai
memar pada pipi sebelah kanan, dijumpai memar pada pipi sebelah krii, dijumpai luka
bakar pada puncak bahu sebelah kanan, dijumpai luka lecet pada dada sebelah kanan,
dijumpai luka lecet pada dada sebelah kiri, dijumpai tiga luka bakar berbentuk
lingkaran pada dada sebelah kanan, dijumpai luka lecet pada lengan atas kanan,
dijumpai memar pada lengan bawah kanan, dijumpai luka lecet pada lengan kiri atas,
dijumpai memar pada tungkai atas kanan, dijumpai luka lecet pada lutut kanan,
dijumpai luka lecet pada mata kaki kanan sisi luar, dijumpai memar pada tungkai atas
kiri. 
➤ Dari hasil pemeriksaan dalam dijumpai resapan darah yang luas pada seluruh lapisan
kulit kepala bagian dalam, dijumpai warna kemerahan pada hampir seluruh permukaan
tengkorak kepala, dijumpai resapan darah yang luas pada seiaput otak serta dijumpai
patah tulang iga ke dua sebelah kanan, iga ke lima sebelah kanan dan iga ke dua
sebelah kiri.
➤ Dari hasil pemeriksaan luar dan dalam, penyebab kematian korban mati lemas karena
perdarahan yang banyak di jaringan otak akibat ruda paksa tumpul pada kepala.. 
......Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 351 ayat (3)
KUHPidana jo. Pasal 55 ayat (1) ke - 1 KUHPidana.. 
Menimbang, bahwa terhadap dakwaan Penuntut Umum,Terdakwa dan atau Penasihat
Hukum Terdakwa tidak mengajukan keberatan; 
Menimbang, bahwa untuk membuktikan dakwaannya Penuntut Umum telah
mengajukan Saksi-saksi sebagai berikut: 
1. Saksi TITIADI Br.SIMAMORA, dibawah janji pada pokoknya menerangkan sebagai
berikut:: 
- Bahwa berawal pada hari Selasa tanggal 13 September 2022 sekitar pukul 03.00 WIB
di Klinik Rumah Hijau yang beralamat di Jl. Marelan VII Pasar 1 Tengah Link. IV
Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan telah terjadi kehilangan
telepon genggam milik saksi dan Terdakwa, selanjutnya saksi mengadukan hal tersebut
kepada Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO als LOGIKA GAHO selaku pemilik klinik. 
- Kemudian sekitar pukul 15.00 WIB, Terdakwa dan Saksi PUTRI ANDRIANI als
PUTRI pergi mengobati pasien ke rumah MAK MELIANA dan Terdakwa
menceritakan kejadian tersebut pada MAK MELIANA, selanjutnya suami MAK
MELIANA mengatakan bahwa Saksi FANDER SITOHANG alias FANDER dapat
membantu menemukan siapa pelakunya, kemudian suami MAK MELIANA menelepon
Saksi FANDER SITOHANG alias FANDER dan Saksi FANDER SITOHANG alias
FANDER  datang ke rumah MAK MELIANA sehingga Terdakwa menceritakan bahwa
Terdakwa sempat melihat maling yang mengambil telepon genggam miliknya dengan
ciri-cirinya. 
- Setelah itu saksi FANDER SITOHANG alias FANDER langsung merujuk
kepada seseorang yang sudah dikenalnya, kemudian, Terdakwa dan Saksi PUTRI
ANDRIANI als PUTRI pulang ke klinik dan melaporkan hal tersebut kepada Saksi
UCAPAN LOGIKA GAHO als LOGIKA GAHO, kemudian Saksi UCAPAN LOGIKA
GAHO als LOGIKA GAHO mendatangi Saksi FANDER SITOHANG alias FANDER
ke rumah Sdr. MAK MELIANA sehingga Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO als
LOGIKA GAHO saling bertukar nomor handpone dengan Saksi FANDER
SITOHANG alias FANDER . 
- Bahwa pada hari Rabu tanggal 14 September 2022 sekitar pukul 17.30 WIB, Saksi
bersama-sama Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO als LOGIKA GAHO, Terdakwa dan
Sdr. ANJAS MILAN pergi ke rumah Saksi PARLIN DAWOLO marinir/TNI agar
Saksi PARLIN DAWOLO membantu Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO atas kejadian
kehilangan telepon genggam tersebut dengan membawa (satu) batang aluminium bulat
gantungan gorden tersebut.
- Bahwa pada hari Kamis tanggal 15 September 2022 sekitar pukul 16.00 WIB, Saksi
FANDER SITOHANG alias FANDER datang ke klinik dan bertemu dengar Terdakwa
lalu Saksi FANDER SITOHANG alias FANDER mengatakan akan menangkap korban
KORNELIUS HONDO als HONDO, saat itu Terdakwa melaporkan hal tersebu kepada
Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO als LOGIKA GAHO, kemudian Saks UCAPAN
LOGIKA GAHO als LOGIKA GAHO menelepon Saksi agar Saksi pergi untuk melihat
telepon genggam miliknya, namun Saksi sedang berada di klinik Sekip.
- Sehingga sekitar pukul 22.00 WIB saat Saksi dan Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO als
LOGIKA GAHO sudah berada di Klinik Rumah Hijau, Saksi FANDER SITOHANG
alias FANDER bersama-sama dengan Anak Saksi ADHIE SURYA PRATAMA als
SURYA datang ke klinik untuk menemui Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO als
LOGIKA GAHO, Saksi FANDER SITOHANG alias FANDER mengatakan bahwa
pelakunya sudah tertangkap, maka Saksi bersama-sama dengan Saksi UCAPAN
LOGIKA GAHO als LOGIKA GAHO, Saksi FANDER SITOHANG alias FANDER ,
dan Anak Saksi ADHIE SURYA PRATAMA als SURYA pergi ke rumah DEWI AYU
KARTIKA SARI untuk melihat korban. Sesampainya di rumah DEWI AYU
KARTIKA SARI, Saksi melihat korban bernama KORNELIUS HONDO als HONDO,
selanjutnya Saksi FANDER SITOHANG alias FANDER memukul dada korban
sebanyak 2 (dua) kali, namun korban KORNELIUS HONDO als HONDO tetap tidak
mengaku, karena korban KORNELIUS HONDO als HONDO tetap tidak mengaku,
Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO als LOGIKA GAHO mengatakan kepada korban
"kujemputlah Marinir, biar cepat ngaku"; 
- selanjutnya Saksi bersama-sama dengan Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO pergi
menggunakan sepeda motor, namun karena sepeda motor milik Anak Saksi ADHIE
SURYA PRATAMA kehabisan bensin, maka Saksi dan Saksi UCAPAN LOGIKA
GAHO mencari bensin dan saat mencari bensin, Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO
menelepon Saksi PARLIN DAWOLO untuk datang; tidak beberapa lama Saksi dan
Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO bertemu dengan Saksi PARLIN DAWOLO di jalan,
lalu Saksi dan Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO mengarahkan Saksi PARLIN
DAWOLO ke rumah DEWI AYU KARTIKA SARI. Setiba di rumah DEWI AYU
KARTIKA SARI sekitar pukul 22.30 WIB, Saksi PARLIN DAWOLO langsung masuk
ke dalam rumah DEWI AYU KARTIKA SARI lalu membuka ikat pinggang berkepala
kuningan yang dipakai Saksi PARLIN DAWOLO kemudian langsung bertanya sambil
memukul punggung korban KORNELIUS HONDO als HONDO menggunakan tali
pinggang tersebut.
- bahwa Saksi dan Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO bertemu dengan Saksi PARLIN
DAWOLO als PAK PARLIN sebanyak 2 (dua) kali, yakni pada hari Rabu tanggal 14
September 2022 sekitar pukul 17.30 WIB di rumah Saksi PARLIN DAWOLO als PAK
PARLIN saat Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO meminta bantuan Saksi PARLIN
DAWOLO atas kejadian kehilangan telepon genggam tersebut dengan membawa 1
(satu) batang aluminium bulat gantungan gorden tersebut dan hari Kamis tanggal 15
September 2022 sekitar pukul 22.00 WIB saat korban KORNELIUS HONDO als
HONDO tidak juga mengakui perbuatannya di rumah DEWI AYU KARTIKA SARI
meskipun Saksi FANDER SITOHANG telah memukuli korban KORNELIUS HONDO
als HONDO.
- Bahwa pada hari Jumat sekira pukul 02.00 WIB, Terdakwa dan Saksi PUTRI
ANDRIANI bercerita kepada Saksi bahwa Terdakwa dan Saksi PUTRI ANDRIANI
ada memukul korban KORNELIUS HONDO als HONDO dengan menggunakan
selang.
Bahwa sampai saat ini telepon genggam milik Saksi dan Terdakwa belum juga
ditemukan.

Medan, 19 Januari 2023


JAKSA PENUNTUT UMUM

RIO PANDRA NASUTION, S.H, M.H.


NPM. 1870002047
Panitera Pengganti : Sherly Indrajayana Sarumaha, S.H. M.H
Jaksa Penuntut Umum : Rio Pandra Nasution, S.H. M.H

BERITA ACARA SIDANG-I


Nomor : 2528/Pid.B/2022/PS.GK

Persidangan umum Pengadilan Semu Graha Kirana, yang mengadili perkara pidana
menurut acara pemeriksaan biasa pada tingkat pertama, berlangsung di gedung yang telah
ditentukan untuk itu pada Pengadilan Semu Graha Kirana, Hari Rabu, 02 November 2022,
dalam perkara terdakwa :
NORMAULITA JULYANDA
Dengan susunan persidangan sebagai berikut:

Rio Adrian Ginting, S.H., M.H : Sebagai Hakim Ketua


Ryan Aditia, S.H., M.H : Sebagai Hakim Anggota I
Desta Arianto, S.H., M.H : Sebagai Hakim Anggota II
Rio Pandra Nasution, S.H. M.H : Sebagai Jaksa Penuntut Umum
Sherly Indrajayana Sarumaha, S.H. : Sebagai Panitera Pengganti

Setelah Persidangan dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua,
lalu Hakim Ketua memerintahkan kepada Penuntut Umum agar menghadirkan Terdakwa
kedalam ruang persidangan.
Selanjutnya Terdakwa duduk dikursi pemeriksaan, dan atas pertanyaan Hakim, lalu
Terdakwa menjawab pertanyaan dan mengaku bernama :

Nama : NORMAULITA JULYANDA


Tempat/ Tgl. Lahir : Medan/ 23 Maret 1992
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jalan Pelita K-452 Lk. XVI, Kelurahan Tanjung Rejo,
Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan
Provinsi Sumatera Utara.
Agama : Kristen
Status Perkawinan : Belum Kawin
Pekerjaan : Mahasiswa
Kewarganegaraan : Indonesia
Pendidikan : SMA

Terdakwa di tahan dalam tahanan rutan oleh :


1. Penyidik sejak tanggal 17 September 2022 sampai dengan tanggal 6 Oktober 2022;
2. Perpanjangan Oleh Penuntut Umum sejak tanggal 7 Oktober 2022 sampai dengan
tanggal 15 November 2022;
3. Perpanjangan Pertama Oleh Ketua Pengadilan Semu sejak tanggal 01 November 2022
sampai dengan tanggal 30 November 2022;
4. Perpanjangan Kedua Oleh Ketua Pengadilan Semu sejak tanggal 01 Desember 2022
sampai dengan tanggal 29 Januari 2023;
5. Penuntut Umum sejak tanggal 25 Oktober 2022 sampai dengan tanggal 13 November
2022;
6. Penuntut Umum perpanjangan Pertama Oleh Ketua Pengadilan Semu sejak tanggal 07
Oktober 2022 sampai dengan tanggal 15 November 2022;
7. Hakim Pengadilan Semu sejak tanggal 01 November 2022 sampai dengan tanggal 30
November 2022;
8. Hakim Pengadilan Semu Perpanjangan Pertama sejak tanggal 01 Desember 2022
sampai dengan tanggal 29 Januari 2023;
9. Hakim Pengadilan Semu Perpanjangan Pertama oleh Ketua Pengadilan Tinggi Semu
sejak tanggal 30 Januari 2023 sampai dengan tanggal 28 Februari 2023.
10. Terdakwa didampingi oleh Penasehat Hukumnya.

Atas pertanyaan Hakim Ketua, Terdakwa menerangkan bahwa ia dalam keadaan sehat
dan bersedia di periksa perkaranya pada hari ini. Hakim Ketua kemudian menanyakan kepada
terdakwa, apakah terdakwa didampingi kuasa hukumnya, terdakwa menjawab bahwa ia
didampingi oeh kuasa hukumnya yang bernama JONANDO GAREL BARUS, S.H., dengan
menunjukan Surat Kuasa Khusus.
Hakim Ketua memberitahukan kepada terdakwa agar memperhatikan baik-baik segala
sesuatu yang terjadi dalam dalam persidangan ini.
Kemudian Hakim Ketua menerangkan bahwa acara persidangan pada hari ini adalah
untuk Pembacaan Dakwaan lalu Hakim Ketua memberi izin kepada Penuntut Umum untuk
membacakan Surat Dakwaannya yaitu sebagai berikut :
Atas pertanyaan Hakim Ketua, Terdakwa menerangkan bahwa ia sudah mengerti akan
bunyi Dakwaan tersebut dan menyatakan ada keberatan namun diserahkan kepada Penasehat
Hukum Terdakwa untuk mengajukan Nota Keberatan (Eksepsi).
Atas pertanyaan Hakim Ketua, Penasehat Hukum Terdakwa menerangkan bahwa
akan mengajukan Nota Keberatan (Eksepsi) pada persidangan selanjutnya.
Sehubungan dengan itu, maka Hakim Ketua menunda persidangan ini dan selanjutnya
menetapkan persidangan yang akan datang pada hari rabu, tanggal 09 November 2022, di
Pengadilan Semu Graha Kirana, dengan memerintahkan kepada Penuntut Umum agar
menghadapkan Terdakwa untuk datang pada hari, waktu dan tempat yang telah ditetapkan
tersebut diatas.
Setelah pengunduran diri diumumkan oleh Hakim Ketua, maka persidangan dalam
perkara ini ditutup.
Demikian Berita Acara ini dibuat dan ditandatangani oleh Hakim Ketua dan Panitera
Pengganti.

Panitera Pengganti Hakim Ketua


Sherly Indrajayana Sarumaha, S.H.M.H. Rio Adrian Ginting, S.H., M.H.

Medan, 27 Oktober 2020

Kepada Yth,
Majelis Hakim Pengadilan Semu Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Graha Kirana Medan Pada
Perkara Pidana No. 2614/Pid.Sus/2020/PN.Mdn Dengan Surat Dakwaan NO. REG. PERK :
PDM–1411/Enz.2/TPUL/07/2020 tertanggal 16 Juli 2020
Di
Pengadilan Semu Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Graha Kirana Medan

Hal : EKSEPSI Terdakwa Terhadap Surat Dakwaan Sdri. Jaksa Penuntut Umum
NO. REG. PERK. PDM-1411/GK/07/2020 tertanggal 16 Juli 2020

Dengan Hormat,
Majelis Hakim Yang Mulia,
Sdri. Jaksa Penuntut Umum Yang Kami Hormati,

Kami Lembaga Bantuan Hukum & Pembela Hak Asasi Manusia Indonesia Bonum
Communae Semu (LBH&PHAM INDONESIA BONUM COMMUNAE SEMU), yang
didirikan berdasarkan Undang-Undang RI No. 16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum
dengan Akta Pendirian Lembaga No. 11 tertanggal 22 Juli 2017 yang diterbitkan oleh Notaris
Walburga Netty Sembiring, S.H., M.Kn berkedudukan di Deli Serdang, dengan Pengesahan
Badan Hukum berdasarkan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia Nomor AHU-0011510.AH.01.07.Tahun 2017 tentang Pengesahan Pendirian Badan
Hukum Perkumpulan Lembaga Bantuan Hukum dan Pembela Hak Asasi Manusia Indonesia
Bonum Communae tanggal 3 Agustus 2017, yang berdasarkan SK KemenKumHam RI
Nomor: M.HH-01.HN.07.02 Tahun 2018 tanggal 27 Desember 2018 tentang
Lembaga/Organisasi Bantuan Hukum Yang Lulus Verifikasi Dan Akreditasi Sebagai
Pemberi Bantuan Hukum Periode Tahun 2019 S.D. 2021, merupakan sebuah Lembaga/
Organisasi Bantuan Hukum untuk melaksanakan Pemberian Bantuan Hukum Kepada Orang
Miskin atau Kelompok Orang Miskin, yang beralamat kantor di Komplek Pesanggrahan
Salam Tani Blok C-44, Dusun IV Desa Salam Tani, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli
Serdang, Provinsi Sumatera Utara – 20353, adalah Penasehat Hukum dari Terdakwa yang
dalam hal ini adalah :

Nama : ACONG F SEMBIRING


Tempat/ Tgl. Lahir: Berastagi/ 06 November 1992
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Jl. Udara Gang Damai,Kelurahan Gundaling II, Kecamatan
Brastagi, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara
Agama : Kristen
Status Perkawinan : Belum Kawin
Pekerjaan : Mahasiswa
Kewarganegaraan : Indonesia
NIK : 1207050207930002

yang merupakan Terdakwa dalam Perkara Pidana Nomor : 2614/Pid.Sus/2020/PS.GK.

Majelis Hakim Yang Mulia,


Sdri. Jaksa Penuntut Umum Yang Kami Hormati,

Terdakwa melalui Penasehat Hukumnya sebagaimana tersebut diatas, dengan ini mengajukan
Eksepsi/Tangkisan terhadap Surat Dakwaan NO. REG. PERK. PDM-1411/GK/07/2020
tertanggal 16 Juli 2020, yang didasarkan kepada Pasal 143 ayat (2) b Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana yang menyatakan,
“Penuntut umum membuat surat dakwaan yang diberi tanggal dan ditandatangani
serta berisi uraian secara cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak pidana yang
didakwakan dengan menyebutkan waktu dan tempat tindak pidana itu dilakukan. ”

Majelis Hakim Yang Mulia,


Sdri. Jaksa Penuntut Umum Yang Kami Hormati,

Sebelum Terdakwa melalui Penasehat Hukum nya menyampaikan isi Eksepsi/ Tangkisan
terhadap Surat Dakwaan NO. REG. PERK. PDM-1411/GK/07/2020 tertanggal 16 Juli 2020,
ijinkanlah Terdakwa melalui Penasehat Hukum nya menyampaikan bahwa Terdakwa saat ini
telah sadar dan mengakui kesalahan atas perbuatan Terdakwa yang mengkonsumsi narkoba.
Dan saat ini melalui orang tua nya, Terdakwa sedang mencari tempat rehabilitasi yang sesuai
dengan kemampuan keluarga, dengan tujuan agar ketika permasalahan ini selesai nantinya,
maka Terdakwa akan menjalani proses rehabilitasi.

Majelis Hakim Yang Mulia,


Sdri. Jaksa Penuntut Umum Yang Kami Hormati,

Bahwa adapun Eksepsi Terdakwa dalam perkara ini adalah, menyangkut tentang Surat
Dakwaan yang tidak dapat diterima.

Bahwa dari pembacaan Terdakwa atas isi Dakwaan Sdri. Jaksa Penuntut Umum, ditemukan
bahwa pasal-pasal yang didakwakan kepada Terdakwa tidak sesuai dengan peristiwa hukum
sebagaimana yang terurai dalam Surat Dakwaan.

Bahwa dengan kondisi berat barang bukti sabu sabu dalam perkara ini hanya 0,14 gr seharga
Rp 40.000,- (empat puluh ribu rupiah), maka sangatlah tidak tepat Terdakwa didakwa dengan
Pasal 112 dan 114 Undang-Undang Republik Indonesia No. 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika, melainkan Pasal 127 Undang-Undang Republik Indonesia No. 35 tahun 2009
tentang Narkotika.

Bahwa seharusnya dengan jumlah barang bukti sebagaimana yang disebutkan diatas, maka
jelas niatan dari Terdakwa memiliki sabu-sabu tersebut adalah untuk penggunaan sendiri.

Bahwa lagi pula berdasarkan keterangan saksi-saksi dalam berkas perkara, kesemuanya
mendengar keterangan Terdakwa pada saat ditangkap, yang menyatakan membeli sabu-sabu
tersebut.

Bahwa dalam Surat Dakwaan juga disebutkan oleh Sdri. Jaksa Penuntut Umum, bahwa
Terdakwa membeli sabu-sabu untuk digunakan sendiri.
Bahwa berdasarkan uraian diatas maka jelas Surat Dakwaan Sdri. Jaksa Penuntut Umum,
terbukti salah dalam menerapkan pasal yang didakwakan terhadap Terdakwa.

Bahwa oleh karena itu, maka mohon kiranya Mejelis Hakim Yang Mulia menyatakan Surat
Dakwaan Sdri. Jaksa Penuntut Umum TIDAK DAPAT DITERIMA.

Demikianlah Eksepsi ini Terdakwa sampaikan, dan atas perhatian Majelis Hakim Yang
Mulia, Terdakwa ucapkan terima kasih.

Hormat Terdakwa,
Penasehat Hukum Terdakwa
LBH & PHAM INDONESIA BONUM COMMUNAE

M E L I A N A, S.H.
BERITA ACARA SIDANG LANJUTAN-II
Nomor : 2614/Pid.Sus/2020/PS.GK

Persidangan umum Peradilan Semu Graha Kirana, yang mengadili perkara pidana
menurut acara pemeriksaan biasa pada tingkat pertama, berlangsung di gedung yang telah
ditentukan untuk itu pada Peradilan Semu Graha Kirana, 08 September 2020, dalam perkara
terdakwa :
ACONG F SEMBIRING
Dengan susunan persidangan sebagai beikut:
Subagio, S.H., M.H., : Sebagai Hakim Ketua
Ela Rahayu, S.H., M.H. : Sebagai Hakim Aggota I
Nining Suganti, S.H., M.H., : Sebagai Hakim Aggota II
Revida Evi Purba, S.H., M.H., : Sebagai Jaksa Penuntut Umum
Beni Kahar, S.H., : Sebagai Panitera Pengganti
Terdakwa Ditangkap dan ditahan sejak tanggal 02 April 2020 s/d sekarang, Terdakwa
didampingi oleh Penasehat Hukum.
Setelah Persidangan dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua,
lalu Hakim Ketua memerintahkan kepada Penuntut Umum agar menghadirkan Terdakwa
kedalam ruang persidangan lalu Terdakwa duduk dikursi pemeriksaan, dan atas pertanyaan
Hakim Ketua, Terdakwa menerangkan bahwa ia dalam keadaan sehat dan siap mengikuti
persidangan pada hari ini :
Selanjutnya atas pertanyaan Hakim Ketua, Terdakwa menerangkan bahwa Nota
Keberatan atau Eksepsi sudah siap untuk dibacakan pada persidangan hari ini lalu atas izin
Hakim Ketua, Penasehat Hukum Terdakwa membacakan Nota Keberatan atau Eksepsi.
Setelah pembacaan Nota Keberatan atau Eksepsi dari Penasehat Hukum Terdakwa,
Penuntut Umum menerangkan bahwa akan mengajukan Tanggapan atas Eksepsi pada
persidangan selanjutnya.
Sehubungan dengan itu, maka Hakim Ketua menunda persidangan ini dan selanjutnya
menetapkan persidangan yang akan datang pada hari rabu, tanggal 15 September 2020, di
Pengadilan Semu Graha Kirana, dengan memerintahkan kepada Penuntut Umum agar
menghadapkan Terdakwa untuk datang pada hari, waktu dan tempat yang telah ditetapkan
tersebut diatas.
Setelah pengunduran diri diumumkan oleh Hakim Ketua, maka persidangan dalam
perkara ini ditutup.
Demikian Berita Acara ini dibuat dan ditandatangani oleh Hakim Ketua dan Panitera
Pengganti.

Panitera Pengganti Hakim Ketua


Beni Kahar, S.H. Subagio, S.H.,M.H.
KEJAKSAAN SEMU SEKOLAH TINGGI ILMU HUKUM
“UNTUK KEADILAN”

PENDAPAT PENUNTUT UMUM


TERHADAP EKSEPSI TIM PENASIHAT HUKUM
ATAS SURAT DAKWAAN PENUNTUT UMUM
DALAM PERKARA No. 2614/Pid.B/2020/PN GK
ATAS NAMA TERDAKWA ACONG SEMBIRING

I. PENDAHULUAN
Dengan hormat,
Majelis Hakim yang kami muliakan,
Tim Penasihat Hukum yang kami hormati
dan Terdakwa ACONG F SEMBIRING

Pertama-tama kami mengucapkan terima kasih atas perkenaan Majelis Hakim


memberikan kesempatan kepada kami untuk mengajukan pendapat dalam rangka
menanggapi keberatan (eksepsi) yang diajukan Tim Penasihat Hukum Terdakwa
ACONG F SEMBIRING.

Telah menjadi bukti nyata di persidangan ini bahwa Kitab Undang- Undang Hukum Acara
Pidana (KUHAP) menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia dengan menempatkan
Hak Asasi Manusia secara layak sebagaimana lazimnya dalam Negara Hukum.

Oleh karena itu, sesuai dengan ketetentuan pasal 156 KUHAP kepada terdakwa atau
Penasihat Hukum diberi kesempatan untuk mengajukan keberatannya terhadap surat
dakwaan Penuntut Umum setelah surat dakwaan tersebut selesai dibacakan oleh Penuntut
Umum dalam sidang Pengadilan.

Kesempatan itu telah dimanfaatkan oleh terdakwa melalui Penasihat Hukum terdakwa dan
kini kesempatan yang sama telah pua diberikan kepada kami guna menyampaikan
pendapat dalam rangka menanggapi keberatan (eksepsi) tersebut.

Sebagai bahan/ data yang diperlukan gunan menanggapi keberatan (eksepsi) tersebut,
perlu kiranya kami menguraikan secara singkat beberapa hal yang berkaitan erat dengan
dengan syarat Surat dakwaan serta eksepsi sebagaimana diatur dalam KUHAP, dengan
maksud dan tujuan agar kita semua selaku aparat penegak hukum senantiasa bertindak di
atas landasan hukum yang tepat dan benar.
1. Syarat- syarat surat dakwaan :
Pasal 143 (2) KUHAP berbunyi:
Penuntut Umum membuat surat dakwaan yang diberi tanggal, ditandatangani serta
berisi:
a. Nama lengkap, tempat lahir, umur atau tanggal lahir, jenis kelamin, kebangsaan,
tempat tinggal, agama dan pekerjaan terdakwa.
b. Uraian secara cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak pidana yang
didakwakan dengan menyebutkan waktu dan tempat tindak pidana itu dilakukan.

Meskipun Undang-Undang menghendaki secara cermat, jelas dan lengkap tetapi KUHAP
sendiri tidak mengatur sendiri tidak mengatur bagaimana suatu uraian tindak pidana dalam
surat dakwaan itu sebagai talah cermat, jelas dan lengkap atau belum/ tidak cermat, tidak
jelas dan tidak lengkap.

Dalam praktek, syarat-syarat yang berkaitan dengan formalitas (tanggal, tanda tangan dan
identitas lengkap terdakwa) disebut syarat formal. Sedangkan syarat yang berkaitan
dengan isi/materi dakwaan (uraian tentang tindak pidana yang didakwakan dan waktu
serta tempat tindak pidana dilakukan) disebut syarat material.

Pencantuman syarat formal dan syarat material dalam penyusunan surat dakwaan sangat
erat kaitannya dengan tujuan dari pada surat dakwaan itu sendiri. Tujuan surat dakwaan
dalam proses pidana adalah dasar pemeriksaan sidang pengadilan, dasar pembuktian, dasar
tuntutan pidanan, dasar pembelaan diri bagi terdakwa dan merupakan dasar penilaian serta
putusan pengadilan.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan utama dari surat
dakwaan itu adalah untuk menetapkan secara konkrit/nyata tentang orang tertentu yang
telah melakukan perbuatan tertentu pada waktu dan tempat tertentu pula.

Oleh karena itu Pasal 143 (2) KUHAP menghendaki pencantuman identitas lengkap
terdakwa, uraian yang cermat, jelas dan lengkap tindak pidana yang didakwakan serta
waktu dan tempat tindak pidana itu dilaksanakan oleh terdakwa.

Untuk menentukan suatu kriteria yang pasti tentang suatu perumusan tindak pidana dalam
surat dakwaan itu sudah cermat, jelas dan lengkap dan atau belum/tidak cermat, tidak jelas
atau tidak lengkap, hanyalah dapat ditentukan secara kasuistis dan oleh karena itu untuk
mendapatkan penjelasan tentang masalah ini sebaiknya kita meneliti doktrin dan
yurisprudensi.

2. Syarat-syarat keberatan (eksepsi)


Undang-Undang No. 8 tahun 1981 tetang Hukum Acara Pidana (KUHAP) pasal 156
ayat (1) menyebutkan :
“Dalam hal terdakwa atau Penasehat Hukum mengajukan keberatan bahwa
pengadilan tidak berwenang mengadili perkaranya atau dakwaan tidak dapat
diterima atau surat dakwaan harus dibatalkan, maka setelah diberi kesempatan
kepada Penuntut Umum untuk menyatakan pendapatnya, Hakim mempertimbangkan
keberatan tersebut untuk selanjutnya mengambil keputusan”.

Objek keberatan seperti yang diatur secara limitative dalam Pasal 156 ayat (1)
KUHAP, yang terdiri dari 3 (tiga) hal yaitu:

Tentang Pengadilan tidak berwenang mengadili perkaranya.


Mengenai masalah pengadilan tidak berwenang mangadili perkaranya (Eksepsi
Onbevogheid), apabila kita cermati Pasal 156 ayat (4) dan ayat (5) KUHAP hal
tersebut menyangkut masalah Kompetensi Relatif pengadilan dalam mengadili
perkara yang didakwakan oleh Penuntut Umum yang dapat kita hubungkan antara lain
dengan Pasal 84, 85, 86, 87, 147, 148, 149 dan 150 KUHAP.

Tentang Dakwaan tidak dapat diterima


Dalam KUHAP tidak dijelaskan atau tidak memberikan pengertian tentang apa yang
dimaksud dengan dakwaan yang tidak dapat diterima, atau kapan suatu dakwaan tidak
dapat diterima.

Namun menurut Van Bummellen bahwa hal ini terjadi jika :


- Tidak ada hal untuk menuntut (misalnya dalam delik aduan);
- Tidak adanya pengaduan;
- Delik itu dilakukan pada waktu dan tempat dimana Undang- undnag Pidana tidak
berlaku;
- Hak untuk menuntut telah hapus atau kadaluarsa;
- Telah ada putusan yang tidak dapat diubah mengenai perkara tersebut.
(Pengantar Hukum Acara Pidana oleh Dr. ANDI HAMZAH,SH, Penerbit Ghalia
Indonesia, Januari 1984, halaman 219).

Tentang Surat Dakwaan harus dibatalkan


Bahwa berdasarkan Pasal 143 ayat (3) KUHAP surat dakwaan harus dibatalkan (batal
demi hukum) apabila tidak memenuhi ketetntuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
143(2) huruf (b) KUHAP yakni berisi :

“Uraian secara cermat , jelas dan lemgkap tidak diatur oleh KUHAP, o;eh karena itu
perlu dicari dari sumber lain untuk menjelaskan apa yang dimaksud cermat, jelas dan
lengkap.
Dalam buku pedoman pembuatan Surat Dakwaan yang diterbitkan oleh Kejaksaan
Agung RI dan dikaitkan dengan Putusan Mahkamah Agung RI No. 666/K/Pid.1982
tanggal 10 Agustus 1983, maka yang diartikan dengan:

CERMAT adalah ketelitian Penuntut Umum dalam membuat Surat Dakwaan yang
didasarkan kepada undang- undnag yang berlaku bagi terdakwa, serta tidka terdapat
kekurangan atau kekeliruan , misalnya dalam delik aduan, apakah ada pengaduan,
apakah penerapan hukumnya sudah tepat, dapat tidaknya terdakwa diminta
pertanggungjawaban atas perbuatannya, apakah tindak pidana tersebut belum lewat
waktu, apakah tindak pidana itu belum nebis in idem.
Apabila pengertian cermat tersebut diatas kita kaitkan dengan perkara atas nama
Terdakwa ACONG F SEMBIRING , maka menurut hemat kami Surat Dakwaan
Penuntut Umum telah memenuhi unsur-unsur cermat tersebut, karena perkara ini
bukan delik aduan sehingga tidak diperlukan adanya pengaduan, perkara ini belum
pula kadaluarsa /lewat waktu, dan perkara ini tidak pula nebis in idem, terdakwa
bukanlah orang yang kehilangan akal atau ingatannya atau terganggu jiwanya
sehingga kepadanya dapat diminta pertnggung jawab atas perbuatannya.

JELAS adalah dapat merumuskan semua undur- unsur tindak pidana yang
didakwakan sekaligus memadukan uraian perbuatan materil (fakta perbuatan) yang
dilakukan terdakea dalam Surat Dakwaan.
Jika kita perhatikan konstruksi Surat Dakwaan ini, maka didalamnya telah diuraikan
kelengkapan foemal yang menyangkut identitas terdakwa secara lengkap, kemudian
unsur materil yang meliputi tempus dan locus delicti, rumusan unsur- unsur delik
yang didakwakan , uraian perbuatan materil (fakta perbuatan) atau cara- cara
perbuatan pidana itu dilakukan oleh terdakwa serta penyebutan dasar hukum berupa
pasal- pasal undang- undang yang diterapkan /dilanggar oleh terdakwa tersebut.
Dengan demikian Surat Dakwaan kami sudah memenuhi pengertian JELAS di atas.

Lengkap adalah uraian surat dakwaan harus menckup semua unsur-unsur tindak
pidana yang ditentukan undang-undang secara lengkap.
Terkait dengan pengertian lengkap diatas , penuntut umum telah pula menguraikan
semua unsur-unsur tindak pidana sebagaimana telah ditentukan dalam undang-undang
yang bersangkutan.

Menurut Mr.M.H Tirtanudjaya , ‘’eksepsi adalah alat pembelaan yang dimaksudnya


untuk menghindarkan keputusan tentang pokok perkara ( buku proses penanganan
perkara pidana, leden marpaung,SH tahun 1992 hal 382).

Batas ruang lingkup materi eksepsi tersebut ialah bahwa eksepsi hanya dapat
ditujukan terhadap dakwaan atau kewenangan pengadilan . jadi dengan demikian
eksepsi hanya boleh diajukan terhadap hal-hal yang bersifat prosesuil. Eksepsi tidak
diperkenankan menyetuh materi perkara yang akan diperiksa dalam sidang pengadilan
yang bersangkutan.

Dengan kata lain, eksepsi hanya ditunjukan kepada aspek formil yang berkaitan
dengan penuntutan atau pemeiksaan perkara tersebut oleh pengadilan. Sedang aspek
materil pekara tersebut tidak berada dalam lingkup eksepsi.

II. JAWABAN/TANGGAPAN JAKSA PENUNTUT UMUM ATAS EKSEPSI


Majelis hakim yang kami muliakan,
Tim penasihat hukum yang kami hormati
Dan terdakwa acong sembiring
Setelah kami pelajari dengan seksama uraian tim penasihat hukum dalam eksepsi atas
surat dakwaan kami, yang telah disampaikan tim penasehat hukum dalam persidangan hari
ini selasa tanggal 30 juni 2020 kemudian diperoleh intisari , dalil dan tuntutan keberatan
dari tim penasehat hukum terdakwa yang untuk selanjutnya kami jaksa penuntut umum
akan menyampaikan tanggapan atas kebeatan tersebut ;
1. Tentang bahwa dengan kondisi berat barang bukti sabu-sabu dalam perkara ini
hanya 0,14 gram seharga 40.000,- maka sangatlah tidak tepat terdakwa di
dakwa dengan pasal 112 dan 114 UURI NO.35 tahun 2009 tentang narkotika ,
melainkan pasal 127 ayat (1) huruf a UURI NO,35 tahun 2009 tentang
narkotika;
Bahwa penuntut umum tidak sependapat dengan penasehat hukum terdakwa yang
menyatakan bahwa terdakwa harus di dakwa dengan dakwaan pasal 127 ayat (1)
huruf a UURI NO.35 tahun 2009 tentang narkotika dimana pada saat penangkapan,
tedakwa ditangkap bukan sedang menggunakan narkotika jenis sabu-sabu tersebut
atau bukan baru saja menggunakan narkotika jenis sabu-sabu melaikan narkotika jenis
sabu-sabu tersebut baru saja di beli/dikuasai terdakwa dan masih dalam penguasaan
terdakwa dan juga alat-alat yang mendukung terdakwa sebagai orang yang
menyalahgunakan narkotika jenis sabu-sabu tidak di temukan pada saat terdakwa
ditangkap oleh para saksi dari kepolisian.

Atas keberatan tersebut, kami jaksa penuntut umum dalam perkara ini, berpendapat
bahwa surat dakwaan kami, sebenarnya telah kami uraikan dengan cermat jelas dan
lengkap , terlebih hal tersebut telah masuk pada pokok perkaa sehingga haruslah
ditolak atau tidak dapat diterima.

Perlu dipahami, dalam penyusunan surat dakwaan tentunya tidak semua fakta harus
kami ungkapkan dalam surat dakwaan, melainkan hal-hal prinsipil yang berkaitan
dengan perbuatan –perbuatan yang dilakukan terdakwa saja, karena fakta dan keadaan
sudah merupakan pokok perkara yang harus masih dibuktikan, sebagaimana pendapat
yahya harahap yang menyatakan bahwa surat dakwaan yang tidak memuat fakta
dan keadaan yang lengkap atas tindak pidana yang di dakwakan dalam surat
dakwaan, ‘’tidak mengurangi nilai sahnya surat dakwaan, karena fakta dan
keadaan sudah merupakan pokok perkara yang harus masih dibuktikan ‘’ (vide
Yahya Harahap,S.H., pembahasan permasalahan dan penerapan KUHAP, Hal.384,
1985).
Hal tersebut sesuai dengan yurisprudensi MARI No.36.k/kr/1968 yang menegaskan
‘’walaupun surat dakwaan tidak menyebutkan fakta dan keadaan yang menyertai
perbuatan yang dituduhkan tidak secara lengkap tergambar , tidak dengan sendirinya
mengakibatkan batalnya tuduhan’’.
Dengan demikian kami jaksa penuntut umum memohon kepada majelis hakim yang
mulia yang memeriksa dan mengadili perkara ini untuk menolak keberatan penasehat
hukum Dakwaan jaksa penuntut umum,tidak cemat,tidak jelas dan tidak
lengkap sehingga batal demi hukum.
Bahwa menurut pasal 156 ayat (1) KUHAP yang menjadi materi keberatan eksepsi
penasehat hukum atas dakwaan jaksa penuntut umum hanyalah secara limitatif
menyangkut hal-hal sebagai berikut:
1. Dakwaan tidak dapat diterima.
2. Dakwaan harus dibatalkan.
Bahwa meskipun pasal 156 ayat (1) KUHAP hanya dimungkinkan mengajukan
keberatan/eksepsi terhadap dakwaan jaksa penuntut umum sebatas bahwa pengadilan
tidak berwenang mengadili perkaranya atau dakwaan tidak dapat diterima atau
dakwaan harus di batalkan akan tetapi dalam hal bagaimana dakwaan tidak dapat
diterima atau dakwaan harus di batalkan undang-undang sendiri tidak memberi
penjelasan yang rinci oleh karenanya hal tersebut akan diserahkan kepada praktek
pradilan dan yurisprudensi untuk menggali dan menentukannya sedangkan hal
bagaimana pengadilan tidak berwenang mengadili perkaranya undang-undang
maupun doktrin ilmu hukum pidana sudah mengatur dan menjawabnya dengan jelas
yaitu ketidakwenangan absolut dan ketidakwenangan relative pengadilan.

Dengan demikian kami berpendapat bahwa surat dakwaan jaksa penuntut umum telah
disusun sesuai dengan perundang-undangan dan seluruh dalil keberatan Tim
penasehat hukum terdakwa sama sekali tidak memiliki dasar hukum karena sudah
merupakan bagian dari materi pokok perkara yang masih harus di buktikan lebih
lanjut dalam tahap pemeriksaan nantinya sehingga tidak perlu kami tanggapi lagi ,
untuk itu sudah seharusnya keberatan tim penasehat hukum terdakwa dinyatakan
DITOLAK.

III. KESIMPULAN DAN PENUTUP


Majelis Hakim yang kami muliakan dan
Tim Penasehat Hukum yang kami Hormati,

Berdasarkan uraian-uaraian diatas, selanjutnya demi hukum dan keadilan kami Penuntut
Umum memohon kepada Majelis Hakim Pengadilan Semu Klinis Sekolah Tinggi Ilmu
Hukum Graha Kirana yang memeriksa dan mengadili perkara ini agar berkennan kiranya
menjatuhkan putusan sebagai berikut :
1. Menolak Eksepsi dari Tim Penasehat Hukum Terdakwa,
2. Menyatkan bahwa surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum NO.REG.PERK.PDM-
114/GK/07/2020 tanggal 16 Juli 2020 telah disusun dan dibuat sebagaimana yang
telah ditentukan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
oleh karena itu Surat Dakwaan tersebut dapat dijadikan dasar pemeriksaan
perkara ini.
3. Melanjutkan pemeriksaan perkara ini sampai tuntas.
Demikian tanggapan kami Jaksa Penuntut Umum atas Eksepsi dari Tim Penasehat Hukum
yang disampaikan pada hari ini Selasa tanggal 1 November 2020.

JAKSA PENUNTUT UMUM

REFIDA EVI PURBA,S.H.


NPM. 1870002047
BERITA ACARA SIDANG LANJUTAN-III
Nomor : 2614/Pid.Sus/2020/PS.GK

Persidangan umum Peradilan Semu Graha Kirana, yang mengadili perkara pidana
menurut acara pemeriksaan biasa pada tingkat pertama, berlangsung di gedung yang telah
ditentukan untuk itu pada Peradilan Semu Graha Kirana, 15 September 2020, dalam perkara
terdakwa :
ACONG F SEMBIRING
Dengan susunan persidangan sebagai beikut:

Subagio, S.H., M.H., : Sebagai Hakim Ketua


Ela Rahayu, S.H., M.H. : Sebagai Hakim Anggota I
Nining Suganti, S.H., M.H., : Sebagai Hakim Aggota II
Revida Evi Purba, S.H., M.H., : Sebagai Jaksa Penuntut Umum
Beni Kahar, S.H., : Sebagai Panitera Pengganti

Terdakwa Ditangkap dan ditahan sejak tanggal 02 April 2020 s/d sekarang, Terdakwa
didampingi oleh Penasehat Hukum.
Setelah Persidangan dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua,
lalu Hakim Ketua memerintahkan kepada Penuntut Umum agar menghadirkan Terdakwa
kedalam ruang persidangan lalu Terdakwa duduk dikursi pemeriksaan, dan atas pertanyaan
Hakim Ketua, Terdakwa menerangkan bahwa ia dalam keadaan sehat dan siap mengikuti
persidangan pada hari ini.
Selanjutnya atas pertanyaan Hakim Ketua, Penuntut Umum menerangkan bahwa
Tanggapan atas Eksepsi Penasehat Hukum sudah siap untuk dibacakan pada persidangan hari
ini lalu atas izin Hakim Ketua, Penuntut Umum membacakan Tanggapan atas Eksepsi
Penasehat Hukum.
Setelah pembacaan Tanggapan atas Eksepsi dari Penasehat Hukum Terdakwa, Hakim
Ketua menunda sidang selanjutnya ke hari Rabu 29 September 2020 dengan agenda Putusan
Sela dan memerintahkan kepada Penuntut Umum agar menghadapkan Terdakwa untuk
datang pada hari, waktu dan tempat yang telah ditetapkan tersebut diatas.
Setelah pengunduran diri diumumkan oleh Hakim Ketua, maka persidangan dalam
perkara ini ditutup.
Demikian Berita Acara ini dibuat dan ditandatangani oleh Hakim Ketua dan Panitera
Pengganti.

Panitera Pengganti Hakim Ketua


Beni Kahar, S.H. Subagio, S.H.,M.H.

BERITA ACARA SIDANG LANJUTAN-IV


Nomor : 2614/Pid.Sus/2020/PS.GK

Persidangan umum Peradilan Semu Graha Kirana, yang mengadili perkara pidana
menurut acara pemeriksaan biasa pada tingkat pertama, berlangsung di gedung yang telah
ditentukan untuk itu pada Peradilan Semu Graha Kirana, 29 September 2020, dalam perkara
terdakwa :
ACONG F SEMBIRING
Dengan susunan persidangan sebagai beikut:

Subagio, S.H., M.H., : Sebagai Hakim Ketua


Ela Rahayu, S.H., M.H. : Sebagai Hakim Aggota I
Nining Suganti, S.H., M.H., : Sebagai Hakim Aggota II
Revida Evi Purba, S.H., M.H., : Sebagai Jaksa Penuntut Umum
Beni Kahar, S.H., : Sebagai Panitera Pengganti

Terdakwa Ditangkap dan ditahan sejak tanggal 02 April 2020 s/d sekarang, Terdakwa
didampingi oleh Penasehat Hukum.
Setelah Persidangan dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua,
lalu Hakim Ketua memerintahkan kepada Penuntut Umum agar menghadirkan Terdakwa
kedalam ruang persidangan lalu Terdakwa duduk dikursi pemeriksaan, dan atas pertanyaan
Hakim Ketua, Terdakwa menerangkan bahwa ia dalam keadaan sehat dan siap mengikuti
persidangan pada hari ini.
Selanjutnya Hakim Ketua membacakan Putusan Sela dengan Amar Putusan:
1. yang Menolak keberatan/eksepsi Penasihat Hukum Terdakwa untukseluruhnya;
2. Memerintahkan Penuntut Umum melanjutkan persidangan untuk memeriksa dan
mengadili perkara Terdakwa ACONG F SEMBIRING berdasarkan Surat dakwaan
Penuntut Umum NO. REG. PERK : PDM – 1411 / Enz.2 / TPUL / 07 / 2020,
tertanggal 16 Juli 2020, yang telah dibacakan dipersidangan pada Tanggal 6 Oktober
2020;
3. Menangguhkan biaya perkara hingga putusan akhir;.

Selanjutnya Hakim Ketua menunda sidang selanjutnya ke hari Rabu 06 Oktober 2020
dengan agenda Pemeriksaan Saksi Mahkota dikarenakan Penasehat Hukum Tidak
mengajukan Bukti Surat dan Saksi dan Haim Ketua memerintahkan kepada Penuntut Umum
agar menghadapkan Terdakwa untuk datang pada hari, waktu dan tempat yang telah
ditetapkan tersebut diatas.
Setelah pengunduran diri diumumkan oleh Hakim Ketua, maka persidangan dalam
perkara ini ditutup.
Demikian Berita Acara ini dibuat dan ditandatangani oleh Hakim Ketua dan Panitera
Pengganti.

Panitera Pengganti Hakim Ketua

Beni Kahar, S.H. Subagio, S.H.,M.H.


BERITA ACARA SIDANG LANJUTAN-V
Nomor : 2614/Pid.Sus/2020/PS.GK

Persidangan umum Peradilan Semu Graha Kirana, yang mengadili perkara pidana
menurut acara pemeriksaan biasa pada tingkat pertama, berlangsung di gedung yang telah
ditentukan untuk itu pada Peradilan Semu Graha Kirana, 06Oktober 2020, dalam perkara
terdakwa :
ACONG F SEMBIRING
Dengan susunan persidangan sebagai beikut:

Subagio, S.H., M.H., : Sebagai Hakim Ketua


Ela Rahayu, S.H., M.H. : Sebagai Hakim Aggota I
Nining Suganti, S.H., M.H., : Sebagai Hakim Aggota II
Revida Evi Purba, S.H., M.H., : Sebagai Jaksa Penuntut Umum
Beni Kahar, S.H., : Sebagai Panitera Pengganti

Terdakwa Ditangkap dan ditahan sejak tanggal 02 April 2020 s/d sekarang, Terdakwa
didampingi oleh Penasehat Hukum.
Setelah Persidangan dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua,
lalu Hakim Ketua memerintahkan kepada Penuntut Umum agar menghadirkan Terdakwa
kedalam ruang persidangan dan atas pertanyaan Hakim Ketua, Terdakwa menerangkan
bahwa ia dalam keadaan sehat dan siap mengikuti persidangan pada hari ini.
Selanjutnya Hakim Ketua memerintahkan Penuntut Umum untuk menghadirkan saksi
Mahkota, pemeriksaan saksi atas nama dengan keterangan :
1. ABDUL RONI ISMED, dibawah sumpah / janji pada pokoknya menerangkan sebagai
berikut:
- Bahwa saksi sudah pernah diperiksa dihadapan Penyidik;
- Bahwa keterangan saksi di BAP sudah benar;
- Bahwa saksi melakukan penangkapan terhadap terdakwa pada hari Jumat tanggal 27
Maret 2020 sekitar pukul 16.00 Wib di Jalan bunga Lau Kel. Kemangan Tani Kec.
Medan Tuntungan, Kota Medan;
- Bahwa saksi melakukan penangkapan terhadap terdakwa bersama dengan tim saksi
yaitu ABDUL RONI ISMED dan MUHAMMAD ZAINUDDIN;
- Bahwa saksi melakukan penangkapan terhadap terdakwa karena tidak ada izin dari
pihak yang berwenang melakukan Tindak Pidana Narkotika
- Bahwa Barang bukti yang saksi dan rekan saksi temukan dari Terdakwa adalah 1
(satu) bungkus plastic klip kecil berisi narkotika jenis shabu-shabu;
- Bahwa saksi memerintahkan Terdakwa untuk mengambil barang bukti tersebut yang
diselipkan ke dalam tembok sebelah kiri kamar kost;
- Bahwa Terdakwa mengakui memperoleh barang narkotika jenis shabu tersebut
dengan cara terdakwa membeli dari seorang laki-laki yang diketahui dengan nama
panggilan abang seharga Rp. 40.000,- (empat puluh ribu rupiah) di perkampungan
Namo Gajah Kelurahan Kemenangan Tani Kec. Medan Tuntungan, Kota Medan;
- Bahwa setelah diintrogasi tujuan terdakwa memiliki narkotika jenis shabu tersebut
untuk Terdakwa gunakan sendiri;
- Terhadap keterangan saksi, Terdakwa tidak ada keberatan.

2. MUHAMMAD ZAINUDDIN, dibawah sumpah / janji pada pokoknya menerangkan


sebagai berikut:
- Bahwa saksi sudah pernah diperiksa dihadapan Penyidik;
- Bahwa keterangan saksi di BAP sudah benar;
- Bahwa saksi melakukan penangkapan terhadap terdakwa pada hari Jumat tanggal 27
Maret 2020 sekitar pukul 16.00 Wib di Jalan bunga Lau Kel. Kemangan Tani Kec.
Medan Tuntungan, Kota Medan;
- Bahwa saksi melakukan penangkapan terhadap terdakwa bersama dengan tim saksi
yaitu Johanes Purba dan Roky Tanjung;
- Bahwa saksi melakukan penangkapan terhadap terdakwa karena tidak ada izin dari
pihak yang berwenang melakukan Tindak Pidana Narkotika
- Bahwa Barang bukti yang saksi dan rekan saksi temukan dari Terdakwa adalah 1
(satu) bungkus plastic klip kecil berisi narkotika jenis shabu-shabu;
- Bahwa Barang bukti tersebut ditemukan diselipan dalam tembok sebelah kiri kamar
kost;
- Bahwa tujuan terdakwa memiliki narkotika jenis shabu tersebut untuk Terdakwa
gunakan sendiri;
- Bahwa setelah diintrogasi terdakwa mengakui memperoleh barang narkotika jenis
shabu tersebut dengan cara terdakwa membeli dari seorang laki-laki yang diketahui
dengan nama panggilan abang;
- Bahwa harga dari Narkotika jenis shabu yang terdakwa beli dari Abang tersebut
adalah Rp. 40.000,- (empat puluh ribu rupiah) di perkampungan Namo Gajah
Kelurahan Kemenangan Tani Kec. Medan Tuntungan, Kota Medan;

Selanjutnya Hakim Ketua menunda sidang selanjutnya ke hari Rabu 13 Oktober 2020
dengan agenda Pemeriksaan Terdakwa dan pembacaan Tunntutan dan Haim Ketua
memerintahkan kepada Penuntut Umum agar menghadapkan Terdakwa untuk datang pada
hari, waktu dan tempat yang telah ditetapkan tersebut diatas.
Setelah pengunduran diri diumumkan oleh Hakim Ketua, maka persidangan dalam
perkara ini ditutup.
Demikian Berita Acara ini dibuat dan ditandatangani oleh Hakim Ketua dan Panitera
Pengganti.
Panitera Pengganti Hakim Ketua

Beni Kahar, S.H. Subagio, S.H.,M.H.


P-42

KEJAKSAAN SEMU SEKOLAH TINGGI ILMU HUKUM


"Untuk Keadilan"

SURAT TUNTUTAN PIDANA


NO. REG. PERK: PDM-1411/GK/07/2020

Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Semu Sekolah Tinggi Ilmu Hukum setelah
memperhatikan hasil pemeriksaan di persidangan dalam perkara atas nama terdakwa:

Nama lengkap : ACONG F SEMBIRING


Tempat Lahir : Brastagi
Umur/Tanggal Lahir : 06 November 1992 (29)
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Kebangsaan/Kewarganegaraan : Indonesia
Tempat Tinggal : Jl. Udara Gg. Damai Kel. Gundaling Ii Kec. Brastagi
Kab. Karo, Provinsi Sumut
Agama : Kristen
Pekerjaan : Mahasiswa
Pendidikan : D-III Teknik

Berdasarkan Penetapan Hakim Pengadilan Semu Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Graha
Kirana Medan No. 2614/Pid.Sus/2020/PS-GK serta Surat Pelimpahan Perkara Acara
Pemeriksaan Biasa Nomor: B-5404/L.2.10.3/Enz.2/Mdn/08/2020, terdakwa dihadapkan ke
persidangan dengan dakwaan sebagai berikut:
Kesatu : Melanggar Pasal 114 ayat (1) UURI No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika
Atau
Kedua : Melanggar Pasal 112 ayat (1) UURI No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika
atau

Fakta-fakta yang terungkap dalam pemeriksaan dipersidangan secara berturut-turut


berupa keterangan saksi-saksi, keterangan terdakwa dan barang bukti sebagai berikut:

KETERANGAN SAKSI-SAKSI :
1. Saksi ABDUL RONI ISMED didengarkan keterangannya dipersidangan yang pada
pokoknya menerangkan sebagai berikut :
- Bahwa benar saksi dalam keadaan sehat Jasmani dan rohani;
- Bahwa benar saksi pernah diperiksa di kepolisian dan para saksi membenarkan
seluruh keteranganya yang ada di Berkas Perkara;
- Bahwa benar saksi kenal dengan Terdakwa setelah Terdakwa ditangkap;
- Bahwa benar pada hari Jumat tanggal 27 Maret 2020 sekira pukul 16.00 Wib di Jalan
Bunga Lau Kel. Kemangan Tani Kec. Medan Tuntungan kota Medan saksi
MUHAMMAD ZAINUDDIN, saksi ABDUL RONI ISMED (masing-masing
anggota Polri) sebelumnya mendapat informasi bahwa di Perkampungan Namo
Gajah Kel. Kemenangan Tani Kec. Medan Tuntungan kota Medan telah terjadi
transaksi narkotika jenis sabu-sabu;
- Bahwa benar para saksi langsung melakukan penyelidikan dan pada saat itu para
saksi melihat Terdakwa ACONG F SEMBIRING baru saja selesai melakukan
transaksi narkotika jenis sabu-sabu dan sudah meninggalkan tempat tersebut;
- Bahwa benar selanjutnya Terdakwa menumpang sebuah becak motor dan pada saat
itu para saksi jelas melihat Terdakwa telah memasukkan sesuatu kedalam kantong
celananya dan setelah sampai di sebuah kos-kosan dan pada saat itu Terdakwa
hendak masuk kedalam kamar kos, pada saat itu para saksi langsung melakukan
penangkapan terhadap Terdakwa:
- Bahwa benar setelah diinterogasi Terdakwa mengeluarkan 1 (satu) bungkus pelastik
klip kecil berisi narkotika jenis sabu-sabu ke selipan tembok kamar kos tersebut dan
Terdakwa mengakui bahwa sabu-sabu tersebut dibeli dari ABANG (belum
tertangkap) dengan harga Rp. 40.000,- yang mana sabu-sabu tersebut berencana akan
digunakan oleh Terdakwa:
- Bahwa benar pada saat penangkapan Terdakwa bukan sedang menggunakan
narkotika jenis sabu-sabu melainkan sabu-sabu tersebut ada dalam penguasaan
Terdakwa; .
- Bahwa Terdakwa tidak memilik izin untuk memiliki, menguasai atau menyimpan
narkotika jenis sabu-sabu tersebut sehingga Terdakwa dan barang bukti dibawa ke
Polsek Medan Baru kota Medan guna proses hukum selanjutnya.

2. Saksi MUHAMMAD ZAINUDIN, dibacakan keterangannya dipersidangan yang pada


pokoknya menerangkan sebagai berikut :
- Bahwa pada hari Jumat tanggal 27 Maret 2020 sekira pukul 16.00 Wib di Jalan
Bunga Lau Kel. Kemangan Tani Kec. Medan Tuntungan kota Medan saksi
MUHAMMAD ZAINUDIN saksi ABDUL RONI ISMED (masing-masing anggota
Polri) sebelumnya mendapat informasi bahwa di Perkampungan Namo Gajah Kel.
Kemenangan Tani Kec. Medan Tuntungan kota Medan telah terjadi transaksi
narkotika jenis sabu-sabu sehingga para saksi langsung melakukan penyelidikan dan
pada saat itu para saksi melihat Terdakwa ACONG F SEMBIRING baru saja
selesai melakukan transaksi narkotika jenis sabusabu dan sudah meninggalkan
tempat tersebut dan sedang menumpang sebuah becak motor dan pada saat itu para
saksi jelas melihat Terdakwa telah memasukkan sesuatu kedalam kantong celananya
dan setelah sampai di sebuah kos-kosan pada saat itu Terdakwa hendak masuk
kedalam kamat kos dan pada saat itu para saksi langsung melakukan penangkapan
terhadap Terdakwa dan setelah diintrogasi terdakwa mengeluarkan 1(satu)
bungkusan plastik klip kecil berisi narkotika jenis sabu-sabu ke selipan tembok
kamar kos tersebut dan terdakwa mengakui bahwa sabu-sabu tersebut dibeli dari
ABANG (belum tertangkap) dengan harga Rp. 40.000,- (empat puluh ribu rupiah)

KETERANGAN TERDAKWA:
1. Terdakwa ACONG F SEMBIRING Yang pada pokoknya dipersidangan masing-
masing Terdakwa menerangkan sebagai berikut :
- Bahwa benar Terdakwa dalam keadaan sehat jasmani dan rohani dan mampu
mengikuti persidangan;
- Bahwa benar Terdakwa pernah diperiksa di kepolisian dan Terdakwa membenarkan
seluruh keterangannya yang ada di Berkas Perkara;
- Bahwa pada hari Jumat tanggal 27 Maret 2020 sekira pukul 16.00 Wib di Jalan
Bunga Lau Kel. Kemangan Tani Kec. Medan Tuntungan kota Medan Terdakwa
ACONG F SEMBIRING baru saja selesai membeli narkotika jenis terogasi
Terdakwa mengeluarkan 1 (satu) bungkus pelastik klip kecil berisi narkotika jenis
sabu-sabu ke selipan tembok kamar kos tersebut dan Terdakwa mengakui bahwa
sabu-sabu tersebut dibeli dari ABANG (belum tertangkap) dengan harga Rp. 40.000,-
(empat puluh ribu rupiah);
- Bahwa benar kemudian Terdakwa meninggalkan tempat tersebut dan menumpang
sebuah becak motor dan pada saat itu Terdakwa memasukkan narkotika jenis sabu-
sabu tersebut kedalam kantong celana Terdakwa;
- Bahwa benar setelah sampai di kos-kosan pada saat itu Terdakwa hendak masuk
kedalam kamar kos datang para saksi dari kepolisian dan langsung melakukan
penangkapan terhadap Terdakwa:
- Bahwa benar pada saat itu Terdakwa langsung mengeluarkan 1 (satu) bungkus
pelastik klip kecil berisi narkotika jenis sabu-sabu ke selipan tembok kamar kos
tersebut;
- Bahwa benar Terdakwa berencana akan menggunakan narkotika jenis sabu-sabu
tersebut akan tetapi Terdakwa belum sempat menggunakan narkotika jenis sabu-
sabu:

SURAT
Berdasarkan Berita Acara Analisis Laboratorium Barang Bukti Narkotika No Lab:
4536/NNF/2020 pada hari Selasa tanggal 21 Arpil 2020 yang diperbuat oleh DEBORA M.
HUTAGAOL, S.Si. Apt. dan MUHAMMAD HAFIZ ANSARI, S.Farm Apt pada Labfor
Cabang Medan berkesimpulan bahwa barang bukti berupa :
A. 1 (satu) bungkus pelastik klip kecil berisi keristal putih dengan berat netto 0.14 (nol
koma empat belas) gram:
B. 1 (satu) botol pelastik berisi 25 (dua puluh lima) ml urine:
yang di analisis milik Terdakwa atas nama ACONG F SEMBIRING dengan hasil
kesimpulan barang bukti tersebut Positif mengandung Metamfetamina dan terdaftar dalam
Golongan 1 (satu) nomor urut 61 Lampiran I Undang-Undang Republik Indonesia No. 35
Tahun 2009 tentang Narkotika.
Barang bukti yang diajukan dalam persidangan yaitu :
- 1 (satu) bungkus pelastik klip kecil berisi keristal putih dengan berat netto 0.14 (nol
koma empat belas) gram

Barang bukti yang diajukan kedepan persidangan telah disita secara sah menurut hukum,
oleh karena itu dapat memperkuat pembuktian.

Majelis Hakim telah memperlihatkan barang bukti tersebut kepada Terdakwa dan para
saksi oleh yang bersangkutan telah membenarkannya.

PEMBUKTIAN
Dalam persidangan terdakwa didakwa dengan Dakwaan Alternatif:
Kesatu : Melanggar Pasal 114 ayat (1) UURI No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika
atau
Kedua : Melanggar Pasal 112 ayat (1) UURI No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika
atau
Mengingat Surat Dakwaan kami susun dengan dakwaan Alternatif, maka berdasarkan fakta-
fakta dipersidangan bahwa perbuatan Terdakwa mengarah kepada Dakwaan Kedua yaitu
melanggar Pasal 112 ayat (1) UU RI No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika sehingga kami
akan langsung membuktikan Dakwaan Kedua dengan unsur-unsur sebagai berikut :

Ad.1. Unsur Barang siapa;


Bahwa yang dimaksud "barang siapa" adalah setiap orang atau subjek hukum yang dapat
mempertanggung jawabkan perbuatannya. Unsur barang siapa disini menunjuk kepada
Terdakwa Acong sembiring yang identitasnya telah dibenarkan sebagaimana dalam surat
dakwaan kami. Benar bahwa terdakwa adalah orang yang sehat jasmani dan rohaninya dan
dapat menjawab pertanyaan yang diajukan dipersidangan, sehingga dapat
mempertanggungjawabkan segala perbuatannya selaku subyek hukum.

Dengan demikian unsur "Barang siapa" telah terbukti secara sah dan meyakinkan menurut
hukum:

Ad.2. Unsur Tanpa hak dan Melawan Hukum


Fakta-faktanya :
Dari keterangan saksi ABDUL RONI ISMED yang didengarkan dipersidangan dan saksi
MUHAMMAD ZAINUDDIN, adanya barang bukti dan didukung dengan keterangan
Terdakwa yang saling bersesuaian menerangkan:
Benar Terdakwa tidak ada memiliki ijin untuk memiliki, menyimpan dan menguasai
Narkotika jenis sabu-sabu.

Bahwa terdakwa melakukan perbuatan memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan


Narkotika Golongan 1 (satu) bukan tanaman jenis sabu tersebut adalah tanpa hak dan
melawan hukum yaitu sesuai dengan ketentuan UURI No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika,
ia terdakwa tidak mempunyai hak untuk melakukan perbuatan tersebut, hal ini sesuai dengan
Bah I ketentuan Umum Pasal 1 ayat (6) UURI No.35 Tahun 2009, yaitu: Peredaran gelap
Narkotika adalah setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara tanpa hak
atau melawan hukum yang ditetapkan sebagai tindak pidana Narkotika dan hal ini pun
dikuatkan Pasal 39 ayat(1) UURI No. 35 Tahun 2009 yaitu Narkotika yang dapat disalurkan
oleh Industri Farmasi, perdagangan besar Farmasi dan sarana penyimpan sediaan Farmasi
pemerintah sesuai dengan ketentuan dalam Undangundang ini.

Dengan demikian unsur Tanpa hak dan Melawan Hukum" telah terbukti secara sah dan
meyakinkan menurut hukum.

Ad.3. Unsur Memiliki, Menyimpan, Menguasai atau Menyediakan Narkotika golongan


satu dalam bentuk tanaman Fakta-faktanya:
Dari keterangan saksi ABDUL RONI ISMED yang didengarkan dipersidangan dan saksi
MUHAMMAD ZAINUDDIN adanya barang bukti dan didukung dengan keterangan
Terdakwa yang saling bersesuaian menerangkan:
Bahwa pada hari Jumat tanggal 27 Maret 2020 sekira pukul 16.00 Wib di Jalan Bunga Lau
Kel. Kemangan Tani Kec. Medan Tuntungan kota Medan saksi MUHAMMAD
ZAINUDDIN dan saksi ABDUL RONI ISMED (masing-masing anggota Polri) sebelumnya
mendapat informasi bahwa di Perkampungan Namo Gajah Kel. Kemenangan Tani Kec.
Medan Tuntungan kota Medan telah terjadi transaksi narkotika jenis sabu-sabu sehingga para
saksi langsung melakukan penyelidikan dan pada saat itu para saksi melihat Terdakwa
ACONG F SEMBIRING baru saja selesai melakukan transaksi narkotika jenis sabu-sabu
dan sudah meninggalkan tempat tersebut dan sedang menumpang sebuah becak motor dan
pada saat itu para saksi jelas melihat Terdakwa telah memasukkan sesuatu kedalam kantong
celananya dan setelah sampai di sebuah kos-kosan pada saat itu Terdakwa hendak masuk
kedalam kamar kos dan pada saat itu para saksi langsung melakukan penangkapan terhadap
Terdakwa dan setelah diinterogasi Terdakwa mengeluarkan 1 (satu) bungkus pelastik klip
kecil berisi narkotika jenis sabu-sabu ke selipan tembok kamar kos tersebut dan Terdakwa
mengakui bahwa sabu-sabu tersebut dibeli dari ABANG (belum tertangkap) dengan harga
Rp. 40.000,- yang mana sabu-sabu tersebut berencana akan digunakan oleh Terdakwa.
Bahwa Terdakwa tidak memilik izin untuk memiliki, menguasai atau menyimpan narkotika
jenis sabu-sabu tersebut sehingga Terdakwa dan barang bukti dibawa ke Polsek Medan Baru
kota Medan guna proses hukum selanjutnya
Bahwa Terdakwa ditangkap bukan sedang bertransaksi narkotika atau sedang menggunakan
narkotika golongan I jenis sabu-sabu melainkan Terdakwa ditangkap pada saat narkotika
tersebut ada dalam penguasaan Terdakwa dan barang bukti yang ditemukan berupa 1 (satu)
bungkus pelastik klip kecil berisi keristal putih dengan berat netto 0.14 (nol koma empat
belas) gram dan tidak ada alat bukti lain yang menyatakan bahwa Terdakwa adalah seorang
pengguna narkotika jenis sabusabu:

Dengan demikian unsur "Memiliki, Menyimpan, Menguasai atau Menyediakan Narkotika


golongan I (satu) dalam bentuk tanaman" telah terbukti secara sah dan meyakinkan menurut
hukum.
Berdasarkan fakta-fakta tersebut diatas maka keseluruhan unsur delik dalam Dakwaan Kedua
melanggar Pasal 112 ayat (1) UURI No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika telah terbukti
secara sah dan meyakinkan menurut hukum.

Sebelum kami sampai pada tuntutan pidana atas diri para Terdakwa perkenankanlah kami
mengemukakan hal-hal kami jadikan pertimbangan dalam mengajukan Tuntutan Pidana
terhadap para Terdakwa yaitu:

Hal-hal yang Meringankan :


- Terdakwa berlaku sopan dalam persidangan.
- Terdakwa menyesali perbuatannya dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi.

Hal-hal yang Memberatkan :


- Bahwa perbuatan terdakwa meresahkan masyarakat.
- Perbuatan Terdakwa tidak mendukung program pemerintah dalam memberantas
tindak pidana Narkotika;
-------------- Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, kami Jaksa Penuntut Umum
dalam perkara ini dengan memperhatikan ketentuan Undang-undang yang bersangkutan : ----

MENUNTUT:
Supaya Hakim Pengadilan Semu Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Graha Kirana Medan yang
memeriksa dan mengadili perkara ini memutuskan :
1. Menyatakan Terdakwa ACONG F SEMBIRING telah terbukti secara sah dan
meyakinkan menurut hukum bersalah melakukan tindak pidana "Tanpa Hak dan
melawan hukum memiliki, menyimpan, menguasai atau menyediakan Narkotika
Golongan 1 bukan tanaman jenis sabu" sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam
Pasal 112 ayat (1) UURI No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dalam dakwaan
kedua;
2. Menyatakan pidana terhadap Terdakwa Acong F Sembiring dengan pidana penjara
selama 5. (Lima Tahun dikurangi selama para terdakwa berada dalam tahanan dan denda
sebesar Rp. 800.000.000,- (delapan ratus juta rupiah) subsider 6 (enam) bulan
Penjara;
3. Menetapkan barang bukti berupa :
- 1 (satu) bungkus pelastik klip kecil berisi keristal putih dengan berat netto 0.14 (nol
koma empat belas) gram dirampas untuk dimunsnahkan
4. Menetapkan agar Terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp. 5.000,- (lima ribu
rupiah).

Demikianlah surat tuntutan ini kami bacakan dan diserahkan dalam sidang hari Selasa
tanggal 15 Desember 2020.

JAKSA PENUNTUT UMUM


REFIDA EVI PURBA, S.H.
NIM : 1870002047
BERITA ACARA SIDANG LANJUTAN-VI
Nomor : 2614/Pid.Sus/2020/PS.GK

Persidangan umum Peradilan Semu Graha Kirana, yang mengadili perkara pidana
menurut acara pemeriksaan biasa pada tingkat pertama, berlangsung di gedung yang telah
ditentukan untuk itu pada Peradilan Semu Graha Kirana, 13Oktober 2020, dalam perkara
terdakwa :
ACONG F SEMBIRING
Dengan susunan persidangan sebagai beikut:

Subagio, S.H., M.H., : Sebagai Hakim Ketua


Elga Rahayu, S.H., M.H. : Sebagai Hakim Aggota I
Nining Suganti, S.H., M.H., : Sebagai Hakim Aggota II
Revida Evi Purba, S.H., M.H., : Sebagai Jaksa Penuntut Umum
Beni Kahar, S.H., : Sebagai Panitera Pengganti

Terdakwa Ditangkap dan ditahan sejak tanggal 02 April 2020 s/d sekarang, Terdakwa
didampingi oleh Penasehat Hukum.
Setelah Persidangan dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua,
lalu Hakim Ketua memerintahkan kepada Penuntut Umum agar menghadirkan Terdakwa
kedalam ruang persidangan dan atas pertanyaan Hakim Ketua, Terdakwa menerangkan
bahwa ia dalam keadaan sehat dan siap mengikuti persidangan pada hari ini.
Selanjutnya Hakim Ketua memerintahkan Penuntut Umum untuk memerintahkan
Terdakwa ditempat duduk pemeriksaan untuk diambil keterangannya.
Adapun bahwa Terdakwa di persidangan telah memberikan keterangan yang pada
pokoknya sebagai berikut:
- Bahwa Terdakwa sudah pernah diperiksa dihadapan Penyidik;
- Bahwa keterangan Terdakwa di BAP sudah benar;
- Bahwa Terdakwa ditangkap pada hari Jumat tanggal 27 Maret 2020 sekitar pukul 16.00
Wib di Jalan bunga Lau Kel. Kemangan Tani Kec. Medan Tuntungan, Kota Medan;
- Bahwa yang melakukan penangkapan terhadap terdakwa adalah 3 (tiga) orang laki-laki
yang mengaku anggota kepolisian dari Polsek Medan
baru yang tidak berpakaian dinas;
- Bahwa anggota kepolisian melakukan penangkapan terhadap terdakwa karena tidak ada
izin dari pihak yang berwenang melakukan Tindak Pidana Narkotika;
- Bahwa Barang bukti yang Anggota Kepolisian temukan dari Terdakwa adalah 1 (satu)
bungkus plastic klip kecil berisi narkotika jenis shabu-shabu;
- Bahwa Narkotika jenis shabu-shabu tersebut terdakwa letakkan di dalam celah dinding
tembok yang berada di luar kamar kost teman Terdakwa dengan tujuan agar nantinya tidak
ada yang mengetahui;
- Bahwa Terdakwa memperoleh barang narkotika jenis shabu tersebut dengan cara terdakwa
membeli dari seorang laki-laki yang diketahui dengan nama panggilan abang;
- Bahwa Harga dari Narkotika jenis shabu yang terdakwa beli dari Abang tersebut adalah
Rp. 40.000,- (empat puluh ribu rupiah) di perkampungan Namo Gajah Kelurahan
Kemenangan Tani Kec. Medan Tuntungan, Kota Medan;
- Bahwa tujuan terdakwa memiliki narkotika jenis shabu tersebut untuk Terdakwa gunakan
sendiri;

Hakim Ketua memerintahkan Penuntut Umum untuk membacakan Tuntutannta, dan


Terdakwa akan mengajukan Nota Pembelaan/ Pledoi yang akan diserahkan pada sidang
selanjutnyayang akan ditunda ke hari Rabu 19 Oktober 2020.
Setelah pengunduran diri diumumkan oleh Hakim Ketua, maka persidangan dalam
perkara ini ditutup.
Demikian Berita Acara ini dibuat dan ditandatangani oleh Hakim Ketua dan Panitera
Pengganti.

Panitera Pengganti Hakim Ketua

Beni Kahar, S.H. Subagio, S.H.,M.H.


Pancur Batu, 07 Januari 2021

Kepada Yth,
Majelis Hakim Pengadilan Semu Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Graha Kirana Medan
Pada Perkara Pidana No. 2614/Pid.Sus/2020/PS.GK Dengan Surat Dakwaan
NO.REG.PERK.PDM-1411/GK/07/2020 tertanggal 16 Juli 2020
Di
Pengadilan Semu Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Graha Kirana Medan

Hal : Pledoi (Pembelaan) Terdakwa Atas Tuntutan Sdr. Jaksa Penuntut Umum
Dalam Surat Tuntutan Pidana NO.REG.PERK. PDM-1411/GK/07/2020
tertanggal 15 Desember 2020

Dengan Hormat,
Majelis Hakim Yang Mulia,

Setelah melalui proses pembuktian atas perkara pidana Nomor : 2614/Pid.Sus/2020/PN.Mdn,


maka kini tibalah bagi kami selaku Penasehat Hukum Terdakwa untuk mengajukan Pledoi
(Pembelaan) Terdakwa terhadap Tuntutan Sdr. Jaksa Penuntut Umum dalam Surat Tuntutan
Pidana NO.REG.PERK. PDM-1411/GK/07/2020 tertanggal 15 Desember 2020, yang mana
tuntutan tersebut berbunyi sebagai berikut :
1. Menyatakan Terdakwa Acong F Sembiring telah terbukti secara sah dan meyakinkan
menurut hukum bersalah melakukan tindak pidana “Tanpa Hak dan melawan hukum
memiliki, menyimpan, menguasai atau menyediakan Narkotika Golongan I bukan
tanaman jenis shabu” sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 112 ayat
(1) UURI No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dalam dakwaan kedua;
2. Menjatuhkan pidana Terdakwa Acong F Sembiring dengan pidana penjara selama 5
(lima) tahun dikurangi selama para terdakwa berada dalam tahanan dan denda sebesar
Rp. 800.000.000,- (delapan ratus juta rupiah) subside 6 (enam) bulan Penjara;
3. Menetapkan barang bukti berupa :
– 1 (satu) bungkus plastik klip kecil berisi keristal putih dengan berat netto 0.14 (nol
koma empat belas) gram dirampas untuk dimusnahkan;
4. Menetapkan agar Terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp. 5.000,- (lima ribu
rupiah).

Bahwa adapun isi dari pada Pledoi Terdakwa ini adalah sebagai berikut :

PENDAHULUAN
Bahwa Surat Dakwaan merupakan dasar pemeriksaan suatu perkara pidana didepan
persidangan, dan hakim yang memeriksa suatu perkara pidana hanya akan
mempertimbangkan dan menilai apa yang tertera dalam surat dakwaan tersebut, menilai
mengenai benar atau tidaknya terdakwa melakukan suatu tindak pidana yang didakwakan
kepadanya, kemudian menjatuhkan putusannya. Dalam surat dakwaan dimuat perumusan
mengenai tindak pidana yang didakwakan kepada terdakwa yang disusun oleh penuntut
umum, sedemikian rupa sehingga penuntut umum harus dapat membuktikan hal-hal yang
didakwakan dan mempertahankannya didepan pemeriksaan sidang pengadilan. Bilamana hal-
hal yang didakwakan dalam surat dakwaan tidak dapat dipertahankan dan dibuktikan sebagai
suatu perbuatan pidana oleh penuntut umum, maka terdakwa bisa saja dibebaskan dari
dakwaan dan lepas dari tuntutan pidana.1

Bahwa kalau dalam tuntutan perdata disebut surat gugatan, maka dalam perkara pidana
disebut surat dakwaan, keduanya mempunyai persamaan karena dengan itulah hakim
melakukan pemeriksaan dan hanya dalam batas-batas yang ada dalam surat gugatan atau
surat dakwaan itulah hakim akan memutuskan.2

Bahwa pada umumnya surat dakwaan diartikan oleh para ahli hukum berupa pengertian surat
akta yang memuat perumusan maupun simpulan dari hasil pemeriksaan penyidik yang
kemudian dihubungkan dengan pasal tindak pidana yang dilanggar dan didakwakan kepada
terdakwa. Surat dakwaan tersebutlah yang menjadi dasar pemeriksaan bagi hakim dalam
sidang pengadilan.3

Bahwa menurut Mr. B. M Taverne, keseluruhan isi surat dakwaan yang terbukti dalam
persidangan harus dijadikan dasar oleh hakim dalam putusannya. Apa yang dapat dinyatakan
terbukti dalam persidangan harus dapat ditemukan kembali dalam surat dakwaan.4

Bahwa Pledoi (Pembelaan) Terdakwa ini, disusun dengan titik berat fokus kepada uraian
tentang apakah perbuatan Terdakwa benar terkategori perbuatan yang dimaksudkan dalam
Pasal 114 ayat (1), atau Pasal 112 ayat (1) atau Pasal 127 ayat (1) Undang-Undang RI No. 35
Tahun 2009 tentang Narkotika.

Bahwa dalam Surat Tuntutan Pidana Penuntut Umum, disebutkan dari pemeriksaan perkara
ini telah terbukti perbuatan Terdakwa adalah perbuatan yang dimaksud dalam Pasal 112 ayat
(1) Undang-Undang RI No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.

Ada judul yang sangat menarik dalam sebuah portal berita online dengan alamat web
https://news.detik.com/berita/d-2658245/ma-pasal-112-uu-narkotika-pasal-keranjang-

1
Alinea Pertama BAB I Pendahuluan, Modul Surat Dakwaan yang disusun oleh Tim Penyusun Modul Badan Diklat
Kejaksaan R.I. Badan Pendidikan Dan Pelatihan Kejaksaan Republik Indonesia, 2019.
2
Andi Hamzah, Hukum Acara Pidana Indonesia, Edisi Kedua, Sinar Grafika, 2008, hlm. 167.
3
M. Yahya Harahap, 1997, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP, Jilid 1, Sinar Grafika,
Jakarta, hlm. 414.
4
Andi Hamzah, Op.Cit. hlm. 169
sampah, dimana judul tersebut adalah, “MA: Pasal 112 UU Narkotika Pasal Keranjang
Sampah”.

Judul yang sangat menarik tersebut, terlihat bermaksud untuk menekankan tentang perlu
adanya kehati-hatian yang luar biasa dalam menggunakan Pasal 112 Undang-Undang RI No.
35 Tahun 2009 tentang Narkotika, dimana dengan melihat dan membaca halaman web
tersebut, kiranya kita dapat memahami tentang harus adanya ketelitian yang mendalam ketika
hendak menyatakan sebuah perbuatan melanggar Pasal 112 Undang-Undang RI No. 35
Tahun 2009 tentang Narkotika, sebab besar kemungkinan perbuatan yang hendak di ganjar
dengan Pasal 112 tersebut ternyata adalah perbuatan yang dimaksud dalam Pasal 127
Undang-Undang RI No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.

Dalam perkara yang sedang kita jalani proses sidangnya ini, Penuntut Umum dalam Surat
Dakwaan nya mendakwa Terdakwa dengan Pasal 112 ayat (1) dan Pasal 114 ayat (1)
Undang-Undang RI No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, dan dalam tuntutannya Penuntut
Umum menyatakan Terdakwa terbukti dalam persidangan ini telah melakukan perbuatan
yang dimaksud dalam Pasal 112 ayat (1) Undang-Undang RI No. 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika.

Padahal, jika dilihat kepada :


1) Barang Bukti Sabu sabu yang hanya seberat 0,14 gram;
2) Keterangan Saksi dalam persidangan yang merupakan petugas kepolisian yang
menangkap Terdakwa menyatakan Terdakwa mengaku Sabu sabu tersebut hendak
digunakan sendiri oleh Terdakwa,

maka sudah seharusnya Penuntut Umum mengetahui bahwa Pasal 112 ayat (1) tersebut tidak
terbukti sebagaimana perbuatan Terdakwa.

Bahwa oleh karena itu diharapkan Majelis Hakim benar-benar memberi putusan yang seadil-
adilnya bagi Terdakwa, apalagi dalam persidangan sebelumnya Majelis Hakim telah memberi
kesannya terkait perkara ini, mengenai Terdakwa dari hasil pemeriksaan saksi-saksi
sebenarnya adalah Pengguna/ pecandu Narkotika jenis Sabu sabu.

FAKTA DALAM PERSIDANGAN


Bahwa Fakta-Fakta Hukum dalam persidangan ini adalah sebagai berikut :
1) Keterangan Saksi
– Bahwa dalam Persidangan ini ada dua orang saksi yang telah memberi keterangan
secara langsung dengan dibawah sumpah, yaitu :
 ABDUL RONI ISMED, dan
 MUHAMMAD ZAINUDDIN

– Bahwa kedua saksi diatas adalah saksi yang melakukan penangkapan terhadap
Terdakwa.
– Bahwa Keterangan saksi-saksi tersebut pada intinya adalah sebagai berikut :
 Para Saksi datang ke suatu daerah yang bernama Namo Gajah, dan melihat
Terdakwa bertemu dengan seseorang, yang dicurigai sedang melakukan transaksi
membeli Narkotika.
 Bahwa selanjutnya Para Saksi mengikuti Terdakwa yang dari Namo Gajah pergi
ke kost-kost’an di Jl. Bua Lau, Kemenangan Tani, Kecamatan Medan Tuntungan,
Medan, dimana disana Terdakwa terlihat menyimpan Sabu sabu disamping kost-
kost’an.
 Bahwa selanjutnya dilakukan penangkapan oleh Para Saksi, dan ketika ditanya
untuk apa Sabu sabu tersebut, Terdakwa menjawab untuk digunakan sendiri.

2) Barang Bukti
Bahwa Barang Bukti dalam persidangan ini adalah Sabu sabu seberat 0,14 gram seharga
Rp 40.000,- (empat puluh ribu rupiah).

3) Bukti Surat
Bukti Surat dalam persidangan ini adalah seluruh surat-surat yang ada dalam Bundel
Berkas Perkara, termasuk :
a. Berita Acara Pemeriksaan saksi-saksi yang menyatakan pengakuan Terdakwa saat
ditangkap terkait dengan Sabu sabu tersebut adalah dibeli untuk digunakan sendiri.
b. Berita Acara Penimbangan Barang Bukti seberat 0,14 gram.
c. Berita Acara Pendapat (Resume) tertanggal 22 April 2020 yang ditandatangani oleh
PENYIDIK PEMBANTU, Bapak YOPI GANDA PUTRA, S.H., dan di ketahui oleh
KANIT RESKRIM POLSEK MEDAN BARU, Bapak Imanuel Ginting, S.H., M.H.,
dimana dari berita acara pendapat tersebut, pada keterangan saksi-saksi didalamnya
disebutkan bahwa para saksi mendengar pernyataan Terdakwa yang menyatakan
Sabu sabu tersebut hendak digunakan sendiri oleh Terdakwa.

4) Petunjuk
– Bahwa Pasal 188 KUHAPidana menyatakan sebagai berikut :
(1) Petunjuk adalah perbuatan, kejadian atau keadaan, yang karena
persesuaiannya, baik antara yang satu dengan yang lain, maupun dengan
tindak pidana itu sendiri, menandakan bahwa telah terjadi suatu tindak pidana
dan siapa pelakunya.
(2) Petunjuk sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) hanya dapat diperoleh dari:
a. keterangan saksi;
b. surat;
c. keterangan terdakwa.
(3) Penilaian atas kekuatan pembuktian dari suatu petunjuk dalam setiap keadaan
tertentu dilakukan oleh hakim dengan arif lagi bidjaksana setelah ia
mengadakan pemeriksaan dengan penuh kecermatan dan kesaksamaan
berdasarkan hati nuraninya.
– Bahwa dari keterangan saksi, serta surat yang dalam hal ini Berkas Perkara yang
didalamnya terdapat Berita Acara Penimbangan Barang Bukti Sabu sabu, dan juga
keterangan Terdakwa bahwa Sabu sabu dibeli untuk digunakan sendiri, dimana
Majelis Hakim dipersidangan sudah langsung memberi pendapat yang menanyakan
kepada Penuntut Umum mengapa dibuat pasal sebagaimana isi Dakwaan, dan
mengapa tidak menggunakan pasal pemakai, maka hal tersebut jelas merupakan
petunjuk tentang :
a. Terdakwa adalah pengguna/ pecandu Narkotika (Pasal 127 ayat (1) Undang-
Undang RI No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
b. Tidak adanya pasal dalam dakwaan yang sesuai dengan fakta persidangan.

5) Keterangan Terdakwa
Bahwa dalam persidangan ini Terdakwa sudah didengar keterangannya dan menyatakan
bahwa Sabu sabu seberat 0,14 gram seharga Rp 40.000,- (empat puluh ribu rupiah)
adalah miliknya yang dibeli dari Namo Gajah untuk digunakan sendiri oleh Terdakwa,
dan hasil test urine menyatakan Terdakwa positif menggunakan Narkotika jenis Sabu
sabu.

FAKTA HUKUM
– Bahwa dari fakta-fakta yang ada dalam proses penyelesaian perkara pidana ini, yaitu :
1) Keterangan saksi-saksi dalam persidangan pada intinya menyatakan pada saat
Terdakwa ditangkap, Terdakwa menerangkan bahwa Narkotika jenis Sabu sabu
tersebut hendak digunakan sendiri;
2) Pernyataan Terdakwa dipersidangan yang menyatakan Sabu sabu tersebut digunakan
untuk diri sendiri, dan hasil test urine nya positif mengandung Sabu sabu;
3) Barang bukti narkotika jenis Sabu sabu dalam perkara ini memiliki berat 0,14 gram,
dengan nilai rupiah Rp 40.000,- (empat puluh ribu rupiah);
seharusnya patut disimpulkan bahwa niat kepemilikan Terdakwa atas narkotika jenis Sabu
sabu dalam perkara ini benar untuk digunakan bagi diri sendiri.

– Bahwa dengan kesimpulan niat kepemilikan narkotika jenis Sabu sabu tersebut adalah
untuk digunakan bagi diri sendiri, maka seharusnya Pasal yang didakwakan terhadap
Terdakwa adalah Pasal 127 ayat (1) Undang-Undang RI No. 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika.

– Bahwa hal ini sejalan dengan pertimbangan Majelis Hakim Agung yang memeriksa
Perkara Kasasi yang diajukan oleh Sdr. Jaksa Penuntut Umum dari Kejaksaan Negeri
Bulukumba dalam Putusan Mahkamah Agung No. 1071 K/Pid.Sus/2012 terkait kasus
Narkotika dengan Terdakwa bernama Sofyan dengan Pengadilan Negeri asalnya adalah
Pengadilan Negeri Bulukumba.

– Bahwa dalam pertimbangannya, Majelis Hakim Agung pada perkara tersebut menyatakan
sebagai berikut :
a. Bahwa memang benar para pengguna sebelum menggunakan harus terlebih
dahulu membeli kemudian menyimpan atau menguasai, memiliki, membawa
narkotika tersebut sehingga tidak selamanya harus diterapkan ketentuan Pasal
112 Undang-Undang No. 35 Tahun 2009, melainkan harus dipertimbangkan apa
yang menjadi niat atau tujuan Terdakwa memiliki atau menguasai narkotika
tersebut;
b. Bahwa ketentuan Pasal 112 Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 merupakan
ketentuan keranjang sampah atau pasal karet. Perbuatan para pengguna atau
percandu yang menguasai atau memiliki narkotika untuk tujuan dikonsumsi
atau dipakai sendiri tidak akan terlepas dari jeratan Pasal 112 tersebut, padahal
pemikiran semacam ini adalah keliru dalam menerapkan hukum sebab tidak
mempertimbangkan keadaan atau hal-hal yang mendasar tentang apa tujuan
Terdakwa menguasai atau memiliki barang tersebut;
c. Bahwa niat atau maksud seseorang adalah merupakan bagian dari ajaran
tentang kesalahan yang menyatakan bahwa "tiada pidana tanpa ada
kesalahan". Seseorang tidak dapat dihukum tanpa dibuktikan adanya
kesalahan, sehingga menghukum seseorang yang tidak mempunyai niat untuk
suatu kejahatan dimaksud, merupakan pelanggaran hukum yang sangat serius;
d. Terdakwa tidak dapat dipersalahkan melanggar Pasal 112 ayat (1) Undang-
Undang No. 35 Tahun 2009 meskipun Terdakwa kedapatan menguasai atau
memiliki narkotika, dan tepat apabila Terdakwa dipersalahkan melanggar Pasal
127 ayat (1) huruf a Undang-Undang No. 35 Tahun 2009.

– Bahwa oleh karena itu, maka berdasarkan fakta :


1) Keterangan saksi-saksi dalam persidangan pada intinya menyatakan pada saat
Terdakwa ditangkap, Terdakwa menerangkan bahwa Narkotika jenis Sabu sabu
tersebut hendak digunakan sendiri.
2) Pernyataan Terdakwa dipersidangan yang menyatakan Sabu sabu tersebut digunakan
untuk diri sendiri, dan hasil test urine nya positif mengandung Sabu sabu.
3) Barang bukti narkotika jenis Sabu sabu dalam perkara ini memiliki berat 0,14 gram,
dengan nilai rupiah Rp 40.000,- (empat puluh ribu rupiah).

jelas seharusnya Pasal 112 ayat (1) Undang-Undang RI No. 35 Tahun 2009 Tentang
Narkotika tidak terbukti, sebab justru yang lebih tepat dinyatakan terbukti adalah unsur
Setiap Penyalah Guna Narkotika sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 127 ayat (1)
huruf a Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika.
(Vide Putusan Mahkamah Agung No. 1386 K/Pid.Sus/2011).

– Bahwa Pasal 112 ayat (1) Undang-Undang RI No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika,
telah sangat di kritik penggunaannya oleh banyak Majelis Hakim hingga praktisi undang-
undang, dimana hal ini dapat dilihat dalam beberapa halaman web site terkait putusan
yang menolak penerapan pasal tersebut.
– Bahwa seharusnya pun Sdr. Jaksa Penuntut Umum tidak perlu sampai mendakwa Pasal
112 ayat (1) terhadap Terdakwa, sebab dari berkas perkara pun sudah kelihatan nyata
unsur penyalahgunaan dalam perkara ini lewat berita acara pemeriksaan saksi-saksi dan
alat bukti surat yang ada dalam berkas perkara.

– Bahwa oleh karena Sdr. Jaksa Penuntut Umum tidak menggunakan atau tidak turut
menjadikan Pasal 127 ayat (1) Undang-Undang RI No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika
sebagai salah satu pasal alternatif dalam Surat Dakwaannya yang berbentuk dakwaan
alternatif, maka Surat Dakwaan Sdr. Jaksa Penuntut Umum harus dinyatakan Batal Demi
Hukum.

– Bahwa oleh karena itu kiranya Majelis Hakim Yang Mulia menyatakan Surat Dakwaan
Sdr. Jaksa Penuntut Umum Batal Demi Hukum.

– Bahwa oleh karena Surat Dakwaan Sdr. Jaksa Penuntut Umum Batal Demi Hukum, maka
mohon kiranya Majelis Hakim Yang Mulia menyatakan Terdakwa Bebas Demi Hukum.

Dengan ini kepada Majelis Hakim Yang Mulia, Terdakwa melalui Penasehat Hukumnya
memohon agar kiranya Majelis Hakim Yang Mulia menyatakan Surat Dakwaan Sdr. Jaksa
Penuntut Umum Batal Demi Hukum, dan menyatakan Terdakwa Bebas Demi Hukum.

Demikian Pledoi (pembelaan) ini Terdakwa sampaikan melalui Penasehat Hukumnya, dan
atas perhatian Majelis Hakim Yang Mulia diucapkan terima kasih.

Hormat Terdakwa,
Penasehat Hukum Terdakwa,
LBH & PHAM INDONESIA BONUM COMMUNAE

M E L I A N A, S.H.
BERITA ACARA SIDANG LANJUTAN-VII
Nomor : 2614/Pid.Sus/2020/PS.GK

Persidangan umum Peradilan Semu Graha Kirana, yang mengadili perkara pidana
menurut acara pemeriksaan biasa pada tingkat pertama, berlangsung di gedung yang telah
ditentukan untuk itu pada Peradilan Semu Graha Kirana, 19Oktober 2020, dalam perkara
terdakwa :
ACONG F SEMBIRING
Dengan susunan persidangan sebagai beikut:

Subagio, S.H., M.H., : Sebagai Hakim Ketua


Elga Rahayu, S.H., M.H. : Sebagai Hakim Aggota I
Nining Suganti, S.H., M.H., : Sebagai Hakim Aggota II
Refida Evi Purba, S.H., M.H., : Sebagai Jaksa Penuntut Umum
Beni Kahar, S.H., : Sebagai Panitera Pengganti

Terdakwa Ditangkap dan ditahan sejak tanggal 02 April 2020 s/d sekarang, Terdakwa
didampingi oleh Penasehat Hukum.
Setelah Persidangan dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua,
lalu Hakim Ketua memerintahkan kepada Penuntut Umum agar menghadirkan Terdakwa
kedalam ruang persidangan dan atas pertanyaan Hakim Ketua, Terdakwa menerangkan
bahwa ia dalam keadaan sehat dan siap mengikuti persidangan pada hari ini.
Selanjutnya Hakim Ketua memerintahkan Penasehat Hukum Terdakwa untuk
membacakan Nota Pembelaan/ Pledoi.
Selanjutnya Hakim Ketua menunda sidang selanjutnya ke hari Rabu 01November
2020 dengan agenda Putusan Akhir dan Hakim Ketua memerintahkan kepada Penuntut
Umum agar menghadapkan Terdakwa untuk datang pada hari, waktu dan tempat yang telah
ditetapkan tersebut diatas.
Setelah pengunduran diri diumumkan oleh Hakim Ketua, maka persidangan dalam
perkara ini ditutup.
Demikian Berita Acara ini dibuat dan ditandatangani oleh Hakim Ketua dan Panitera
Pengganti.

Panitera Pengganti Hakim Ketua


Beni Kahar, S.H. Subagio, S.H.,M.H.

PUTUSAN
Nomor : 2528/Pid.B/2022/PS.GK

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Semu Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Graha Kirana Medan yang mengadili
perkara pidana dengan acara pemeriksaan biasa dalam tingkat pertama menjatuhkan putusan
sebagai berikut dalam perkara Terdakwa :

Nama Terdakwa : Normaulita Julyanda


Tempat Lahir : Dolok Melangir
Tgl. Lahir : 29 April 1974
Jenis Kelamin : Perempuan
Kebangsaan : Indonesia
Tempat Tinggal : Nagori Dolok Ulu Kecamatan Tapian Dolok Kabupaten Simalungun
Provinsi Sumatera Utara
Agama : Islam
Pekerjaan : Mahasiswa

Terdakwa Normaulita Julyanda ditahan Oleh :


1. Penyidik sejak tanggal 17 September 2022 sampai dengan tanggal 6 Oktober April 2022;
2. Penyidik Perpanjangan Oleh Penuntut Umum sejak tanggal 7 Oktober April 2022 sampai
dengan tanggal 15 November 2022;
3. Penuntut Umum sejak tanggal 25 Oktober 2022 sampai dengan tanggal 13 November
2022;
4. Hakim Pengadilan Semu sejak tanggal 1 November 2022 sampai dengan tanggal 30
November 2022;
5. Hakim Pengadilan Semu Perpanjangan Pertama Oleh Ketua Pengadilan Semu sejak
tanggal 1 Desember 2022 sampai dengan tanggal 29 Januari 2023;
6. Hakim Pengadilan Semu Perpanjangan Pertama Oleh Ketua Pengadilan Tinggi sejak
tanggal 30 Januari 2023 sampai dengan tanggal 28 Februari 2023;
Terdakwa didampingi oleh Penasehat Hukumnya;
Pengadilan Negeri tersebut;
Setelah membaca;
- Penetapan Ketua Pengadilan Semu Medan Nomor 2528/Pid.B/2022/PS.GK tanggal 1
November 2022 tentang penunjukan Majelis Hakim;
- Penetapan Majelis Hakim Nomor 2528/Pid.B/2022/PS.GK tanggal 2 November 2022
tentang penetapan hari sidang;
- Berkas perkara dan surat – surat lain yang bersangkutan;
Setelah mendengar keterangan Saksi-saksi, dan Terdakwa serta memperhatikan bukti
surat dan barang bukti yang diajukan di persidangan;
Setelah mendengar pembacaan tuntutan pidana yang diajukan oleh Penuntut Umum
yang pada pokoknya sebagai berikut:
1. Menyatakan terdakwa NORMAULITA JULYANDA secara sah dan meyakinkan
bersalah melakukan tindak pidana “dengan terang-terangan dan dengan tenaga bersama
menggunakan kekerasan yang mengakibatkan meninggal dunia” melanggar Pasal 170
ayat (2) ke-3 KUHPidana sebagaimana dakwaan Kesatu Penuntut Umum.
2. Menjatuhkan pidana penjara selama 4 (empat) tahun dikurangi seluruhnya dari masa
penahanan sementara yang telah dijalani dan menetapkan agar Terdakwa tetap berada
dalam tahanan.
3. Menyatakan barang bukti berupa :
- 1 (satu) batang aluminium bulat gantungan gorden warna emas dan pada salah satu
ujungnya terpasang tanggok;
- 1 (satu) potong tali nilon warna hijau;
- 1 (satu) potong tali nilon warna biru;
- 1 (satu) buah topi warna hijau merek BREMA s;
- 1 (satu) pasang sepatu warna abu-abu merek Fashion;
- 1 (satu) potong baju kaos lengan pendek liris hijau dan crem;
- 1 (satu) unit HP merek Iphone 6-S warna putih yang berisikan video-video dan photo
peristiwa penganiayaan yang dialami oleh korban.
Digunakan dalam perkara atas nama terdakwa NORMAULITA JULYANDA.
4. Menetapkan agar terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp. 3.000,00 (tiga ribu
rupiah).
Setelah mendengar pembelaan Terdakwa dan atau Penasihat Hukum Terdakwa yang
pada pokoknya memohon kepada Hakim Pengadilan Semu Graha Kirana membebaskan
terdakwa NORMAULITA JULYANDA dari sangksi pidana, dan apabila pun Majelis
berpendapat lain, mohon memberikan hukuman yang adil dan seringan-ringannya kepada
terdakwa;
Setelah mendengar tanggapan Penuntut Umum terhadap pembelaan Terdakwa yang
pada pokoknya sebagai berikut:
1. Menolak/mengesampingkan seluruh dalil dalam nota pembelaan yang diajukan oleh
Penasehat Hukum Terdakwa;
2. Memutuskan perkara ini sebagaimana dalam tuntutan Penuntut Umum pada hari
Kamis tanggal 19 Januari 2023.
Menimbang, bahwa Terdakwa diajukan ke persidangan oleh Penuntut Umum didakwa
berdasarkan surat dakwaan sebagai berikut :
KESATU:
Bahwa Terdakwa NORMAULITA JULYANDA bersama-sama dengan anaknya
ADHIE SURYA PRATAMA als SURYA, Saksi FANDER SITOHANG alias FANDER ,
Saksi PUTRI ANDRIANI als PUTRI, saksi UCAPAN LOGIKA GAHO als LOGIKA
GAHO, dan Saksi PARLIN DAWOLO als PAK PARLIN (masing-masing dilakukan
penuntutan secara terpisah) pda hari Kamis tanggal 15 September 2022 sekitar pukul 21.00
WIB sampai dengan hari Jumat tanggal 16 Spetember 2022 sekitar pukul 04.00 WIB atau
setidak-tidaknya pada waktu lain dalam bulan September tahun 2022 atau setidak-tidaknya
pada tahun 2022 bertempat di Jalan Marelan V Pasar 2 Barat Gg. Abadi Link. II Kelurahan
Terjun Kecamatan Medan Marelan Kota Medan, di Jalan Marelan VII Pasar 1 Tengah Gg.
Amal Link IV Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan atau setidak-
tidaknya termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Semu Graha Kirana Medan yang
berwenang mengadili, melakukan tindak pidana dengan terang-terangan dan dengan tenaga
bersama menggunakan kekerasan yang mengakibatkan meninggal dunia terhadap korban
KORNELIUS HONDO als HONDO, yang dilakukan dengan cara sebagai berikut:
- Bahwa berawal pada hari Selasa tanggal 13 September 2022 sekitar pukul 03.00 WIB
di Klinik Rumah Hijau yang beralamat di Jl. Marelan VII Pasar I Tengah Link. IV
Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan medan Marelan telah terjadi kehilangan
telepon genggam milik Terdakwa NORMAULITA JULYANDA dan SAKSI OKTAF
VITRA BUANA. Kemudian Terdakwa NORMAULITA JULYANDA melihat 1 (satu)
batang aluminium bulat gantungan gorden warna emas yang salah satu ujungnya
terpasang tanggok yang diduga milik seseorang yang tertinggal pada saat mengambil
telepon genggam milik Terdakwa NORMAULITA JULYANDA dan Saksi OKTAF
VITRA BUANA. Selanjutnya pada sekitar pukul 15.00 WIB, Terdakwa
NORMAULITA JULYANDA dan Saksi OKTAF VITRA BUANA pergi mengobati
pasien ke rumah Sdr. MAK MELIANA dan Terdakwa NORMAULITA JULYANDA
menceritakan kejadian tersebut pada Sdr. MAK MELIANA, selanjutnya suami Sdr.
MAK MELIANA mengatakan bahwa Saksi FANDER SITOHANG dapat membantu
menemukan pelakunya dan suami Sdr. MAK MELIANA tersebut menelepon Saksi
FANDER SITOHANG sehingga Saksi FANDER SITOHANG datang ke rumah Sdr.
MAK MELIANA dan Terdakwa NORMAULITA JULYANDA dan Saksi OKTAF
VITRA BUANA menceritakan ciri-ciri orang yang mengambil telepon genggam milik
mereka tersebut kepada Saksi FANDER SITOHANG.
- Bahwa pada hari Rabu 14 September 2022 sekitar pukul 17.30 WIB, Saksi UCAPAN
LOGIKA GAHO bersama-sama dengan Terdakwa NORMAULITA JULYANDA dan
saksi OKTAF VITRA BUANA pergi ke rumah Saksi PARLIN DAWOLO agar Saksi
PARLIN DAWOLO membantu Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO atas kejadian
kehilangan telepon gemnggam tersebut dengan membawa 1 (satu) batang aluminium
bulat gantungan gorden tersebut, lalu Saksi PARLIN DAWOLO menjawab dengan
mengatakan “oke, nanti saya aksi”. Selanjutnya pada ahri Kamis tanggal 15 September
2022 sekitar pukul 17.30 WIB, Saksi FANDER SITOHANG datang ke Klinik Rumah
Hijau bertemu dengan Terdakwa NORMAULITA JULYANDA mengatakan bahwa
korban KORNELIUS HONDO als HONDO selaku orang yang diduga mengambil
telepon genggam mereka sudah diamankan di rumah Sdr. DEWI AYU KARTIKA
SARI yang merupakan teman Saksi FANDER SITOHANG yang beralamat di Jalan
Marelan V Link. II Pasar 2 Barat Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan. Lalu,
Saksi FANDER SITOHANG bersama-sama dengan Terdakwa NORMAULITA
JULYANDA dan anak ADHIE SURYA PRATAMA pergi ke rumah Sdr. DEWI AYU
KARTIKA SARI dengan membawa 1 (satu) batang aluminium bulat gantungan gorden
tersebut dan Terdakwa NORMAULITA JULYANDA melihat bahwa korban sedang
berada di ruang tamu rumah Sdr. DEWI AYU KARTIKA SARI tersebut. Selanjutnya,
Saksi FANDER SITOHANG memukul korban dengan menggunakan 1 (satu) batang
aluminium tersebut, serta memuluk dengan tangan dan menedang korban dengan kaki.
Bahwa saat Saksi FANDER SITOHANG memukul korban tersebut, Terdakwa
NORMAULITA JULYANDA merekam Perbuatan Saksi FANDER SITOHANG
dengan menggunakan 1 (satu) unit telepon genggam merek Iphone 6-S warna putih
milik Anak ADHIE SURYA PRATAMA. Sekitar pikul 19.00 WIB, Terdakwa
NORMAULITA JULYANDA dan anak ADHIE SURYA PRATAMA pulang ke
Klinik Rumah Hijau.
- Bahwa selanjutnya sekitar pukul 22.00 WIB, Saksi FANDER SITOHANG datang ke
Klinik Rumah Hijau bertemu dengan Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO mengatakan
bahwa pelakunya sudah ditemukan oelh Saksi FANDER SITOHANG. Selanjutnya
Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO, Saksi OKTAF VITRA BUANA, dan Anak SYAH
SURYA ADIARI ESMOKO pergi ke rumah Sdr. DEWI AYU KARTIKA SARI
tersebut. Kemudian sekitar pukul 22.30, Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO dan Saksi
OKTAF VITRA BUANA kembali pulang ke Klinik Rumah Hijau sambil mengatakan
bahwa korban sudah mengaku, sehingga Terdakwa NORMAULITA JULYANDA
bersama-sama dengan Saksi PUTRI ANDRIANI pergi ke rumah Sdr. DEWI AYU
KARTIKA SARI. Setiba di rumah tersebut, Terdakwa NORMAULITA JULYANDA
dan Saksi PUTRI ANDRIANI melihat Saksi PARLIN DAWOLO diluar rumah dan
mengatakan “lihat ke dalam sudah mengaku dia”, Lalu Terdakwa NORMAULITA
JULYANDA dan Saksi PUTRI ANDRIANI masuk dan melihat korban sudah dalam
kondisi lemas dan terdapat luka dan memar di tubuhnya. Selanjutnya, Saksi PARLIN
DAWOLO membawa korban menggunakan 1 (satu) unit sepeda motor ke lapangan
kosong yang beralamat di Jalan Marelan VII Link IV Pasal 1 Tengah Kelurahan Tanah
Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan dan Terdakwa NORMAULITA JULYANDA,
Saksi PUTRI ANDRIANI, dan Anak ADHIE SURYA PRATAMA mengikuti dari
belakang. Setiba di lapangan tersebut, Saksi PARLIN DAWOLO kembali memukul
korban dengan menggunakan 1 (satu) buah selang warna merah dan pada saat itu juga
beberapa warga yang berada di tempat kejadian mengatakan bahwa korban sering
melakukan pencurian, akhirnya banyak warga berdatangan dan Terdakwa
NORMAULITA JULYANDA, Saksi PUTRI ANDRIANI, dan Anak S ISLAMI, dan
Anak ADHIE SURYA PRATAMA saling bergantian memukul korban, yang mana
Terdakwa NORMAULITA JULYANDA memukul punggung korban sebanyak 4
(empat) kali dengan menggunakan 1 (satu) buah selang warna merah, Saksi PUTRI
ANDRIANI menendang muka korban dengan kaki sebelah kanan sebanyak 3 (tiga) kali
serta memukul kaki korban dengan menggunakan 1 (satu) sapu rumah bergagang kayu
panjnag sekirat 1 (satu) meter yang mana Saksi PUTRI ANDRIANI mendapat sapu
tersebut dari orang sekitar di tempat tersebut, dan Anak ADHIE SURYA PRATAMA
menendang kepala korban dengan menggunakan kaki sebelah kanan sebanyak 3 (tiga)
kali. Kemudian sampai dengan hari Jumat tanggal 16 September 2022 pukul 02.00
WIB, Terdakwa NORMAULITA JULYANDA, Anak ADHIE SURYA PRATAMA,
dan Saksi PUTRI ANDRIANI pergi meninggalkan korban dalam keadaan kedua tangan
terikat dan tersandar di sebuah pohon di sekitar Jalan Marelan VII Link. IV Pasar 1
Tengah Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan. Kemudian sekitar
pukul 06.00 WIB, Terdakwa NORMAULITA JULYANDA mendapat informasi bahwa
korban sudah meninggal dunia.
- Bahwa berdasarkan hasil Visum et Repertum Nomor 04/IKF/IX/2022 tanggal 16
September 2022 dari Rumah Sakit Bahayangkara Tk. II Kota Medan yang
ditandatangani oleh dr. ZULFIKRI LUBIS, S.H., M.H., Sp.F selaku Dokter yang
memeriksa, ditemukan hasil pemeriksaan dengan kesimpulan sebagai berikut:
- Dari hasil pemeriksaan luar dijumpai benjolan pada kepala sebelah kiri dijumpai
benjolan pada kepala sebelah belakang, dijumpai luka lecet pada dahi sebelah kiri,
dijumpai luka dan lecet pada dahi sebelah kanan, dijumpai memar pada dahi, dijumpai
luka lecet pada alis mata kanan, dijumpai luka lecet pada alis mata kiri, dijumpai
memar pada pipi sebelah kanan, dijumpai memar pada pipi sebelah krii, dijumpai luka
bakar pada puncak bahu sebelah kanan, dijumpai luka lecet pada dada sebelah kanan,
dijumpai luka lecet pada dada sebelah kiri, dijumpai tiga luka bakar berbentuk
lingkaran pada dada sebelah kanan, dijumpai luka lecet pada lengan atas kanan,
dijumpai memar pada lengan bawah kanan, dijumpai luka lecet pada lengan kiri atas,
dijumpai memar pada tungkai atas kanan, dijumpai luka lecet pada lutut kanan,
dijumpai luka lecet pada mata kaki kanan sisi luar, dijumpai memar pada tungkai atas
kiri. 
- Dari hasil pemeriksaan dalam dijumpai resapan darah yang luas pada seluruh lapisan
kulit kepala bagian dalam, dijumpai warna kemerahan pada hampir seluruh
permukaan tengkorak kepala, dijumpai resapan darah yang luas pada selaput otak
serta dijumpai patah tulang iga ke dua sebelah kanan, iga ke lima sebelah kanan dan
iga ke dua sebelah kiri. 
- Dari hasil pemeriksaan luar dan dalam, penyebab kematian korban mati lemas
karena perdarahan yang banyak di jaringan otak akibat ruda paksa tumpul pada
kepala. 
-----------Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 170 ayat
(2) ke - 3 KUHPidana.
ATAU
KEDUA
............Bahwa Terdakwa NORMAULITA JULYANDA bersama-sama dengan Anak ADHIE
SURYA PRATAMA als SURYA, Saksi FANDER SITOHANG alias FANDER , Saksi
PUTRI ANDRIANI als PUTRI, Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO als LOGIKA GAHO, dan
Saksi PARLIN DAWOLO als PAK PARLIN (masing- masing dilakukan penuntutan secara
terpisah) pada hari Kamis tanggal 15 September 2022 sekitar pukul 21.00 WIB sampai
dengan hari Jumat tanggal 16 September 2022 sekitar pukul 04.00 WIB atau setidak-tidaknya
pada waktu lain dalam bulan September tahun 2022 atau setidak-tidaknya pada tahun 2022
bertempat di Jalan Marelan V Pasar 2 Barat Gg. Abadi Link. II Kelurahan Terjun Kecamatan
Medan Marelan Kota Medan, di Jalan Marelan VII Pasar 1 Tengah Gg. Amal Link IV
Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan atau setidak-tidaknya termasuk
dalam daerah hukum Pengadilan Semu Graha Kirana Medan yang berwenang mengadili,
melakukan tindak pidana yang melakukan, menyuruh melakukan,
serta turut melakukan penganiayaan yang mengakibatkan korban KORNELIUS HONDO als
HONDO meninggal dunia, yang dilakukan dengan cara sebagai berikut: 
-  Bahwa berawal pada hari Selasa tanggal 13 September 2022 sekitar pukul 03.00 WIB di
Klinik Rumah Hijau yang beralamat di JI. Marelan VII Pasar I Tengah Link. IV Kelurahan
Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan telah terjadi kehilangan telepon genggam
milik Terdakwa NORMAULITA JULYANDA dan Saksi OKTAF VITRA BUANA.
Kemudian Terdakwa NORMAULITA JULYANDA melihat 1 (satu) batang aluminium
bulat gantungan gorden warna emas yang salah satu ujungnya terpasang tanggok yang
diduga milik seseorang yang tertinggal pada saat mengambil telepon genggam milik
Terdakwa NORMAULITA JULYANDA dan Saksi OKTAF VITRA BUANA.
Selanjutnya pada sekitar pukul 15.00 WIB, Terdakwa NORMAULITA JULYANDA dan
Saksi OKTAF VITRA BUANA pergi mengobati pasien ke rumah Sdr. MAK MELIANA
dan Terdakwa NORMAULITA JULYANDA menceritakan kejadian tersebut pada Sdr.
MAK MELIANA, selanjutnya suami Sdr. MAK MELIANA mengatakan bahwa Saksi
FANDER SITOHANG dapat membantu menemukan pelakunya dan suami Sdr. MAK
MELIANA tersebut menelepon Saksi FANDER SITOHANG sehingga Saksi FANDER
SITOHANG datang ke rumah Sdr. MAK MELIANA dan Terdakwa NORMAULITA
JULYANDA dan Saksi OKTAF VITRA BUANA menceritakan ciri-ciri orang yang
mengambil telepon genggam milik mereka tersebut kepada Saksi 
FANDER SITOHANG. 
- Bahwa pada hari Rabu tanggal 14 September 2022 sekitar pukul 17.30 WIB, Saksi
UCAPAN LOGIKA GAHO bersama-sama dengan Terdakwa NORMAULITA
JULYANDA dan Saksi OKTAF VITRA BUANA pergi ke rumah Saksi PARLIN
DAWOLO agar Saksi PARLIN DAWOLO membantu Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO
atas kejadian kehilangan telepon genggam tersebut dengan membawa 1 (satu) batang
aluminium bulat gantungan gorden tersebut, lalu Saksi PARLIN DAWOLO menjawab
dengan mengatakan "oke, nanti saya aksi. Selanjutnya pada hari Kamis tanggal 15
September 2022 sekitar pukul 17.30 WIB, Saksi FANDER SITOHANG datang ke Klinik
Rumah Hijau bertemu dengan Terdakwa NORMAULITA JULYANDA mengatakan
bahwa korban KORNELIUS HONDO als HONDO selaku orang yang diduga mengambil
telepon genggam mereka sudah diamankan di rumah Sdr. DEWI AYU KARTIKA SARI
yang merupakan teman Saksi FANDER SITOHANG yang beralamat di Jalan Marelan V
Link || Pasar 2 Barat Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan. Lalu, Saksi FANDER
SITOHANG bersama-sama dengan Terdakwa NORMAULITA JULYANDA dan Anak
ADHIE SURYA PRATAMA pergi ke rumah Sdr. DEWI AYU KARTIKA SARI dengan
membawa 1 (satu) batang aluminium bulat gantungan gorden tersebut dan Terdakwa
NORMAULITA JULYANDA melihat bahwa korban sedang berada di ruang tamu rumah
Sdr. DEWI AYU KARTIKA SARI tersebut. Selanjutnya, Saksi FANDER SITOHANG
memukul korban dengan menggunakan 1 (satu) batang aluminium tersebut, serta memukul
dengan tangan dan menendang korban dengan kaki. Bahwa saat Saksi FANDER
SITOHANG memukul korban tersebut, Terdakwa NORMAULITA JULYANDA
merekam perbuatan Saksi FANDER SITOHANG dengan menggunakan 1 (satu) unit
telepon genggam merk Iphone 6-S warna putih milik Anak ADHIE SURYA PRATAMA.
Sekitar pukul 19.00 WIB, Terdakwa NORMAULITA JULYANDA dan Anak ADHIE
SURYA PRATAMA pulang ke Klinik Rumah Hijau.
- Bahwa selanjutnya sekitar pukul 22.00 WIB, Saksi FANDER SITOHANG datang ke
Klinik Rumah Hijau bertemu dengan Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO mengatakan
bahwa pelakunya sudah ditemukan oleh Saksi FANDER SITOHANG. Selanjutnya Saksi
UCAPAN LOGIKA GAHO, Saksi OKTAF VITRA BUANA, dan Anak ADHIE SURYA
PRATAMA pergi ke rumah Sdr. DEWI AYU KARTIKA SARI tersebut. Kemudian
sekitar pukul 22.30, Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO dan Saksi OKTAF VITRA
BUANA kembali pulang ke Klinik Rumah Hijau sambil mengatakan bahwa korban sudah
mengaku, sehingga Terdakwa NORMAULITA JULYANDA bersama-sama dengan Saksi
PUTRI ANDRIANI pergi ke rumah Sdr. DEWI AYU KARTIKA SARI. Setiba di rumah
tersebut, Terdakwa NORMAULITA JULYANDA dan Saksi PUTRI ANDRIANI melihat
Saksi PARLIN DAWOLO di luar rumah dan mengatakan "lihat ke dalam sudah mengaku
dia", lalu Terdakwa NORMAULITA JULYANDA dan Saksi PUTRI ANDRIANI masuk
dan melihat korban sudah dalam kondisi lemas dan terdapat luka dan memar di tubuhnya.
Selanjutnya, Saksi PARLIN DAWOLO membawa korban menggunakan 1 (satu) unit
sepeda motor ke lapangan kosong yang beralamat di Jalan Marelan VII Link. IV Pasar 1
Tengah Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan, dan Terdakwa
NORMAULITA JULYANDA, Saksi PUTRI ANDRIANI, dan Anak ADHIE SURYA
PRATAMA mengikuti dari belakang. Setiba di lapangan tersebut, Saksi PARLIN
DAWOLO kembali memukul korban dengan menggunakan 1 (satu) buah selang warna
merah dan pada saat itu juga beberapa warga yang berada di tempat kejadian mengatakan
bahwa korban sering melakukan pencurian, akhirnya banyak warga berdatangan dan
Terdakwa NORMAULITA JULYANDA, Saksi PUTRI ANDRIANI, dan Anak ADHIE
SURYA PRATAMA mana Terdakwa NORMAULITA JULYANDA memukul punggung
korban sebanyak 4 (empat) kali dengan menggunakan 1 (satu) buah selang air warna
merah, Saksi PUTRI ANDRIANI menendang muka korban dengan kaki sebelah kanan
sebanyak 3 (tiga) kali serta memukul kaki korban dengan menggunakan 1 (satu) sapu
rumah bergagang kayu panjang sekitar 1 (satu) meter yang mana Saksi PUTRI
ANDRIANI mendapat sapu tersebut dari orang sekitar di tempat tersebut, dan Anak
ADHIE SURYA PRATAMA menendang kepala korban dengan menggunakan kaki
sebelah kanan sebanyak 3 (tiga) kali. Kemudian sampai dengan hari Jumat tanggal 16
September 2022 pukul 02.00 WIB, Terdakwa NORMAULITA JULYANDA, Anak
ADHIE SURYA PRATAMA, dan Saksi PUTRI ANDRIANI pergi meninggalkan korban
dalam keadaan kedua tangan terikat dan tersandar di sebuah pohon di sekitar Jalan
Marelan VII Link. IV Pasar 1 Tengah Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan
Marelan. Kemudian sekitar pukul 06.00 WIB, Terdakwa NORMAULITA JULYANDA
mendapat informasi bahwa korban sudah meninggal dunia. 
- Bahwa berdasarkan hasil Visum et Repertum Nomor: 04/IKF/IX/2022 tanggal 16
September 2022 dari Rumah Sakit Bhayangkara Tk. II Kota Medan yang ditandatangani
oleh dr. ZULFIKRI LUBIS, S.H., M.H., Sp.F selaku Dokter yang memeriksa, ditemukan
hasil pemeriksaan dengan kesimpulan sebagai berikut: 
➤ Dari hasil pemeriksaan luar dijumpai benjolan pada kepala sebelah kiri, dijumpai
benjolan pada kepala sebelah belakang, dijumpai luka lecet pada dahi sebelah kiri,
dijumpai luka dan lecet pada dahi sebelah kanan, dijumpai memar pada dahi, dijumpai
luka lecet pada alis mata kanan, dijumpai luka lecet pada alis mata kiri, dijumpai
memar pada pipi sebelah kanan, dijumpai memar pada pipi sebelah krii, dijumpai luka
bakar pada puncak bahu sebelah kanan, dijumpai luka lecet pada dada sebelah kanan,
dijumpai luka lecet pada dada sebelah kiri, dijumpai tiga luka bakar berbentuk
lingkaran pada dada sebelah kanan, dijumpai luka lecet pada lengan atas kanan,
dijumpai memar pada lengan bawah kanan, dijumpai luka lecet pada lengan kiri atas,
dijumpai memar pada tungkai atas kanan, dijumpai luka lecet pada lutut kanan,
dijumpai luka lecet pada mata kaki kanan sisi luar, dijumpai memar pada tungkai atas
kiri. 
➤ Dari hasil pemeriksaan dalam dijumpai resapan darah yang luas pada seluruh lapisan
kulit kepala bagian dalam, dijumpai warna kemerahan pada hampir seluruh permukaan
tengkorak kepala, dijumpai resapan darah yang luas pada seiaput otak serta dijumpai
patah tulang iga ke dua sebelah kanan, iga ke lima sebelah kanan dan iga ke dua
sebelah kiri.
➤ Dari hasil pemeriksaan luar dan dalam, penyebab kematian korban mati lemas karena
perdarahan yang banyak di jaringan otak akibat ruda paksa tumpul pada kepala.. 
......Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 351 ayat (3)
KUHPidana jo. Pasal 55 ayat (1) ke - 1 KUHPidana.. 
Menimbang, bahwa terhadap dakwaan Penuntut Umum,Terdakwa dan atau Penasihat
Hukum Terdakwa tidak mengajukan keberatan; 
Menimbang, bahwa untuk membuktikan dakwaannya Penuntut Umum telah
mengajukan Saksi-saksi sebagai berikut: 
1. Saksi TITIADI Br.SIMAMORA, dibawah janji pada pokoknya menerangkan sebagai
berikut:: 
- Bahwa berawal pada hari Selasa tanggal 13 September 2022 sekitar pukul 03.00 WIB
di Klinik Rumah Hijau yang beralamat di Jl. Marelan VII Pasar 1 Tengah Link. IV
Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan telah terjadi kehilangan
telepon genggam milik saksi dan Terdakwa, selanjutnya saksi mengadukan hal tersebut
kepada Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO als LOGIKA GAHO selaku pemilik klinik. 
- Kemudian sekitar pukul 15.00 WIB, Terdakwa dan Saksi PUTRI ANDRIANI als
PUTRI pergi mengobati pasien ke rumah MAK MELIANA dan Terdakwa
menceritakan kejadian tersebut pada MAK MELIANA, selanjutnya suami MAK
MELIANA mengatakan bahwa Saksi FANDER SITOHANG alias FANDER dapat
membantu menemukan siapa pelakunya, kemudian suami MAK MELIANA menelepon
Saksi FANDER SITOHANG alias FANDER dan Saksi FANDER SITOHANG alias
FANDER  datang ke rumah MAK MELIANA sehingga Terdakwa menceritakan bahwa
Terdakwa sempat melihat maling yang mengambil telepon genggam miliknya dengan
ciri-cirinya. 
- Setelah itu saksi FANDER SITOHANG alias FANDER langsung merujuk
kepada seseorang yang sudah dikenalnya, kemudian, Terdakwa dan Saksi PUTRI
ANDRIANI als PUTRI pulang ke klinik dan melaporkan hal tersebut kepada Saksi
UCAPAN LOGIKA GAHO als LOGIKA GAHO, kemudian Saksi UCAPAN LOGIKA
GAHO als LOGIKA GAHO mendatangi Saksi FANDER SITOHANG alias FANDER
ke rumah Sdr. MAK MELIANA sehingga Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO als
LOGIKA GAHO saling bertukar nomor handpone dengan Saksi FANDER
SITOHANG alias FANDER . 
- Bahwa pada hari Rabu tanggal 14 September 2022 sekitar pukul 17.30 WIB, Saksi
bersama-sama Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO als LOGIKA GAHO, Terdakwa dan
Sdr. ANJAS MILAN pergi ke rumah Saksi PARLIN DAWOLO marinir/TNI agar
Saksi PARLIN DAWOLO membantu Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO atas kejadian
kehilangan telepon genggam tersebut dengan membawa (satu) batang aluminium bulat
gantungan gorden tersebut.
- Bahwa pada hari Kamis tanggal 15 September 2022 sekitar pukul 16.00 WIB, Saksi
FANDER SITOHANG alias FANDER datang ke klinik dan bertemu dengar Terdakwa
lalu Saksi FANDER SITOHANG alias FANDER mengatakan akan menangkap korban
KORNELIUS HONDO als HONDO, saat itu Terdakwa melaporkan hal tersebu kepada
Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO als LOGIKA GAHO, kemudian Saks UCAPAN
LOGIKA GAHO als LOGIKA GAHO menelepon Saksi agar Saksi pergi untuk melihat
telepon genggam miliknya, namun Saksi sedang berada di klinik Sekip.
- Sehingga sekitar pukul 22.00 WIB saat Saksi dan Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO als
LOGIKA GAHO sudah berada di Klinik Rumah Hijau, Saksi FANDER SITOHANG
alias FANDER bersama-sama dengan Anak Saksi ADHIE SURYA PRATAMA als
SURYA datang ke klinik untuk menemui Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO als
LOGIKA GAHO, Saksi FANDER SITOHANG alias FANDER mengatakan bahwa
pelakunya sudah tertangkap, maka Saksi bersama-sama dengan Saksi UCAPAN
LOGIKA GAHO als LOGIKA GAHO, Saksi FANDER SITOHANG alias FANDER ,
dan Anak Saksi ADHIE SURYA PRATAMA als SURYA pergi ke rumah DEWI AYU
KARTIKA SARI untuk melihat korban. Sesampainya di rumah DEWI AYU
KARTIKA SARI, Saksi melihat korban bernama KORNELIUS HONDO als HONDO,
selanjutnya Saksi FANDER SITOHANG alias FANDER memukul dada korban
sebanyak 2 (dua) kali, namun korban KORNELIUS HONDO als HONDO tetap tidak
mengaku, karena korban KORNELIUS HONDO als HONDO tetap tidak mengaku,
Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO als LOGIKA GAHO mengatakan kepada korban
"kujemputlah Marinir, biar cepat ngaku"; 
- selanjutnya Saksi bersama-sama dengan Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO pergi
menggunakan sepeda motor, namun karena sepeda motor milik Anak Saksi ADHIE
SURYA PRATAMA kehabisan bensin, maka Saksi dan Saksi UCAPAN LOGIKA
GAHO mencari bensin dan saat mencari bensin, Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO
menelepon Saksi PARLIN DAWOLO untuk datang; tidak beberapa lama Saksi dan
Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO bertemu dengan Saksi PARLIN DAWOLO di jalan,
lalu Saksi dan Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO mengarahkan Saksi PARLIN
DAWOLO ke rumah DEWI AYU KARTIKA SARI. Setiba di rumah DEWI AYU
KARTIKA SARI sekitar pukul 22.30 WIB, Saksi PARLIN DAWOLO langsung masuk
ke dalam rumah DEWI AYU KARTIKA SARI lalu membuka ikat pinggang berkepala
kuningan yang dipakai Saksi PARLIN DAWOLO kemudian langsung bertanya sambil
memukul punggung korban KORNELIUS HONDO als HONDO menggunakan tali
pinggang tersebut.
- bahwa Saksi dan Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO bertemu dengan Saksi PARLIN
DAWOLO als PAK PARLIN sebanyak 2 (dua) kali, yakni pada hari Rabu tanggal 14
September 2022 sekitar pukul 17.30 WIB di rumah Saksi PARLIN DAWOLO als PAK
PARLIN saat Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO meminta bantuan Saksi PARLIN
DAWOLO atas kejadian kehilangan telepon genggam tersebut dengan membawa 1
(satu) batang aluminium bulat gantungan gorden tersebut dan hari Kamis tanggal 15
September 2022 sekitar pukul 22.00 WIB saat korban KORNELIUS HONDO als
HONDO tidak juga mengakui perbuatannya di rumah DEWI AYU KARTIKA SARI
meskipun Saksi FANDER SITOHANG telah memukuli korban KORNELIUS HONDO
als HONDO.
- Bahwa pada hari Jumat sekira pukul 02.00 WIB, Terdakwa dan Saksi PUTRI
ANDRIANI bercerita kepada Saksi bahwa Terdakwa dan Saksi PUTRI ANDRIANI
ada memukul korban KORNELIUS HONDO als HONDO dengan menggunakan
selang.
- Bahwa sampai saat ini telepon genggam milik Saksi dan Terdakwa belum juga
ditemukan.. 
2. Saksi DOFFU GAHO Alias DOFFU, dibawah sumpah menerangkan pada pokoknya
sebagai berikut: 
- Bahwa pada hari Kamis tanggal 15 September 2022 sekira pukul 23.00 WIB di Jalan
Marelan VII Gang Amal IV Lingk. IV Kel. Tanah Enam Ratus Kec. Medan Marelan
disebuah tanah kosong bekas lapangan badminton yang berada disebelah rumah
Saksi, Saksi mendengar keributan diluar rumahnya sehingga Saksi pergi keluar
rumahnya untuk melihat apa yang sedang terjadi. 
- Bahwa saat itu Saksi melihat korban KORNELIUS HONDO als HONDO kedua
tangannya sudah terikat tali dan tidak menggunakan baju dan hanya menggunakan
celana dalam, saksi melihat 4 (empat) orang yaitu terdakwa, Saksi PARLIN
DAWOLO als PAK PARLIN, ANDRI BAWENA, dan YULIANA melakukan
pemukulan terhadap korban KORNELIUS HONDO als HONDO; 
- Saksi melihat Saksi PARLIN DAWOLO melakukan pemukulan terhadap korban
KORNELIUS HONDO als HONDO dengan menggunakan 1 (satu) buah selang air
warna merah dengan ukuran 50 cm berkali-kali dibagian punggung dan badan korban
dan kemudian selang tersebut juga digunakan oleh ANDRI BAWENA untuk
memukul korban KORNELIUS HONDO als HONDO dibagian punggung korban
sebanyak 3 kali pukulan, selanjutnya Saksi melihat terdakwa menggunakan selang
yang sama memukul korban sebanyak 3 atau 4 kali dibagian punggung korban.
- Bahwa pada hari Jumat 16 September 2022 sekira pukul 05.30 Saksi mendengar
informasi bahwa korban sudah ditemukan meninggal dunia di Jalan Marelan VII
Pasar 1 Tengah Link. IV Kel. Tanah Enam Ratus Kec. Medan Marelan sekitar 150
(seratus lima puluh) meter dari rumah Saksi dan korban dalam keadaan duduk
tersender di sebuah pohon di pinggir jalan tersebut dan sudah ditutupi dengan kain. 
3. Saksi ADHIE SURYA PRATAMA Als DAFA dibawah sumpah pada pokoknya
menerangkan sebagai berikut: 
- Awalnya Terdakwa menceritakan kepada Anak Saksi bahwa Terdakwa menceritakan
kejadian kehilangan telepon genggamnya kepada seorang pasien yang dipasangkan
infus di rumah kediaman pasien dan selanjutnya pasien tersebut mau membantu
dengan meminta tolong kepada preman yang ada disekitaran situ bernama panggilan
FANDER untuk mencari pelakunya dengan ciri-ciri yang dingat oleh Terdakwa. 
- Bahwa pada hari Rabu tanggal 14 September 2022 sekitar pukul 17.00 WIB, Saksi
FANDER SITOHANG alias FANDER datang ke klinik Rumah Hijau
bertemu dengan Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO als LOGIKA GAHO dan
Terdakwa dan Saksi FANDER SITOHANG memberitahukan bahwa pelakunya
sedang tidak berada di rumah kemudian Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO meminta
tolong kepada Saksi FANDER SITOHANG agar bisa membantu mencari pelakunya
agar kedua telepon genggam milik Terdakwa dan Saksi OKTAF VITRA BUANA
kembali. 
- Bahwa pada hari Kamis tanggal 15 September 2022 sekitar pukul 17.30 WIB, Saksi
FANDER SITOHANG,datang ke klinik Rumah Hijau bertemu dengan Saksi dan
Terdakwa, lalu Saksi FANDER SITOHANG mengatakan bahwa pelaku pencurian
telepon genggam tersebut telah ditangkap dan diamankan Saksi FANDER
SITOHANG di rumah DEWI AYU KARTIKA SARI, sehingga atas informasi
tersebut Saksi dan Terdakwa pergi bersama-sama ke rumah DEWI AYU KARTIKA
SARI dengan membawa 1 (satu) batang aluminium bulat gantungan gorden tersebut.
Sesampainya di rumah tersebut, Saksi melihat korban KORNELIUS HONDO als
HONDO dan kemudian Terdakwa mengatakan sambil memperlihatkan 1 (satu)
batang aluminium bulat gantungan gorden bahwa benar korban adalah orang yang
dilihat Terdakwa yang mengambil telepon genggam milik Terdakwa. 
- Selanjutnya Saksi FANDER SITOHANG memukul korban KORNELIUS HONDO
als HONDO dengan 1 (satu) batang aluminium bulat gantungan gorden tersebut serta
memukul korban dengan tangan maupun dengan kaki dan saat itu Terdakwa merekam
perbuatan Saksi FANDER SITOHANG dengan telepon genggam milik Saksi merk
Iphone 6S warna putih, namun korban tidak juga mengakui perbuatannya hingga
pukul 19.00 WIB, sehingga Saksi dan Tardakwa kembali pulang ke klinik Rumah
Hijau.
- Bahwa pada hari Kamis tanggal 15 September 2022 sekitar pukul 21.00 WIB, Saksi
FANDER SITOHANG datang lagi ke klinik Rumah Hijau bertemu dengan Saksi dan
Terdakwa, namun karena Terdakwa sedang menangani pasien, sehingga Saksi pergi
bersama Saksi FANDER SITOHANG ke rumah DEWI AYU KARTIKA
SARI tersebut, kemudian Saksi FANDER SITOHANG kembali memukul korban
KORNELIUS HONDO als HONDO dengan tangan dan kaki. 
- Selanjutnya sekitar pukul 22.00 WIB, Saksi bersama-sama dengan Saksi FANDER
SITOHANG kembali ke klinik Rumah Hijau dan bertemu dengan Saksi UCAPAN
LOGIKA GAHO dan Saksi OKTAF VITRA BUANA selanjutnya Saksi bersama-
sama dengan Saksi FANDER SITOHANG, Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO
dan Saksi OKTAF VITRA BUANA pergi ke rumah DEWI AYU KARTIKA SARI
dan sesampainya di dalam ruang tamu rumah tersebut langsung Saksi FANDER
SITOHANG bertanya kepada korban KORNELIUS HONDO als HONDO dan
korban KORNELIUS HONDO als HONDO tetap tidak mengakui perbuatannya
sehingga Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO pergi dari rumah tersebut dengan
mengatakan "kujemputlah marinir, biar cepat ngaku"; 
- Lalu beberapa saat kemudian Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO als LOGIKA GAHO
dan Saksi OKTAF VITRA BUANA kembali ke rumah DEWI AYU KARTIKA SARI
dengan membawa 2 (dua) orang laki-laki mengendarai sebuah sepeda motor Yamaha
N-Max, salah satu laki-laki tersebut adalah Saksi PARLIN DAWOLO, kemudian
sesampainya di dalam ruang tamu rumah DEWI AYU KARTIKA SARI, Saksi
PARLIN DAWOLO membuka tali pinggang yang dipakainya berkepala kuningan
(seperti tali pinggang dinas TNI) langsung bertanya kepada korban sambil memukuli
punggung korban menggunakan tali pinggang tersebut dan Saksi merekam perbuatan
Saksi PARLIN DAWOLO atas perintah Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO als
LOGIKA GAHO. 
- Bahwa pada hari Kamis tanggal 15 September 2022 sekitar pukul 22.45 WIB,
Terdakwa dan Saksi PUTRI ANDRIANI datang ke rumah DEWI AYU KARTIKA
SARI, kemudian karena korban KORNELIUS HONDO als HONDO tetap
tidak mengakui perbuatannya, lalu Saksi PARLIN DAWOLO keluar dari dalam
ruang tamu melalui pintu depan dan masuk kembali ke dalam ruang tamu
melalui pintu depan dengan membawa 1 (satu) buah selang warna merah kurang lebih
Panjang 0,5 meter sambil berkata "naik level... naik level..." dan memukuli punggung
korban dengan selang tersebut. 
- Selanjutnya korban dibawa ke lapangan yang beralamat di Jalan Marelan VII Pasar 1
Tengah Gg. Amal Link IV Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan
atas usulan Saksi PARLIN DAWOLO agar lebih mudah dipukuli lagi, korban dibawa
dalam kondisi tangan terikat tali nilon oleh Saksi PARLIN DAWOLO dengan
menggunakan sepeda motor serta diikuti dari belakang oleh Saksi, Terdakwa dan
Saksi PUTRI ANDRIANI. 
- Bahwa setibanya di lapangan tersebut pada hari Kamis tanggal 15 September 2022
sekira pukul 23.00 WIB, banyak warga berdatangan dan Saksi PARLIN DAWOLO
tetap memukul korban dengan selang merah tersebut serta terdakwa memukul
punggung korban sebanyak 4 (empat) kali dengan menggunakan 1 (satu) buah selang
air warna merah, Saksi PUTRI ANDRIANI menendang muka korban dengan kaki
sebelah kanan sebanyak 3 (tiga) kali serta memukul kaki korban dengan
menggunakan 1 (satu) sapu rumah bergagang kayu dengan panjang sekitar 1 (satu)
meter yang didapat dari orang sekitar di tempat tersebut, dan Anak Saksi menendang
kepala korban dengan mengguna kan kaki sebelah kanan sebanyak 3 (tiga) kali. 
- Bahwa pada hari Jumat tanggal 16 September 2022 sekira pukul 01.00 WIB, Saksi
PARLIN DAWOLO bersama-sama dengan Anak Saksi, Terdakwa dan Saksi PUTRI
ANDRIANI membawa korban di depan gang di dekat sebuah pohon dan
meninggalkan korban di bawah pohon tersebut; 
4. Saksi AHMAD HARIS, dibawah sumpah pada pokoknya menerangkan sebagai berikut: 
- Saksi adalah isteri dari korban KORNELIUS HONDO als HONDO, dan saksi
mengetahui korban KORNELIUS HONDO als HONDO telah meninggal dunia
setelah diberitahukan oleh anak kandung saksi bernama AHMAD SAEFUL LASE
yang datang ke rumah saksi pada hari Jumat tanggal 16 September 2022 sekira pukul
04.30 WIB., kemudian saksi langsung bergegas berjalan kaki bersama dengan
AHMAD SAEFUL LASE mendatangi lokasi ditemukannya mayat korban
KORNELIUS HONDO Als HONDO di Jalan Marelan VII Gang Amal IV,
Lingkungan IV, Kelurahan Tanah Enam Ratus, Kecamatan Medan Marelan dan pada
saat itu saksi melihat benar bahwa korban KORNELIUS HONDO Als HONDO
telah meninggal dunia. 
- Bahwa pada saat ditemukan, mayat korban KORNELIUS HONDO Als HONDO
disenderkan dipohon dengan tangan terikat tali ke belakang, tidak mengenakan
pakaian (hanya menggunakan celana dalam) dan pada tubuhnya saksi melihat ada
luka-luka antara lain: 
- Luka mengeluarkan darah di kepala bagian belakang; 
-  Luka pada mata kaki di sebelah kanan; 
- Tubuh korban banyak mengalami bekas-bekas memar. 
- Bahwa pada hari Kamis tanggal 15 September 2022 sekitar pukul 23.00 WIB, Saksi
PARLIN DAWOLO bersama-sama dengan beberapa orang yakni Saksi PUTRI
ANDRIANI, Terdakwa dan Anak Saksi ADHIE SURYA PRATAMA als SURYA
ada ke rumah Saksi untuk mengecek keberadaan telepon milik Terdakwa dan Saksi
OKTAF VITRA BUANA. 
- Bahwa Terdakwa ada datang ke rumah saksi untuk upaya perdamaian. 
5. Saksi PARLIN DAWOLO als PAK PARLIN, dibawah sumpah pada pokoknya
menerangkan sebagai berikut: 
- Bahwa saksi mengenal Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO als LOGIKA GAHO yang
merupakan tetangga saksi sejak 4 (empat) tahun lalu, kemudian pada hari Rabu
tanggal 14 September 2022 sekitar pukul 17.30 WIB, Saksi UCAPAN LOGIKA
GAHO bersama dengan beberapa orang karyawannya di Klinik Rumah Hijau yaitu
Saksi OKTAF VITRA BUANA, Terdakwa dan Sdr. ANJAS MILAN datang ke
rumah Saksi memberitahukan bahwa Klinik Rumah Hijau milik Saksi UCAPAN
LOGIKA GAHO dimasuki maling dan telah kehilangan telepon genggam milik
karyawannya sambil Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO memperlihatkan 1 (satu)
batang aluminium bulat gantungan gorden yang diduga dilakukan oleh seorang laki-
laki panggilan HONDO; 
- Saksi mengatakan kepada Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO "oke, nanti saya aksi",
kemudian saksi UCAPAN LOGIKA GAHO, saksi OKTAF VITRA
BUANA, Terdakwa dan Sdr. ANJAS MILAN pergi dari rumah Saksi dengan
meninggalkan 1 (satu) batang aluminium bulat gantungan gorden tersebut. 
- Bahwa pada hari Rabu tanggal 14 September 2022 sekitar pukul 19.00 WIB Saksi
pergi ke rumah korban KORNELIUS HONDO als HONDO dan bertemu dengan istri
KORNELIUS HONDO als HONDO kemudian saksi menanyakan dimana keberadaan
KORNELIUS HONDO als HONDO dan istri KORNELIUS HONDO als
HONDO menjawab bahwa KORNELIUS HONDO als HONDO sedang di luar
mencari botot; lalu saksi memberitahu kepada saksi UCAPAN LOGIKA GAHO
melalui pesan whatsapp bahwa sudah ke rumah KORNELIUS HONDO als HONDO
namun tidak ketemu dan Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO membalas "ah,
menghilang itu bang". 
- Bahwa pada hari Kamis tanggal 15 September 2022 sekitar pukul 19.00 WIB saat
saksi baru pulang kerja, kemudian anak kandung Saksi mengatakan kepada Saksi
"yah tadi tanggoknya diambil sama bidan” lalu sekitar pukul 21.30 WIB, ketika saksi
sedang berada di tempat perbelanjaan di Jl. Marelan Raya, Saksi UCAPAN LOGIKA
GAHO menelepon Saksi dengan mengatakan "mas, si HONDO sudah disekap di Gg.
Abadi Pasar 2 Barat" dan Saksi menjawab "oke, saya nanti meluncur".
- Selanjutnya saksi pergi menjemput teman saksi bernama BERTON SIREGAR
kemudian pergi menuju ke klinik Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO dengan
mengendarai sepeda motor Yamaha N-Max milik Saksi, kemudian setelah bertemu
Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO bersama dengan satu orang karyawannya
mengarahkan Saksi ke sebuah rumah yang beralamat di Jalan Marelan V Pasar 2
Barat Gg. Abadi Link. Il Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Kota Medan. 
- Setiba di rumah tersebut sekitar pukul 22.30 WIB, Saksi masuk ke dalam ruang tamu
lalu Saksi melihat saksi FANDER SITOHANG als FANDER serta seorang laki-laki
yang kemudian diketahui adalah korban KORNELIUS HONDO als HONDO sedang
duduk di atas kursi, selanjutnya Saksi membuka ikat pinggang saksi dan saksi
memukul korban menggunakan ikat pinggang tersebut secara berulang sambil
menanyakan korban terkait telepon genggam yang hilang tersebut. 
- Namun korban tetap tidak mengaku sehingga Saksi FANDER SITOHANG memukul
dan menunjang korban, lalu Saksi keluar dari rumah tersebut dan mengambil 1 (satu)
buah selang air warna merah yang panjangnya sekitar 30 cm dari dalam jok sepeda
motor milik Saksi, ketika itu Saksi melihat sekitar tujuh orang di luar rumah dan Saksi
mengatakan "naik level... naik level...". 
- Kemudian Saksi kembali masuk ke dalam ruang tamu rumah tersebut dan Saksi
kembali menanyakan korban terkait kehilangan telepon genggam tersebut sambil
Saksi memukul korban dengan menggunakan selang warna merah tersebut, karena
korban tetap tidak mengaku Saksi FANDER SITOHANG mencari tali dan kemudian
mengikat tangan korban selanjutnya Saksi memukul korban kembali dengan selang
warna merah dan ikat pinggang milik Saksi tersebut. 
- Saat korban kemudian mengaku sambil mengatakan "iya, iya pak saya ngaku, saya
maling" tidak berapa kemudian Terdakwa datang dan masuk ke dalam ruang tamu
dan bertanya kepada korban terkait telepon genggamnya, namun korban tidak
mengatahui keberadaan telepon genggam milik Terdakwa. 
- bahwa pada hari Kamis tanggal 15 September 2022 sekitar pukul 23.00 WIB Saksi
mengatakan "ayo ke lapangan dekat rumahku" dengan tujuan agar lebih mudah
memukuli korban karena berada di dekat lingkungan rumah Saksi dan dengan posisi
tangan terikat Saksi membawa korban menggunakan sepeda motor milik Saksi ke
lapangan dekat rumah kediaman Saksi yang beralamat di Jalan Marelan VII Pasar 1
Tengah Gg. Amal Link IV Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan
Kota Medan. 
- Sesampainya di Gg Amal, Saksi menurunkan korban dari sepeda motor selanjutnya
Saksi menyuruh korban guling badan ke sebuah lapangan kosong kurang lebih 150
(seratus lima puluh) meter jauhnya dan saat itu warga sudah banyak berdatangan. 
- Bahwa setelah membawa korban di lapangan tersebut saksi bertemu dengan
Terdakwa, Saksi PUTRI ANDRIANI dan Anak Saksi ADHIE SURYA PRATAMA
di lapangan kosong tersebut, kemudian saksi mendudukkan korban di lapangan dan
masih menanyakan terkait telepon genggam kepada korban, namun korban masih
belum mengaku sehinggal Saksi kembali memukul korban menggunakan 1 (satu)
buah selang warna merah Panjang sekira 50 (lima puluh) cm di lapangan tersebut. 
- Bahwa saat itu Terdakwa bertanya kepada korban terkait telepon genggam milik
Terdakwa namun karena korban tidak mengaku, Saksi memberikan selang warna
merah tersebut kepada Terdakwa dan Terdakwa memukul korban menggunakan
selang tersebut sebanyak 4 (empat) kali di bagian punggung korban.
- Setelah itu saksi kembali memukul korban dan korban sempat mengaku bahwa barang
bukti ada di kolong TV di rumah korban, lalu saksi menitipkan selang merah tersebut
kepada seorang laki-laki yang berada di lapangan tersebut kemudian saksi bersama-
sama dengan Terdakwa, Saksi PUTRI ANDRIANI, dan Anak Saksi ADHIE SURYA
PRATAMA pergi ke rumah korban untuk melihat telepon genggam di rumah korban
tetapi tidak ditemukan. 
- Karena di rumah korban tidak terdapat telepon genggam milik Terdakwa, maka Saksi
kembali ke lapangan dan setelah di lapangan Saksi kembali memukul korban sampai
sekitar pukul 01.00 WIB hari Jumat tanggal 16 September 2022. 
- Bahwa sampai dengan hari Jumat tanggal 16 September 2022 sekitar pukul 01.00
WIB, korban masih sadar dan masih merespon Saksi, hingga akhirnya Saksi
mengatakan "kalau kau ga ngaku, kutinggal kau pergi" dan korban tetap tidak
mengaku, lalu saksi membuka ikatan tali dari tangan korban dengan menggunakan
gunting yang dibawa oleh seorang warga lalu saksi menyuruh korban berjalan keluar
dari Gg. Amal IV menuju jalan Pasar 1 Tengah; 
- Kemudian sekira 150 (seratus lima puluh) meter korban berjalan sempoyongan hingga
sampai di simpang Gg Amal IV dan korban dalam kondisi lemas selanjutnya saksi
mengancam korban mengatakan "kalau kau ga ngaku, kutinggal pergi kau", namun
korban tidak mengaku, hingga Saksi meninggalkan korban dan saksi pulang ke
rumah. 
6. Saksi BREMA JUPIANTO als BREMA, dibawah sumpah pada pokoknya menerangkan
sebagai berikut:
- bahwa sejak 1 (satu) tahun belakangan ibu kandung Saksi yakni DEWI AYU
KARTIKA SARI menjalin hubungan dengan Saksi FANDER SITOHANG alias
FANDER yang selanjutnya Saksi FANDER SITOHANG sudah sangat bebas datang
dan pergi setiap saat di rumah kediaman Saksi. 
- Bahwa pada hari Kamis tanggal 15 September 2022 sejak pukul 15.00 WIB Saksi
tidur lalu sekira pukul 21.00 WIB Saksi terbangun karena mendengar suara ribut-ribut
di dalam ruang tamu, sehingga Saksi keluar dari dalam kamar tidur dan melihat di
ruang tamu ada korban yang dalam keadaan tidak memakai baju hanya menggunakan
celana pendek jenis boxer warna abu sedang ditanyai oleh Saksi FANDER
SITOHANG sambil dipukuli dan ditunjangi; 
- Dan saksi juga melihat Anak saksi ADHIE SURYA PRATAMA als SURYA sedang
merekam perbuatan Saksi FANDER SITOHANG menggunakan telepon genggam
merk IPHONE warna putih, kemudian saksi keluar dari rumah dan bertemu dengan
Sdr. DEFRI TRIZULWANDA yakni abang sepupu Saksi dan Sdr. DEFRI
TRIZULWANDA mengatakan "itu yang di dalam maling HP". 
- Kemudian sekira pukul 22.30 WIB saksi kembali masuk ke dalam rumah dan melihat
seorang laki-laki diketahui adalah Saksi PARLIN DAWOLO als PAK PARLIN di
dalam ruang tamu sambil memegang 1 (satu) buah tali pinggang berkepala kuningan
(seperti tali pinggang dinas TNI) sambil bertanya kepada korban dengan memukuli
punggung korban menggunakan tali pinggang tersebut. 
- Beberapa menit kemudian, saksi keluar dari rumah melalui pintu samping dan melihat
saksi PARLIN DAWOLO keluar dari dalam rumah lalu mengambil 1 (satu) buah
selang air warna merah dengan Panjang kurang lebih 0,5 meter dari bawah tempat
duduk sepeda motor Yamaha N-Max sambil berkata "naik level... naik level..." lalu
saksi PARLIN DAWOLO tersebut kembali masuk ke dalam rumah dan Saksi
mengintip dari jendela depan rumah bahwa saksi PARLIN DAWOLO tersebut
memukul korban menggunakan selang air tersebut dan Anak Saksi ADHIE SURYA
PRATAMA masih tetap merekam perbuatan tersebut; 
- sekira pukul 23.00 WIB Saksi mendengar suara dari dalam ruang tamu "sudah
ngaku..sudah ngaku...ayok kita bawa" dan kemudian korban dibawa pergi dari rumah
saksi dalam keadaan masih hidup namun terlihat luka-luka memar pada tubuh korban,
korban dibawa pergi oleh Saksi PARLIN DAWOLO menggunakan sepeda motor
Yamaha N-MAX. 
- Bahwa sebelumnya sekira pukul 22.30 WIB Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO dan
Terdakwa datang ke rumah Saksi bersama-sama dengan Saksi PARLIN DAWOLO
als PAK PARLIN .
7. Saksi DWI INA JUWITA alias DWI, dibawah sumpah pada pokoknya menerangkan
sebagai berikut: 
- bahwa pada hari Kamis tanggal 15 September 2022 sekira pukul 23.00 WIB di Jalan
Marelan VII Gang Amal IV Lingk. IV Kel. Tanah Enam Ratus Kec. Medan Marelan
disebuah tanah kosong bekas lapangan badminton yang berada disebelah rumah Saksi
mendengar keributan diluar rumahnya sehingga saat itu saksi keluar rumahnya dan
melihat korban KORNELIUS HONDO als HONDO kedua tangannya sudah terikat tali
dan tidak menggunakan baju dan hanya menggunakan celana dalam. 
- Saksi kemudian melihat 4 (empat) orang yaitu Terdakwa, Saksi PARLIN
DAWOLO Saksi ANDRI BAWENA, dan YULIANA melakukan pemukulan
terhadap korban KORNELIUS HONDO als HONDO dan saat itu saksi melihat Saksi
PARLIN DAWOLO melakukan pemukulan terhadap korban menggunakan 1 (satu)
buah selang air warna merah dengan ukuran 50 cm berkali-kali dibagian punggung dan
badan korban dan kemudian selang tersebut juga digunakan oleh Saksi ANDRI
BAWENA untuk memukul korban dibagian punggung korban sebanyak 3 kali
pukulan. 
- Selanjutnya Saksi melihat Terdakwa menggunakan selang yang sama memukul korban
KORNELIUS HONDO als HONDO sebanyak 3 atau 4 kali dibagian punggung
korban. 
- Bahwa pada hari Jumat 16 September 2022 sekira pukul 05.30 Saksi mendengar
informasi bahwa korban ditemukan meninggal dunia di Jalan Marelan VII Pasar 1
Tengah Link. IV Kel. Tanah Enam Ratus Kec. Medan Marelan sekitar 150 (seratus
lima puluh) meter dari rumah Saksi dan korban dalam keadaan duduk tersender di
sebuah pohon di pinggir jalan tersebut dan sudah ditutupi dengan kain. 
8. Saksi PUTRI ANDRIANI alias PUTRI, dibawah sumpah pada pokoknya menerangkan
sebagai berikut: 
- bahwa pada hari Selasa tanggal 13 September 2022 sekitar pukul 03.00 WIB di Klinik
Rumah Hijau yang beralamat di Jl. Marelan VII Pasar 1 Tengah Link. IV Kelurahan
Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan telah terjadi pencurian telepon
genggam milik Terdakwa dan Saksi OKTAF VITRA BUANA. 
- Kemudian Terdakwa melihat 1 (satu) batang aluminium bulat gantungan gorden
warna emas yang salah satu ujungnya terpasang tanggok yang diduga milik seseorang
yang tertinggal pada saat mengambil telepon genggam milik Terdakwa dan Saksi
OKTAF VITRA BUANA. Selanjutnya, sekira pukul 17.00 WIB, Saksi mengajak
Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO ke rumah MAK MELIANA dengan tujuan untuk
mempertemukan Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO kepada Saksi FANDER
SITOHANG, setiba di rumah MAK MELIANA, Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO
bertemu dengan Terdakwa Saksi OKTAF VITRA BUANA, dan Saksi FANDER
SITOHANG, lalu Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO mengatakan kepada Saksi
FANDER SITOHANG agar membantu Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO untuk
menemukan kedua telepon genggam milik. Terdakwa dan Saksi OKTAF VITRA
BUANA.
- Bahwa pada hari Kamis tanggal 15 September 2022 sekitar pukul 22.00 WIB, Saksi
FANDER SITOHANG datang ke Klinik Rumah Hijau bertemu dengan Saksi
UCAPAN LOGIKA GAHO mengatakan bahwa pelakunya sudah ditemukan oleh
Saksi FANDER SITOHANG, selanjutnya Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO, Saksi
OKTAF VITRA BUANA, dan Anak Saksi ADHIE SURYA PRATAMA pergi ke
rumah DEWI AYU KARTIKA SARI tersebut. 
- Kemudian sekitar pukul 22.30, Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO dan Saksi OKTAF
VITRA BUANA kembali pulang ke Klinik Rumah Hijau sambil mengatakan bahwa
korban sudah mengaku, sehingga Terdakwa bersama- sama dengan saksi pergi ke
rumah DEWI AYU KARTIKA SARI, setiba di rumah tersebut, Terdakwa dan saksi
melihat Saksi PARLIN DAWOLO di luar rumah dan mengatakan "lihat ke dalam
sudah mengaku dia", lalu Terdakwa dan Saksi masuk dan melihat korban sudah
dalam kondisi lemas dan terdapat luka dan memar di tubuhnya. 
- Selanjutnya saksi PARLIN DAWOLO membawa korban menggunakan 1 (satu) unit
sepeda motor ke lapangan kosong yang beralamat di Jalan Marelan VII Link. IV Pasar
1 Tengah Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan, dan Terdakwa,
Saksi dan Anak Saksi ADHIE SURYA PRATAMA mengikuti dari belakang.
- Setiba di lapangan tersebut, Saksi PARLIN DAWOLO kembali memukul korban
dengan menggunakan 1 (satu) buah selang warna merah dan pada saat itu juga
beberapa warga yang berada di tempat kejadian mengatakan bahwa korban sering
melakukan pencurian, akhirnya banyak warga berdatangan. 
- Bahwa setiba di lapangan tersebut Saksi PARLIN DAWOLO kembali memukul
korban dengan menggunakan 1 (satu) buah selang warna merah lalu Terdakwa sempat
bertanya kepada korban terkait telepon genggam miliknya namun korban tetap tidak
mengaku selanjutnya Saksi PARLIN DAWOLO menyerahkan 1 (satu) buah selang
warna merah tersebut kepada Terdakwa sambil mengatakan "nih selang pukul",
sehingga Terdakwa memukul korban dengan selang merah tersebut sekira 4 (empat)
kali di bagian punggung korban.
- Setelah itu saksi PARLIN DAWOLO mengambil selang tersebut dari Terdakwa dan
Saksi PARLIN DAWOLO kembali memukul korban sehingga korban sempat
mengaku bahwa telepon genggam milik Terdakwa dan Saksi TITIADI
Br SIMAMORA ada di kolong TV di rumah korban; 
- atas pengakuan korban tersebut, korban dibawa ke pos di sekitar lapangan tersebut
lalu korban beserta selang merah dititipkan kepada ANDRI BAWENA, sedangkan
Saksi PARLIN DAWOLO bersama-sama dengan Terdakwa Anak Saksi ADHIE
SURYA PRATAMA, dan Saksi pergi mengecek ke rumah korban, namun setelah
sekira 15 (lima belas) menit mencari d rumah korban telepon genggam tidak
ditemukan;
- Kemudian saksi PARLIN DAWOLO, Terdakwa, Anak Saksi ADHIE SURYA
PRATAMA, dan Saksi kembali ke lapangan dan Saksi melihat ANDRI BAWENA
memukul korban menggunakan selang merah tersebut sambil berkata "ngaku kau,
ngaku kau", setelah itu, tangan korban diikat lalu disuruh berguling dan berjalan
menuju sebuah pohon di pinggir Jalan Marelan VII Pasar 1 Tengah Link. IV Kel.
Tanah Enam Ratus Kec. Medan Marelan Kota Medan, lalu korban disandarkan di
bawah pohon tersebut; sekira pukul 01.00 WIB Saksi menendang muka korban
dengan mengguna kan kaki kanan sebanyak 3 (tiga) kali serta memukul kaki korban
dengan menggunakan 1 (satu) sapu rumah bergagang kayu panjang sekitar 1 (satu)
meter yang didapat saksi dari orang sekitar di tempat tersebut sampai sekira hari
Jumat tanggal 16 September 2022 dan sekira pukul 02.00 WIB, Saksi kembali ke
Klinik Rumah Hijau meninggalkan korban di bawah pohon tersebut dalam keadaan
tersandar dan tubuh dalam kondisi lemas dan kritis. 
9. Saksi FANDER SITOHANG als FANDER, dibawah sumpah pada pokoknya
menerangkan sebagai berikut: 
- Bahwa pada hari Rabu tanggal 14 September 2022, Saksi mendapat kabar dari warga
bahwa di Klinik Rumah Hijau yang beralamat JI. Marelan VII Pasar Tengah Link. IV
Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan telah kehilangan telepon
genggam milik karyawannya dan diketahui ciri-ciri pelakunya adalah sama seperti
ciri-ciri korban yang memang sepengetahuan Saksi bahwa korban sering melakukan
pencurian di kampung Saksi, sehingga atas hal tersebut Saksi membantu dan berharap
korban mau mengembalikan telepon genggam tersebut dan Saksi akan mendapat
imbalan atas hal tersebut. 
- Selanjutnya Saksi mencari korban dan sekira pukul 17.00 wib Saksi datang ke Klinik
Rumah Hijau dan bertemu dengan Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO dan 2 (dua)
orang karyawannya, lalu Saksi mengatakan bahwa korban sedang tidak berada di
rumah / sedang lari, selanjutnya Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO meminta tolong
kepada Saksi agar bisa membantu mencari pelakunya dan kedua telepon genggam
tersebut dikembalikan. 
- Bahwa pada hari Kamis tanggal 15 September 2022 sekira pukul 16.00 WIB, Saksi
datang ke klinik rumah hijau dan bertemu dengan Terdakwa untuk meminta uang
sebesar Rp.100.000,00 (seratus ribu rupiah) guna biaya memancing korban, namun
Terdakwa tidak memiliki uang sehingga Saksi pergi dari klinik tersebut. 
- Selanjutnya sekira pukul 17.00 WIB Saksi menemukan korban di rumah korban
kemudian Saksi membawa korban dengan sepeda motor vario milik Saksi ke rumah
kediaman pacar Saksi yang bernama DEWI AYU KARTIKA SARI di Jalan Marelan
V Pasar 2 Barat Gg. Abadi Link. II Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan
Kota Medan. 
- Sesampainya di rumah tersebut, saksi meminta Sdr. Yusuf yang merupakan adik dari
Sdr. DEWI AYU KARTIKA SARI menjaga korban karena saksi pergi ke Klinik
Rumah Hijau untuk menjumpai Terdakwa dan Anak Saksi ADHIE SURYA
PRATAMA dan melaporkan bahwa pelaku pencurian sudah Saksi tangkap dan
diamankan di rumah Sdr. DEWI AYU KARTIKA SARI; 
- Lalu atas ajakan saksi kemudian Terdakwa dan Anak Saksi ADHIE SURYA
PRATAMA mengikuti Saksi ke rumah DEWI AYU KARTIKA SARI
sambil membawa 1 (satu) batang aluminium bulat gantungan gorden warna emas
yang salah satu ujungnya terpasang tanggok yang diduga milik seseorang yang
tertinggal pada saat mengambil telepon genggam milik Terdakwa dan Saksi OKTAF
VITRA BUANA.
- Sekira pukul 18.00 wib, Saksi bersama-sama dengan Terdakwa dan Anak Saksi
ADHIE SURYA PRATAMA tiba di rumah DEWI AYU KARTIKA SARI
lalu Terdakwa mengatakan bahwa benar korban adalah orang yang mengambil
telepon genggam miliknya, kemudian Saksi memukul korban mengguna kan 1 (satu)
batang aluminium bulat gantungan gorden warna emas yang salah satu ujungnya
terpasang tanggok tersebut, serta saksi menumbuk korban dengan tangan dan
menunjangi korban dengan kaki secara berulang; 
- saat itu Terdakwa merekam perbuatan Saksi menggunakan 1 (satu) buah telepon
genggam merk IPHONE 6-S warna putih milik Anak Saksi ADHIE SURYA
PRATAMA, namun hingga sekitar pukul 19.00 WIB korban tetap tidak mengaku
sehingga Anak Saksi ADHIE SURYA PRATAMA dan Terdakwa pergi dari rumah
DEWI AYU KARTIKA SARI. 
- Bahwa pada hari Kamis tanggal 15 September 2022 sekira pukul 20.30 WIB, Saksi
kembali ke Klinik Rumah Hijau bertemu dengan Anak Saksi ADHIE SURYA
PRATAMA dan Terdakwa, namun karena saat itu Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO
sedang tidak berada di klinik dan Terdakwa hendak menangani pasien, maka hanya
Anak ADHIE SURYA PRATAMA yang ikut dengan Saksi kembali ke rumah DEWI
AYU KARTIKA SARI dan saksi kembali memukuli serta menunjangi korban. 
- Bahwa pada hari Kamis tanggal 15 September 2022 sekira pukul 22.00 WIB, Saksi
bersama-sama dengan Anak Saksi ADHIE SURYA PRATAMA pergi ke klinik
rumah hijau dan bertemu Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO kemudian Saksi
UCAPAN LOGIKA GAHO bersama-sama dengan Saksi, Saksi OKTAF VITRA
BUANA dan Anak Saksi ADHIE SURYA PRATAMA als SURYA kembali ke
kediaman DEWI AYU KARTIKA SARI dan dan Saksi bertanya kepada korban
sambil memukuli korban. 
- Karena korban tetap tidak mengaku, Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO mengajak
Saksi OKTAF VITRA BUANA pergi dari situ sambil berkata “kujemputlah marinir,
biar cepat ngaku" dan beberapa saat kemudian Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO dan
Saksi OKTAF VITRA BUANA datang ke rumah DEWI AYU KARTIKA SARI
bersama dengan Saksi PARLIN DAWOLO. 
- Selanjutnya Saksi PARLIN DAWOLO masuk ke dalam ruang tamu sambil membuka
tali pinggang yang dipakainya berkepala kuningan (seperti tali pinggang dinas TNI)
dan bertanya kepada korban sambil memukul korban dengan tali pinggang tersebut.
- karena korban masih belum mengakui perbuatannya Saksi PARLIN DAWOLO keluar
dari rumah dan kembali lagi masuk ke dalam dengan membawa 1 (satu) buah selang
air warna merah dengan Panjang kurang lebih 0,5 meter sambil berkata "naik
level...naik level..." kemudian Saksi PARLIN DAWOLO memukul korban dengan
menggunakan selang air tersebut. Akhirnya korban sempat ada mengakui
perbuatannya sehingga Saksi PARLIN DAWOLO mengatakan "sudah ngaku..sudah
ngaku..ayok kita bawa" dan kemudian korban dibawa dengan kondisi kedua tangan
terikat tali nilon menggunakan sepeda motor milik Saksi PARLIN DAWOLO lalu
Anak Saksi ADHIE SURYA PRATAMA, Terdakwa dan Saksi PUTRI ANDRIANI
mengikuti Saksi PARLIN DAWOLO, sedangkan Saksi beberapa saat kemudian
menyusul; 
- Saksi melihat korban dibawa ke Jalan Marelan VII Pasar 1 Tengah Gg. Amal Link IV
Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan dan dari jarak jauh Saksi
melihat korban kembali dipukuli oleh Saksi PARLIN DAWOLO hingga kemudian
Saksi pulang karena banyak warga berdatangan;
- lalu pada hari Jumat tanggal 16 September 2022 sekira pukul 07.30 WIB saksi
mendapat kabar bahwa korban telah ditemukan meninggal dunia di pinggir Jalan
Marelan VII Pasar 1 Tengah Gg. Amal Link IV Kelurahan Tanah Enam Ratus
Kecamatan Medan Marelan. 
10. Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO als LOGIKA GAHO, dibawah sumpah pada
pokoknya menerangkan sebagai berikut: 
- bahwa berawal pada hari Selasa tanggal 13 September 2022 sekitar pukul 03.00 WIB
di Klinik Rumah Hijau yang beralamat di Jl. Marelan VII Pasar 1 Tengah Link. IV
Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan telah terjadi kehilangan
telepon genggam milik Terdakwa dan Saksi OKTAF VITRA BUANA. 
- Kemudian Terdakwa melihat 1 (satu) batang aluminium bulat gantungan gorden
warna emas yang salah satu ujungnya terpasang tanggok yang diduga milik seseorang
yang tertinggal pada saat mengambil telepon genggam milik Terdakwa dan Saksi
OKTAF VITRA BUANA, selanjutnya Terdakwa dan Saksi OKTAF VITRA BUANA
pergi mengobati pasien ke rumah MAK MELIANA dan Terdakwa menceritakan
kejadian tersebut pada MAK MELIANA, lalu suami MAK MELIANA mengatakan
bahwa Saksi FANDER SITOHANG dapat membantu menemukan siapa pelakunya. 
- Kemudian sekitar pukul 17.00 WIB, Saksi PUTRI ANDRIANI mengajak Saksi ke
rumah MAK MELIANA dengan tujuan untuk bertemu saksi FANDER SITOHANG.
lalu Saksi mengatakan kepada Saksi FANDER SITOHANG agar membantu
menemukan telepon genggam milik Terdakwa dan Saksi OKTAF VITRA BUANA. 
- Bahwa pada hari Rabu tanggal 14 September 2022 sekitar pukul 17.30 WIB, Saksi
bersama-sama dengan Terdakwa dan Saksi OKTAF VITRA BUANA pergi ke rumah
Saksi PARLIN DAWOLO agar Saksi PARLIN DAWOLO membantu Saksi atas
kejadian kehilangan telepon genggam tersebut dengan membawa 1 (satu) batang
aluminium bulat gantungan gorden tersebut, lalu Saksi PARLIN DAWOLO
menjawab dengan mengatakan "oke, nanti saya aksi". 
- Bahwa pada hari Kamis tanggal 15 September 2022 sekitar pukul 22.00 WIB, Saksi
FANDER SITOHANG datang ke Klinik Rumah Hijau mengajak Saksi untuk melihat
korban karena korban sudah ditemukan dan dibawa ke rumah DEWI AYU
KARTIKA SARI tersebut. 
- Atas informasi tersebut, Saksi bersama-sama dengan Anak Saksi ADHIE SURYA
PRATAMA, Saksi FANDER SITOHANG, dan Saksi OKTAF VITRA BUANA pergi
ke rumah DEWI AYU KARTIKA SARI. Ketika Saksi tiba di rumah DEWI AYU
KARTIKA SARI tersebut, Saksi melihat Saksi FANDER SITOHANG bertanya
kepada korban sambil memukul korban dengan tangan secara berulang. 
- Melihat hal tersebut, Saksi mengatakan kepada Anak Saksi ADHIE SURYA
PRATAMA agar merekam perbuatan Saksi FANDER SITOHANG tersebut. saat itu
Saksi juga mengatakan kepada korban "sudah ngaku saja kau dan karena korban tetap
tidak mengaku maka Saksi mengatakan kepada korban "kujemputlah Marinir, biar
cepat ngaku". 
- Selanjutnya, Saksi bersama-sama dengan Saksi OKTAF VITRA BUANA pergi
menuju rumah Saksi PARLIN DAWOLO, dan Saksi menelepon Saksi PARLIN
DAWOLO dengan mengatakan "mas, si HONDO sudah disekap di Gg. Abadi Pasar 2
Barat" dan Saksi PARLIN DAWOLO menjawab "oke, saya nanti meluncur". 
- kemudian Saksi bertemu dengan Saksi PARLIN DAWOLO di depan klinik
setelah itu, Saksi, Saksi OKTAF VITRA BUANA dan Saksi PARLIN DAWOLO
pergi ke rumah DEWI AYU KARTIKA SARI, setiba di rumah DEWI AYU
KARTIKA SARI sekitar pukul 22.30 WIB, Saksi PARLIN DAWOLO masuk ke
dalam rumah DEWI AYU KARTIKA SARI lalu bertanya dan memukul punggung
korban dengan ikat pinggang berkepala kuningan, lalu saksi PARLIN DAWOLO
keluar rumah dan kembali lagi masuk dengan membawa 1 (satu) buah selang air
warna merah dengan panjang kurang lebih 0,5 meter sambil berkata "naik level... naik
level..." dan langsung memukuli punggung Korban menggunakan selang air tersebut. 
- Terhadap keterangan saksi-saksi tersebut, Terdakwa memberikan pendapat
membenarkannya dan tidak ada keberatan; 
Menimbang, bahwa Terdakwa di persidangan telah memberikan keterangan
yang pada pokoknya sebagai berikut: 
- Bahwa berawal pada hari Selasa tanggal 13 September 2022 sekitar pukul 03.00 WIB
di Klinik Rumah Hijau yang beralamat di Jl. Marelan VII Pasar 1 Tengah Link. IV
Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan Terdakwa dan Saksi
OKTAF VITRA BUANA telah kehilangan telepon genggam. 
- Kemudian Terdakwa melihat 1 (satu) batang aluminium bulat gantungan gorden
warna emas yang salah satu ujungnya terpasang tanggok yang diduga milik seseorang
yang tertinggal pada saat mengambil telepon genggam milik Terdakwa dan Saksi
OKTAF VITRA BUANA. 
- Selanjutnya sekitar pukul 15.00 WIB, Terdakwa dan Saksi OKTAF VITRA BUANA
pergi mengobati pasien ke rumah MAK MELIANA dan Terdakwa menceritakan
kejadian tersebut pada MAK MELIANA, selanjutnya suami MAK MELIANA
mengatakan bahwa Saksi FANDER SITOHANG dapat membantu menemukan siapa
pelakunya lalu Saksi FANDER SITOHANG datang setelah ditelepon suami MAK
MELIANA dan Terdakwa dan Saksi OKTAF VITRA BUANA menceritakan ciri-ciri
orang yang mengambil telepon genggam milik mereka tersebut kepada Saksi
FANDER SITOHANG. 
- Kemudian Terdakwa melaporkan hal tersebut kepada Saksi UCAPAN LOGIKA
GAHO sehingga sekira pukul 17.00 WIB, Saksi PUTRI ANDRIANI mengajak Saksi
UCAPAN LOGIKA GAHO ke rumah MAK MELIANA untuk bertemu dengan Saksi
FANDER SITOHANG dan setelah bertemu saksi UCAPAN LOGIKA GAHO
mengatakan kepada Saksi FANDER SITOHANG agar membantu menemukan kedua
telepon genggam milik Terdakwa dan Saksi OKTAF VITRA BUANA; 
- bahwa pada hari Rabu tanggal 14 September 2022 sekitar pukul 17.30 WIB, Saksi
UCAPAN LOGIKA GAHO bersama-sama dengan Terdakwa dan Saksi OKTAF
VITRA BUANA pergi ke rumah Saksi PARLIN DAWOLO agar Saksi PARLIN
DAWOLO membantu menemukan telepon genggam yang hilang tersebut dengan
membawa 1 (satu) batang aluminium bulat gantungan gorden tersebut, lalu Saksi
PARLIN DAWOLO menjawab dengan mengatakan "oke, nanti saya aksi". 
- Bahwa pada hari Kamis tanggal 15 September 2022 sekitar pukul 17.30 WIB, Saksi
FANDER SITOHANG datang ke Klinik Rumah Hijau bertemu dengan
Terdakwa mengatakan bahwa korban KORNELIUS HONDO als HONDO selaku
orang yang diduga mengambil telepon genggam mereka sudah diamankan di rumah
DEWI AYU KARTIKA SARI yang merupakan teman Saksi FANDER SITOHANG
yang beralamat di Jalan Marelan V Link II Pasar' 2 Barat Kelurahan Terjun
Kecamatan Medan Marelan. 
- Lalu Terdakwa mengambil 1 (satu) batang aluminium bulat gantungan gorden dari
rumah Saksi PARLIN DAWOLO kemudian Saksi FANDER SITOHANG bersama-
sama dengan terdakwa dan Anak Saksi ADHIE SURYA PRATAMA pergi ke rumah
DEWI AYU KARTIKA SARI dengan membawa 1 (satu) batang aluminium bulat
gantungan gorden tersebut; 
- Terdakwa melihat Saksi FANDER SITOHANG memukul korban dengan
menggunakan 1 (satu) batang aluminium tersebut, serta memukul dengan tangan dan
menendang korban dengan kaki, bahwa saat Saksi FANDER SITOHANG memukul
korban tersebut, terdakwa merekam perbuatan Saksi FANDER SITOHANG
dengan menggunakan 1 (satu) unit telepon genggam merk Iphone 6-S warna
putih milik Anak Saksi ADHIE SURYA PRATAMA. 
- Sekitar pukul 19.00 WIB, Terdakwa dan Anak ADHIE SURYA PRATAMA pulang
ke Klinik Rumah Hijau dan hari Kamis tanggal 15 September 2022 sekitar pukul
22.00 WIB, Saksi FANDER SITOHANG datang ke Klinik Rumah Hijau bertemu
dengan Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO mengatakan bahwa pelakunya sudah
ditemukan oleh Saksi FANDER SITOHANG.
- Selanjutnya Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO, Saksi OKTAF VITRA BUANA, dan
Anak Saksi ADHIE SURYA PRATAMA pergi ke rumah DEWI AYU KARTIKA
SARI tersebut, kemudian sekitar pukul 22.30, Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO dan
Saksi OKTAF VITRA BUANA kembali pulang ke Klinik Rumah Hijau sambil
mengatakan bahwa korban sudah mengaku, sehingga Terdakwa bersama dengan
Saksi PUTRI ANDRIANI pergi ke rumah Sdr. DEWI AYU KARTIKA SARI. 
- Setiba di rumah tersebut Terdakwa dan Saksi PUTRI ANDRIANI melihat Saksi
PARLIN DAWOLO di luar rumah dan mengatakan "lihat ke dalam sudah mengaku
dia", lalu Terdakwa dan Saksi PUTRI ANDRIANI masuk dan melihat korban sudah
dalam kondisi lemas dan terdapat luka dan memar di tubuhnya. 
- Selanjutnya Saksi PARLIN DAWOLO membawa korban menggunakan 1 (satu) unit
sepeda motor ke lapangan kosong yang beralamat di Jalan Marelan VII Link. IV Pasar
1 Tengah Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan, dan Terdakwa,
Saksi PUTRI ANDRIANI, dan Anak Saksi ADHIE SURYA PRATAMA mengikuti
dari belakang. 
- Setiba di lapangan tersebut, Saksi PARLIN DAWOLO kembali memukul korban
dengan menggunakan 1 (satu) buah selang warna merah dan pada saat itu juga
beberapa warga yang berada di tempat kejadian mengatakan bahwa korban sering
melakukan pencurian, akhirnya banyak warga berdatangan.
- bahwa setiba di lapangan tersebut Saksi PARLIN DAWOLO kembali memukul
korban dengan menggunakan 1 (satu) buah selang warna merah lalu Terdakwa sempat
bertanya kepada korban terkait telepon genggam miliknya namun korban tetap tidak
mengaku selanjutnya Saksi PARLIN DAWOLO menyerahkan 1 (satu) buah selang
warna merah kepada Terdakwa sambil mengatakan "nih selang pukul", sehingga
Terdakwa memukul korban dengan selang merah tersebut sekira 4 (empat) kali di
bagian punggung korban.
- Setelah itu saksi PARLIN DAWOLO mengambil selang tersebut dari Terdakwa dan
Saksi PARLIN DAWOLO kembali memukul korban sehingga korban sempat
mengaku bahwa telepon genggam milik Terdakwa dan Saksi OKTAF VITRA
BUANA ada di kolong TV di rumah korban. 
- Atas pengakuan korban tersebut, korban dibawa ke pos di sekitar lapangan tersebut
lalu korban beserta selang merah tersebut dititipkan kepada ANDRI BAWENA,
sedangkan Saksi PARLIN DAWOLO bersama dengan Terdakwa, Anak Saksi ADHIE
SURYA PRATAMA, dan Saksi PUTRI ANDRIANI pergi mengecek ke rumah
korban, namun setelah sekira 15 (lima belas) menit mencari di rumah korban telepon
genggam tidak ditemukan; 
- Lalu Saksi PARLIN DAWOLO, Terdakwa, Anak ADHIE SURYA PRATAMA dan
Saksi PUTRI ANDRIANI kembali ke lapangan dan Terdakwa melihat ANDRI
BAWENA memukul korban menggunakan selang merah tersebut sambil berkata
"ngaku kau, ngaku kau”. 
- Setelah itu, tangan korban diikat lalu disuruh berguling dan berjalan menuju sebuah
pohon di pinggir jalan selanjutnya korban disandarkan di bawah pohon tersebut dan
sampai sekira hari Jumat tanggal 16 September 2022 sekira pukul 02.00 WIB,
Terdakwa kembali ke Klinik Rumah Hijau meninggalkan korban di bawah pohon
tersebut dalam keadaan tersandar dan tubuh dalam kondisi lemas dan kritis. 
Menimbang, bahwa Penuntut Umum mengajukan barang bukti
sebagai berikut:
- 1 (satu) batang aluminium bulat gantungan gorden warna emas yand pada salah satu
ujungnya terpasang tanggok; 
- 1 (satu) potong tali nilon warna hijau; 
- 1 (satu) potong tali nilon warna biru; 
- 1 (satu) buah topi warna hijau merek BREMA s; 
- 1 (satu) pasang sepatu warna abu-abu merek Fashion; 
- 1 (satu) potong baju kaos lengan pendek liris hitam dan crem; 
- 1 (satu) unit sepeda motor Honda Vario warna hitam tanpa plat nomor polisi; 
- 1 (satu) unit HP merek iphone 6-S warna putih yang berisikan video-video dan photo
peristiwa penganiayaan yang dialami oleh korban 
Menimbang, bahwa berdasarkan alat bukti dan barang bukti yang diajukan diperoleh
fakta-fakta hukum sebagai berikut: 
1. Bahwa berawal pada hari Selasa tanggal 13 September 2022 sekitar pukul 03.00 WIB di
Klinik Rumah Hijau di Jl. Marelan VII Pasar 1 Tengah Link. IV Kelurahan Tanah Enam
Ratus Kecamatan Medan Marelan terdakwa dan Saksi OKTAF VITRA BUANA. telah
kehilangan telepon genggam; 
2. Selanjutnya sekitar pukul 15.00 WIB, terdakwa dan Saksi TITIADI br SIMAMORA
pergi mengobati pasien ke rumah MAK MELIANA dan terdakwa menceritakan kejadian
tersebut pada MAK MELIANA, selanjutnya suami MAK MELIANA mengatakan bahwa
saksi FANDER SITOHANG als FANDER dapat membantu menemukan siapa
pelakunya. 
3. Kemudian sekitar pukul 17.00 WIB, saksi PUTRI ANDRIANI mengajak Saksi
UCAPAN LOGIKA GAHO ke rumah MAK MELIANA dengan tujuan untuk
mempertemukan Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO kepada Saksi FANDER SITOHANG
setiba di rumah MAK MELIANA, Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO bertemu
dengar terdakwa, Saksi OKTAF VITRA BUANA, dan Saksi FANDER SITOHANG,
lalu Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO mengatakan kepada Saksi FANDER SITOHANG
agar membantu menemukan kedua telepon genggam milik terdakwa dan Saksi OKTAF
VITRA BUANA. 
4. Bahwa pada hari Kamis tanggal 15 September 2022 sekitar pukul 22.00 WIB, Saksi
FANDER SITOHANG datang ke Klinik Rumah Hijau bertemu dengan Saksi UCAPAN
LOGIKA GAHO mengatakan bahwa pelakunya sudah ditemukan oleh saksi FANDER
SITOHANG, selanjutnya saksi UCAPAN LOGIKA GAHO, Saksi OKTAF VITRA
BUANA, dan Anak saksi ADHIE SURYA PRATAMA pergi ke rumah DEWI AYU
KARTIKA SARI tersebut. 
5. Kemudian sekitar pukul 22.30, Saksi UCAPAN LOGIKA GAHO dan Saksi OKTAF
VITRA BUANA kembali pulang ke Klinik Rumah Hijau sambil mengatakan bahwa
korban sudah mengaku, sehingga terdakwa bersama-sama dengan saksi PUTRI
ANDRIANI pergi ke rumah DEWI AYU KARTIKA SARI. 
6. Setiba di rumah tersebut, Saksi saksi PUTRI ANDRIANI dan Terdakwa melihat Saksi
PARLIN DAWOLO di luar rumah dan mengatakan "lihat ke dalam sudah mengaku dia",
lalu Terdakwa bersama saksi saksi PUTRI ANDRIANI melihat korban sudah dalam
kondisi lemas dan terdapat luka dan memar di tubuhnya. 
7. Selanjutnya saksi PARLIN DAWOLO membawa korban menggunakan 1 (satu)
unit sepeda motor ke lapangan kosong yang beralamat di Jalan Marelan VII Link. IV
Pasar 1 Tengah Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan, dan saksi
PUTRI ANDRIANI, Terdakwa dan Anak saksi ADHIE SURYA PRATAMA mengikuti
dari belakang. 
8. Setiba di lapangan tersebut, Saksi PARLIN DAWOLO kembali memukul korban dengan
menggunakan 1 (satu) buah selang warna merah dan pada saat itu juga beberapa warga
yang berada di tempat kejadian mengatakan bahwa korban sering melakukan pencurian,
akhirnya banyak warga berdatangan.
9. Lalu terdakwa sempat bertanya kepada korban terkait telepon genggam miliknya namun
korban tetap tidak mengaku selanjutnya Saksi PARLIN DAWOLO menyerahkan 1 (satu)
buah selang warna merah tersebut kepada terdakwa sambil mengatakan "nih selang
puku!", sehingga terdakwa memukul korban dengan selang merah tersebut sekira 4
(empat) kali di bagian punggung korban.
10. Setelah itu, Saksi PARLIN DAWOLO mengambil selang tersebut dari terdakwa dan
kembali memukul korban sehingga korban sempat mengaku bahwa telepon genggam
milik terdakwa dan Saksi OKTAF VITRA BUANA ada di kolong TV di rumah korban. 
11. Atas pengakuan korban tersebut, korban dibawa ke pos di sekitar lapangan tersebut lalu
dititipkan kepada Sdr. ANDRI BAWENA, sedangkan Saksi PARLIN DAWOLO
bersama-sama dengan Saksi PUTRI ANDRIANI, Anak saksi ADHIE SURYA
PRATAMA, dan Terdakwa pergi mengecek ke rumah korban, namun setelah sekira 15
(lima belas) menit mencari di rumah korban. telepon genggam tidak ditemukan, maka
Saksi PARLIN DAWOLO, saksi PUTRI ANDRIANI, Anak saksi ADHIE SURYA
PRATAMA, dan Terdakwa kembali ke lapangan; 
12. dan Terdakwa melihat Sdr. ANDRI BAWENA memukul korban menggunakan selang
merah tersebut sambil berkata "ngaku kau, ngaku kau". Setelah itu, tangan korban diikat
lalu disuruh berguling dan berjalan menuju sebuah pohon di pinggir Jalan Marelan VII
Pasar 1 Tengah Link. IV Kel. Tanah Enam Ratus Kec. Medan Marelan Kota Medan
selanjutnya korban disandarkan di bawah pohon tersebut dan sekira pukul 01.00 WIB
saksi PUTRI ANDRIANI menendang muka korban dengan menggunakan kaki kanan
sebanyak 3 (tiga) kali serta memukul kaki korban dengan menggunakan 1 (satu) sapu
rumah bergagang kayu panjang sekitar 1 (satu) meter yang didapat dari orang sekitar di
tempat tersebut; 
13. sekira pukul 02.00 WIB, Terdakwa dan saksi PUTRI ANDRIANI pergi kembali ke
Klinik Rumah Hijau meninggalkan korban di bawah pohon tersebut dalam keadaan
tersandar dan tubuh dalam kondisi lemas dan kritis. 
Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbang kan
apakah berdasarkan fakta-fakta hukum tersebut diatas, Terdakwa dapat dinyatakan telah
melakukan tindak pidana yang didakwakan kepadanya; 
Menimbang, bahwa 'Terdakwa telah didakwa oleh Penuntut Umum dengan
dakwaan yang berbentuk alternatif, sehingga Majelis Hakim dengan memperhatikan fakta-
fakta hukum tersebut diatas memilih langsung dakwaan alternatif kesatu sebagaimana diatur
dalam Pasal 170 Ayat (2) Ke-3 Kitab Undang-undang Hukum Pidana, yang unsur-unsurnya
adalah sebagai berikut : 
1. Barang siapa; 
2. Dengan terang-terangan; 
3. Dengan tenaga bersama dengan sengaja mengunakan kekerasan terhadap orang atau
barang; 
4. Yang menyebabkan matinya orang; 
Menimbang, bahwa terhadap unsur-unsur tersebut Majelis Hakim
mempertimbangkan sebagai berikut: 
Ad.1. Unsur "barang siapa"; 
Menimbang, bahwa unsur "barang siapa" maksudnya adalah orang atau siapa
saja yang menjadi subyek hukum pidana, yang melakukan suatu tindak pidana dan diancam
pidana, yang bila unsur yang lain dalam dakwaan telah terpenuhi, kepadanya dapat dimintai
pertanggung jawaban pidana;
Menimbang, bahwa dalam perkara ini dihadapkan perorangan yang bernama
NORMAULITA JULYANDA, yang kebenaran identitasnya telah di periksa dan sesuai
dengan yang dalam Surat Dakwaan maka unsur "barang siapa" telah terpenuhi; 
Ad.2. Unsur "dengan terang-terangan; 
Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan unsur “secara terang terangan"
menurut terjemahan dari kata openlijk yang terdapat dalam naskah asli pasal 170 KUHPidana
adalah terang-terangan yang berarti tidak secara bersembunyi, tidak perlu di depan umum
sehingga sudah cukup apabila ada kemungkinan orang lain dapat melihatnya; 
Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan terdakwa yang bersesuaian
dengan keterangan saksi-saksi telah ternyata bahwa tempa kejadian perkara ini adalah di: 
1. Di dalam rumah DEWI AYU KARTIKA SARI di Jl. Marelan V Pasar II Barat Gang.
Abad Kel. Terjun Kec. Medan Marelan; 
2. Di lapangan di Jalan Marelan VII Pasar | Tengah Link.IV Gang Amal IV Kel. Tanah
Enam Ratus Kec. Medan Marelan Kota Medan; 
3. Di jalan raya yang terdapat di Jalan Marelan VII Pasar I Tengah Link.IV Kel. Tanah Enam
Ratus Kec. Medan Marelan Kota Medan; 
Menimbang, bahwa dari ke-3 (tiga) tempat kejadian perkara dalam perkara ini,
baik di lapangan, dan di jalan raya pada nomor 2 dan 3 tersebut merupakan tempat yang
dapat dilewati oleh masyarakat umum sehingga dapat dilihat oleh umum, dan pada saat
kejadian tempat itu sudah ramai dengar masyarakat, maka unsur secara terang-terangan telah
terpenuhi pada perbuatan terdakwa; 
Ad.3. Unsur "Dengan tenaga bersama dengan sengaja mengunakan kekerasan
terhadap orang atau barang"; 
Menimbang, bahwa maksud dari tenaga bersama-sama berarti pelaku adalah 2
(dua) orang atau lebih yang telah menyatukan tenaga-tenaga mereka untuk melakukan tindak
kekerasan secara terbuka, baik dengan diperjanjikan terlebih dahulu ataupun oleh suatu
impuls atau dorongan kolektif yang timbul secara kebetulan atau bersifat seketika itu juga. 
Menimbang, bahwa perbuatan dengan mempergunakan kekuatan atau tenaga,
secara tidak biasa akan tetapi penggunaan kekuatan atau tenaga yang tidak begitu kuatpun
dapat dimasukkan ke dalam pengertiannya; 
Menimbang, bahwa yang dilarang ialah perbuatan kekerasan yang merupakan
tujuan dan bukan merupakan alat atau daya upaya untuk mencapai suatu kekerasan, yang
dilakukan biasanya merusak barang atau menganiaya atau dapat pula mengakibatkan sakitnya
orang atau rusaknya barang, walaupun dia tidak bermaksud menyakiti orang atau merusak
barang, misalnya perbuatan melempar batu kepada kerumunan orang atau kepada suatu
barang, mengobrak abrik barang dagangan hingga berantakan atau membalikkan kendaraan,
biasanya kelompok orang yang marah dan beringas, tanpa pikir akibat perbuatannya, mereka
melakukan tindakan kekerasan, sehingga terjadi kerusuhan, kebakaran, orang lain luka atau
bahkan mati; 
Menimbang, bahwa perbuatan kekerasan itu harus merupakan tujuan dari niat
si pelaku yang diketahui dan diinginkan oleh si pelaku; 
Menimbang, bahwa perbuatan kekerasan tersebut dalam dakwaan ini
ditujukan kepada orang yaitu kepada korban bernama KORNELIUS HONDO Als HONDO; 
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta yuridis yang diuraikan di atas,
adanya perbuatan Terdakwa secara bersama-sama dengan saksi PUTRI ANDRIANI, Anak
saksi ADHIE SURYA PRATAMA, saksi FANDER SITOHANG als FANDER , saksi
PARLIN DAWOLO als PAK PARLIN (para terdakwa dalam perkara terpisah), di tempat
kejadian di jalan raya yang terdapat di Jalan Marelan VII Pasar | Tengah Link.IV Kel. Tanah
Enam Ratus Kec. Medan Marelan Kota Medan, melakukan penganiayaan terhadap korban
KORNELIUS HONDO Als HONDO, dimana terdakwa memukul korban dengan selang
merah tersebut sekira 4 (empat) kali di bagian punggung korban. 
Menimbang, bahwa Saksi PARLIN DAWOLO memukul korban beberapa kali
menggunakan tali pinggangnya dan menggunakan 1 (satu) buah selang warna merah, sedang
Saksi PUTRI ANDRIANI menendang muka korban dengan menggunakan kaki kanan
sebanyak 3 (tiga) kali serta memukul kaki korban dengan menggunakan 1 (satu) sapu rumah
bergagang kayu panjang sekitar 1 (satu) meter yang didapat saksi PUTRI ANDRIANI dari
orang sekitar di tempat tersebut; 
Menimbang, bahwa saksi FANDER SITOHANG alias FANDER memukul
korban menggunakan 1 (satu) batang aluminium bulat gantungan gorden warna emas yang
pada salah satu ujungnya terpasang tanggok dan juga menumbuki dan menunjangi korban
dengan tangan dan kaki; 
Menimbang, bahwa perbuatan terdakwa bersama dengan saksi PUTRI
ANDRIANI, Anak saksi ADHIE SURYA PRATAMA, saksi FANDER SITOHANG als
FANDER, saksi PARLIN DAWOLO als PAK PARLIN melakukan pemukulan
terhadap korban KORNELIUS HONDO Als HONDO, adalah dikarenakan hilangnya
handphone milik terdakwa dan saksi OKTAF VITRA BUANA di klinik Rumah Hijau
yang beralamat di Jl. Marelan VII Pasar 1 Tengah Link. IV Kelurahan Tanah Enam Ratus
Kecamatan Medan Marelan, dan saksi FANDER SITOHANG als FANDER menduga pelaku
pencurian adalah korban;
Menimbang, bahwa kekerasan terhadap korban tersebut merupakan tujuan
yang diingini oleh Terdakwa dan para saksi yang menjadi terdakwa dalam perkara lain
karena kesal korban tidak mau mengakui perbuatannya mencuri handphone milik terdakwa
dan saksi OKTAF VITRA BUANA tersebut; 
Menimbang, bahwa berdasarkan berdasarkan uraian pertimbangan di atas
menyebabkan unsur "dengan tenaga bersama dengan sengaja mengunakan kekerasan
terhadap orang" telah terpenuhi pada perbuatan Terdakwa;
Ad.4. Unsur "Yang menyebabkan matinya orang"; 
Menimbang, bahwa unsur ini merupakan akibat yang tidak diingini yang
terjadi akibat adanya kekerasan terhadap orang sebagaimana diuraikan dalam unsur
sebelumnya; 
Menimbang, bahwa berdasarkan Visum et Repertum dari Rumah Sakit
BHAYANGKARA TK II Medan Nomor : 04/IKF/IX/2022 tertanggal 16 September 2022,
ditandatangani oleh dr. ZULFIKRI LUBIS, SH, MH, Sp.F ditemukan hasil pemeriksaan
dengan kesimpulan sebagai berikut: 
- Dijumpai benjolan pada kepala sebelah kiri, dijumpai benjolan pada kepala sebelah
belakang, dijumpai lecet pada dahi sebelah kiri, dijumpai lecet pada dahi sebelah
kanan, dijumpai memar pada dahi, dijumpai luka lecet alis mata kanan, dijumpai luka
lecet pada alis mata kiri, dijumpai memar pada pipi sebelah kanan, dijumpai memar
pada pipi sebelah kiri, dijumpai luka bakar pada puncak bahu sebelah kanan, dijumpai
luka lecet pada dada sebelah kanan, dijumpai luka lecet pada dada sebelah kiri,
dijumpai 3 luka bakar berbentuk lingkaran pada dada sebelah kanan, dijumpai luka
lecet pada lengan atas kanan dijumpai memar pada lengan bawah kanan, dijumpai
luka lecet pada lengan kiri atas, dijumpai memar pada tungkai atas kanan, dijumpai
luka lecet pada lutut kanan, dijumpai luka lecet pada mata kaki kanan sisi luar,
dijumpai memar pada tungkai atas kiri.
- Dari hasil pemeriksaan dalam dijumpai resapan darah yang luas pada seluruh lapisan
kulit kepala bagian dalam, dijumpai warna kemerahan pada hamper seluruh
permukaan tengkorak kepala, dijumpai resapan darah yang luas pada selaput otak
serta dijumpai patah tulang iga kedua sebelah kanan, iga kelima sebelah kanan, iga
kelima sebelah kiri.
- Dari hasil pemeriksaan luar dan dalam penyebab kematian korban mati lemas karena
pendarahan yang banyak di jaringan otak akibat ruda paksa tumpul pada kepala. 
Menimbang, bahwa bersesuaian dengan keterangan saksi AHMAD HARIS
sebagai isteri korban KORNELIUS HONDO alias HONDO vang menerangkan bahwa saksi
menemukan korban telah meninggal dunia pada hari Jumat tanggal 16 September 2022 sekira
pukul 04.45 Wib., di Jalan Marelan VII Gang Amal IV, Lingkungan IV Kelurahan Tanah
Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan, sehingga unsur "yang menyebabkan matinya orang"
telah terpenuhi pada perbuatan terdakwa; 
Menimbang, bahwa oleh karena semua unsur dari Pasal 170 ayat (2) ke-3
KUHPidana telah terpenuhi, maka Terdakwa haruslah dinyatakan telah terbukti secara sah
dan meyakinkan melakukan tindak pidana sebagaimana didakwakan dalam dakwaan kesatu; 
Menimbang, bahwa selanjutnya akan dipertimbangkan alasan dari Penasihat
Hukum Terdakwa yang menyatakan pada pokoknya agar Hakim Pengadilan Semu Graha
Kirana Medan membebaskan terdakwa NORMAULITA JULYANDA dari sanksi pidana, dan
apabila pun Majelis berpendapat lain, mohon memberikan hukuman yang adil dan seringan-
ringannya kepada terdakwa; 
Menimbang, bahwa alasan Penasihat Hukum Terdakwa tersebut dikarenakan
adanya keadaan tekanan psikis yang dialami terdakwa pada waktu melakukan pemukulan
terhadap korban karena disuruh oknum tentara bernama Sutrino alias PAK PARLIN ; 
Bahwa pemukulan yang dilakukan terdakwa terhadap punggung korban bukan
sebagai penyebab kematian korban; 
Menimbang, bahwa setelah memperhatikan fakta-fakta yuridis sebagaimana
diuraikan diatas, Majelis Hakim tidak sependapat dengan Penasihat Hukum Terdakwa bahwa
terdakwa ditekan secara psikis karena disuruh tentara bernama PARLIN DAWOLO alias
PAK PARLIN, karena alasan dari kehadiran, peranan dan perbuatan pemukulan yang
dilakukan oleh terdakwa adalah dominan karena terdakwa kesal kehilangan handphone dan
korban tidak mau mengakui perbuatannya; 
Menimbang, bahwa tentang alasan Penasihat Hukum Terdakwa bahwa
pemukulan yang dilakukan terdakwa terhadap punggung korban bukan sebagai penyebab
kematian korban, setelah memperhatikan uraian tentang telah terbukti nya semua rumusan
tindak pidana sebagaimana diatur Pasal 170 ayat (2) ke 3 KUHPidana, bahwa terdakwa
terbukti melakukan pemukulan terhadap korban dan selain terdakwa ada orang lain juga
melakukan penganiayaan terhadap korban yang berakibat korban meninggal dunia dengan
luka-luka sebagaimana diuraikan dalam visum et repertum;
Menimbang bahwa walaupun ada orang lain yang juga ikut melakukan
permukulan terhadap korban, tidaklah menyebabkan terdakwa dapat terlepas dari
pertanggungjawaban pidana atas pemukulan yang dilakukannya, dan pidana yang dijatuhkan
terhadap masing-masing pelaku berdasarkan berat ringannya perbuatannya; 
Menimbang, bahwa berdasarkan uraian pertimbangan tersebut, Majelis Hakim
berpendapat seluruh alasan Penasihat Hukum Terdakwa dalam pembelaannya menjadi tidak
beralasan hukum sehingga patut untuk ditolak untuk seluruhnya. 
Menimbang, bahwa dalam perkara ini terhadap Terdakwa telah dikenakan
penangkapan dan penahanan yang sah, maka masa penangkapan dan penahanan tersebut
harus dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan.
Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa ditahan dan penahanan terhadap
Terdakwa dilandasi alasan yang cukup, maka perlu ditetapkan agar Terdakwa tetap berada
dalam tahanan; 
Menimbang, bahwa terhadap barang bukti yang diajukan di persidangan untuk
selanjutnya dipertimbangkan sebagai berikut. 
Menimbang, bahwa barang bukti berupa: 
- 1 (satu) batang aluminium bulat gantungan gorden warna emas yand pada salah satu
ujungnya terpasang tanggok; 
- 1 (satu) potong tali nilon warna hijau; 
- 1 (satu) potong tali nilon warna biru; 
- 1 (satu) buah topi warna hijau merek Levi’s; 
- 1 (satu) pasang sepatu warna abu-abu merek Fashion; 
- 1 (satu) potong baju kaos lengan pendek liris hitam dan crem; 
- 1 (satu) unit sepeda motor Honda Vario warna hitam tanpa plat nomor polisi; 
- 1 (satu) unit HP merek Iphone 6-S warna putih yang berisikan video-video dan photo
peristiwa penganiayaan yang dialami oleh korban Menurut Penuntut Umum akan
digunakan dalam berkas perkara pidana lain, maka barang bukti tersebut
dikembalikan kepada Penuntut Umum untuk digunakan dalam berkas perkara an.
Terdakwa UCAPAN LOGIKA GAHO als LOGIKA GAHO; 
Menimbang, bahwa untuk menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa, maka
perlu dipertimbangkan terlebih dahulu keadaan yang memberatkan dan yang meringankan
bagi Terdakwa; 

Keadaan yang memberatkan:


- Perbuatan Terdakwa meresahkan masyarakat;
- Terdakwa tidak mengakui kesalahannya;
Keadaan yang meringankan: 
- Terdakwa telah berdamai dengan keluarga korban; 
Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa dijatuhi pidana maka harus lah dibebani
pula untuk membayar biaya perkara; 
Memperhatikan, Pasal 170 ayat (2) ke-3 KUHPidana dan Undang-undang Nomor 8
Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana serta peraturan perundang-undangan lain yang
bersangkutan; 
MENGADILI:

1. Menyatakan Terdakwa nama NORMAULITA JULYANDA tersebut telah terbukti


secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan Tindak Pidana "Dengan terang-
terangan dan dengan tenaga bersama menggunakan kekerasan terhadap orang yang
mengakibatkan matinya orang" sebagaimana diatur dakwaan kesatu; 
2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa tersebut oleh karena itu dengan pidana
penjara selama 2 (dua) tahun dan 8 (delapan) bulan; 
3. Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah pernah dijalani oleh
terdakwa dikurangkan seluruhnya dengan pidana penjara tersebut; 
4. Menetapkan terdakwa tetap berada dalam tahanan rutan; 
5. Menetapkan barang bukti berupa: 
5.1. 1 (satu) batang aluminium bulat gantungan gorden warna emas yand pada salah
satu ujungnya terpasang tanggok; 
5.2. 1 (satu) potong tali nilon warna hijau; 
5.3. 1 (satu) potong tali nilon warna biru; 
5.4. 1 (satu) buah topi warna hijau merek Levi’s; 
5.5. 1 (satu) pasang sepatu warna abu-abu merek Fashion; 
5.6. 1 (satu) potong baju kaos lengan pendek liris hitam dan crem; 
5.7. 1 (satu) unit sepeda motor Honda Vario warna hitam tanpa plat nomor polisi; 
5.8. 1 (satu) unit HP merek Iphone 6-S warna putih yang berisikan video video dan
photo peristiwa penganiayaan yang dialami oleh korban dikembalikan kepada
Penuntut Umum untuk dipergunakan dalam berkas perkara an. Terdakwa
UCAPAN LOGIKA GAHO als LOGIKA GAHO. 
6. Membebani terdakwa membayar biaya perkara sejumlah Rp5.000,- (lima ribu rupiah);
Demikanlah diputuskan dalam sidang permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan
Semu Graha Kirana Medan, pada hari Kamis, tanggal 9 Februari 2023, oleh Kami Rio Adrian
Ginting, S.H., M.H, sebagai Hakim Ketua, Ryan Aditia, S.H., M.H., Desta Arianto, S.H.,
M.H., masing-masing sebagai Hakim Anggota, yang diucapkan dalam sidang terbuka untuk
umum pada hari dan tanggal tersebut juga oleh Hakim Ketua dengan didampingi para Hakim
Anggota tersebut, dibantu oleh Sherly Indrajayana Sarumaha, Panitera Pengganti pada
Pengadilan Semu Graha Kirana Medan, serta dihadiri oleh Rio Pandra Nasution, S.H, M.H.,
Penuntut Umum dan Terdakwa didampingi Penasehat Hukum Terdakwa;

Hakim Anggota, Hakim Ketua

Ryan Aditia, S.H., M.H Rio Adrian Ginting, S.H., M.H

Desta Arianto, S.H., M.H

Panitera Pengganti,

Sherly Indrajayana Sarumaha

Anda mungkin juga menyukai