Anda di halaman 1dari 25

Surabaya, 22 Nopember 2021

Kepada Yth.,
Ketua Pengadilan Negeri Surabaya
Jl. Arjuno Nomer 16-18, Sawahan, Kec. Sawahan, Kota Surabaya, Jawa Timur
60251
Di
TEMPAT

Perihal : GUGATAN PERLAWANAN

Dengan hormat,

Yang bertanda tangan dibawah ini kami :

Nama : MOCH. TAKIM, S.H.


Tempat /Tanggal Lahir : Surabaya, 14 September 1973
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Pondok Mutiara Blok R 26 RT/RW 020/009
Kel.Banjarbendo Kec.Sidoarjo, Kabupaten
Sidoarjo.
Agama : Islam
Status perkawinan : Kawin
Pekerjaan : Advokat
Kewarganegaraan : WNI
Pendidikan : S1
Tanggal berakhirnya KTPA : 31 Desember 2021
Nomor Induk KTPA : 19.04334

Nama : RIYADI, S.H.


Umur : 62 tahun.
Tempat /Tanggal Lahir : Magetan, 09 April 1960
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Lebak Jaya V Utara Nomer 17 RT.001 RW.005
Kelurahan Dukuh Setro,KecamatanTambak Sari
Kotamadya Surabaya.
Agama : Islam
Status perkawinan : Kawin
Pekerjaan : Advokat
Kewarganegaraan : WNI

1 |Gugatan Perlawanan
Pendidikan : S1
Tanggal berakhirnya KTPA : 31 Desember 2021
Nomor Induk KTPA : 19.00319
Penerima kuasa adalah Advokat/ Konsultan Hukum pada “KANTOR ADVOKAT
RIYADI & PARTNERS” yang beralamat kantor di Lebak Jaya V Utara Nomer 22
RT. 001 RW. 005 Kelurahan Dukuh Setro, Kecamatan Tambaksari, Kotamadya
Surabaya, Mobile/WA+/-62-812-2301-8377, Mobile/WA+/-62-81217773843,Mobile/WA+/-
62-857-3012-2431 Email:muhamadtakitmdanpartners2019@gmail.com.

Dalam hal Ini dapat bertindak, baik sendiri- sendiri maupun bersama- sama,

berdasarkan Surat Kuasa Khusus Tertanggal 29 September 2021 untuk dan atas

Nama : SRI MULYARINI,S.E.


Tempat /Tanggal Lahir : Surabaya, 30 Januari 1966
Umur : 55 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuzm
Agama : Kristen
Warga Negara : Indonesia
Alamat : Pantai Mentari Blok D/12A RT002/RW 002/005
Kel. Kenjeran Kecamatan Bulak Kota Surabaya
Pekerjaan : Karyawan Swasta
NIK : 3578297001660002
Untuk selanjutnya dalam gugatan ini disebut....................................... PELAWAN I
Nama : SUDARNOTO,S.T
Tempat /Tanggal Lahir : Surabaya, 12 Oktober 1966
Umur : 55 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Kristen
Warga Negara : Indonesia
Alamat : Pantai Mentari Blok D/12A RT002/RW 002/005
Kel. Kenjeran Kecamatan Bulak Kota Surabaya
Pekerjaan : Karyawan Swasta
NIK : 3578291210660001
Untuk selanjutnya dalam gugatan ini disebut....................................... PELAWAN II
Untuk selanjutnya kedua PELAWAN dalam gugatan ini disebut ..PARA PELAWAN
Dengan ini mengajukan Gugatan Perlawanan atas Panggilan Teguran/
Aanmaning Pengosongan Sukarela Objek Lelang Tidak Bergerak No.
72/Eks/2021/PN.Sby
Terhadap :

2 |Gugatan Perlawanan
1. Willy Hendranata,beralamat beralamat di Jalan Raya Gubeng Nomer 30-32

KelurahanGubeng Kecamatan Gubeng Kotamadya Surabaya yang selanjutnya

disebut sebagai TERLAWAN I;

2. Trisno Romo Santosa, di Jalan Pagesangan Nomer 2 Surabaya, yang

selanjutnya disebut sebagai TERLAWAN II;

3. PT. BANK DANAMON (Tbk) Kantor Cabang Surabaya,berkedudukan di

Gedung Bank Danamon Lantai 3 Jl. Panglima Sudirman Nomer 11 dan Nomer

17, Kotamadya Surabaya yang selanjutnya disebut sebagai TERLAWAN III;

4. Notaris dan Pejabat Pembuat Akta Tanah (selanjutnya disingkat PPAT)

SHERLY DIAN MEIRAWATI, berkantor di Ruko Klampis Megah, Jalan Klampis

Madya Utara 1 No.42, Klampis Ngasem, Kec. Sukolilo, Kota SBY, Jawa Timur

60117, Telp : (031) 5945854, yang selanjutnya disebut sebagai TERLAWAN

IV;

5. Kementerian Keuangan Republik Indonesia C/q Direktorat Jendral

Kekayaan Negara C/q Kantor Wilayah Jawa Timur C/q Kepala Pelayanan

Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Surabaya, Jl. Indrapura No.5,

Krembangan Sel., Kec. Krembangan, Kota SBY, Jawa Timur 60175 , yang selanjutnya

disebut sebagai TURUT TERLAWAN I;

6. Kementerian Agraria dan Tata Ruang / Badan Pertanahan Nasional C/q

Kanwil Propinsi Jawa Timur C/q Kepala Badan Pertanahan Nasional Kota

Surabaya II , Jl. Krembangan Barat No.57, Krembangan Sel., Kecamatan

Krembangan, Kota SBY, Jawa Timur 60175, yang selanjutnya disebut sebagai

TURUT TERLAWAN II;

3 |Gugatan Perlawanan
7. Kepolisian Republik Indonesia C/q Kepolisian Daerah Jawa Timur C/q

Kepolisian Resort PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA, Alamat :

Jalan Kalianget No.1, Perak Utara, Pabean Cantian, Perak Utara, Kec. Pabean Cantian,

Kota SBY, Jawa Timur 60165,Telepon: 0819-1370-7070, yang selanjutnya disebut

sebagai TURUT TERLAWAN III;

Adapun yang menjadi alasan dan dasar PENGGUGAT mengajukan Gugatan adalah
sebagai berikut :
Mengenai Kompetensi Relatif Mengajukan Gugatan di Pengadilan Negeri
Surabaya

1. Bahwa Gugatan Perlawanan adalah didasari atas prinsip Actor Sequitur Forum
Rei yang ada dalam pasal 118 ayat 2 HIR yang menegaskan “ Jika yang
digugat lebih dari seorang sedang mereka tidak tinggal di daerah hukum
pengadilan negeri yang sama, maka tuntutan itu diajukan kepada ketua
Pengadilan Negeri yang sama, maka tuntutan itu diajukan kepada Ketua
Pengadilan Negeri di tempat salah seorang tergugat yang dipilih oleh
penggugat.
.Jika yang digugat itu adalah seorang debitur utama dan seorang
penanggungnya maka tanpa mengurangi ketentuan pasal 6 ayat 2 “Reglemen
Susunan Kehakiman dan Kebijaksanaan mengadili di Indonesia”. Tuntutan itu
diajukan kepada Ketua Pengadilan Negeri, di tempat tinggal Debitur Utama
atau salah seorang debitur Utama;

2. Bahwa Gugatan Perlawanan adalah didasari adanya obyek gugatan


sebagaimana ada dalam pasal 142 RBG ayat 5 yang menegaskan sebagai
berikut : ”Dalam Gugatannya mengenai barang tetap maka gugatan diajukan
kepada Ketua Pengadilan Negeri di wilayah letak barang tersebut. Jika barang
tetap itu terletak di dalam Wilayah beberapa Pengadilan Negeri, maka
gugatan itu diajukan kepada salah satu Ketua Pengadilan Negeri Surabaya
tersebut atas Pilihan Penggugat

4 |Gugatan Perlawanan
3. Bahwa menurut Yahya Harahap (“Hukum Acara Perdata tentang Gugatan,
Persidangan, Penyitaan, Pembuktian dan Putusan Pengadilan”. Edisi kedua,
CetakaN pertama, September 2017, Sinar Grafika) halaman 243 dijelaskan
sebagai berikut:
“Menurut hukum, yang dianggap sebagai tempat tinggal seseorang “
meliputi:
 tempat kediaman, atau
 tempat alamat tertentu, atau
 tempat kediaman sebenarnya
Yang dimaksud kediaman sebenarnya atau sebenarnya berdiam adalah ‘
tempat secara nyata tinggal.”
4. Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut diatas maka sudah sangat Jelas dan
Tepat apabila PENGGUGAT mengajukan gugatan aquo di Kepaniteraan
Pengadilan Negeri Surabaya,

KRONOLOGIS DAN FAKTA HUKUM

Adapun sebagai dasar hukum dan alasan gugatan perlawanan adalah sebagai

berikut:

1. Bahwa Pelawan II adalah telah menerima fasilitas Kredit Modal Kerja dari

TERLAWAN, dengan jaminan yang salah satunya adalah atas tanah dan

bangungan yang terletak di Pantai Mentari D Nomer 12 A Surabaya atas nama

Pelawan I.

2. Bahwa jaminan yang atas nama Pelawan I merupakan tanah dan bangunan

dengan luas 140M2 dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomer 174 dengan

batas-batas sebagai berikut :

Barat : Rumah Pantai Mentari Blok D-26

5 |Gugatan Perlawanan
Timur : Jalan Perumahan Pantai Mentari
Utara : Rumah Koh Lee Gwat, Rumah Pantai Mentari Blok D-26(Kosong)
Selatan : Rumah Bapak Lucky Rumah Pantai Mentari Blok D-12

3. Bahwa jaminan Tanah dan Bangunan dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan

Nomer 174 dengan luas 140M2 yang terletak di Pantai Mentari D Nomer 12 A

Surabaya atas nama Pelawan I sebagai barang jaminan atas fasilitas KMK yang

telah diberikan oleh Terlawan III kepada Pelawan I.

4. Bahwa jaminan Tanah dan Bangunan dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan

Nomer 174 dengan luas 140M2 yang terletak di Pantai Mentari D Nomer 12 A

Surabaya telah dipasang Hak Tanggungan serta telah diterbitkan Sertifikat Hak

Tanggungan atas nama Terlawan III.

5. Bahwa dengan telah terbitnya Sertifikat Hak Tanggungan atas nama Terlawan III

dari diberi baban Hak tanggunggan atas jaminan Tanah dan Bangunan dengan

Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomer 174 dengan luas 140M2 yang terletak di

Pantai Mentari D Nomer 12 A Surabaya, seharusnya tunduk dan patuh pada

Undang-Undang Hak Tanggungan Nomer Undang-Undang Nomer 4 Tahun

1996.

6. Bahwa pendaftaran Hak Tanggungan tidak dilakukan dengan memenuhi

tenggang waktu yang diamanatkan, dilaksanakan setelah 14 (empat belas) hari

padahal amanat Pasal 13 a quo pengiriman APHT harus dilakukan selambat-

lambatnya 7 (tujuh) hari kerja dan juga secara nyata telah melanggar Undang-

Undang, haruslah dinyatakan cacat prosedural-hukum sehingga tidak

mempunyai Bahwa Pelawan keberatan terhadap Teguran/ Aanmaning

Pengosongan Sukarela Objek Lelang Tidak Bergerak yang dibebani Hak

6 |Gugatan Perlawanan
Tanggungan berdasarkan Undang Undang No 4 tahun 1996 tentang Hak

tanggungan;

7. Bahwa setelah meneliti ternyata Akta Pemberian Hak Tanggungan (APHT)

bertentangan dengan Pasal 13 Undang undang Nomor 04 Tahun 1996 Tentang

Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-Benda Yang Berkaitan dengan

Tanah, yang ditentukan dalam Pasal 13 yang berbunyi sebagai berikut :

1. Pemberian Hak Tanggungan wajib didaftarkan pada Kantor


Pertanahan.
2. Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja
setelahpenandatanganan Akta Pemberian Hak Tanggungan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2), PPAT wajib
mengirimkan Akta Pemberian Hak Tanggungan yang
bersangkutan dan warkah lain yang diperlukan kepada Kantor
Pertanahan.
3. Pendaftaran Hak Tanggungan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan oleh Kantor Pertanahan dengan membuatkan
buku-tanah Hak Tanggungan dan mencatatnya dalam buku-
tanah hak atas tanah yang menjadi obyek Hak Tanggungan
serta menyalin catatan tersebut pada sertifikat hak atas tanah
yang bersangkutan.
4. Tanggal buku-tanah Hak Tanggungan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) adalah tanggal hari ketujuh setelah penerimaan
secara lengkap surat-surat yang diperlukan bagi pendaftarannya
dan jika hari ketujuh itu jatuh pada hari libur, buku-tanah yang
bersangkutan diberi bertanggal hari kerja berikutnya.
5. Hak Tanggungan lahir pada hari tanggal buku-tanah Hak
Tanggungan sebagaimana dimaksud pada ayat (4).

8. Bahwa kendati demikian, APHT tersebut tetap digunakan sebagai dasar untuk
Eksekusi Hak Tanggungan;
9. Bahwa menurut NM. Wahyu Kuncoro (dalam buku berjudul Risiko Transaksi

Jual Beli Properti, Penerbit RAS Grup, Jakarta, 2015, halaman 11-287)

menyatakan bahwa terhadap sertifikat hak tanggungan yang cacat formal atau

material yang melekat pada sertifikat hak tanggungan maka menjadi alasan

7 |Gugatan Perlawanan
hukum (legal reason) untuk melakukan perlawanan terhadap sita eksekusi suatu

Pengadilan Negeri;

10. Bahwa objek dari Hak Tanggungan dalam Pasal 4 ayat (1) dan ayat (2)
UUHT

disebutkan bahwa : "Hak atas tanah yang dapat dibebani Hak Tanggungan

adalah Hak Milik, Hak Guna Usaha dan Hak Guna Bangunan."

Objek Hak Tanggungan atas tanah yang bersangkutan harus memenuhi 4

syarat, yaitu:

1. Dapat dinilai dengan uang;


2. Termasuk Hak yang didaftar dalam daftarumum;
3. Mempunyai sifat dapat dipindahtangankan;
4. Memerlukan penunjukan oleh Undang-Undang.
(Purwahid Patrik dan Kashadi, 2008 : 56)

Adapun hal-hal yang wajib dicantumkan dalam APHT menurut Ketentuan


Pasal

11 ayat 1 UUHT, didalam Akta Pemberian Hak Tanggungan (APHT)


dibedakan

menjadi 2 (dua) macam, yaitu yang sifatnya wajib dan Fakultatif. Substansi
yang

sifatnya wajib adalah harus dicantumkan hal-hal dibawah ini:

1. Nama identitas pemegang dan pemberi HakTanggungan


2. Domisili pihak-pihak pemegang dan pemberiHak Tanggungan;
3. Penunjukan secara jelas utang atau utang-utang yang dijamin;
4. Nilai Tanggungan;
5. Uraian yang jela s mengenai objek Hak Tanggungan;
(Rahmadi Usman, 2009 : 407)

Konsekuensi Hukum Penjelasan Pasal 11 ayat (1) UUHT, menegaskan,


bahwa
Ketentuan mengenai isi Akta Pemberian Hak Tanggungan tersebut, sifatnya

8 |Gugatan Perlawanan
Wajib untuk sahnya Akta Pemberian Hak Tanggungan. Jika tidak
dicantumkan
secara lengkap hal-hal yang sifatnya wajib dalam APHT, mengakibatkan
APHT
nya batal demi hukum.Bahwa nama dan identitas para pihak dalam
perjanjian
pemberian Hak Tanggungan harus disebutkan suatu syarat yang logis.
Tanpa
identitas yang jelas, PPAT tidak tahu siapa yang menghadap kepadanya,
dan
karenanya tidak tahu siapa yang menandatangani aktanya, apakah
penghadap
cakap bertindak, apakah ia mempunyai kewenangan bertindak terhadap
persil
jaminan dan sebagainya. Hal itu berkaitan dengan masalah kepastian hukum
dan asas spesialitas daripada Hak Tanggungan.
11. Bahwa Hak Tanggungan mendapat pengaturan dalam Undang-
UndangNomor 4
Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-benda
yang
Berkaitan dengan Tanah. Hak Tanggungan yang diatur dalam UUHT pada
dasarnya adalah Hak Tanggungan yang dibebankan pada Hak atas tanah.
Namun kenyataannya sering terdapat adanya benda-benda berupa
bangunan,
tanaman dan hasilkarya, yang secara tetap merupakan kesatuan dengan
tanah
yang dijadikan jaminan tersebut.

12. Bahwa Pengertian Hak Tanggungan adalah hak jaminan yang dibebankan pada

hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun

1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria, berikut atau tidak berikut

9 |Gugatan Perlawanan
benda-benda lain yang merupakan satu kesatuan dengan tanah itu, untuk pelu-

nasan utang tertentu, yang memberikan kedudukan yang diutamakan kepada

kreditor tertentu terhadap kreditor-kreditor lain. Sedangkan untuk lelang Hak

Tanggungan adalah lelang untuk melaksanakan Pasal 6 UUHT yaitu, “Apabila

debitor cidera janji, pemegang Hak Tanggungan pertama mempunyai hak


untuk

menjual obyek Hak Tanggungan atas kekuasaan sendiri melalui pelelangan

umum serta mengambil pelunasan piutangnya dari hasil penjualan tersebut.”

Lelang Hak Tanggungan akan terlaksana jika ada permohonan dari pemohon

lelang dan berkas telah dinyatakan lengkap dan benar secara prosedural.

Dalam permohonan lelang terdapat syarat-syarat kelengkapan dokumen yang

terdiri dari : fotokopi Perjanjian Kredit, Sertifikat Hak Tanggungan, Akta Pem-

berian Hak Tanggungan, Sertifikat Hak Milik dan berkas-berkas lainnya.

Prosedur permohonan dalam pengajuan lelang Hak Tanggungan kreditor

menyampaikan surat permohonan penetapan jadwal lelang dengan dilengkapi

dokumen yang bersifat khusus diantaranya, fotokopi Perjanjian Kredit, fotokopi

Sertifikat Hak Tanggungan dan Akta Pemberian Hak Tanggungan, fotokopi

sertifikat hak atas tanah yang dibebani Hak Tanggungan, fotokopi Perincian

Hutang debitor, fotokopi surat peringatan, surat pernyataan dari kreditor


selaku

Pemohon Lelang yang isinya akan bertanggung jawab apabila terjadi gugatan

perdata dan/atau tuntutan pidana dan fotokopi Laporan penilaian barang

jaminan. Klausula yang terdapat pada Akta Pemberian Hak Tanggungan

menyatakan bahwa jika debitor tidak memenuhi kewajiban untuk melunasi

10 |Gugatan Perlawanan
utangnya, berdasarkan perjanjian utang piutang, kreditor selaku pemegang
Hak

Tanggungan Peringkat Pertama diberi dan menyatakan menerima


kewenangan,

dan untuk itu kuasa, untuk tanpa persetujuan terlebih dahulu dari debitor untuk
:

a.  Menjual atau suruh menjual dihadapan umum secara lelang Objek Hak
Tanggungan baik seluruhnya maupun sebagian-sebagian;

b.   Mengatur dan menetapkan waktu, tempat, cara dan syarat-syarat


penjualan;

c.    Menerima uang penjualan, menandatangani dan menyerahkan kwitansi;

d.    Menyerahkan apa yang dijual itu kepada pembeli yang bersangkutan;

e.    Mengambil dari uang hasil penjualan itu seluruhnya atau sebagian untuk
melunasi utang debitor sesuai dengan Pasal 6 UUHT yang berbunyi,
“Apabila debitor cidera janji, pemegang Hak Tanggungan pertama
mempunyai hak untuk menjual obyek Hak Tanggungan atas kekuasaan
sendiri melalui pelelangan umum serta mengambil pelunasan piutangnya
dari hasil penjualan tersebut.”

13. Bahwa secara fakta kronologis ada yang bertentangan dengan adanya
penerapan Cessie. Cessie berarti pengalihan hak yang mengakibatkan
terjadinya pergantian kreditur. Dasar alasan adanya pengalihan hak yang
demikian adalah kepentingan komersial tertentu. Dalam kasus anda, debitur
bank perlu mengalihkan tagihan/piutang ke bank agar debitur bank tersebut
dapat melaksanakan kewajiban pembayaran utangnya. Dari sisi kepentingan
bank, transaksi cessie tagihan debitur bank itu diperlukan untuk menjamin
pelaksanaan atau pemenuhan kewajiban pembayaran hutang debitur bank
tersebut secara tepat waktu dan sebagaimana mestinya. Jadi, transaksi cessie
dalam kaitannya dengan transaksi pemberian kredit adalah transaksi atau
perjanjian accessoir (yang mengikut keberadaan dari transaksi atau perjanjian
pokok). Aspek hukum yang perlu diperhatikan dalam suatu transaksi cessie
yang sah adalah syarat untuk dibuatnya suatu akta cessie (berikut dengan
11 |Gugatan Perlawanan
syarat sahnya suatu perjanjian) dan adanya pemberitahuan ke debitur-nya
debitur bank (pasal 613 jo 584 KUH Perdata sampai 624 BW).

14. Bahwa Cessie pasal 613 jo 584 KUH Perdata adalah merupakan “Lex
Generalis” sehingga apabila adalah suatu peraturan yang merupakan “Lex
Spesialis” maka aturan yang berlaku adalah yang mengatur lebih khusus.
Cessie ini yang berpindah adalah piutangnya sedangkan untuk Hak Tanggungan
dan Sertifikat Hak Tanggungan belum berpindah. Maka untuk aturan-aturannya
tunduk dan patuh pada Undang-UndangNomor 4 Tahun 1996 tentang Hak
Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-benda yang Berkaitan dengan Tanah.

15. Bahwa berdasarkan fakta dan kronologis yang terjadi dan mengakibatkan
adanya gugatan Perbuatan Melawan Hukum pada Terlawan I, II, III ini
diakibatkan dari kondisi Pelawan I dan Pelawan II telah mengalami kesulitan
akibat masalah ekonomi secara global sedang resesi,sehingga berpengaruh
mengakibatkan usaha dari Pelawan I mengalami kemerosotan dan kesulitan
keuangan;

16. Bahwa Terlawan III sebagai perbankan yang telah memberikan fasilitas KMK
kepada Pelawan II seharusnya memberikan solusi-solusi yang bisa
meringankan atas kesulitan usaha serta memberikan alternatif penyelesaian
yang telah ditentukan dan perbolehkan oleh aturan Bank Indonesia selaku Bank
Sentral, dalam hal ini peran serta selanjutnya diberikan kepada Otoritas Jasa
Keuangan (selanjutnya disingkat OJK), sesuai dengan Peraturan OJK yang
dikenal Restrukturisasi, Reconditioning, Refinancing;

17. Bahwa Terlawan III ini dalam fakta yang terjadi malah tidak melaksanakan
Restrukturisasi, Reconditioning, Refinancing namun juga tidak melaksanakan
lelang Hak Tanggungan pada Turut Terlawan I secara baik dan benar serta
sesuai dengan Undang Undang Hak Tanggungan, yaitu Undang-Undang Nomer
4 Tahun 1996. Namun malah melakukan suatu kegiatan yang menyebabkan
suatu ambigu hukum/ dualisme hukum. Bahwa adanya Hak Tanggungan

12 |Gugatan Perlawanan
seharusnya tunduk dan patuh kepada UU Hak Tanggungan serta dilaksanakan
sesuai prosedur Hak Tanggungan.

18. Bahwa dalam putusan lelang hak tanggungan pada bagian pertama teks
terdapat kalimat “IRAH-IRAH DEMI KEADILAN ATAS NAMA TUHAN YANG
MAHA ESA” yang artinya bahwa pelaksanaan lelang atas hak tanggungan harus
berdasarkan atas nama Tuhan Yang Maha Esa dengan bersifat adil serta
seimbang antara hak dan kewajiban debitur dan kreditur serta berdasarkan
pedoman prinsip EQUALITY BEFORE THE LAW (keseimbangan hukum) dalam
melelang jaminan milik Pelawan I dan Pelawan II.

19. Bahwa dalam fakta yang terjadi Terlawan III tidak melaksanakan proses lelang
secara baik dan benar, lalu secara tiba-tiba telah memindahkan piutang dari
Terlawan III kepada Terlawan I atas utang dengan fasilitas KMK dari Pelawan I
dengan jaminan atas nama Pelawan II secara CESSIE dengan aturan yang ada
dalam BW pasal 613 BW sampai dengan 624 BW, sedangkan cessie dalam
Hukum Perdata diartikan sebagai pengalihan hak atas kebendaan bergerak tak
berwujud (intangible goods) yang biasanya berupa piutang atas nama kepada
pihak ketiga, dimana seseorang menjual hak tagihnya kepada orang lain. Hal ini
terbukti dengan adanya Akta Perjanjian Jual Beli Piutang Nomer 26 Tanggal 25
April 2019 dan Akta Lampiran A Pengalihan Piutang Nomer 27, tanggal 25 April
2019 di hadapan Notaris Sherly Dian Meirawati, Sarjana Hukum, Magister
Hukum Notaris di Kota Surabaya, antara Terlawan I dengan Terlawan III dengan
tanpa melibatkan Pelawan I dan Pelawan II (sebagai pemilik jaminan yang telah
dipasang Hak Tanggungan)., dalam hal ini melekat Undang-Undang Hak
Tanggungan yang wajib ditaati, dipatuhi, dan dilaksanakan oleh Terlawan III
dengan Pelawan I serta Pelawan II dan melibatkan Terlawan I.

20. Bahwa dengan dibuatnya AKTA CESSIE oleh TERLAWAN IV adalah merupakan
suatu perbuatan yang bertentangan pula dengan Undang Undang dalam
Jabatan Notaris serta dialihkan dengan AKTA CESSIE dan AKTA
PENGALIHAN antara TERLAWAN I dengan TERLAWAN III ini hanya peralihan

13 |Gugatan Perlawanan
tentang piutangnya saja namun tidak beralihnya Hak Tanggungan yang melekat
pada SERTIFIKAT HAK TANGGUNGAN (secara fakta) atas namanya telah
dialihkan kepada TERLAWAN III atas jaminan Tanah dan Bangunan dengan
Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomer 174 dengan luas 140M2 yang terletak di
Pantai Mentari D Nomer 12 A Surabaya yang seharusnya masih atas nama
Pelawan II sebagai barang jaminan atas fasilitas KMK yang telah diberikan oleh
Terlawan III kepada Pelawan I.

21. Bahwa TERLAWAN IV sebagai Pejabat Negara sudah seharusnya melakukan


pembuatan AKTA CESSIE dan AKTA PENGALIHAN antara TERLAWAN I
dengan TERLAWAN III yang tidak bertentangan dengan Undang-Undang dalam
Jabatan Notaris, terutama dengan hadirnya, telah menghadap serta dibacakan
dan ditandatangani oleh para Pihak yang berkepentingan atas Hak
Tanggungan dan Sertifikat Hak Tanggungan, sehingga tidak menyebakan akibat
hukum yang merugikan pada salah satu pihak.

22. Bahwa dengan dialihkan piutang dari Pelawan I dengan jaminan atas nama
Pelawan II, sudah seharusnya ada roya dan surat keterangan lunas dari
Terlawan III untuk terlawan I sebagai bukti telah terjadi pelunasan, namun
demikian harus sesuai dengan Undang-Undang Nomer 4 Tahun 1996
sebagaimana diatur dalam Pasal 6 UUHT yaitu, “Apabila debitor cidera janji,
pemegang Hak Tanggungan pertama mempunyai hak untuk menjual obyek Hak
Tanggungan atas kekuasaan sendiri melalui pelelangan umum serta mengambil
pelunasan piutangnya dari hasil penjualan tersebut.” Bukan sesuai dengan
aturan Cessie sebagaimana yang diatur dalam BW pasal 613 BW sampai
dengan pasal 624 BW.

23. Bahwa dengan tidak taatnya pada prinsip hukum terutama pada Undang-
Undang Nomer 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan, maka hal ini
menyebabkan atau menjadi tidak efektif dan berguna adanya Hak Tangunggan.
Adanya Hak Tanggungan seharusnya menyebabkan keadilan berdasarkan
Tuhan Yang Maha Esa antara Hak Kreditur dengan Debitur, sehingga adanya

14 |Gugatan Perlawanan
akal-akalan dalam penggelapan hukum dan atau penyiasatan Hukum dari para
pengambil dari para pihak ini dapat terhindarkan serta memberikan keuntungan
dan manfaat yang sama dan balance para INVESTOR dan Debitur. Maka
dalam istilah hukum dari para pembuat Undang-Undang, Pemerintahan dan
Yudikatis ini dapat berjalan seimbang pada pelaksanaannya, sehingga tulisan
EQUALITY BEFORE THE LAW menjadi efektif dan bukan sekedar tulisan atau
slogan.

24. Bahwa lelang yang telah dilakukan oleh TERLAWAN I pada tempat TURUT
TERLAWAN I dengaan dimenangkan oleh TERLAWAN II adalah TIDAK SAH
serta bertentangan PRINSIP-PRINSIP HUKUM dan Norma-Norma yang berlaku
pada masyarakat serta hukum tidak seimbang dalam melindungi hak antara
debitur dan kreditur serta cenderung menyiasati, mengakali hukum serta terjadi
pembusukan hukum.

25. Bahwa lelang yang dilakukan oleh TERLAWAN I dengan penentuan pemenang
TERLAWAN II pada TURUT TERLAWAN I dengan tidak berdasarkan Undang-
Undang Nomer 4 Tahun 1996 sangat bertentangan dan banyak melanggar dan
tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditentukan dalam pasal-
pasal dalam Undang-undang tersebut. Proses Administrasi dengan
melaksanakan secara cessie lalu dilanjutkan dengan lelang secara Hak
Tanggungan telah menyebabkan suatu kesemerawutan hukum, ambigo serta
kebingungan hukum dan adanya rekayasa dari kreditur dan pemilik dana untuk
mencari manfaat serta mengakibatkan ketidak seimbangan hukum.

26. Bahwa dengan dinyatakan TIDAK SAH atas lelang yang telah dilakukan oleh
TERLAWAN I dan dimenangkan oleh TERLAWAN II, maka Majelis Hakim untuk
memerintahkan kepada TURUT TERLAWAN I untuk menyatakan TIDAK SAH
atas lelang yang telah diadakan di TURUT TERLAWAN I.

27. Bahwa atas berita acara lelang dengan dinyatakan TIDAK SAH oleh Majelis
Hakim maka TURUT TERLAWAN II IKUT diperintahkan pula untuk menyatakan

15 |Gugatan Perlawanan
TIDAK SAH atas peralihan HAK dari PELAWAN II menjadi berlih hak kepada
TERLAWAN II.

28. Bahwa atas Teguran/ Aanmaning Pengosongan Sukarela Objek Lelang Tidak
Bergerak No. 72/Eks/2019/PN.Sby adalah TIDAK SAH berdasarkan peralihan
HAK yang dimiliki oleh TERLAWAN II secara LELANG DARI CESSIE milik
TERLAWAN II adalah merupakan cara yang bertentangan dengan Undang-
Undang Nomer 4 Tahun 1996;

29. Bahwa atas Teguran/ Aanmaning Pengosongan Sukarela Objek Lelang Tidak
Bergerak No. 72/Eks/2019/PN.Sby yang dinyatakan oleh Majelis Hakim adalah
TIDAK SAH untuk memerintahkan kepada TURUR TERLAWAN III untuk tidak
melaksanakan Aanmaning Pengosongan Sukarela Objek Lelang Tidak Bergerak
No. 72/Eks/2019/PN.Sby.

30. Bahwa Pelawan I dan II melakukan Gugatan Perlawanan ini disebabkan masih
adanya pelaksanaan lelang yang tidak sesuai dengan Undang Undang Nomer 4
Tahun 1996 tentang Pelelangan Hak Tanggungan yang sesuai dalam Pasal-
Pasal yang ada dalam Undang-Undang tersebut.

31. Bahwa karena perlawanan ini, Pihak Pengadilan harus memanggil dan
memeriksa semua pihak dan adanya perlawanan ini dapat menangguhkan
proses sita eksekusi sampai Pengadilan Negeri mengambil keputusan atas
gugatan perlawanan tersebut karena gugatan perlawanan ini benar dan
beralasan. Hal ini sebagaimana diatur dalam Pasal 207 HIR yang mengatur
sebagai berikut:

Pasal 207.

 Perlawanan debitur terhadap pelaksanaan keputusan, baik dalam hal


disitanya barang tak bergerak maupun dalam hal disitanya barang
bergerak, harus diberitahukan oleh orang itu dengan surat atau dengan
lisa kepada ketua pengadilan negeri tersebut pada pasal 195 ayat (6); jika
perlawanan itu diberitahukan dengan lisan, maka ketua wajib
mencatatnya atau menyuruh mencatatnya. (IR. 120, 197, 206.)

16 |Gugatan Perlawanan
 Kemudian perkara itu oleh ketua pada persidangan yang pertama
sesudah itu, supaya diputuskan sesudah kedua belah pihak diperiksa
atau dipanggil dengan sah. (IR. 124 dst.)
 Perlawanan itu tidak dapat menahan orang memulai atau meneruskan
pelaksanaan keputusan itu, kecuali jika ketua memberi perintah, supaya
hal itu ditangguhkan sampai pengadilan negeri mengambil keputusan.
(Rv. 422; IR. 208, 224.)

32. Bahwa Para Pelawan sampai saat ini belum mendapat pemberitahuan resmi

terkait harga lelang, Para Pelawan hanya mengetahui dari sumber-sumber tidak

formal namun dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan, padahal

berdasarkan bukti penilaian appraisal yang dimiliki dan ditentukan yang

dilakukan pada tanggal 28 Bulan Oktober tahun 2021 dari KJJP NI MADE

TJANDRA KASIH atas atas tanah dan bangungan yang terletak di Pantai

Mentari D Nomer 12 A Surabaya atas nama Pelawan I, dengan luas 140M2

dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomer 174, dalam hal ini mempunyai

nilai pasar sebesar Rp, 1.946.463.000,- (Satu Milyard Sembilan Ratus Empat

Puluh Enam Juta Empat Ratus Enam Puluh Tiga Ribu Rupiah) berdasarkan nilai

pasar yang berlaku dan dijual dibawah harga pasar sebesar Rp. 1.050.000.000,-

(Satu Milyard Lima Puluh Juta Rupiah), sedangkan sisa kewajiban kepada

Terlawan III yang harus dilunasi sebesar kurang lebih Rp. 4.000.000.000(Empat

Milyard Rupiah), sedangkan dalam penjualan tanah dan bangunan yang terletak

di Kotamadya Surabaya, di Kelurahan Kalisari Kecamatan Sukolilo Jl. Mulyosari

Timur Nomer 127 RT/RW 012/001 atas nama ibu

Siswari, berdasarka SHM Nomer 854, Gambar Situasi No. 10379 tahun 1984

luas 242 M2 dan telah dilakukan lelang yang di duga dilakukan melalui

Perbuatan Melawan Hukum pula dengan hasil yang tidak sesuai dengan nilai

17 |Gugatan Perlawanan
pasar yang berlaku di daerah jaminan tanah dan bangunan berada khususnya

SHM Nomer 854, Gambar Situasi No. 10379 tahun 1984 luas 242 M2, yaitu

hanya dijual secara cessie sebesar Rp.1.450.000.000,- (Satu Milyard Empat

Ratus Lima Puluh Juta Rupiah), ini lah fakta hukum yang terjadi, Pelawan I dan

Pelawan II mempunyai kewajiban yang harus dilunasi sebesar Rp.

4.000.000.000,- dikurangi total 2 dari nilai jaminan tanah dan bangunan yang

telah dijaminkan hanya sebesar Rp. 2.500.000.000,- (dua milyard lima ratus juta

rupiah) sehingga mengalami kerugian sebesar Rp. 1.500.000.000,- (Satu

Milyard Lima Ratus Juta Rupiah), maka pihak Terlawan III telah melanggar

prinsip kehati-hatian dan sembrono serta telah merugikan kepada Pihak

Terlawan III sendiri serta khusunya kepada pihak Pelawan I dan Pelawan II;

33. Bahwa harga yang lebih rendah tersebut adalah bertentangan dengan hukum

yang berlaku karena tidak menggunakan harga pasar sebagai dasar harga yang

wajar sehingga bertentangan dengan Yurisprudensi Putusan Mahkamah Agung

Nomor 112 K/PDT/1997 tanggal 20 April 1999 yang pada intinya mengatur

bahwa “bahwa yang menjadi pokok persoalan dalam perkara ini adalah apakah

pelelangan dapat dibatalkan atas alasan: 1. Harga lelang jauh lebih rendah dari

nilai hipotek; 2. Harga lelang jauh lebih rendah dari nilai objek jaminan; 3.

Pemenang lelang adalah pegawai dari pemohon lelang. Bahwa Mahkamah

Agung berpendapat dalam hal terjadi kecurangan atau pelelangan telah

dilaksanakan secara ceroboh dan tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku,

pelelangan tersebut dapat dibatalkan melalui suatu gugatan yang diajukan

kepada Pengadilan Negeri”;

18 |Gugatan Perlawanan
34. Bahwa menurut Zainal Asikin lelang yang dilakukan dengan manipulasi harga di

bawah harga pasar sehingga dapat merugikan debitur dan pengumuman lelang

yang tidak dilakukan sesuai prosedur adalah pelanggaran hukum sehingga di

dalamnya terdapat perbuatan melawan hukum atau  onrechtmatige daad (Zainal

Asikin, Hukum Kepailitan, 2020:153);

35. Bahwa berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas maka Terlawan I, Terlawan II,

Terlawan III, telah secara nyata melaksanakan Perbuatan Melanggar Hukum

(Onrechtmatigedaad) sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 1365 Burgerlijk

Wetboek (BW) yang menentukan bahwa “Tiap perbuatan melanggar hukum

yang membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang karena salahnya

menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut”. Sudikno Moetokusumo

menyatakan bahwa suatu perbuatan dikatakan sebagai perbuatan melanggar

hukum (Onrechtmatigedaad) jika memenuhi unsur-unsur yaitu (1). Terdapat

suatu pelanggaran hukum (2). Terdapat kesalahan (3). Terdapat Kerugian (4).

Adanya hubungan kausalitas (Baca dan Periksa Sudikno Moetokusumo,

Perbuatan Melawan Hukum oleh Pemerintah, Cahaya atma Pustaka,

Yogyakarta, 2014, halaman 11-24);

36. Bahwa berdasarkan unsur-unsur Perbuatan Melanggar Hukum tersebut,

perbuatan yang dilakukan oleh Terlawan I, II,III sudah memenuhi salah satu

unsur tersebut, yaitu terdapat kerugian yang dialami oleh Para Pelawan. Hal ini

karena Pelawan sebelumnya sudah menunjukan itikad baik dengan

mengusulkan 3R (Restructuring, Rescheduling, Reconditioning) namun

19 |Gugatan Perlawanan
Terlawan III tidak menunjukkan respon yang baik dan tetap melaksanakan

lelang dengan harga yang jauh dari harga pasar.

37. Bahwa “harga limit objek lelang jauh dari harga pasaran” merupakan masalah

hukum yang serius dalam pelaksanaan lelang hak tanggungan. Amran Suadi

mengatakan bahwa limit harga lelang yang terlalu rendah adalah salah satu

masalah dalam eksekusi hak tanggungan sehingga hal tersebut menjadi salah

satu alasan yang kuat untuk melakukan upaya hukum atau perlawanan (Baca

dan periksa Amran Suadi, Penyelesaian Sengketa ekonomi Syariah, Penerbitan

Kencana, Jakarta, tahun 2017, halaman 202);

38. Semua unsur dalam Perbuatan Melanggar Hukum tersebut tidak bersifat

komulatif sehingga harus dipenuhi semuanya, melainkan bersifat alternatif yaitu

suatu perbuatan dianggap sebagai perbuatan melawan hukum jika sedikitnya

sudah memenuhi salah satu unsur dalam Pasal 1365 BW tersebut (Baca dan

periksa Setiawan, SH, Empat Kriteria Perbuatan Melawan Hukum

Perkembangannya dalam Yurisprudensi, Team Pengkajian Hukum Mahkamah

Agung RI tahun 1991 halaman 121);

39. Bahwa akibat perbuatan Terlawan I,II,III dan IV dari Akta Perjanjian Jual Beli
Piutang Nomer 26 Tanggal 25 April 2019 dan Akta Lampiran A Pengalihan Piutang
Nomer 27, tanggal 25 April 2019 di hadapan Notaris Sherly Dian Meirawati, Sarjana
Hukum, Magister Hukum Notaris di Kota Surabaya, antara Terlawan I dengan Terlawan
III atas obyek sengketa yang diperoleh diduga secara Doli Prae Sintis serta tidak
sesuai dengan Pasal 1320 BW khususnya adanya Kausa Tidak Halal atas
obyek sengketa, sehingga pengalihan tidak sesuai syarat sahya perjanjian,
tanpa hak dan melanggar hukum terhadap tanah dan bangunan obyek

20 |Gugatan Perlawanan
sengketa, serta telah nyata-nyata menimbulkan kerugian materil dan moril bagi
Para Pelawan. Karenanya berdasarkan Pasal 1365 KUHPerdata yang
menyatakan bahwa “Tiap perbuatan yang melanggar hukum dan membawa
kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang menimbulkan kerugian itu
karena kesalahannya untuk menggantikan kerugian tersebut” sehingga berdasar
hukum Penggugat berhak meminta ganti rugi kepada Tergugat sebesar Rp.
1.500. 000.000,- (Satu Milyard Rupiah) yaitu:
Kerugian Materil
 Kewajiban yang harus dilunasi sebesar Rp. 4.000.000.000,- dikurangi total 2
dari nilai jaminan tanah dan bangunan yang telah dijaminkan hanya sebesar
Rp. 2.500.000.000,- (dua milyard lima ratus juta rupiah) sehingga mengalami
kerugian sebesar Rp. 1.500.000.000,- (Satu Milyard Lima Ratus Juta Rupiah).

 Biaya transportasi dan akomodasi yang ditimbulkan dalam perkara ini selama
persidangan yaitu sebesar Rp 15.000.000,- (lima belas juta rupiah)
Sedangkan kerugian uang Rp.15.000.000,- (lima belas juta) dengan Rincian
Sebagai Berikut:

1. Biaya Perkara : Rp. 4.000.000


2. Biaya Konsumsi : Rp. 100.000 x 10 persidangan = Rp.1.000.000
3. Biaya Bensin : Rp. 100.000 x 10 persidangan = Rp.1.000.000
4. Biaya Foto Copy : Rp. 500.000
5. Biaya Leges Bukti : Rp. 500.000
6. Biaya Saksi : Rp. 200.000 x 5 orang saksi = Rp. 1.000.000
7. Biaya Pengacara : Rp. 7.000.000
40. Kerugian Moril
Bahwa akibat perbuatan Terlawan I,II,III dan IV yang mengalihkan dan
menguasai administrasi dari obyek sengketa secara melawan hukum telah
menimbulkan kerugian moril kepada diri Penggugat karena terhalang untuk
memanfaatkan segala potensi obyek sengketa, hal mana apabila dinilai dengan
uang setara dan patut ditetapkan sebesar Rp. 100.000.000,- (Seratus  Juta
Rupiah).

21 |Gugatan Perlawanan
41.Bahwa agar Terlawan I, Terlawan II, Terlawan III, dan Terlawan IV secara
sukarela memenuhi isi putusan ini, mohon dihukum membayar uang paksa
(dwangsom) sebesar Rp. 500.000,-00 (lima ratus ribu rupiah) sehari setiap ia
lalai memenuhi isi putusan, terhitung sejak putusan diucapkan.

42. Bahwa Para Pelawan sangat yakin apabila Terlawan I dengan Terlawan III ini
telah dibantu dari Terlawan III serta Terlawan IV mengakibatkan beralihnya hak
dari Pelawan dengani surat-surat yang ada dalam kekuasaannya Terlawan III,
baik yang diterbitkan oleh Turut Tergugat II maupun pihak lain yang mana bila
ditelusuri penerbitan surat-surat tersebut kuat diduga perolehannya melalui hasil
rekayasa dan terkandung adanya unsur dugaan melanggar hukum.

43.Bahwa dikarenakan gugatan ini diajukan dengan disertai bukti-bukti otentik, maka
sesuai Pasal 180 HIR segala penetapan dan putusan pengadilan dalam
perkara aquo dapat dijalankan/dilaksanakan terlebih dahulu (Uit voorbaar
bjjvooraad ) meskipun ada upaya hukum dari Tergugat.

44.Bahwa segala surat-surat yang terbit untuk dan atas nama yang ada dalam
kekuasaan Terlawan II mengenai tanah obyek sengeta dalam perkara ini
berdasar hukum pengadilan menyatakan tidak sah dan tidak mempunyai
kekuatan mengikat.

45. Bahwa agar Terlawan I, Terlawan I, Terlawan III, Terlawan IV secara sukarela

memenuhi isi putusan ini, mohon dihukum membayar uang paksa (dwangsom)

sebesar Rp. 500.000,-00 (lima ratus ribu rupiah) sehari setiap ia lalai memenuhi

isi putusan, terhitung sejak putusan ditetapkan.

46. Bahwa selanjutnya eksekusi atas objek aquo tidak mempunyai dasar hukum

yang kuat karena hanya berdasarkan lelang yang berdasarkan cessie dari

TERLAWAN III kepada TERLAWAN I lalu dimenangkan secara lelang tidak

sesuai UU Hak Tanggungan pada TURUT TERLAWAN I


22 |Gugatan Perlawanan
47. Bahwa lelang atas perkara aquo seharusnya dibatalkan karena memiliki cacat

formil/ prosedur dalam pelaksanaannya dan tidak mempunyai dasar hukum yang

kuat;

48. Bahwa oleh karena Terlawan I, Terlawan II, Terlawan III telah secara nyata

melakukan Perbuatan Melanggar Hukum atas sebidang tanah dengan bangunan

dengan jaminan Tanah dan Bangunan dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan

Nomer 174 dengan luas 140M2 yang terletak di Pantai Mentari D Nomer 12 A

Surabaya atas nama Pelawan II sebagai barang jaminan atas fasilitas KMK yang

telah diberikan oleh Terlawan III kepada Pelawan I adalah TIDAK SAH serta

dimohonkan untuk BATAL DEMI HUKUM;

49 Bahwa dengan dinyatakannya Sita Eksekusi a quo batal demi hukum maka wajar

Pihak Terlawan I, Terlawan II, Terlawan III, untuk dihukum mengembalikan dan

memulihkan hak-hak dari Pelawan;

50. Bahwa dengan dikabulkannya gugatan Pelawan ini, maka patut jika Pihak

Terlawan I, Terlawan II, Terlawan III, untuk membayar biaya perkara yang timbul

dalam perkara ini;

51. Bahwa Penggugat sangat keberatan atas perintah pengosongan atas 1 (satu)

jaminan Tanah dan Bangunan dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomer

174 dengan luas 140M2 yang terletak di Pantai Mentari D Nomer 12 A Surabaya

atas nama Pelawan II sebagai barang jaminan atas fasilitas KMK yang telah

diberikan oleh Terlawan III kepada Pelawan I,

23 |Gugatan Perlawanan
maka mohon Yang Mulia Majelis Hakim pemeriksa perkara ini berkenan untuk

melakukan pembatalan lelang eksekusi;

Berdasarkan fundamentum petendi di atas, maka kami mohon kepada Ketua


Pengadilan Negeri Surabaya c/q Majelis Hakim yang kami hormati, untuk memanggil
para pihak yang bersengketa pada suatu persidangan yang ditentukan untuk itu,
guna memeriksa dan mengadili perlawanan ini dan lebih lanjut berkenan
memutuskan dengan amar sebagai berikut :

1. Mengabulkan Gugatan Pelawan untuk seluruhnya;


2. Menyatakan Pelawan adalah Pelawan yang baik dan benar;
3. Menyatakan Terlawan I dan Terlawan II, Terlawan III, Terlawan IV telah
melakukan Perbuatan Melanggar Hukum (Onrechtmatigedaad);
4. Menyatakan Terlawan III dan Terlawan I dan Terlawan II serta
Terlawan IV telah melakukan Perbuatan penyalahgunaan keadaan
atau misbruik van omstandigheden
5. Menyatakan Terlawan I, Terlawan II, dan Terlawan III serta Terlawan
IV melakukan lelang tidak sesuai prosedur dan tidak mempunyai dasar
hukum yang kuat;
6. Membatalkan perintah Pengosongan Sukarela Objek Lelang Tidak
Bergerak No. 72/Eks/2019/PN.Sby atas 1 (satu) jaminan Tanah dan
Bangunan dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomer 174 dengan
luas 140M2 yang terletak di Pantai Mentari D Nomer 12 A Surabaya
atas nama Pelawan II sebagai barang jaminan atas fasilitas KMK yang
telah diberikan oleh Terlawan III kepada Pelawan I;
7. Menghukum Terlawan I, Terlawan II, Terlawan III dan Terlawan IV
untuk dihukum mengembalikan dan memulihkan hak- hak dari Para
Pelawan;
8. Memerintahkan kepada TURUT TERLAWAN I, II DAN III untuk tunduk
dan patuh kepada putusan Majelis Hakim dan melaksanakan perintah
TIDAK SAH atas perintah Pengosongan Sukarela Objek Lelang
Tidak Bergerak No. 72/Eks/2019/PN.Sby atas 1 (satu) jaminan Tanah
dan Bangunan dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomer 174
dengan luas 140M2 yang terletak di Pantai Mentari D Nomer 12 A
Surabaya atas nama Pelawan II sebagai barang jaminan atas fasilitas
KMK yang telah diberikan oleh Terlawan III kepada Pelawan I;
9. Menghukum Terlawan I,II,III,IV membayar ganti rugi kepada Para
Pelawan sebesar kerugian sebesar Rp. 1.500.000.000,- (Satu Milyard
Lima Ratus Juta Rupiah) plus Kerugian Materil atas Biaya transportasi
dan akomodasi yang ditimbulkan dalam perkara ini selama
persidangan yaitu sebesar Rp 15.000.000,- (lima belas juta rupiah) dan
Kerugian Moril

24 |Gugatan Perlawanan
sebesar Rp. 100.000.000,-(Seratus Juta Rupiah) sehingga total
kerugian
yang harus dibayar adalah Rp. 1.615.000.000,- (Satu Milyard Enam
Ratus Lima Belas Juta Rupiah);
10. Menghukum Terlawan I, Terlawan I, Terlawan III, Terlawan IV secara
sukarela memenuhi isi putusan ini, mohon dihukum membayar uang
paksa (dwangsom) sebesar Rp. 500.000,-00 (lima ratus ribu rupiah)
sehari setiap ia lalai memenuhi isi putusan, terhitung sejak putusan
ditetapkan;
11. Menghukum, para Terlawan secara tanggung renteng untuk membayar
biaya perkara yang timbul dalam perkara ini ;

Atau:
Apabila Majelis Hakim yang memutus perkara ini berpendapat lain, mohon
putusan yang seadil-adilnya (Ex Aequo Et Bono).

Demikian Gugatan Perlawanan atas Panggilan Teguran/ Aanmaning


Pengosongan Sukarela Objek Lelang Tidak Bergerak No. 72/Eks/2019/PN.Mlg ini
kami ajukan, semoga Pengadilan Negeri Surabaya c/q Majelis Hakim berkenan
mengabulkannya.

Surabaya, 22 Nopember 2021

Hormat Penggugat,
Kuasa Hukum Penggugat
“KANTOR ADVOKAT RIYADI & PARTNERS”

( RIYADI, S.H. ) ( MUHAMAD TAKIM,S.H. )

25 |Gugatan Perlawanan

Anda mungkin juga menyukai