Anda di halaman 1dari 11

OPTIMALISASI PERAN BINSAT INTELIJEN KODAM V/BRAWIJAYA

DALAM RANGKA MENDUKUNG TUGAS POKOK MATRA DARAT

Pendahuluan
Komando Daerah Militer V/Brawijaya (disingkat Kodam V/Brawijaya) merupakan
Komando Kewilayahan Pertahanan yang meliputi Provinsi Jawa Timur, yang mengemban
tugas pokok TNI matra darat di bidang pertahanan, yakni menegakkan kedaulatan negara
dan keutuhan wilayah darat Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945 serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. Dalam rangka
menjalankan tugas pokoknya tersebut, Kodam V/BRW menyelenggarakan fungsi organik
militer, khususnya fungsi intelijen. Dengan menyelenggarakan pembinaan kegiatan fungsi
intelijen meliputi penyelidikan, pengamanan, dan penggalangan secara terbatas dalam
rangka pertahanan negara di darat sesuai dengan doktrin TNI AD “Kartika Eka Paksi”.
Diharapkan pembinaan Satuan Intel di jajaran Kodam V/BRW (Deninteldam, Timintelrem,
Unit Inteldim) dapat berhasil secara optimal, dengan dirumuskannya metode / langkah
konkrit dalam rangka mendukung tercapainya tugas pokok matra darat. Akan tetapi
kondisi nya yang terjadi saat ini, masih belum sesuai harapan tersebut. Sehingga penulis
pada essay ini, menyampaikan pengetahuan dan gagasan tentang: Optimalisasi Peran
Binsat Intelijen Kodam V/Brw dalam rangka mendukung Tugas Pokok Matra Darat.
Berdasarkan latar belakang di atas, diketahui identifikasi persoalan yang dihadapi
tentang Binsat Intelijen Kodam V/Brw dalam rangka mendukung Tugas Pokok Matra
Darat, antara lain: Binsat di bidang Organisasi secara kuantitas dan kualitas belum
sesuai TOP/DSPP. Selanjutnya di bidang personel masih ditemukan ada pejabat intel
yang belum memiliki kualifikasi pendidikan intelijen. Sedangkan di bidang materiil masih
ditemukan adanya Matsusintel yang rusak (rusak ringan dan rusak berat) serta
penggunaan matsus intel yang belum optimal sehingga perlu adanya optimalisasi dalam
penggunaanya. Mencermati latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka muncul
rumusan masalah, yaitu bagaimana Optimalisasi Peran Binsat Intelijen Kodam V/Brw
dalam rangka mendukung Tugas Pokok Matra Darat, dengan pokok-pokok persoalan
sebagai berikut: Pertama, Bagaimana Pembinaan Organisasi Sat Intel di jajaran Kodam
V/Brw?; Kedua, Bagaimana Pembinaan Personel Sat Intel di jajaran Kodam V/BRW ?;
dan Ketiga, Bagaimana Pembinaan Materiil Sat Intel di jajaran Kodam V/BRW ?. Untuk
menjawab hal ini maka penulis mencoba untuk menganalisanya sesuai pokok persoalan.
Dari penjelasan di atas, maka pentingnya penulisan essay ini adalah agar
pembaca menambah pengetahuan dan wawasan tentang Optimalisasi Peran Binsat
2

Intelijen Kodam V/Brw dalam rangka mendukung Tugas Pokok Matra Darat. Adapun
metoda yang digunakan dalam penulisan essay ini adalah library research menggunakan
pendekatan deskriptis-analitis dan studi empirik berdasarkan pengalaman tugas di Satuan
Intel TNI AD, khususnya di Kodam V/BRW.
Adapun nilai guna dari tulisan ini yang dapat diambil adalah agar pembaca dapat
mengetahui tentang Optimalisasi Peran Binsat Intelijen Kodam V/Brw dalam rangka
mendukung Tugas Pokok Matra Darat. Sedangkan maksud dari essay ini, yaitu untuk
memberikan gambaran secara umum tentang Optimalisasi Peran Binsat Intelijen Kodam
V/Brw dalam rangka mendukung Tugas Pokok Matra Darat. Dan tujuannya sebagai
sumbang pikir serta sebagai bahan pertimbangan bagi pemangku kepentingan dalam
jajaran tertinggi TNI AD (khususnya Pusat Intelijen Angkatan Darat) dalam mengambil
kebijakan di masa depan. Selanjutnya ruang lingkup essay ini, meliputi: pendahuluan,
pembahasan, dan penutup. Dengan pembatasan tulisan pada aspek pembinaan satuan
(khususnya, Bidang Organisasi, Personel, dan Materiil).

Pembahasan
Menyikapi permasalahan di atas, maka diperlukan suatu pemahaman yang logis
tentang Optimalisasi Peran Binsat Intelijen Kodam V/Brw dalam rangka mendukung
Tugas Pokok Matra Darat, yang ditinjau dari pembinaan bidang organisasi, personel, dan
materiil. Maka penulis akan mencoba menguraikannya, sebagai berikut :

Pembinaan Organisasi Sat Intel di jajaran Kodam V/Brw


Data atau fakta empiriknya, yaitu: Pada bidang organisasi telah diupayakan untuk
mengisi jabatan organisasi yang ada sesuai dengan spesialisasi dan kualifikasi (intelijen)
yang dimiliki oleh personel. Namun demikian, hingga saat ini secara organisasi diketahui
belum sesuai 100% (TOP/DSPP). Adapun Personel intelijen jajaran Kodam V/Brawijaya
secara kuantitas mencapai 88,9 % dari TOP 1.269 orang, nyata 1.128 orang sehingga
kurang 141 orang (Perwira 23 orang, Bintara 68 orang, Tamtama 40 orang dan PNS 10
orang).1 Organisasi Staf Intelijen saat ini sudah memenuhi kebutuhan dan sudah
terstruktur dengan baik, karena anggota Staf Intel sudah memenuhi kebutuhan dari
struktur organisasinya.
Keinginan dan harapan penulis, yakni terwujudnya organisasi satuan intel di jajaran
Kodam V/BRW yang siap operasional sesuai kebijakan pimpinan TNI AD (TNI), sehingga
mampu menjalankan tugas dan fungsi intelijen matra darat secara berdaya guna dan
berhasil guna dalam mewujudkan kesiapsiagaan satuan.

1
Daftar Nominatif Personel Sat Intel jajaran Kodam V/Brw TA. 2022.
3

Menurut Siagian (2016), organisasi ialah setiap bentuk persekutuan antara dua
orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka
pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan yang terdapat
seorang/beberapa orang yang disebut atasan dan seorang/sekelompok orang yang
disebut bawahan.2 Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah bagi
orang-orang untuk berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana,
terpimpin dan terkendali dalam memanfaatkan sumber daya, sarana-prasarana, data, dan
lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan
organisasi. Sat Intel di jajaran Kodam V/Brw yang merupakan bagian dari organisasi
modern TNI AD, sangat penting dalam menyelenggarakan pembinaan organisasi, yang
mencakup: Pelaksanakan pemeliharaan terhadap kekuatan satuan dan mengkaji struktur
kekuatan serta pengisian TOP/DSPP satuan jajaran TNI AD; dan Pembinaan organisasi
dilaksanakan dalam rangka kesiapan satuan untuk melaksanakan tugas-tugas strategis,
taktis dan teknis yang dilakukan oleh satuan jajaran TNI AD. 3 Hal inilah yang disadari oleh
penulis, kaitannya dengan pembinaan organisasi Sat Intel di jajaran Kodam V/Brw,
sehingga terwujudnya organisasi Satuan Intel yang siap operasional sesuai kebijakan
Komando Atas.

Kelemahan dan kendala yang dihadapi dalam melaksanakan Pembinaan


Organisasi Sat Intel di jajaran Kodam V/Brw, yaitu : Pertama, Kelemahan (faktor internal):
masih terdapatnya kekurangan personel (secara kuantitas dan kualitas), tidak sesuai
TOP/DSPP, yang berpengaruh negatif terhadap tingkat kesiapsiagaan satuan intel di
jajaran Kodam V/Brw. Kedua, Kendala (faktor eksternal), kebijakan pemenuhan
kebutuhan personel (kuantitas dan kualitas) Sat Intel di jajaran Kodam V/Brw belum
terealisasi secara maksimal, dikarenakan terbatasnya personel dengan kualifikasi inteljen
yang akan menempati jabatan inteljen di satuan.

Untuk menjawab kendala dan kelemahan tersebut di atas, dalam melaksanakan


Pembinaan Organisasi Sat Intel di jajaran Kodam V/Brw, maka upaya yang perlu
dijalankan, diantaranya : Pertama, Melaksanakan pemeliharaan personel (kekuatan)
dengan senantiasa melaksanakan rekruitmen dan mengajukan ke Komando Atas,
berkenaan kekurangan personel sesuai dengan TOP/DSPP. Kedua, Melakukan penataan
organisasi Sat Intel di jajaran Kodam V/Brw, dengan kekuatan secara berimbang untuk

2
Sondang P. Siagian. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan ke-24 (Jakarta: Bumi Aksara, 2016) h.
6.
3
Keputusan Kasad Nomor Skep/542/XII/2006 Tanggal 29 Desember 2006 tentang Bujuklak Pembinaan
Satuan TNI AD.
4

pemenuhan kebutuhan personel Intelijen Kodam V/Brw dengan mengutamakan personel


yang berkualifikasi intel, untuk kesiapan operasi dihadapkan dengan dinamika operasi
intelijen di lapangan. Ketiga, Melaksanakan peningkatan kemampuan personel melalui
kegiatan penataran, pendidikan, dan kursus, sesuai spesialisasinya (misal : Ba staf intel
mengikuti Sus Ba Intel, dan Ta mengikuti Tar Intel) agar dapat memenuhi kegiatan
pemeliharaan kekuatan Satuan Intel di jajaran Kodam V/Brw.

Pembinaan Personel Sat Intel di jajaran Kodam V/BRW


Data atau fakta empiriknya, yaitu: berdasarkan penilaian kuantitas personel satuan
intelijen di jajaran Kodam V/Brawijaya secara kuantitas mencapai 88,9 % dari TOP 1.269
orang, nyata 1.128 orang kurang 141 orang (Perwira 23 orang, Bintara 68 orang,
Tamtama 40 orang dan PNS 10 orang), sedangkan penilaian secara kualitas mencapai
sasaran 73,0 % dari jumlah nyata personel Perwira dan Bintara yang menduduki jabatan
intelijen di satuan jajaran Kodam V/Brawijaya 1.010 yang sudah berkualifikasi intelijen
sebanyak 736 orang (Perwira 88 orang dan Bintara 648 orang), sedangkan belum
berkualifikasi intelijen 274 orang (Perwira 80 orang dan Bintara 194 orang). 4 Kemudian,
masih adanya personil yang numpang jabatan di Staf Intel. Namun demikian, telah
disiasati dengan menarik personel yang berkualifikasi sama/mendekati untuk menutupi
kekurangan tersebut.
Keinginan dan harapan penulis, yakni terlaksananya pembinaan personel (secara
kuantitas dan kualitas), meliputi: pembinaan karier, moril, kesejahteraan, mental, disiplin,
hukum dan tata tertib secara optimal, sesuai kebijakan pimpinan TNI AD (TNI), sehingga
akan memaksimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi intelijen matra darat secara berdaya
guna dan berhasil guna dalam mewujudkan kesiapsiagaan personel Sat Intel jajaran
Kodam V/Brw.
Menurut Bujuklak Binsat TNI AD (2006), Personel adalah orang-orang dengan
kualifikasi tertentu yang menjadi pelaksana suatu organisasi dengan memperhatikan cipta
karsa dan cipta karya.5 Personel merupakan sebutan lain Sumber Daya Manusia, yaitu
individu yang bekerja dan menjadi anggota suatu institusi atau organisasi. Adapun
pengertian Sumber Daya Manusia (SDM) menurut Nawawi (2016), terdiri dari pengertian
makro dan mikro. Pengertian SDM secara makro, adalah semua manusia sebagai
penduduk atau warga negara suatu negara atau dalam batas wilayah tertentu yang sudah
memasuki usia angkatan kerja, baik yang sudah maupun belum memperoleh pekerjaan
(lapangan kerja). Kemudian SDM dalam arti mikro secara sederhana adalah manusia
4
Daftar Nominatif Personel Sat Intel jajaran Kodam V/Brw TA. 2022.
5
Keputusan Kasad Nomor Skep/542/XII/2006 Tanggal 29 Desember 2006 tentang Bujuklak Pembinaan
Satuan TNI AD.
5

atau orang yang bekerja atau menjadi anggota suatu organisasi yang disebut dengan
personel, pegawai, karyawan, pekerja, tenaga kerja, dll. 6 Selanjutnya yang dimaksud
pembinaan Personel (TNI AD) adalah segala usaha, tindakan dan kegiatan yang
berhubungan dengan pembinaan personel dalam arti luas yang mencakup aspek
pembinaan tenaga (kelompok) untuk mengembangkan kuantitas kebutuhan kekuatan
berserta kualifikasinya dan aspek pembinaan personel perorangan (individu) yang terdiri
atas pembinaan prajurit dan pembinaan PNS. Keberadaan Personel Intelijen di jajaran
Kodam V/Brw sebagai mata dan telinga Kodam hendaknya dapat berdaya guna dan
berhasil guna dalam menyajikan produk intelijen yang aktual, akurat, dan tepat pada
waktunya sebagai bahan pengambilan keputusan. Dalam rangka tercapainya hal tersebut,
penyelenggaraan pembinaan personel Sat intelijen di jajaran Kodam V/Brw merupakan
kebutuhan yang wajib dilaksanakan, meliputi: pembinaan karier, moril, kesejahteraan,
mental, disiplin, hukum dan tata tertib secara optimal.
Kelemahan dan kendala yang dihadapi dalam melaksanakan Pembinaan Personel
Sat Intel di jajaran Kodam V/Brw, yaitu : Pertama, Kelemahan (faktor internal): Masih
terdapatnya kekurangan personel (secara kuantitas dan kualitas), tidak sesuai
TOP/DSPP, yang berpengaruh negatif terhadap tingkat kesiapsiagaan satuan intel di
jajaran Kodam V/Brw. Kedua, Kendala (faktor eksternal), kebijakan pemenuhan
kebutuhan personel (kuantitas dan kualitas) Sat Intel di jajaran Kodam V/Brw belum
terealisasi secara maksimal, dikarenakan terbatasnya personel disatuan untuk
ditempatkan pada jabatan intel.
Untuk menjawab kendala dan kelemahan tersebut di atas, dalam melaksanakan
Pembinaan Personel Sat Intel di jajaran Kodam V/Brw, maka upaya yang perlu dijalankan,
diantaranya : Pertama, Melaksanakan rekruitmen dan mengajukan usulan kekurangan
personel khususnya Perwira ke Komando Atas, sedangkan untuk kemampuan Intelijen
melaksanakan Pembekalan dan Penataran materi Intelijen dalam Satuan. Kedua,
Penempatan jabatan di Sat Intel jajaran Kodam V/Brw, sangat memperhatikan
kepangkatan serta kemampuan (standar kualifikasi) yang dimiliki personel intelijen untuk
menempati jabatan yang diembannya, sesuai dengan kemampuan dan keterampilan yang
dimiliki atau telah diikuti melalui pendidikan spesialisasi bidang intelijen (Suspa Intel,
Susba Intel, dan Tar Intel). Ketiga, Memberikan kesempatan kepada personel Intelijen
jajaran Kodam V/Brw untuk mengikuti pendidikan (Dikbangum dan Dikbangspes) sesuai
permintaan dan kepangkatan sehingga nantinya personel intelijen di jajaran Kodam V/Brw
memiliki kemampuan yang diharapkan dan dapat menjawab kebutuhan organisasi

6
Hadari Nawawi. Manajemen Sumber Daya Manusia (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2016)
h.37.
6

(Satuan Intelijen jajaran Kodam V/Brw) TNI AD atau TNI secara umum. Keempat,
Melaksanakan pemenuhan jabatan tidak terbatas pada personel yang sudah berkualifikasi
Intel. Kelima, Pemberian Reward dan Punishment kepada personel intelijen jajaran
Kodam V/Brw secara obyektif dan transparan, berupa pemberian penghargaan terhadap
personel intelijen yang melaksanakan tugas dengan baik dan ada teguran/sanksi
terhadap oknum personel intelijen jajaran Kodam V/Brw yang tidak melaksanakan tugas
dengan baik (melanggar aturan disiplin).

Pembinaan Materiil Sat Intel di jajaran Kodam V/BRW


Data atau fakta empiriknya, yaitu : berdasarkan data kesiapan materiil Kodam
V/Brw, kondisi Matsus Intel satuan jajaran Kodam V/Brawijaya secara kuantitas mencapai
sasaran 53,0% dari TOP 2.376, nyata 1.268, kurang 2.101, sedangkan secara kualitas
mencapai 93,5% dari jumlah nyata 1.268 dengan kondisi baik 1.116, rusak ringan 90 dan
rusak berat 66.7 Keterbatasan materiil di atas (secara kuantitas) dikarenakan saat ini,
dukungan dari Komando Atas belum sesuai TOP/DSPP, untuk mengatasinya dilakukan
optimalisasi pengunaan mastus yang ada. Kemudian proses Harwat dilakukan sesuai
prosedur dan dengan kemampuan Sat Intel jajaran Kodam V/Brw (Anggaran / Dana
pemeliharaan yang ada di Sat Intel Kodam V/Brw).
Keinginan dan harapan penulis, yakni terlaksananya pembinaan materiil (secara
kuantitas dan kualitas), baik materiil perorangan maupun materiil tingkat satuan yang siap
operasional, serta dapat digunakan untuk mendukung tugas pokok baik di Staf maupun di
lapangan, utamanya untuk mendukung kesiapan operasional satuan intel jajaran Kodam
V/Brw, sehingga akan memaksimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi intelijen matra darat
secara berdaya guna dan berhasil guna dalam mewujudkan kesiapsiagaan Matsus Intel
Sat jajaran Kodam V/Brw.
Menurut Bujuklak Binsat TNI AD (2006), Materiil adalah kekayaan negara yang
terdiri dari satuan tertentu yang dapat dihitung, diukur, ditimbang dan dinilai, yang
diperlukan untuk pembekalan, pemeliharaan dan dukungan bagi kegiatan TNI AD, baik
untuk kepentingan operasi maupun kepentingan administrasi. Sedangkan yang dimaksud
Pembinaan Materiil adalah segala usaha, kegiatan dan pekerjaan tentang perencanaan,
pengorganisasian, pengerahan, pengendalian dan pengawasan terhadap daur hidup
materiil peralatan TNI AD.8 Adapun yang dimaksud dengan materiil khusus intelijen
(Matsus Intel) adalah alat perlengkapan intelijen yang dirancang dan dipersiapkan secara
khusus dengan spesifikasi tertentu, serta digunakan sebagai alat utama dan alat
7
Data Matsus Intel satuan jajaran Kodam V/Brw TA. 2022.
8
Keputusan Kasad Nomor Skep/542/XII/2006 Tanggal 29 Desember 2006 tentang Bujuklak Pembinaan
Satuan TNI AD.
7

pendukung dalam tugas-tugas intelijen. 9 Materiil ini digunakan untuk melaksanakan


kegiatan intelijen penyelidikan, pengamanan, dan penggalangan. Penyelenggaraan
pembinaan Matsus Intel jajaran Kodam V/Brw dilaksanakan dengan mendata dan
menginventarisir proses pemeliharaannya melalui pengecekan dan pemeliharaan
kebersihan dan perawatannya dikoordinasikan dengan staf logistik untuk pemenuhan
materiil yang sifatnya mendadak dan mendesak. Kemudian, penentuan kebutuhan materil
yang berasal dari staf logistik diinventarisir oleh Balog/Bagudjatmu/Fourir dan diindekkan
oleh yang berhaknya. Kemudian, proses pendistribusian materil dilakukan sesuai yang
didapatkan dari Komando Atas melalui staf logistik disampaikan ke
Balog/Bagudjatmu/Fourir Sat Intel jajaran Kodam V/Brw untuk diteruskan kepada
personel intelijen jajaran Kodam V/Brw. Materiil yang ada di satuan intelijen jajaran
Kodam V/Brw dipelihara oleh prajurit Balog/Bagudjatmu/Fourir, apabila ada kerusakan
dilaporkan ke Staf Logistik dan dilanjutkan ke pemeliharaan sesuai dengan tingkatanya.
Adapun proses penyiapan, pendistribusian, dan pemeliharaan materiil, dilakukan
pengawasan oleh pejabat Fourir Sat Intel jajaran Kodam V/Brw.
Kelemahan dan kendala yang dihadapi dalam melaksanakan Pembinaan Materiil
Sat Intel di jajaran Kodam V/Brw, yaitu : Pertama, Kelemahan (faktor internal): Masih
terdapatnya kekurangan materiil (secara kuantitas dan kualitas), tidak sesuai TOP/DSPP,
dikarenakan dukungan Matsus dan Alkomsus Intelijen belum terpenuhi sesuai DSPP dan
lebih modern guna mendukung penugasan dilapangan yang dari masa ke masa teknologi
terus berkembang ke arah yang lebih canggih. Kedua, Kendala (faktor eksternal),
kebijakan pemenuhan kebutuhan materiil (kuantitas dan kualitas) Sat Intel di jajaran
Kodam V/Brw belum terealisasi secara maksimal, dikarenakan terbatasnya alokasi
anggaran dan keputusan skala prioritas pemenuhan kebutuhan materiil satuan di jajaran
TNI AD (TNI), seperti: adanya materil yang mengalami kerusakan, belum mendapatkan
dukungan dari Komando Atas.
Untuk menjawab kendala dan kelemahan tersebut di atas, dalam melaksanakan
Pembinaan Materiil Sat Intel di jajaran Kodam V/Brw, maka upaya yang perlu
dilaksanakan, diantaranya : Pertama, Mengoptimalkan penggunaan Matsus Intel yang
sudah tersedia di satuan intel jajaran Kodam V/Brw secara optimal untuk mendukung
tugas pokok baik di staf maupun di lapangan. Kedua, Menginventarisir Matsus Intel yang
sudah dalam kondisi rusak, selanjutnya mengajukan kebutuhan Matsus Intel yang sesuai
dengan kebutuhan TOP/DSPP. Ketiga, Melaksanakan koordinasi dengan satuan
pembina teknis untuk melaksanakan pengecekan Matsus Intel Satuan jajaran Kodam

9
Suharyanto. Optimalisasi Satuan Kontra Intelijen Untuk Penanggulangan Aksi Terorisme. Jurnal
Ketahanan Nasional, XVIII (3), Desember 2012.
8

V/Brw dalam rangka Harcegah. Keempat, Melaksanakan peningkatan Matsus Intel


terutama pengadaan maupun pemeliharaan secara khusus dengan cara merencanakan
pengadaan Matsus Intel, seyogyanya mengacu pada masukan dari satuan pelaksana,
sehingga Matsus Intel yang diberikan akan aplikatif sesuai dengan kebutuhan satuan
maupun situasi dan kondisi di lapangan serta tidak tertinggal dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan kemajuan teknologi informasi jika dihadapkan dengan kemampuan
sasaran. Kelima, Memberikan tanggung jawab terhadap Personel Intel untuk mengawaki
matsus intel sehingga terpelihara dan optimal dalam penggunaanya.

Penutup
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, Pertama, Pembinaan Organisasi Sat
Intel di jajaran Kodam V/Brw, saat ini secara organisasi belum memenuhi 100%
(TOP/DSPP), namun sudah memenuhi kebutuhan dan sudah terstruktur dengan baik,
karena anggota Staf Intel sudah memenuhi kebutuhan dari struktur organisasinya.
Kedua, Pembinaan Personel Sat Intel di jajaran Kodam V/BRW, secara kuantitas
mencapai 88,9 % dari TOP, sedangkan secara kualitas mencapai sasaran 73,0 %.
pembinaan personel intelijen terus menerus dilaksanakan, meliputi: pembinaan karier,
moril, kesejahteraan, mental, disiplin, hukum dan tata tertib secara optimal, sesuai
kebijakan pimpinan TNI AD (TNI). Ketiga, Pembinaan Materiil Sat Intel di jajaran Kodam
V/BRW, yaitu secara kuantitas mencapai sasaran 53,0% dari TOP, dan secara kualitas
mencapai 93,5% dari TOP, dan masih terdapat Matsus Intelijen dalam kondisi rusak (RR
dan RB). untuk mengatasi keterbatasan jumlah Matsus Intel, meningkatkan Harwat sesuai
prosedur dan kemampuan Sat Intel di jajaran Kodam V/Brw. Keempat, untuk optimalisasi
penggunaan matsus intel maka personel intelijen perlu diberikan tanggung jawab untuk
mengawaki matsus intel yang ada.
Selanjutnya, saran yang ingin disampaikan oleh penulis, diantaranya : Pertama,
Komando Atas perlu meningkatkan dukungannya dalam menentukan TOP/DSPP
personel intelijen di satuan intel khususnya pada matsus intel sehingga melekat pada
jabatan setiap personel intelijen Kedua, Komando Atas perlu meningkatkan dukunganna
dalam mendukung kebijakan khusus untuk memprioritaskan pemenuhan personel satuan
intelijen dalam rangka mendukung tugas pokok mengutamakan personel yang
berkualifikasi intelijen. Ketiga, Komando Atas perlu meningkatkan dukunganna dalam
pemenuhan kembali matus intel yang kondisinya rusak demi mendukung pelaksanaan
tugas pokok. Keempat, Komando Atas perlu meningkatkan dukunganna dalam
pengadaan Matsus Intelijen menuju standar Minimum Essential Force (mampu
operasional dan memiliki daya tangkal), serta sesuai kebutuhan satuan pengguna dalam
9

melaksanakan tugas-tugas intelijen, sesuai dengan kemajuan dan perkembangan


teknologi dan informasi sehingga dapat mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi
intelijen secara optimal dalam rangka keberhasilan tugas pokok Satuan Intelijen Kodam
V/Brawijaya.
Demikianlah penulisan Essay tentang “Optimalisasi Peran Binsat Intelijen Kodam
V/Brw dalam rangka mendukung Tugas Pokok Matra Darat”. Penulis menyadari bahwa
masih banyak kekurangan dalam penulisan Essay ini namun dengan keterbatasan yang
ada, penulis berharap dapat memberikan manfaat bagi pembaca umumnya maupun
penulis pada khususnya, serta ingin menyampaikan sumbang pikiran kepada Komando
Atas dalam rangka menentukan kebijakan selanjutnya di masa depan.

Surabaya, Maret 2022


Asintel Kasdam V/Brawijaya

Valian Wicaksono
Kolonel Kav NRP 11980056520777

Lampiran :
1. Daftar Pustaka.
2. Alur Pikir.
10

Lampiran - 1.
Daftar Pustaka

1. Daftar Nominatif Personel Sat Intel jajaran Kodam V/Brw TA. 2022.

2. Data Matsus Intel satuan jajaran Kodam V/Brw TA. 2022.

3. Keputusan Kasad Nomor Skep/542/XII/2006 Tanggal 29 Desember 2006 tentang


Bujuklak Pembinaan Satuan TNI AD.

4. Nawawi, Hadari. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.

5. Siagian, Sondang P. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan ke-24,


Jakarta: Bumi Aksara.

6. Suharyanto. 2012. Optimalisasi Satuan Kontra Intelijen Untuk Penanggulangan Aksi


Terorisme. Jurnal Ketahanan Nasional, XVIII (3).

7. Perkasad Nomor 108/XII/2012 tanggal 12 Desember 2012 tentang Organisasi dan


Tugas Detasemen Intelijen Komando Daerah Militer.
Lampiran-2
ALUR PIKIR
OPTIMALISASI PERAN BINSAT INTELIJEN KODAM V/BRW
DALAM RANGKA MENDUKUNG TUGAS POKOK MATRA DARAT

INSTRUMENTAL INPUT

1. UUD 1945
2. UU HANNEG No.3 Thn 2002
3. UU TNI No.34 Thn.2004
4. Kep Kasad No Skep/542/XII/2006
POKOK2 MASALAH

Organisasi Intel Dam V/Brw, secara TUPOK SATUAN


PERAN PERAN IMATRA DARAT
kuantitas dan kualitas belum sesuai
BINSAT INTEL BINSAT INTEL DAPAT
TOP/DSPP. OPTIMALISASI PERAN BINSAT
DAM V/BRW DAM V/BRW DIDUKUNG
Masih ditemukan ada pejabat intel INTEL JAJARAN KODAM V/BRW
SAAT INI yang belum memiliki pendidikan YG
intelijen DIHARAPKAN
Adanya Matsusintel yang rusak (rusak
ringan dan rusak berat) dan belum
optimal untuk digunakan FAKTOR YG BERPENGARUH

INTERNAL EKSTERNAL

Anda mungkin juga menyukai