Anda di halaman 1dari 52

FISIOLOGI SISTEM

MUSKULOSKELETAL

Dr. dr. Endang Sawitri, M.Kes

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA 2021
Otot (muscle)
jaringan tubuh yg berfungsi mengubah energi
kimia menjadi kerja mekanik sebagai respons
tubuh terhadap perubahan lingkungan

Rangka (skeletal)
bagian tubuh yg tdd tulang, sendi, dan tulang
rawan (kartilago) sbg tempat menempelnya
otot dan memungkinkan tubuh untuk
bergerak, mempertahankan sikap & posisi
Otot adalah jaringan yang berfungsi
sebagai alat gerak aktif, sementara
rangka tubuh merupakan alat gerak
pasif.

Sel-sel otot mempunyai kemampuan


berkontraksi dan relaksasi.

Kontraksi adalah pengerutan otot


sehingga bentuknya memendek.

Relaksasi adalah pengenduran otot


sehingga bentuknya memanjang.
Jaringan otot memiliki 4 sifat spesial
yang menyebabkannya dapat berfungsi
dan berkontribusi dalam homeostatis

Electrical excitability
Contractility
Extensibility
Elasticity
Makroskopik otot skeletal

Otot skeletal tdd serabut yang disusun


dalam berkas : fasikulus.
Jaringan ikat:
1. Epimisium (melapisi keseluruhan otot)
2. Perimisium (melapisi berkas fasikulus)
3. Endomisium (melapisi serabut otot
individual
Miofibril adalah unit kontraktif yang
volumenya mencapai 80% dari otot
rangka.
Setiap miofibril terdiri atas:
1. Filamen tebal yang terutama
terdiri atas protein miosin.
2. Filamen tipis tersusun dari
protein aktin dan dua protein
tambahan yaitu tropomiosin dan
troponin
Pita A lebih gelap (anisotropik) : filamen
tebal berselang seling dgn filamen tipis
Pita I lebih terang (isotropik) : filamen
aktin tipis
Garis Z : protein penunjang yg menahan
filamen tipis tetap menyatu
Zona H : area lebih terang pada pita A
Garis M : membagi 2 pusat zona H,
protein penunjang yg menahan
miofilamen tebal.
Sarkomer : jarak antara garis Z ke Z
lain.
Akson serat eferen Masing-masing
membentuk banyak terminal akson
cabang terminal dan membentuk taut
kehilangan selubung khusus, neuromuscular
mielinnya junction

Terminal button ini Terminal akson


tepat masuk ke membesar
cekungan dangkal pd membentuk struktur
serat otot di mirip tombol,
bawahnya. terminal button
Neuromuscular juction = “motor end-plate”
Di neuromuscular junction terdapat jarak atau
celah yang tidak memungkinkan transmisi listrik
 sinyal disalurkan melalui neurotransmitter
(ACh)

Adanya potensial
Pelepasan simpanan
aksi di terminal
ACh dari Vesikel
akson

Pengikatan ACh
dengan reseptor
spesifik di Motor end-
plate
Perpindahan ion
Menimbulkan End-
menyebabkan
Plate Potential (EPP)
depolarisasi
16
MEKANISME KONTRAKSI SEL OTOT
SKELETAL
Potensial aksi Potensial aksi di tubulus T
disalurkan ke seluruh memicu pelepasan Ca2+
membran dan turun dari retikulum sarkoplasma
ke tubulus T sel otot

Tropomiosin secara Ion kalsium yang


fisik bergeser untuk dibebaskan dari
membuka penutup kantung lateral
tempat pengikatan berikatan dengan
jembatan silang di troponin di filamen
aktin aktin
ATP berikatan dengan kepala miosin di
sisi enzim ATPase
ATPase memecah ATP  ADP, P & energi
Energi yg dilepas mengaktivasi kepala
miosin ke dalam posisi yang siap
mengikat aktin
Pengikatan membuat ADP dan fosfat
anorganik dilepas dari kepala miosin

Kepala miosin bergerak ke arah yang


berlawanan untuk menarik filamen aktin.
Peristiwa ini disebut dengan power stroke
atau kayuhan bertenaga.
Jembatan silang Jembatan silang yang
terlepas di akhir terlepas kemudian
kayuhan bertenaga mengikat molekul aktin
dan kembali ke selanjutnya/ yang lebih
konformasinya distal
semula

SIKLUS
BERULANG
• Relaksasi: Ca2+ dikembalikan ke kantong lateral saat
aktivitas listrik berhenti.
• Saat potensial aksi tidak lagi terdapat di tubulus T, aktivitas
pompa Ca2+ retikulum sarkoplasma mengembalikan Ca2+
yang dilepaskan ke kantong lateral. Hilangnya Ca2+ dari
sitosol  kompleks troponin-tropomyosin bergeser kembali
ke posisinya  aktin dan miosin tidak lagi berikatan di
jembatan silang.
• Filamen tipis kembali secara pasif ke posisi istirahatnya,
serat otot berelaksasi.
Motor end plates
1. Potensial aksi di terminal axon merangsang pelepasan asetilkolin, menembus celah &
berikatan dgn reseptor pd motor end plate, memicu potensial aksi di serat otot.
2. Potensial aksi menembus membran permukaan sampai ke bgn dalam serat otot
melalui tubulus T, memicu pelepasan Ca2+ dari RS ke dalam sitosol.
3. Ca2+ berikatan dengan troponin pada filamen tipis.
4. Menyebabkan tropomiosin berubah bentuk, menjauh dari posisi yg menghambatnya,
ini membuka tempat ikatan pada aktin untuk jembatan silang miosin.
5. Aktin melekat pd jembatan silang miosin .
6. Memicu jembatan silang menekuk, mendorong filamen tipis pada filamen tebal ke arah
sarkomer. Kayuhan kuat ini dibantu energi yang disediakan ATP.
7. Jembatan silang terlepas dari aktin. Jika Ca2+masih ada, kembali ke tahap 5.
8. Tidak adanya Ca2+ pd troponin, tropomiosin kembali ke posisi awal, menghambat
tempat ikatan jembatan silang miosin pada aktin, kontraksi berhenti, filamen tipis
bergeser kembali ke posisi relaksasi.
POTENSIAL AKSI DAN KONTRAKSI
OTOT POLOS

DR. Dr. ENDANG SAWITRI, M.Kes

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2021
JARINGAN OTOT POLOS
Berasal dari lembaga mesoderm atau
mesenkim, yg tumbuh lonjong spt kumparan
 inti ikut memanjang menjadi mioblas
(bakal sel otot)  terbentuk miofibril sebagai
elemen kontraktil  tumbuh menjadi sel otot
polos

mempunyai serabut-
serabut (fibril) yg homogen  bila diamati di
bawah mikroskop tampak polos atau tidak
bergaris-garis
MIKROSKOPIK SERAT OTOT POLOS :
• Serat berbentuk fusiform, saling menutupi
sepanjang serat membentuk berkas otot yang
tersusun berdekatan dan saling tegak lurus
• Inti sel otot polos terdapat satu, letaknya di
tengah dan berbentuk lonjong.
• Sarkoplasma mengandung mitokondria, RE halus,
ribosom bebas, aparatus golgi, glikogen dan lipid
• Sisa sarkoplasma mengandung miofilamen tebal
dan tipis dengan perbandingan yang tipis lebih
banyak
• Terdapat caveolae yg berfungsi sebagai pengganti
tubulus T  berfungsi sebagai pengatur aliran
calsium pada depolarisasi membran saat kontraksi
• Sarkolema dilapisi oleh lamina basal
• Serat-serat retikular dan elastin mengisi celah-celah
interseluler
• Butir glikogen banyak terdapat dalam sitoplasma
• Memiliki deretan filamen intermediat (10 nm) dalam
sitoplasma. Protein dari filamen intermediat :
a. Desmin (Skeletin), protein yang paling utama
b. Vimentin
OTOT OTOT
OTOT POLOS
RANGKA JANTUNG
MELEKAT DI TULANG TERDAPAT DI DI DINDING ORGAN
JANTUNG BERONGGA
KONTRAKSI KONTRAKSI KONTRAKSI
VOLUNTER OTOMATIK OTOMATIK (SSO)
SERABUT OTOT GAP JUNCTION SPINDLE-SHAPE
(INTERCALATED DISK) CELLS

MULTINUKLEUS, SEL NUKLEUS TUNGGAL, NUKLEUS


OTOT BERSTRIA SEL OTOT BERSTRIA TUNGGAL, SEL
TANPA BERSTRIA
PROTEIN KONTRAKTIL PROTEIN KONTRAKTIL TIDAK ADA
DISUSUN DALAM DISUSUN DALAM SARKOMER,AKTIN
SARKOMER SARKOMER BERIKATAN DGN
DENSE BODIES

KALSIUM KALSIUM KALSIUM


INTRASELULAR EKSTRASELULAR EKSTRASELULAR
FUNGSI OTOT POLOS
Erat hubungannya dgn distribusi dari otot ini.
Pd sistem kardiovaskuler, digestivus, urogenital
& respirasi  mengatur diameter lumen &
motilitas sistem tsb
Sistem digestivus : mengadakan kontraksi
secara ritmik : peristaltik
Sistem genital feminina : mendorong sel telur &
sperma dapat bertemu  terjadi pembuahan
Pd pembuluh darah terutama arteri :
membantu distribusi / aliran darah dalam
tubuh.
TYPES OF SMOOTH MUSCLES
• UNITARY/ SINGLE
UNIT/SYNCYTIAL/VISCERAL

1. Muscles of visceral organs .e.g. GIT,


uterus, ureters & some of the smaller
blood vessels.
2. Form a sheet or bundles of tissue.
3. Cell membranes show gap junctions that
allows AP to pass rapidly from cell to cell.
4. AP spreads rapidly throughout the sheet of
cells – cells contract as a single unit.
• Dense body adalah tempat melekatnya actin pada
sarcolemma
• MULTI UNIT

1. Iris & Ciliary body of the eye, large arteries


2. Showing discrete, individual smooth muscle
fibers.
3. Smooth muscle cells not electrically linked.
Each muscle fiber innervated by a single
nerve ending. NE itself can spread and lead
to an AP.
4. Selective activation of each muscle fiber that
can then contract independently of each
other
• Single unit innervation
• Smooth muscle fibers connected by gap junctions
• Network receives single innervation
• Coordinated contraction

• Multiunit innervation
• Each fiber innervated
• Locations
• Iris of eye
• Arrector pili muscle of skin
Gap junction pada
Visceral smooth muscle

Menyebabkan sel-sel otot polos


merupakan kesatuan untuk berkontraksi
secara bersamaan

Suatu FUNCTIONAL SYNCITIUM


Varicose

Varicose adalah pembesaran ujung-ujung


saraf otonomik & di dalamnya berisi
neurotransmitter.
Apabila impuls mencapai daerah tersebut maka
terjadi eksositosis vesikel yang berisi
neurotransmitter
Varicose

Gap junction
Visceral smooth muscle
Sumber Ca untuk kontraksi pada otot polos
berasal dari cairan ekstrasellular dan lumen
SR

Otot polos tidak mempunyai


Transverse tub. & tidak mempunyai cisterna

Otot polos tidak mempunyai TROPONIN,


tetapi banyak mengandung CALMODULIN
Yang berperan sebagai pengganti troponin
Sumber ion Ca untuk kontraksi :
Ekstraselluler & SR

Ca++
Extracellular

Ca++ Sitosol

SR : sarcoplasmic reticulum
TAHAPAN KONTRAKSI & RELAKSASI
OTOT POLOS
• Apabila terjadi potensial aksi di membran sel
otot polos

• maka saluran ion Ca2+ di membran sel & SR


(sarkoplasmik retikulum) akan terbuka

• selanjutnya ion Ca2+ masuk ke dalam


sitosol ( dari ekstraselluler dan juga dari SR )

• ion Ca2+ akan berikatan dengan calmodulin


membentuk Ca2+ – calmodulin complex
Lanjutan....
Ca2+ – calmodulin complex
mengaktifkan myosin light chain kinase ( MLCK)
 MLCK akan mengaktikan myosin ATP-ase
yang terdapat di head myosin

Myosin ATP-ase memacu ikatan head


myosin dengan binding site actin 
keadaan inilah yang disebut kontraksi
Tingginya kadar Ca2+ di dalam sitosol
akan memacu proses pemompaan secara aktif
Ion Ca2+ keluar sel

Sehingga kadar Ion Ca2+ akan turun. Dengan


rendahnya Ion Ca2+ di dalam sitosol maka Ca 2+–
calmodulin complex akan pecah menjadi
calmodulin dan Ion Ca2+

Selanjutnya MLCK maupun myosin ATP-ase juga


akan menjadi inactive, sehingga head myosin
lepas dari actin, keadaan inilah merupakan fase
relaksasi
PROPORTION AND ORGANIZATION OF
MYOFILAMENTS IN SMOOTH MUSCLE
Contraction Relaxation
Sifat khusus kontraksi
Otot polos

Tonic contraction

Rhythmic contraction
Plasticity

Diregangkan
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai