Anda di halaman 1dari 10

Subtema: Konservasi Nilai dan Karakter

PENTINGNYA PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH DASAR BAGI


KARAKTER ANAK
Linda Fitriani
Universitas Negeri Semarang
lindaftr2@gmail.com
085200764149

Abstrak
Tulisan ini bertujuan menganalisis pentingnya pendidikan moral di sekolah dasar bagi karakter anak.
Moral merupakan salah satu aspek yang sangat penting bagi kehidupan seseorang. Dalam masa
pertumbuhan dan perkembangan, moral anak dibentuk. Moral anak akan berpengaruh pada
karakter bagaimana ia mengambil pikiran dan tindakan. Hal ini tidak hanya berdampak pada masa
depan anak itu sendiri, melainkan juga menentukan masa depan bangsa, di mana anak adalah
generasi penerus bangsa. Banyak faktor yang mempengaruhi moral anak yang akan mengarah
pada karakter anak, di antaranya adalah orang tua/lingkungan keluarga, masyarakat, ajaran agama
dan pendidikan. Pada dasarnya, orang tua adalah pendidikan dasar bagi setiap anak yang
mengajarkan berbagai hal termasuk di dalamnya perihal agama dan moral. Permasalahan yang
terjadi adalah orang tua memiliki latar belakang, prinsip, dan cara pengajaran yang berbeda-beda.
Hal ini berpengaruh pada penentuan karakter anak. Maka, pendidikan khususnya pendidikan
sekolah dasar adalah salah satu kunci untuk ikut andil dalam membentuk karakter anak. Pendidikan
moral di sekolah dasar sebagai usaha sadar dan sistematis merupakan langkah yang tepat dalam
mengentaskan demoralisasi anak. Di sisi lain, juga memberikan manfaat dan bekal bagi kehidupan
anak di masa depan.

Kata kunci : pendidikan moral, sekolah dasar, karakter anak

PENDAHULUAN
Zaman senantiasa berubah seiring berjalannya waktu. Kemajuan zaman yang diikuti dengan
kecanggihan teknologi telah memberikan pengaruh bagi seluruh kelompok umur tidak terkecuali
anak-anak. Globalisasi yang ditunjukkan dengan berkembangnya ilmu dan pengetahuan bukan
hanya memberikan dampak positif, melainkan juga dampak negatif sebagai persoalan bangsa yang
perlu diperhatikan. Di era globalisasi, banyak budaya positif maupun negatif yang masuk ke
Indonesia. Hal yang perlu digarisbawahi adalah bagaimana budaya negatif tersebut mempengaruhi
moral anak bangsa yang dapat menimbulkan dekadensi moral. Persaingan yang semakin ketat di
zaman sekarang juga menjadi pemicu terkikisnya moral yang baik seperti nilai kejujuran, keadilan,
toleransi, tolong-menolong, dan lain sebagainya.
Sebagian besar anak zaman sekarang disuguhkan oleh orang tuanya dengan gadget sejak usia
dini. Pemberian gadget oleh orang tua memiliki maksud yang berbeda-beda, misalnya dimanfaatkan
sebagai konten edukasi belajar bahasa, berhitung, mengembangkan bakat menggambar, menyanyi,
dan lain sebagainya. Namun, yang menjadi permasalahan adalah kurangnya pengetahuan dan/atau
tidak selektifnya orang tua dalam memanfaatkan gadget bagi anaknya. Hal tersebut dapat
disebabkan karena kesibukan orang tua dalam pekerjaannya sehingga mengakibatkan kurangnya
pengawasan dalam memberikan gadget kepada anaknya. Akibatnya anak memiliki kebebasan tidak
terbatas dalam mengakses berbagai aplikasi di dalam gadget. Hal tersebut berdampak besar
terhadap moral anak di mana dapat mempengaruhi karakter anak, seperti misalnya kecanduan
gadget, perilaku malas, tidak disisplin, hilangnya kesopanan, egois, individualistik, konsumtif,
terlepasnya pengetahuan nilai-nilai agama, dan lain sebagainya.
Peran orang tua sangat penting dalam mendidik anak, memberikan pendidikan dasar yaitu
pendidikan moral, mengajarkan untuk melakukan hal yang baik dan meninggalkan hal yang buruk.
Namun, kondisi orang tua atau lingkungan keluarga berbeda-beda. Hal tersebut dipengaruhi oleh
cara pandang, sikap dan perilaku, pengetahuan, tingkat pendidikan, ekonomi orang tua dan
berbagai faktor lainnya. Pendidikan moral yang diberikan orang tua dapat membentuk karakter
seorang anak. Anak yang tumbuh dan dibesarkan pada lingkungan yang baik maka akan
mendukung karakter yang diharapkan. Sebaliknya, pengasuhan yang tidak baik dapat
menumbuhkan karakter-karakter yang tidak diharapkan. Namun demikian, seorang anak masih
memiliki kesempatan untuk membentuk karakter yang baik yaitu dengan pengetahuan, lingkungan
sekitar, maupun melalui pendidikan.

PENDIDIKAN MORAL
Pendidikan dapat menunjang moral anak. Sesuai usianya, maka pendidikan sekolah dasar
diharapkan ikut andil dalam membentuk karakter baik seorang anak. Pendidikan secara sederhana,
memberikan perubahan dari ketidaktahuan dan kurangnya pengetahuan menjadi bertambahnya
pengetahuan seseorang. Pendidikan merupakan kunci untuk mengentaskan kebodohan yang
diharapkan akan membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan dapat membawa
seseorang pada masa depan yang lebih baik, menjadi ahli di bidang pendidikan, ekonomi,
kesehatan, politik, keamanan, sosial, dan berbagai bidang lainnya. Dalam pendidikan terdapat
proses pembelajaran agar peserta didik dapat mengembangkan ilmu, pengetahuan, dan potensi
dirinya agar memiliki kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya dan masyarakat.
Oleh karena itu, di dalam pendidikan terdapat upaya pengajaran dan pelatihan, bukan hanya
ilmu pengetahuan saja, melainkan juga moral yang mengajarkan baik buruknya sesuatu. Sehingga
seseorang dapat mengambil pikiran dan tindakan berdasarkan nilai yang benar. Pendidikan
membawa peradaban manusia yang lebih baik. Pendidikan memberikan wadah bagi peserta didik
untuk mengembangkan potensinya. Namun, tanpa pendidikan moral dapat mengakibatkan
hilangnya moral atau demoralisasi. Selain tujuan berilmu, pendidikan diharapkan dapat
menumbuhkan karakter baik, akhlak mulia, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Dalam implementasinya, maka pendidikan moral menjadi dasar untuk memanusiakan manusia.
Untuk menciptakan manusia yang bermoral maka diperlukan pendidikan moral, sehingga di dalam
pembelajaran tidak terbatas pada kecerdasan semata, melainkan juga terwujudnya peserta didik
yang bermoral dan berakhlak mulia. Melalui pendidikan moral, diharapkan anak memiliki
pengetahuan mengenai pandangan baik dan buruk, benar dan salah, adab dan tata krama dalam
menjalankan kehidupan sehari-hari.
Pendidikan moral dapat disampaikan dengan metode langsung maupun tidak langsung. Metode
langsung dapat dilakukan melalui ucapan dan perbuatan/tindakan secara langsung, seperti
misalnya mengucapkan kata-kata yang santun, perilaku tolong-menolong, dan lain sebagainya.
Metode tidak langsung dapat dilakukan melalui pemberian ilmu dan pengetahuan mengenai
pendidikan moral itu sendiri. Metode tidak langsung yang dapat diterapkan yaitu pemberian mata
pelajaran pendidikan moral khusus, seperti mata pelajaran budi pekerti di sekolah dasar. Mata
pelajaran budi pekerti adalah mata pelajaran khusus yang mengajarkan budi pekerti manusia.
Melalui mata pelajaran budi pekerti, diharapkan anak-anak dapat menjadi sosok yang bermoral,
memiliki pandangan, ucapan, dan tindakan yang baik. Di dalam mata pelajaran budi pekerti, anak-
anak dapat diajarkan karakter-karakter yang baik dan adab-adab dalam melakukan sesuatu. Selain
itu, pendidikan moral dapat dimasukkan dalam karakter yang ingin dicapai dalam suatu mata
pelajaran, seperti mata pelajaran bahasa Indonesia, pendidikan agama, dan pendidikan
kewarganegaraan, misalnya penanaman nilai moral agama Islam dan nilai yang termuat dalam
Pancasila. Namun, tidak menutup kemungkinan pada mata pelajaran lain dalam eksakta seperti
matematika, pengetahuan alam, maupun ilmu social seperti pengetahuan social, dan kelompok
mata pelajaran lainnya untuk disisipkan nilai karakter yang ingin dicapai, misalnya nilai kejujuran,
kedisiplinan, tanggung jawab, dan lain sebagainya.

SEKOLAH DASAR
Pendidikan moral secara formal dapat dilakukan secara efektif pada masa sekolah dasar. Masa
sekolah dasar merupakan masa yang tepat untuk memberikan edukasi atau pendidikan moral. Usia
sekolah dasar sekitar umur 6-13 tahun merupakan tahapan penting dalam perkembangan anak.
Pada usia ini, ingatan seorang anak, kebiasaan, dan perbuatan dapat memberikan dampak bagi
kehidupan selanjutnya. Pada usia anak sekolah dasar merupakan usia penting untuk dibekali nilai
moral yang baik. Pada masa ini, anak-anak berada pada tahap awal mengenali, meniru, dan
menikmati lingkungan sekitar. Apa yang diajarkan oleh lingkungan sekitar akan mudah diingat dan
ditiru oleh anak. Masa sekolah dasar merupakan masa di mana anak memiliki banyak waktu untuk
bermain dengan teman sebayanya. Faktor lingkungan dan pergaulan dapat merangsang pikiran
anak yang dapat turut serta mempengaruhi karakter dan kepribadian anak. Pengawasan orang tua
terhadap segala kegiatan yang dilakukan oleh seorang anak terkadang masih minim. Padahal,
karakter baik anak adalah hal yang diharapkan, bukan hanya bagi orang tua, melainkan juga bangsa
dan negara.
Dengan demikian, pendidikan memiliki peran penting untuk ikut andil dalam mempersiapkan
generasi penerus bangsa yang berkarakter. Pada tingkat dasar, pendidikan jenjang sekolah dasar
perlu mendukung perkembangan karakter anak. Maka dibutuhkan usaha sadar, terencana, dan
terarah untuk mengimplementasikan nilai karakter yang diharapkan dari pihak sekolah, yaitu kepala
sekolah, guru, maupun pegawai yang terdapat dalam lingkup sekolah dasar. Jika pada sekolah
dasar tidak diajarkan pendidikan moral, maka anak dapat melakukan kebebasan yang
menyebabkan demoralisasi. Sekolah dasar menjadi gerbang menuju pendidikan selanjutnya yaitu
sekolah menengah pertama. Di mana anak perlu beradaptasi dengan lingkungan baru, mengarah
pada masa pertumbuhan dan perkembangan remaja. Apabila anak pada masa sekolah dasar telah
diajarkan pendidikan moral dan anak berhasil mengimplementasikan moral yang baik, maka
kehidupan anak menjadi lebih baik dan tertata.
Pendidikan moral di sekolah dasar menjadi langkah yang tepat bagi bangsa Indonesia untuk
mempersiapkan generasi penerus bangsa yang bermoral. Pada usia sekolah dasar, anak sedang
mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat dalam hal motorik, afektif, maupun
psikomotorik. Perjalanan di sekolah dasar memiliki waktu paling lama dari pendidikan lainnya. Hal
ini merupakan tahapan yang dilalui anak untuk membentuk karakter dan kepribadiannya. Selama
enam tahun belajar di sekolah dasar, anak harus dibekali dengan pendidikan moral. Nilai moral yang
baik yang diajarkan sejak kecil dapat menjadi rekam jejak bagi anak di tahapan kehidupan
selanjutnya.
Oleh karena itu, pendidikan di masa sekarang bagi anak-anak diharapkan dapat mengajarkan
moral yang baik agar anak lebih siap menghadapi kehidupan selanjutnya. Pendidikan moral di
sekolah dasar hendaknya tidak hanya diberikan secara teori saja. Penekanan pada teori dapat
menyebabkan pendidikan moral tidak terimplementasi secara nyata, melainkan hanya
menggugurkan kewajiban melaksanakan capaian mata pelajaran semata. Pihak sekolah dalam hal
ini guru yang mengajar pendidikan moral dapat mengawasi dan mengevaluasi karakter anak
didiknya. Pendidikan moral hendaknya dilakukan secara komprehensif, dilakukan dengan praktik
dalam kehidupan sehari-hari. Lingkungan pembelajaran moral tidak terbatas pada ruang kelas
maupun lingkungan sekolah saja, tetapi hendaknya ditindaklanjuti dalam lingkungan belajar
kelompok, bermain, dan masyarakat. Lingkungan tersebut hendaknya ikut andil menindaklanjuti
pendidikan moral yang diberikan di sekolah dasar.
Nilai moral yang diajarkan dapat bersumber dari Pancasila maupun ajaran agama, diantaranya
adalah nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan. Melalui lima dasar nilai
tersebut dapat dijabarkan nilai moral lainnya. Nilai ketuhanan di dalamnya mengandung poin-poin
yang harus dipatuhi anak-anak sebagai umat beragama, seperti misalnya diajarkan cara beribadah,
kebaikan-kebaikan, yang dapat membuat anak dekat dengan agamanya, seperti diajarkan sholat,
membaca Al-Quran, dan lain sebagainya. Dalam nilai ketuhanan atau keagamaan, dapat pula
diajarkan adab-adab kehidupan manusia, seperti hal kecil misalnya adab makan, berbicara, dan lain
sebagainya. Apabila anak sudah mengenal dan memiliki lingkungan yang mendekatkan dengan
agamanya maka kemungkinan besar anak telah memiliki pedoman/pegangan hidup. Pada nilai
kemanusiaan, anak-anak diajarkan tentang hidup sebagai makhluk social. Nilai kemanusiaan dapat
dijabarkan menjadi nilai kesopanan, keramahan, kepedulian, tolong-menolong, dan tenggang rasa.
Kesopanan merupakan hal yang patut untuk diajarkan.
Berkaca pada zaman sekarang kecanggihan teknologi telah membuat anak lalai, memaksakan
kehendak, dan dapat menyangkal orang tua. Hal ini dapat melunturkan kesopanan anak kepada
orang tua. Nilai kesopanan berhubungan dengan tenggang rasa, yaitu sikap dapat menghormati dan
menghargai perasaan orang lain. Kemudian, nilai keramahan di mana Bangsa Indonesia terkenal
akan budaya keramah-tamahannya. Fenomena sekarang, keramahan sedikit banyak telah terkikis
dengan berkembangnya zaman. Apabila nilai ini tidak diajarkan turun temurun, maka keramah-
tamahan Bangsa Indonesia akan menjadi sejarah semata. Nilai persatuan dalam lingkup kecil dapat
diwujudkan dengan kerukunan dalam satu kelas. Nilai kerakyatan dalam lingkup kecil dapat
diterapkan dengan mengajak anak-anak untuk bercerita, di mana di dalamnya terdapat diskusi dan
mengajarkan anak untuk dapat berpendapat, menjawab tanpa menyakiti teman-temannya. Dalam
kehidupan sosial, manusia tidak dapat terlepas dari bantuan orang lain. Oleh karena itu, pada
pendidikan sekolah dasar perlu diajarkan nilai kepedulian agar anak tidak tumbuh menjadi pribadi
yang individualistik, egois, dan nilai negatif lainnya. Dengan kepedulian, anak-anak dapat
menumbuhkan sikap tolong-menolong dalam hal kebaikan. Selanjutnya, kejujuran dan kedisiplinan
adalah nilai moral yang juga memiliki peran penting dalam membangun karakter anak. Kejujuran
dan kedisiplinan dapat mengarahkan masa depan anak menjadi lebih baik.
Nilai moral yang diajarkan dapat mempengaruhi pola pikir anak-anak dalam mengambil ucapan,
keputusan maupun tindakan. Seorang anak yang telah terbiasa dengan lingkungan yang
mengajarkan pendidikan moral sewaktu masih kecil dapat menjadi pegangan di masa depan, seperti
sikap menghormati dan menghargai hak-hak orang lain, sikap kedermawanan, sikap jujur sehingga
dapat menghindari korupsi, dan lain sebagainya. Pendidikan moral hendaknya memberikan hasil
yang konkret bagi kehidupan anak. Pendidikan moral bukan hanya mempersiapkan karakter
generasi penerus bangsa, melainkan juga memberikan bekal bagi anak untuk dapat beradaptasi,
bertahan hidup dalam lingkungan senantiasa mengalami perubahan. Dengan pendidikan moral,
kehidupan anak dapat tercapai keseimbangan. Mereka telah matang dan siap menghadapi
perkembangan zaman. Pendidikan moral dapat membentuk karakter anak melalui pengajaran-
pengajaran yang diberikan baik dari lingkungan keluarga, sekolah, dan juga masyarakat. Perihal
baik dan buruk, benar dan salah, adab dan tata krama perlu dilakukan penekanan pengajaran.

KARAKTER ANAK
Setiap anak memiliki karakter unik masing-masing, tidak dapat disamakan maupun dipaksakan
sama. Berdasarkan ilmu dan pengetahuan, karakter pada anak berkembang dan dipengaruhi oleh
faktor bawaan (faktor internal) dan faktor lingkungan (faktor eksternal). Faktor bawaan merupakan
faktor yang berasal dari diri anak itu sendiri. Faktor bawaan memiliki kemungkinan kecil untuk dapat
diubah, contohnya adalah karakter yang memiliki kepribadian sifat terbuka, seperti cerewet.
Sedangkan faktor lingkungan atau eksternal yang melingkupi kehidupan anak memiliki sifat yang
mudah mempengaruhi, dapat dirubah dengan upaya-upaya oleh subyek yang ada pada lingkungan
tersebut. Namun, meskipun karakter masing-masing anak berbeda, masukan dari lingkungan dapat
turut serta mempengaruhi pembentukan maupun perubahan karakter anak. Karakter yang
diharapkan dapat tercapai apabila lingkungan mendukung pembentukan karakter.
Perlu digarisbawahi bahwa setiap anak memiliki penerimaan cara pengajaran karakter yang
berbeda-beda. Maka di dalam pengajarannya diharapkan tidak menggunakan cara yang
mengandung unsur kekerasan. Hal ini dapat mengakibatkan peluang anak untuk melakukan hal
yang buruk, karena cara kekerasan yang diberikan dapat tersimpan di dalam memori dan dapat
menjadi inner child yang buruk bagi anak itu sendiri. Hal ini dapat mengakibatkan anak merasakan
masa kecil yang terluka. Manifestasi di masa mendatang dapat menimbulkan respons yang
berbeda-beda. Hal negatif yang dapat terjadi yaitu perilaku-perilaku negatif seperti merasa minder,
merasa bersalah, atau bahkan pemarah dan lain sebagainya. Cara pendidikan moral dapat
memberikan pengaruh terhadap pembentukan karakter anak. Orang tua maupun guru sebagai
pendidik moral anak harus memberikan cara terbaik dalam mewujudkan karakter anak.
Karakter anak melekat pada kebiasaan dalam apa yang diajarkan oleh orang tua, sekolah,
maupun lingkungan sekitar. Kebiasaan-kebiasaan baik seperti keadaan orang tua yang membuat
anak selalu membantu orang tua dapat memunculkan karakter positif seperti bersungguh-sungguh,
dermawan, dan menghormati orang tua. Hal itu dapat terjadi apabila dilakukan dengan lapang dada
oleh seorang anak. Namun, apabila lingkungan keluarga menyajikannya dengan kekerasan, maka
akan menimbulkan psikologis yang buruk bagi anak. Oleh karena itu, dalam pembentukan karakter
anak diperlukan sikap yang baik pula oleh subyek yang mendidik anak. Dengan demikian, anak
dapat menelaah bahwa apa yang diajarkan oleh lingkungan itulah hal yang baik. Lingkungan harus
mendukung pembentukan karakter baik anak. Karakter anak dapat terwujud dari proses melihat,
mengamati, mendengar dan akhirnya meniru apa yang diajarkan oleh lingkungan baik secara sadar
maupun tidak sadar.
Secara sadar, pembentukan karakter anak dapat terjadi melalui pendidikan moral baik di
lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Pada lingkungan keluarga, pembentukan
karakter dapat terjadi misalnya seorang ibu yang menasehati anaknya pada saat bermain. Selain
itu, seorang ibu dapat memberikan pendidikan moral secara langsung pada saat mengajarkan
belajar anaknya. Pada lingkungan sekolah, peran tenaga pendidik sangat penting dalam
membentuk capaian pembelajaran mengenai pendidikan moral. Guru merupakan seorang yang
dihormati oleh anak didiknya. Guru dapat mengajarkan pendidikan moral, menilai dan mengevaluasi
karakter anak. pada lingkungan masyarakat, maka peran masyarakat pada anak dapat turut serta
mempengaruhi pembentukan karakter anak. Di kehidupan social, hal yang diharapkan adalah anak-
anak berada pada lingkungan yang mendukung karakter baik seorang anak. Sedangkan secara
tidak sadar, yaitu tidak melalui ajaran moral secara langsung yaitu melalui peristiwa yang terjadi di
lingkungan, seperti pada saat bekerja bakti di lingkungan sekitar rumah. Pada peristiwa tersebut
akan tampak orang-orang yang bekerja keras, saling membantu, penuh semangat dan tidak terdapat
permasalahan seperti permusuhan, egoisme, dan nilai negatif lain. Hal tersebut dapat menjadi
pandangan bagi anak dan dapat menularkan nilai-nilai positif bagi anak.
Seorang anak dapat memiliki karakter baik maupun buruk tergantung pada fenomena yang ia
pelajari di lingkungan sekitar. Karakter anak sangat penting dalam membangun upaya mencapai
cita-citanya. Maka sejak kecil anak-anak harus diberikan nilai-nilai yang positif, perilaku-perilaku
yang positif seperti menghormati orang lain, percaya diri, bertanggung jawab, dan dapat dipercaya.
Salah satu perilaku yang harus dihindari adalah berbohong. Perilaku berbohong apabila pernah
dilakukan oleh anak dapat menimbulkan kebohongan berikutnya. Maka sebagai subyek pendidik
moral anak dalam hal ini orang tua maupun guru di sekolah dasar dapat mengupayakan agar anak
tidak berada dalam keadaan berbohong. Banyak karakter baik yang perlu ditanamkan kepada anak
sejak kecil. Karakter anak dapat menjadi manifestasi bagi kehidupan di masa selanjutnya.
SIMPULAN
Pembentukan karakter anak sangatlah penting dilakukan sejak kecil. Hal tersebut dapat
dilakukan melalui pendidikan moral yang diberikan di sekolah dasar. Usia sekolah dasar menjadi
tahapan yang penting dalam pengajaran moral anak karena pada tahapan ini anak-anak sedang
mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Berbagai hal yang diberikan oleh lingkungan akan
lebih mudah diterima oleh anak-anak. Pada usia sekolah dasar (6-13 tahun), ada masanya anak
belum dapat memilah dan memilih mana yang benar, mana yang salah, mana yang harus dilakukan
dan mana yang harus ditinggalkan. Oleh karena itu, peran lingkungan sangat penting dalam
memberikan nilai-nilai yang positif. Pendidikan moral di sekolah dasar memiliki peran penting karena
memberikan ilmu dan pengetahuan bagi anak-anak dan diharapkan dapat diimplementasikan dalam
kehidupan sehari-harinya. Pendidikan moral dapat menjadi bekal bagi anak baik pada masa
sekarang maupun masa yang akan datang. Dengan bekal pendidikan moral, maka diharapkan dapat
menumbuhkan karakter baik anak. Akhirnya, anak-anak akan dapat beradaptasi dan lebih siap
menghadapi dunia selanjutnya yang senantiasa mengalami perkembangan zaman.
Daftar Pustaka
Cong Sujana, I.W. (2019). Fungsi dan Tujuan Pendidikan Indonesia. Jurnal Pendidikan Dasar. 4 (1), 31
Kaimuddin. (2018). Pembentukan Karakter Anak Melalui Lembaga Pendidikan Informal. Jurnal Al-Maiyyah.
11 (1), 132-4
Yuniarti, Y. (2014). Pendidikan Kearah Pembentukan Karakter. Jurnal Tarbawiyah. 11(2),
Kusrahmadi, S.D. 2007. Pentingnya Pendidikan Moral Bagi Anak Sekolah Dasar. Dinamika Pendidikan. No 1
Fathurrohman. (2019). Implementasi Pendidikan Moral di Sekolah Dasar. Jurnal Bidang Pendidikan Dasar. 3
(1), 79-80
Lampiran 1 Scan KTM

KTM
Lampiran 2 Lembar Pernyataan

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Linda Fitriani

NIM : 6511420041

Prodi : Gizi

PT : Universitas Negeri Semarang

No HP : 085200764149

Menyatakan bahwa esai saya yang berjudul “Pentingnya Pendidikan Moral di Sekolah Dasar bagi
Karakter Anak.”
1. Merupakan karya asli saya dan tidak menjiplak karya orang lain
2. Tidak melebihi batas plagiarism 20%
3. Jika terbukti melakukan poin 1 dan 2, saya bertanggung jawab penuh terhadap apa yang saya lakukan
dan dinyatakan gugur sebagai peserta lomba.

Yang memberi pernyataan,

Materai 10.000 dan ttd

………………………………….
(Linda Fitriani)
Lampiran 3 Screenshot Hasil Turnitin

Anda mungkin juga menyukai