Anda di halaman 1dari 11

HUBUNGAN ANTARA GAYA MENGAJAR GURU

DENGAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA

oleh
Dian Yulianti
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
FKIP Universitas Galuh
Email : dianyulianti02@gmail.com

ABSTRAK
Guru merupakan salah satu unsur dalam proses pendidikan, guru memegang peranan
penting dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu, salah satu faktor yang menentukan
mutu pendidikan adalah kemampuan yang dimiliki seorang guru. Latar belakang penelitian
ini adalah guru belum menguasai gaya mengajar dalam kegiatan pembelajaran, sehingga
prestasi belajar siswa rendah. Masih banyaknya guru yang belum memperhatikan gaya
mengajar yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui gaya mengajar guru, mengetahui prestasi belajar bahasa Indonesia siswa
dan mengetahui hubungan antara gaya mengajar guru dengan prestasi belajar bahasa
Indonesia siswa di MTs Negeri 2 Ciamis. Metode yang digunakan dalan penelitian ini adalah
metode penelitian deskriptif dan analisis korelasi untuk mengetahui hubungan antar
variabel. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 254 siswa. Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah 70 siswa. Pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini dengan
cara menyebarkan angket kepada 70 responden. Sedangkan pengumpulan data prestasi
belajar didapat dari nilai rapor siswa. Pengolahan data dilakukan dengan rumus Korelasi
Produck Moment. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) Gaya mengajar guru yang
meliputi, variasi suara termasuk dalam kategoti sangat baik, penekanan termasuk dalam
kategori baik, pemberian waktu termasuk dalam kategori baik, kontak pandang termasuk
dalam kategori baik, gerakan anggota tubuh termasuk dalam kategori baik dan perpindahan
posisi juga termasuk dalam kategori baik. Oleh karena itu, gaya mengajar guru bahasa
Indonesia di MTs Negeri 2 Ciamis termasuk dalam kategori baik dengan rata-rata nilai
responden sebesar 258. (2) Prestasi belajar bahasa Indonesia siswa kelas VII MTs Negeri 2
Ciamis termasuk kategori baik. Hal ini tampak pada nilai rapor dengan rata-rata nilai 78
yang sudan mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 65. (3) Terdapat
hubungan yang sangat kuat antara gaya mengajar guru dengan prestasi belajar bahasa
Indonesia MTs Negeri 2 Ciamis. Hal ini diperoleh berdasarkan hasil uji korelasi sebesar
0,81. Sedangkan uji t pada tingkat kepercayaan 0.05 diperoleh > (11,299 >
1,667).

Kata kunci: Gaya Mengajar Guru, Prestasi Belajar

PENDAHULUAN terampil berbahasa dan mampu


Pembelajaran bahasa Indonesia berkomunikasi baik secara lisan maupun
salah satunya bertujuan agar siswa tulisan dengan menggunakan bahasa

1|J u r n a l D i k s a t r a s i a
Volume 2|Nomor 1|Januari 2018
Indonesia yang baik dan benar. Di kelas“. Adanya variasi tersebut diharapkan
lingkungan masyarakat kita sering proses belajar mengajar akan menjadi
mendengar keluhan yang menyatakan dinamis dan meningkatkan komunikasi
kurang puas terhadap hasil pengajaran antara guru dan siswa, menarik perhatian
bahasa Indonesia. Perasaan kurang puas ini siswa, dan memberi stimulasi.
timbul karena banyak siswa tamatan Slameto (2015:2) menyatakan
sekolah tidak terampil menggunakan bahwa: “Belajar ialah suatu proses usaha
bahasa Indonesia yang baik dan benar, yang dilakukan seseorang untuk
sehingga prestasi belajar bahasa Indonesia memperoleh suatu perubahan tingkah laku
siswa masih rendah. yang baru secara keseluruhan, sebagai
Berdasarkan hal tersebut maka hasil pengalamannya sendiri dalam
diperlukan adanya perhatian dan gaya interaksi dengan lingkungannya”.
mengajar guru yang dapat meningkatkan Seseorang belajar karena adanya
prestasi belajar bahasa Indonesia dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar
pembelajaran. Faktor-faktor tersebut senantiasa akan menciptakan perubahan
diantaranya merumuskan tujuan, tingkah laku atau penampilan, dengan
menggunakan strategi, model, atau metode serangkaian kegiatan misalnya dengan
pembelajaran yang sesuai, melaksanakan membaca, mengamati, mendengarkan,
program pembelajaran, mengenal meniru dan lain sebagainya.
kemampuan siswa, dan menggunakan Keberhasilan seseorang yang telah
media pembelajaran. mengikuti kegiatan belajar akan diketahui
Gaya mengajar seorang guru dalam dari hasil atau prestasi belajarnya. Prestasi
kegiatan pembelajaran merupakan peranan belajar merupakan kemampuan yang
penting dalam keberhasilan siswa. Gaya diperoleh individu berupa sikap,
mengajar guru dapat membantu dalam pengetahuan dan keterampilan sebagai
meningkatkan prestasi belajar bahasa usaha yang telah dialaminya dalam kurun
Indonesia, prestasi belajar siswa sangat waktu tertentu setelah di uji dan
erat hubungannya dengan kegiatan belajar dinyatakan dalam bentuk nilai.
siswa. Sehingga guru dapat Hamdani (2011:137)
mengembangkan prestasi belajar bahasa mengemukakan bahwa: “Prestasi belajar
Indonesia melalui penerapan gaya adalah hasil pengukuran dari penilaian
mengajar yang bervariasi, untuk usaha belajar yang dinyatakan dalam
menciptakan pembelajaran yang bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang
menyenangkan. mrnceritakan hasil yang sudah dicapai oleh
Sumiati (2009:74) mengemukakan setiap anak pada periode tertentu”.
bahwa: “Gaya mengajar atau Teaching Pada umumnya prestasi belajar
Style adalah pola umum interaksi antar terdapat pada buku raport setelah siswa
guru, isi, atau materi pembelajaran dan melakukan aktivitas belajar di sekolah
siswa”. Selanjutnya Djamarah (2010:167), dalam kurun waktu tertentu, seperti catur
mengemukakan bahwa: “Variasi gaya wulan atau semester. Dengan prestasi
mengajar pada dasarnya meliputi variasi belajar maka guru, siswa dan orang tua
suara, variasi gerakan anggota badan, dan akan mengetahui hasil yang dicapai dalam
variasi perpindahan posisi guru dalam pembelajaran atau pendidikan.

2|J u r n a l D i k s a t r a s i a
Volume 2 | Nomor 1 | Januari 2018
Hasil observasi sementara di MTs Berdasarkan uraian di atas, maka
Negeri 2 Ciamis ditemukan permasalahan peneliti mengemukakan hipotesis sebagai
yang menyangkut gaya mengajar guru berikut.
diantaranya; masih ada guru yang belum Ha = Terdapat hubungan antara
dapat mengkondusifkan keadaan kelas gaya mengajar guru dengan prestasi
menjadi tenang ketika ada siswa yang belajar bahasa Indonesia.
melakukan keributan di kelas dan dalam Ho = Tidak terdapat hubungan
pelaksanaan pembelajaran juga belum antara gaya mengajar guru dengan prestasi
menggunakan gaya mengajar yang belajar bahasa Indonesia.
bervariasi sehingga pembelajaran terasa
membosankan. METODE
Berdasarkan hasil wawancara Rancangan penelitian yang akan
dengan beberapa siswa di MTs Negeri 2 digunakan untuk menganalisis penelitian
Ciamis diperoleh informasi bahwa dalam mengenai hubungan antara gaya mengajar
pembelajaran guru hanya menjelaskan guru dengan prestasi belajar bahasa
materi dan latihan soal saat pembelajaran Indonesia menggunakan pendekatan
saja tanpa latihan atau tugas yang lebih kuantitatif. Menurut Sugiyono (2007:14),
lanjut. Sehingga siswa mudah lupa mengemukakan bahwa: Metode penelitian
terhadap pelajaran yang telah kuantitatif dapat diartikan sebagai metode
dipelajarinya. penelitian yang berlandaskan pada filsafat
Berdasarkan hasil observasi positivism, digunakan untuk meneliti pada
prestasi belajar bahasa Indonesia siswadi populasi atau sampel tertentu, teknik
MTs Negeri 2 Ciamis masih rendah. Hal pengambilan sampel pada umumnya
ini ditandai dengan lemahnya aspek dilakukan secara random, pengumpulan
menyimak siswa terutama pada pokok data menggunakan instrument penelitian,
bahasan yang tidak dimengerti. Kelemahan analistis data bersifat kuantitatif/statistik
terjadi juga pada aspek berbicara yaitu dengan tujuan untuk menguji hipotesis
kemampuan siswa dalam berkata, yang telah ditetapkan.
bercakap, mengeluarkan pendapat, dan Dilihat dari tipe atau jenis penelitian
mengungkapkan perasaan kepada orang adalah penjelasan (explanatory/
lain. Kelemahan pada aspek membaca confirmatory research), karena penelitian
ditandai dengan lemahnya pemahaman ini bermaksud untuk menjelaskan
makna isi bacaan. Kelemahan aspek hubungan kausal antara variabel-variabel
menulis hasil tulisan yang tidak dipahami dengan melalui pengujian hipotesis yang
oleh orang lain. telah dirumuskan sebelumnya.
Berdasarkan uraian latar belakang Jika ditinjau dari bagaimana
penelitian di atas, penulis tertarik untuk variabel-veriabel yang diteliti akan
melakukan penelitian tentang: “Hubungan menjelaskan fenomena yang ada dan
antara Gaya Mengajar Guru dengan hubungan antara variabel-variabel secara
Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa bersama-sama, maka penelitian ini
MTs Negeri 2 Ciamis”. termasuk deskriptif korelasional. Adapun
variabel dalam penelitian ini terdiri dari
variabel independen (bebas) yaitu Gaya

3|J u r n a l D i k s a t r a s i a
Volume 2|Nomor 1|Januari 2018
Mengajar Guru (X) dan variabel dependen hal ini variabel terikat (Y) adalah Prestasi
(terikat) yaitu Prestasi Belajar Bahasa Belajar bahasa Indonesia. Hamdani
Indonesia (Y). (2011:137) mengemukakan bahwa:
Sesuai dengan judul penelitian, yaitu “Prestasi belajar adalah hasil pengukuran
hubungan antara gaya mengajar guru dari penilaian usaha belajar yang
dengan prestasi belajar bahasa Indonesia dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf
siswa, sehingga terdapat 2 buah variabel maupun kalimat yang mrnceritakan hasil
yaitu variabel X dan variabel Y yang yang sudah dicapai oleh setiap anak pada
diukur. periode tertentu”.
Populasi dalam penelitian ini adalah
Variabel yang akan diteliti dalam siswa MTs Negeri 2 Ciamis kelas VII yang
penelitian yaitu: berjumlah 245 siswa. Sedangkan siswa
1. Variabel Bebas (X) yang terpilih menjadi anggota sampel yaitu
Variabel bebas adalah suatu variabel 70 orang siswa dari anggota populasi 245
yang tidak dipengaruhi oleh variabel orang siswa digunakan teknik Stratified
variabel lain, dalam hal ini yang random sampling (sampel acak
menjadi variabel independen adalah: sederhana).
Gaya mengajar guru (X). Gaya
mengajar guru mengacu kepada Teknik pengunpulan data yang
pendapat Djamarah (2010:167), bahwa: digunakan untuk menyusun dan
“Prinsip-prinsip penggunaan variasi mengumpulkan data-data yang diperlukan
mengajar secara tepat dan sesuai adalah sebagai berikut.
dengan kondisi lingkungan belajar
mengajar yang tercipta untuk mencapai 1. Angket
tujuan yaitu keberhasilan belajar Teknik angket ini digunakan untuk
mengajar dari segi proses maupun mendapatkan data pendapat responden,
produk“. yang berkaitan dengan gaya mengajar
Dimensi dan indikator variabel guru pada MTs Negeri 2 Ciamis dan
gaya mengajar guru mengacu kepada aspek-aspeknya. Adapun aspek-aspek
pendapat Djamarah, (2010:167-169) dalam gaya mengajar guru yang
bahwa yang termasuk variasi gaya guru dijadikan pedoman dalam penyusunan
dalam pembelajaran diantaranya: angket meliputi:
a. Variasi suara
a. Variasi suara b. Penekanan (focusing)
b. Penekanan (focusing) c. Pemberian waktu (pausing)
c. Pemberian waktu (pausing) d. Kontak pandang
d. Kontak pandang e. Gerakan anggota badan (gesturing)
e. Gerakan anggota badan (gesturing) f. Pindah posisi
f. Pindah posisi 2. Dokumenter/Studi Dokumentasi
Teknik ini digunakan untuk
mengumpulkan data tentang prestasi
2. Variabel Terikat (Y) belajar bahasa Indonesia siswa yang
Variabel terikat adalah suatu variabel yang diperoleh dari nilai hasil ulangan siswa
dipengaruhi oleh variabel lainnya. Dalam

4|J u r n a l D i k s a t r a s i a
Volume 2 | Nomor 1 | Januari 2018
(raport) siswa MTs Negeri 2 Ciamis Berdasarkan hal tersebut, jawaban atas
Semester II Tahun 2018 yang dijadikan instrumen penelitian ini dapat
responden yaitu sebanyak 70 orang. dicontohkan sebagai berikut:
1) Selalu diberi skor 5
Teknik analisis data yang digunakan, 2) Sering diberi skor 4
yaitu: 3) Kadang-kadang diberi skor 3
1. Analisis Deskriptif 4) Pernah diberi skor 2
Analisis deskriptif meliputi 5) Tidak Pernah diberi skor 1
transformasi data ke dalam bentuk yang d. Menentukan rentang, yaitu dengan
akan memberikan informasi untuk cara skor/nilai tertinggi dikurangi
menjelaskan sekumpulan faktor dalam skor/nilai terendah.
situasi, dalam hal ini peneliti
melakukan dengan analisis deskriptif 1). Variabel gaya mengajar guru
frekuensi, sehingga diketahui frekuensi, Skor tertinggi : 5 x 70 responden = 350
persen, dan nilai serta kategori nilai. Skor terendah : 1 x 70 responden = 70
Data penelitian diperoleh dengan Rentang : 350 – 70 responden = 280
melakukan pengumpulan data Interval : 280 : 5 = 56
menggunakan angket yang berupa Jika digambarkan ke dalam bentuk
serangkaian daftar pertanyaan kepada kelas interval, seperti pada gambar
responden yang mana mereka harus berikut :
memilih jawaban yang telah ditetapkan.
Angket pengukurannya 70,00 126.00 182.00 238.00 294.00 350.00
menggunakan skala Likert, mengikuti
pendapat Sugiyono (2007: 69) yaitu : sangat kurang cukup baik sangat
a. Skala Likert digunakan untuk kurang baik
mengukur sikap, pendapat dan Kategori Sangat Kurang :70 ≤ X ≤ 126
persepsi seseorang atau sekelompok Kategori Kurang :126≤ X ≤182
orang tentang fenomena sosial yang Kategori Cukup Baik :182≤ X ≤238
Kategori Baik :238≤ X ≤294
akan diteliti.
Kategori Sangat Baik :294≥350
b. Skala Likert variabel yang akan
diteliti, diukur dari indikator– 2) Prestasi belajar bahasa Indonesia
indikator penunjuknya. Selanjutnya Data diambil dari nilai raport mata
indikator ini dijadikan titik tolak untuk pelajaran Bahasa Indonesia semester I
menyusun item instrumen yang dapat kelas VII (KKM 65) di MTs Negeri 2
berupa pertanyaan atau pernyataan Ciamis tahun pelajaran 2017/2018,
yang kemudian dijawab oleh dengan kategori penilaiannya adalah :
responden. Jumlah responden : 70
c. Jawaban diberi skor yang tinggi untuk Komulatif nilai terbesar : 100
yang sangat positif dan yang terendah Komulatif nilai terkecil : 65
untuk yang sangat negatif. Angket
tentang gaya mengajar guru disusun 0,00 25.00 65.00 75.00 85.00 100.00
berdasarkan kesioner dari Likert.

5|J u r n a l D i k s a t r a s i a
Volume 2|Nomor 1|Januari 2018
sangat kurang cukup Baik sangat Korelasi Product Moment. Koefisien
kurang baik Korelasi Product Moment dapat
Kategori Sangat Kurang : 0 ≤ X ≤ 25 dihitung dengan rumus sebagai berikut.
Kategori Kurang : 25≤ X ≤ 65
Kategori Cukup Baik : 65≤ X ≤ 75 ( ) ( )( )
Kategori Baik : 75≤ X ≤ 85 =
√* ( )+ * ( )+
Kategori Sangat Baik : 85≥100
(Sugiyono, 2017:183)

1. Analisis deskriptifnya meliputi:


Keterangan :
a. Gaya mengajar guru
x : Gaya mengajar guru
Variabel bebas (gaya mengejar guru)
y : Prestasi belajar bahasa Indonesia
berupa angket atau kuesioner dengan
rxy : Koefisien korelasi antara variabel
25 item pernytaan dengan pilihan
x dan y
jawaban Selalu (SL), Sering (SR),
Kadang-kadang (KD), Pernah (P), dan Untuk memperoleh data
Tidak Pernah (TP). variabel X dan variabel Y, penulis
Berdasarkan hal tersebut, jawaban atas akan menyebar angket berisi tentang
instrumen penelitian ini dapat pertanyaan-pertanyaan yang akan
dicontohkan sebagai berikut. diisikan pada variabel X dan variable
1. Selalu diberi skor 5 Y, untuk mempermudah perhitungan
2. Sering diberi skor 4 maka setiap pertanyaan tersebut diberi
3. Kadang-kadang diberi skor 3 bobot penilaian sebagai berikut.
4. Pernah diberi skor 2 Tabel 1.Tingkat Koefisien Korelasi
5. Tidak Pernah diberi skor 1 Interval Tingkat Hubungan
b. Prestasi belajar bahasa Indonesia Koefisien
Data diambil dari nilai raport mata 0,00-0,199 Sangat Rendah
pelajaran Bahasa Indonesia semester I 0,20-0,399 Rendah
kelas VII (KKM 65) di MTs Negeri 2 0,40-0,599 Sedang
Ciamis tahun pelajaran 2017/2018. 0,60-0,799 Kuat
2. Analisis Korelasi 0,80-1,000 Sangat Kuat
Untuk menguji kejelasan hubungan (Sugiyono 2017:184)
variabel independen dengan variabel
dependen dilakukan melalui analisis b. Koefisien Determinasi
korelasi: Untuk mengetahui pengaruh variabel
X terhadap Y dapat menggunakan
koefisien determinasi yaitu koefisien
a. Korelasi Product Moment korelasi yang dikuadratkan yaitu r2 atau
Alat untuk menguji ada tidaknya dengan rumus
hubungan antara variabel (x) dengan KD = r2 x 100 %. (Sugiyono, 2012:149).
variabel (y) digunakan teknik korelasi, c. Uji Hipotesis
dimana untuk mengetahui kuat tidaknya Uji hipotesis menggunakan uji
korelasi antara dua variabel tersebut statistik t, yaitu ;
diuji dengan menggunakan koefisien

6|J u r n a l D i k s a t r a s i a
Volume 2 | Nomor 1 | Januari 2018
r n2 (Sugiyono, 4 4 16 Kurang
t  5 0 0 Kurang sekali
1 r2 Total 25 100 %
2017:184) Sumber : Data diolah, 2018.

Keterangan :
Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa
t : Probabilitas
MTs Negeri 2 Ciamis
r : Koefisien korelasi
Pretasi belajar siswa kelas VII MTs Negeri
n : Banyaknya subjek/responden
2 Ciamis diambil dari nilai rapor mata
pelajaran bahasa Indonesia semester ganjil
Nilai dibandingkan dengan tahun ajaran 2017/2018. Nilai tertinggi
nilai pada taraf nyata 0,05 yang didapatkan siswa yakni 90 dan
terendah yakni 68. Berdasarkan hasil
jika > maka rumusan
analisis tersebut diketahui 9 siswa
hipotesis diterima dan sebaliknya jika
(12,83%) termasuk ke dalam kualifikasi
< berarti hipotesis ditolak.
baik sekali, 38 siswa (54,29%) termasuk
ke dalam kualifikasi baik, dan 23 siswa
(32,82%) termasuk ke dalam kualifikasi
HASIL DAN PEMBAHASAN cukup baik. Sedangkan dari hasil
Hasil penelitian terhadap gaya mengajar perhitungan diketahui bahwa rata-rata nilai
guru dan prestasi belajar bahasa Indonesia
rapor siswa adalah 78, termasuk dalam
siswa kelas VII MTs Negeri 2 Ciamis, data
kategori baik.
yang meliputi gaya mengajar guru terdiri
Prestasi belajar bahasa Indonesia meliputi
dari aspek variasi suara, penekanan,
tiga aspek, yakni aspek pengetahuan, sikap
pemberian waktu, kontak pandang,
dan keterampilan. Prestasi belajar
gerakan anggota badan serta pindah posisi
berdasarkan aspek pengetahuan dapat
dan nilai rapor mata pelajaran bahasa
berupa perubahan tingkah laku yang
Indonesia semester ganjil tahun
berkaitan dengan pemerolehan
2017/2018.
pengetahuan baru maupun perubahan
pengetahuan yang telah ada sebelumnya.
Gaya Mengajar Guru Bahasa Indonesia Berdasarkan aspek sikap dapat berupa
di MTs Negeri 2 Ciamis keefektifan berbicara, kesantunan dalam
Berdasarkan data yang diperoleh dalam
berbahasa, tanggung jawab, percaya diri
penelitian, tanggapan responden terhadap
dan jujur. Sedangkan berdasarkan aspek
kuesioner untuk variabel X (gaya mengajar
keterampilan dapat berupa dalam
guru) sebesar 258 (48%) yang berada pada
berbahasa yang mencakup keterampilan
kategori baik, artinya pelaksanaan gaya
menyimak, berbicara, membaca dan
mengajar guru MTs Negeri 2 Ciamis
menulis.
sudah baik, adapun secara rinci dapat
Nilai rapor yang diberikan oleh guru
dilihat pada tabel berikut.
bahasa Indonesia MTs Negeri 2 Ciamis
Tabel 2. Tanggapan responden mengenai kepada siswa juga sudah berdasarkan
gaya mengajar guru
kriteria-kriteria tertentu dari berbagai
No Frekuensi % Kategori
Kuesioner aspek kognitif, afektif, dan psikomotor
1 8 32 Baik Sekali
2 12 48 Baik serta menggunakan pengukuran melalui tes
3 1 4 Cukup Baik maupun non tes yang tepat. Gambaran

7|J u r n a l D i k s a t r a s i a
Volume 2|Nomor 1|Januari 2018
umum prestasi belajar bahasa Indonesia Berdasarkan hasil perhitungan korelasi,
dapat dilihat pada tabel sebagai berikut. maka diketahui nilai r sebesar 0,81.
Tabel 3. Nilai Rapor Siswa Kelas VII MTs Selanjutnya untuk mengetahui pengaruh
Negeri 2 Ciamis variabel gaya mengajar guru terhadap
No Interval Frekuensi % Kategori prestasi belajar bahasa Indonesia siswa
Kelas Sampel
1 85-100 9 12,83 Baik Sekali menggunakan koefisien determinasi yaitu
2 75-84 38 54,29 Baik
3 65-74 23 32,82 Cukup Baik
pengaruhnya 65,61 %. Selain itu, dapat
4 25-64 0 0 Kurang diketahui nilai sebesar 11,299.
5 0-24 0 0 Kurang sekali
Total 70 100 Setelah didapat nilai = 11,299
Sumber : Data diolah, 2018. kemudian dicari nilai dari distribusi
tabel t untuk 0,05 dengan derajat
Hubungan Gaya Mengajar Guru kebebasan (dk = n-2). Adapun kaidah
dengan Prestasi Belajar keputusan jika > berarti
Data hasil penelitian mengenai hubungan
hipotesis diterima dan sebaliknya juka
gaya mengajar guru dengan prestasi
< berarti hipotesis ditolak.
belajar bahasa Indonesia di MTs Negeri 2
Hasil perhitungan tesebut didapat nilai
Ciamis dapat dilihat dari seberapa besar
sebesar 11,299 dan (5%)
kontribusi gaya mengajar guru terhadap
peningkatan prestasi belajar bahasa maka nilai 70-2=68, untuk nilai
Indonesia. sebesar 1,667. Maka > , jadi
Berdasarkan wawancara dengan guru hipotesis ditolak dan diterima.
bahasa Indonesia diperoleh informasi Artinya terdapat hubungan yang signifikan
bahwa gaya mengajar berhubungan dengan antara gaya mengajar guru dengan prestasi
prestasi belajar. Hal ini dapat dibuktikan belajar bahasa Indonesia.
dengan pelaksanaan gaya mengajar yang Pembuktian hipotesis mengenai hubungan
baik akan meningkatkan prestasi belajar gaya mengajar guru dengan prestasi
bahasa Indonesia siswa. belajar bahasa Indonesia siswa kelas VII
MTs Negeri 2 Ciamis menggunakan
Jumlah sampel dalam penelitian ini angket sebanyak 70 responden. Hasil
sebanyak 70 responden yang terdiri dari rekapitulasi jawaban angket gaya mengajar
siswa kelas VII A-G, untuk mengetahui guru adalah 6113 dengan nilai rat-rata
hubungan gaya mengajar guru dengan 87,32. Sedangkan nilai rapor mata
prestasi belajar peneliti menggunakan pelajaran bahasa Indonesia adalah 5471,
angket yang disebar kepada responden semua responden telah memenuhi Kriteria
agar mengetahui frekuensi jawaban (skor Ketuntasan Minimum 65 dengan nilai rata-
angket) serta prestasi belajar bahasa rata 78.
Indonesia diambil dari nilai rapor semester Hubungan gaya mengajar guru dengan
ganjil tahun ajaran 2017/2018 yang dikaji prestasi belajar bahasa Indonesia siswa
melalui bantuan software SPSS untuk sangat kuat. Hal ini dibuktikan dengan uji
mengetahui hubungan gaya mengajar guru korelasi telah didapatkan sebesar 0,81.
melalui perhitungan rumus korelasi Sedangkan uji t pada tingkat kepercayaan
product moment. 0,05 diperoleh > yaitu 11,299
> 1,667.

8|J u r n a l D i k s a t r a s i a
Volume 2 | Nomor 1 | Januari 2018
Hasil penelitian diperoleh t hitung dilakukan terhadap beberapa peristiwa
> maka ditolak dan dalam materi pelajaran yang tengah
diterima pada level signifikan 0,05, disampaikan supaya siswa memahani
sehingga gaya mengajar guru memiliki aspek-aspek penting dari meteri pelajaran
hubungan signifikan dengan prestasi yang diterima.
belajar bahasa Indonesia siswa kelas VII c. Pemberian Waktu
MTs Negeri 2 Ciamis. (Pausing)
Berdasrkan hasil penelitian, dapat Guru dapat menarik perhatian siswa
disimpulkan bahwa gaya mengajar guru dengan mengubah suasana menjadi sepi,
memiliki hubungan yang sangat kuat dari suatu kegiatan menjadi tanpa kegiatan
dengan prestasi belajar bahasa Indonesia. atau diam. Setelah guru menyampaikan
Hal tersebut sesuai dengan hipotesis materi pelajaran, siswa diberi waktu untuk
penelitian yang telah dikemukakan, yaitu menelaah kembali atau menyusun
“Terdapat hubungan antara gaya mengajar pertanyaan.
guru dengan prestasi belajar bahasa d. Kontak Pandang
Indonesia. Ketika guru berbicara atau berinteraksi
Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan siswa, sebaiknya mengarahkan
terdapat hubungan yang sangat kuat antara pandangan ke seluruh kelas, menatap mata
gaya mengajar guru dengan prestasi setiap siswa untuk membentuk hubungan
belajar bahasa Indonesia siswa kelas VII yang positif dan tidak memberikan
MTs Negeri 2 Ciamis yang dilakukan oleh kesempatan siswa untuk mengobrol atau
penulis, maka berimplikasi untuk gaduh. Guru juga dapat membantu siswa
meningkatkan prestasi belajar bahasa dengan menggunakan pandangannya
Indonesia dapat dilakukan dengan cara dalam menyampaikan informasi, dan dapat
menerapkan gaya mengajar guru yang menarik perhatian siswa.
bervariasi. Variasi gaya mengajar guru e. Gerakan Anggota Badan
meliputi beberapa indikator, diantaranya. Variasi dalam ekspresi wajah guru,
a. Variasi Suara gerakan kepala atau badan merupakan
Suara guru dapat bervariasi dalam intonasi, bagian yang penting dalam komunikasi.
nada, volume dan kecepatan. Penguatan Ekspresi wajah misalnya tersenyum,
suara ini termasuk pengubahan nada suara marah, dan mengangguk, sedangkan
yang keras menjadi lemah, dari tinggi gerakan tangan bisa dilakukan, seperti jari
menjadi rendah, dari cepat berubah digunakan untuk menunjuk, dan
menjadi lambat, atau pada saat memperjelas materi yang disampaikan.
memberikan tekanan pada kata-kata f. Pindah Posisi
tertentu. Perpindahan posisi guru dalam ruangan
b. Penekanan (Focusing) kelas dapat membantu menarik perhatian
Guru hendaknya memfokuskan perhatian siswa, dapat meningkatkan kepribadian
siswa pada suatu aspek yang penting, guru. Terjadinya perpindahan posisi guru
biasanya penekanan dikombinasikan karena maksud tertentu dan dilakukan
dengan gerakan anggota badan yang dapat secara wajar tidak berlebihan.
menunjukan dengan jari atau memberi Adanya variasi tersebut diharapkan proses
tanda pada papan tulis. Penekanan belajar mengajar akan menjadi dinamis

9|J u r n a l D i k s a t r a s i a
Volume 2|Nomor 1|Januari 2018
dan meningkatkan komunikasi antara guru 1. Gaya mengajar guru berdasarkan
dan siswa, menarik perhatian siswa dan aspeknya meliputi, variasi suara
membantu penerimaan materi pelajaran. termasuk dalam kategoti sangat
Guru yang mampu menciptakan proses baik, penekanan termasuk dalam
pembelajaran yang bervariasi kategori baik, pemberian waktu
kemungkinan besar kejenuhan tidak akan termasuk dalam kategori baik,
terjadi. Kejenuhan siswa dalam kontak pandang termasuk dalam
memperoleh pelajaran dapat diamati kategori baik, gerakan anggota
selama proses pembelajaran berlangsung tubuh termasuk dalam kategori
seperti kurang perhatian, ngantuk, bahkan baik dan perpindahan posisi juga
mengobrol hanya untuk menghindari termasuk dalam kategori baik. Oleh
kebosanan. Selain itu, materi pembelajaran karena itu, gaya mengajar guru
hendaknya memadai dalam membantu bahasa Indonesia di MTs Negeri 2
siswa menguasai kompetensi dasar yang Ciamis termasuk dalam kategori
diajarkan. Materi pembelajaran dapat baik dengan rata-rata nilai
disusun dari hal yang sederhana menuju responden sebesar 258.
yang komplek, karena dengan cara ini 2. Prestasi belajar bahasa Indonesia
akan menjadikan siswa lebih mudah siswa kelas VII MTs Negeri 2
memahami materi pembelajaran. Ciamis termasuk dalam kategori
Gaya mengajar guru merupakan variabel baik. Hal ini tampak pada rata-rata
yang efektif dalam mempengaruhi prestasi nilai rapor siswa sebesar 78.
belajar. Oleh karena itu, materi 3. Terdapat hubungan yang sangat
pembelajaran harus disusun secara kuat antara gaya mengajar guru
sistematis. Materi pembelajaran yang dengan prestasi belajar bahasa
memudahkan siswa, dapat diberikan oleh Indonesia siswa MTs Negeri 2
guru dengan meciptakan gaya mengajar Ciamis. Hal ini diperoleh dari hasil
yang sesuai dengan materi yang disajikan. uji korelasi sebesar 0,81. Uji t pada
Sehingga prestasi belajar siswa dapat tingkat kepercayaan 0.05 diperoleh
tercapai secara optimal. Selain itu, seorang > (11,299 > 1,667).
guru harus menyadari bahwa setiap siswa Saran
memiliki perbedaan. Siswa berbeda dalam Berdasarkan hasil penelitian dan
minat, kemempuan, pengalaman, dan pembahasan yang telah dipaparkan
status sosial ekonomi. Guru juga harus sebelumnya, peneliti menyarankan hal-hal
menyadari kondisi dan kebutuhan sebagai berikut.
akademik siswa dalam meningkatkan 1. Bagi guru, gaya mengajar guru
prestasi belajar. Sehingga dalam kegiatan sebaiknya lebih ditingkatkan lagi
pembelajaran perlu memperhatikan faktor agar kualitas guru dalam
yang dapat meningkatkan prestasi belajar. pembelajaran dapat meningkatkan
semangat, serta minat dan bakat
SIMPULAN siswa. Cara yang dapat
Simpulan meningkatkan gaya mengajar guru
Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan yakni dengan memperhatikan
sebagai berikut.

10 | J u r n a l D i k s a t r a s i a
Volume 2 | Nomor 1 | Januari 2018
variasi mengajar guru dalam Komalasari, Kokom. 2013. Pembelajaran
kegiatan pembelajaran. Kontekstual. Bandung: PT Refika
2. Bagi siswa, sebaiknya prestasi Aditama.
belajar lebih ditingkatkan lagi, hal Kuncoro, Mudrajat. 2013. Metode
ini dapat dilakukan dengan Kuantitatif. Jakarta: Erlangga.
berkomunikasi dengan baik antara Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan
siswa dan guru yang berkaitan Pembelajaran. Bandung: Kencana
dengan kesulitan yang dialami Prenada Media Grup.
siswa dalam kegiatan Slameto. 2015. Belajar dan Faktor-Faktor
pembelajaran. Sehingga dengan yang Mempengaruhinya. Jakarta:
adanya komunikasi yang baik ini, Rineka Cipta.
dapat meningkatkan pemahaman Sudibyo, Bambang S. 2005. Metode
dan prestasi siswa. Penelitian. Bandung: STIE STIMIK
3. Bagi peneliti, hasil penelitian ini PASIM.
dapat dijadikan gambaran bahwa Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil
gaya mengajar guru dan prestasi Proses Belajar Mengajar. Bandung:
belajar siswa memiliki hubungan PT. Ramaja Rosdakarya.
yang sangat kuat. Oleh karena itu, Sugiyono, 2017. Metode Penelitian
guru harus memperhatikan gaya Kuantitatif, kualitatif, dan R&D.
mengajar dan faktor yang dapat Bandung: Alfabeta.
meningkatkan prestasi belajar Sugiyono, 2015. Statistika untuk
dalam kegiatan pembelajaran, Penelitian. Bandung: Alfabeta.
untuk menciptakan siswa yang Sumiati. 2009. Metode Pembelajaran.
berprestasi. Bandung: CV Wacana Prima.
Syah, Muhibbin. 2002. Psikologi
DAFTAR PUSTAKA Pendidikan dengan Pendekatan Baru.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Jakarta: PT Rosdakarya.
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Syamsudin. 2006. Psikologi Pendidikan.
Jakarta: Rineka Cipta Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Chaer, Abdul. 2009. Psikolinguistik. Tarigan, Henry G. 1994. Teknik
Jakarta: Rineka Cipta. Pengajaran Keterampilan Berbahasa.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Strategi Bandung: Angkasa.
Belajar mengajar. Jakarta: Rineka Zarkasyi, Wahyudin. 2017. Penelitian
Cipta. Pendidikan Matematika. Bandung:
Fathurrohman, Pupuh dan Sobry Sutikno. Refika Aditama.
2014. Strategi Belajar Mengajar.
Bandung: PT Refika Aditama.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar
Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Hanafiah, Nanang dan Cucu Suhana. 2012.
Konsep Strategi Pembelajaran.
Bandung: PT Refika Aditama.

11 | J u r n a l D i k s a t r a s i a
Volume 2|Nomor 1|Januari 2018

Anda mungkin juga menyukai