Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PRAKERIN KERJA INDUSTRI

(Prakerin)

PENGAWASAN PAGAR KODIM

KANTOR D-PUPR

Jalan sisingamangaraja Lorong BKKBN - Meulaboh

Dibuat Untuk memenuhi sebagai salah satu persyaratan mengikuti Ujian Sekolah dan
Nasional pada SMK Negeri 2 Meulaboh

Disusun Oleh

Nama : Reza Syagputra


NIS/NISN : 0045871084
Kelas : XII DPIB
Bidang Studi Keahlian : Desain Permodelan dan Informasi
Bangunan

SMK NEGERI 2 MEULABOH

TAHUN AJARAN 2021/2022

KELOMPOK TEKNOLOGI DAN REKAYASA


Jl.Sisingamangaraja GIP Lapang Meulaboh Kode Pos 32851
Tlp/Fax : (655)7551238
e-mail : smkn2_meulaboh_@yahoo.com

i
HALAMAN PENGESAHAN DARI DU/DI

Laporan Praktek Kerja Industri ini telah diperiksa dan disetujui oleh
pembimbing pimpinan KANTOR D-PUPR

Nama : Reza Syahputra


Kelas : XII DPIB
Bidang Studi Keahlian : Desain Permodelan dan Informasi Bangunan

Mengetahui Meulaboh, 3 Desember 2021


Pimpinan D-PUPR Pembimbing Kantor

(FADLY OCTORA, ST) (Candra Petra Arisandi,ST.,MT)

i
PEMERINTAH ACEH

DINAS PENDIDIKAN

SMK NEGERI 2 MEULABOH


Jl. Sisingamangaraja GIP. Lapang - Meulaboh Kode Pos 23618

Telp/Fax : (0655) 7551238

E-mail : smkn2_ Kelompok Teknologi dan Rekayasa


__________________________________________________________________________

HALAMAN PENGESAHAN DARI SEKOLAH

Laporan Praktek Kerja Industri (Prakerin) ini telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing
dan coordinator prakerin SMK NEGERI 2 MEULABOH

Nama : Reza Syahputra


Kelas : XII DPIB
Bidang Studi Keahlian : Desain Permodelan Interior Bangunan

Mengetahui

Kepala Program Keahlian Meulaboh, 4 Desember 2021


Desain Permodelan Interior Bangunan Pembimbing Prakerin

(Mustafa A. md) (Yudiarti A. md)


Nip: 19660817 199003 1 005 Nip: 19640606 199402 002

Menyetujui
Coordinator Prakerin

Marzuki, ST
Nip: 19720502 201310 1 001

v
KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita semua. Sehingga penyusun dapat dapat membuat laporan dan penyusun
juga sadar masih banyak kekurangan dalam laporan Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) ini.
Walaupun demikian penyusun berusaha dengan semaksimal mungkin demi
kesempurnaan penyusunan laporan ini baik dari hasil kegiatan belajar mengajar disekolah,
maupun dalam menunaikan praktik kerja di dunia industri. Saran dan kritik yang sifatnya
membangun begitu diharapkan oleh penyusub demi kesempurnaan dalam penulisan laporan
berikutnya.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan laporan praktik kerja industri ini, diantaranya:
1. Bapak Tarmidhi, S.ST, selaku kepala SMK Negeri 2 Meulaboh.
2. Bapak DR. Kurdi, ST. MT, selaku kepala Dinas PUPR.
3. Bapak Mustafa A.Md, selaku ketua jurusan teknik arsitektur
4. Bapak Marzuki, ST, selaku ketua pelaksana Prakerin Teknik Bangunan.
5. Ibu Kartika Fitriyanti, St, selaku pembimbing dari instansi atau industrI.
6. Ibu Yudiarti A.Md, selaku pembimbing dari sekolah.
7. Seluruh staf PUPR yang telah banyak membantu dalam melaksanakan praktek kerja
industri
8. Bapak/Ibu guru saya yang telah memberi semangat dan dorongan, keluarga dan teman-
teman se-angkatan saya, serta semua pihak yang telah banyak membantu dalam
pembuatan laporan ini. Dan kepada semua pihak yang telah membantu proses
penyusunan laporan ini sehingga selesai dengan baik

Meulaboh, 3 Desember 2021


Penyusun

Reza Syahputra
NISN. 0045871084

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN PERUSAHAAN.............................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN SEKOLAH……………………………………………. . ii
KATA PENGANTAR....................................................................................................... iii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ v
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang........................................................................................................ 1
1.2. Tujuan Prakerin...................................................................................................... 1
1.3. Tujuan Penulisan Hasil PRAKERIN...................................................................... 2
BAB II DESKRIPSI ORGANISASI............................................................................... 3
1.
2.
2.1. Profil Organisasi..................................................................................................... 3
2.2. Struktur Organisasi................................................................................................. 4
2.3. Visi dan Misi D-PUPR........................................................................................... 5
2.4. Nilai Organisasi D-PUPR....................................................................................... 6
2.5. Tugas dan Fungsi Bidang D-PUPR........................................................................ 6
2.
2.1.
2.2.
2.3.
2.4.
2.5.
2.5.1.Tugas.............................................................................................................. 6
2.5.2.Fungsi............................................................................................................. 6
2.6. Tugas dan Fungsi Bidang Penataan Ruang dan Bangunan.................................... 7
BAB IIII PROSES PELAKSANAAN.............................................................................. 9
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan PRAKERIN.......................................................... 9
3.2 Gambar kerja............................................................................................................. 9
3.3 Proses Pengerjaan..................................................................................................... 10
BAB IV PENUTUP............................................................................................................ 20

v
1.
2.
3.
4.
4
4.1 Kesimpulan............................................................................................................... 20
4.2 Saran......................................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................

v
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Dinas PUPR Kabupaten Aceh Barat......................... 12

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG PRAKERIN

Kegiatan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) merupakan metode pembelajaran siswa


SMK untuk mengenal dunia usaha sebelum mereka terjun ke dunia usaha yang sebenarnya.
Kegiatan PRAKERIN merupakan bentuk pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) yang
memberikan pengalaman bagi siswa SMK tentang dunia usaha/dunia industri.

Dengan demikikian, kegiatan PRAKERIN sejalan dengan kebijakan, bahwa


pendidikan bagian dari kehidupan masyarakat. Dan juga dunia usaha/dunia industri turut adil
untuk memajukan pendidikan dalam mencerdaskan anak bangsa yang menjadi bagian yang
sangat diharapkan.

Pendidikan menengah kejuruan mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki


lapangan kerja serta mengembangkan sikap professional untuk dapat bekerja dalam bidang
tertentu.

Atas dasar itu, pendidikan dan pelaksanaan PRAKERIN merupakan bagian dari upaya
pengembangan SDM dan perannya sebagai instrumental pembangunan dalam menghasilkan
manusia-manusia perlu pembanunan.

1.2. TUJUAN PRAKERIN

Tujuan dari progam sekolah ini adalah membantu siswa-siswi untuk memahami
pengertian prakerin, membantu siswa-siswi agar cepat beradaptasi di lokasi prakerin,
membantu siswa-siswi agar mampu meningkatkan dan bekerja secara maksimal, membantu
siswa-siswi dalam hal etika, tata tertib di lokasi prakerin, serta membantu siswa-siswi dalam
mengenal variasi lokasi prakerin.

Laporan Kerja Industri


1

v
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tujuan sekolah mengadakan praktik kerja
industri atau prakerin bagi siswa-siswi SMK adalah:

 Melatih dan mengasah keterampilan siswa-siswi dalam dunia kerja.

 Membentuk mental siswa-siswi dan memberi motivasi agar serius dan bersemangat
dalam mencapai cita-cita.
 Menambah pengetahuan siswa-siswi tentrang dunia kerja.
 Menambah kreativitas siswa-siswi untuk mengembangkan bakat dan minat.

1.3. TUJUAN PENULISAN HASIL PRAKERIN

1. Untuk memenuhi tugas akhir dari prakerin.


2. Dapat menyusun laporan tentang kegiatan yang dapat dilaksanakan selama
mengikuti PRAKERIN.
3. Untuk melatih siswa dalam menyusun karya tulis dalam bentuk paper.
4. Dapat membekali siswa dengan pengalaman dalam pembuatan menyusun
sebuah laporan.
5. Untuk membina siswa bagaimana mengutarakan suatu pendapat dengan
belajar menulis laporan dengan melihat keadaan.

Laporan Kerja Industri 2

v
BAB II
DESKRIPSI ORGANISASI

1.
2.1. Profil Organisasi
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Aceh Barat merupakan salah satu
diantara lembaga teknis daerah/Satuan Kerja Perangkat Kabupaten (SKPK) dalam lingkup
Pemerintahan Kabupaten Aceh Barat yang dibentuk dan diatur oleh Qanun Kabupaten Aceh
Barat Nomor 3 Tahun 2016 Tentang Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Aceh Barat dan
Peraturan Bupati Aceh Barat Nomor 46 Tahun 2016 tentang Kedudukan Susunan Organisasi
Tugas Fungsi dan Tata Kerja Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Aceh Barat.
Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan kinerja pemerintah yang berdayaguna, berhasil
guna, bersih dan bertanggung jawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden No. 29 Tahun 2014
tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Pelaksanaan lebih lanjut
didasarkan atas pedoman penyusunan penetapan kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah PERMENPAN No. 53 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan
kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Berdasarkan PERMENPAN No.53 Tahun 2014 Laporan Kinerja merupakan bentuk
akuntabilitas dari Pelaksaaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap Instansi atas
penggunaan anggaran, hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja adalah
pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara memadai serta hasil
analisis terhadap pengukuran kinerja.
Akuntabilitas kinerja Instansi Pemerintah adalah perwujudan kewajiban suatu instansi
pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan visi dan
misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui alat
pertanggungjawaban secara periodik.

v
Laporan Kerja Industri 3

Sehubungan dengan hal tersebut Dinas Pekerjaan umum dan Penataan Ruang Kabupaten
Aceh Barat menyusun Standar Operasional Prosedur terkait Penerbitan
Rekomendasi/Pertimbangan Teknis Kesesuaian Tata Ruang pada Dinas Pekerjaan umum dan
Penataan Ruang Kabupaten Aceh Barat Tahun 2021 yang dimaksudkan sebagai perwujudan
akuntabilitas penyelenggaraan kegiatan yang dicerminkan dari pencapaian kinerja, visi, misi,
realisasi pencapaian indikator kinerja utama dan sasaran dengan target yang telah ditetapkan.

2.2. Struktur Organisasi


Sistem orgasnisasi merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah organisasi. Hal ini
akan mempengaruhi kinerja dari anggota-anggota organisasi yang bersangkuta

Gambar 2.1 Struktur Organisasi

v
Laporan Kerja Industri 4

2.3. Visi dan Misi Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang Kabupaten Aceh
Barat
 Visi :
Terciptanya Infrastruktur Pekerjaan Umum yang Handal Dalam Mendukung Aceh Barat
yang Makmur Sehat dan Berwawasan Lingkungan dengan Memperhatikan Dampak
Risiko Bencana.

 Misi :
1. Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur Kawasan Strategis. Daerah Tertinggal
dan Perbatasan Serta Penanganan Kawasan Rawan Bencana Guna Mengurangi
Kesenjangan Antar Wilayah.
2. Mewujudkan Jaringan Jalan Kabupaten yang Berkelanjutan dengan Mobilitas
Aksebilitas dan Keselamatan Yang Andal untuk Melayani Pusat-Pusat Kegiatan
Wilayah dan Kawasan Strategis Daerah.
3. Mengintegrasikan Pembangunan Infrastruktur Pekerjaan Umum yang Berbasis
Penataan Ruang dalam Rangka Menjaga Kelestarian Lingkungan dan Mendukung
Pembangunan Berkelanjutan.
4. Meningkatkan Saran dan Prasarana Sumber Daya Air Secara Efisien, Handal,
Berkualitas, Aman dan Terkendali untuk mendukung Layanan Infrastruktur Dasar
yang Layak dalam Rangka Mewujudkan Kualitas Hidup Masyarakat Aceh Barat
Yang Makmur, Sehat dan Berwawasan Lingkungan.
5. Mewujudkan Kelancaran Tata Laksana Administrasi Perkantoran dan Pengembangan
Sumber Daya Aparatur Serta Peningkatan Kualitas Sumber Daya Jasa Konstruksi.

v
Laporan Kerja Industri 5

2.4. Nilai Organisasi


Nilai-nilai yang harus dilaksanakan seluruh pegawai dan menunjukkan jati diri sebagai
orang PUPR yaiti iProVe ( Integritas, Profesional, Orientasi Misi, Visioner dan Etika
Akhlatul Karimah). Dengan semangat kerja keras, integritas dan profesionalitas mari
wujudkan layanan UKPBJ yang Tertib, Cepat dan TEPAT.
*TEPAT = Transparan, Efektif dan Efisien, Profesional, Akuntabel, dan Tidak
Diskriminatif.

2.5. Tugas dan Fungsi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Aceh
Barat

2.5.1. Tugas

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang mempunyai tugas membantu Bupati
melaksanakan urusan pemerintahan di bidang Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang
yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan yang diberikan kepada Daerah.

2.5.2. Fungsi
1. Pengelolaan Sumber Daya Air dan bangunan pengaman pantai dan sungai dalam
wilayah Daerah kabupaten;
2. Pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi primer dan sekunder pada daerah irigasi
yang luasnya kurang dari 1000 ha dalam Daerah kabupaten;
3. Pengelolaan dan pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dalam
Daerah kabupaten;
4. Pengembangan sistem dan pengelolaan persampahan dalam Daerah kabupaten;

v
Laporan Kerja Industri 6

5. Pengelolaan dan pengembangan sistem air limbah domestik dalam Daerah kabupaten;
6. Pengelolaan dan pengembangan sistem drainase dalam Daerah kabupaten;
7. Penyelenggaraan pembangunan infrastruktur dan bangunan gedung dalam wilayah
kabupaten;
8. Pengendalian pemberian rekomendasi izin pertambangan batuan wilayah sungai, izin
mendirikan bangunan (IMB), sertifikat laik fungsi bangunan dan izin usaha jasa
konstruksi nasional (non kecil dan kecil);
9. Penyelenggaraan penataan ruang dan bangunan serta lingkungannya dalam Daerah
kabupaten;
10. Penyelenggaraan pembangunan dan pemeliharaan jalan kabupaten;
11. Penyelenggaraan pelatihan tenaga terampil bidang konstruksi;
12. Penyelenggaraan sistem informasi jasa konstruksi cakupan Daerah kabupaten;
13. Pengawasan tertib usaha, penyelenggaraan dan pemanfaatan jasa konstruksi; dan
pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas
dan fungsinya.

2.6. Tugas dan Fungsi Bidang Penataan Ruang Dan Bangunan


Bidang Penataan Ruang dan Bangunan mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan bidang Penataan Ruang dan Bangunan.
Bidang Penataan Ruang dan Bangunan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Kabupaten Aceh Barat menyelenggarakan fungsi ;

1. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan penataan ruang dan bangunan ;


2. Penyelenggaraan pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur dan bangunan gedung ;

v
Laporan Kerja Industri 7

3. Pelaksanaan pengendalian pemberian rekomendasi izin mendirikan bangunan (IMB),


sertifikat laik fungsi bangunan dan izin usaha jasa konstruksi nasional (non kecil dan kecil) ;
4. Penyelenggaraan penataan ruang dan bangunan serta lingkungannya dalam Daerah
Kabupaten ;
5. Penyelenggaraan bimbingan teknis tenaga terampil bidang konstruksi ;
6. Penyelenggaraan sisstem informasi jasa konstruksi cakupan Daerah kabupaten ;
7. Pengawasan tertib usaha, penyelengaraan dan pemanfaatan jasa konstruksi ;
8. Pengendalian pemanfaatan tata ruang kawasan dan bangunan ; dan
9. Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya.

v
Laporan Kerja Industri 8

BAB III
PROSES PELAKSANAAN

3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan PRAKERIN


Kegiatan PRAKERIN dilaksanakan pada tanggal 4 Agustus 2021 hingga 4
Desember 2021 yang berlangsung selama kurang lebih 4 bulan atau satu semester. Jadwal
efektif kerja setiap hari senin hingga jum’at pukul 08.00 WIB - 17.00 WIB. Adapun tempat
pelaksanaan kegiatan PRAKERIN dilakukan di kantor PUPR yang beralamat di Jalan
BKKBN, Meulaboh-Aceh Barat.

3.2. Gambar Kerja


--

v
Laporan Kerja Industri 9

3.3. Syarat-Syarat Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Struktur dan Arsitektur

1.1. PEKERJAAN TANAH


1.1.1. Pekerjaan Galian Tanah
Galian tanah dilaksanakan untuk semua pekerjaan pasangan
dibawah tanah, yaitu : pasangan pondasi, rolag, sloof dan pekerjaan lain
yang nyata-nyata harus dilakukan sesuai dengan gambar kerja.
a. Galian tanah tidak boleh melebihi kedalaman yang ditentukan.
Apabila hal ini terjadi, maka pengurugan kembali harus dilakukan
dengan pasangan atau beton tumbuk atas biaya Kontraktor.
b. Jika pada galian ditemukan akar-akar pohon dan atau bagian tanah yang
longsor (tidak padat), maka bagian ini harus segera dikeluarkan seluruhnya
dan lubang yang terjadi disisi dengan pasir urug lapis demi lapis,
disiram air sampai jenuh, sehingga mencapai permukaan yang diinginkan.
c. Bila mana galian harus melalui atau akan mengganggu saluran/kabel bawah
tanah yang telah ada, maka Kontraktor bertanggung jawab untuk
melindunginya dengan membuat saluran sementara atau pekerjaan khusus
lainnya.
d. Galian tanah tidak boleh dibiarkan terlalu lama, sehingga setelah galian
disetujui Tim Teknis / Konsultan Pengawas, segera dimulai tahapan pekerjaan
berikutnya.

1.1.2. Pekerjaan Urugan Tanah


a. Pekerjaan urugan meliputi urug kembali tanah yang digali dalam rangka
pelaksanaan pekerjaan konstruksi, membuat ketinggian untuk
pembentukan tanah menurut kebutuhan dan pengurukan pasir dibawah
struktur.
b. Pengurugan tanah kembali pekerjaan struktur tidak boleh dilaksanakan
sebelum diperiksa oleh Tim Teknis / Konsultan Pengawas.

v
Laporan Kerja Industri 10

c. Tanah urug yang dipakai harus bebas dari tanaman, akar-akar pohon,
puing-puing bangunan dan segala macam kotoran lainnya. Tanah urug
tersebut harus berasal dari jenis tanah berbutir (tanah lading, sedikit
berpasir dan tidak terlalu basah).
d. Pengurugan tanah kembali dan penimbunan untuk peninggian tanah
dilakukan lapis demi lapis setebal 20 cm setiap lapisnya, dipadatkan
dengan stamper / manual sampai mencapai kepadatan 95% dan
mencapai permukaan yang diinginkan.
e. Jika tidak ada persetujuan sebelumnya dari Tim Teknis / Konsultan
Pengawas, maka pengurugan dan pemadatan tanah tersebut
dilakukan tanpa memakai air.
f. Untuk pekerjaan urugan pasir harus disiram dengan air dan ditumbuk
hingga padat.
g. Pasir laut tidak diperkenankan dipakai untuk pengurugan, namun pasir
pasang jenis kasar (minimum ukuran 3,5 mm) boleh dipakai sebagai
pasir urug.
h. Tanah urug yang dipakai untuk pekerjaan ini harus diambil dari luar tapak.

1.2. PEKERJAAN PONDASI


1.2.1. Bahan yang harus disediakan:
a. Pasir dan kerikil harus bermutu baik, tidak mengandung bahan organik,
lumpur dan sejenisnya menurut PBI-1971. Kerikil yang digunakan
mempunyai ukuran butir yang lebih besar dari 5 mm menurut PBI-1971.
b. Semen yang dapat digunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi
persyaratan Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 15-2049-1994 dan
ASTM C.150-84. Sangat diharapkan semen yang dipergunakan menurut
urutan kedatangannya untuk menghindari pengerasan semen yang lebih
awal datangnya.

v
Laporan Kerja Industri 11

1.2.2. Tata Laksana Kerja:


a. Tempat yang akan dipasang harus dipersiapkan terlebih dahulu
dengan teliti (ketebalan dasar dan puncak, tinggi serta panjang) bersih
dari segala macam kotoran (bekas tumbuh-tumbuhan dan akar-akar),
bersih dari lumpur dan sebagainya. Sebelum memulai pemasangan
Kontraktor harus memberitahukan dahulu kepada Pengawas Lapangan.
b. Untuk pemasangan pondasi batu gunung atau batu kali dipakai pasangan
batu gunung dengan spesi 1 Pc: 4 Ps.
c. Batu gunung/kali yang dipergunakan berkualitas baik dari jenis yang keras
dan tidak terdapat tanah dengan ukuran tidak boleh lebih dari 25 cm.
d. Dalam pemasangan tidak dibenarkan batu gunung bertumpuan atau beradu
satu dengan yang lain tanpa spesi.

1.3. PEKERJAAN STRUKTUR


1.3.1. Bekisting (Cetakan Beton)
a. Rencana (design) seluruh cetakan menjadi tanggung jawab
kontraktor sepenuhnya.
b. Bahan bekisting yang dipakai kayu kelas II yang cukup kering dan keras
serta untuk penggunaannya harus mendapatkan persetujuan dari Direksi.
c. Cetakan harus sesuai dengan bentuk, ukuran batas-batas bidang dari
hasil beton yang diinginkan oleh pihak perencana.

d. Cetakan bekisting sedemikian rupa harus rapi, cukup kuat dan kaku untuk
menghasilkan muka beton yang rata dan tahan terhadap getaran
dan kejutan gaya yang diterima tanpa berubah bentuk. Khusus untuk
bekisting jika ada plat lantai harus dilapis dengan triplek bagian bawah.
Kerapian dan ketelitian pemasangan bekisting harus diperhatikan
agar setelah bekisting dibongkar memberikan bidang-bidang yang rata.

v
Laporan Kerja Industri 12

e. Celah-celah antara papan harus rapat agar pada waktu pengecoran air tidak
merembes keluar. Sebelum pengecoran, bagian dalam bekisting harus
bersih dari kotoran dan sebaiknya dilapisi dengan terpal plastik.
f. Permukaan cetakan diberi minyak yang biasa diperdagangkan (form oil)
untuk mencegah lekatnya beton pada cetakan (khusus beton exposed).
g. Gunakan beton tahu dengan K=125 kg/cm2 yang dipasang terikat dengan
besi sebagai penyekat antara besi dan bekisting dengan ketebalan
sesuai dengan tebal selimut beton.
h. Permukaan cetakan harus dibasahi dengan rata. Hal ini dilakukan untuk
menghindari terjadinya penyerapan air beton oleh permukaan cetakan
yang dapat menyebabkan menurunnya daya lekat besi dengan beton
tersebut.
i. Cetakan beton dapat digunakan kayu kelas II, multipleks atau plat baja.

1.3.2. Penulangan
a. Baja tulangan harus memenuhi persyaratan Perhitungan. Struktur Beton
Bertulang disesuaikan dengan SKSNI T-15-1991-03.
b. Tulangan besi beton yang digunakan harus bebas dari minyak, kotoran,
cat, karat lepas dan lain-lain yang dapat merusak beton. Baja tulangan
yang digunakan berukuran diameter Ø 12 mm untuk tulangan pokok dan Ø
8 mm dengan jarak sesuai dengan gambar kerja untuk tulangan sengkang.
Mutu baja U-24 (2400 kg/cm2).
c. Kontraktor harus memberikan sertifikat dari pabrik besi beton yang
menyatakan bahwa kekuatan besi-besi tersebut sesuai dengan spesifikasi.
Setiap pengiriman besi beton harus dapat diambil minimal 3 (tiga) sample
untuk dilakukan tes tarik di laboratorium resmi atas perintah Direksi
Lapangan, untuk setiap jenis mutu baja 3 (tiga) sample.

v
Laporan Kerja Industri 13

d. Pelaksanaan penyambungan/pemotongan, pembengkokan dan


pemasangan harus sesuai dengan persyaratan dalam Perhitungan
Struktur Beton Bertulang Indonesia disesuaikan dengan SKSNI T-15-1991-
03.
e. Selimut beton harus mempunyai ketetapan sebagai berikut:
- Beton tanpa cetakan, kontak langsung dengan tanah = 50 cm.
- Beton dengan cetakan, kontak langsung dengan tanah = 50 cm.
- Balok, kolom tidak kontak langsung dengan tanah = 30 cm.
- Plat dinding tidak kontak langsung dengan tanah = 25 cm.

1.3.4. Semen Portland


a. Semen kecuali tercantum lain dalam spesifikasi harsu digunakan
semen Portland atau Portland pozzolan dengan persyaratan Standar
Nasional Indonesia (SNI) No. 15-2049-1994 dan ASTM C150-84.
b. Semen yang sudah membatu dan kantong semen yang robek/rusak
jahitannya sama sekali tidak diperkenankan dipakai.
c. Semen harus diterima diproyek dalam kondisi baik dan dalam kantong asli
dari pabrik yang tertutup rapat.
d. Semen harus disimpan dalam gudang yang kedap air, berventilasi
baik dan diatas lantai setinggi 30 cm. Semen tidak boleh ditumpuk melebihi
15 lapis dan setiap pengiriman harus selalu dipisahkan (dengan diberi
tanda) untuk memudahkan urutan pemakaiannya.

v
Laporan Kerja Industri 14

v
1.3.5. Agregat
a. Agregat Beton
1. Agregat beton baerupa batu alam yaitu: hasil desintegrasi alam atau batu
pecah yang diperoleh dari mesin pemecah batu (Stone Crusher).
2. Agregat yang digunakan harus sesuai dengan spesifikasimenurut PBI-1971.
3. Agregat kasar adalah agregat dengan ukuran butir lebih besar dari 5
mm menurut PBI (1971).
4. Sistem penyimpanan harus sedemikian rupa agar memudahkan
pekerjaan dan sebaiknya dialas dengan tepas (terpal) agar agregat
tersebut tidak tercampur dengan tanah

b. Agregat Kasar
1. Agregat kasar untuk beton harus terdiri dari butir-butir yang kasar, keras,
tidak berpori dan bersudut. Bila ada butir-butir yang pipih jumlahnya lebih
berat tidak boleh melebihi 20% dari jumlah berat seluruhnya.
2. Agregat kasar tidak boleh mengalami pembubukan hingga melebihi 50%
kehilangan berat menurut test.

c. Agregat Halus
1. Agregat halus dapat digunakan pasir alam atau pasir yang dihasilkan dari
mesin pemecah batu.
2. Pasir harus bersih dari bahan organik, Lumpur, zat-zat Alkali dan
subtansi-subtansi yang merusak beton. Pasir tidak boleh mengandung
segala jenis subtansi tersebut lebih dari 5% (PBI-1971).
3. Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton.
4. Pasir harus terdiri dari partikel-partikel yang tajam dan kasar.

Laporan Kerja Industri 15

v
5. Cara dan penyimpanan harus sedemikian rupa agar menjamin
kemudahan pelaksanaan pekerjaan dan sebaiknya dialas dengan
tepas agar tidak tercampur dengan tanah.
1.3.6. Air
Air untuk pembuatan beton dan perawatn betonharusbersih, tidak
mengandung minyak, garam, zat-zat kimia yang dapat merusak beton dan
baja (PUBI-1982).
1.4. Persiapan Pengecoran

1.4.1. Beton
Beton harus dibentuk dari campuran semen, agregat, airdalam suatu
perbandingan yang tepat sehingga didapat kekuatan tekan
karakteristik K = 225 kg/cm2.
1.4.2. Perlengkapan Mengaduk
1. Setiap mesin pengaduk diperlengkapi dengan alat mekanis untuk
mengukur waktu dan menghitung jumlah adukan. Waktu pengadukan
ditambah bila mesin pengaduk berkapasitas lebih besar dari 1,5 m3.
Direksi Lapangan berwenang untuk menambah waktu pengadukan jika
pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal untuk mendapatkan hasil
dengan susunan kekentalan dan warna yang merata seragam. Beton
harus seragam dalam komposisi dan kosistensi dari adukan ke adukan.
Pengadukan yang berlebihan (lamanya) yang membutuhkan penambahan
air untuk mendapatkan konsistensi beton yang dikehendaki tidak
dibenarkan.
2. Pengangkutan Adukan
Pengangkutan adukan dengan truck pengaduk (truck mixer) dari
tempat pengadukan (Batching Plant) ke tempat pengecoran harus diatur
sedemikian rupa sehingga waktu antara pengadukan dan pengecoran
tidak lebih dari 1 jam dan tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan
yang menyolok antara beton yang sudah dicor dengan yang akan
dicor.

Laporan Kerja Industri 16

v
1.5. Pengecoran Beton
a. Adukan beton tidak boleh dituang bila waktu sejak dicampurnya air pada
semen dan agregat telah mencapai 1 jam dan waktu ini dapat
berkurang lagi jika Direksi Lapangan mengganggap perlu berdasarkan
kondisi tertentu.

b. Beton harus di cor sedemikian rupa sehingga menghindari terjadinya


pemisahan material (segregation) dan letak tulangan. Cara penuangan
dengan alat-alat pembantu seperti talang, pipa, chute dsb, harus mendapat
persetujuan Direksi Lapangan.
c. Bila pengecoran beton harus berhenti sementara sedang beton sudah
menjadi keras, dan tidak berubah bentuk, harus dibersihkan dari lapisan
air semen (laitance) dan partikel- partikel yang terlepas sampai suatu
kedalaman yang cukup sampai tercapai beton ini maka adukan yang
melekat pada tulangngan dan cetakan harus dibersihkan.
h. Pemadatan Beton.
- Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mengangkutdan
menuangkan beton dengan kekentalan secukupnya agar didapat
beton yang padat tanpa menggetarkan secara berlebihan.
- Pelaksanaan penulangandan penggetaran beton adalah sangat
penting. Hasil beton yang berongga-rongga dan terjadi pengantongan
beton-beton tidak akan diterima.
- Pada daerah pembesian yang penuh (padat) harus digetarkan
dengan penggetar berfrekwensi tinggi agar dijamin pengisian beton dan
pamadatan yang baik, tetapi tidak mengenai tulangan.
- Penggetaran beton harus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang
mengerti dan terlatih.

Laporan Kerja Industri 17


v
- Suhu
Suhu beton waktu di cor tidak boleh dari 32 º C (ACI-1977), bila
suhu dari yang ditaruk berada antara 27 º C dan 32 º C, beton
harus ditaruk ditempat pekerjaan untuk kemudian langsung di cor.
Bila beton di cor pada waktu iklim sedemikian sehingga suhu beton
melebihi 32 º C, kontraktor harus mengambil langkah-langkah yang
gefektif, masaknya mendinginkan agregat mengecor pada waktu
malam hari.

1.5.1. Sambungan Beton ( Construction Joint )


a. Sebelum pengecoran dilanjutkan, permukaan beton harus dibasahi
dan diberi lapisan grout segera sebelum beton dituang. Grout
terdiri dari 1 bagian semen dan 2 bagian pasir.

b. Construction Joint harus diusahakan semaksimal mungkin berbentuk


garis tegak atau horizontal. Bila Construction Joint tegak diperlukan,
tulangan harus menonjol sedemikian rupa sehingga didapatkan suatu
strukur yang monolit. Sedapat mungkin dihindarkan pada Construction
Joint yang horizontal, walaupun ada prosedurnya harus disetujui oleh
Direksi Lapangan.

1.5.2. Pengernigan beton


a. Semua pekerjaan beton yang telah selesai dikerjakan harus dirawat
baik dengan cara yang disetujui oleh Direksi Lapangan.
Segera setelah beton di cor dan difinis, maka permukaan-permukaan
yang tidak tertutup oleh cetakan harus dijaga kehilangan
kelembabannya dengan menjaga agar tetap basah secara terus
menerus selama 7 (tujuh) hari.

Laporan Kerja Industri 18


v
1.5.3. Pembukaan Bakesting

a. Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari


Direksi Lapangan atau jika umur beton telah melampaui waktu sebagai
berikut :
- Bagian sisi balok 48 jam
- Balok tanpa beban kontruksi 7 hari
- Balok dengan beban kontruksi 21 hari
- Pelat lantai/atap 21 hari.
Dengan persetujuan Direksi Lapangan cetakan beton dapat
dibongkar lebih awal dengan syarat sample benda uji yang
kondisi perawatannya sama dengan sebenarnnya telah mencapai
kekuatan 75 % dari kekuatan pada umur 28 hari. Segala izin
yang diberikan oleh Direksi Lapangan sekali-kali tidak boleh
menjadi bahan untuk mengurangi/membebaskan tanggung jawab
kontraktor dari adanya kerusakan-kerusakan yang timbul akibat
pembongkaran cetakan lebih awal tersebut. Pembongkaran
cetakan beton harus dilaksakan sengan hati- hati sedemikian rupa
sehingga tidak menyebaban cacat pada permukaan beton dan
tetap dihasilkan sudut-sudut yang tajam, tidak pecah serta tidak
mengurangi konstruksinya.

Laporan Kerja Industri 19

v
BAB IV
PENUTUP

Puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT, yang telah melimpahkan nikmat, rahmat, serta
hidayah-Nya sehingga kami dapat melaksanakan kegiatan prakerin ini sampai selesai. Karena
tanpa nikmat-Nya, mungkin kami belum tentu bisa menyelesaikan kegiatan ini sampai akhir.
Dengan ini, kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah mendukung
dan membantu mensukseskan pelaksanaan PARAKERIN ini, karena tanpa dukungan dan
bantuan dari mereka mungkin pula kami belum tentu bias menyelesaikan kegiatan PRAKERIN
ini.

1.
2.
3.
4.
4.1. Kesimpulan
Setelah melakukan kegiatan prakerin ini ini, saya mendapatkan banyak pengalaman dan
ilmu baru yang tidak di ajarkan di sekolah. Kita biasa di ajarkan teori di sekolah, dan di
tempat prakerin kita akan mempratikkannya.
Pada intinya, kegiatan PRAKERIN sangat berguna untuk mengembangkan apa yang
sudah diajarkan di sekolah. PRAKERIN bisa dikatakan sebagai pelengkap serta proses
pematangan agar siap ketika sudah berkecimpung di dunia kerja.

4.2. Saran
 Dalam hal pemberian materi harap di sesuaikan dengan perkembanganyang ada di
industri pada saat ini, karena ada beberapa materi yang mungkin terlupakan dalam
penyampaiannya.
 Kegiatan prakerin lebih di perhatikan dalam arti pembimbing harus lebih sering datang
memonotoring para siswa-siswinya.
 Untuk adik kelas yang mau melaksanakan kegiatan prakerin, hendaknya persiapkan
semuanya dengan matang. Terlebih umtuk materi yang sudah di ajarkan di sekolah.
Karena semua itu pasti akan berhubungan dengan kegiatan prakerin nantinya.
v
Laporan Kerja Industri 20

v
DAFTAR PUSTAKA

Republik Indonesia. 2014. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014. Jakarta. Kementerian


Sekretariat Negara RI.
Keputusan Kepala LAN Nomor : 93/K.I/PDP.07.2021 Tentang Pedoman Penyelenggaraan
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Akuntabilitas: Modul Pelatihan Dasar Calon PNS.
Jakarta : Lembaga Administrasi Negara
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Nasionalisme: Modul Pelatihan Dasar Calon PNS.
Jakarta : Lembaga Administrasi Negara
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Etika Publik: Modul Pelatihan Dasar Calon PNS.
Jakarta : Lembaga Administrasi Negara
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Komitmen Mutu: Modul Pelatihan Dasar Calon PNS.
Jakarta : Lembaga Administrasi Negara

Laporan Kerja Industri 21


v

Anda mungkin juga menyukai