DEMOKRASI
Disusun Oleh :
ABDAN SYAKURO
KELAS XI TLM B
Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyusun makalah yang berjudul
“DEMOKRASI” dengan tepat waktu dan tanggung jawab mengingat ini merupakan salah
satu tugas Kewarganegaraan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak/Ibu.
yang telah memberikan tugas ini, sehingga penulis dapat tambahan ilmu tentang
DEMOKRASI.
Sebagai penulis makalah ini, menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang ada relevansinya dengan penyempurnaan
makalah ini sangat penulis harapkan dari pembaca. Kritik dan saran sekecil apapun akan
penulis perhatikan dan pertimbangkan guna perbaikan di masa datang.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan.................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 2
A. Pengertian Demokrasi........................................................................... 2
B. Pengertian Demokrasi Menurut Beberapa Ahli.................................... 2
C. Kriteria Negara Demokrasi................................................................... 4
D. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia................................................... 5
BAB III PENUTUP......................................................................................... 8
A. Simpulan............................................................................................... 8
B. Saran .................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Istilah “demokrasi” pada awalnya berasal dari sebuah wilayah Yunani Kuno
yang dianggap sebagai contoh awal dari sebuah sistem yang disebut sebagai
demokrasi modern. Istilah ini terus berkembang seiring berjalannya waktu bersamaan
dengan perkembangan sistem demokrasi di banyak negara. Kata demokrasi berasal
dari bahasa Yunani “demos” yang berartimasyarakat (rakyat) dan “kratos” yang
berarti aturan atau kekuasaan. Jadi, demokrasi berarti kekuasaan di tangan rakyat, atau
yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Dalam pandangan Abraham Lincoln, demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan
dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Artinya rakyat dengan serta merta
mempunyai kebebasan untuk melakukan semua aktivitas kehidupan termasuk
aktivitas politik tanpa adanya tekanan dari pihak manapun, karena pada hakekatnya
yang berkuasa adalah rakyat untuk kepentingan bersama.
Makna demokrasi adalah sebagai dasar hidup dalam bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Makna ini memiliki arti bahwa rakyat yang menentukan
sebuah keputusan dan permasalahan yang mempengaruhi kehidupannya. Hal ini
mencakup kebijakan negara karena pada dasarnya kebijakan yang dibuat pemerintah
akan mempengaruhi kehidupan rakyat. Sebuah negara yang menganut sistem
pemerintahan demokrasi, hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan negara
didasarkan pada kehendak rakyat, dilakukan oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Singkatnya tanpa rakyat maka tidak akan ada pemerintah.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Demokrasi
2
Demokrasi merupakan suatu perencanaan institusional untuk mencapai
keputusan polituk dimana individu- individu memperoleh kekuasaan untuk
memutuskan cara perjuangan kompetitif atas suara rakyat.
2. Sidney Hook
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana keputusan-keputusan
pemerintah yang penting secara langsung atau tidak langsung didasarkan pada
kesepakatan mayoritas yang diberikan secara bebas dari rakyat dewasa.
3. Philippe C. Schmitter dan Terry Lynn Karl
Demokrasi sebagai suatu sistem pemerintahan dimana pemerintah
dimintai tanggung jawab atas tindakan-tindakan mereka diwilayah publik oleh
warganegara, yang bertindak secara tidak langsung melalui kompetisi dan
kerjasama dengan para wakil mereka yang terpilih.
4. Henry B. Mayo
Menyatakan demokrasi sebagai sistem politik merupakan suatu sistem yang
menunjukkan bahwa kebijakan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh
wakil- wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-
pemilihan berkala yang didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan
diselenggarakan dalam suasana terjaminnya kebebasan politik.
5. Affan Ghaffar (2000) memaknai demokrasi dalam dua bentuk yaitu
pemaknaan secara normatif ( demokrasi normatife) dan empirik (demokrasi
empirik):
a) Demokrasi Normatifadalah demokrasi yang secara ideal hendak
dilakukan oleh sebuah Negara.
b) Demokrasi Empirik adalah demokrasi dalam perwujudannya pada
dunia politik praktis.
Makna demokrasi sebagai dasar hidup bermasyarakat dan bernegara
mengandung pengertian bahwa rakyatlah yang memberikan ketentuan dalam
masalah-masalah mengenai kehidupannya, termasuk dalam menilai kebijakan
Negara, karena kebijakan Negara tersebut akan menentukan kehidupan rakyat.
Dengan demikian Negara yang menganut sistem demokrasi adalah Negara
yang diselenggarakan berdasarkan kehendak dan kemauan rakyat. Dari sudut
organisasi, demokrasi berarti pengorganisasian Negara yang dilakukan oleh rakyat
sendiri atau atas persetujuan rakyat karena kedaulatan ditangan rakyat.
Kesimpulan-kesimpulan dari beberapa pendapat diatas adalah bahwa
hakikat demokrasi sebagai suatu sistem bermasyarakat dan bernegara serta
pemerintahan memberikan penekanan pada keberadaan kekuasaan di tangan
rakyat baik dalam penyelenggaraan berada di tangan rakyat mengandung
pengertian tiga hal, yaitu:
1. Pemerintahan dari rakyat (government of the people)
Mengandung pengertian yang berhubungan dengan pemerintah yang
sah dan diakui (ligimate government) dimata rakyat. Sebaliknya ada
pemerintahan yang tidak sah dan tidak diakui (unligimate government).
Pemerintahan yang diakui adalah pemerintahan yang mendapat
pengakuan dan dukungan rakyat. Pentingnya legimintasi bagi suatu
pemerintahan adalah pemerintah dapat menjalankan roda birokrasi dan
program- programnya.
2. Pemerintahan oleh rakyat (government by the people)
Pemerintahan oleh rakyat berarti bahwa suatu pemerintahan
menjalankan kekuasaan atas nama rakyat bukan atas dorongan sendiri.
3
Pengawasan yang dilakukan oleh rakyat (sosial control) dapat
dilakukan secara langsung oleh rakyat maupun tidak langsung ( melalui DPR).
3. Pemerintahan untuk rakyat (government for the people)
Mengandung pengertian bahwa kekuasaan yang diberikan oleh rakyat
kepada pemerintah dijalankan untuk kepentingan rakyat. Pemerintah
diharuskan menjamin adanya kebebasan seluas-luasnya kepada rakyat dalam
menyampaikan aspirasinya baik melalui media pers maupun secara langsung.
4
e. Demokrasi konstitusional : Demokrasi yang menekankan pada proteksi
khusus bagi kelompok-kelompok budaya dan menekankan kerja sama
yang erat diantara elite yang mewakili bagian budaya umum.
Sebuah negara dapat dikatakan sebagai negara demokrasi jika menjalankan
sistem pemerintahan berdasarkan ciri-ciri demokrasi. Ciri-ciri demokrasi antara
lain:
1. Warga negara ikut terlibat dalam pengambilan keputusan politik, baik
secara langsung maupun tidak langsung.
2. Terdapat pengakuan, penghargaan dan perlindungan terhadap hak asasi
rakyat.
3. Terdapat lembaga peradilan dan kekuasaan kehakiman independen sebagai
bagian dari alat penegakan hukum.
4. Persamaan hak bagi seluruh rakyat di segala bidang (pendidikan,
kesehatan dan lain sebagainya).
5. Terdapat kebebasan dan kemerdekaan bagi seluruh warga negara.
6. Pers yang bebas dalam menyampaikan informasi dan juga mengontrol
perilaku kebijakan pemerintah.
7. Terselenggaranya pemilihan umum yang bebas, adil, jujur dalam
menentukan pilihan pemimpin dan pemerintahan serta anggota perwakilan
rakyat.
8. Terdapat pengakuan dari perbedaan keragaman suku, agama, budaya,
bahasa dan lain sebagainya.
Selain ciri-ciri demokrasi di atas, terdapat ciri lain dari negara demokrasi yaitu:
1. Konstitusional: Berkaitan dengan kehendak, kekuasaan atau kepentingan
rakyat yang tercantum pada di dalam konstitusi atau undang – undang
yang berlaku.
2. Perwakilan: Berkaitan dengan kedaulatan rakyat dan diwakilkan oleh
sejumlah orang yang dipilih oleh rakyat sendiri.
3. Pemilihan umum: Kegiatan politik dalam memilih pihak di pemerintahan.
4. Kepartaian: partai yang digunakan sebagai media dalam pelaksanaan
sistem demokrasi.
5. Kekuasaan: adanya pembagian kekuasaan serta pemisahan kekuasaan.
6. Tanggung Jawab: Tanggung jawab yang berasal dari pihak terpilih.
5
2. Priode 1949-1959 dengan sistem demokrasi parlementer priode ini sangan
menonjolkan peranan parlemen dan partai politik.
3. Priode 1959-1965 dengan sistem demokrasi terpinpin, sistem demokrasi
terpinpin merupakan sistem demokrasi yang menyimpang dari
konstitusional priode ini juga sering disebut dengan orde lama.
4. Priode 1965-1998 dengan sistem demokrasi pancasila(orde baru),
demokrasi pancasila era orde baru yang merupakan demokrasi
konstotusional yang menojolkan sistem peredensial.
5. Priode 1998-sekarang dengan sistem demokrasi pancasila(orde reformasi)
demokrasi pancasila era reformasi berakar pada 2 kekuatan multi partai
yang berpaya mengembalikan perimbangan kekuatan antar lembaga
negara.
Demokrasi Indonesia dalam UUD 1945
Undang-Undang Dasar 1945, menegaskan bahwa negara Indonesia menganut
prinsip kedaulatan rakyat.
Rakyat menyerahkan kedaulatannya melalui MPR RI yang kemudian terjadi
amandemen yang di sahkan 18agustus 2002 dan kemudian kedaulatan rakyat
ini diserahkan kepada DPR.
Achmad Sanusi (2006) mengutarakan 10 pilar demokrasi konstitusional
Indonesia menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, yaitu:
1. Demokrasi yang Berketuhanan Yang Maha Esa. Artinya, seluk beluk sistem serta
perilaku dalam menyelenggarakan kenegaraan RI harus taat asas, konsisten, atau
sesuai dengan nilai-nilai dan kaidah-kaidah dasar Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Demokrasi dengan kecerdasan. Artinya, mengatur dan menyelenggarakan demokrasi
menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 itu bukan
dengan kekuatan naluri, kekuatan otot, atau kekuatan massa sematamata. Pelaksanaan
demokrasi itu justru lebih menuntut kecerdasan rohaniah, kecerdasan aqliyah,
kecerdasan rasional, dan kecerdasan emosional.
3. Demokrasi yang berkedaulatan rakyat. Artinya, Kekuasaan tertinggi ada di tangan
rakyat. Secara prinsip, rakyatlah yang memiliki/memegang kedaulatan itu. Dalam
batas-batas tertentu kedaulatan rakyat itu dipercayakan kepada wakil-wakil rakyat di
MPR (DPR/DPD) dan DPRD.
4. Demokrasi dengan rule of law. Hal ini mempunyai empat makna penting. Pertama,
kekuasaan negara Republik Indonesia itu harus mengandung, melindungi, serta
mengembangkan kebenaran hukum (legal truth) bukan demokrasi ugal-ugalan,
demokrasi dagelan, atau demokrasi manipulatif.
Kedua, kekuasaan negara itu memberikan keadilan hukum (legal justice) bukan
demokrasi yang terbatas pada keadilan formal dan pura-pura. Ketiga, kekuasaan
negara itu menjamin kepastian hukum (legal security) bukan demokrasi yang
membiarkan kesemrawutan atau anarki.
Keempat, kekuasaan negara itu mengembangkan manfaat atau kepentingan hukum
(legal interest), seperti kedamaian dan pembangunan, bukan demokrasi yang justru
mempopulerkan fitnah dan hujatan atau menciptakan perpecahan, permusuhan, dan
kerusakan.
5. Demokrasi dengan pemisahan kekuasaan negara. Artinya, demokrasi menurut
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 bukan saja mengakui
kekuasaan negara Republik Indonesia yang tidak tak terbatas secara hukum,
melainkan juga demokrasi itu dikuatkan dengan pemisahan kekuasaan negara dan
6
diserahkan kepada badan-badan negara yang bertanggung jawab. Jadi demokrasi
menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengenal
semacam pembagian dan pemisahan kekuasaan (division and separation of power),
dengan sistem pengawasan dan perimbangan (check and balances).
6. Demokrasi dengan hak asasi manusia, Artinya, demokrasi menurut Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengakui hak asasi manusia yang
tujuannya bukan saja menghormati hak-hak asas tersebut, melainkan terlebih-lebih
untuk meningkatkan martabat dan derajat manusia seutuhnya.
7. Demokrasi dengan pengadilan yang merdeka. Artinya, demokrasi menurut Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menghendaki diberlakukannya
sistem pengadilan yang merdeka (independen) yang memberi peluang seluas-luasnya
kepada semua pihak yang berkepentingan untuk mencari dan menemukan hukum
yang seadil-adilnya. Di muka pengadilan yang merdeka itu penggugat dengan
pengacaranya, penuntut umum dan terdakwa dengan pengacaranya mempunyai hak
yang sama untuk mengajukan konsiderans (pertimbangan), dalil-dalil, fakta-fakta,
saksi, alat pembuktian, dan petitumnya.
8. Demokrasi dengan otonomi daerah. Artinya, otonomi daerah merupakan pembatasan
terhadap kekuasaan negara, khususnya kekuasaan legislatif dan eksekutif di tingkat
pusat, dan lebih khusus lagi pembatasan atas kekuasaan Presiden. Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 secara jelas memerintahkan
dibentuknya daerah-daerah otonom pada provinsi dan kabupaten/kota. Dengan
Peraturan Pemerintah, daerah-daerah otonom itu dibangun dan disiapkan untuk
mampu mengatur dan menyelenggarakan urusanurusan pemerintahan sebagai urusan
rumah tangganya sendiri yang diserahkan oleh Pemerintah Pusat kepadanya.
9. Demokrasi dengan kemakmuran. Artinya, demokrasi itu bukan hanya soal kebebasan
dan hak, bukan hanya soal kewajiban dan tanggung jawab, bukan pula hanya soal
mengorganisir kedaulatan rakyat atau pembagian kekuasaan kenegaraan. Demokrasi
itu bukan pula hanya soal otonomi daerah dan keadilan hukum. Sebab bersamaan
dengan itu semua, demokrasi menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 itu ternyata ditujukan untuk membangun negara kemakmuran
(welfare state) oleh dan untuk sebesar-besarnya rakyat Indonesia.
10. Demokrasi yang berkeadilan sosial. Artinya, Demokrasi menurut Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menggariskan keadilan sosial diantara
berbagai kelompok, golongan, dan lapisan masyarakat. Tidak ada golongan, lapisan,
kelompok, satuan, atau organisasi yang jadi anak emas, yang diberi berbagai
keistimewaan atau hak-hak khusus.
Eksitansi Demokrasi di Indonesia
Indonesia adalah salah satu negara yang menjadikan demokrasi sebagai aturan
dasarnya.
Sistem demokrasi yang dipakai dalam pemilu di Indonesia masih menggunakan
sistem pemilihan demokrasi representatif.
7
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Saran
Indonesia telah melewati berbagai jenis bentuk demokrasi, mulai dari DemokrasiParlementer,
Demokrasi Terpimpin, dan Demokrasi pada Pemerintahan Orde Baru. Untuk sekarang
demokrasi yang sedang berjalan di Indonesia adalah Demokrasi Pancasila EraReformasi yang
dimulai sejak runtuhnya pemerintahan Orde Baru hingga sekarang. Diharapkan kita dapat
menjadi warga negara yang berdemokrasi dan memahami apa itu demokrasi sehingga dapat
mengamalkannya dikehidupan.
8
DAFTAR PUSTAKA