Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KONSEP DAN TEORI KEPERAWATAN

OLEH

KELOMPOK III

INDRA BAUSIN 2121013

NUR MUTMAINNAH PRATIWY ALI 2121012

MOH IDRAK ALIT DJAENA 2121011

MOH KAMAL TRIADI MOPANGGA 2121014

OSIANA MANTIR 2121015

YENITA SERA BULU 2121020

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

GEMA INSAN AKADEMIK

MAKASSAR

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah dengan sebaik-baiknya.
Dalam penyusunan ini, kami telah mengalami berbagai hal baik suka maupun
duka. Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak akan selesai dengan
lancar dan tepat waktu tanpa adanya bantuan, dorongan, serta bimbingan dari berbagai
pihak. Sebagai rasa syukur atas terselesainya makalah ini, maka dengan tulus kami
sampaikan terima kasih.
Dalam penyusunan ini, kami menyadari masih banyak kekurangan baik pada
teknik penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat
kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan dapat diterapkan dalam menyelesaikan suatau permasalahan yang berhubungan
dengan judul makalah ini.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Teori adalah hubungan beberapa konsep atau suatu kerangka konsep,


atau definisi yang memberikan suatu pandangan sistematis terhadap gejala-
gejala atau fenomena-fenomena dengan menentukan hubungan spesifik antara
konsep-konsep tersebut dengan maksud untuk menguraikan, menerangkan,
meramalkan dan atau mengendalikan suatu fenomena. Teori dapat diuji, diubah
atau digunakan sebagai suatu pedoman dalam penelitian.Teori adalah
serangkaian konsep yang saling terkait yang menspesifikasi hubungan antar
variable. Teori keperawatan adalah serangkaian pemyataan tentang fenomena
yang saling terkait yang amat berguna untuk menyebutkan, menjelaskan,
memprediksi, dan mengendalikan.
Teori keperawatan merupakan sekelompok konsep yang menjelaskan
tentang suatu proses, peristiwa atau kejadian mengenai keperawatan yang
didasari oleh fakta-fakta yang telah diobservasi. Teori keperawatan biasanya
banyak digunakan untuk menyusun atau membuat suatu model konsep dalam
keperawatan. Selain itu, karena model praktek keperawatan mengandung hal-hal
dasar seperti keyakinan dan nilai-nilai yang menjadi dasar sebuah model. Untuk
itu, dianggap sangat perlu untuk memiliki dan mempelajari mengenai teori dan
model keperawatan yang telah ada karena dianggap sangat dibutuhkan oleh
perawat untuk jadi acuannya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis akan merumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Apa pengertian dan model konseptual keperawatan?
2. Apa komponen dan kerangka teori keperawatan?
3. Apa tingkatan teori keperawatan?

C. Tujuan Penulisan
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, tujuan dari pembuatan makalah ini
adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian dan model konseptual keperawatan.
2. Untuk mengetahui komponen dan kerangka teori keperawatan.
3. Untuk mengetahui tingkatan teori keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Model Konseptual Keperawatan

Konsep merupakan suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak
yang dapat diorganisir menjadi simbol-simbol yang nyata, sedangkan konsep
keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau
model keperawatan. Teori ini sendiri merupakan sekelompok konsep yang
membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu pernyataan yang menjelaskan
suatu proses, peristiwa, atau kejadian yang didasari oleh fakta-fakta yang telah
diobservasi, tetapi kurang absolut (kurang adanya bukti) secara langsung.
Model konsep keperawatan sendiri merupakan cara pandang secara
menyeluruh perawat dalam menganalisa atau meramalkan fenomena yang
berkaitan dengan masalah pelayanan keperawatan. Model keperawatan tersebut
memberikan petunjuk bagi organisasi perawat untuk mendapatkan informasi
sehingga perawat cepat tanggap terhadap apa yang sedang terjadi dan tindakan
apa yang paling sesuai.
Model konseptual keperawatan menguraikan situasi yang terjadi dalam
suatu lingkungan atau stresor yang mengakibatkan seseorang individu berupa
menciptakan perubahan yang adaptif dengan menggunakan sumber-sumber
yang tersedia. Model konseptual keperawatan mencerminkan upaya menolong
orang tersebut mempertahankan keseimbangan melalui pengembangan
mekanisme koping yang positif untuk mengatasi stressor ini.
Model konseptual didefinisikan sebagai kumpulan konsep yang umum dan
abstrak dengan menempatkan fenomena suatu disiplin ilmu. Dalil yang secara
luas menggambarkan konsep tersebut yang secara umum dan abstrak
berhubungan dengan dua atau lebih konsep. Model konseptual memberikan
perspektif atau kerangka kerja sebagai pola piker kritis dan acuan dalam
membuat keputusan bagi perawat (Tomey and Alligood, 2010).
Model konseptual digunakan sebagai kerangka konsep kerja yang
mengarahkan suatu pandangan keperawatan dalam tindakan yang akan
dilakukan dalam memberikan asuhan, menjadikan perawat peka terhadap apa
yang terjadi dalam memberikan asuhan keperawatan. Model konseptual
keperawatan telah memperjelas kespesifikan area fenomena ilmu keperawatan
yang melibatkan empat konsep yaitu:

1. Konsep Manusia
Manusia dalam konsep paradigma keperawatan, dipandang sebagai
individu yang utuh dan kompleks (makhluk holistik) yang terdiri dari bio-psiko-
sosio-spiritual. Manusia merupakan unsur kedua dalam paradigma keperawatan.
Manusia bertindak atau berperilaku secara verbal dan nonverbal, kadang-kadang
dalam situasi tertentu manusia dalam memenuhi kebutuhannya membutuhkan
pertolongan, dan akan mengalami distress jika mereka tidak dapat
melakukannya.

a. Manusia dipandang sebagai makhluk hidup (bio)


Sebagai makhluk hidup manusia memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Terdiri atas sekumpulan organ tubuh yang semuanya mempunyai fungsi
yang terintegrasi, setiap organ tubuh mempunyai tugas masing-masing,
tetapi tetap bergantung pada organ lain dalam menjalankan tugasnya.
2. Berkembang biak melalui jalan pembuahan, hamil lalu melahirkan bayi
yang kemudiantumbuh dan berkembang menjadi remaja, dewasa, menua,
dan akhirnya meninggal.
3. Mempertahankan kelangsungan hidup, manusia mempunyai kebutuhan
dasar yang harus dipenuhi. Kebutuhan dasar yang paling utama adalah
keyakinan kepada Tuhan, kebutuhan biologis dan fisiologis, seperti
oksigen, air, makanan, eliminasi dan lainnya.
b. Manusia sebagai makhluk psiko Manusia mempunyai sifat-sifat yang tidak dimiliki
oleh makhluk lain. Manusia mempunyai kemampuan berpikir, kesadaran pribadi
dan kata hati (perasaan). Selain itu, manusia juga merupakan makhluk yang
dinamis yang dapat berubah dari waktu kewaktu dan bertindak atas motif tertentu
untuk mencapai tujuan yang diinginkannya.

c. Manusia sebagai social Manusia tidak bisa lepas dari orang lain dan selalu
berinteraksi dengan orang lain. Sifat atau ciri manusia sebagai makhluk sosial
akan terbentuk selama manusia bergaul dengan manusia lain. Memiliki
kepentingan dengan orang lain, mengabdi kepada kepentingan sosial, dan tidak
dapat terlepas dari lingkungannya, terutama lingkungan sosial. Faktor lingkungan
sosial dapat berpengaruh terhadap derajat kesehatan individu maupun
masyarakat.
d. Manusia sebagai makhluk spiritual Manusia mempunyai hubungan
dengan kekuatan diluar dirinya, hubungan dengan Tuhannya, dan mempunyai
keyakinan dalam kehidupannya. Keyakinan yang dimiki seseorang akan
berpengaruh terhadap perilakunya. Misalnya, pada individu yang mempunyai
keyakinan bahwa penyakit

disebabkan oleh pengaruh “roh jahat” Ketikaseseorang sakit, upaya pertolongan


pertama yang dilakukan adalah mendatangi dukun. Mengingat besarnya
pengaruh keyakinan terhadap kehidupan seseorang, perawat harus memotivasi
pasien untuk senantiasa memilihara kesehatannya.
Kebutuhan dasar manusia adalah segala hal yang diperlukan oleh
manusia untuk memenuhi, menjaga dan mempertahankan kelangsungan
hidupnya. Setiap manusia mempunyai karakteristik kebutuhan yang unik, tetapi
tetap memiliki kekebutuhan dasar yang sama. Kebutuhan manusia pada
dasarnya meliputi dua kebutuhan dasar, yaitu kebutuhan akan materi dan non
materi.

2. Konsep Sehat-Sakit
Paradigma sehat adalah cara pandang atau pola pikir seseorang tentang
kesehatan yang bersifat holistik, proaktif antisipatif, dengan melihat masalah
kesehatan sebagai masalah yang dipengaruhi oleh banyak faktor secara dinamis
dan lintas sektoral,
yang berorientasi kepada peningkatan pemeliharaan dan perlindungan terhadap
penyakit
agar tetap sehat dan bukan hanya penyembuhan yang sakit.
a. Sehat
Menurut WHO (1974), sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik
secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau
kelemahan. Definisi sehat ini mempunyai tiga karakter yang dapat meningkatkan
konsep sehat yang positif (Edelman dan Mandle, 1994), yaitu:
a. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.
b. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal.
c. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.
Sedangkan pengertian sehat menurut UU No. 23 Tahun 1992 adalah
keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan seseorang
hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan
harus dilihat sebagai sutu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik,
mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral
kesehatan (Depkes RI, 1992).
b. Sakit
Pengertian sakit menurut etiologi naturalistik dapat dijelaskan dari segi
impersonal dan sistematik, yaitu bahwa sakit merupakan satu keadaan atau satu
hal yang disebabkan oleh gangguan terhadap sistem tubuh manusia. Seseorang
dikatakan sakit apabila ia menderita penyakit menahun (kronis), atau
gangguan kesehatan lain yang menyebabkan aktivitas kerja/kegiatannya
terganggu. Walaupun seseorang sakit (istilah sehari-hari) seperti masuk angin,
pilek, tetapi bila ia tidak terganggu untuk melaksanakan kegiatannya maka ia
dianggap tidak sakit.
Menurut Bauman (1965), seseorang dapat menggunakan tiga kriteria
untuk menentukan apakah mereka sakit, yaitu:
1) Adanya gejala naiknya temperature, nyeri;
2) Persepsi tentang bagaimana mereka merasakan baik, buruk, dan sakit;
3) Kemampuan untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari seperti bekerja dan
sekolah.

3. Konsep Keperawatan
Lokakarya Keperawatan Nasional (1983) menyebutkan bahwa
keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan, dengan bentuk pelayanan mencangkup bio psikososio-spiritual
yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat baik sehat
maupun sakit dalam siklus kehidupan manusia. Pelayanan keperawatan
diberikan secara humanistik, menghargai dan menghormati martabat manusia,
memberi perhatian pada klien serta menjunjung tinggi keadilan bagi setiap
manusia. Pelayanan keperawatan ditunjukan untuk,
 Mempertahankan kesehatan
 Meningkatkan kesehatan
 Menolong klien untuk mengatasi secara tepat masalah yang dihadapinya.
Tujuan pelayanan keperawatan adalah untuk mencapai kemandirian klien
dalam meningkatkan status kesehatan secara optimal dengan pencegahan sakit
dan peningkatan keadaan sehat. Pelayanan keperawatan juga ditujukan kepada
penyediaan pelayanan keseahatan utama dalam usaha mengadakan perbaikan
sistem pelayanan kesehatan sehingga memungkinkan setiap orang mencapai
hidup sehat dan produktif. Keperawatan mempelajari bentuk dan sebab tidak
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia serta mempelajari berbagai upaya untuk
mencaapi kebutuhan dasara tersebut.
Keperawatan menurut Hildegard E.Pelau yaitu proses interpersoal yang
bermakna, bersifat tarapeutik. Keperawatan menurut Peplau yaitu alat
pendidikan yang kekuatannya bertujuan untuk mendukung kekuatan seseorang
dalam kreativitas langsung, produktivitas dan sikap individual dari kehidupan
masyarakat.
4. Konsep Lingkungan
Lingkungan adalah faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia,
mencangkup lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Lingkungan interna
adalah lingkungan yang berasal dari dalam manusia itu sendiri, mencangkup
faktor genetik, mutasi biologi, jenis kelamin, psikologis, faktor prediposisi
terhadap penyakit dan faktor lingkungan. Sedangkan lingkungan eksterna adalah
lingkungan disekitar manusia yang mencangkup lingkungan fisik dan biologis,
lingkungan sosial, cultural dan spiritual. Untuk memahami lingkungan, dapat
digunakan model segitiga oleh Leavel, 1965.

Agen

Lingkungan Hospes/Manusia

Agen adalah faktor yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit, contoh


faktor biologi, mekanik dan kimiawi. Hospes adalah makhluk hidup yang dapat
tertular oleh penyakit. Lingkungan adalah faktor yang dapat mempengaruhi
derajat kesehatan manusia dan agen. Menurut Peplau, lingkungan didefinisikan
sebagai bentuk diluar organisme dalam konteks kebudayaan, dari sini
kebudayaan dan kepercayaan diaktualisasikan sehingga menjadi faktor yang
perlu dipertimbangkan dalam menghadapi individu.

A. Macam macam teori model konsep keperawatan


Teori-teori keperawatan yang ada saat ini dibangun atas empat konsep
yang menghasilkan suatu model keperawatan. Model keperawatan tersebut
digunakan dalam praktik, penelitian maupun pengajaran.
1. Model Konsep dan Teori Keperawatan Florence Nigtingale
2. Model Konsep Teori Keperawatan Virginia Henderson (Teori Henderson)
3. Model Konseptual Perawatan Diri dari f. Dorothe E. Orem (Teori Orem)
4. Model kosep teori human caringmenurut Jean Watson (Teori Watson)
B. Komponen dan Kerangka Teori Keperawatan
a. Komponen Suatu Teori
A. Konsep
Formulasi tentang obyek/kejadian yang dapat diaamti, dirasakan
karena konsep itu abstrak, harus dijabarkan dalam bentuk variabel. Variabel
adalah konsep yang bisa diukur atau di analisis. Contoh konsep mengenai
pengetahuan politik.

B. Definisi
Menjelaskan atau menggambarkan teori, konsep, ataupun komponen-
komponen yang menyusun teori tersebut. Tidak dapat dikatakan salah atau
benar. Intinya definisi yaitu suatu pernyataan mengenai ciri-ciri penting suatu
hal dan biasanya lebih kompleks.

C. Asumsi
Pernyataan-pernyataan yang menjelaskan konsep-konsep atau
menggabungkan konsep-konsep . Asumsi merupakan suatu kenyataan,
diterima sebaagi kebenaran. Contohnya manusia adalah makhluk sosial.
Pernyataan ini memang sautu kenyataan diterima sebaagi kebenaran. Dalam
teori Peplau terdapat asumsi eksplisit dan implisit. Asumsi eksplisit
memberikan pandangan bahwa:
 Perawat akan membuat pasien belajar ketika ia menerima penaganan
perawatan.
 Menjalankan fungsi keperawatn dan pendidikan keperawatan dengan
membantu perkembangan pasien ke arah kedewasaan.
 Keperawatan menggunakan prinsip-prinsip dan metode-metode yang
membimbing proses ke resolusi dari masalah interpersonal.
Asumsi implisit yaitu mempertegas profesi keperawatan, memiliki
tanggung jawab legal dalam penggunaan keperawatan secara efektif dan
dan segala konsekuensinya kepada pasien.
D. Fenomena
Kejadian-kejadian yang ada di dalam obyek/ aspek-aspek yang
dirasakan/alami. Sesuatu yang dapat dirasakan/dilihat dengan panca indra,
kenyataan-kenyataan yang ada, tanda-tanda, gejala-gejala, sesuatu yang
luar biasa, keajaiban, fakta (KBBI,2008). Contoh : fenomena bunuh diri,
pembunuhan, pencurian. Bisa kita simpulkan bahwa konsepnya merupakan
perilaku menyimpang. Fenomena yang terjadi pada teori Peplau merupakan
fenomena individu dan dieksplorasi dalam hubungan perawat-pasien.
Thomas, Baker, dan Estes menggunakan konsep kecemasan Peplau
sebagai suatu makna untuk memecahkan perasaan marah secara konstruktif
melalui proses pembelajaran pada hubungan perawat-pasien (Tomey &
Alligood,1998).

C. Tingkatan Teori Keperawatan


1. Metha teori
2. Grand teori
3. Middle Range teori
4. Micro/Practice teori

1. Meta-Theory         
Level ke empat dari teori tersebut (metatheory) adalah teori dengan level
tertinggi dan dijelaskan dengan prefix “meta”, yang berarti “perubahan pada
posisi”, “diluar”, pada level tertinggi, atau “melebihi” dan merujuk pada body of
knowledge tentang body of knowledge atau tentang suatu bidang pembelajaran
seperti metamatematika (Krippendorf 1986 dalam Sell dan Kalofissudis, 2004).
Walaupun metateory sangat abstrak dan tidak mudah untuk diuji coba,
meta theory menyediakan arti-arti, kalimat-kalimat, situasi struktur interkoneksi,
dan bahkan observasi oleh perawat-perawat dalam skala global. Meta theory
dapat terdiri dari beberapa grand theory, middle range theory, bahkan practice
theory. Meta theory keperawatan adalah teori keperawatan tentang teori
keperawatan. Meta theory dapat dikritik, terbatas, abstrak dan sangat sulit untuk
diaplikasikan dalam praktik. 
Meta theory dalam keperawatan akan tampil sebagai superstruktur
dengan aplikasi praktik ganda dan kesempatan tambahan untuk peneliti-peneliti
guna penemuan grand theory-grand theory, middle range theory, paradigma yang
berhubungan, serta model-model dan mengeksplorasi bagaimana keperawatan
merekonstruksi dan direkonstruksi.
2. Grand Theory
Level ke tiga dari teori keperawatan adalah grand theory yang
menegaskan fokus global dengan board perspective dari praktik keperawatan
dan pandangan keperawatan yang berbeda terhadap sebuah fenomena
keperawatan. 
Fawcett (1995 dalam Sell dan Kalofissudis, 2004) mendefinisikan grand
theory sebagai teori yang memiliki cakupan yang luas, kurang abstrak dibanding
model konseptual tetapi tersusun atas konsep-konsep umum yang relatif abstrak
dan hubungannya tidak dapat di uji secara empiris. Contohnya yaitu “Science of
Unitary Human Being” Martha Rogers; “Health as Expanding Consciousness”
Margaret Newman; “Theory of Human Becoming” Rosemarie Rizzo Parse. Grand
theory dapat menyediakan dasar bagi middle range theory. Contohnya teori “Self
care deficit” Orem adalah middle range theory dengan self care sebagai grand
theory, dan model adaptasi Roy dengan konsep manusia adalah sistem adaptif
sebagai middle range theory. 

3. Middle-Range Theory
Ciri Middle Range Theory menurut Mc. Kenna h.p. (1997) :
1. Bisa digunakan secara umum pada berbagai situasi
2. Sulit mengaplikasikan konsep ke dalam teori
3. Tanpa indikator pengukuran
4. Masih cukup abstrak
5. Konsep dan proposisi yang terukur
6. Inklusif 
7. Memiliki sedikit konsep dan variabel 
8. Dalam bentuk yang lebih mudah diuji 
9. Memiliki hubungan yang kuat dengan riset dan praktik
10. Dapat dikembangkan secara deduktif, retroduktif. Lebih sering secara
induktif menggunakan studi kualitatif
11. Mudah diaplikasikan ke dalam praktik, dan bagian yang abstrak
merupakan hal ilmiah yang menarik
12. Berfokus pada hal-hal yang menjadi perhatian perawat. 
13. Beberapa di antaranya memiliki dasar dari grand teori, salah satu
contohnya adalah : middle range theory dari “self care deficit” diturunkan
dari grand theory “self care” oleh Orem.
14. Mid-range theory  tumbuh langsung dari praktik. Misalnya, “caring in
perinatal nursing” dari Swansons Chinn and Kramer (1995) menyatakan
bahwa ada 8 mid-range theory yaitu teori perawatan mentruasi,
teori “family care-giving”, theory of relapse among ex-
smokers (kekambuhan di antara mantan perokok), a theory of uncertainty
in illness (ketidakpastian saat sakit), a theory of the peri-menopausal
process (proses menopause), a theory of self-transcendence, a theory of
personal risking and a theory of illness trajectory.

4. Micro Range Theory


             Mikro range theory merupakan teori yang paling informal dibandingkan
dengan yang lain. Teori ini paling konkrit dan dapat diaplikasikan. Mikro range
teori juga sering disebut sebagai praktikal teori. Teori ini memiliki 2 level:
 Level I: menghubungkan dengan middle range theory
 Level II: mendesain sebuah hipotesa
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Komunikasi efektif dalam pembelajaran merupakan proses transformasi
pesan berupa ilmu pengetahuan dan teknologi dari pendidik kepada peserta didik,
dimana peserta didik mampu memahami maksud pesan sesuai dengan tujuan yang
telah ditentukan, sehingga menambah wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta menimbulkan perubahan tingkah laku menjadi lebih baik. Pengajar adalah
pihak yang paling bertanggungjawab terhadap berlangsungnya komunikasi yang
efektif dalam pembelajaran, sehingga dosen sebagai pengajar dituntut memiliki
kemampuan berkomunikasi yang baik agar menghasilkan proses pembelajaran
yang efektif.

B. Saran
Demikianlah yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan,
karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada.
Kami banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada kami demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
berguna, bagi kami khususnya dan juga para pembaca yang budiman pada
umumnya.

Anda mungkin juga menyukai